PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fibrosis kistik adalah suatu kelainan metabolic yang kompleks,
mengenai banyak system, ditandai dengan kelainan kelenjar eksokrin
seperti kelenjar keringat dan pancreas, serta kelenjar yang memproduksi
mucus seperti kelenjar yang terdapat pada saluran respiratorik, saluran
cerna, dan saluran reproduksi. Sebagai akibatnya dapat terjadi obstruksi
dan infeksi respiratoik kronik, gangguan digestif, gangguan reproduksi,
gangguan elektrolit, dan lain-lain.
Terdapat dua hipotesis mengenai Fibrosis Kistik. Hipotesis yang
pertama mengenai hubungan antara transport ion pada epitel saluran
napas dengan mekanisme pertahanan saluran napas terhadap bakteri
pathogen, hipotesis yang kedua mengenai peran peptide antimikrobal
pada ASL (airway surface liquid) yang membentuk lapisan kimia sebagai
pertahanan saluran napas alamiah. Kedua hipotesis ini yang kemudian
akan dijelaskan dalam pembahasan dalam bab berikutnya. Fibrosis kistik
yang klasik mencerminkan kehilangan 2 fungsi mutasi pada gen CFTR
dan mempunyai karakteristik adanya infeksi bakteri kronik pada saluran
napas dan sinus-sinus, gangguan pencernaan lemak oleh karena
kekurangan enzim eksokrin pancreas, kekurang suburban pada laki-laki
oleh karena azoospremia obstruktif dan peningkatan kosentrasi chlor
dalam keringat. Pasien dengan fibrosis kistik yang non klasik, mempunyai
paling sedikit 1 salinan (copy) dari gen mutant yang memberikan
sebagian dari fungsi protein CFTR dan beberapa pasien selalu tidak
mempunyai tanda-tanda gangguan saluran pencernaan yang nyata oleh
karena cadangan dari fungsi eksokrin pancreas. Kadar klor dalam keringat
pasien fibrosis kistik > 60 mmol/l, dimana pada pasien non klasik
kadarnya lebih rendah (60-90 mmol/l) dibandingkan pada pasien yang
klasik (90-110 mmoll). Lebih dari itu kadang-kadang hasil test dapat
Fibrosis Kistik
Page 1
Fibrosis Kistik
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Sistem Pernafasan
Fibrosis Kistik
Page 3
Page 4
yang
disebabkan
oleh
penonjolan
sinus
dan
dilanjutkan
oleh
infundibulum.
Sinus
medial
atau
septum
nasi
adalah
sekat
mukosa
melapisi
cavum
nasi,
kecuali
Page 5
dan
Fibrosis Kistik
Page 6
membentuk
plexus
yang
luas
didalam
tertutup
oleh
oropharynx.
Nasopharynx
Isthmus
pharyngeus
adalah
lubang
didasr
Fibrosis Kistik
Page 7
mempunyai
atap,
dasar
dinding
Fibrosis Kistik
Page 8
kedua
sisi
dinding
lateral
terdapat
arcus
Fibrosis Kistik
Page 9
terutama
dipersarafi
oleh
n.
Fibrosis Kistik
Page 10
lateral
thyrohyoideum
laterale
yang
menebal
yang
padat
adalah
ligamentum
mengandung
beberapa
pada
cartilage
trachealis
oleh
ligamentum
Page 11
ujung
inferiornya
yang
meruncing
melekat
pada
Fibrosis Kistik
Page 12
vestibularis.
Ventriculus laringis yang terlatak antara plica vestibularis dan
diatas plica vokalis (ke lateral ventriculus laryngis meluas
sebagai sinus laringis; dari masing-masing sinus sebuah
sacculus laringis yang buntu, menonjol ke atas antara plia
rima
glottidis,
dan
intensitas
hembusan
eksoirasi
Fibrosis Kistik
Page 13
ekstrinsik
dan
intrinsic.
Otot-otot
ekstrinsik
recurren,
cabang
nervus
cranialis
X;
musculus
cricothyroideus dipersarafi oleh nervus laringeus internus. Sarafsaraf larynx. Saraf-saraf larynx berasal dari nervus vagus melalui
ramus internus dan ramus externus nervus laringus superior dan
nervus laryngeus recurrens. Nervus laryngeus superior dipaskan
dari pertengahan gangliaon inferius cabang nervus vagus yang
terletak ada ujung superior trigonum caroticum.saraf ini berakhir
menjadi dua cabang didalam sarung carotis ; nervus laringeus
internus (sensoris dan otonom) dan nervus laryngeus externus
(motorik). Nervus laringeus internus yang lebih besar antara kedua
terminal tadi, menembus membrane thyroidea bersama arteri
laryngea superior dan mengantar serabut sensoris kepada
membarana mukosa larynx yang terdapat di superior dari lica
vokalis, teramsuk permukaan superior plica vokalis. Nervus
Fibrosis Kistik
Page 14
Fibrosis Kistik
Page 15
Page 16
Page 17
kematangan sel-sel
Page 18
melengkung
yang
menyilang
costa
VI
pada
linea
Fibrosis Kistik
Page 19
kistik
(cystic
fibrosis
transmembrane
conductance
Fibrosis Kistik
Page 20
C. Epidemiologi
Angka kejadian fibrosis kistik relatf tinggi pada orang-orang Kaukasia dan
keturunannya. Angka kejadian pada orang kulit putih di Amerika, Eropa,
dan Australia adalah 1:2.500 kelahiran hidup. Di swedia, tercatat 1:5.000
kelahiran hidup. Pada orang non kulit putih, angka kejadian fibrosis kistik
lebih rendah. Pada orang kulit hitam di Amerika angka kejadian Fibrosis
kistik adalah 1:17.000 angka kelahiran hidup, sedangkan pada penduduk
asli Amerika adalah 1:80.000.
D. Etiologi
Fibrosis kistik merupakan penyakit yang diwariskan secara resesive
autosomal. Gen yang bertanggung jawab terhadap terjadinya CF telah
Fibrosis Kistik
Page 21
Fibrosis Kistik
Page 22
Fibrosis Kistik
Page 23
lectin
yang
merupakan
bagian
system
imun.
Fibrosis Kistik
Page 24
F. Patofisiologi
Penanda diagnostik biofisik epitel saluran pernafasan fibrosis kistik
adalah peningkatan selisih potensial/ potential difference (PD) transepitel.
PD transepitel merefleksikan laju transport aktif ion dan resistensi epitel
terhadap
aliran
ion.
Epitel
saluran
pernafasan
fibrosis
kistik
Fibrosis Kistik
Page 25
Fibrosis Kistik
Page 26
Fibrosis Kistik
Page 27
G. Menifestasi Klinis
Manifestasi cystic fibrosis yang umum pada tahun pertama atau kedua
kehidupan pada traktus respiratorius yang paling sering batuk dan/atau
infiltrate pulmoner. Sebagian besar gejala dari cystic fibrosis adalah
disebabkan oleh banyaknya mucus. Gejala umumnya adalah:
1. Batuk persisten yang disertai sputum dan semakin memburuk
2. Batuk dari efek bronkitis dan pneumonia yang dapat menimbulkan
inflamasi dan kerusakan permanen paru
3. peningktan volume sputum
4. Penurunan fungsi pulmoner
5. Obstruksi hidung
6. Dispnea
7. Nasal discharge yang makin memburuk
8. Demam
9. Dehidrasi
Fibrosis Kistik
Page 28
10. Diare
11. Nafsu makan besar tetapi tidak menambah berat badan dan
pertumbuhan (cenderung menurun). Ini hasil dari malnutisi kronik
karena tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan
12. Nyeri dan ketidaknyamanan pada perut karena terlalu banyak gas
dalam usus. Hal ini bisa disebabkan oleh disfungsi intestinal.
Pada saluran napas bagian bawah, gejala pertama dari CF adalah
batuk. Seiring dengan waktu, batuk menjadi persisten dan menghasilkan
sputum kental, purulen, dan berwarna kehijauan. Tak dapat dihindari, masa
dari stabilitas klinis diinterupsi oleh eksaserbasi, didefinisikan oleh
peningkatan batuk, berat badan menurun, demam subfebris, peningktan
volume sputum , dan penurunan fungsi pulmoner. Dalam beberapa tahun
perjalanan
penyakit,
eksaserbasi
menjadi
semakin
sering
dan
Fibrosis Kistik
Page 29
I. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan untuk menegakkan
diagnosis FK antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Test kandungan chlorida keringat (sweat chloride test)
Dilakukan pengumpulan dan analisis komposisi keringkat
dengan metoda iontophoresis pilocarpine. Konsentrasi ion klorida
sekitar 60 mEq/L keatas merupakan khas diagnostik. Nilai normal
rata-rata konsentrasi klorida dibawah 30 mEq/L. Nilai antara 30
60 mEq/L mungkin kondisis heterozygous carriers, dan tidak dapat
diidentifikasi secara akurat menggunakan test ini (SCT).
b. Test Prenatal
Pada masa kehamilan dapat dilakukan pemeriksaan melalui
test villi korionik (chronic villous testing) pada usia kehamilan
sekitar 10-12 minggu. Pemeriksaan ini hanya dilakukan untuk
mendiagnosis
KF
yang
akan
diterminasi
kehamilannya.
dengan
keakuratan
sampai
95%.
Testing
in
Fibrosis Kistik
Page 30
pembentukan
sinus
frontalis.14 Pasien-pasien
dan
anaerob
penyebabnya
umumnya
terdiri
dari Pneumococcus,
Fibrosis Kistik
Page 31
semua
intervensi
pembedahan
karena
walau
tujuan
Page 32
dan
jika
tidak
disuplement
akan
beresiko
menyebabkan
anak-anak
sehingga
ini
terkadang
kurang
Fibrosis Kistik
penyakit,
banyaknya
Page 33
kehilangan
darah,
untuk
penyembuhan
perbaikan
(cure).
(improvement)
Tinggalkan
residual
tidak
untuk
polips
jika
canggih
Fibrosis Kistik
Page 34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan
kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, abnormal dan akhirnya
yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru. Angka kejadian
fibrosis kistik relatf tinggi pada orang-orang Kaukasia dan keturunannya.
Gen yang bertanggung jawab terhadap terjadinya CF telah diidentifikasi
pada tahun 1989 sebagai Cystic Fibrosis Transmembrane-Conductance
Regulator Glycoprotein (CFTR gene) yang terletak pada lengan panjang
kromosom no 7.
Fibrosis Kistik
Page 35
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, A. C. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (Ed revis). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Aru W.sudoyo dkk.2006. buku ajar ilmu penyakit dalam jilid ii edisi iv.
Jakarta. EGC.
3. Stanley L Robin dkk. 2007. Buku Ajar Patologi, Ed. 7. Jakarta. EGC.
4. Price, S. A. Dan Wilson, L. M. 2014. Patofisiologi volume 2. (Ed 6).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
5. George L Adam. Lawrence R Boies. Peter H Higler. 1997. Boies, Buku ajar
penyakit THT. Jakarta. EGC.
6. FKUI. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala dan Leher. Jakarta : Balai Pustaka FKUI.
Fibrosis Kistik
Page 36
Fibrosis Kistik
Page 37