Pendahuluan
• Dekade ini peningkatan insiden AKI (acute kidney
Injury/gagal ginjal akut dapat menimbulkan
outcome jangka panjang yg merugikan
• Komplikasi tersering selama perawatan di ICU
adalah AKI.
• Data menunjukkan 20-50% pasien yg dirawat di
ICU mengalami AKI dengan angka kematian 26,9%.
• Faktor risiko penyebab AKI gagal jantung, shok,
gagal napas dan sepsi.
• Data di amerika pasien AKI membutuhkan terapi
dialisis namun angka kematian cukup tinggi 37%.
Acute Kidney Injury
• Penuunan fungsi ginjal secara tiba-tiba selama
beberapa jam hinggah hari yg berakibat
akumulasi kreatinin, urea dan dan produk sisa
lainya
Kriteria AKI
• Adanya peningkatan serum kreatinin≥ 0,3
mg/dldlm 48 jam
• Adanya peningkatan kreatinin serum setidaknya
1,5 kali nilai baseline dalam 7 hari sebelumnya
• Volume urin ≤ 0,5 cc/kgbb/jam selama 6 jam
• Iskemia ginjal
Renal
• Racun endogens (tumor)
• Racun eksogen (obat-obatan neprotoksis)
• Infeksi (nepritis, glomerulonepritis)
Renal
Patofisiologi AKI Pre Renal: Sepsis
Mediator inflamasi dari patogen dan sistem imun
(lipopolisakarida, sitoki,n damage associated moleculer pattern
molecules (DAMPs/pathogen associated molecular
pattern/PAMPs)
Vasokontriksi dan
mengganggu aliran darah
ke ginjal
Positive-pressure ventilation
Decreases urine
output
Patofisiologi AKI Prerenal: Dehidrasi
atau Hemorragie
Dehidrasi atau perdarahan
Penurunan fungsi
ginjal
Aliran urin
menurun
Konsep Keperawatan Pasien AKI
Etiologi
Patofisiologi Pengkajian
Merumuskan
Diagnosa
Keperawatan
Menyusun Intervensi
Menyusun Intervensi
Evaluasi
KONSEP MAPPING
Pengkajian Fisik Pasien AKI
• Keluhan haus
• Penurunan turgor kulit
• Keletihan
• Overload cairan: kongesti paru, gagal jantung,
penngkatan tekanan darah dan edema
Pengkajian Pasien AKI: Kadar Kalium
• Pasien mengalami akut hiperkalemia (kadar kalium
lebih dari 6 mEq/L
• Tanda Hiperkalemia: gellombang T tinggi, QRS interval
lebar, ventrikel takikardia atau ventrikel fibrilasi
• Tatalaksanan hiperkalemia:
▫ Stop dpemberian kalium
▫ Berikan ldiuretik bila pasien masih produksi urin
▫ D40% +10 ui insulin untuk meningkatkan ambilan Kalium
ke dalam sel
▫ Sodium (Kayexalate) or calcium (Sorbisterit, Ca-Resonium,
Argamate) and exchange the cation for potassium across
the gastrointestinal wall.
▫ Bila menetap hiperkalemia di indikasikan terapi dialisis.
Pengkajian Pasien AKI: Kadar
Natrium
• Kondisi
hipernatremia atau
hiponatremia terjadi
pd pasien AKI
• Hiponatremia:
kondisi natrium <
135 mEq/l.
• Hipernatremia:
Kondisi natrium
>145 mEq/l
Pengkajian Pasien AKI: Posphat dan Calsium
• Pada pasien AKI terjadi
akibat gangguan
parathormon dan growth
hormon
• Pada pasien AKI: tidak
terjadireabsorbsi calsium
kedalam pembuluh darah
dari tubulus proksimal dan
nefron distal shg ekskresi
phospat oleh ginjal tidak
terjadi.
Tatalaksana
Tujuan utama: mencegah kemunduran fungsi ginjal dan
kemunduran regenrasi kapasitas fungsi ginjal
Keseimbangan cairan
Manajemen anemia
Obat-obatan
Loop
• Contohnya: lasix, torsemide dan bumetanide
• Diuretik ini memblok transporter K, Na dan Cl
pada asending loop henle shg K, Na dan Cl lolos
keluar bersama urin.
Thiazid
loop
• Metozalone efektif diberikan pd pasien dgn
fungsi creatinin clearene < 30 ml/menit.
• Fungsi creatinin clearence berpengaruh
terhadap keberhasilan fungsi tiazid
Obat-obatan (diuretik)
• Contoh manitol
• Umumnya diberikan kpd pasien dgn
peningkatan tek intrakranial dan cedera otak
Osmotik • Manitol difiltrasi pada glomerulus tetapi tidak
diserap nefron.
• Diuretik ini bekerja di tubulus proksimal dan
loop henle desending
inhibitor
• Cocok untuk kasus alkalosis metabolik
Obat-Obatan (Diuretik)
• Contohnya spironolacton
• Sebagai inhibit aldosteron
Potassium mineralokortikoid reseptor pada
tubulus distal dan duktus
Sparing pengumpul sehingga Kalium
ditahan dan Na di ekskresikan
Risiko infeksi
Ketidakseimbangan elektrolit
Intervensi Keperawatan
• Kolaborasi penggantian terapi cairan
Pencegahan • Evaluasi produksi urin/jam; intake
output/24 jam
terjadi AKI
Conveksi
Ultrafiltrasi
Absorbsi
Difusi
• Perpindahan cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah
• Dialisis menggunakan membran psemipermeabel
untuk seleksi difusi
Konveksi
• Pergerakan solven & zat terlarut melalui
membran dengan adanya perbedaan tekanan
“solven”. Transport konveksi terjadi karena
kekuatan bergeser antara solute & air, efektif
mengeluarkan molekul besar
Ultrafiltrasi
• Pergerakan air melalui membran semi
permeabel karena tekanan gradien
(hidrostatik,osmotik atau onkotik)
Absorpsi
• Pergerakan molekul atau solute melewati
membran dan menempel pada filter
• Pada CCRT besar molekul mencapai 5000
dalton
Hemofiltrasi
Hemodialisis
Hemodiafiltration
Jenis CRRT
• SCUF
• CVVH
• CVVHD
• CVVHDF
SCUF (SLOW CONTINUOUS ULTRA
FILTRATION)
Proses pengeluaran cairan secara continue
melalui membran semi permeabel dengan
filtrasi lambat tanpa cairan pengganti
Indikasi: kelebihan cairan
SCUF
• Arterio-venous or veno-
venous
• Slow filtration
• Filtrate flow < 5
m/menit (<3 liter/hari)
• Tidakda terapi cairan
pengganti dan dialisat
• Terapi < 1 hari
CVVH: Continuous Veno-Venous
Hemofitltration
• Prinsip: Konveksi, ultrafiltrasi dan
absorpsi
• Cairan keluar melalui cairan
utrafiltrasi.
• Pemberian cairan pengganti dapat
diberikan pre dan post filter
• Fluid removal masksimal
1000ml/hari
• Mengeluarkan molukel kecil dan
besar
• Indikasi: kelebihan volume cairan,
CHF dan AKI
CVVHD: Continuous Veno Venous
Hemodialysis
• Prinsip: Difusi, ultrafiltrasi
dan absorbsi
• Pergerakan ciran dengan
difusi dan pengeluaran
cairan dibantu dialisat yang
dipompa/dmengalir
berlawanan dengan aliran
daraha
• Maksimal fluid removal rate
1000 ml/jam
• Mengeluarkan molekul
kecil-sedang
• Indikasi: AKI, asidosis
laktat
CVVHDF: Continuous Veno Venous
Hemodiafiltration
• Prinsip:Konveksi, difusi,
ultrafiltrasi dan absorbsi
• Pergerakan cairan dengan
difusi dan konveksi bersamaan
• Pengeluaran cairan pasien dan
pemberian cairan pengganti
juga dapat dilakukan
• Maksimal fluid removal rate
1000 cc/jam
• Indikasi:Oveload cairna, CHF,
AKI, SEPSIS
Program Terapi CCRT
• Blood flow : 0-200 cc/menit
• Fluid loss: 0-200cc/jam
• Fluid replacement: RL + bicnat 10 mEq/liter; Hemosol
• Cairan dialisat: RL; Hemosol;perisol
• Antikoagulan bolus 1000 unit, dilanjutkan drip 5-15
unit/kg dan selanjutnya tergantung nilai ACT (150-180).
• CaCl: 6 x 1 gram
• MgSo4: 2 gr/hari
• Evaluasi ACT setiap 6-8 jam
• Evaluasi elektrolit minimal setiap 8 jam
• Evaluasi analisa gas darah 1-2x.hari sesuai kondisi
pasien
Instruksi Dokter
SCUF CVVH CVVHD CVVHDF
Bloddd flow 120 ml/menit 120 ml/menit 120 ml/jam 120 ml/menit