GINJAL
AKUT
Apa itu
Gagal
Ginjal
Gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan cepat fungsi ginjal (selama
Akut?
beberapa jam hingga hari) dengan azotemia dan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit. Penyebab paling umum gagal ginjal adalah iskemia dan nefrotoksin.
Ginjal khususnya rentan mengalami keduanya karena jumlah darah yang
melewatinya. Penurunan tekanan atau volume darah dapat menyebabkan
iskemia jaringan ginjal. Nefrotoksin dalam darah merusak jaringan ginjal
secara langsung.
Lanjutan..
Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tidak dapat menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa
memicu bertumpuknya limbah tersebut. Hal ini menyebabkan ginjal tidak dapat membuang limbah
metabolisme dari dalam tubuh dan menyeimbangkan air serta elektrolit.
Penyakit ini bisa muncul dan berkembang secara tiba-tiba. Pada tahap awal, kondisi akut tidak
menunjukan gejala. Namun jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa pengidapnya,
seperti berkurangnya frekuensi buang air kecil, pembengkakan pada tungkai atau kaki, berkurangnya nafsu
makan dan mudah lelah. Tidak hanya itu, pengidap gagal ginjal akut juga mengalami perubahan pada bau
napas yang menjadi tidak sedap. Tidak jarang, gagal ginjal akut akan menyebabkan penurunan kesadaran,
mengalami dehidrasi, tremor dan kejang.
Penyebab
Penyebab dan patofisiologi gagal ginjal akut umumnya dikategorikan sebagai
GGA prarenal, intrinsik, dan pascarenal. GGA prarenal adalah yang paling sering
terjadi, terhitung sekitar 50% jumlahnya.
Pada GGA prarenal, hipoperfusi dan iskemia menyebabkan gagal ginjal akut tanpa
menyebabkan kerusakan jaringan ginjal secara
langsung.
GGA intrinsik (atau intrarenal), akibat kerusakan langsung pada jaringan ginjal
fungsional, menjadi penyebab 40% GGA sisanya. Obstruksi saluran kemih yang
menyebabkan kerusakan ginjal adalah faktor pemicu untuk GGA pascarenal.
GGA Prarenal
GGA prarenal terjadi akibat kondisi yang memengaruhi aliran darah ginjal dan perfusi. Tiap gangguan yang
secara signifikan menurunkan volume vaskular, curah jantung, atau resistensi vaskular sistemik dapat
memengaruhi aliran darah ginjal.
Ginjal secara normal mendapatkan 20% hingga 25% curah jantung untuk mempertahankan GFR. Penurunan
aliran darah ginjal hingga kurang dari 20% normal menyebabkan GFR turun. Ketika filtrasi zat oleh
glomerulus berkurang maka reabsorpsi zat yang lebih sedikit di dalam tubulus dibutuhkan. Sebagai
akibatnya, sel ginjal membutuhkan energi dan oksigen yang lebih sedikit dan metabolismenya lambat.
GGA prarenal pulih secara cepat saat aliran darah membaik dan parenkim ginjal tetap tidak rusak. Iskemia
yang terus menerus dapat menyebabkan nekrosis sel tubulus dan kerusakan nefron signifikan. GGA intrinsik
akibat cedera iskemik dapat terjadi.
GGA
Pascarenal
Obstruksi yang menyebabkan gagal ginjal akut digolongkan
menjadi pascarenal. Tiap kondisi yang mencegah ekskresi
urine dapat menyebabkan GGA pascarenal. Hipertrofi prostat
jinak adalah faktor pemicu yang paling umum terjadi. Faktor
lain mencakup batu dan tumor ginjal atau saluran kemih.
GGA Intrinsik
(Intrarenal)
Gagal intrinsik atau intrarenal ditandai dengan kerusakan akut pada parenkim dan nefron
ginjal. Penyebab intrarenal mencakup penyakit ginjal itu sendiri dan nekrosis tubulus akut,
penyebab intarenal GGA paling banyak. Pada glomerulonefritis akut, inflamasi glomerulus
dapat mengurangi aliran darah ginjal dan menyebabkan GGA. Gangguan vaskular yang
memengaruhi ginjal, seperti vaskulitis (inflamasi pembuluh darah), hipertensi malignan,
dan oklusi arteri atau vena, dapat cukup merusak nefron hingga menyebabkan gagal ginjal
akut.
Penyebab
GGA
Perjalanan dan
Manifestasi
Ada 3 fase yaitu:
1. Fase inisiasi dapat berlangsung selama beberapa jam hingga hari. Fase ini
dimulai dengan kejadian awal (mis, hemoragi) dan berakhir saat terjadi cedera
tubulus. Jika GGA dikenali dan kejadian awal ditangani secara efektif selama
fase ini, maka prognosisnya baik. Fase inisiasi GGA mempunyai beberapa
gejala; bahkan, seringkali dapat diidentifikasi hanya bila manifestasi fase
rumatan terjadi.
2. Fase rumatan GGA ditandai dengan penurunan signifikan GFR dan nekrosis tubular.
Meskipun urine dapat diproduksi, ginjal tidak dapat secara efisien membuang sisa metabolik
air, elektrolit, dan asam dari tubuh selama fase rumatan GGA. Azotemia, retensi cairan,
ketidakseimbangan elektrolit, dan asidosis metabolik terjadi.
Selama fase rumaran, retensi garam dan air menyebabkan edema, meningkatkan risiko gagal
jantung dan edema paru. Gangguan eksresi kalium menyebabkan hiperkalemia. Ketika kadar
kalium serum lebih besar dari 6,0 sampai 6,5 mEq/L, manifestasi efeknya pada fungsi
neuromuskular muncul. Ini mencakup kelemahan otot, mual dan diare, perubahan
elektrokardiografik dan kemungkinan henti jantung. Ketidakseimbangan elektrolit lain
mencakup hiperfosfatemia dan hipokalsemia. Asidosis metabolik terjadi akibat kerusakan
eliminasi ion hidrogen oleh ginjal.
Manifestasi fase rumatan adalah sebagai berikut:
Pada awalnya, pasien GGA biasanya menjalani hemodialisis selama 3 sampai 4 jam Setiap hari,
kemudian tiga atau empat sesi per minggu sesuai indikasi. Hemodialisis tidak digunakan jika
pasien secara hemodinamik tidak stabil (mis., menderita hipotensi atau curah jantung rendah).
Lanjutan
Berikut adalah komplikasi yang terkait dengan hemodialisis:
- Hipotensi, komplikasi tersering Selama hemodialisis, dikaitkan dengan perubahan Osmolalitas
serum, perpindahan cepat cairan dari ruang vaskular, Vasodilatasi, dan faktor lain.
- Perdarahan dikaitkan dengan pcrubahan fungsi trombosit akibat uremia dan pemakaian heparin
selama dialisis.
- Infeksi (lokal atau sistemik) dikaitkan dengan kerusakan SDP dan supresi sistem imun. Septikemia
akibat Staphylococcus aureus biasanya dikaitkan dengan kontaminasi di tempat akses vaskular.
Pasien yang menjalani hemodialisis kronik mempunyai angka hepatitis B, hepatitis C,
sitomegalovirus, dan infeksi HIV lebih tinggi daripada populasi umum.
Lanjutan