DEFINISI GNJAL Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Ginjal juga memproduksi bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan sehingga membuat tulang menjadi kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah. Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni :
Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Secara epidemologi, gagal ginjal akut (Acute Renal Felure) merupakan gangguan ginjal yang sering dikarenakan adanya perubahan usia. Gagal ginjal kronis Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irrevesibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (KMB volume II, hal 1448). Etiologi gagal ginjal 1. Gagal ginjal akut Tiga katagori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah: Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal) Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunya laju filtrasi glomerulus. Penyebab intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal) Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur glomerulus atau tubulus ginjal. Pasca renal Pascarenal yang biasanya menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi dibagian distal ginjal. 2. Gagal ginjal kronik Gangguan pembuluh darah ginjal : berbagai jenis lesi vaskular dapat menyebabkan iskemik ginjal dan kematian jaringan. Lesi yang paling sering adalah aterosklerosis pada arteri renalis yang benar, dengan kontriksi skleratik progresif pada pembuluh darah. Gangguan imunologis : seperti glomerulonefritis dan SLE Infeksi : dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.Coli yang berasal dari kontaminasi tinja pada fraktus urinarius bakteri. Gangguan metabolik : seperti DM yang menyebabkan mobilisasi lemak meningkat sehingga terjadi penebalan membran kapiler dan di ginjal dan berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga terjadi nefropati amiloidosis yang di sebabkan oleh endapan zat-zat proteinnemia abnormal pada dinding pembuluh darah secara serius merusak membran glomerulus. Patofisiologi gagal ginjal 1. Gagal ginjal akut Gagal ginjal akut di akibatkan oleh 3 faktor pemmicu yaitu pre renal, renal dan post renal. Ketiga faktor ini memiliki kaitan yang berbeda-beda. Pre renal berkaitan dengan kondisi dimana aliran darah (blood flow) keginjal mengalami penurunan (hipoperfusi). Kondisi ini dipicu oleh kondisi hipovolemi, hipotensi, vasokonstriksi dan penurunan kardiac output. Dengan adanya kondisi ini, maka GFR(Glomerular Filteration Rate) akan mengalami penurunan dan meningkatkan reabsorbsi tubular. Untuk faktor renal berkaitan dengan adanya kerusakan pada jaringan parenkim ginjal. Kerusakan ini dipicu karena trauma maupun penyakit-penyakit pada ginjal itu sendiri. Jaringan yang menjadi tempat utama fisiologis ginjal, jika rusak dapat mempengaruhi berbagai fungsi ginjal. Sedangkan faktor post renal adalah berkaitan dengan adanya obstruksi pada saluran kemih, sehingga akan timbul stagnansi bahkan adanya refluks urine flow pada ginjal. Dengan demikian beban tahanan/ resistensi ginjal akan meningkat dan ahirnya mengalam i kegagalan (Judith, 2005). 2. Gagal ginjal kronik Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sabagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya sering. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar dari pada yan bisa direabsopsi berakibat diuresi osmotic disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguria timbul disertai bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.(Barbara C Long,1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolism protein (yang normalnya dieksresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialysis. (Brunner & Suddarth, 2001 :1448) Penatalaksanaan Gagal ginjal akut Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut dilakukan secara komperhensif baik dari disiplin medis, nurse practitionist, nutrritionist dan lain sebagainya. Berikut ini adalah menejemen penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut 1. Tata laksana umum Secara umum yang harus dilakukan pada gagal ginjal akut adalah memberlakukan dan mengawasi secara ketat diet tinggi kalori dan rendah protein, natrium, kalium, dengan pemberian suplemen vitamin tambahan. 2. Tata laksana medis Penggunaan terapi medis pada gagal ginjal akut utamanya diperuntuhkan untuk menjaga volume cairan dalam tubuh sesuai dengan komplikasi ginjal dan menjaga kondisi asam basa darah terapi medis yang digunakan adalah: Furosemid Kalsium glukonat Natrium polystyrene Natrium bikarbonat Observasi ketat Terapi edukatif Penatalaksanaan Gagal ginjal kronik Optimalisasi dan pertahankan kesimbangan cairan dan garam biasanya diusahakan hingga tekanan vena jugularis sedikit meningkat dan terdapat edema betis ringan. Pengwasan dilakukan melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan. Diet tinggi kalori dan rendah protein Diet rendah protein (20-40 g/hr) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan uremia dan perbaikan gejala. Hindari masukan berlebih dari kalium dan garam. Kontrol hipertensi Pada pasien hipertensi pada penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah. Sering diperlukan diuretic loop, selain obat anti hipertensi Kontrol keidakseimbangan elektrolit Yang sering ditemukan adalah hiperkalemia dan asidosis berat. Untuk mencegah hyperkalemia Deteksi dini dan terapi infeksi Pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imunosupresif dan diterapi lebih ketat Modifikasi terapi obat dengn fungsi ginjal Banyak obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metabolitnya toksik dan keluarkan oleh ginjal. Deteksi dini dan erapi komplikasi Awasi dengan ketat kemungkinan ensefelopati uremia, perikarditis, neuropati perifer, hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yan meningakat, infeksi yang mengancam jiwa, kegagalan untuk bertahan, sehingga diperlukan dialysis. Diagnosa Keperawatan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kadar H2O meningkat Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan timbunan zat sisa metabolisme ditandai dengan kulita yang kering, gatal, pucat, dan purpura Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan oksigenasi sirkulasi Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energi Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan O2 dan CO2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berghubungan dengan mual, muntah Kesimpulan Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni : Gagal ginjal akut Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Secara epidemologi, gagal ginjal akut (Acute Renal Felure) merupakan gangguan ginjal yang sering dikarenakan adanya perubahan usia. Gagal ginjal kronis Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irrevesibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (KMB volume II, hal 1448). SARAN Kita sebagai perawat sebaiknya memahami dan dapat mengaplikasikan segala sesuatu yang terdapat dimakalah ini agar terciptanya perawat yang professional dalam menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif. DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta : Nuha Medika Rendi Clevo. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika Saferi Andra. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika Nursalam. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika