Dosen Pengampu :
A.A Diah Indrayani, S.Pd.B., M.Pd
Nama Penyusun :
Kelompok 1
Gede Nik Lesmana (2111021008)
Anak Agung Ayu Nandita Prabaswari (2111021015)
Kadek Apriliana (2111021030)
Ni Made Sri Rahayu Noviyanti (2111021039)
DENPASAR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran” ini tepat pada waktunya.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah bersedia membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi isi, bahasa, maupun dari segi penulisannya. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik, masukan dan saran yang bersifat membangun, demi penyempurnaan
penulisan makalah dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta
bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi para pembaca.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sosiologi, dan landasan IPTEK, yang dapat dijadikan sebagai pedoman di dalam
mengembangkan suatu kurikulum.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana landasan filosofis pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana landasan psikologi pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana landasan sosiologi pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana landasan IPTEK pengembangan kurikulum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kecerdasan. Bidang afektif berhubungan dengan pengembangan sikap dan bidang
psikomor berhubungan dengan keterampilan.
Ada beberapa aliran-aliran dari landasan filosofis, yaitu:
a. Aliran perenialisme: menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan daripada warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
b. Aliran essensialisme: menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi masyarakat
yang berguna.
c. Aliran progresivisme: menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
d. Aliran eksistensialisme: menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan.
e. Aliran rekonstruktinisme: Lebih menekankan pada pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya.
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak didik sesuai
dengan harapan dan tujuan pendidikan, karena peserta didik merupakan individu yang
sedang berada dalam proses perkembangan (fisik, intelektual, sosial emosional, moral,
dan sebagainya). Tugas utama seorang guru sebagai pendidik adalah membantu untuk
mengoptimalkan perkembangan peserta didiknya berdasarkan tugas–tugas
perkembangannya.
Secara psikologis anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik
perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan
perkembanganya. Dengan menerapkan landasan psikologi dalam proses pengembangan
kurikulum dapat mengupayakan pendidikan yang dilaksanakan relevan dengan hakikat
peserta didik, baik penyesuaian dari segi materi/bahan yang harus diberikan/dipelajari
peserta didik, maupun dari segi penyampaian dan proses belajar serta penyesuaian dari
unsur–unsur upaya pendidikan lainnya. Psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan, pengertian
sejenis menyebutkan bahwa psikologi merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan
proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu
pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Dengan alasan tersebut kurikulum harus
4
memperhatikan kondisi psikologis belajar seorang anak. Menurut Piaget, kemampuan
kognitif merupakan suatu fundamental yang mengarahkan dana membimbing perilaku
anak.
Menurut Jhon Locke, manusia itu merupakan Organisme yang pasif. Dengan
teori tabula rasanya, Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak
ditulis apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya. Dari pandangan
yang mendasar tentang hakikat manusia itu muncul aliran belajar behavioristik
elementeristik. Berbeda dengan pandangan Locke, Leibnitz menganggap bahwa manusia
adalah manusia yang aktif. Manusia merupakan sumber dari pada semua kegiatan. Pada
hakikatnya manusia bebas melakukan suatu pilihannya dalam setiap situasi.
Seperti kita ketahui bahwa pendidikan dapat meningkatkan perkembangan
psikologis siswa/anak melalui belajar dengan beberapa proses yaitu: peniruan,
pengingatan, pemahaman, penerapan, dan pemecahan masalah.
Pada dasarnya terdapat dua cabang ilmu psikologi yang berkaitan erat dalam
proses pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang
hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-
tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan
individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari
pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat
belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam
belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari
pengembangan kurikulum. Karakteristik perilaku tiap individu pada tiap tingkat
perkembangan merupakan kajian yang terdapat dalam cabang psikologi perkembangan.
Oleh sebab itu, dalam pengembangan kurikulum yang senantiasa berhubungan dengan
program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak
harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan kurikulum. Perkembangan yang
dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai
pendidik harus mengupayakan cara/metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses
pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran
mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar.
5
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam hal penentuan isi kurikulum
yang diberikan/dipelajari peserta didik, baik tingkat kedalaman dan keluasan materi,
tingkat kesulitan dan kelayakannya serta manfaatnya yang disesuaikan dengan tahap dan
tugas perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan sumbangan terhadap
pengembangan kurikulum terutama berkenaan dengan bagaimana kurikulum itu
diberikan kepada peserta didik dan bagaimana peserta didik harus mempelajarinya,
berarti berkenaan dengan strategi pelaksanaan kurikulum.
Konsep pendidikan tidak dapat lepas dari masyarakat. Pendidikan yang tepat bagi
peserta didik adalah pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
kurun waktu tertentu. Dalam perspektif Sosiologi, banyak ditemukan konsep dan
pengertian pendidikan. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Emile Durkheim seorang
tokoh Sosiologi yang mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses mempengaruhi
yang dilakukan oleh generasi orang dewasa, kepada mereka yang belum siap untuk
melakukan fungsi-fungsi sosial. Sasarannya adalah melahirkan kondisi fisik , intelek, dan
watak yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Dalam mengambil keputusan tentang kurikulum para pengembang harus
mempertimbangkan kondisi riil dan keragaman budaya (multikulturalisme) dalam
masyarakat. Menurut Muzamil Basyir dan M. Sa’id masyarakat adalah komunitas yang
terdiri dari individu-individu yang hidup pada tempat tertentu yang saling berhubungan
baik masalah kenegaraan, kemasyarakatan, perekonomian, politik maupun kerohanian.
Secara terminologi landasan sosiologis pengembangan kurikulum mempunyai
arti asumsi-sumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam
pengembangan kurikulum. Landasan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum
bertujuan untuk menyesuaikan masing-masing perbedaan, baik dari segi sosial maupun
segi budaya dan kultur yang ada di masyarakat sehingga terjalin keseimbangan dalam
kegiatan pembelajaran. Isi pendidikan (kurikulum) adalah kebudayaan manusia yang
senantiasa berkembang. Baik kebudayaan universal seperti sistem bahasa, sistem
pengetahuan, agama/sistem religi, sistem mata pencaharian/teknologi, organisasi sosial,
kesenian maupun kebudayaan khusus yang sesuai dengan masyarakat setempat.
Kebudayaan universal terutama bahasa, religi dan sistem pengetahuan serta teknologi
6
adalah unsur-unsur utama isi kurikulum secara universal. Sedangkan isi kebudayaan
khusus masuk sebagai isi kurikulum dalam bentuk kurikulum muatan lokal
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan
aktif di masyarakat. Kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di
sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian
dalam konteks ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan
nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi juga sekolah berfungsi untuk mempersiapkan
anak didik dalam kehidupan masyarakat, oleh karenanya kurikulum bukan berisi
berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan
masyarakat.
7
menyiapkan peserta didik menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang
semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi
terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan
isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi
sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan
Dalam pengembangan kurikulum bersumber dari hasil riset dan aplikasi dari ilmu
pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Pengaruh perkembangan IPTEK:
a. Terhadap masyarakat
1) Komunikasi
2) Transportasi
3) Mekanisasi
4) Industri & pertanian
5) Persenjataan
b. Terhadap pendidikan
1) Pendidikan melalui media sosial
2) Teknologi industri menghasilkan alat/bahan yang dibutuhkan pendidikan
3) Menuntut penguasaan pengetahuan, lahan untuk pengembangan pendidikan
4) Kebutuhan pendidikan terhadap terjadinya perubahan pada sistem dan isi
pendidikan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10