PENDAHULUAN
Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda, mutu bangsa di
kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecak oleh anak-anak
sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima sekolah. Apa yang
akan dicapai disekolah ditentukan oleh kurikulum sekolah itu. Jadi ,barangsiapa
yang menguasai kurikulum memegang nasib bangsa dan negara. Maka dapat
dipahami bahwa kurikulum sebagai alat yang begitu vital bagi perkembangan
bangsa dipegang oleh pemerintah suatu negara. Dapat pula dipahami betapa
pentingnya usaha mengembangkan kurikulum itu.1 Pengembangan kurikulum
merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang
saling terkait.2
1.3 Tujuan
1
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta:Bumi Aksara,2011),hlm.1
2
E. Mulyana, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013),hlm.59.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hal. 16
4
H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Quantum Teaching, 2005, hal. 8
2
Setiap komponen bisa menjalankan fungsinya tepat dan bersinergi, jika
ditopang oleh sejumlah landasan (foundations). Penyusunan kurikulum
membutuhkan dasar- dasar yang kuat, baik yang berupa hasil pemikiran maupun
hasil penelitian yang mendalam. Pentingnya dasar-dasar yang kuat ini terletak
pada kedudukan kurikulum dalam seluruh kegiatan pendidikan yaitu menentukan
proses pelaksanaan dan hasil pendidikan.5
5
Dr. Abdullah Aly, M.Ag, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren, Yogjakarta: Pustaka
Belajar, 2011, hal.43
6
Muhammad Joko Susilo, Spd, Mpd, Kurukulum Tingkat Kesatuan Pendidikan Cet. II,
Yogjakarta: Pustaka Belajar, 2012, hal. 108
3
2.2.2 Asas Filosofis
Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara praktis, adalah sebagai sarana bagi
manusia untuk memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya,
termasuk dalam problematika di bidang pendidikan.7 Filsafat sangat penting
karena harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang setiap aspek
kurikulum. Untuk tiap keputusan harus ada dasrnya. Filsafat adalah cara berpikir
yang sedalam-dalamnya,yakni sampai akarnya tentang hakikat sesuatu. Para
pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa yang
mereka junjung tinggi. Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang
tidak menentu arahnya.kini terdapat berbagai aliran filsafat, masing-masing
dengan dasar pemikiran tersendiri.8
Di bawah ini dijelaskan beberapa aliran filsafat yang dominan, antara lain:
1. Perennalialisme
7
S. Nasution,op.cit.,hlm.22
8
S. Nasution,loc.cit.
9
Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: Stain Press,2009), hlm op.cit., hlm.62
4
2. Idealisme
Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari atas, dari dunia
supra-natural dari Tuhan. Filsafat ini umumnya diterapkan disekolah yang
berorientasi religius, semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama,
menghadiri khutbah dan membaca kitab suci.10
3. Realisme
4. Pragmatisme
5. Eksistensialisme
10
S. Nasution,op.cit.,hlm.23.
5
2.2.3 Asas Psikologis
11
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), hal. 105.
12
Dakir, Perencanaan dan pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 64.
6
Psikologi Belajar
Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang
telah memberi kontribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi
pendidikan. Psikologi kognitif lebih menekankan arti penting proses internal,
mental manusia pandangan para ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak
tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi,
kesengajaan, keyakinan, dan sebagainya.14
13
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 104.
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 111.
7
Menurut teori ini kematangan mental berkembang secara berangsur-angsur
pada individu berkat interaksinya sebagai pelajar dengan lingkungan. Anak-anak
harus dibimbing dengan hati- hati, diberi bahan pelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan kognitifnya, dan diberi bantuan agar mereka maju ke arah
tingkat perkembangan berikutnya. Tokoh-tokoh utama aliran ini adalah Jhon
Dewey dan Jean Piaget.
8
dan berdasarkan pandangan antropologi, pendidikan adalah enkulturasi atau
pembudayaan. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia-
manusia yang lain, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu
membangun masyarakat. Oleh karena itu, isi, tujuan, maupun proses pendidikan
harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan perkembangan
masyarakat tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Asas agama membentuk kurikulum pendidikan harus diletakkan pada yang
telah digariskan oleh sumber-sumber syariat islam dan mengacu pada dua
sumber yaitu Al-Qur'an dan Sunnah.
2. Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa penyusunan
kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah yang dianut.
3. Asas psikologis dalam proses perkembangan kurikulum adalah dimana
seorang pengembang harus memperhatikan kondisi psikologis anak,
kebutuhan dan minat mereka, serta teori- teori dan psikologi belajar.
4. Asas sosial-budaya ilmu pengetahuan dan teknologi, asas yang memberikan
dasar kurikulum untuk menentukan hal- hal yang akan dipelajari sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan dan kemajuan teknologi
10
DAFTAR PUSTAKA
11