Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASANA.

A. Pengertian Kurikulum Dan Asas Pengembangan Kurikulum

Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunaniyang mula-mula digunakan dibidang olah raga, yaitu kata
“currere” yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yangharus ditempuh mulai dari start
sampai finish. Jarak dari start sampaidengan finish disebut correre. Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu
seperangkatrencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yangdigunakannya dalam menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar.Hingga dewasa ini definisi tentang kurikulum yang dikemukakan oleh para pakar banyak sekali, dan
antara satu definisi dengan definisi lain tidaksama. Walaupun begitu, terdapat satu hal yang sering disebut dalamkurikulum,
yaitu bahwa kurikulum berhubungan dengan perencanaanaktivitas siswa. Perencanaan itu biasanya dihubungkan dengan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai sejumlah tujuan.Sedangkan dalam pengembangannya kurikulum harus berpijak
pada landasan-landasan atau asas-asas yang kuat dan kokoh. Karena asaskurikulum dapat dijadikan titik tolak, artinya
pengembangan kurikulumdapat didorong oleh pembaharuan tertentu, misalnya penemuan teori-teori baru dan perubahan
tuntutan masyarakat terhadap fungsi lembaga pendidikan itu. Sedangakan sebagai titik akhir, berarti pengembangankurikulum
harus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga dapatmewujudkan perkembangan tertentu, seperti ilmu pengetahuan,
perbedaanlatar belakang, nilai-nilai filasafat suatu masyarakat, dan tuntutan-tuntutankebudayaan tertentu. Secara umum asas-
asas pengembangan kurikulumterdiri dari asas filosofis, asas psikologis, asas sosial-budaya, asas ilmu pengetahuan dan
teknologi serta asas organisatoris.

B. Macam-Macam Asas Pengembangan Kurikulum

Mengembangkan kurikulum bukan sesuatu yang mudah dansederhana karea banyak hal yang harus dipertimbangkan dan
banyak pertanyaan yang dapat diajukan untuk diperhitungkan. Misalnya : Apakahyang ingin dicapai, manusia yang bagaimana
yang diharapkan akandibentuk? Apakah akan diutamakan kebutuhan anak pada saat sekarangatau masa mendatang? Apakah
hakikat anak harus dipertimbangkan,ataukah ia diperlukan sebagai orang dewasa? Apakah kebutuhan anak itu ?Apakah harus
dipentingkan anak sebagai individu atau sebagai anggotakelompok? Apakah yang harus dipentingkan, mengajarkan kejujuran
ataumemberikan pendidikan umum? Apakah pelajaran akan didasarkan atasdisiplin ilmu ataukah dipusatkan pada masalah
sosial dan pribadi? Apakahsemua anak harus mengikuti pelajaran yang sama ataukah ia diizinkanmemilih pelajaran sesuai
dengan minatnya? Apakah seluruh kurikulumsama bagi semua sekolah secara uniform, atau diberi kelonggaran
untukmenyesuaikannya dengan keadaan daerah? Apakah hasil belajar anak akandiuji secara uniform ataukah diserahkan pada
penilaian guru yang dapatmempelajari anak itu dalam segala aspek selama waktu yang panjang?.Semua pertanyaan itu
menyangkut asas-asas yang mendasari setiapkurikulum yakni :

 Asas filosofis yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuaidengan filsafat negara.
 Asas psikologis yang memperhitungkan faktor anak dalamkurikulum yakni a. psikologi anak, perkembangan anak, b.
psikologi belajar, bagaimana proses belajar anak.
 Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja
manusi berpa pengetahuan, dan lain-lain.
 Asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.

Asas-asas tersebut akan penulis paparkan beikut ini :

1. Asas Filosofis

Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara praktis, adalah sebagaisarana bagi manusia untuk memecahkan berbagai
problematikakehidupan yang dihadapinya, termasuk dalam problematika di bidang pendidikan. Abdullah Jalaluddin H (2011:9).
Filsafat sangat pentingkarena harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentangsetiap aspek kurikulum. Untuk tiap
keputusan harus ada dasrnya.Filsafat adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya,yakni sampaiakarnya tentang hakikat
sesuatu.

Ada orang yang berpendapat bahwa guru tak perlu mempelajarifilsafat, karena sangat abstrak dan karena itu tak praktis dan
tidak adamanfaatnya bagi pekerjaannya. Pendirian itu terlampau picik, karenaapa yang dilakukan guru harus didasarkan pada
apa yang dipercayai,diyakininya sebagai benar dan baik. Filsafat itu antara lain menentukankepercayaan kita tentang apakah
hakikat manusia, khususnya hakikatanak dan sifat-sifatnya, apakah sumber kebenaran dan nilai-nilai yanghendaknya menjadi
pegangan hidup kita, tentang apakah yang baik,apakah hidup yang baik, apakah yang sebaiknya diajarkan kepada
anakdidik ,apakah peranan sekolah dalam masyarakat, apakah peranan gurudalam proses mengajar dan lain-lain. Nasution S
(2011:22). Tujuan pendidikan (goal ,objektive, atau purpose) berfungsi bukansaja bersifat mengarahkan, tetapi juga menjadi
dasar dalammenentukan isi pelajaran, metode dan prosedur pengajaran maupun penilaian, bahkan mendasari motivasi kerja
murid dan guru sekolah.Melihat fungsi yang sedemikian penting ini, maka jelaslah bahwatujuan bahwa tujuan pendidikan
merupakan dasar yang sangat pentingdalam penyusunan kurikulum . oleh karena itu, sewajarnyalah jikatujuan pendidikan
mendapat kesempatan pertama dalam pembahasanmasalah kurikulum ini, dalam rangka realisasi sistem pendidikannasional.
Oemar Hamalik (2013:59-60).

Para pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelastentang apa yang mereka junjung tinggi. Filsafat yang kabur
akanmenimbulkan kurikulum yang tidak menentu arahnya.kini terdapat berbagai aliran filsafat, masing-masing dengan dasar
pemikirantersendiri. Nasution S (2011).

a. Falsafah Pendidikan

Maksud dan tujuan pendidikan disusun berdasarkankumpulan pemikiran falsafah pendidikan. Sebuah tujuan pendidikan adalah
sebuah pernyataan dari pemikiran penulis yangmeyakini falsafahnya, yang diarahkan langsung untuk misisekolah. Oemar
Hamalik (2013:61)

1. Perennalialisme

Untuk menghadapi situasi krisis itu, perenialisme memberikan pemecahan dengan jalan “kembali kepadakebudayaan masa
lampau” kebudayaan yang di anggap ideal. Abdul Khobir (2009:62). Aliran ini bertujuan mengembangkan kemampuan
intelektual anak melalui pengetahuan yang “abadi,universal dan absolut” Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri atas
ubject atau mata pelajaran yang terpisah sebagaidisiplin ilmu dengan menolak penggabungan seperti IPA atau IPS. Hanya mata
pelajaran yang sungguh mereka anggap dapatmengembangkan kemampuan ntelektual seperti matematika,fisi ka, kimia.biologi
yang diajarkan.

2. Idealisme

Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari “atas”, dari dunia supra-natural dari Tuhan. Filsafat iniumumnya
diterapkan disekolah yang berorientasi religius,semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama, menghadirikhutbah dan
membaca kitab suci. Biasanya disiplin temasukketat, pelanggaran diberi hukuman yan setimpal bahkan dapatdikeluarkan dari
sekolah. Namun pendidkan intelektual juga sangat diutamakan dengan menentukan standar mutu yangtinggi. Nasution S
(2011:23).

3). Realisme

Filsafat realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri.Melalui pengamatan dan penelitian ilmiah dapat ditemukanhukum-
hukum alam. Kurikulum ini tidak memperhatikan minatanak, namun diharapkan agar menaruh minat terhadap
pelajaranakademis. Ia harus sungguh-sungguh mempelajari buku-buku berbagai disiplin ilmu.

4). Pragmatisme

Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atauutilitariansme dan berpendapat bahwa kebenaran adalah buatanmanusia
berdasarkan pengalamannya. Tidak ada kebenaranmutlak, kebenaran adalah tentatif dan dapat berubah. Dalam perencanaan
kurikulum orang tua dan masyarakat seringdilibatkan agar dapat memadukan sumber-sumber pendidikanformal dengan
sumber sosial, politik dan ekonomi gunamemperbaiki ekonomi kondisi hidup manusia.

5). Eksistensialisme

Filsafat ini menguatamakan individu sebagai faktor dalammenentukan apa yang baik dan benar. Sekolah
berdasarkaneksistensialisme mendidik anak agar ia menentukan pilihan dankeputusan sendiri dengan menolak otoritas orang
lain. Ia harus bebas berpikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggungjawab. Sekolah ini menolak
segalakurikulum,pedoman, intruksi, buku wajib, dan lain-lain dari pihak luar. Anak harus mencari identitasnya
sendiri,menentukan standarnya sendiri dan kurikulmnya sendiri.Dengan sendiriannya mereka tidak dipersiapkan
untukmenempuh ujian nasional. Ibid,hlm.24-25

Daftar pustaka :

Arifin, Zainal. 2013. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Idi Abdullah, Jalaluddin H. 2013. Filsafat Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Khobir,Abdul. 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Pekalongan: Stain Press.

Nasution S. 2011. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta:Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana syaodih. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, Bandung: TP. Remaja Rosydakarya.Bekyk.

Link: http://jihadada.blogspot.com/p/asas-asas-pengembangan-kurikulum-a.htmldiakses tanggal 1 April 2015.Jamaluddin, Dery.


Asas-Asas Kurikulum.

link: http:// deryjamaluddin. page.tl/Asas_asas-Kurikulum.htm, diakses tanggal 1 April 2015.Mizan Dan Aniez. Makalah asas
fakor pengembangan kurikulum. Link: http://www. perkuliahan.com/makalah-asas-faktor-pengembangan-kurikulum/diakses
tanggal 2 April 2015.Sarichan. Asas-asas kurikulum. Link: http:// diarisarichan.blogspot.com/ 2014/02/asas-asas-kurikulum.html
diakses tanggal 2 Ap

Anda mungkin juga menyukai