Disusun Oleh :
Muhammad Rosyid S (K1312047)
Rini Budi Astuti (K1312061)
Veronica Amalia NR (K1312075)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKATA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Kami menyusun makalah ini guna memberi penjelasan mengenai landasan dan asas-asas pendidikan
serta penerapannya dan untuk lebih jelasnya kami akan menjabarkannya dalam makalah ini
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya.
Surakarta, September 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, yaitu: pendidikan berwujud
sebagai suatu sistem, artinya pendidikan dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu
yang mengatur saha-usaha sadar untuk membina seseorang mencapai harkatkemanusiaannya
secara utuh, pendidikan berwujud sebagai suatu proses, artinya pendidikan dipandang
sebagai pelaksanaan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai
harkat kemanusiaan seseorang secara utuh, dan pendidikan berwujud sebagai hasil, artinya
pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah
proses pendidikan berlangsung.
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan
usia manusia. Artinya sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha pendidikan, dalam
rangka memberi kemampuan kepada peserta didik untuk dapat hidup secara mandiridi dalam
masyarakat. Sistem pendidikan yang dianut oleh setiap negara akan mewarnai
operasionalisasi pendidikannya, baik menyangkut isi, bentuk, struktur kurikulum, maupun
komponen pokok pendidikan yang lain. Tampaknya terdapat adanya korelasi antara sistem
pendidikan dengan tingkat kemajuan dan kebudayaan suatu kelompok manusia atau suatu
bangsa.
Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin tinggi dan makin kompleks, proses
pendidikan yang terdapat pada bangsa yang bersangkutan.Upaya pendidikan sebagai suatu
sistem, dengan demikian akan selalu relevan (gayut) pada landasan yang digunakan dalam
proses pendidikan. Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak yang
melandasi operasionalisasi sistem pendidikan. Landasan pendidikan secara umum
menyangkut: (1) landasan filosofis, (2) landasan sosiologis, (3) landasan kultural, (4)
landasan psikologis, dan(5) landasan ilmiah dan teknologis.
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakikatnya adalah fundamen (dasar)
yang menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Dari kesebelas asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional menurut rumusan
KPPN tersebut di atas, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan yang dibahas
secara khusus di sini, adalah: asas tut wuri handayani, dan asas pendidikanseumur hidup
yang berintikan belajar seumur hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi diri dengan hanya mengkaji
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Landasan Pendidikan?
2. Bagaimana Asas Pendidikan?
3. Bagaimanan penerapan asas-asas pendidikan di sekolah dan di luar sekolah?
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Landasan Pendidikan.
2. Menjelaskan Asas-asas Pendidikan.
3. Menjelaskan penerapan asas-asas pendidikan di sekolah dan di luar sekolah/
BAB II
LANDASAN PENDIDIKAN
Pendidikan memiliki landasan. Landasan adalah sesuatu yang mendasari atau yang
menjadi dasar, alas untuk berdirinya suatu bangunan. Misalnya, suatu rumah memerlukan suatu
pondasi agar kuat. Begitu juga pendidikan.
Macam Landasan Pendidikan di Indonesia :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha mempelajari masalah masalah pokok seperti : arti pendidikan ,
manfaat pendidikan, tujuan pendidikan dan lain lainnya. Landasan filosofis bersifat filsafat
( philosophi ). Filsafat sendiri bersumber dari bahasa yunani philein artinya mencintai dan
sophos artinya hikmah atau arif. Filsafat mempelajari sesuatu secara menyeluruh yang
menghasilkan teori-teori kehidupan dan dunia yang bersumber dari dua faktor :
1) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.
2) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada di antara keduanya.
a. Pengertian tentang Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan,
meyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Landasan filosofis pendidikan erat kaitannya dengan filsafat. Berikut beberapa contoh
yang menjelaskan bahwa fislafat dapat melandasari pendidikan :
Metafisika membicarakan kebenaran mendalam hal hal yang ads dibalik bendanya atau
dibalik dunia fisik, ini akan memberikan dasar-dasar pemikiran cita-cita pendidikan.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiologis
Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara Indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap
peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhatihati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar
pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
BAB III
ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia,
terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar.
1.
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara, seorang perintis kemerdekaan dan
pendidikan nasional.
Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan
sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya (Hamzah, 1991:90).
Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan
kemerdekaan.Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas
pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan, No. 2:24).
Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan
ada kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) dari pendidik (Karya
Ki Hajar Dewantara, 1962:59). Hal itu tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar
Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau
tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan
demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut bersifat mendidik.
Menurut asas tut wuri handayani :
Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan
Pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong, among,
ngemong. Among mengandung arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan
agar anak didik dapat mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat.Momong
mempunyai arti mengamat-amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong
berarti kita harus mengikuti apa yang ingin diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan
pada saat anak membutuhkan.
Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en vrede)
Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan
Pendidikan menciptakan iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di
atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik)
Asas ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan
dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodho
: jika di depan memberi contoh
Ing Madyo Mangun Karso : jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat
Tut Wuri Handayani
: jika di belakang memberi dorongan
2.
dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan
horisontal.
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Pendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat, dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkualitas, mandiri hingga mampu membangun diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, memenuhi
kebutuhan pembangunan dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN, 1993:94).
Gambaran tentang manusia Indonesia itu dilandasi pandangan yang menganggap manusia sebagai
suatu keseluruhan yang utuh, atau manusia Indonesia seutuhnya, keseluruhan segi-segi kepribadiannya
merupakan bagian-bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lain atau merupakan suatu kebulatan.
Oleh karena itu, pengembangan segi-segi kepribadian melalui pendidikan dilaksanakan secara selaras,
serasi, dan seimbang.Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh harus ada keseimbangan dan
keterpaduan dalam pengembangannya.
Keseimbangan dan keterpaduan dapat dilihat dari segi:
a. Jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh yang lain; sedangkan
rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta, karya, dan budi nurani
b. Material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang
memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhan kesejahteraan dan kebahagiaan
yang sedalam-dalamnya dalam kehidupan batiniah
c. Individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi keinginan pribadi dan
memenuhi tuntutan masyarakatnya
d. Dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
sesuai dengan keyakinan agama masing-masing, dan
e. Spesialisasi dan generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk memiliki kemampuankemampuan yang umumnya dimiliki orang lain, tetapi juga menginginkan kemampuan
khusus bagi dirinya sendiri.
Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran manusia Indonesia
seutuhnya sesuai dengan nilai-niai Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan sepanjang hayat memungkinkan tiap warga negara Indonesia:
a. Mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan kemandirian sepanjang
hidupnya
b.
d. Mendapat kesempatan mengembangkan diri melalui proses pendidikan jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu sebagaimana tersurat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1989.
3.
BAB IV
PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Pandangan tentang hakikat
manusia merupakan tumpuan berfikir utama yang sangat penting dalam pendidikan. Salah satu
dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri.
Seperti diketahui, manusia yang dilahirkan hampir tanpa daya dan sangat tergantung pada orang
lain (orang tuanya, terutama ibu) namun memiliki potensi yang hampir tanpa batas untuk
dikembangkan. Bayi itu melalui pendidikan dapat dikembangkan menjadi calon pakar yang
dapat merancang dan membuat pesawat angkasa luar yang dapat menjelajah ruang angkasa, dan
mampu merekayasa genetika yang memicu revolusi hijau dengan berbagai bibit unggul, ataupun
sebaliknya mampu membuat bom yang dapat menghancurkan manusia dan kebudayaannya.
Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada tiga asas utama yang menjadi
acuan pelaksanaan pendidikan, yakni: Asas Tut Wuri Handayani , Asas Belajar Sepanjang Hayat,
dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut akan
dibicarakan: keadaan yang ditemui sekarang, permasalahan yang ada, dan pengembangan
penerapan asas-asas pendidikan.
1. Keadaan yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang:
Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di
seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri.
Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidikan.
Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani.
Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:
o Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat
secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
o Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan
yang ditemui sekarang, yakni:
Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang
diminatinya di sema jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas
pendidikannya sendiri,
Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya
agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang
diinginkannya.
Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.
Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang
disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri.
Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan,
Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa,
Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi
masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya
bangsa.
b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan
Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada keterkaitannya
dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak geografi Indonesia yang luas, dan
pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional.
Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi penyelenggaraan
pendidikan yang efektif dan efisien
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam upaya
meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan berbagai upaya:
Usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik yang beragam
Usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling, pertemuan,
dan sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://makhulmathic.blogspot.com/2011/06/makalah-asas-asas-pendidikan.html
http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/landasan-azas-azas-pendidikan-danpenerapannya/
http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta.html
http://ikaput.blogspot.com/2012/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html