Anda di halaman 1dari 20

LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

MATA KULIAH : LANDASAN KEPENDIDIKAN.


DOSEN PENGAMPU : FAILA SUFA M. PD.

DI SUSUN OLEH :
KHOIRUN NISSA
NIM : 12022019
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
PRODI P.G.M.I
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyusun makalah ini guna
memberi penjelasan mengenai landasan dan asas-asas pendidikan dan untuk lebih jelasnya
akan dijabarkan dalam makalah ini.

Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapatkan petunjuk serta pelajaran
yang bermanfaat bagi penulis. Tugas yang sederhana ini jauh dari kata sempurna, penulis
mengharapkan kritik atau saran dari pembaca guna untuk memperbaiki kekurangan
kekurangan tugas ini.

Demikian Makalah ini disusun dengan harapan. Mudah-mudahan berguna dan


manfaat bagi kita semua khususnya insan pencipta dunia pendidikan dan penulis sangat
selalu berharap mudah-mudahan Allah selalu memberkahi kita semua.

Amiin...

Pati , 24 september 2022

Khoirun nissa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, yaitu: pendidikan


berwujud sebagai suatu sistem, artinya pendidikan dipandang sebagai keseluruhan
gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar untuk membina seseorang
mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh, pendidikan berwujud sebagai suatu
proses, artinya pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai harkat kemanusiaan seseorang
secara utuh, dan pendidikan berwujud sebagai hasil, artinya pendidikan dipandang
sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah proses pendidikan
berlangsung.
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua
dengan usia manusia. Artinya sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha
pendidikan, dalam rangka memberi kemampuan kepada peserta didik untuk dapat
hidup secara mandiridi dalam masyarakat. Sistem pendidikan yang dianut oleh
setiap negara akan mewarnai operasionalisasi pendidikannya, baik menyangkut isi,
bentuk, struktur kurikulum, maupun komponen pokok pendidikan yang lain.
Tampaknya terdapat adanya korelasi antara sistem pendidikan dengan tingkat
kemajuan dan kebudayaan suatu kelompok manusia atau suatu bangsa.
Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin tinggi dan makin kompleks,
prosesnya, pendidikan yang terdapat pada bangsa yang bersangkutan.Upaya
pendidikan sebagai suatu sistem, dengan demikian akan selalu relevan (gayut) pada
landasan yang digunakan dalam proses pendidikan. Landasan pendidikan pada
hakikatnya adalah dasar-dasar, titik pijak yang melandasi operasionalisasi sistem
pendidikan. Landasan pendidikan secara umum menyangkut: (1) landasan
filosofis, (2) landasan sosiologis, (3) landasan kultural, (4) landasan psikologis, dan
(5) landasan ilmiah dan teknologis.
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakikatnya adalah (dasar) yang
menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Dari kesebelas asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional
menurut rumusan KPPN tersebut di atas, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pendidikan yang dibahas secara khusus di sini, adalah: asas tut wuri handayani, dan
asas pendidikan seumur hidup yang berintikan belajar seumur hidup, dan asas
kemandirian dalam belajar.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi diri dengan hanya


mengkaji masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Landasan Pendidikan?
2. Bagaimana Asas Pendidikan?
3. Bagaimanan penerapan asas-asas pendidikan?

 C.     Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Landasan Pendidikan.
2. Menjelaskan Asas-asas Pendidikan.
3. Menjelaskan penerapan asas-asas pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORI
 A.   LANDASAN PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari


sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat
memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa
depan.
1.   Landasan Filosofis
a.   Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat
pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik
dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme.
1) Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran
teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan
universal.

3) Pragmatisme dan Progresifme


Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari  nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
4) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.

b.   Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2.    Landasan Sosiologis


a.   Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang
proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2) Hubungan kemanusiaan.
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

3.    Landasan Kultural
a.   Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai
dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai-
nilai,dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha
menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga
pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b.   Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu
melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat
dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan
kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4.   Landasan Psikologis


a.  Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu,
hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada
setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum
perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang
digariskan.
b.   Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar
untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan
yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.

5.    Landasan Ilmiah dan Teknologis


a.   Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik
untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam
bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam
pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan
calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya
dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b.   Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.

 B.   ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut
Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among
perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun
Karso.Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas
yaitu:
a) Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
b) Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
c) Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2.  Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum
yang dapat merancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua
dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum
yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi
yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
a) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
b) Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

Pendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat, dan


martabat bangsa, mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri hingga mampu
membangun diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, memenuhi kebutuhan
pembangunan dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN,
1993:94). Gambaran tentang manusia Indonesia itu dilandasi pandangan
yang menganggap manusia sebagai suatu keseluruhan yang utuh, atau manusia
Indonesia seutuhnya, keseluruhan segi-segi kepribadiannya merupakan bagian-
bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lain atau merupakan suatu
kebulatan. Oleh karena itu, pengembangan segi-segi kepribadian melalui
pendidikan dilaksanakan secara selaras, serasi, dan seimbang.Untuk mencapai
integritas pribadi yang utuh harus ada keseimbangan dan keterpaduan
dalam pengembangannya.
Keseimbangan dan keterpaduan dapat dilihat dari segi:
a. Jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh
yang lain; sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya
cipta, karya, dan budi nurani.
b. Material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang,
pangan, dan papan yang memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan
kebutuhan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sedalam-dalamnya dalam
kehidupan batiniah.
c. Individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi
keinginan pribadi dan memenuhi tuntutan masyarakatnya.
d. Dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat sesuai dengan keyakinan agama masing-masing, dan
e. Spesialisasi dan generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk
memiliki kemampuan-kemampuan yang umumnya dimiliki orang
lain, tetapi juga menginginkan kemampuan khusus bagi dirinya
sendiri.
Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran
manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai Pancasila, Indonesia
menganut asas pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat
memungkinkan tiap warga negara Indonesia:
a. Mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan
kemandirian sepanjang hidupnya.
b. Mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-lembaga
pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan yang ditawarkan
dapat bersifat formal, informal, non formal.
c. Mendapat kesempatan mengikuti program-program pendidikan
sesuai bakat, minat, dan kemampuan dalam rangka pengembasngan
pribadi secara utuh menuju profil Manusia Indonesia Seutuhnya
(MIS) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
d. Mendapat kesempatan mengembangkan diri melalui proses pendidikan
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu sebagaimana tersurat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan
kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun
guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian
dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan
motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

BAB III
PEMBAHASAN

A. PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN

 Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau


tumpuan berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Pandangan tentang hakikat manusia merupakan tumpuan berfikir
utama yang sangat penting dalam pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Seperti
diketahui, manusia yang dilahirkan hampir tanpa daya dan sangat tergantung pada
orang lain (orang tuanya, terutama ibu) namun memiliki potensi yang hampir
tanpa batas untuk dikembangkan. Bayi itu melalui pendidikan dapat
dikembangkan menjadi calon pakar yang dapat merancang dan membuat pesawat
angkasa luar yang dapat menjelajah ruang angkasa, dan mampu merekayasa genetika
yang memicu revolusi hijau dengan berbagai bibit unggul, ataupun sebaliknya mampu
membuat bom yang dapat menghancurkan manusia dan kebudayaannya.
Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada tiga asas utama
yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni: Asas Tut Wuri Handayani , Asas
Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas
berturut-turut akan dibicarakan: keadaan yang ditemui sekarang, permasalahan
yang ada, dan pengembangan penerapan asas-asas pendidikan tersebut di sekolah.
1. Keadaan yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang:
 Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami
peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari
tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan
formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai
jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi.
 Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga
kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan
guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri.
 Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi
pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan.
 Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang
semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran,
bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani
 Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan
masyarakat yang bertujuan untuk:
a) Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup
bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar.
b) Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
 Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda:
kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi,
sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara,
kepribadian dan budi luhur.
 Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat
untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga
 Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan
keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan
teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas
sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas
pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang, yakni:
 Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan yang diminatinya di sema jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang
disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri.
 Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan
kerja bidang tertentu yang diinginkannya.
 Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya.
 Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan
sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia
yang mandiri.
 Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang
beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Jurnal
Pendidikan,1989)

2. Permasalahan Yang Ada


a. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus
dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan.Karena
peningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan
kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun sumber daya manusia
yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya manusia negara lain.
Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan, antara lain:
 Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan.
 Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi.
 Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai
budaya bangsa.
 Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa.
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan:
dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dan
sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan,
mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi
kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.
b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan
Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada
keterkaitannya dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak
geografi Indonesia yang luas, dan pembangunan manusia Indonesia yang
multidimensional. Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan
relevansi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien
 Meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antara
pusat–daerah, daerah– daerah, agar arus komunikasi informasi
pembaharuan pendidikan berjalan lancar.
 Desiminasi–inovasi pendidikan: kelembagaan’ sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara
terpadu, dan
 Peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukan dalam
upaya meningkatkan relevansi pendidikan.
Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan:
dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan
berbagai upaya:
 Usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam.
 Usaha pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi peningkatan
kualitas kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan
 Usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling,
pertemuan, dan sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.

3. Pengembangan Penerapan Asas-asas Pendidikan


a. Pengembangan penerapan asas Tut Wuri Handayani
Fungsi guru tidak lagi berfungsi menggurui atau sebagai pusat
kegiatan atau perhatian siswa, melainkan siswalah yang menjadi penentu
keberhasilan studinya, sehingga guru berfungsi sebagai fasilitator saja
yang membantu siswa atau anak untuk mengembangkan kemampuannya
secara optimal.
Dengan kata lain guru harus dapat mengusahakan iklim pendidikan yang
dapat menunjang keberhasilan siswa secara efektif misalnya menciptakan
kondisi yang hangat, bersemangat, penuh gairah, memberikan tugas yang
menantang, memberikan kebebasan berpikir, menyelesaikan tugas, mengontrol
disiplin, mengevaluasi, dan lain lain.
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat (Pendidikan Seumur Hidup)
Pendidikan seumur hidup sama atau sejalan dengan pendidikan
manusia Indonesia seutuhnya.untuk mencapai keutuhan manusia tidak dapat
dikembangkan pada suatu saat saja, tetapi perlu pengembangan yang
berkelanjutan terus menerus. Hal ini didasarkan bahwa potensi subyek manusia
sebagai subyek yang berkembang terus menerus ini tercermin didalam
kebutuhan-kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan jasmaniah dan rohaniahnya.
Kebutuhan-kebutuhan hidup manusia inilah yang mrupakan isi
pendidikan seumur hidup. Pelaksanaan pndidikan ini tidak terpancang adanya
batasan waktu, umur, dan tempat, sehingga tidak ada istilah terlambat atau
terlalu dini dan dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja.
Berdasarkan uraian di atas inilah yang merupakan penerapan dan
pengembangan asas pendidikan khususnya pendidikan seumur hidup.
c. Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara
langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri
handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk
mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar,
sedini mungkin di kembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan
menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan
apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat
diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan
mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang
belajar sepanjang hayatnya apabila selau tergantung dari bantuan guru ataupun
orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalam peran utama sebaga fasilitator dan motivator, di samping peran-
peran lain: Informator, organisator, dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru
diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian
sehingga memudahkan peserta didik berinterkasi dengan sumber-sumber
tersebut. Sedang sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya
prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu. Pengembangan
kemandirian dalam belajar ini seyogyanya dimulai dalam kegiatan
intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam
kegiatan kokurikuler dan ekstra-kurikuler. Atau, untuk latar perguruan tinggi:
Dimulai dalam kegiatan tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan
dalam kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka atau
intrakurikuler terutama berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan
cara-cara pemanfaatan berbagai sumber belajar, yang akan menjadi dasar
pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-bentuk kegiatan
terstruktur dan mandiri, atau kegiatan ko- dan ekstrakurikuler itu.
Terdapat berbagai strategi belajar-mengajar dan atau kegiatan belajar-
mengajar yang dapat memberi peluang pengembangan kemandirian dalam
belajar. Cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan salah satu pendekatan
yang memberi peluang itu, karena siswa dituntut mengambil prakarsa dan
atau memikul tanggung jawab tertentu dalam belajar-mengajar di sekolah,
umpamanya melalui lembaga kerja. Di samping itu, beberapa jenis kegiatan
belajar mandiri akan sangat bermanfaat dalam mengembangkan
kemandirian dalam belajar itu, seperti belajar melalui modul, paket belajar,
pengajaran berprogram, dan sebagainya. Keseluruhan upaya itu akan dapat
terlaksana dengan semestinya apabila setiap lembaga pendidikan, utamanya
sekolah, didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. Seperti
diketahui, PSB itu memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber
belajar, di samping bahan pustaka di perpustakaan, seperti rekaman
elektronik, ruang-ruang belajar (tutorial) sebagai mitra kelas, dan sebagainya.
Dengan dukungan PSB itu asas-asas kemandirian dalam belajar akan lebih
dimantapkan dan dikembangkan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.    Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat
pendidikan. Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat indonesia. Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah
mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/
dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal. Iptek
merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.
2.    Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir. Ada tiga asas pokok Pendidikan yaitu :
a. Asas Tut wuri Handayani.
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat.
c. Asas Kemandirian dalam Belajar.
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pidarta Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
http://makhulmathic.blogspot.com/2011/06/makalah-asas-asas-pendidikan.html
http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/landasan-azas-azas-pendidikan-dan-
penerapannya/
http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-pendidikan-
serta.html
http://ikaput.blogspot.com/2012/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html
http://www.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai