Nim: 210603501038
Kelas: B
- Menurut Mastuhu yang di sebutkan dalam bukunya yang berjudul Dinamika Pesantren
menjelaskan bahwa: Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur
-unsur pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama
lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama para
pelakunya.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk
manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
•Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat
untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar
dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah
akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting
dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar
pendidikan sehingga tidak mencapai kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup
tidak tercapai berarti pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan.
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan
antara lain sebagai berikut:
Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950, Nomor 2 tahun
1945, Yang Berbunyi: Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang
termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa
Indonesia.
Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi: Dasar pendidikan
adalah falsafah negara Pancasila
Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab IV bagian
pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian Pendidikan yang
berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas
No. 20 tahun 2003.[4]
Dasar pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
Religius : Merupakan elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok, disini
ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak) sebagai suatu pondasi
yang kokoh dalam pendidikan
Ideologis : Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni pancasila dan berdasarkan
kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk mencerdaskan kehidupa bangsa.
Teknologis : Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa
dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam kemajuan dunia pendidikan.
Psikologis dan Pedagogis: Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah mengajarkan
bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri
anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya dan memberikan keterampilan
kepada peserta didik, mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta
didik.
Sosial budaya: Mengacu kepada hubungan antara individu dengan individu lainnya
dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Begitu juga hal nya dengan budaya, budaya
masyarakat sangat berperan dalam proses pendidikan, karena budaya identik dengan
adat dan kebiasaan. Apabila sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan
akan mudah dicapai.
a. Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam akifitas pendidikan.
Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang lain serta
aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektifitas proses
pendidikannya selalu diukur apakah dapat mencapai tujuan atau tidak.
b. Komponen Siswa
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang ada pada fase pertumbuhan
dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan
dari seorang pendidik.
c. Komponen Pendidik
Pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan pengetahuan, sikap dan
tingkahlaku peserta didik.22 Terdapat dua kategori pendidik yaitu pendidik menurut
kodrat (orang tua) dan pendidik menurut jabatan (guru).
Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun secara luas.
Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di madrasah atau perguruan
tingg.Dari pengertian kurikulum secara sempit menurut Supiana adalah sejumlah
materi/isi pelajaran. Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang
disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.Secara lebih luas Nurdin dan Basyirudin mengartikan kurikulum tidak
terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu.
Lingkungan pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan
pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan
keluaga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Lingkungan ada dua
macam, lingkungan fisik dan lingkungansosial. Lingkungan fisik yakni suasana dan
keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana
kependidikan.
g. Evaluasi Pendidikan
Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data objektif yang menunjukkan
tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Hasil evaluasi
digunakan oleh guru-guru dan pengawas pendidikan untuk menilai keefektifan
pengalaman pembelajaran, kegiatan-kegiatan belajar dan metode-metode
pembelajaran yang digunakan.
PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945, 100 hari setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Pada tahun 1912 awalnya nama PGRI adalah Persatuan Guru Hindia Belanda
(PGHB). Lalu tahun 1932 berganti menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
-Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada umumnya
(organisasi ketenagakerjaan).
ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960an. Awalnya,organisasi ini bersifat regional.
Kongres pertamanya di Jakarta pada tanggal 17-19 Mei 1984. 7 tujuan ISPI berdasarkan
konges tersebut adalah :
-Membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam rangka
membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan negara.
IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi ini merupakan
himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta
memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu
layanannya.
Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan
tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program
layanan bimbingan.
IGI didirikan pada tanggal 26 November 2009 oleh Satria Dharma. Organisasi bermoto
“Sharing and Growing Together” ini memiliki anggota yang berasal dari kalangan guru,
dosen, dan pemerhati pendidikan di Indonesia.
FSGI merupakan organisasi profesi guru yang didirikan di Pegangsaan Timur pada 17
Januari 2002, tepatnya di Tugu Proklamasi.
Tujuan utama dibentuknya FSGI adalah memberikan kesempatan pada guru dan
masyarakat untuk aktif dalam setiap pengambilan kebijakan terkait pendidikan agar
kebijakan tersebut bisa berkembang secara akuntabel, transparan, dan partisipatif.
Dengan demikian, akan terbentuk demokratisasi pendidikan yang harmonis.