Anda di halaman 1dari 9

FIlSAFAT PENDIDIKAN : KAJIAN ANALISIS TUJUAN PENDIDIKAN

Mar’atus Sholihah
Nabilatun Nasikhah
ArdinAgustin
Nihayatul Hasanah
Rike Yuli Andini
Siti Nur Safitri
Nurur Rahmah
Saniya Salma
Salsabila Firdausa
Abstrack
Pendahuluan

Pembahasan
Dasar pendidikan nasional
Adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan di dalam pasal 3 yang
mengatakan bahwa:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Menurut Hovelock dan Huberman (1977) dalam suatu sistem yang paling besar
pengaruhnya adalah sistem pendidikan, termasuk unsur-unsur pendidikan baik pendidikan formal
maupun pendidikan non formal yang bertujuan untuk pembangunan negara secara keseluruhan
melalui penyediaan tenaga kerja yang berfungsi untuk peranan-peranan yang beragam dan
melalui pengajaran pada generasi baru mengenai tujuan-tujuan masyarakat secara menyeluruh
dan alat-alat pemenuhan mereka. Tujuan pendidikan menurut Johan Amos Comenius adalah
untuk membuat persiapan yang berguna diakhirat nanti. Sepanjang hidup manusia merupakan
proses penyiapan diri untuk kehidupan diakhirat. Dunia ini adalah buku yang paling lengkap
yang tidak akan habis dikaji untuk dipahami dan diambil manfaatnya sepanjang hayat
(Tirtahardjo dan La Solo, 2008 : 43).

Tujuan pendidikan nasional


Adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman da bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi
pekerti yang luhur. Tujuan pendidikan nasional merupakan suatu faktor yg amat sangat krusial
pada dalam pendidikan, sebab tujuan pendidikan ini artinya arah yang hendak dicapai atau yang
hendak pada tuju sang pendidikan. pada penyelenggaraannya pendidikan tidak bisa dilepaskan
asal sebuah tujuan yg hendak dicapai, hal ini dapat dibuktikan menggunakan penyelenggaraan
pendidikan yang pada alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yg berlaku di masa Orde lama
berbeda menggunakan tujuan pendidikan pada masa Orde Baru. sejak Orde Baru sampai
sekarang, rumusan tentang tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan
tuntutan pembangunan serta perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Tujuan
Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha
Esa serta berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap serta berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
serta kebangsaan.
1
Tujuan pendidikan nasional di atas wajib diupayakan bisa dicapai sang seluruh
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan yang bersifat formal. buat
mencapainya membutuhkan saat yang lama dan memerlukan analisis tujuan yang lebih khusus
asal setiap jenjang pendidikan diadaptasi menggunakan tingkat kemampuan serta kebutuhan
siswa.
Tujuan pendidikan dasar adalah memberi bekal kemampuan dasar pada siswa buat
berbagi kehidupanya menjadi langsung, anggota umat manusia dan mempersiapkan peserta didik
buat mengikuti pendidikan menengah. Tujuan pendidikan dasar di atas memberikan makna
bahwa tujuan pendidikan dasar artinya pondasi, dasar atau batu loncatan buat mencapai tujuan
pendidikan yang lebih tinggi.

Dasar tujuan pendidikan regional

1
https://kepegawaian.uma.ac.id/tujuan-pendidikan-nasional/Universitas Medan Area
Ragional bisa dianggap sebagai wilayah yang memeiliki karakteristik tertentu sehingga
dapat dibedakan dari wilayah lainnya. Dalam KBBI sendiri, regional adalah kedaerahan.

Karakteristik ini dapat diidentifikasi secara geografis, sejarah, dan ekonomi. Misalnya
kabupaten, kota, atau daerah lain yang menjadi bagian sebuah negara. Namun, istilah regional
juga dipakai dalam hal lain. Dalam hubungan dan perdagangan regional keduanya mengarah
pada suatu kerja sama. Di lapangan, kerja sama dibuat untuk mencapai suatu tujuan.

Kepentingan masing-masing merupakan hal pokok yang mendasari tujuan ini. Pada
dasarnya kerja sama regional bertujuan untuk memajukan pihak-pihak yang terlibat. Jika dirinci,
tujuan adanya kerja sama regional ialah untuk memasarkan produk antar negara, memperoleh
material yang dibutuhkan, menguatkan perekonomian dan stabilitas kawasan, serta menjalin
semacam persahabatan. Biasanya kerja sama tidak terjadin karena wilayah geografi yang
berdekatan, melainkan juga karena persamaan latar belakang, nasib, tujuan, budaya, dan lain-
lain.2

Intinya, bukan hanya individu yang harus bermasyarakat, melainkan negara memiliki
kewajiban yang sama untuk membentuk kerja sama regional. Pemakaian istilah regional memang
terkesan sempit untuk wilayah yang berdekatan secara geografis.

Sementara itu pendidikan adalah Upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi


peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi
nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyampaikan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan, organis, humoris, dinamis. Guna mencapai tuhuan kemanusiaan.

Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari falsafah atau pandanag hidup manusia, baik
secra perorangan maupun kelompok. Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut system
nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan
religi, filsafat, idiologi dan sebagainya.3

2
Pandu Faningsyah Putra, pembentukan karakter Peduli Lingkungan Dalam Organisasi Greenpeace
Ragional Yogyakarta, Jurnal Kebijakan Pendidikan 5, no. 2 (2016): 138,
3
Asbin Pasaribu, “Implementasi Menejemen Berbasis Sekolah Dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan
Nasional Di Madrasah » EduTWch : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial 3, no.1 (2017): 12-34,
Dasar Tujuan Pendidikan Konsektoral

Dasar tujuan pendidikan konsektoral yaitu tujuan yang menggabungkan antara teori
konsentris dan teori sektoral. Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Ia harus terus
berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman, dan juga kondisi peserta didik. Jangan
bayangkan sistem pendidikan sebagai sebuah sistem besar yang hanya dapat dipikirkan dan
diurusi oleh para pakar dan penentu kebijakan di pusat. Sekolah atau bahkan kelas juga
merupakan suatu sistem pendidikan dengan ruang lingkup yang kecil. Setiap sekolah memiliki
kondisi dan permasalahan masing-masing, sehingga pengembangan satu sekolah dengan sekolah
lain tidak benar-benar sama. Ada asas-asas yang dikenalkan oleh ki hajar dewantara untuk
melakukannya. Salah satunya adalah asas konsentris, yaitu pengembangan pendidikan yang
dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri. Tujuan utama pendidikan adalah
menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal sesuai dengan karakter kebudayaannya
sendiri. Oleh karena itu meskipun Ki Hadjar menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan
bangsa lain, namun tetap semua itu ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita
sebagai pusatnya. Pendidikan yang menggunakan teori dan dasar kebudayaan bangsa lain
(walaupun bangsa yang maju) secara langsung tanpa mengkaji ulang, menyesuaikan dan
mengevaluasinya tidak akan menghasilkan kemajuan.4

Sedangkan yang dimaksud teori sektoral adalah model perkembangan Pendidikan yang di mana
perkembangan Pendidikan terjadi di sektor-sektor yang terpancar keluar dari kawasan pusat
Pendidikan.5 yakni berbagai unit kegiatan yang ada di perkotaan yang tidak mengikuti zona
teratur secara konsentris, namun membentuk berbagai sektor yang memiliki sifat lebih bebas.
Jadi, tujuan konsektoral Pendidikan adalah
1. wadah yang menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang maksimal.
2. mewujudkan peradaban bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak terlepas dari
lingkungan pendidikan, baik di dalam keluarga maupun di sekolah dan masyarakat.

4
Suparlan, Henricus. (2015). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya
Bagi Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat.
5
sukirman. (2020). Teori, model, dan system Pendidikan.
3. individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan akibat dari
keputusan yang dibuat.

Tujuan Pendidikan Kurikuler


Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran, oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didevinisikan sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai
lembaga pendidikan.

Demikian kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan berpusat


pada peserta didik, yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang
dilakukan dalam sekolah atau pada saat proses belajar menagajar6

Jenis-jenis kegiatan kurikuler

a. Ada tiga bentuk kegiatan kurikuler, yaitu intrakurikuler, kokurikuler, dan exstrakurikuler.
Kegiatan ini sangat penting artinya bagi pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, penilaian
dan system kredit.
b. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan stuktur program, pelaksanaan di
sekolah dan seluruh kegiatanya di nilai.
c. Kegiatan kokurikuler di luar struktus program, tujuannya untuk memberikan perluasan
dan pendalaman terhadap apa yang telah dipelajarinya dalam kegiatan intrakurikuler,
kegiatan kokurikuler ini wajib di nilai.
d. Kegiatan exstrakurikuler terutama ditujukan untuk keperluan pembinaan bakat dan
prestasi siswa. Kegiatan ini dilakukan diluar sekolah dan tidak dinilai. Apabila
pembimbing perlu mengadakan penilaian hanya terbatas pada upaya penguatan
(reinfrcment)7

6
( Zainal Arifin, 2014:175)
7
(Fuat Ihsan, 2013: 223).
Penutup

Kesimpulan

1. Implikasi dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional bagi pendidik memandang peserta
didik sebagai insan yang hampa iman, hampa ketaqwaan dan tak memiliki akhlak mulia.
Bagi para pengambil kebijakan memposisikan pendidikan sebagi hal yang mutlak dapat
mewujudkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia pada diri peserta didik.
2. Rumusan tujuan pendidikan yang tepat : Pendidikan bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan potensi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik.
3. Pendidikan merupakan suatu proses dan kegiatan untuk mengubah hidup dan merupakan
jantung dari misi UNESCO ( The United Educational, Scientific and cultural
Organization) Merupakan organisasi internasional yang bergerak pada bidang
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk membangun perdamaian,
memberantas kemiskinan dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan
laporan pemantauan pendidikan global atau global educational monitoring (GEM)
pendidikan manusia dan bumi merupakan sesuatu yang dapat menciptakan masa depan
berkelanjutan untuk semua. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan merupakan
sebuah kunci untuk SDGs (Sustainable Development Goals) "... pendidikan memiliki
tanggung jawab untuk menjadi perlengkapan tantangan dan aspirasi pada abad ke-21,
mendorong nilai-nilai dan keterampilan yang akan menyebabkan pembangunan
berkelanjutan dan inklusif, serta hidup damai bersama." Irina Bokova, Direktur Jenderal
UNESCO.
"Pendidikan bisa dan harus, berkontribusi untuk visi baru pembangunan global
yang berkelanjutan." UNESCO.2015.
Pendidikan universal menjadi acuan untuk pendidikan regional. Pendidikan di
Indonesia sendiri berdasar pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zar zaman.

Daftar Pustaka

https://kepegawaian.uma.ac.id/tujuan-pendidikan-nasional/Universitas Medan Area

Pandu Faningsyah Putra, pembentukan karakter Peduli Lingkungan Dalam Organisasi Greenpeace
Ragional Yogyakarta, Jurnal Kebijakan Pendidikan 5, no. 2 (2016): 138,

Pasaribu, Asbin. "Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pencapaian Tujuan


Pendidikan Nasional Di Madrasah." EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial 3, no. 1
(2017): 12-34. http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/edutech/article/view/984.

Putra, Pandu Faningsyah. "Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Dalam Organisasi


Greenpeace Regional Yogyakarta." Jurnal Kebijakan Pendidikan 5, no. 2 (2016): 138.
https://nanopdf.com/queue/pembentukan-karakter-peduli-lingkungan- dalam_pdf?queue_id=-
1&x=1650291831&z=MTgwLjIxNC4yMzMuODk.

Suparlan, Henricus. (2015). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya Bagi
Pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat.

sukirman. (2020). Teori, model, dan system Pendidikan.

( Zainal Arifin, 2014:175)

(Fuat Ihsan, 2013: 223).

Anda mungkin juga menyukai