Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MATERI HASIL PEMBELAJARAN

RINGKASAN PENGANTAR PENDIDIKAN BAB 6-12

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Dosen Pengampu : Bpk. Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
MITA PRINDASARI
2103795
DKV A 2021

PENGANTAR PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021/2022
BAB VI
LANDASAN FILSAFIAH PENDIDIKAN

Berdasarkan UU Republik indonesia No.20 Tahun 2003 dalam Bab II pasal 3 menunjukkan
rumusan dari tujuan pendidikan nasional, berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Tugas dari pendidikan nasional yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan.

Pancasila bukan hanya sekedar dasar negara, Pancasila harus dihayati dan diamalkan di dalam
dan di luar pendidikan. Pancasila sebagai nilai menghendaki nilai filosofi yang lebih tinggi dari
dunia materi dan dunia sosial. Manusia merupakan makhluk sosial-religius, manusia
hendaknya tidak dipandang sebagai materi belaka, melainkan sebagai makhluk tuhan yang
ditakdirkan untuk mengabdi pada Tuhan. Dalam menghadapi tuhan, manusia adalah satu:
maksudnya ialah bahwa martabat manusia di sisi Tuhan adalah sama walaupun terdapat
perbedaan yang didasarkan kepada perbuatan asusilanya. Jadi, kesamaan di sini tidak dilihat
atas dasar warna kulit, akan tetapi dari martabatnya sebagai manusia dari pandangan segi sosial
dan segi moral.

Pandangan tentang Manusia menurut Badan dan Jiwa Manusia tidak hanya dipandang dari segi
sosok tubuh serta zat-zat pendukungnya belaka, melainkan dari aspek jiwanya. Pandangan
tentang kebersamaan manusia terungkap dalam pertanggungjawaban tentang pendidikan.
Manusia bertindak, ia tidak sembarang bertindak melainkan ia dapat mempertimbangkan,
merancang, dan mengarahkan tindakannya. Kalau manusia bertindak, ia mau bertindak yang
baik, diarahkan kepada tujuan yang baik, dan menjauhkan diri dari yang buruk. Melalui
pendidikan, diharapkan agar pada anak dapat tumbuh kesadaran akan nilai sikap untuk berbuat
dan mau berbuat selaras dengan apa yang seharusnya diperbuat. Jadi pendidikan itu merupakan
upaya agar anak didik dapat berbuat selaras dengan nilai.

Suatu hal yang melandasi falsafah pendidikan haruslah berkaitan dengan seluruh aspek untuk
membangun kehidupan seorang manusia juga, karena tanpa penekanan atas sendi-sendi bidang
kehidupan yang utama, suatu pendidikan dapat mengalami kegagalan. Untuk itulah
diperlukannya menjadikan sila-sila Pancasila sebagai landasan dalam melakukan pendidikan,
karena Pancasila sebagai nilai menghendaki nilai filosofi yang lebih tinggi dari dunia materi
dan dunia social, sehingga baik pendidikan religius maupun sosial dalam kehidupan adalah
seimbang apabila kita, masyarakat Indonesia dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan itu, kita dapat menjadi manusia pembangun yang dapat membangun dirinya
sendiri, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2|Page
BAB VII
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan
merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Dalam proses dan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak.

Bentuk Psikologi Pendidikan


1. Psikologis Perkembangan : Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan.
Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah Pendekatan pentahapan, Pendekatan
diferensial dan Pendekatan ipsatif.
2. Psikologi Belajar : Menurut Pidarta belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen
sebagai hasil pengalaman dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu
mengomunikasikannya kepada orang lain. Belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal
yaitu proses belajar dan hasil belajar. Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan
pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar.
Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan teori belajar yaitu Teori belajar
klasik, Teori belajar behaviorisme dan Teori belajar kognisi.
3. Psikologi Sosial : mempelajari psikologi seseorang di masyarakat, yang
mengkombinasikan ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh
masyarakat terhadap individu dan antar individu. Pembentukan kesan pertama terhadap
orang lain memilki tiga kunci utama yaitu Kepribadian dan Perilaku orang into, serta Latar
belakang situasi. Motivasi juga merupakan aspek psikologis sosial.

Implikasi Psikologi dalam Kegiatan Belajar


1. Implikasi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum : Kajian psikologis ini
memberikan perhatian terhadap bagaimana in put, proses dan out put pendidikan dapat
berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
2. Implikasi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran : Kajian psikologi
pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan
pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam
belajar,
3. Implikasi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Penilaian : Melalui kajian psikologis kita
dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik selain itu
kajian psikologis mengukur potensi-potensi yang dimiliki peserta didik, terutama setelah
dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat
maupun kepribadian individu lainnya.
Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi menjadi dua
aspek, yaitu untuk mempelajari situasi dalam proses pembelajaran san untuk penerapan
prinsip-prinsip belajar mengajar.

3|Page
BAB VIII
LANDASAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Pendidikan yang menerangkan tentang keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar dalam
proses pembinaan kepribadian yang berlangsung secara kontinu dalam keseluruhan hidup
manusia ini merupakan konsep dari pendidikan seumur hidup yang disebut juga life long
education. Di Indonesia, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakatkan
melalui kebijaksanaan Negara (TAP MPR NO.IV/MPR/1973jo.TAP NO.IV/MPR/1978
tentang GBHN) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional.

Penerapan konsep pendidikan seumur hidup dalam dunia pendidikan, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Guruge (dalam Ihsan, 2005:48), berimplikasi pada 6 jenis program
pendidikan, antara lain pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan
profesional, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan serta pendidikan kultural dan
pengisian waktu luang.

Program pendidikannya yaitu antara lain Pendidikan Vokasional, Pendidikan Baca Tulis
Fungsional, Pendidikan Profesional, Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik,
serta Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang.

Strategi pada Pendidikan seumur hidup dikenal empat macam konsep, yaitu: Konsep
Pendidikan seumur hidup itu sendiri, Konsep belajar seumur hidup, Konsep pelajar seumur
hidup, dan Kurikulum yang membantu Pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup
dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan diarahkan pada orang-orang dewasa
dan anak-anak karena sangat dibutuhkan di dalam hidupnya.

Tujuan Pendidikan Seumur Hidup yaitu untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia
sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, dan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, serta untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu kehidupan

Jalur pendidikannya yaitu dapat melalui pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal, dan
Pendidikan Informal. Hubungan dari ketiga jalur pendidikan tersebut yaitu “Berbagai faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa di antaranya adalah
siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”

Jadi Pendidikan seumur hidup adalah proses pendidikan secara berlangsung tanpa batas waktu
dan tempat yaitu mulai sejak lahir sampai akhir hayat manusia.. Implikasi Konsep Pendidikan
Seumur Hidup adalah merupakan akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu pendidikan baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan
profesional, pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan dan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik.

4|Page
BAB IX
Peranan Sekolah Secara Kelembagaan

Sekolah merupakan suatu unit sosial atau lembaga sosial yang kekhususan tugasnya ialah
melaksanakan pendidikan. Sekolah penting bagi semua orang di masyarakat, sehingga tidak
ada sekolah yang secara resmi hanya melayani kepentingan suatu golongan.

Pendidikan formal jenjangnya dimulai dari TK, SD, Sekolah Menengah (tingkat Pertama dan
tingkat Atas) Umum maupun kejuruan. Ada juga pendidikan non formal atau sering disebut
dengan pendidikan luar sekolah karena melaksanakan pendidikan tanpa sistem perjenjangan
tertentu, misalnya kursus, latihan keterampilan, dan penataran. Unsur-unsur dalam sistem
persekolahan yaitu murid, guru, kurikulum, serta sarana dan prasarana.

Kurikulum merupakan program pendidikan yang memberikan garis besar tentang apa yang
harus dipelajari murid (siswa) untuk memperoleh ijazah atau gelar, oleh sebab itu, sekolah dan
kurikulum bersifat formal. Kurikulum baik disusun dan dikembangkan di sekolah-sekolah agar
berhasil secara efektif membina siswa mencapai tujuan-tujuan institusional (kelembagaan)
yang sesuai. Pengembangan kurikulum memerlukan kegiatan tim sesuai tingkatannya. Selain
itu dalam pelaksanaannya diperlukan adanya penyelenggaraan pendidikan, administrasi, dan
supervisi.

Sebagai tenaga kependidikannya, guru memerlukan ilmu pendidikan yang dapat didapatkan
melalui Kelembagaan LPTK yang diwujudkan berupa SPG atau IKIP dan ada pula lembaga
sejenis yang masih bersifat non formal untuk keperluan terbatas (KPG, PGSLP dan lain lain)
yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian, kompetensi, skill bagi guru, membina calon guru
dan bekal bagi guru yang bertugas dilapangan, supaya guru dapat melaksanakan tugasnya
dalam proses belajar mengajar sebagaimana mestinya.

Manfaat pendidikan kepada guru antara lain meningkatkan kemampuan guru untuk
menyelesaikan berbagai masalah terkait kegiatan belajar mengajar. Pendidikan akan membuka
wawasan seorang guru tentang berbagai metode terbaru yang dapat diterapkan pada proses
belajar mengajar di kelas. Kebutuhan pendidikan terus berkembang, dan seorang guru harus
mampu mengimbanginya. Melalui berbagai pendidikan dan pelatihan guru dapat
meningkatkan kompetensi dasar keilmuannya dan mengikuti perkembangan terbaru dari
keilmuan tersebut. Selain sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
kompetensi dasar dan pengajaran, pelatihan guru juga bertujuan untuk membantu guru
mengatasi masalah internal seperti stres dan frustrasi sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan rasa cinta kepada profesi.

Selain sebagai pengajar, guru juga bertugas rangkap melaksanakan dan mengembangkan
kurikulum. Prestasi murid juga bisa rendah kalau pelaksanaan kurikulum kurang disesuaikan
dengan keadaan dan kemampuan intelek anak serta minatnya. Sedangkan murid juga mendapat
tugas untuk belajar sejalan dengan bimbingan gurunya dan juga Menunjukkan prestasinya.

5|Page
BAB X
EFEKTIVITAS SEJIKAH DAN REFORMASINYA

Suatu satuan unit sosial atau lembaga sosial yang kekhususan tugasnya ialah melaksanakan
proses pendidikan, itulah sekolah. Ada berbagai macam jenis Sekolah, yaitu ada Boarding
School, Sekolah Nasional Plus, Sekolah Nasional, Sekolah Internasional, Sekolah Alam, dan
Madrasah, serta Sekolah Rumah (Homeschooling).

Karakteristik Sekolah yang Efektif itu terlihat dari Dorongan untuk efektivitas sekolah yang
lebih besar telah menjadi industry pertumbuhan nasional pada tahun 1980-an, pada bagian ini
menjelaskan beberapa penemuan penting mengenai efektifitas sekolah dalam dunia pendidikan

Beberapa manajemen kelas yang dapat dilakukan oleh Guru antara lain yaitu memastikan
bahwa siswa tahu bahwa guru tidak akan mentolerir, memastikan bahwa siswa tahu apa mereka
membutuhkan bantuan mengenai tugas, menegakan aturan sekolah/manajemen kelas,
menyediakan transisi mulus antara kegiatan yang dikerjakan siswa, memberikan siswa tugas
yang cukup untuk mempertahankan prestasi, memantau kelas untuk tanda-tanda jika siswa
bingung, menggunakan variasi dalam kontak mata maupun gestur, guru tidak menanggapi
masalah disiplin emosinal, dan Mengatur lingkungan fisik untuk menyelesaikan tujuan dan
metode pembelajaran.

Intruksi yang Efektif yang dapat dilakukan antara lain memberikan gambaran apa yang akan
dipelajari, menekankan hubungan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, memonitor
pemahaman siswa, memberikan peringatan jika ada kesalahan, strategi kosakata belajar
(memonitor belajar mereka sendiri), melibatkan siswa pertama dalam praktek dibimbing
kemudan praktek independen, dan memotivasi agar terus memperbaiki kesalahan dan
memberikan peringatan positif.

Pengelompokkan Siswa
• Pengelompokkan homogeny berprestasi rendah untuk berhasil jika langkah-langkah
memadai yang diambil untuk menghilangkan ekspetasi rendah, stigmatisasi.
• Jumlah siswa harus cukup bagi guru untuk mengajar secara efektif
• Homogen maupun heterogen bisa efektif, asalkan ada pengaturan yang tepat untuk
penjadwalan siswa, persiapan guru dll yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran

Ciri-ciri dari Sekolah Efektif ialah aman dan lingkungan tertib yang tidak menindas dan
kondusif, misi yang jelas untuk sekolah dimana saham staf komitmen pada tujuan struksional,
prioritas, prosedur penilaian dan akunta bilitas, intruksi kepemimpinan oleh seorang kepala
sekolah yang menguasai lingkungan sekolah, monitoring kemajuan siswa dan meningkatkan
program instruksional, serta hubungan positif antara rumah dan sekolah dimana orang tua
mendukung misi dasar sekolah dan memainkan epranan pentingnya sebagai orang tua.

6|Page
BAB XI
MASYARAKAT SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Pendidikan sendiri diartikan sebagai “Upaya disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan manusia di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup”
Pendidikan merupakan upaya agar manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia di
masyarakat. Maka pemahaman mengenai dinamika masyarakat Indonesia dan pesatnya laju
ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penting.

• Manusia sebagai makhluk sosial ada beberapa konsep, yaitu :


Manusia bukan “ Barang Celupan.” Memiliki arti bahwa kita sebagai manusia bukan berarti
harus menyerap dan menelan semua hal yang ada disekitar kita. Dalam memperhatikan
kehidupan sosial budaya, seorang pendidik hendaknya pandai menempatkan diri dan
menentukan posisinya.

Pendidikan memiliki fungsi kreasi Apabila ada sesuatu yang dibuang, perlu dicarikan
gantinya. Apabila ada yang masih bisa digunakan akan tetapi masih perlu penyesuaian dengan
kemajuan zaman, perlu pula dipikirkan pengubahan atau pengembangannya. Contoh lain :
zaman dahulu manusia harus menyembah kepada orangtuanya, namun di zaman sekarang
tradisi ini sudah pudar. Namun tidak berarti hormat kita kepada orangtua dalam system nilai
ini dibuang.

• Lingkungan Pendidikan
Rumusan tentang Pendidikan dalam REPELITA mengemukakan bahwa Pendidikan
berlangsung baik di dalam maupun di luar sekolah.
Dalam peristilahan Ki Hajar Dewantoro, Pendidikan di luar sekolah ini meliputi dua pusat:
➢ Pendidikan dalam keluarga yang sering disebut sebagai “lingkungan pendidikan pertama”
➢ Pendidikan dalam masyarakat yang sering disebut sebagai “lingkungan Pendidikan yang
ketiga”
Namun ang lebih layak dijuluki pendidikan pertama itu adalah lingkungan pendidikan
masyarakat, karena baik keluarga maupun sekolah itu termasuk ke dalam Lembaga yang
terdapat di masyarakat.

Pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung atau terselenggara secara wajar
alamiah di dalam lingkungan hidup sehari-hari dan berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat, Keluarga ini termasuk sebagai lingkungan Pendidikan informal. Melalui
pendidikan dalam keluarga, diharapkan menjadi pribadi yang mantap, mandiri dapat
melaksanakan tugas hidupnya dengan baik, dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Maka
dari itu dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi keluarga, ialah fungsi sosialisasi.

Jadi Masyarakat memegang peran penting dalam pendidikan, karena masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan memiliki arti bahwa manusia mendapatkan pelajaran atau pendidikan
dari masyarakat yang ada dilingkungan dan pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial. Dari
kegiatan bersosial itu manusia dapat mengambil ilmu atau pelajaran baru untuk dirinya.
7|Page
BAB XII
PENDIDIKAN, MASYARAKAT, DAN PEMBAHARUAN
DALAM PEMBELAJARAN.

Hubungan antara masyarakat, Pendidikan dan Pembaharuan pendidikan.


Hubungannya dapat dilihat dari tugas dan tanggung jawab pendidikan. Pendidikan adalah salah satu
cara utama bagaimana masyarakat mempengaruhi perilaku warganya. Guru, orang tua, pemerintah dan
masyarakat ikut bertanggung jawab atas pendidikan.

Peningkatan Efektifitas Pendidikan


Efektifitas adalah keampuhan mempengaruhi prestasi belajar. Efektifitas Pendidikan
tergantung pada beberapa faktor yaitu karakteristik sekolah dan kelompok di kelas,
karakteristik guru dan karakteristik Siswa.

Pembaharuan Pendidikan/Pengajaran di Indonesia


A. Pembaharuan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Contohnya yaitu Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 yang menguatkan
status guru sebagai pekerja profesional, diperkuat lagi dengan Undang-Undang Guru dab
Dosen No. 14 Tahun 2005.
B. Pembaharuan kurikulum ke kurikulum 13
Kurikulum 13 Berbeda dari kurikulum sebelumnya karena tidak hanya tentang kecerdasan
intelektual, tetapi juga pengembangan kecerdasan ganda (Multiplen Intelegence) yang memuat
perilaku terpuji yang didasari norma-norma sosial, kultural, agama dan negara tetapi lebih
berkonsentrasi pada pendekatan saintifik yang memandu siswa dalam belajar untuk mengenali,
menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru.
C. Pembaharuan dalam Rumusan Tujuan Pendidikan
Terdapat 2 unsur tujuan pebelajaran, yaitu: Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar.
D. Pembaharuan dalam Pendekatan pada Pembelajaran
Pembelajaran tematik : kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa
pelajaran kedalam satu tema pembelajaran. Pembelajaran ini diterapkan dalam K13.
Kurikulum di perguruan tinggi dirancang oleh masing-masing prodi untuk menyusun konsep
kurikulum yang berbasis pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kurikulum
ini memuat tiga kompetensi yaitu Kompetensi Utama, Kompetensi Pilihan, dan Kompetensi
Lainnya sebagai karakteristik setiap prodi.
E. Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (TKPK)
Strategi pembelajaran yang mampu menjangkau jarak jauh dengan jumlah yang besar dapat
meningkatkan efiensi hasil Pendidikan. Teknologi komunikasi menjadi alternative paling tepat
dengan menggunakan pembelajaran secara virtual melalui jaringan internet.
F. Pembaharuan dalam Aspek Materi atau Konten Kurikulum dan Pengajaran
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Matematika
G. Pembaharuan dalam Aspek Proses Pendidikan
Pendekatan atau Strategi Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Penilaian program pengajaran dan
Pendidikan, Penyampaian bahan pelajara, dan Pembaharuan dalam proyek pamong

8|Page

Anda mungkin juga menyukai