Abstrak
Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang
dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget (1896) pendidikan berarti menghasilkan, menciptakan,
sekalipun tidak banyak,sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan
penciptaan yang lain. Menurut Jean Piaget pendidikan sebagai penghubung dua sisi,disatu
sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial,intelektual,dan moral yang
menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Individu berkembang
sejak lahir dan terus berkembang,perkembangan ini bersifat kausal. Namun terdapat
komponen normatif,juga karena pendidik menuntut nilai. Nilai ini adalah norma yang
berfungsi sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi apa yang diwajibkan,diperbolehkan,dan
dilarang. Jadi,pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai. . (DR.H.
syaifullah sagala M.Pd. , konsep dan makna pembelajaran, bandung : 2009 hal 1)Pandangan
tersebut memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan umumnya disekolah lsebagai lembaga pendidikan formal. Terdapat ratusan
definisi mengenai pendidikan, mulai dari hakikat hingga ke hal teknis dalam
pengejawantahannya. Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter, penguatan
pikiran dan perluasan kecerdasan. Singkatnya pendidikan merupakan jalan raya menuju
gerbang ilmu pengetahuan. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan peradaban dan
kemajuan, serta salah satu hal yang sangat berdampak besar bagi segala segi di kehidupan
manusia. Bila di tarik kebelakang hal yang melatar belakangi adanya pendidikan adalah
kesadaran manusia untuk berpikir, yang mana hal tersebut merupakan rumpun dari filsafat.
Education for some people means trying to guide children to resemble adults, on the contrary
for Jean Piaget (1896) education means producing, creating, even if not much, even though a
creation is limited by comparison with other creations. According to Jean Piaget, education is
a liaison between two sides, on the one hand a growing individual and on the other hand
social, intellectual, and moral values are the responsibility of educators to encourage these
individuals. Individuals develop from birth and continue to grow, this development is causal.
But there is a normative component, also because educators demand values. This value is a
norm that serves as a guide in identifying what is required, allowed, and prohibited. So,
education is a normative relationship between individuals and values. . (DR.H. syaifullah
sagala M.Pd., concept and meaning of learning, bandung: 2009 p. 1) This view implies that
education is all life situations that affect individual growth as a learning experience that takes
place in all environments and throughout life. In a narrow sense, education is teaching that is
generally held in schools as formal educational institutions. There are hundreds of definitions
of education, ranging from the nature to the technical aspects of its embodiment. Education is
a process of character building, strengthening the mind and expanding intelligence. In short,
education is a highway to the gate of knowledge. Education is very closely related to
civilization and progress, and one of the things that has a big impact on all aspects of human
life. When pulled back, the background of education is human awareness to think, which is a
family of philosophy.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek
didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam lingkungan tertentu
dengan menggunakan bermacam tindakan yang disebut alat pendidikan. Kelima komponen
pendidikan yaitu: tujuan pendidikan, pendidik, subjek didik, alat pendidikan, lingkungan
pendidikan disebut faktor-faktor pendidikan yang saling berkaitan serta saling menunjang
satu sama lainnya.
Pendidikan diperlukan oleh semua orang, bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan
dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna
dan hakikat pendidikan itu sendiri, padahal proses pendidikan itu tidak akan luntur atau
dilupakan sepanjang hayat.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik”
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh
kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata
kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global. Redja Mudyaharjo, dalam
bukunya Pengantar Pendidikan ”Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan
pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia” menyatakan tentang asumsi pokok
pendidikan yaitu :
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan untuk indah kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memilki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. (Prof.Dr.Umar Tirtaraharja, Drs.S.L.La
Sulo, pengantar pendidikan,jakarta:2008. Hal.37)
Macam-macam tujuan yang di paparkan oleh hasbullah (2009:13) merujuk pada
pandangan seorang ahli pendidikan yang bernama langeveld, yang menuturkan bahwa
tujuan pendidikan dapat di bagi kedalam:
a. Tujuan umum
Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan
keadaan , di rumuskan secara universal
b. Tujuan khusus
Merupakan pengkususan dari tujuan umum, dalam pengertian lain yaitu
memecah tujuan umum kedalam beberapa tujua-tujuan yang lebih khusus dan
mudah untuk di kembangkan secara operasional.
d. Tujuan sementara
Merupakan perumusan adanya tujuan sementara, jika untuk mencapai tujuan
umum tidak bisa dilakukan secara sekaligus, sehingga perlu di tempuh setingkat
demi setingkat.
e. Tujuan insidentil
Merupakan tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi
secara kebetulan, namun dalam perumusannya harus tetap mengacu pada tujuan
umum.
f. Tujuan intermedier
Merupakan tujuan perantara , yaitu tujuan yang dipandang sebagai alat dan
harus di capai terlebih dahulu sebelum mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam tujuan khusus.
Tujuan nasional
Yaitu tujuan umum pendidikan nasional yang didalamnya terkandung
rumusan kualifikasi umum, sangat ditekankan untuk ditaati oleh setiap
warga Negara Indonesia
Tujuan institusional
Yaitu tujuan lembaga pendidikan yang berisi tentang kualifikasi yang
diharapkan diperoleh seorang anak setelah menyelesaikan studinya di
lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan kurikuler
Yaitu penjabaran dari tujuan institusional yang berisi tentang
kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh terdidik setelah mengikuti
perogram pendidikan dalam suatu bidang studi/ mata pelajaran tertentu,
misalnya tujuan untuk mata pelajaran sejarah dan PPKn. A
Tujuan instruksional
Yaitu pengkhususan dari tujuan kurikuler. Rumusan tujuan
instruksional ini jika dihubungkan dengan arahan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini konsep TIU dan TIK telah diubah
menjadi indikator dan tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
(DR.H. syaifullah sagala M.Pd. , konsep dan makna pembelajaran, bandung : 2009 hal 1)
Nursobah,Ahmad.2012. PengertianPendidikan.http://cobaajah.blogspot.com/2012/05/
pengertian-pendidikan.html
Ridsal,B.2013. HakikatPendidikan.http://Badjoesbadjoes.blogspot.com/2013/03/
hakikatpendidikan_690.html.