Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

(UTS)

Disusun sebagai salah satu pemenuhan Tugas Matakuliah


Landasan Pedagogik Ke- SD/MIan
Dosen Pengampu Dr. Y. Suyitno, M.Pd.

Disusun oleh:
INDAH AYU NURSITA RAHMAWATI (2220110077)

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
1. Apa beda makna Mendidik, Mengajar, dan Melatih secara empiric dan orientasinya
masing?
Jawab:
Mendidik, mengajar, dan melaih memiliki makna yang berbeda secara empiris yakni:
a. Mendidik
Mendidik memiliki makna memberi pengajaran, pengarahan, pembimbingan, atau
arahan dalam rangka membentuk kepribadian seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mendidik adalah “memberi bimbingan, pengajaran (supaya memperoleh
akhlak yang baik, kepandaian, dan sebagainya); membesarkan (anak).” Menurut Sudjana
(2012), mendidik adalah “ upaya yang dilakukan untuk membina dan mengembangkan
potensi peserta didik dalam bidang kepribadian dan sosialnya”.
Mendidik memiliki orientasi pada pengembangan kepribadian dan moral
seseorang melalui pengalaman hidup yang diberikan. Dalam mendidik, tujuannya adalah
untuk membantu individu menjadi lebih baik dalam hal sikap, nilai, dan karakter.
b. Mengajar
Mengajar memiliki makna memberikan pengetahuan atau keterampilan kepada
orang lain melalui proses pembelajaran yang terstruktur. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, mengajar adalah “memberi pengajaran (kepada seseorang ata sekelompok
orang ); memperdengarkan pelajaran kepada (siswa, murid, dan sebagainya);
memelajarkan.” Menurut Yusuf (2014), mengajar adalah “proses pengalaman belajar
yang diarahkan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru”.
Mengajar memiliki orientasi pada pembelajaran akademik dan pengajaran
keterampilan. Dalam mengajar, tujuannya adalah untuk membantu siswa memahami
konsep dan teori tertentu serta mampu menerapkannya dalam konteks yang berbeda.
c. Melatih
Melaih memiliki makna memberikan pelatihan ata pembinaan keterampilan atau
kemampuan tertentu melalui proses latihan yang berulang-ulang. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, melatih adalah “membiasakan (diri, otot, kebiasaan, dan sebagainya)
dengan cara berulang-ulang; membentuk (kebiasaan, kesegaran, dan sebagainya) dengan
berlatih”. Menurut Prawito (2007), melatih adalah “proses pembinaan fisik atau mental
seseorang melalui pengalaman dan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan”.
Melatih memiliki orientasi pada pengembangan keterampilan fisik atau mental
tertentu. Dalam melatih, tujuannya adalah untuk membantu individu menjadi lebih
terampil dalam melakukan tugas-tugas yang spesifik.
Dalam konteks pendidikan, perbedaan antara ketiga kata tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Mendidik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian dan akhlak yang baik
b. Mengajar lebih menekankan pada penyampaian pengetahuan
c. Melatih lebih menekankan pada pembinaan keterampilan dan kemampuan.
Walaupum memiliki perbedaan namun ketiga hal tersebut saling terkait dan sering
dilakukan secara bersamaan dalam proses pembelajaran.

2. Mengapa manusia harus dididik? Apa konsekuensi jika manusia tidak dididik?
Kemukakan alasan/argumen filsafiah dan ilmiahnya tentang pentingnya manusia
dididik.
Jawab:
Manusia harus dididik karena pendidikan memberikan kemampuan untuk memahami
dunia di sekitarnya dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pendidikan juga
membentuk karakter dan moral yang baik serta mengembangkan potensi intelektual karakter
dan moral yang baik serta mengembangkan potensi intelektual dan emosional.
Manusia perlu dididik karena manusia sebagai makhluk social harus mampu
berinteraksi dengan lingkungannya dan masyarakat disekitarnya secara efekti. Didikasi juga
diperlukan untuk membentuk karakter dan moral yang baik serta mengembangkan potensi
intelekstual dan emosional.
Fisuf John Dewey dalam bukunya “Demokrasi dan Pendidikan” menekankan bahwa
pendidikan adalah proses yang terus-menerus dan bukan hanya tentng pengetahuan dan
informasi, tetapi juga tentang pengembangan potensi manusia secara keseluruhan.
Pendidikan memberikan kesempatan kepada manusia untuk belajar bagaimana berpikir,
bertindak, dan berinteraksi secara positif dalam masyarakat.
Sementara itu dari sudut pandang ilmiah, penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
memiliki dampak positif yang signifikan pada kehidupan manusia, baik dalam hal kesehatan
fisik, kesejahteraan ekonomi, maupun kualitas hidup secara keseluruhan. Studi yang
dilakukan oleh World Bank pada tahun 2018 menunjukkan bahwa pendidikan memiliki
hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.
Sebaliknya, ketiadaan pendidikan atau kurang didikasi dapat mengakibatkan dampak
negative pada kehidupan manusia, termasuk terbatasnya kesempatan kerja dan penghasilan,
rendahnya taraf hidup, dan bahkan keterlibatan dalam perilaku yang merusak seperti
kejahatan dan kekerasan.
Dalam konteks ini, pendidikan menjadi penting bagi manusia karena memberikan
kesempatan untuk berkembang dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki serta menjadi
anggota masyarakat yang berperan aktif dan positif.

3. Mengapa mempelajari Pedagogik harus didasari oleh pemahaman Filsafat


Pendidikan? Minimal ada 3 komponen Pendidikan yang dibahas dalam Filsafat
Pendidikan, mohon dijelaskan secara rinci. Bagaimana hubungan Filsafat Pendidikan
terhadap Pedagogik?
Jawab:
Pemahaman tentang Filsafat Pendidikan sangat penting dalam mempelajari
Pedagogik karena Filsafat Pendidikan membahas konsep-konsep dan teori-teori yang
mendasari tujuan, nilai, dan praktik-praktik pendidikan. Dengan memahami Filsafat
Pendidikan, maka kita akan dapat memahami prinsip-prinsip yang mendasari pendidikan
sebagai suatu sistem serta mendapatkan padangan yang lebih holistic mengenai fungsi dan
peran pendidikan dalam masyarakat.

Berikut adalah 3 komponen pendidikan yang dibahas dalam Filsfat Pendidikan:


a. Epistemologi Pendidikan
Epistemologi pendidikan membahas tentang sumber, jenis, dan struktur pengetahauan
yang ingin dicapai dalam proses belajar-mengajar. Epistemologi mempertanyakan
bagaimanan seseorang dapat memperoleh pengetahuan yang valid dan bagaimana
pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang
pendidikan, epistemology berbicara tentang bagaimana cara mengembangkan
pengetahuan melalui proses pembelajaran dan bagaimana guru dapat membantu siswa
dalam memahami dan mengembangkan pengetahuan.
b. Aksiologi Pendidikan
Aksiologi pendidikan membahas tentang nilai-nilai yang ingin dicapai melalui proses
pendidikan. Aksiologi membahas tetan apa yang dianggap penting dalam pendidikan,
seperti kejujuran, keadilan, keterbukaan, kebebasan, dan sebagainya. Dalam bidang
pendidikan, aksiologi berbicara tentang tujuan pendidikan dan apa yang ingin dicapai
melalui proses belajar-mengajar.
c. Ontologi Pendidikan
Ontology pendidikan membahas tentang sifat dan karakteristik manusia sebagai objek
pembelajaran dalam pendidikan. Ontology berbicara tentang bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan, bagaimana manusia belajar, dan bagaimana manusia
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam bidag pendidikan, ontology berbicara
tentang sifat manusia yang menjadi focus dalam proses belajar-mengajar.
Filsafat Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan pedagogic karena
pedagogic merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode dan teknik pengajaran yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pedagogic tidak hanya membahas tentang
bagaimana cara mengajar, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek seperti tujuan
pendidikan, sifat manusia, dan nilai-nilai yang ingin dicapai melalui proses belajar-
mengajar. Oleh karena itu, memahami filsafat pendidikan dapat membantu para praktisi
pendidikan dalam megembangkan metode pengajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diinginkan.

4. Apa yang sesungguhnya dipelajari oleh peserta didik, sehingga tugas mendidik itu
tidak bisa melepaskan diri dari kajian Filsafat Pendidikan? Kemukakan konsep-
konsep pandangan filsafat Pendidikan yang bisa menjadi rujukan untuk mendidik
manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang akan dating.
Jawab:
Peserta didik belajar banyak hal di sekolah, mulai dari keterampilan praktis seperti
membaca, menulis, dan berhitung, hingga keterampilan sosial, seperti cara berkomunikasi
dengan orang lain dan bekerja dalam tim. Namun, belajar di sekolah juga harus membentuk
manusia yang memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan beradaptasi dengan
cepat terhadap perubahan zaman. Oleh karena itu, filsafat pendidikan menjadi sangat penting
sebagai dasar pemikiran dalam mendidik manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang
akan datang.
Beberapa konsep pandang filsafat pendidikan yang bisa menjadi rujukan untuk
mendidik manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang akan datang antara lain:
1. Humanisme
Pandangan humanisme dalam pendidikan menekankan pada pentingnya menghargai
nilai-nilai kemanusiaan, seperti rasa empati, kasih sayang, kebebasan, dan keadilan. Hal
ini dapat diterapkan dalam pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan individu
peserta didik, memberikan kebebasan untuk berekspresi, dan mengembangkan
kreativitas.
2. Konstruktivisme
Pandangan konstruktivisme menganggap bahwa peserta didik tidak hanya menerima
informasi secara pasif, tetapi juga membangun pengetahuannya sendiri melalui
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pendidikan
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam membangun
pengetahuan dan pemahaman mereka.
3. Pragmatisme
Pandangan pragmatisme menekankan pada pentingnya menghubungkan pendidikan
dengan kehidupan nyata. Pendidikan harus memberikan keterampilan praktis yang
berguna bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memanfaatkannya secara efektif.
4. Perenialisme
Pandangan perenialisme menekankan pada pentingnya mempelajari pengetahuan yang
abadi dan universal, seperti filsafat, sastra, dan matematika. Hal ini dikarenakan
pengetahuan ini dianggap sebagai dasar bagi pemahaman manusia tentang dirinya
sendiri dan dunia di sekitarnya.

5. Mengapa mempelajari landasan historis itu menjadi salah satu prinsip dalam studi
pedagogik, sehingga kita dapat memahami latar belakang dan dampaknya mengapa
system Pendidikan kita seperti ini. Jelaskan secara rasional dan kritis!
Jawab:
Memahami landasan historis dari sistem pendidikan adalah penting dalam studi
pedagogik karena dapat memberikan konteks dan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana sistem pendidikan saat ini berkembang dan bagaimana dampaknya terhadap
masyarakat. Hal ini juga membantu kita memahami perkembangan ide-ide dan pandangan
yang mempengaruhi bentuk sistem pendidikan yang kita miliki saat ini.
Menurut Gutek (2014) mempelajari sejarah pendidikan dapat membantu kita
memahami sejarah dan perkembangan berbagai metode dan teori pembelajaran. Hal ini
dapat membantu guru dan pengajar dalam merancang kurikulum dan strategi pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien.
Selain itu, memahami secara pendidikan dapat membantu kita melihat bagaimana
sistem pendidikan kita berkembang dalam hubungannya dengan perubahan sosial, politik,
dan ekonomi. Menurut Spring (2018), sejarah pendidikan dapat membantu kita memahami
hubungan antara pendidikan dan masyarakat dalam konteks global, nasional, dan lokal.
Dalam konteks Indonesia, memahami sejarah pendidikan dapat membantu kita
memahami bagaimana sistem pendidikan kita dipengaruhi oleh perubahan politik dan
ekonomi, termasuk pengaruh kolonialisme dan globalisasi. Menurut Purwanto (2016),
mempelajari sejarah pendidikan Indonesia dapat membantu kita memahami bagaimana
sistem pendidikan kita saat ini terbentuk dan berkembang dalam hubungannya dengan
perubahan sosial dan politik yang terjadi di Indonesia.
Secara keseluruhan, memahami landasan historis dari sistem pendidikan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sistem pendidikan saat ini
terbentuk dan berkembang dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi yang berubah-ubah.
Hal ini dapat membantu kita merancang strategi dan kurikulum pendidikan yang lebih
efektif dan efisien, serta membantu kita mengambil keputusan yang lebih baik dalam
pengembangan sistem pendidikan di masa depan.

6. Mengapa studi Pedagogik mengasumsikan kajian Psikologi Perkembangan sebagai


landasan praktek dan teori Pendidikan? Jelaskan secara rasional.
Jawab:
Studi pedagogik mempelajari proses belajar dan mengajar, serta pembentukan
individu melalui pendidikan. Psikologi perkembangan, di sisi lain, mempelajari
perkembangan individu dari segi fisik, kognitif, dan sosial emosional. Oleh karena itu,
kajian psikologi perkembangan menjadi landasan yang penting dalam praktek dan teori
pendidikan.
Studi pedagogik mengasumsikan kajian psikologi perkembangan sebagai landasan
praktek dan teori pendidikan karena kedua bidang ilmu tersebut memiliki keterkaitan yang
erat dalam memahami proses belajar dan mengajar psikologi perkembangan mempelajari
perubahan perilaku manusia dari masa kanak-kanak hingga dewasa dan bagaimana faktor-
faktor lingkungan dan genetik mempengaruhinya. Sementara itu, studi pedagoging
mempelajari teori, prinsip, dan praktik dalam mendesain, mengembangkan, dan
mengevaluasi proses belajar dan mengajarkan. Jadi studi pedagogik menggunakan psikologi
perkembangan sebagai landasan praktik dan teori pendidikan karena psikologi
perkembangan mempelajari bagaimana individu tumbuh dan berkembang dari waktu ke
waktu.
Dalam konteks pendidikan, psikologi perkembangan membantu dalam memahami
perbedaan individual dalam hal kesiapan belajar, gaya belajar, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kinerja akademis. Dengan memahami perbedaan ini, guru dapat merancang
strategi pengajaran yang lebih efektif dan efisien untuk setiap siswa. Selain itu, psikologi
perkembangan juga membantu dalam memahami bagaimana konsep dan pengetahuan
diproses oleh otak manusia dan bagaimana proses ini dapat ditingkatkan melalui teknik
pengajaran yang tepat.
Menurut Mclnerney dan Mclnerney (2017), pendekatan psikologi perkembangan
dalam studi pendidikan juga membantu dalam memahami aspek-aspek kognitif, emosional,
dan sosial siswa. Dalam memahami perkembangan kognitif, pendekatan ini membantu guru
dalam merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif
siswa. Dalam memahami perkembangan emosional dan sosial, pendekatan ini membantu
guru dalam merancang pengalaman belajar yang mempromosikan keterampilan sosial,
pengembangan identitas diri, dan kesejahteraan mental siswa.
Dalam kesimpulannya, studi pedagogik mengasumsikan kajian psikologi
perkembangan sebagai landasan praktek dan teori pendidikan karena membantu dalam
memahami perbedaan individual, proses kognitif, emosional, dan sosial siswa yang sangat
penting dalam merancang strategi pengajaran yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, kedua
bidang ilmu saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain dalam mengoptimalisasikan
proses belajar mengajar.

7. Jelaskan mengapa dalam praktek pendidikan seorang guru harus berteori? Apa
peranan teori pendidikan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran?Apa yang
mungkin terjadi jika guru tanpa teori dalam praktek pendidikan dan
pembelajarannya?
Jawab:
Dalam praktek pendidikan, seorang guru harus memiliki dasar teori pendidikan yang
kuat sebagai landasan dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam pembelajaran. Teori
pendidikan memberikan pemahaman tentang konsep, prinsip, dan metode pembelajaran
yang efektif. Tanpa dasar teori pendidikan yang memadai, seorang guru mungkin tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dan mendidik
dengan baik.
Peranan teori pendidikan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran adalah
membantu guru dalam memahami bagaimana siswa belajar, bagaimana guru dapat
memberikan materi pelajaran secara efektif, dan bagaimana guru dapat mengevaluasi
kemajuan siswa. Teori pendidikan juga membantu guru memahami perbedaan individu
dalam gaya belajar dan keterampilan serta memberikan strategi dan teknik yang dapat
membantu siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda.
Teori pendidikan memainkan peran penting dalam praktek pendidikan dan
pembelajaran karena memberikan dasar untuk pemahaman tentang cara-cara yang efektif
untuk mengajar dan memfasilitasi pembelajaran siswa. Menurut Mills (2003), teori
pendidikan memainkan beberapa peran penting dalam praktek pendidikan, yaitu:
1) Memberikan dasar bagi praktisi pendidikan untuk memahami prinsip-prinsip, konsep,
dan teori yang mendasari praktek mereka.
2) Memberikan panduan bagi praktisi pendidikan untuk merancang program pembelajaran
yang efektif dan relevan.
3) Memberikan alat bagi praktisi pendidikan untuk mengevaluasi dan meningkatkan
praktek mereka.
Jika seorang guru tidak memiliki dasar teoritis, mereka mungkin cenderung
mengandalkan pengalaman pribadi mereka dalam mengajar, yang tidak selalu efektif dan
efisien dalam memfasilitasi pembelajaran siswa. Dalam studi yang dilakukan oleh
McDonald dan Burns (2001), guru yang terlatih secara teoritis cenderung lebih efektif dalam
mengajar daripada guru yang hanya mengandalkan pengalaman pribadi mereka.
Jika seorang guru tidak memiliki dasar teori pendidikan yang memadai, maka hal
tersebut dapat menyebabkan kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran yang efektif,
menghadapi situasi yang sulit dalam kelas, dan mengevaluasi kemajuan siswa secara
objektif. Tanpa dasar teori pendidikan yang memadai, seorang guru mungkin merasa
terjebak dalam mengajar dengan cara yang sama dan sulit untuk menyesuaikan metode
pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang
teori pendidikan dan bagaimana menerapkannya dalam praktek mereka. Hal ini dapat
membantu mereka mengembangkan strategi pengajaran yang lebih efektif dan efisien, serta
meningkatkan hasil belajar siswa.

8. Jelaskan masing-masing komponen dalam pendidikan dan kaitannya antar komponen


tersebut, yaitu rumusan Tujuan Pendidikan, Pendidik dan Peserta didik, Isi
pendidikan, Alat pendidikan utama, dan Kontekstual pendidikan.
Jawab:
Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang bertujuan untuk membantu
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan fisik, mental, emosional, sosial, dan
spiritualnya. Pendidikan terdiri dari beberapa komponen penting yang saling berhubungan,
yaitu rumusan tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, isi pendidikan, alat pendidikan
utama, dan kontekstual pendidikan. Berikut penjelasan masing-masing komponen dan
kaitannya antar komponen tersebut:
1) Rumusan tujuan pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan adalah tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan. Tujuan
pendidikan mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan
dimiliki oleh peserta didik. Tujuan pendidikan juga merupakan acuan bagi pendidik
dalam merancang pembelajaran dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Tujuan
pendidikan dapat mempengaruhi isi pendidikan dan alat pendidikan utama yang
digunakan.
2) Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik adalah dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam
pendidikan. Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab dalam memberikan
pembelajaran dan bimbingan kepada peserta didik. Pendidik harus memiliki kompetensi
dan kualifikasi yang memadai dalam bidangnya serta mampu memahami karakteristik
peserta didik untuk memberikan pembelajaran yang efektif. Peserta didik adalah pihak
yang belajar dan menerima pembelajaran dari pendidik peserta didik memiliki peran
aktif dalam pembelajaran dan harus memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk
mencapai tujuan pendidikan.
3) Isi pendidikan
Isi pendidikan adalah materi atau bahan ajar yang disampaikan oleh pendidik kepada
peserta didik. Isi pendidikan harus relevan dengan tujuan pendidikan, konteks
pendidikan, dan kebutuhan peserta didik. Isi pendidikan juga dapat mempengaruhi alat
pendidikan utama yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran.
4) Alat pendidikan utama
Alat pendidikan utama adalah media atau alat yang digunakan oleh pendidik untuk
membantu proses pembelajaran. Alat pendidikan utama dapat berupa buku teks,
komputer, proyektor, papan tulis, dan sebagainya. Pilihan alat pendidikan utama harus
disesuaikan dengan konteks pendidikan dan isi pendidikan.
5) Kontekstual pendidikan
Kontekstual pendidikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran,
seperti budaya, lingkungan, dan teknologi. Kontekstual pendidikan juga dapat
mempengaruhi isi pendidikan dan alat pendidikan utama yang digunakan. Pendidik harus
memahami konteks pendidikan untuk dapat memberikan pembelajaran yang efektif dan
relevan dengan kebutuhan peserta didik.

9. Mengapa rumusan tujuan pendidikan ada dalam Filsafat Pendidikan suatu bangsa?
Jelaskan bagaimana landasan filsafiah dan ilmiah yang anda gunakan!
Jawab:
Rumusan tujuan pendidikan merupakan hal yang penting dalam filsafat pendidikan
suatu bangsa karena tujuan tersebut dapat menjadi dasar bagi sistem pendidikan yang ada di
negara tersebut. Tanpa adanya tujuan yang jelas, sistem pendidikan akan sulit dalam
mengembangkan kurikulum dan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan
pendidikan akan sulit dicapai.
Menurut Ahmadi, tujuan pendidikan dapat dilihat dari tiga perspektif yaitu perspektif
filsafat, psikologi, dan sosiologi. Dalam perspektif filsafat, tujuan pendidikan dilihat sebagai
suatu tujuan yang berkaitan dengan makna hidup manusia dan bagaimana manusia dapat
mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan diri. Sehingga dalam perspektif psikologi tujuan
pendidikan berkaitan dengan perkembangan potensi individu dan pengembangan
kecerdasan, bakat, dan kemampuan seseorang. Sementara itu, dalam perspektif sosiologi,
tujuan pendidikan berkaitan dengan pengembangan masyarakat yang berkarakter baik dan
mampu berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Dalam menentukan tujuan pendidikan, landasan falsafiyah dan ilmiah yang dapat
digunakan antara lain adalah epistemologi, ontologi, dan aksiologi. Epistemologi
berhubungan dengan cara manusia memperoleh pengetahuan dan pemahaman, sedangkan
ontologi berkaitan dengan pandangan manusia tentang hakikat keberadaan dan kenyataan.
Aksiologi berhubungan dengan pandangan manusia tentang nilai-nilai dan etika.
Landasan filsafiyah dan ilmiah yang digunakan dalam merumuskan tujuan
pendidikan juga dapat berasal dari berbagai teori dan konsep pendidikan. Beberapa landasan
yang mungkin dapat digunakan antara lain:
1) Idealisme
Idealisme merupakan aliran filsafat yang mengutamakan gagasan dan pemikiran sebagai
dasar segala sesuatu. Dalam idealisme, tujuan pendidikan dianggap sebagai
pembentukan karakter dan moralitas manusia sehingga manusia dapat mencapai
kesempurnaan diri.
2) Realisme
Realisme menekankan pentingnya pengalaman empiris dan objektif dalam pembentukan
pengetahuan. Dalam realisme, tujuan pendidikan adalah untuk membantu siswa
memahami dunia nyata dan mengembangkan keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Pragmatisme
Pragmatisme menekankan pentingnya konteks sosial dan kegunaan praktis dalam
pendidikan. Dalam pragmatisme, tujuan pendidikan adalah untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam karir mereka.
4) Humanisme
Humanisme menempatkan manusia sebagai pusat dari segala hal. Dalam humanisme,
tujuan pendidikan adalah untuk membantu siswa mencapai potensi mereka secara penuh
dan menjadi manusia yang berpikiran kritis dan empatik.
5) Konstruktivisme
Konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu melalui
pengalaman dan refleksi mereka sendiri. Dalam konstruktivisme, tujuan pendidikan
adalah untuk membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui
pengalaman belajar yang menarik.

10. Bagaimana menurut Anda tentang peranan Filsafat Pendidikan, Filsafat Ilmu, dan
Pedagogik dalam penyelenggaraan pendidikan di SD pada khususnya? Jelaskan secara
tegas peranan masing-masing!
Jawab:
Filsafat pendidikan, filsafat ilmu, dan pedagogik memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di SD. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peranan masing-
masing:
1) Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikan berperan dalam menentukan tujuan dan arah pendidikan
yang akan dijalankan di SD. Filsafat pendidikan juga membahas tentang hakikat dan
tujuan pendidikan, serta membahas tentang kurikulum dan metode pembelajaran yang
tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Buchori (2017), filsafat pendidikan memberikan sumbangan pemikiran
yang sangat besar bagi dunia pendidikan, terutama dalam membantu menjawab
pertanyaan mengenai tujuan dan esensi dari pendidikan itu sendiri.
2) Filsafat ilmu
Filsafat ilmu berperan dalam memberikan landasan teoritis yang kuat bagi
pendidikan di SD. Filsafat ilmu membahas tentang metodologi ilmiah, hubungan antara
ilmu dan realitas, serta mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan filosofis yang
mendasar dalam ilmu pengetahuan.
Menurut Karyono (2018), filsafat ilmu sangat penting dalam mendukung
kegiatan ilmiah, terutama dalam menentukan metodologi yang tepat dalam penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan.
3) Pedagogik
Pedagogik berperan dalam merancang dan mengembangkan strategi
pembelajaran yang efektif dan efisien di SD. Pedagogik membahas tentang prinsip-
prinsip pembelajaran, proses belajar mengajar, dan pengembangan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Menurut Sudjana (2015), pedagogik memegang peranan yang sangat penting
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di SD, terutama dalam merancang
strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan, filsafat ilmu, dan
pedagogik memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di SD. Filsafat
pendidikan menentukan tujuan dan arah pendidikan, filsafat ilmu memberikan landasan
teoritis yang kuat dan norma sedangkan pedagogik merancang strategi pembelajaran yang
efektif dan efisien.

11. DAFTAR PUSTAKA:


1. Sudjana, N. 2012. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
2. Yusuf, M. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
3. Prawito, A. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 8 Mei
2023 pukul 09.25 WIB.
5. Simbolon, M. 2017. The Differences between Education, Teaching, and Training.
Journal of Language Teaching and Research, 8 (4), 745-751,
https://doi.org/10.17507/jltr.0804.10 , diakses tanggal 8 Mei 2023 pukul 09.32 WIB.
6. Dewey, John. Democracy and Education. Free Press, 1916.
7. World Bank. “World Development Report 2018: Larning to Realize Education`s
Promise.” World Bank, 2018.
8. Susanto, A. 2017. Filsafat Pendidikan: Dari Klasik Hingga Kontemporer. Penerbit
Kencana.
9. Noviyanti, N., & Aminuddin, A. 2021. Hubungan Filsafat Pendidikan dan Pedagogik
dalam Proses Pembelajaran.
10. Goerge Ritzer. 2018. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
11. Neil, J. 2012. Constructivist Learning and Teaching. Yogyakarta: IRCiSoD.
12. Gutek, G. 2014. Historical and philosophical foundations of education: A biographical
introduction. Pearson.
13. Purwanto. 2016. Sejarah pendidikan Indonesia. PT. Remaja Rosdakarya.
14. Spring, J. 2018. The American School: A global context from the puritans to the trump
era. Routledge.
15. Mclnerney, D.M., & Mclnerney, V. 2017. Educational psychology: Constructing
learning. Pearson Australia.
16. Bandura, A. 1977. Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
17. Dewey, J.1938. Experience and education. New York: Collier Books.
18. Gagne, R. 1985. The conditions of learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
19. Skinner, B.F. 1953. Science and human behavior. New York: Macmillan.
20. Mills, G.E. 2003. Action research: A guide for the teacher researche. Prentice Hall.
21. Macdonald, B., & Burns, E. 2001. The relationship between teacher education and
teacher effectiveness: A literature review. Education-line.
22. Depdiknas. 2008. Panduan Penyusunan Kurikulum pendidikan Dasar dan Menegah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
23. Bhatnagar, D. 2012. Educational Philosophy: A Historical and Critical Overview. New
Delhi: Dorling Kindersley (India) Pvt. Ltd.
24. Ahmadi, A. 2014. Konsep dan Model Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
25. Buchori, A. 2017. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
26. Karyono, S. 2018. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Yogyakarta: Kanisius.
27. Sudjana, N. 2015. Pedagogik: Landasan dan Aplikasinya dalam Pendidikan. Bandung:
PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai