PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
b. Rumusan Masalah
1
c. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Pendidikan
mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh
arti.
adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh sekolah terhadap anak yang
terhadap hubugan hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Jika diperinci dari
berikut.
3
Bentuk kegiatan. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk
siswa siswa sehingga guru mempunyai peran yang sentral dan menentukan.
hidup.
sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayt untuk mempersiapkan peserta didik
untuk dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat
pada masa yang akan dating. Pendidikan adalah pengalaman pengalaman belajar
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat kata awal me
4
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
tarabbabal walada memiliki arti yang sama yakni so faster atau to bring up
(mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
segi), pendidikan ialah... the total process of developing human abilities and
5
kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk
moril dari segala perbuatannya... orang dewasa itu adalah orang tua di anak
atau orang tua yang atas dasar tugas dan keududukannya mampunyai
kewajiban untuk mendidik misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam
berbeda.
dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen secara saksama dalam
6
Driyakarya (1980 : 66 . 67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, yakni
pemikiran yang bersifat kritis, meiliki metode, dan tersusun secara sistematis
dan pemahaman serta arugumen yang kuat. Meiliki metode berarti dalam
proses berfikir dan menyelidiki, orang menggunakan cara atau teknik tertentu.
Sistematis berarti dalam suatu proses, pemikir ilmiah dijiwai oleh ide yang
menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran pikiran dan pendapat nya tidak
abstrak.
Langaveld, paedagogi atau ilmu mendidik adalah suatu ilmu yang bukan
hanya menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek
perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu
pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dilihat adanya penekanan yang sama
masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori, ataupun yang bersifat praktis.
7
dari praktik penyusunan teori, dan penyusunan system pendidikan. Ilmu
secara praktis.
Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, ilmu pendidikan termasuk ilmu yang baru
berkembang. Padahal secara praktis, pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu
ada. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa ilmu pendidikan dapat
Memiliki sistematika
yang terdiri dari beribu-ribu pulau, berbagai macam suku, dan memiliki berbagai
macam bahasa daerah. Maka, sudah barang tentu para pendiri republik ini dalam
menentukan filosofi pendidikan nasional bertitik tolak dari akar budaya nasional
8
sehingga pendidikan di Indonesia pun dapat dimengerti, dipahami, dan memiliki
kualitas yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Outcome dari pendidikan kita
diharapkan dapat diterima dan dikembangkan menjadi warga dunia dan menjadi
manusia yang dapat diterima dengan baik. dengan demikian, nilai-nilai moral
yang terkandung dalam pendidikan nasional, yaitu nilai moral Pancasila, dapat
berinteraksi dengan nilai moral yang berlaku universal di seluruh penjuru dunia.
dan pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat
bersifat perenialisme dan progresif yang melihat subjek didik sebagai bagian dari
warga dunia, dan mengingatkan dengan sungguh-sungguh agar warga dunia tidak
didikte oleh perubahan tetapi mampu memberi alternatif. Dengan dasar itu, maka
misi pendidikan nasional dalam hal ini diterjemahkan sebagai rekonstruksi sosial.
(Komarudin,2009:12)
yang terdiri dari beribu-ribu pulau, berbagai macam suku, dan memiliki berbagai
macam bahasa daerah. Maka, sudah barang tentu para pendiri republik ini dalam
menentukan filosofi pendidikan nasional bertitik tolak dari akar budaya nasional
kualitas yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Outcome dari pendidikan kita
9
diharapkan dapat diterima dan dikembangkan menjadi warga dunia dan menjadi
manusia yang dapat diterima dengan baik. dengan demikian, nilai-nilai moral
yang terkandung dalam pendidikan nasional, yaitu nilai moral Pancasila, dapat
berinteraksi dengan nilai moral yang berlaku universal di seluruh penjuru dunia.
dan pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat
bersifat perenialisme dan progresif yang melihat subjek didik sebagai bagian dari
warga dunia, dan mengingatkan dengan sungguh-sungguh agar warga dunia tidak
didikte oleh perubahan tetapi mampu memberi alternatif. Dengan dasar itu, maka
misi pendidikan nasional dalam hal ini diterjemahkan sebagai rekonstruksi sosial.
(Komarudin,2009:12)
2. Unsur-Unsur Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
perjalanan setiap institusi yang memiliki visi yang jelas selalu dimulai dari tujuan.
kehidupan yang lebih baik hendaknya selalu berangkat dari tujuan yang akan
dicapai.
terhadap self knowing dan self realization kemudian inquiry dan reasoning and
10
Ahli filsafat lain seperti Aristoteles mengatakan bahwa tujuan pendidikan
melalui kebiasaan dan kemampuan berpikir rasional. Ahli lainnya seperti Dewey
yang merupakan ahli filsafat dan ahli pendidikan bangsa Amerika Serikat
seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat berfungsi secara
pendidikan dan pengajaran yang bersifat aktif, ilmiah, dan memasyarakat serta
(Komarudin,2009:13)
b. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
tertentu. (Triwiyanto,2014:25)
c. Peserta Didik
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
d. Pendidik
11
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
e. Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
f. Isi Pendidikan
bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
g. Lingkungan Pendidikan
sehingga kemampuannya dapat terus dikembangkan kearah yang lebih baik lagi.
masyarakat. (Triwiyanto,2014:26)
3. Aspek-Aspek Pendidikan
Budi pekerti atau akhlak dapat diartikan sebagai satu-satunya aspek yang
sangat fundamental atau paling dasar dalam kehidupan. Budi pekerti dapat terlahir
dari pendidikan baik secara formal maupun non formal. Tujuan dari pendidikan
budi pekerti adalah mendidik anak agar dapat membedakan antara baik dan buruk,
terpuji dan tercela, sopan dan tidak. Dengan demikian pembentukan pendidikan
akhlak mencakup dua macam pembentukan yaitu pembentukan kata hati dan
12
terhadap baik dan buruk dan pembentukan kemauan agar anak mempunyai
kemampuan yang kuat untuk tidak melakukan hal yang tidak baik.
Ahli filsafat Yunani kuno Socrates mengatakan bahwa “siapa yang tahu akan
mau” yang artinya seseorang akan mau berbuat sesuai kebajikan jika ia tahu akan
kebajikan, tapi pada kenyataannya di jaman sekarang tidak demikian. Pada saat ini
harus ada pembentukan kemauan disamping pembentukan kata hati untuk berbuat
sesuatu dengan yang baik sebagaimana telah kita ketahui. Sedangkan ada
Pelaksanaan pendidikan budi pekerti di sekolah dalam hal ini terdiri dari dua
pendapat.
jam tersendiri. Hal ini cocok untuk murid-murid kelas rendah karena pendapat
menghendaki mata pelajaran budi pekerti memiliki jam-jam nya tersendiri dengan
diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran. Hal ini cocok untuk kelas-kelas
yang lebih tinggi. Oleh karena itu banyak mata pelajaran yang baik sebagai wadah
dari pendidkan budi pekerti, misalnya mata pelajaran agama, bahasa dan juga
nyata pada kadar motivasi dan keberhasilan studi pada taraf itu, yang mempunyai
pengaruh yang sangat besar pada tahap-tahap selanjutnya. Jadi pendidikan budi
b. Pendidikan Kecerdasan
13
Pendidikan kecerdasan merupakan tugas pokok dari sekolah disamping tugas-
tugas yang lain. Tujuan dari pendidikan kecerdasan adalah melatih dan
mempertinggi daya pikir anak sehingga dapat berpikir secara kritis, logis, kreatif
dan reflektif.
Berfikir kritis berarti dengan cepat anak melihat hal-hal yang benar dan tidak
benar. Berfikir kreatif berarti dapat menemukan sesuatu yang baru dari percobaan-
percobaan dan pengamatan yang dilakukan. Berfikir logis berarti dengan cepat
melihat hubungan masalah yang satu dengan masalah yang lain, dapat
Sehingga murid hanya menghafal tanpa mengerti pengertian dari yang dihafal
Untuk melatih murid-murid berfikir logis digunakan empat macam metode yaitu :
14
1. Analogi ialah menarik kesimpulan berdasarkan persamaan-persamaan.
4. Silogisme ialah menarik kesimpulan dengan dua tingkat ialah, premis mayor
pengertian yang lebih tinggi atau lebih luas. Sedangkan premis minor yaitu
pernyataan yang mengandung pengertian yang lebih sempit atau rendah dari
premis mayor.
Pada umumnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
dan senantiasa hidup dalam kelompok. Untuk itu, manusia dituntut dapat
menyesuaikan diri dalam bersosial. Tujuan dari pendidikan sosial adalah mendidik
anak agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersamaan dapat mengambil
bagian secara aktif dalam kehidupan tersebut. Pendidikan sosial dari sekolah dapat
Pendidikan sosial perlu untuk memenuhi kebutuhan kita agar diakui, dihargai,
Sebagai manusia tentunya kita juga hidup dalam suatu kelompok yang besar
yaitu negara. Oleh karena itu, sangatlah penting jika kepada anak diberikan
bertujuan agar anak menjadi warga negara yang baik berguna bagi tanah air,
15
Dengan pendidikan kewarganegaraan anak akan tahu dan sanggup
diajari untuk memelihara kelestarian bangsa dan negara, untuk itu diperlukan
memupuk rasa kebangsaan yang merupakan rasa perikemanusiaan dan terdiri dari
nasionalisme (cinta bangsa) dan patriotisme (cinta tanah air). Dapat dikatakan
Pada umumnya pendidikan keindahan ini kurang mendapat perhatian dari para
aspek pendidikan yang begitu prinsipial atau tidak bisa digunakan sebagai suatu
hal-hal yang baik dan indah. Sehingga dapat menghargai dan menikmati
keindahan.
keindahan itu kita dapati dalam segala bidang kehidupan sehari-hari. Kiranya
kepada anak juga perlu ditanamkan bahwa yang baik, yang indah , bukanlah yang
mahal-mahal saja.
dan menikmati keindahan itu sendiri. Keindahan tidak terletak pada mahal dan
murah tetapi terletak pada seni bagaimana menyusun kombinasi dan komposisi.
f. Pendidikan Jasmani
Pendidkan jasmani tidak hanya berupa latihan saja tetapi pendidikan jasmani
16
sifat-sifat dan tabiat-tabiat yang baik. Selain itu agar anak dapat tumbuh
jasmaninya dan mentalnya dengan sempurna. Menurut pasal 9 UU.no 4 thn 1950
perkembangan jiwa dan merupakan bangsa yang sehat dan kuat lahir bathin.
Pendidikan jasmani terdiri dari empat cabang yaitu senam, atletik, permainan dan
bela diri. Jadi tujuan pendidikan jasmani yang sebenarnya ialah untuk
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Untuk memshsmi pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada
itu, pedagogik (paedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang
17
sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagai anak atau untuk anak sampai ia
jangkauan, yaitu pengertian pendidikan maha luas, sempit, dan luas terbatas. Definisi
maha luas, yaitu pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
Sementara itu, definisi luas terbatas, yaitu pendidikan adalah usaha sadar yang
sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar
hidup. (Triwiyanto,2014:23)
b. Saran
18
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami di waktu yang akan
datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Mudyahardjo, Redja. 2014. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar
Persada.
20