Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“RUANG KELAS”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Pengelolaan Kelas
Dosen Pengampu:
Dr. H.A. Muhyani Rizalie, M.Si

Disusun Oleh :
Kelas: 5D PGSD
Kelompok: 1

Akhmad Fadhilah 1910125110044


Sukma Indah Pangastuti 1910125120034
Husnul Khatimah 1910125120057
Maimunah 1910125220049

Azkia Quthrunnada 1910125220069

Noor Halifah Rizqi 1910125220074


Karen Amalin Lestyani 1910125320044

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ruang Kelas” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengelolaan Kelas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang ruang kelas bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H.A. Muhyani Rizalie, M.Si
, selaku dosen Pengelolaan Kelas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarmasin, 16 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i

BAB I.........................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN.....................................................................................................................ii

A. Latar Belakang............................................................................................................ii

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................ii

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................ii

BAB II........................................................................................................................................1

PEMBAHASAN........................................................................................................................1

A. Pengertian Ruang Kelas..............................................................................................1

B. Kondisi Ruang Kelas...................................................................................................2

C. Lingkungan Fisik Kelas yang Baik.............................................................................4

D. Faktor yang Mempengaruhilingkungan Terhadap Proses Pembelajaran....................5

BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................................9

B. SARAN........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan ruang kelas. Penataan
kelas memerlukan perhatian dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses
pembelajaran. Dalam penataan ruang kelas penting dilakukan secara terencana untuk
mendukung proses pembelajaran. Karena murid harus melakukan kegiatan sendiri
dalam kelas, maka murid-murid tersebut harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka
harus merasa seperti ada dalam rumahnya sendiri, proses belajar berjalan lancar
karena murid telah mengenal ruang kelas dengan baik, dimana mereka mengambil,
mengembalikan, menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan bahan pembelajaran
sudah dihafalnya.Untuk mendukung kegiatan murid, maka ruangan kelas harus ditata
dengan sangat baik, agar tercipta suatu lingkungan yang kondusif agar para murid
dapat belajar dengan efektif.

Pentingnya penataan ruang kelas bagi proses belajar mengajar, dalam


pengembangan variasi baik dari segi penataan tempat duduk maupun perlengkapan
yang mendukung dalam tujuan pembelajaran. Dalam pengembangan variasi penataan
tentu saja tidak boleh dilakukan, harus diperhitungkan secara matang baik
karekteristik siswa maupun kondisi kelas. Dengan segala pengelolaan dan penataan
kelas yang baik akan meningkatkan gairah belajar dan peserta didik tidak sukar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menciptakan ruang kelas yang dapat
mendukung proses pembelajaran, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang
penataan ruang kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ruang kelas?
2. Bagaimana kondisi ruang kelas yang aman dan nyaman?
3. Bagaimanakah lingkungan fisik kelas yang baik?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi lingkungan terhadap proses pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian ruang kelas.
2. Menjelaskan keadaan ruang kelas yang aman dan nyaman.

ii
3. Menjelaskan lingkungan fisik kelas yang baik.
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi lingkungan terhadap proses
pembelajaran.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ruang Kelas


Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif akan membuat lebih
bersemangat dalam belajar. Ruang kelas di sekolah menjadi tempat utama bagi siswa
untuk belajar. Menurut Rukmana (2008:73) kelas adalah lingkungan sosial bagi
anak/siswa, di mana di dalam kelas terjadi proses interaksi baik siswa dengan siswa
maupun siswa dengan guru. Kelas menurut Oemar Hamalik. (Djamarah 2010:175)
merupakan suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang
mendapat pengajaran dari guru.
Menurut Arikunto (Djamarah 2010:175) di dalam didaktik terkandung suatu
pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Jadi, jika ada sekelompok
peserta didik yang pada waktu bersamaan menerima pelajaran yang sama dari guru
yang berbeda, jelas hal ini tidak dapat dikatakan sebagai kelas. Secara sederhana kelas
dapat diartikan sebagai unit terkecil di sekolah yang digunakan sebagai tempat untuk
kegiatan belajar mengajar. Sebagai suatu unit kerja terkecil di sekolah, di dalam suatu
kelas terdapat sekelompok peserta didik dan berbagai sarana belajar. Sekelompok
peserta didik tersebut bersifat heterogen atau beraneka ragam, mulai dari perbedaan
fisik seperti, perbedaan jenis kelamin, perbedaan tinggi badan, perbedaan berat badan,
hingga perbedaan alat indera yang mereka miliki serta perbedaan psikis seperti
perbedaan tingkat intelektualnya hingga perbedaan tipe belajar.
Pengertian kelas akan menjadi lebih spesifik jika terdapat kata “ruang”
sebelumnya, yakni ruang kelas. Ruang kelas dapat diartikan sebagai ruangan yang ada
di dalam suatu bangunan maupun di luar bangunan yang dijadikan tempat
berlangsungnya pembelajaran. Pada dasarnya pengertian ruang kelas dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Arti sempit : Suatu ruangan (dibatasi empat dinding) atau tempat di mana siswa-
siswanya belajar.
2. Arti luas kegiatan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa-siswa dalam
suatu ruangan untuk suatu tingkat tertentu pada waktu/jam tertentu. (Soedomo
2005:39).

1
Pengertian ruang kelas menurut ahli dapat di simpulkan yaitu suatu ruangan
yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa
untuk menerima suatu pelajaran pada waktu tertentu. Agar tercipta suasan
pembelajaran yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan dan penataan ruang
kelas.

B. Kondisi Ruang Kelas


Guru menggunakan ketrampilannya untuk melaksanakan pengelolaan kelas
dan mengondisikan agar tercipta suasana aman, nyaman dan kondusip untuk
melaksanakan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan perubahan fungsi atau
kebutuhan yang berkelanjutan pada suatu ruangan solusi yang umum diterapkan
adalah fleksibilitas ruang. Ruang yang fleksibel memberikan kemungkinan dan
kebebasan untuk menyesuaikan atau disesuaikan oleh penggunanya sehingga
mempermudah pergerakan atau perubahan. Bentuk keleluasaan atau perubahan yang
dapat diterapkan pada ruang bergantung pada kategori fleksibilitias yang
diimplementasikan seperti kelancaran aliran (fluidity), multifungsi (versatility),
kemampuan dikonversi (convertibility), kemampuan diskalakan (scaleability), atau
kemampuan dimodifikasi (modifiability) (Monahan, 2002: 2). Kategori fleksibilitas
ruang tersebut dipengaruhi berbagai faktor pembentuk ruang baik penerapan tata letak
dan konfigurasi elemen ruangan, furnitur, material, bentuk, warna, sistem konstruksi,
dan pencahayaan. Fleksibilitas ruang dapat diartikan sebagai suatu sifat kemungkinan
dapat diubahnya atau diadaptasikannya suatu susunan/konfigurasi elemen ruang
seperti lantai, dinding, langit-langit, perabot, material, warna, pencahayaan maupun
suasana ruang untuk mengakomodasi kebutuhan atau perubahan. Monahan (2002: 2)
membagi-bagi fleksibilitas ruang ke dalam beberapa kategori yaitu: (1) kelancaran
aliran (fluidity), merupakan desain ruang untuk aliran/sirkulasi individu, penglihatan,
suara, dan udara; (2) multifungsi (versatility), mengindikasikan properti ruang yang
memungkinkan untuk beberapa jenis penggunaan; (3) kemampuan dikonversi
(convertibility) yaitu kemudahan mengadaptasi ruang bagi penggunaan baru (desain
ulang); (4) kemampuan diskalakan (scaleability) menggambarkan properti ruang
untuk ekspansi atau kontraksi; dan (5) kemampuan dimodifikasi (modifiability) yaitu
properti spasial yang mengajak/mengundang untuk manipulasi aktif dan penyisihan.

1. Kelancaran aliran (fluidity) Fleksibilitas kelancaran aliran diterapkan karena


kebutuhan akan udara yang segar, pencahayaan yang memadai, ruang dengan

2
kebebasan dan kemudahan bergerak, serta arah pandang yang lebih luas.
Fleksibilitas kelancaran aliran hadir pada ruang sentra seni dengan penerapan
konsep ruang yang setengah terbuka, penggunaan ventilasi, tidak ada sekat di
dalam ruang dan tidak menggunakan pintu pada jalur keluar masuk ruang.
Tersedianya udara segar untuk dapat melakukan pembelajaran dengan fokus dan
nyaman ditunjang oleh penghawaan yang baik dan lancar. Penerapan ruang
setengah terbuka dan ventilasi pada ruangan yang tidak terlalu besar membantu
kelancaran penghawaan. Tersedianya pencahayaan yang memadai
membantenggguna untuk dapat melihat dengan baik dan jelas sehingga anak-anak
dapat melakukan eksplorasi dan kegiatan bermain-belajar dengan nyaman, aman,
dan lancar. Tersedianya pencahayaan yang memadai terutama pencahayaan alami
di ruang sentra seni ditunjang oleh penerapan ruang yang terbuka dan penggunaan
material tembus cahaya (fiber) pada partisinya sehingga cahaya dapat masuk ke
dalam ruangan. Tersedianya kebebasan dan kemudahan bergerak merupakan salah
satu penunjang untuk anak dapat bermain, bereksplorasi dan bersosialisasi.
Organisasi elemen ruang yang baik, memperhitungkan kesesuaian jarak antar
perabot, serta tidak menggunakan sekat atau pintu pada ruangan yang tidak terlalu
besar. Hal ini membantu kelancaran sirkulasi pengguna ruang untuk dapat bebas,
mudah, aman dan nyaman dalam bergerak atau menjangkau tempat yang
diinginkan. Adanya rasa nyaman, aman, bebas, mudah dan lancar untuk
melakukan kegiatan bermain-belajar dapat meningkatkan motivasi bermain-
belajar anak. Tersedianya arah pandang yang luas pada ruang sentra seni ditunjang
oleh penerapan ruang yang setengah terbuka. Dengan arah pandang yang luas,
anak di dalam ruang dapat memperoleh kebebasan dan rangsangan dari luar ruang
sehingga mengurangi kebosanan. Bagi anak dari luar ruang, arah pandang ke
dalam ruang yang luas dapat memberikan kesan menyambut.
2. Multifungsi (versatility) Fleksibilitas multifungsi diterapkan karena adanya
kebutuhan ruang untuk menampung kegiatan yang cukup banyak dan berbeda-
beda namun jumlah ruangan yang tersedia terbatas. Fleksibilitas multifungsi hadir
pada ruang sentra seni dengan penerapan konsep ruang yang netral, tidak spesifik
untuk kegiatan tertentu, serta adanya perabot yang umum/multifungsi dan dapat
dimodifikasi. Tersedianya ruang multi-fungsi tersebut membantu tetap
terpenuhinya berbagai kegiatan dan kebutuhan anak dalam bermain-belajar.

3
3. Kemampuan dimodifikasi (modifiability) Kemampuan ruang untuk mudah
dimodifikasi secara fleksibel diterapkan karena adanya kebutuhan ruang, ruang
yang lebih lapang, penyesuaian dengan tema dan mengapresiasi anak. Fleksibilitas
tersebut hadir pada ruang sentra seni melalui perabot yang dapat dimodifikasi
bentuk dan posisinya seperti meja lipat, dekorasi display, dan dekorasi langit-
langit. Tersedianya ruang yang lapang merupakan upaya untuk menyesuaikan
dengan kebutuhan kegiatan dan mempermudah sirkulasi pengguna di dalam ruang
yang menunjang anak untuk dapat berkegiatan lebih bebas, aman, nyaman dan
terbangun motivasi bermain-belajarnya.

Pengaturan lingkungan kelas ini, jika diperhatikan akan mampu mendukung


terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif dan berkualitas. Haryanto (2001)
menyatakan bahwa pengaturan ruang secara tepat dapat menciptakan suasana yang
wajar, tanpa tekanan, dan menggairahkan siswa untuk belajar secara efektif. Lebih
lanjut Haryanto menyatakan bahwa agar tercipta suasana belajar yang aktif (mampu
mengaktifkan siswa), pengaturan ruang belajar dan perabot sekolah perlu
diperhatikan. Pengaturan itu hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok
dan memudahkan guru secara leluasa membimbing dan membantu siswa dalam
belajar. Pengaturan meja secara berkelompok, akan mampu meningkatkan kerjasama
yang baik antar siswa. Dengan terciptanya gairah siswa dalam belajar, tentunya akan
berpengaruh pada efektifitas belajar siswa. Dan dengan terciptanya suasana belajar
yang wajar tanpa tekanan tentunya akan memungkinkan munculnya daya kritis dan
kreatifitas siswa.

C. Lingkungan Fisik Kelas yang Baik


Lingkungan fisik kelas adalah lingkungan yang memberi peluang gerak dan
segala aspek yang berhubungan dengan upaya penyegaran pikiran bagi siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan. Lingkungan fisik ini
meliputi saran prasarana pembelajaran yang di miliki sekolah seperti lampu, ventilasi,
bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk siswa, dan lain sebagainya. Lingkungan
fisik kelas perlu dirancang dengan baik agar memberi kenyamanan bagi pengguna
kelas yaitu guru dan murid, lingkungan fisik kelas yang nyaman akan memberi
pengalaman belajar yang lebih baik.

4
Lingkungan fisik didefinisikan sebagai ciri fisik kelas. Lingkungan kelas fisik
mencakup perbedaan hal-hal seperti ukuran kelas, lantai, dinding, meja, penerangan,
dll. Banyak studi menemukan bahwa lingkungan fisik sangat penting untuk
kesuksesan pendidikan. Pengaturan fisik kelas membuat pengajaran yang efektif dan
mendorong proses belajar mengajar yang lancar, sehingga meningkatkan hasil belajar
siswa. Lingkungan fisik kelas dapat dilihat dari persepsi siswa mengenai: kecerahan
(classroom brigthtness), pengaturan furniture (furniture setting) , pengaturan tempat
duduk (seating arrangement), variasi interior (interior variety), pastisipasi siswa dalam
mengatur kelas dikelas (student participation in classrooo), pandangan keluar kelas
(view to outdoors) dan preferensi keseluruhan (overall preference).

Dalam hal ini lingkungan fisik kelas berkaitan dengan suasana kelas/sekolah,
lingkungan kelas yang baik dapat membangkitkan semangat peserta didik maupun
pengajar untuk melaksanakan kelas yang baik. Untuk meningkatkan peranan guru
dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu
menciptakan lingkungan kelas yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk
belajar dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Karena kelas merupakan
lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah. Langkah
langkah yang dapat ditempuh antara lain:

a. Lingkungan fisik kelas harus bersih dan sehat, karena kelas adalah tempat belajar-
mengajar antara guru dan siswa maka kelas itu harus bersih supaya proses belajar
berjalan dengan baik dan nyaman.
b. Ruang kelas diusahakan menjadi ruang yang indah dan menyenangkan, kelas
seperti ini akan meningkatkan niat belajar siswa didalam kelas.
c. Kelas juga harus didekorasi atau ditata dengan baik untuk menimbulkan
lingkungan fisik kelas yang berkesan.
d. Lingkungan fisik kelas harus meemperhatikan kenyamanan siswa, misalnya
cahaya yang masuk kedalam telalu terang dan mengganggu siswa, atau juga pada
musim hujan ada tetesan, maka guru sedapat mungkin bisa menanggulangi hal
tersebut.

D. Faktor yang Mempengaruhilingkungan Terhadap Proses Pembelajaran


Dalam mencapai keberhasilan belajar, lingkungan merupakan salah satu faktor
penunjang. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan siswa untuk

5
berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, siswa akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang siswa
lakukan.

Selanjutnya dalam buku Dasar-dasar Pendidikan yang di tulis oleh Marlina


Gazali: Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri
anak. Dalam artian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak, baik
berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat
terutama yang dapat memberi pengaruh kuat kepada anak didik yaitu lingkungan yang
mana terjadi proses pendidikan berlangsung dan lingkungan anak-anak bergaul
sehari-hari.

Sedangkan Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), sebagaimana dikutip


oleh M. Ngalim Purwanto bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment)
adalah: Semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan atau life processes seseorang kecuali gen-
gen bahkan gen-gen pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide
environment) bagi gen yang lain.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah menyatakan bahwa lingkungan belajar


yang mempengaruhi proses belajar anak terdiri dari dua macam yaitu:

a. Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial siswa,
dan lingkungan keluarga

Lingkungan sekolah yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah


seluruh warga sekolah, baik itu guru, karyawan, maupun teman-teman sekelas
semuanya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang
dapat menunjukkan sikap dan perilaku yang baik dan juga dapat memperlihatkan
teladan yang baik khususnya dalam hal belajar seperti rajin membaca, hal tersebut
dapat memberikan motivasi yang positif bagi belajar siswa. Demikian halnya
apabila teman-teman sekelas siswa di sekolah mempunyai sikap dan perilaku yang
baik serta memiliki etos kerja baik seperti misalnya rajin belajar akan berpengaruh
positif terhadap belajar siswa.

6
b. Lingkungan nonsosial menyangkut gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, sumber belajar, keadaan
cuaca, pencahayaan, dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Gedung merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi oleh sekolah
dalam menyelenggarakan pendidikan. Siswa dapat belajar dengan baik apabila
gedung sekolah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Rumah dengan kondisi yang
sempit dan berantakan serta kondisi perkampungan tempat tinggal siswa yang
padat dan bising sangat tidak mendukung belajar siswa. Siswa membutuhkan
tempat yang nyaman dan tenang agar dapat berkonsentrasi dalam belajar.

Sumber belajar siswa seperti buku dapat mempermudah dan mempercepat


belajar anak. Ketersediaan sumber belajar akan mendorong siswa untuk belajar.
Sumber belajar siswa yang terbatas akan menghambat siswa dalam belajar. Faktor
lingkungan memegang peranan penting dalam proses belajar.

Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan dalam proses belajar siswa adalah
tempat belajar, alat-alat belajar, suasana, waktu, dan pergaulan.

a. Tempat belajar
Tempat belajar yang baik merupakan tempat yang tersendiri, yang tenang, warna
dinding tidak tajam, di dalam ruangan tidak ada hal yang mengganggu perhatian,
dan penerangan cukup.
b. Alat-alat belajar
Belajar tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya alat-alat belajar yang
lengkap. Proses belajar akan terganggu apabila tidak tersedia alat-alat belajar.
Semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan
sebaik-baiknya. Sebaliknya apabila alat-alat belajarnya tidak lengkap, maka
proses belajar akan tergganggu..
c. Suasana
Suasana berhubungan erat dengan tempat belajar. Suasana belajar yang baik akan
memberikan motivasi yang baik dalam proses belajar dan ini akan memberikan
pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa. Suasana yang tenang,
nyaman, dan damai akan mendukung proses belajar siswa.
d. Waktu

7
Pembagian waktu belajar yang tepat akan membantu proses belajar siswa.
Pembagian waktu yang dilakukan siswa dapat membut siswa belajar secara
teratur.
e. Pergaulan
Pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Apabila anak dalam
bergaul memilih dengan teman yang baik, maka akan berpengaruh baik terhadap
diri anak, dan sebaliknya apabila anak bergaul dengan teman yang kurang baik,
maka akan membawa pengaruh yang tidak baik pada diri anak.

Dari penjelasan tersebut dapat dilanjutkan bahwa perubahan-perubahan yang


diakibatkan lingkungan dapat bersifat menetap dan relatif permanen. Semakin kuat
pengaruh lingkungan tersebut, maka perubahan yang akan terjadi pada subjek belajar
diprediksikan akan semakin tinggi pula. Inilah kehebatan pengaruh lingkungan
terhadap perilaku seseorang. Untuk itu akan sangat tidak bijak, apabila seseorang
menampilkan peran lingkungan saja bagi perkembangan dan pertumbuhan individu,
terutama anak-anak.

Setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi
adalah sampai sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai. Jika dalam jangka waktu
tertentu seseorang telah menyelesaikan proses belajarnya, maka orang tersebut dapat
dikatakan berhasil.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya pengelolaan kelas adalah menciptakan, menciptakan dan
memelihara kondisi yang optimal dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan
bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan
alat bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan. Seorang guru dalam
menjalankan proses pembelajaran harus memiliki pengetahuan atau keterampilan,
dalam menciptakan kondisi kelas yang kondusif, kelas nyaman, aman, tentram, indah,
menarik dan menimbulkan rasa untuk berlama–lama tinggal di kelas. Kenyamanan
ruang kelas merupakan faktor pendukung kenyamanan dalam belajar. Ruang kelas
merupakan salah satu tempat dilangsungkannya pembelajaran, tempat dimana terjadi
interaksi antar individu, dan tempat dimana siswa mengalami perkembangan fisik,
mental, intelektual, perasaan dan keterampilan lainnya.

B. SARAN
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang telah
mempelajari makalah ini, agar kelak dikemudian hari penulis dapat lebih baik lagi
dalam hal penyusunan, dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah Insya
Allah akan bisa diperbaiki.

9
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain . (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Parhusip, Holmes dkk. (2021). Manajemen Kelas. Malang: Literasi Nusantara.

Purwanto, M. N. (1995). Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.

Safitri, N. &. (2018). Pengelolaan Lingkungan Kelas Dalam Mencapai Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Manajerial, Vol. 3 No. 4.

Soedomo, Hadi. (2005). Pengelolaan Kelas. Surakarta: UNS Press.

Sulistiyani, H., Darmawan, R., & Budiarti, L. N. (2014). FLESKSIBILITAS RUANG


KELAS SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN DALAM MEMBANGUN
MOTIVASI ANAK DI TK BUNDA GANESA BANDUNG. Jurnal Sosioteknologi,
67-70.

Marlina Gazali, Dasar-Dasar Pendidikan, (Bandung: Mizan, 1998), h. 24.

10

Anda mungkin juga menyukai