Anda di halaman 1dari 17

PENGATURAN KONDISI DAN FASILITAS KELAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengelolaan Kelas

Dosen Pengampu:
Yanti Yandri Kusuma, SE.,M.Pd.

Disusun Oleh:
Nadila Kharunisa 1986206112
Uyun Rifka Azzahra 1986206094
Sri Restiana 1986206090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan buku ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada buku ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah, dan teman-teman seperjuangan yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.

Bangkinang, 04 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2

A. Pengaturan Kondisi Kelas................................................................ 2


B. Kegiatan Manajemen Kelas.............................................................. 5
C. Tujuan Manajemen kelas................................................................. 6
D. Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas............................ 7
E. Hambatan Mengelola Kelas.............................................................. 11

BAB III PENUTUP....................................................................................... 13

A. Kesimpulan........................................................................................ 13
B. Saran................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan kelas dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah segala
usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana dan kondisi belajar di dalam kelas agar
menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai dengan kemampuan.
Dengan kata lain pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur segala hal
dalam proses pembelajaran, seperti lingkungan fisik dan sistem pembelajaran di kelas.
Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif.
Kelas yang kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses
belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru akan menjadi
tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi kelas yang kondusif.
Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan belajar di kelas sedemikian
rupa sehingga menyenangkan, aman, dan menstimulasi setiap anak agar terlibat secara
maksimal dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengaturan kondisi kelas?
2. Bagaimana kegiatan manajemen kelas?
3. Apa tujuan manajemen kelas?
4. Apa faktor yang mempengaruhi manajemen kelas?
5. Apa saja hambatan dalam mengelola kelas?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengaturan kondisi kelas?
2. Mengetahui bagaimana kegiatan manajemen kelas?
3. Mengetahui apa tujuan manajemen kelas?
4. Mengetahui apa faktor yang mempengaruhi manajemen kelas?
5. Mengetahui apa saja hambatan dalam mengelola kelas?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaturan Kondisi Kelas

Pengaturan kondisi kelas dan iklim belajar pengelolaan kelas dalam pengembangan
budaya dan iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
dan kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Dengan kata lain
pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur segala hal dalam proses pembelajaran,
seperti lingkungan fisik dan sistem pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang efektif
membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif adalah lingkungan belajar
yang mendorong terjadinya proses belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun
yang ditempuh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi
kelas yang kondusif. Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan belajar di
kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman, dan menstimulasi setiap anak agar
terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran.

Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan


kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi
kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat
secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat
memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap
anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu
dan mau dilakukannya. Pengelolaan kelas yang baik, dapat dilakukan dengan enam cara
sebagai berikut :

1.      Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif


2.      Penataan ruang belajar sebagai sentral pembelajaran
3.      Penetapan strategi pembelajaran
4.      Penilaian hasil belajar
5.      Pemanfaatan media dan sumber belajar
6.      Penciptaan atmosfir belajar yang menyenangkan, mengasikkan, mencerdaskan, dan
menguatkan.

2
Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim yang Kondusif Lingkungan sistem
pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar proses belajar mengajar dikelas
seperti: Kompetensi dan kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran,
penggunaan metode dan strategi belajar yang bervariasi, pengaturan waktu dalam proses
belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta penentuan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan
aspek yang dijelaskan di atas didesain sedemikian rupa dalam proses pembelajaran. Yang
menjadi penekanan dalam penciptaan atmosfir belajar yang kondusif adalah penciptaan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan menguatkan.

1. Menyenangkan dan mengasyikkan

Menyenangkan dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan. Guru harus
berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat mengundang dan
mencelupkan siswa pada suatu kondisi pembelajaran yang disukai dan menantang siswa
untuk berkreasi secara aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi pembelajaran
yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus dengan baik oleh guru. Untuk
keperluan itu guru-guru dilatih :

a. Bersikap ramah
b. Membiasakan diri selalu tersenyum
c. Berkomunikasi dengan santun dan patut
d. Adil terhadap semua siswa
e. Senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
f. Menciptakan kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang menarik yang
dekat dengan kehidupan siswa.
2. Mencerdaskan dan Menguatkan

Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif (pengetahuan) melainkan


juga dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana guru dapat mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran sehingga
menjadi adaptif. Dalam.keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan utama dari fundamen
pendidikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karena itu, guru dilatih untuk :

3
a. Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar berpikir,
melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena
jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya kecerdasan yang diperoleh,
melainkan juga mekarnya “kepribadian anak” yang menguatkan mereka sebagai
pembelajar.
c. Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan keleluasaan bagi
siswa dalam proses pembelajaran.
d. Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak akan
menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti rasa
bersalah.

Selain itu, ada juga hal dalam pengaturan tata ruang kelas dan pengaturan tempat
duduk :

1. Pengaturan Tata Ruang Kelas


a. Ventilasi dan Tata Cahaya
Kondisi –kondisi yang perlu diperhatikan didalam ruang kelas adalah :
1) Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas
2) Sebaiknya tidak merokok
3) Pengaturan cahaya perlu diperhatikan
4) Cahaya yang masuk harus cukup
5) Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.
b. Pemeliharaan Kebersihan dan Penataan Keindahan Ruang Kelas
1) Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas
2) Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban dikelas
c. Penataan Keindahan
1) Memasang hiasan dinding yang mempunyai nilai edukatif. Contohnya : burung
garuda, teks proklamasi, slogan pendidikan, foto pahlawan, peta/globe, dll.
2) Mengatur tempat duduk siswa, lemari, rak buku, dan semacamnya secara rapi.
3) Merapikan meja guru dengan memakai taplak meja, vas bunga, dan sebagainya.
d. Pengaturan Ruang Duduk

4
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa memerlukaan tempat duduk yang
tidak mengganggu siswa, karena kurang aman atau tidak nyaman dipakai. Jika siswa
duduk berjam-jam di tempat duduk dengan keadaan tidak cukup aman dan tidak
nyaman, mereka tidak akan dapat berpikir tentang pelajaran tersebut dan terus
menerus merasakan siksaan sebagai akibat dari tempat duduk yang tidak nyaman.
1) Segi Keamanan
Guru atau murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar merasa
aman sehingga tidak perlu khawatir akan jatuh atau celaka. Dengan demikian
mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung.
2) Segi Kenyamanan
Kenyamanan di sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi jika
mampu demikian tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut cukup enak
digunakan, dilihat dari alas yang diduduki harus datar dan jangan sampai
miring, mempunyai sandaran, tidak terlalu ke depan atau ke belakang.
Perbedaan tinggi antara tempat duduk dengan tempat menulis harus memadai.
3) Segi Ukuran
Agar merasa aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan kondisi tempat duduk
yang memenuhi hal-hal berikut :
a) Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar guru mudah
mengawasi setiap kegiatan siswa. Meja dan kursi siswa sebaiknya terpisah,
agar memudahkan untuk dalam kegiatan proses belajar mengajar.
b) Bentuknya sederhana, kokoh dan bahannya kuat.
c) Ukuran daun meja adalah 100cm x 50cm (standar).
d) Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa.
e) Tinggi kursi kurang lebih setinggi lutut siswa.
B. Kegiatan Manajemen Kelas

Kegiatan manajemen kelas (pengelolaan kelas) meliputi dua kegiatan yang secara
garis besar terdiri dari:

1. Pengaturan orang (siswa) Pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur
dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan

5
perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi
dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

2. Pengaturan fasilitas Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa,
sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas.  Pengaturan
fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa sehingga siswa
merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik.

C. Tujuan Manajemen Kelas

Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan


efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.  Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan
pengelolaan sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan
belajar siswa. Tujuan pengelolaan kelas menurut A.C. Wragg : 25 – Anak-anak memberikan
respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa.
Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang
sesuai dengan kemampuannya. Indikator Keberhasilan dalam pengelolaan kelas adalah:

1. Terciptanya suasana/kondisi belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisiplin


dan bergairah).

2. Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa (Alam S : 2003) Tujuan manajemen kelas : (Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen : 1996).

3. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.

4. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi


pembelajaran.

5. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual
siswa dalam kelas.

6
6. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, budaya
serta sifat-sifat individualnya.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian


tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.  Faktor-
faktor tersebut melakat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh
faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru.  Untuk mewujudkan  pengelolaan
kelas yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain:

1. Kondisi fisik

Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil


pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal
mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:

a. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa,


tidak berdesak-desakan dan saling menganggu antara siswa yang satu dengan lainnya
pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis
kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan itu tersebut
mempergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.

b. Pengaturan tempat duduk.

Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya


tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan
tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.

c. Ventilasi dan pengaturan cahaya

7
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena sudah
ada) adalah aset penting untuk terciptamya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena
itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

d. Pengaturan penyimpanan barang-barang

Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai


kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-
barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti
buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.Tentu
saja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodik harus dicek dan
recek.

Kondisi  lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil bejar
anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan
peserta didik.  Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran ; Ruang Kelas, Ruang
Laboratorium, Ruang Serbaguna/Aula.  Pengaturan tempat duduk ; Pola berderet atau
berbaris-belajar, Pola susun berkelompok, Pola formasi tapal kuda, Pola lingkaran atau
persegi.  Ventilasi dan pengaturan cahaya.  Pengaturan penyimpanan barang-barang.

2. Kondisi Sosio-Emosional

Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan
pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :

a. Tipe kepemimpinan

Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional
di dalam kelas.  Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis,
laisez faire atau demokratis. Kesemuanya itu memberikan dampak kepada peserta
didik.

b. Sikap guru

8
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah
laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah
lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah siswa dengan hangat sehingga ia
insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi
yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk
memperbaiki kesalahannya.

c. Suara guru

Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi dalam
proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau
malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana
gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan.
Suara hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh
dan kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan
pelajaran, dan tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa.

d. Pembinaan hubungan baik (raport)

Pembinaan hubungan baik (raport) antara guru dan siswa dalam masalah
pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik
guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat,
bersikap optimistik, relaistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta
terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.

Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar


terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan
pengajaran.

9
Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melakat pada guru ketika
berada dalam kelas.  Gaya apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran sebagai
pemimpin dalam pembelajaran di kelas.  Apakah gaya otoriter segala sesuatunya
diatur dan diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat
didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi proses timbal balik antara guru dan
murid sesuai dengan peranannya masing-masing.  Sikap guru, sikap yang
diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang akan mempengaruhi
mod anak, apakah anak merasa tertarik dengan sikap guru atau malah tidak tertarik. 
Sikap yang baik sebagai seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang
memberikan bimbingan tentunya adalah hal yang paling baik diperlihatkan. 
Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus dibangun
berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas, akan
tetapi apabila memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat kekeluargaan dan
keakraban yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan aman berhubungan seperti
dengan ibu dan bapaknya dirumah.

3. Kondisi Organisasional

Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas


maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan
kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua
siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya
pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Di samping itu mereka akan terbiasa
bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat
rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut anatar lain: 1. Pergantian pelajaran 2. Guru
berhalangan hadir 3. Masalah antar siswa 4. Upacara bendera 5. Kegiatan lain.

Kondisi Organisasional Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik


tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam
pengelolaan kelas.  Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran
harus disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang
memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa
lainnya.  Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak

10
terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa
jeda itu terlalu lama.

Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan


terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar.  Untuk menghindari terjadinya
keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti berlarian
kesana kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada fasilitas
kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk
menutup ketidakhadiran tersebut.  Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya
terjadi karena kondisi emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh
guru.  Guru harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami
keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.

Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan


bantuan pada siswa yang secara emosional memiliki masalah.  Hal terpenting dari
ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan
ketika harus berhubungan dengan guru disana.

Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan- kawannya, dengan fasilitas
dan guru. Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang
tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan
dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas.  Bau sampah, berserakan
dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak
ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik
siswa.

Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan
siswanya.  Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa
dapat dilihat dari catatan-catatan tentang siswa.

E. Hambatan Mengelola Kelas

1. Kontrol batasan terhadap siswa sangat ketat, atau malah guru menerapkan sedikit
sekali control. Guru tidak tegas dalam menjalankan peraturan kelas (inkonsisten).

11
2. Lay out kelas tetap sama, tidak mengubah-ubah leta tempat duduk siswa sesuai
dengan kegiatan pembelajaran.

3. Siswa melanggar langsung dihukum, guru tidak mau mendengar alasan siswa,
keputusan berasal dari guru. Siswa mengalami kekurangan motivasi karena aspirasi
tidak didengar.

4. Komunikasi hanya satu arah, kelas baru dianggap baik apabila sunyi.

5. Tidak ada minat dan perhatian terhadap siswa, tidak perhatian terhadap siswa, terlalu
memperhatikan emosi siswa dari pada kesuksesan pengelolaan kelas.

6. Tida kreatif, menggunakan materi yang sama setiap tahun, tidak ada variasi, guru
tidak mempersiapkan kelasnya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan


kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi
kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat
secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat
memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap
anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu
dan mau dilakukannya.

Lingkungan sistem pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar


proses belajar mengajar dikelas seperti: Kompetensi dan kreativitas guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang
bervariasi, pengaturan waktu dalam proses belajar mengajar dan pengunaan media dan
sumber pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi untuk
mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas didesain sedemikian
rupa dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Kita sebagai calon guru yang nantinya sebagai guru kelas diharapkan dengan
mempelajari dan mengetahui pengaturan kondisi kelas yang menunjang, sehingga dapat
menciptakan kondisi kelas yang menunjang, sehingga dapat menciptakan kondisi kelas baik
secara fisik yang menyenangkan sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan belajar yang ingin
dicapai secara efisien dan optimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afriza. 2014. Manajemen Kelas. Pekanbaru: Kreasi Edukasi

Mudasir. 2011. Manajemen Kelas. Pekanbaru: Zanafa Publishing.

Caroline dan Endmund. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta
Kencana.

14

Anda mungkin juga menyukai