Manajemen Kelas
Oleh Kelompok 3 :
FEBRUARI 2018
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
banyak nikmat yang diberikan. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Manajemen kelas tepat pada waktunya. Kami juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Ibu Efi Ika Febriandari, M.Pd
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman kami dan para
mahasiswa tentang Memanajemen Kelas di SD nantinya.
Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat,bahasa,dan isi karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, sehingga kami membutuhkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata kami berharap semoga
makalah kami dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mata kuliah ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... I
DAFTAR ISI .............................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 1
C. TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 5
A. Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar..........................
B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar..................................
C. Macam-Macam Lingkungan Belajar.........................................
D. Prinspi-Prinsip Pengelolaan Manajemen Kelas.........................
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Pengelolaan Lingkungan Belajar................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................... 25
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................... 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah
suatu kondisi yang kondusif pada lingkungan belajar. Untuk mengkondusifkan
lingkungan belajar, diperlukan adanya pengelolaan lingkungan belajar. Guru
memiliki peranan penting dalam pengelolaan lingkungan belajar.
Suasana atau lingkungan belajar yang kondusif akan berpengaruh pada
proses belajar mengajar siswa cenderung mendorong anak untuk belajar dengan
tenang dan berkonsentrasi.
Pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang
dapat mempengaruhi perubahan prilaku anak sehingga pendidikan dapat berjalan
dengan baik. Pengelolaan lingkungan belajar yang baik dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dari pengelolaan lingkungan belajar?
2. Apa tujuan dari pengelolaan lingkungan belajar?
3. Apa prinsip – prinsip pengelolaan lingkungan belajar?
4. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan belajar?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan di atas tujuan penuisan makalah
ini adalah untuk:
1. Untuk memahami konsep dasari pengelolaan lingkungan belajar.
2. Untuk memahami tujuan dari pengelolaan lingkungan belajar.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan belajar.
4. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan
lingkungan belajar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Belajar
Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajar mempunyai
tujuan secara umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual di kelas Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja dan
mengembangkan sikap apresiasi.
Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajar mempunyai
tujuan secara umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dikelas. Fasilitas yang
disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja dan
mengembangkan sikap apresiasi pada siswa.
Ada 3 pokok tujuan pengelolaan lingkungan belajar:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik (siswa)
untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta sarana atau alat peraga belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
6
siswanya sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada di
dalam sekolahan tersebut. Lingkungan belajar ini bisa berupa
perpustakaan, laboratorium, auditorium dan utamanya adalah ruang kelas.
a. Ruang tempat belajar
7
kelas, jadwal piket kelas, gambar presiden dan wakilnya.
jadwal pelajaran, jam dinding dan hal-hal yang menarik
lainnya.
4) Sirkulasi udara cukup
5) Jumlah siswa tidak lebih dari 40 siswa
6) Dan dapat memberikan keluasan gerak dan komunikasi yang
baik antara guru dan siswa.
b. Ruang laboratorium
8
(Gambar 3.2.2 Laboratorium bahasa )
Sumber : https://sdnpandanwangi1.wordpress.com/
9
c. Ruang auditorium / ruang serbaguna
10
Sumber : https://schoollibrarybeyondsurvival.wordpress.com/2012/09/01/a-school-library-
transformed-part-6-easy-street/
11
1. Museum
2. Masjid
12
jum’at. Masjid juga bisa dibuat untuk praktik sholat jenazah,
praktek wudhu dan lain sebagainya.
3. Monumen
13
karena lapangan menunjang dalam aktivitas siswa seperti
olahraga.
14
1. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru
yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada
tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat
mengendalikan gairah belajar mereka.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru,
pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya
gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya
bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan apa
yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan
kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak
didik, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan
pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak
didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
15
positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar.
16
pujian guru terhadap hasil karya siswa, yang disertai pertanyaan guru yang
menantang dan dorongan agar siswa melakukan percobaan,merupakan
pembelajaran yang baik untuk mengembangkan potensi siswa.
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu
dan berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-
kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi
antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan
untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan
penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreativitas.
17
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan
mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah
akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari
fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget
adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-
objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan
secara logika tidak memadai Dalam tahapan ini, anak mengembangkan
keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-
benda dengan kata-kata dan gambar.
18
4. Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-
benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu,
anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-
4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
19
Selama kurun waktu pendidikan dasar dan menengah, siswa
mengalami tahap Concrete-operational dan Formal operational.
Dalam periode konkret-operasional yang berlangsung hingga usia
menjelang remaja, anak memeroleh tambahan kemampuan yang disebut
system of operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan satuan
langkah berpikir ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan
pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu kedalam sistem
pemikirannya sendiri.
Selanjutnya, dalam perkembangan kognitif tahap Formal-
operational seorang remaja telah memiliki kemampuan
mengkoordinasikan baik secara serentak maupun berurutan dua ragam
kemampuan kognitif, yakni:
a. Kapasitas menggunakan hipotesis
b. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Dengan kapasitas menggunakan hipotesis (anggapan dasar),
seorang remaja akan mampu berpikir hipotetis, yakni berpikir mengenai
sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan
anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respons.
Selanjutnya, dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak,
remaja tersebut akan mampu mempelajari materi-materi pelajaran yang
abstrak, misalnya ilmu tauhid, ilmu matematika dan ilmu-ilmu abstrak
lainnya dengan luas dan mendalam
20
kemampuan siswa, apabila ia mendapat kesulitan kita dapat membantunya
sehingga belajar siswa tersebut menjadi optimal.
21
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan
inspirasi bagi siswa lain. Materi yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, pasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
kaligrafi, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan
siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam kegiatan
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas sebuah
masalah.
22
pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan
beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik
sebagai makhluk individual. Beberapa teknik untuk mendapatkan umpan
balik dari anak didik antara lain :
a. Memancing aspirasi anak didik
b. Memanfaatkan teknik alat bantu yang praktis (akseptabel)
c. Memilih bentuk motivasi yang akurat ( misalnya : memberi angka,
hadiah, pujian, memberi tugas, hukuman, dll. )
d. Menggunakan metode yang bervariasi
23
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran
secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian
pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang sfektif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajararan. Juga
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak
didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan
kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi
terjadinya proses belajar mengajar.
Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal
– hal sebagai berikut :
1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang
dilengkapi oleh tugas – tugas dan diarahkan oleh guru.
2. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu,
tetapi bagi semua anak atau kelompok.
3. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku –
perilaku masing – masing individu dalam kelompok itu. Kelompok
mempengaruhi individu – individu dalam hal bagaimana mereka
memandang dirinya masing – masing dan bagaimana belajar.
4. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota – anggota.
Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing
mereka di kelas dikala belajar.
5. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan
siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok,
makin puas anggota – anggota di dalam kelas.
6. Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan
oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah
maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.
24
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajar
mempunyai tujuan secara umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-
macam kegiatan siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual di
kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar dan
bekerja dan mengembangkan sikap apresiasi pada siswa.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ardi wiyani, Novan. 2014. “Manajemen Kelas Teori dan aplikasi untuk
menciptakan kelas yang kondusif”. Ar-Ruzz Media : Jogjakarta.
26