Kelompok 4
Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.Disini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu :
1 Bapak Dr. Agus Sujarwanta, M.Pd dan Ibu Dra. HRA Mulyani, M.TA selaku
Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas
2 Teman-teman yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini serta
segala sumber referensi yang telah kami gunakan.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
a. Latar belakang........................................................................................... 1
b. Rumusan masalah..................................................................................... 1
c. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
a. Pengaturan Kondisi Kelas Dan Iklim Belajar............................................. 2
b. Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif..... 6
c. Kondisi so-emosional ............................................................................... 8
d. Cara mengembangkan komunikasi dikelas............................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
a. Kesimpulan................................................................................................ 12
b. Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR LITERATUR..................................................................................... 14
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dapat dimengerti bahwa kondisi atau suasana belajar berpengaruh
terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu faktor penting untuk
pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan suasana belajar yang optimal.
Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung efektif.
Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan
menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa
benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar, tindakan lain
dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Tindakan pencegahan dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur
lingkungan belajar, mengatur siswa, mengatur peralatan dan lingkungan sosio-
emosional. Pengaturan ruang kelas yang efektif dapat memberikan dampak
besar terhadap iklim belajar di sekolah. Faktanya, ruang kelas yang dirancang
dengan baik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung siswa untuk
belajar, berinteraksi, dan berpartisipasi. Hal ini berpengaruh pada motivasi
belajar, konsentrasi, dan kesejahteraan siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengelola pengaturan kondisi kelas dan iklim belajar?
2. Kondisi yang mempengaruhi penciptaan iklim belajar yang kondusif?
3. Apa yang di maksud dengan kondisi sosio-emosional?
4. Bagaimana cara mengembangkan komunikasi dikelas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana mengelola pengaturan kondisi kelas dan iklim
belajar.
2. Untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi penciptaan iklim belajar yang
kondusif
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kondisi sosio-emosional
4. Untuk mengetahui cara mengembangkan komunikasi dikelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata
lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
c. Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan
yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat
duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode
diskusi, dan kerja kelompok.
d. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya,
suara, dan kepadatan kelas.
e. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas
yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang
indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku
siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan
anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk
membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan
ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu:
1) Ukuran bentuk kelas
2) Bentuk serta ukuran bangku dan meja
3) Jumlah siswa dalam kelas
4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok
4
1. Pengaturan meja-kursi
Susunan meja-kursi hendaknya memungkinkan siswa-siswa dapat saling
berinteraksi dan memberi keluasaan untuk terjadinya mobilitas pergerakan untuk
melakukan aktivitas belajar. Meja-kursi juga hendaknya dapat digerakkan,
dipindahkan, dan disusun secara fleksibel. Beri keleluasaan siswa mengatur
sendiri atau memilih meja-kursinya masing-masing.
Berikut dikemukakan beberapa bentuk penataan meja-kursi yang dapat
dipilih oleh guru guna meningkatkan keterlibatan dan interaksi antar siswa dalam
proses pembelajaran.
a. Model huruf U
Model susunan meja-kursi model U dapat dipilih untuk berbagai tujuan.
Dalam model ini, para siswa memiliki alas untuk menulis dan membaca, dapat
melihat guru atau media visual dengan mudah, dan memungkinkan mereka bisa
saling berhadapan langsung.
dapat memutar kursi melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat
guru atau papan tulis.
d. Model Lingkaran
Dalam model ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk lingkaran
sehingga mereka dapat berinteraksi berhadap-hadapan secara langsung. Model
lingkaran seperti ini cocok untuk diskusi kelompok penuh.
e. Model Fishbowl
Susunan ini memungkinkan guru melakukan kegiatan diskusi untuk
menyusun permainan peran, berdebat, atau mengobservasi aktivitas kelompok.
Susunan yang paling khusus terdiri atas dua konsentrasi lingkaran kursi. Guru
juga dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, dikelilingi oleh kursi-
kursi pada sisi luar.
C. Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas
tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi:
1. Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana
emosional di dalam kelas. Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara
demokratis, laisez faire atau demokratis. Kesemuanya itu memberikan dampak
kepada peserta didik. Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang
melakat pada guru ketika berada dalam kelas. Gaya apa yang muncul ketika
guru melaksanakan peran sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas.
Apakah gaya otoriter segala sesuatunya diatur dan diarahkan oleh sendiri dan
siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat didalamnya, atau gaya
demokrasi dimana terjadi proses timbal balik antara guru dan murid sesuai
dengan peranannya masing-masing.
9
2. Sikap Guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa
tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci,
bencilah tingkah lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah siswa dengan
hangat sehingga ia insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak.
Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya
sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya. sikap yang
diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang akan
mempengaruhi mood anak, apakah anak merasa tertarik dengan sikap guru atau
malah tidak tertarik. Sikap yang baik sebagai seorang guru, bapak/ibu, kakak,
orang dewasa yang memberikan bimbingan tentunya adalah hal yang paling baik
diperlihatkan
3. Suara Guru
Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi
dalam proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa
tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan
mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran
cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas
dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks cenderung akan
mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran, dan tekanan suara
hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa.
5. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas
maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas.
Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan
kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan
menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Di
samping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur dan penuh
disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut
anatar lain:
a. Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus
disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang
memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan
siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran
guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan
apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
b. Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan
terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari
terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa
seperti berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan
kerusakan pada fasilitaskelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi
dan mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
c. Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi
emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru
harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami
keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik
diantaranya.
d. Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan
berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan
upacara bendera.
e. Kegiatan lain, kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari
sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan
rekreasi dan social.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata
lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a. Visibility (Keleluasaan Pandangan)
b. Accesibility (Mudah Dicapai)
c. Fleksibilitas (Keluwesan)
d. Kenyamanan
e. Keindahan
2. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengelola pengaturan kondisi kelas
dan iklim belajar, yaitu:
a. Pengaturan meja-kursi
b. Pemajangan Gambar dan Warna
c. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
d. Pengaturan Penyimpanan Barang-barang
B. Saran
Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan guru dalam
rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung efektif.
Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan
menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa
benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar, tindakan lain
dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Beberapa pembahasan dalam makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu
acuan untuk memanajemen kelas dengan baik, dan disesuaikan dengan
kebutuhan kelas. Karena, tidak semua kelas menggunakan pengelolaan kelas
yang sama.
14
DAFTAR LITERATUR
Epa, M. 2008. Penataan Tempat Duduk Siswa Sebagai Salah Satu Bentuk
Pengelolaan Kelas. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/
penataan-tempat-duduk-siswa-sebagai-bentuk-pengelolaan-kelas/. 29
Oktober 2023 (13:00).
Harjali. 2019. Penataan Lingkungan Belajar: Strategi Untuk Guru Dan Sekolah.
Cv. Seribu Bintang. Jawa Timur.