Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN KELAS

PENCIPTA IKLIM KELAS

DI SUSUN OLEH
Ega febrianto
21.02.0003

MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


AL-AMIN 2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang setinggi tingginya kami persembahkan kehadirat tuhan


Allah SWT. Atas limpahan rahmat-nya kami diberi kesehatan intuk
menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah manajemen kelas. Terimakasih yang
sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan karyatulis sederhana ini.
Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
ManajemenKelas Sekolah Dasar. Adapun tujuan dari tugas ini untuk
mengekspresikan rasa hatidan pikiran dengan menyusun Makalah ini semoga
bermanfaat bagi penuliskhususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya, tiada satupun yang sempurna. Begitu pula dengan Makalah
ini.Kepada semua pihak, kami harap kritik dan saran yang mendukung
bagikesempurnaan Makalah ini yang selalu kami nantikan. Terimakasih.

Gabuswetan, 25 februari 2022

2
COVER.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................4

Latar belakang.......................................................................................................4
Rumusan masalah..................................................................................................4
Tujuan masalah......................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN PENGELOLAAN KELAS........................................5

A.pengertian iklim belajar.....................................................................................5


B.pengertian kondisi kelas dan iklim belajar........................................................6
C.kondisi yang mempengaruhi pencipta iklim belajar yang kondusif..................10

BAB 3 PENUTUP................................................................................................13

A.kesimpulan.........................................................................................................13
B.saran...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan kelas dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah
segalausaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana dan kondisi belajar di
dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
Dengan kata lain pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur
segala haldalam proses pembelajaran, seperti lingkungan fisik dan sistem
pembelajaran di kelas.Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas
yang kondusif. Kelas yangkondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong
terjadinya proses belajar yangintensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang
ditempuh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan
kondisi kelas yang kondusif.
Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan belajar di
kelassedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman, dan menstimulasi setiap
anak agar terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran.

B.Rumusan Masalah
1)Apa pengertian dari iklim belajar ?
2)Bagaimana mengelola pengaturan kondisi kelas dan iklim belajar ?
3)Kondisi yang mempengaruhi penciptaan klim belajar yang kondusif ?
C.Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari iklim belajar.
2) Untuk mengetahui bagaimana mengelola pengaturan kondisi kelas dan
iklim belajar.
3) Untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi penciptaan iklim belajar
yangkondusif

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Iklim Belajar

Ada beberapa istilah yang kadang-kadang digunakan secara bergantian


dengan kataclimate, yang diterjemahkan dengan iklim, seperti feel, atmosphere,
tone, danenvironment. Dalam konteks ini, istilah iklim kelas digunakan untuk
mewakili kata-katatersebut di atas dan kata-kata lain seperti learning environment,
group climate danclassroom environment.

Bloom (1964) mendefinisikan iklim dengan kondisi, pengaruh, dan


rangsangan dariluar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang
mempengaruhi pesertadidik. Hoy dan Forsyth (1986) mengatakan bahwa iklim
kelas adalah organisasi sosialinformal dan aktivitas guru kelas yang secara
spontan mempengaruhi tingkah laku.

Di samping itu, Hoy dan Miskell (1982) mengatakan bahwa iklim


merupakan kualitasdari lingkungan (kelas) yang terus menerus dialami oleh guru-
guru, mempengaruhitingkah laku, dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah
laku mereka. Selanjutnya, Hoydan Miskell (1982) menambahkan bahwa istilah
iklim seperti halnya kepribadian padamanusia. Artinya, masing-masing kelas
mempunyai ciri (kepribadian) yang tidak samadengan kelas-kelas yang lain,
meskipun kelas itu dibangun dengan fisik dan bentuk atauarsitektur yang sama.
Moos (1979) juga menambahkan bahwa iklim kelas seperti halnyamanusia, ada
yang sangat berorientasi pada tugas, demokratis, formal, terbuka, atau tertutup.

Dengan berdasar pada beberapa pengertian iklim dan atau iklim kelas di
atas, makadapat dipahami bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang muncul
akibat hubunganantara guru dan peserta didik atau hubungan antarpeserta didik
yang menjadi ciri khususdari kelas dan mempengaruhi proses belajar-mengajar.
Situasi di sini dapat dipahamisebagai beberapa skala (scales) yang dikemukakan
oleh beberapa ahli dengan istilah

5
Seperti kekompakan (cohesiveness), kepuasan (satisfaction), kecepatan (speed),
formalitas(formality), kesulitan (difficulty), dan demokrasi (democracy) dari
kelas.

B.Pengaturan Kondisi Kelas Dan Iklim Belajar


Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu
melakukankontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan
belajar yang memberikebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan
akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam
proses belajar, dan karena itu, akandapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang
kreatif-produktif. Ltulah sebabnya, mengapasetiap anak perlu diberi kebebasan
untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apayang mampu dan mau
dilakukannya.
Pengelolaan kelas yang baik, dapat dilakukan dengan 6 cara sebagai berikut :
 Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif
 Penataan ruang belajar sebagai sentra belajar
 Penciptaan atmosfir belajar yang kondusif
 Penetapan strategi pembelajaran dan
 Pemanfaatan media dan sumber belajar
 Penilaian hasil belajar

1)Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif

Lingkungan fisik di kelas meliputi pengaturan ruang belajar yang


didesainsedemikian rupa sehingga tercipta kondisi kelas yang menyenagkan dan
dapatmenumbuhkan semangat dan keinginan untuk belajar dengan baik. Seperti
pengaturanmeja, kursi, lemari, gambar-gambar afirmasi, pajangan hasil karya
siswa yang berprestasi, alat-alat peraga, media pembelajaran dan jika perlu di
iringi dengannuansa musik yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan
atau nuansa musik yang dapat membangun gairah belajar siswa.
Design ruang kelas yang baik dimaksudkan untuk menanamkan,
menumbuhkan,dan memperkuat rasa keberagamaan dan perilaku-perilaku spritual
siswa. Denganruang kelas yang baik, para siswa dapat berkomunikasi secara
bebas, salingmenghormati dan menghargai pendapat masing-masing.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata
lingkunganfisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu :
6
 Visibility (Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam
kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara
leluasa dapat memandangguru, benda atau kegiatan yang sedang
berlangsung. Begitu pula guru harus dapatmemandang semua siswa
kegiatan pembelajaran.

 Accesibility (mudah dicapai)


Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau
mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses
pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk
dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan
tidak mengganggu siswa lain yang sedang beker…

 Fleksabilitas (keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan di
pindahkan yang disesuakan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti
penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran
menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.

 Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenan dengan tenperatur ruangan, cahaya,
suara, ruangan, dan kepadatan kelas

 Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenan dengan usaha guru menata ruang
kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh
positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.

2) penataan ruang belajar sebagai sentra belajar


Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak
duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk
membantu danmemantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan
ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu :
 Ukuran bentuk kelas
 Bentuk serta ukuran bangku dan meja
 Jumlah siswa dalam kelas
 Jumlah siswa dalam setiap kelompok
 Jumlah kelompok dalam kelas
Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang
pandai, pria dan wanita). Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang
diperlukan olehsiswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di
kelas di sekolahformal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran
siswa, bila tempatduduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar,
bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa
akan merasa nyaman dandapat belajar dengan tenang.
Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk
siswatersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran
yangdigunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik
individusiswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa
itu sendiri.Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk
yang dapatmemberikan suasana yang nyaman bagi para siswa

3)Pengaturan meja-kursi
Susunan meja-kursi hendaknya memungkinkan siswa-siswa dapat saling
berinteraksi dan memberi keluasaan untuk terjadinya mobilitas pergerakan untuk
melakukan aktivitas belajar. Meja-kursi juga hendaknya dapat
digerakkan,dipindahkan, dan disusun secara fleksibel. Beri keleluasaan siswa
mengatur sendiriatau memilih meja-kursinya masing-masing. Berikut
dikemukakan beberapa bentuk penataan meja-kursi yang dapat dipilih oleh guru
guna meningkatkan keterlibatan daninteraksi antar siswa dalam proses
pembelajaran.

 Model huruf U
Model susunan meja-kursi model U dapat dipilih untuk berbagai
tujuan.Dalam model ini, para siswa memiliki alas untuk menulis dan
membaca, dapatmelihat guru atau media visual dengan mudah, dan
memungkinkan mereka bisasaling berhadapan langsung.

 Model Corak Tim


Pada model ini, meja-meja dikelompokkan setengah lingkaran atau
oblong diruang tengah kelas agar memungkinkan guru melakukan
interaksi dengan setiaptim (kelompok siswa). Guru dapat meletakkan
kursi-kursi mengelilingi meja-mejaguna menciptakan suasana yang akrab.
Siswa juga dapat memutar kursi melingkar menghadap ke depan ruang
kelas untuk melihat guru atau papan tulis.

 Model Meja Konferensi


Model ini cocok jika meja relatif persegi panjang. Susunan ini
mengurangidominasi pengajar dan meningkatkan keterlibatan siswa.

 Model Lingkaran
Dalam model ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk
lingkaransehingga mereka dapat berinteraksi berhadap-hadapan secara
langsung. Modellingkaran seperti ini cocok untuk diskusi kelompok
penuh.

 Model Fishbowl
Susunan ini memungkinkan guru melakukan kegiatan diskusi untuk
menyusun permainan peran, berdebat, atau mengobservasi aktivitas
kelompok. Susunan yang paling khusus terdiri atas dua konsentrasi
lingkaran kursi. Guru juga dapatmeletakkan meja pertemuan di tengah-
tengah, dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.

 Model breakout grouings


Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, letakkan meja-
meja dan kursi dimana kelompok kecil siswa dapat melakukan aktivitas
belajar yang didasarkan pada tugas tim. Tempatkan susunan pecahan-
pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim tidaj saling
mengganggu.

4)Pemajangan gambar dan warna


Pemajangan gambar dan pemilihan warna perlu mempertimbangkan saran-
saran berikut.
 Siswa perlu dilibatkan dalam pengadaan dan penataan pajangan-pajangan
yangdibutuhkan dalam kelas. Siswa, misalnya, dapat diminta membuat
gambar, poster,motto, puisi, atau petikan ayat, hadis, dan pesan tokoh
tertentu, untuk dipilih dandipajang dalam kelas.
 Guna menghindari kejenuhan terhadap gambar dan isi poster afirmasi
yang sama,guru perlu secara priodik mengganti gambar-gambar atau
poster-poster tersebut.
 Guna mengoptimalkan penataan ruang, maka hasil-hasil pekerjaan
siswasebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas. karya-karya
terpilih siswayang dipajang dapat berfungsi sebagai reward dan praise
yang dapat memotivasisiswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan
inspirasi bagi siswa lain.
5)Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendati pun guru sulit mengatur karena
sudahada) adalah aset penting untuk terciptamya suasana belajar yang nyaman.
Oleh karenaitu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
6)Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah
dicapaikalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.
Barang- barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang
kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya,
hendaknyaditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak
kegiatan siswa.Tentusaja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara
periodik harus dicek danrecek. Hal lainnya adalah pengamanan barang-barang
tersebut. Baik dari pencurianmaupun barang-barang yang mudah meledak atau
terbakar. Hal lain yang perlu kerapihan. Seyogyanya guru dan siswa turut aktif
dalam membuat keputusanmengenai tata ruang, dekorasi dan sebagainya.

C.Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Belajar Yang Kondusif


Lingkungan sistem pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat
memperlancar proses belajar mengajar dikelas seperti : Kompetensi dan
kreativitas guru dalammengembangkan materi pembelajaran, penggunaan metode
dan strategi belajar yang bervariasi, pengaturan waktu dalam proses belajar
mengajar dan pengunaan media dansumber pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasiuntuk mengukur hasil belajar siswa.
Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas didesainsedemikian rupa dalam proses
pembelajaran.
Yang menjadi penekanan dalam penciptaan atmosfir/iklim belajar yang kondusif
adalah penciptaan suasana pembelajaran yaitu :
1)Menyenangkan dan mengasyikkan
Menyenangkan dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan.
Guruharus berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat
mengundangdan mencelupkan siswa pada suatu kondisi pembelajaran yang
disukai dan menantangsiswa untuk berkreasi secara aktif. Rancangan
pembelajaran terpadu dengan materi pembelajaran yang kontekstual harus
dikembangkan secara terus menerus dengan baik oleh guru. Untuk keperluan itu
guru-guru dilatih beberapa sikap antara lain :
 Bersikap ramah
 Membiasakan diri selalu tersenyum
 Berkomunikasi dengan santun dan patut
 Adil terhadap semua siswa
 Senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
 Menciptakan kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang
menarik yangdekat dengan kehidupan siswa.

2)Mencerdaskan dan menguatkan


Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif, melainkan juga
dengankecerdasan majemuk (multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana guru dapat mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata
pelajaransehingga menjadi adaptif dalam keseharian anak. Inilah yang merupakan
tujuan utamadari fundamen pendidikan kecakapan hidup(life skill). Oleh karena
itu, guru dilatihuntuk :
 Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar
berpikir,melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan
tugas-tugas yangmenjadi tanggung jawabnya.
 Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran,karena jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya
kecerdasan yangdiperoleh, melainkan juga mekarnya “kepribadian anak”
yang menguatkan merekasebagai pembelajar.
 Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan
keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
 Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh
anak akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus
diselimutirasa bersalah.
Beberapa praktik penciptaan atmosfir / iklim belajar yang baik(good
practice)dikemukakan berikut ini yaitu :
 Sebelum memulai pelajaran, dengan sikap yang ramah dan penuh
senyuman gurumenyapa beberapa orang siswa dan menanyakan mengenai
keadaan dan kesiapanmasing-masing siswa untuk belajar. Bahkan ada guru
yang membuka pelajarandiawali dengan nyanyian pendek dan selanjutnya
menugaskan seseorang siswamelanjutkan lagu tersebut.
 Di awal pelajaran, guru membiasakan siswa untuk berdoa secara bersama
agar Tuhan senantiasa memberikan kesehatan dan kemudahan dalam
memahami pelajaran. Selanjutnya, guru juga tidak lupa memberikan
pencerahan-pencerahanrohani kepada para siswa agar mereka senantiasa
saling menghormati danmenghargai, kejujuran dan tanggung jawab bagi
setiap tugas yang diberikan. komunikasi yang efektif, agar siswa dapat
bertanya atau mengemukakan pendapatdalam suasana yang
menyenangkan dan merasa tidak tertekan, tidak takut ataumerasa bersalah
3)Menghidupkan dan memberikan kebebasan
11
Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan
pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional,
danmental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan
kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap anak
perlu diberikebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang
mampu dan maudilakukannya.
Prakarsa anak untuk belajar (the will to learn) akan mati bila
kepadanyadihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya
dengan belajar,sebagaimana ditemukan dalam paradigma behavioristik.
Banyaknya aturan yangseringkali dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak
akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti
rasa bersalah. Lebih jauh lagi, anak-anak akan kehilangan kebebasan berbuat dan
melakukan kontrol diri (Kontrol diri,dalam hal ini, bisa menjadi modal awal
penumbuhan penghargaan pada keragaman).
12

BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengelolaan kelas yang dapat mendukung terciptanya atmosfir belajar yang
kondusif yaitu: kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluesan,
penekananan padahal-hal yang positif, dan penanaman disiplin. Iklim kelas yang
dapat mendorong proses pembelajaran yang efektif, yaitu: menyenangkan,
mengasikkan, mencerdaskan,menguatkan, menghidupkan, dan memberi
kebebasan.
B.Saran
Atmosfir atau iklim yang tercipta dalam interaksi belajar mengajar di
kelasmemegang peranan penting dalam menstimulasi dan mempertahankan
keterlibatan siswadalam belajar. Karena itu, guru perlu menciptakan iklim belajar
yang dapatmembangkitkan komunikasi dan interaksi dalam kelas sehingga tujuan
pembel¬ajarantercapai secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
ARatna Sari, Juliyana. “Pengaruh Iklim Kelas dan Lingkungan Keluarga
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran Pada
Mata Pelajaran Kompetensi Kejujuran Administrasi Perkantoran Di SMK PGRI
2Salatiga”. Skripsi, Semarang: Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi, 2013.Priyatna, Hadinata. “Konstribusi Iklim Kelas Terhadap Motivasi
Belajar SiswaSMA”. Jurnal Universitas Gunadarma, No. 4 / Vol. 1. September
2007.Mustafida, Fita. “Strategi Menciptakan Iklim Kelas yang Kondusif di
SD/MI”, JurnalVicratina, Vol 01, No 2 Tahun
2017.http://pecintamakalah.blogspot.com/2017/02/pengaturan-kondisi-kelas-dan-
iklim.htmlhttps://nikhaastria.wordpress.com/2010/05/25/penciptaan-iklim-
belajar/.
13

Anda mungkin juga menyukai