IRFAN EFENDI
21.02.0004
Puji syukur terhadap Gusti Pangeran Allah SWT karna telah memberikan kita
semua nikmat sehat serta nikmat iman sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tidak lupa kita junjung kepada
kekasih kita Nabi Muhammad SAW, yang telah mengubah zaman gelap gurita
hingga zaman terang benderang, semoga kita mendapatkan safaat / pertolongan di
akhir zaman nanti, Aamiin.
Dan penulis ucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat selesai, makalah ini disusun guna menyelesaikan
tugas dari Bidang Studi Tafsir Tarabwi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-
Amin Indramayu.
Sesunguhnya di dunia ini tidak ada yang sempurna maka dari itu kritik serta saran
akan penulis terima untuk membangun penulisan dalam mengerjakan makalah
kedepanya.
Irfan Efendi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Evaluasi Pendidikan
1
mengenai evaluasi, tetapi ia menggunakan banyak istilah. Diantara istilah itu
adalah bala dan fatana. Secara etimologi bala semakna
dengan ikhtabara dan imtahana yang berarti menguji atau mencoba.
Dan fatana semakna dengan a’jabu yang membingungkan atau mengherankan,
dari kata fatana terbentuk pula kata al-fitnah yang sering diartikan kepada
musibah atau bencana, karena memang bencana yang Allah swt. Timpakan
kepada manusia merupakan ujian atau evaluasi dari-Nya. sehingga dapat
dibedakan antara manusia yang baik dan yang jahat. Jadi, tujuan dari adanya al-
fitnah dan al-bala untuk mengetahui dengan jelas perbedaan karakteristik
keberimanan atau ketaatan manusia. Sebagaimana juga evaluasi dalam
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui siswa yang menguasai materi
pembelajaran dengan yang tidak.[3]
ُ) َو لَقَد فَتَنَّاالَّ ِذينَ ِمن قَبلِ ِهم فَلَيَعلَ َم َّن هللا۲( َب النَّاسُ َأن يُّت َر ُكواانيَّقُولُوا آ َمنَّا َوهُم اَل يُفتَنُون َ َأ َح ِس
)٣( ين َ ص َدقُوا َولَيَعلَ َم َّن ا ٰلك ِذ ِب
َ َالَّ ِذين
QS. Al-‘Ankabut: 2-3 diatas dimulai dengan kata tanya, hal ini berarti
bahwa pernyataan seseorang bahwa “mereka telah beriman,” tidak menyebabkan
Allah swt. tidak mengujinya lagi. Allah akan menguji mereka, sama seperti orang-
orang sebelum mereka. Untuk itu, dalam kaitannya dengan evaluasi pendidikan,
pengakuan peserta didik mengenai penguasaannya terhadap materi pembelajaran
pula tidak cukup, tetapi peserta didik masih tetap diuji dulu atas pengakuannya
itu.
Maka sesuailah jika dikatakan bahwa evaluasi adalah hal penting dalam
suatu pembelajaran. Berhasil tidaknya pembelajaran itulah dapat dilihat melalui
evaluasi. Sejalan dengan konsep bahwa evaluasi merupakan hal penting dalam
pendidikan, agama Islam pula memandang dengan pandangan yang sama, terkait
pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Dalam firman-Nya Allah swt.
menunjukkan telah melakukan evaluasi, yakni evaluasi yang ditujukan kepada
Nabi Adam as.
2
َ ضهُم َعلَى ال َملَِئ َك ِة فَقَا َل َأنبُِئو نِي بَِأس َما ِء هُؤآل ِء ِإن ُكنتُم
قَالُو. َصا ِدقِين َ َو َعلَّ َم آ َد َم اَألس َم َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر
ك اَنتَ ال َعلِي ُم ال َح ِكي ُمَ َّك اَل ِعل َم لَنَآ ااَّل َما َعلَّمتَنَا اِن
َ َسُب َحان
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang
yang benar.” Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengtahui lagi Maha Bijaksana.””(QS. Al-Baqarah: 31-
32)
Dari ayat tersebut ada empat hal yang dapat diketahui. Pertama, Allah
swt. telah bertindak sebagai guru yang memberikan pelajaran kepada Nabi Adam
as. Kedua, para malaikat karena tidak memperoleh pengejaran sebagaimana yang
diterima Nabi Adam, mereka tidak dapat menyebutkan nama-nama benda (ajaran)
yang pernah diberikan kepada Nabi Adam. Ketiga, Allah swt. Telah meminta
kepada Nabi Adam agar mendemostrasikan ajaran yang diterimanya dihadapan
para malaikat. Keempat, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa materi evaluasi atau
meteri yang diujikan, haruslah materi yang pernah diajarkan.
Berdasarkan ayat diatas dapat dikatakan bahwa hal yang harus
diperhatikan dalam evaluasi pendidikan, yakni.
1. Dalam evaluasi haruslah ada guru (pendidik) sebagai fasilitator dalam
penyampaian pengetahuan (knowledge) kepada peserta didik.
2. Dalam evaluasi harus ada pengajaran dari pendidik kepada peserta didik, karena
tanpa adanya pengajaran materi maka tidak akan ada evaluasi.
3. Guru hanya melakukan evaluasi berkenaan dengan materi yang telah
diajarkannya. Untuk materi yang belum diajarkan, evaluasi tidak bisa dilakukan.
B. Tujuan Evaluasi
3
berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:
155)
Maksudnya: Seseorang yang mempunyai kesempurnaan iman dan
dirinya mempunyai pengalaman digembleng dalam penderitaan, maka adanya
musibah justru akan membersihkan jiwanya.[5] Untuk kaitannya dengan evaluasi
dalam bidang pendidikan, maka ayat diatas menjelaskan bahwa evaluasi memang
kadang terasa seperti penderitaan atau beban (utamanya bagi peserta didik),
namun justru dengan evaluasi itulah akan mendatangkan “berita gembira bagi
orang yang sabar” yang kaitannya dengan peserta didik yakni hasil yang
memuaskan, bukan hanya dalam angka semata, namun jika peserta didik berusaha
dalam melaksanakan evaluasi, maka akan ada pengetahuan yang didapat. Selain
itu, daya kemampuan peserta didik juga akan benar-benar teruji sehingga guru
pun dapat memantau dan memberikan pendampingan kepada peserta didik
berdasarkan kemampuan-kemampuannya.
C. Prinsip-Prinsip dalam Evaluasi
4
Penilaian diusahakan objektivitas atau jujur mengatakan sesuatu sesuai
dengan apa adanya.[7]
َيَا أيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوأ اتَّقُوأ هللاَ َو ُكونُوأ َم َع الصَّا ِدقِين
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119)
Dalam konteks evaluasi pendidikan, maudliyyah dapat diartikan bahwa
guru selaku pendidik dalam melakukan evaluasi kepada peserta didiknya haruslah
objektif. Guru harus menilai peserta didik sesuai dengan kemampuan peserta
didik itu sendiri. Bagi peserta didik yang kemampuannya memang sudah
mumpuni, maka guru harus menilainya dengan nilai yang baik, begitupun
sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an banyak mengulang istilah yang berkaitan dengan evaluasi. Diantara
istilah itu adalah bala dan fatana. Secara etimologi bala semakna
dengan ikhtabara dan imtahana yang berarti menguji atau mencoba. Jadi, tujuan
dari adanya al-fitnah dan al-bala untuk mengetahui dengan jelas perbedaan
karakteristik keberimanan atau ketaatan manusia. Sebagaimana juga evaluasi
dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui siswa yang menguasai materi
pembelajaran dengan yang tidak.
5
2. Prinsip Objektivitas (maudluiyyah وعيّةœœœœœ)موض: Penilaian diusahakan
objektivitas atau jujur mengatakan sesuatu sesuai dengan apa adanya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Afendi, Arief Hidayat. 2016. Al-Islam Studi Al-Qur’an (Kajian Tafsir
Tarbawi). Yogyakarta: Deepulish.
Aziz, Abd. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: TERAS.
Yusuf, Kadar M. 2013. Tafsir Tarbawi Pesan-pesan al-Qur’an tentang
Pendidikan. Jakarta: Amzah.