IRFAN EFENDI
21.02.0004
Puji syukur terhadap Gusti Pangeran Allah SWT karna telah memberikan kita semua nikmat
sehat serta nikmat iman sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam tidak lupa kita junjung kepada kekasih kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah mengubah zaman gelap gurita hingga zaman terang benderang, semoga kita
mendapatkan safaat / pertolongan di akhir zaman nanti, Aamiin.
Dan penulis ucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat selesai, makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas dari Bidang Studi
Manajemen Kurikulum Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu.
Sesunguhnya di dunia ini tidak ada yang sempurna maka dari itu kritik serta saran akan
penulis terima untuk membangun penulisan dalam mengerjakan makalah kedepanya.
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis,
biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas
mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan
produk atau jasa apa yang akan ditawarkan.
Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang kepentingan.
Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis,
rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan.
Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan
industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya rencana
operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksidan sumber
daya manusia dalam perusahaan.
Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar,
karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencan
keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.
Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk
memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat melakukan
diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama
sekali, sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya
harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa
catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan
dengan perkembangan zaman.
Beberapa hal yag dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :
1. Jenis usaha apa yang akan dirintis
2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis
3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang
4. Siapa yang akan menjadi pelanggan
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan
masalah yang diangkat antara lain :
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?
4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki
beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahu cara-cara dalammembuat usaha baru
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat
usaha baru
3. Untuk mengetahui indikator keberhasilan usaha
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam membuat usaha
baru
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihatsumberdaya
yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahanbaku, keuangan
atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak bukupendidikan kewirausahaan
mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas.Biasanya disebutkan jikalau kita
memiliki sumber daya yang memadai maka kitadapat langsung menjadi
wirausahawan dengan skala menengah. Tetapisebaliknya, buku-buku kewirausahaan
yang lebih empirik-praktis atau buku-buku“how to” kewirausahaan yang banyak
dibeli anggota masyarakat justruberpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau
dijelaskan dalam buku-bukutersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari
nol. Buku-bukusemacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan
semangatberusaha yang besar disertai kerja keras.
Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah.
Memangbenar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan
berusahasekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai
sumberdaya dan fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan
menjadiwirausahawan berskala kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam
menjalankanusaha. Sangat boleh jadi banyak orang mengawali bisnisnya dengan
perasaanragu-ragu dan pesimistik tetapi berakhir dengan keberhasilan yang
gemilang.Akan tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik,
persiapanyang matang, sumber daya yang cukup. Hasil akhirnya ada yang berhasil
ada yangtidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah mulailah dengan ide-
ide baru.
Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali denganmengamati
lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari prosesinteraksi seseorang
dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungandan bentuk bisnis harus
diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawanharus jeli dalam menilai dan
menangani berbagai permasalahan dan peluang yangmuncul di lingkungan tersebut.
Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawandatang di sebuah masyarakat di
suatu tempat. Dua orang ini menemukankenyataan yang sama bahwa semua orang
dalam masyarakat tersebut ternyatatidak memakai sepatu atau sandal. Setelah
mempelajari dan mengidentifikasipenyebabnya, calon wirausahawan A
menyimpulkan tidak ada gunanya memulaibisnis sepatu di sini karena A
6
berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah
mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa
masyarakatakan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat
tersebutuntuk bersepatu.Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang
wirausahawan padaumumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini memiliki
kepastian untukberhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala kecil.
Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah
berbisnis dalamskala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).
7
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau
belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini
dapatterjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau
tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan
zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan
memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen
terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk
yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi pasaran.
Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat prosespengeringan kaca atau
lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepatmemberihkan porselin atau
keramik yang sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnyatidak
diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”yang dapat
melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuahalat serupa
payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategisyang
diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, danmemilih
sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dankeinginan
konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan,mengevaluasi
individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara cermat peluang-
peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satupeluang dan
mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:
Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah
yangpaling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis
dimulaidengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen
dianggap sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun
demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah
cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang
industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan jugameng-
8
create kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya menggarapkonsumen agar
mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat merekamerasa tidak nyaman
atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barangdan jasa yang dihasilkan
oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatutitik, seorang wirausahawan
dituntut untuk itu.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usahabaru.
Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis
usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua,
pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunityrecognition yakni
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usahaakan berhasil apabila
menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.Sudah barang tentu hal ini
didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.
9
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti
alat pengangkut dan jalan raya
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan
skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,
sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil
perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil
fungsi manajerial yang dimilikinya.
6. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan
adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah
lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti
pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor,
pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar
perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara
keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan
sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.
10
a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya
image atau reputasi perusahaan.
11
orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian,
maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan,
dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri.
Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha
sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:
1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang
lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin
ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan
tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik
perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang
dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka
penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak
terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan
bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima
penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi
seseorang untuk berwirausaha.
2. Memaksimalkan kemampuan
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain
seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri
maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi dengan
ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkin
akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu
perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara
maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah
yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha
sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju
tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola usaha
tersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu
transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah
12
menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika
bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu,
sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat
mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika
usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang
mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin
banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin
sibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam
menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap
mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi
masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang
cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan
selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada
usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan
untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap
mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat
berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri)
merupakan hal yang sangat pentin yang harus dilakukan oleh seorang
wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.
H. Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wirausaha
Baru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana
usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran
dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut
bertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang
diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan
secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business
plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan
mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana
13
tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana
usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi
pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.
Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana
dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi,
organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana
keuangan.
14
strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan
sukses sebuah usaha kecil.
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam
bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang
mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah
efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak
dan keuntungan adalah hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan
usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan
dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana
untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung
pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan
asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia
usaha kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat.
Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan
keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh
fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan
menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang
produktif.
15
J. Hambatan – Hambatan dalam Memasuki Industri Menurut Peggy Lambing
(2000: 95)
Ada bebrapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru
masih kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan
karena telah lamam mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya
2. Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama
3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahnkan pangsa pasar yang
ada.
16
DAFTAR PUSTAKA
17