Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH
MEMULAI USAHA BARU

Disusun oleh:

1. Riza Asmul Faizah (24010213120026)


2. Evi Kristiani (24010213120042)
3. Khalida Hanum (24010213130056)

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis,
biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas
mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan
produk atau jasa apa yang akan ditawarkan.
Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang kepentingan.
Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis,
rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan.
Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan
industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya rencana
operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksi dan sumber
daya manusia dalam perusahaan.
Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar,
karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencana
keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.
Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk
memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat melakukan
diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama
sekali, sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang selanjutnya
harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa
catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan
dengan perkembangan zaman.
Beberapa hal yag dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :
1. Jenis usaha apa yang akan dirintis
2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis
3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang
4. Siapa yang akan menjadi pelanggan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan
masalah yang diangkat antara lain :
1. Bagaimana cara membuat usaha baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?
3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?
4. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki
beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahu cara-cara dalammembuat usaha baru
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat
usaha baru
3. Untuk mengetahui indikator keberhasilan usaha
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam membuat usaha
baru
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Cara Memulai Usaha Baru


Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seorang belajar
naik sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang dan takut,
ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak namun ketika pedal
sepeda mulai dikayuh dan si anak dapat menguasai rasa takutnya, ternyata naik
sepeda itu mudah semudah berjalan kaki.
Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai
usaha baru, yaitu :
1. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat
dirancang sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama
dan organisasi yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan
preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba).

B. Mengembangkan Ide Usaha Baru


Apakah setiap orang dapat menjadi seorang wirausahawan yag sukses? Tentu
saja jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut adalahwirausahawan atau
pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akanmemulai dengan menjadi
wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah? Banyak orang membayangkan
bahwa yang dimaksud menjadiwirausahawan berskala kecil itu adalah usaha berskala
rumah tangga. Misalnyatoko sembako, penjual mie ayam, pengusaha jasa laundry,
penjual bubur ayam,pengecer pulsa, atau semua usaha bisa dilakukan di rumah.
Sedangkan usahaberskala menengah adalah usaha-usaha yang sama namun sudah
bercabang-cabang,memiliki sekian banyak gerai atau sekian banyak gerobag dorong.
Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihatsumberdaya
yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahanbaku, keuangan
atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak bukupendidikan kewirausahaan
mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas.Biasanya disebutkan jikalau kita
memiliki sumber daya yang memadai maka kitadapat langsung menjadi
wirausahawan dengan skala menengah. Tetapisebaliknya, buku-buku kewirausahaan
yang lebih empirik-praktis atau buku-buku“how to” kewirausahaan yang banyak
dibeli anggota masyarakat justruberpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau
dijelaskan dalam buku-bukutersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari
nol. Buku-bukusemacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan
semangatberusaha yang besar disertai kerja keras.
Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang
benar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan berusahasekuat
tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumberdaya dan
fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadiwirausahawan berskala
kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam menjalankanusaha. Sangat boleh jadi
banyak orang mengawali bisnisnya dengan perasaanragu-ragu dan pesimistik tetapi
berakhir dengan keberhasilan yang gemilang.Akan tetapi tidak sedikit juga yang
memulainya dengan optimistik, persiapanyang matang, sumber daya yang cukup.
Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yangtidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal
ini adalah mulailah dengan ide-ide baru.
Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan mengamati
lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses interaksi seseorang
dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan dan bentuk bisnis harus
diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan harus jeli dalam menilai dan
menangani berbagai permasalahan dan peluang yangmuncul di lingkungan tersebut.
Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawan datang di sebuah masyarakat di
suatu tempat. Dua orang ini menemukan kenyataan yang sama bahwa semua orang
dalam masyarakat tersebut ternyatatidak memakai sepatu atau sKital. Setelah
mempelajari dan mengidentifikasi penyebabnya, calon wirausahawan A
menyimpulkan tidak ada gunanya memulai bisnis sepatu di sini karena A
berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau sKital ini sudah
mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa
masyarakatakan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat
tersebut untuk bersepatu. Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang
wirausahawan pada umumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini memiliki
kepastian untukberhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala kecil.
Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah
berbisnis dalam skala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).
Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) sepertiyang
dikutip Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan) mendapatkan ide
bisnis dari pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atautempat-tempat
profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahuicara-cara
mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakantelah mencoba
dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari parawirausahawan yang
disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk memenuhipeluang pasar, sementara
46% lainnya karena hobi.
Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orangbisa
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yangdianggap jalan
atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktorkeberuntungan (luck
atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnyakerja keras, perencanaan
yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif, inovatifdan sebagainya.

C. Identifikasi Peluang Usaha


Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan ada jika
di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untukmenawarkan atau
menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan , keinginan, atau
preferensi konsumen (Frinzes, 2011 : 229).
Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah
peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau
belumdapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini
dapat terjadi karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau
tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan
zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan
memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen
terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk
yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi pasaran.
Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat prosespengeringan kaca atau
lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepatmemberihkan porselin atau
keramik yang sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnyatidak
diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”yang dapat
melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuahalat serupa
payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis yang
diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih
sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dankeinginan
konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan,mengevaluasi
individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara cermat peluang-
peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satupeluang dan
mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:
Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah yang
paling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis
dimulaidengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen
dianggap sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun
demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah
cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang
industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan jugameng-
create kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya menggarapkonsumen agar
mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat merekamerasa tidak nyaman
atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barangdan jasa yang dihasilkan
oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatutitik, seorang wirausahawan
dituntut untuk itu.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usahabaru.
Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis
usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua,
pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunityrecognition yakni
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usahaakan berhasil apabila
menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.Sudah barang tentu hal ini
didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.

D. Merintis Usaha Baru


Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja
b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu
terbatas), perseroan, dan firma
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
 Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau
pelanggan maupun pasar?
 Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
 Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti
alat pengangkut dan jalan raya
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan
skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,
sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil
perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil
fungsi manajerial yang dimilikinya.
6. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan
adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah
lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti
pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor,
pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar
perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara
keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan
sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

E. Tahap-Tahap dalam Memulai Usaha Baru


1. Memilih nama dan membuat logo
Terdapat hal-hal yang sangat prinsipal dalam membuat nama dan logo karena
peran strategisnya di kemudian hari. Nama dan logo Kita akan sangat diingat
selamanya serta memiliki karakter yang akan menunjang keberhasilan bisnis
Kita. Berikut tips dalam memilih nama dan membuat logo:
 Pilihlah nama yang mudah diingat, sesuai dengan industri Kita
 Perhatikan nama yang Kita pilih apakah sudah ada yang memiliki atau
sangat umum karena akan berdampak pada branding Kita.
 Buatlah logo sesuai dengan cita rasa Kita sebagai owner, buatlah agar ia
mengandung cita-cita yang dapat bercerita.
 Citrakanlah ke dalam masyarakat melalui story telling, iklan, dsb.
 Gunakan program design seperti Photoshop atau Coreldraw untuk
menerjemahkan nama menjadi logo.
2. Memilih tempat usaha
Berikut adalah rambu-rambu yang mungkin berguna bagi para pemula untuk
melakukan penghematan:
 Jika usaha kita tidak pernah didatangi pelanggan, maka kita dapat
melakukan operasional dari rumah. Untuk alamat, kita bisa menyewa alamat
usaha, baik yang resmi misalnya digital office maupun di tempat teman kita.
 Jika kita harus berada di lokasi tertentu, maka kita mencari kemungkinan
untuk bisa menyewa dengan harga miring.
 Jika usaha kita harus di lantai 1, maka cari kemungkinan untuk bisa
melakukan profit sharing dengan pemilik tempat.
3. Membeli perlengkapan
Beberapa tips dalam membeli perlengkapan :
 Jika memnungkinkan, beli semua perlengkapan yang second hand.
 Lakukan renovasi kecil, seperti memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan
lakukan pengecatan agar kembali tampak baru.
 Jika kita kurang ahli pertukangan, maka dapat mencari tukang yang mau
dibayar harian dengan beli sendiri bahan-bahannya.
 Untuk barang-barang elektronik yang harus baru, janganlah membeli
premium brand. Kita cukup membeli kualitas Korea atau produk dalam
negeri. Dan bergaransi minimal 1 tahun sampai kita nyaman
menggunakannya.
 Untuk barang-barang pecah belah, jika kebutuhan kita adalah desain dan
warna tertentu lakukan hunting pada pasar-pasar yang menjual produk-
produk itu dengan harga miring.
4. Pemenuhan terhadap mesin dan alat-alat produksi
Bagian ini biasanya merupakan bagian yang sangat sulit, apalagi jika usaha kita
mensyaratkan mesin-mesin tertentu untuk produksi. Agar dapat fokus pada
keahlian utama, kita dapat melakukan hal-hal berikut :
 Prinsip utama dalam berbisnis adalah jika bisa sewa, sebaiknya tidak beli.
 Jika bisa dikerjakan secara outsourcing (misalnya fotokopi) tidak usah sewa
apalagi beli.
 Jika kita bisa menyewa, pastikan semua spare part dan service sudah
termasuk dalam harga sewa
 Cari kemungkinan kita bisa melakukan cicilan lunak dengan dawn payment
(uang muka) yang rendah jika kita harus membeli.
5. Merekrut pegawai
Bagian ini merupakan bagian yang cukup krusial karena kita harus memilih
orang-orang yang akan menggerakkan usaha kita. Ada 3 kategori pegawai untuk
bisnis yang baru mulai dalam usaha kecil sebagai berikut :
a. Pegawai frontlines atau bagian produksi
Pegawai ini bertugas untuk melayani pembeli atau pedagang. Maka berikut
merupakan tips dalam memilih pegawai frontlines :
 Pelajari karakteristik pekerja pada industri sejenis, berapa dan bagaimana
skema gajinya.
 Pastikan pegawai kita akan memiliki pekerjaan yang cukup sibuk, ada
atau tidak ada order.
 Utamakan referensi dari teman atau saudara agar bisa “mengikat”
pegawai kita dan mendapatkan pegawai yang jujur.
 Lakukan wawancara dan tes
 Jika cukup informasi, tidak usah menggunakan kontrak kerja.
 Kontrak pegawai untuk masa tertentu dengan masa percobaan 3 bulan
pertama.
 Jika sudah positif diterima, maka kemukakan hal-hal yang kita harapkan.
b. Pegawai sales
Sebelum kita merekrut tenaga-tenaga sales, kita harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
 Pelajari sales person seperti apa yang kita inginkan, seberapa senior
mereka
 Jika kita perlu sales person junior untuk memasarkan produk, pilihan
kompirasinya kurang lebihnya sebagai berikut.
Full komisi Semi Komisi Fixed Income
Kompensasi Lebih besar Uang transport Rp 500 Sesuai standar gaji
ribu- 1 juta/bulan pada industri tersebut
Loyalitas Rendah Sedang Tinggi
c. Manajemen
Bagian ini saja memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang tidak mudah.
Karena kita tidak bisa mengerjakan semuanya sendirian, sehingga kita
membutuhkan orang yang dapat memanage hal yang kita tidak bisa
menjalankan sendiri. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang perlu
dimengerti kalau kita hendak merekrut tim manajemen:
 Jika kita merasa memerlukan orang yang senior, kita harus menghindari
pemberian fixed income karena gaji mereka akan menggerogoti cash
flow
 Carilah ibu rumah tangga yang sebelumnya pernah bekerja diperusahaan
sejenis atau jenis pekerjaan yang kurang lebih sama.
 Tawarkan waktu kerja yang fleksibel, keleluasaan mengatur diri sendiri
dan pekerjaan, serta penghasilan tak terbatas melalui skema full komisi.
 Kita bisa menjanjikan saham setelah tenggat waktu tertentu atau
pencapaian prestasi tertentu atau gabungan keduanya.
 Jika diperlukan, kita bisa memberikan tawaran langsung pembagian
kepemilikan (saham).
6. Melakukan training persiapan dan uji coba
Beberapa tips berikut dapat membantu kita dalam melakukan training persiapan
dan uji coba:
 Ada atau tidak ada pegawai, kita harus melakukan uji coba dengan dimulai
dari orang-orang terdekat.
 Jika kita memiliki pegawai, latihlah mereka mengerjakan tugas mereka
dalam keadaan ramai (under pressure)
 Lakukan pencatatan waktu dan kendala yang dialami untuk didiskusikan
dengan mereka. Dan menampung usulan mereka yang mungkin lebih baik.
7. Memproduksi alat-alat promosi
Jika logo sudah final, maka langkah selanjutnya adalah membuat turunan,
seperti :
 Kop surat dan amplop (jika perlu)
 Stempel
 Brosur (jika perlu)
 Display dan neon sign jika usaha kita adalah retail atau rumah makan
 Kemasan dan alat penunjang, seperti tas plastik
Lalu siapa yang akan mengerjakannya jika kita tidak ahli ?
a. Minta teman-teman mahasiswa lain yang ahli design untuk membuatkannya
b. Jika kita tidak bisa mendapatkan teman mahasiswa, datang langsung ke
tempat produksi dan jabarkan keinginan kita kepada desainernya secara
langsung. Di sana pasti ada free service untuk membua desain neon sign,
brsur, atau display.
c. Bandingkan minimal ketiga tempat untuk memperoleh harga dan kualitas
baik.
8. Pilihan legalitas usaha, formal atau non-formal
Untuk sebuah tahap awal, prinsip yang harus kita lakukan adalah tekan fixed
cost sebanyak mungkin, apalagi sekedar untuk pembentukan formalitas sepeti
ini. Kita bisa menunggu untuk membuat usaha kita didaftarkan secara resmi,
sampai kita cukup mampu mengelola cash flow dengan nyaman. Terlebih jika
usaha kita tidak sering berhubungan dengan perusahaan secara formal. Bahkan
jika kita selalu ikut tender di perusahaan-perusahaan besar sekalipun.
 Untuk tahap awal, lakukan secara non formal karena akan menghemat biaya
set-up.
 Jika kita khawatir logo dan brand kita akan dijiplak orang, maka kita bisa
mendaftarkan ke Departemen kehakiman
 Meskipun tidak menggunakan PT atau CV kita tetap bisa masuk dan ikut
tender pada perusahaan besar dengan meminjam PT milik orang lain dengan
memberikan service free tertentu
Berikut adalah perbandingan non-formal, semi-formal, dan formal
Non-formal Semi-formal Formal
Legalitas None UD CV-PT
Modal awal Relatif sangat kecil Relatif cukup Relatif besar
Operations Dari rumah, sewa Sewa tempat kecil, Sewa atau beli
mesin shared office sendiri
Marketing Sendiri, atau full Ada tim dengan gaji Full Team, mixed
variable cost basic/ transportation fixed & Variable
Image sederhana Image dikontrol Full control
Customer Beberapa dalam Cukup besar Kompleks
lingkungan terbatas
Selain itu, harap diingat membentuk usaha secara formal berarti kita mengikat
perjanjian hukum dengan beberapa orang.
9. Peresmian
Tips penting saat peresmian :
 Peresmian tempat usaha menjadi sebuah hal penting karena kita
mengundang teman dan kerabat yang akan membantu kita memasarkan
produk kita
 Peresmian dengan tumpengan sederhana dan do’a bersama sudah cukup
 Undang juga tetangga sekitar tempat kita buka usaha, agar usaha kita
dikenal, didukung, dan didukung oleh orang-orang di sekitar kita
 Sebarkan voucher dan kupon diskon agar mereka bisa menggunakannya
sendiri atau memberikannya kepada orang lain untuk mencoba usaha kita
 Jika kita memilih memproduksi brosur, titipkan brosur dalam jumlah
tertentu kepada tamu undangan dan minta bantuan mereka untuk
menyebarkannya kepada para kenalan.
10. Proses tambahan : Website dan seragam
Akhirnya perlu diperhatikan point terakhir ini karena keduanya memiliki sifat
startegis dalam usaha kita.
Website :
 Membuat website untuk beberapa bidang industri adalah mutlak
 Lakukan secara gratis, cari website yang memberikan kita kemudahan
seperti: blogspot, wordpress, weebly, multiply, atau bahkan facebook.
 Jika kita merasa perlu alamat web personal, beli domain name saja dan
forward semuanya klik ke web hosting gratis kita.
Website menjadi salah satu tolak ukur kalau kita berani mencetak kartu nama.
Alamat website yang tidak gratis menjadi syarat minimal. Alamat e-mail yang
sesuai dengan nama perusahaan kita bisa meningkatkan derajat kita habis-
habisan, meskipun biayanya tidak mahal, yaitu sekitar Rp 1-2 juta per tahun,
harga ini sudah termasuk alamat email yang sesuai dengan nama domain kita.
Seragam:
 Untuk beberapa bidang seperti rumah makan dan jasa event organizer, maka
diperlukan pakaian seragam petugas untuk mengangkat citra kita
 Carilah cara untuk menghemat, misalnya dengan sponshorsip dari para
supplier kita
 Gunakan kualitas sedang sampai murah untuk tahap awal
11. Belajar dari Common Mistakes
Akhirnya, pelajaran terbaik adalah pelajaran yang datang dari pengalaman.
Harganya jelas lebih mahal dari pelajaran di bangku kuliah mana pun. Jika kita
belum pernah mengalaminya secara langsung, biasanya kita akan cenedrung
menganggap remeh. Meskipun demikian, cobalah memberi perhatian ekstra
pada poi-poin di bawah ini yang telah menelan banyak korban teman-teman
seperjuangan anda.
 Membuat usaha bisnis secara legal di tahap awal atau terburu-buru pada
bulan-bulan pertama, mengikat hubungan hukum tanpa mengalami kerja
sama sebelumnya.
 Tidak melakukan riset mendalam terhadap persaingan dan kekuatan internal
(SWOT analysis)
 Menghabiskan terlalu banyak dana untuk membeli peralatan dan renovasi,
termasuk dalam sewa tempat, salah memilih lokasi.
 Membayar upah tenaga kerja lebih mahal dari pesaing
 Menggunakan tenaga kerja yang levelnya lebih tinggi dari pesaing.
Cara terbaik mempelajari coomon mistakes adalah berinteraksi langsung
dengan pelaku usaha yang pernah mengalaminya. Pelajarilah kiat-kiat mereka
untuk bangit dari kesalahn dan untuk memperbaiki kesalahan itu.

F. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan


Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada
daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
a. Resiko lebih rendah
b. Lebih mudah
c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:
Masalah eksternal, yaitu
a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya
image atau reputasi perusahaan.

G. Franchising (Kerjasama Manajemen / Waralaba)


Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi,
sedangkan Franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
Bentuk Kelebihan Kekurangan
Merintis Usaha  Gagasan Murni  Pengakuan nama
 Bebas beroperasi barang
 Fleksibel dan mudah  Fasilitas inefisien
penggunaan  Persaingan kurang
diketahui
Membeli Perusahaan  Kemungkinan  Perusahaan yang
sukses dijual biasanya
 Lokasi sudah cocok lemah
 Karyawan dan  Peralatan tak
pemasok biasanya efisien
sudah mantap  Mahal
 Sudah siap operasi  Sulit inovasi
Kerja sama  Mendapat  Tidak mandiri
manajemen pengalaman dalam  Kreativitas tidak
logo, nama, metoda, berkembang
teknik produksi,  Menjadi
pelatihan dan buruan independen
modal terdominasi, rentan
 Penggunaan nama, terhadap perubahan
merek yang sudah franchisor
dikenal

H. Manfaat Membuka Usaha


Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan diri.
Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang
dan kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur) perusahaan
yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong
orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian,
maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan,
dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri.
Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha
sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:
1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang
lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin
ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan
tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik
perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang
dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka
penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak
terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan
bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima
penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi
seseorang untuk berwirausaha.
2. Memaksimalkan kemampuan
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain
seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri
maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi dengan
ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkin
akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu
perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara
maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah
yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha
sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju
tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola usaha
tersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu
transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah
menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika
bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu,
sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat
mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika
usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang
mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin
banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin
sibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam
menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap
mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi
masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang
cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diKitalkan
selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada
usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan
untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap
mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat
berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri)
merupakan hal yang sangat pentin yang harus dilakukan oleh seorang
wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.

I. Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wirausaha
Baru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana
usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran
dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut
bertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang
diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan
secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business
plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan
mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana
tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana
usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi
pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.
Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana
dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi,
organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana
keuangan.

J. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru


Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang
berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan
perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh
(disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang
bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara
efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional
untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan
diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan
strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada
dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri
dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua
adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan
operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian,
fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja
internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuat


perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam Certo dan
Peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi
strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan
sukses sebuah usaha kecil.
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam
bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang
mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah
efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak
dan keuntungan adalah hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan
usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan
dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana
untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung
pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan
asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia
usaha kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat.
Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan
keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh
fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan
menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang
produktif.

K. Hambatan – Hambatan dalam Memasuki Industri Menurut Peggy Lambing


(2000: 95)
Ada bebrapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru
masih kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan
karena telah lamam mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya
2. Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama
3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahnkan pangsa pasar yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
 Lupiyoadi, Rambat.2004.Entrepreneurship from mindset to strategy.Depok:Universitas
Indonesia
 R. Heru Kristanto HC, 2009, Kewirausahaan Entrepreunership: pendekatan Manajemen
dan Praktek, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
 Sonny Sumarsono, 2010, Kewirausahaan, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
 http://wiki.uii.ac.id/images/7/71/M6_MENGEMBANGKAN_USAHA_BARU.pdf
 http://bak.usu.ac.id/files/Start%20Up%20Business%20(Buchori).pdf
 http://formatmasadepan.forumotion.net/t4-merintis-usaha-baru-dan-model-
pengembangannya
 http://ghanoz2480.files.wordpress.com/2008/04/10-03-2008-merintis-usaha-baru-dan-
model-pengembangannya.pdf

Anda mungkin juga menyukai