Disusun Oleh:
Muhammad Samsudin
NIM. 17610004
PENULIS
ii
Daftar Isi
Halaman Judul ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pendidikan Intelektual ............................................................................................ 3
1. Q.S.Dzariyat/51:20-21 ........................................................................................ 3
2. Q.S.Yunus/10: 35-36 .......................................................................................... 5
3. Q.S.Yusuf/12: 22 ................................................................................................ 7
B. Pendidikan Perasaan (Emosi) ................................................................................. 8
1. Q.S.al-Qashash/28: 77 ........................................................................................ 9
2. Q.S.al- Ahzab/33: 21 ........................................................................................ 10
3. Q.S.al-’Araf/7: 157 ........................................................................................... 11
C. Pendidikan Estetika .............................................................................................. 14
1. Q.S.al-’Araf/7: 26 ............................................................................................. 15
2. Q.S.al-Sajadah/41: 12 ....................................................................................... 17
3. Q.S.Yusuf/12: 111 ............................................................................................ 18
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 21
B. Saran ..................................................................................................................... 21
REFERENSI ................................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al Qur`an juga
menjadi penjelasan (bayyinaat), dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu
menjadi pembeda (furqaan)-antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia
mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan
akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al
Qur`an tersebut.
Kemampuan setiap orang dalam memahami lafald dan ungkapan Al
Qur’an tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian gemilang dan ayat-
ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini adalah
suatu hal yang tidak dipertentangan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami
makna-makna yang zahir dan pengertian ayat-ayatnya secara global, sedangkan
kalangan cendekiawan dan terpelajar akan dapat mengumpulkan beberapa makna.
Dan diantara cendikiawan kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat
pemahaman. maka tidaklah mengherangkan jika Al-Qur’an melalui pengkajian
intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata-kata garib (aneh-ganjil) atau
tarkib
mentakwil (susunan kalimat) dan menterjemahkannya kedalam bahasa yang
mudah dipahami.
Agama Islam dengan sumber ajaran al-Qur’an yang ditafsirkan para ulama
ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu
kegiatan yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita yang berlangsung
seumur hidup.
Dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai jenis pendidikan yang terjadi
pada realita sekarang ini. Di antaranya pendidikan intelektual, emosional, estetika
dan masih banyak yang lainya. Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas
mengenai pendidikan intelektual, emosional, dan estetika.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah
1. Apa saja ayat-ayat yang menerangkan tentang Pendidikan Intelektual?
2. Apa saja ayat-ayat yang menerangkan tentang Pendidikan Perasaan?
3. Apa saja ayat-ayat yang menerangkan tentang Pendidikan Estetika?
4. Bagaimana tafsir/penjelasan ulama’ terhadap ayat-ayat diatas?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui ayat-ayat yang menerangkan tentang Pendidikan
Intelektual.
2. Untuk mengetahui ayat-ayat yang menerangkan tentang Pendidikan Perasaan.
3. Untuk mengetahui ayat-ayat yang menerangkan tentang Pendidikan Estetika.
4. Untuk mengetahui tafsir/penjelasan ulama’ terhadap ayat-ayat diatas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Intelektual
3
Dan firman Allah ( َض َءا َ َياتٌ ِل ال ُموقِنِيان
ِ )وفِى ااْلَ ار
َ “Dan di bumi itu terdapat
tanda-tanda (kekuasaan allah) bagi orang-orang yang yakin.” Maksudnya, di
dalam bumi itu terdapat berbagai tanda yang menunjukkan keagungan
penciptanya dan kekuasaan-Nya yang sangat jelas berupa berbagai macam
tumbuhan, binatang, hamparan bumi, gunung, tanah kosong, sungai, lautandan
berbagai macam bahasa dan warna kulit ummat manusia, serta sesuatu yang telah
ditakdirkan untuk mereka berupa keinginan dan kekuatan, dan apa yang terjadi di
antara mereka berupa perbedaan tingkat dalam hal pemikiran , pemahaman,
dinamika kehidupan, kebahagiaan, kesengsaraan, dan hikmah yang terdapat di
dalam anatomi tubuh mereka, yaitu dalam menempatkan setiap anggota tubuh dari
keseluruhan tubuh mereka pada tempat yang benar-benar mereka perlukan. itulah
sebabnya Allah Ta’ala berfirman: ِ س ُك ام أَفَ ََل تُب
( َاص ُر اون َ ُ)وفِي اَ انف
َ “Dan (juga) pada
dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?” Qatadah
mengemukakan: “barangsiapa bertafakkur (memikirkan) penciptaan dirinya
sendiri, maka ia akan mengetahui bahwa dirinya itu hanya diciptakan dan
persendiannya dilenturkan semata-mata untuk beribadah.”
“Dan (juga) pada dirimu sendiri” dari awal penciptaan kamu sampai
akhirnya, serta pada susunan tubuhmu yang menakjubkan. Di sana terdapat
pelajaran, hikmah, dan rahmat yang menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa
Ta'aala Mahaesa, Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, dan bahwa
Dia tidak menciptakan makhluk secara percuma. “Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?”
b. Kesimpulan
4
Dari penjelasan tafsir yang telah dipaparkan, dapat kita simpulkan bahwa
kita sebagai manusia penghuni bumi dan beriman, diperintahkan oleh tuhan agar
senantiasa memahami dan mempelajari segala sesuatu yang ada di bumi. Dan hal
itu dapat direalisasikan melalui ilmu pengetahuan dan sains, baik itu ilmu tentang
alam seperti ilmu biologi, ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam, ilmu
kedokteran dan lain-lain. Dan juga ilmu yang mempelajari tentang manusia seperti
ilmu sosial, psikologi, dan lain sebagainya. Akan tetapi yang terpenting dari
perintah di atas yaitu kembali untuk menyadarkan diri bahwa segala sesuatu yang
telah dipelajari dan dipahami adalah merupakan bukti atau tanda-tanda kekuasaan
tuhan. Dan dari bukti-bukti tersebut meyakinkan manusia bahwa tuhan itu ada.
2. Q.S.Yunus/10: 35-36
a. Penjelasan tafsir
5
“Katakanlah, "Apakah di antara sekutumu ada yang membimbing kepada
kebenaran dengan memberikan penjelasan dan arahan atau memberi taufiq kepada
kebenaran?" Katakanlah, "Allah-lah yang membimbing kepada kebenaran
Dengan dalil dan keterangan yang nyata, dengan ilham dan taufiq, serta dengan
membantu menempuh jalan yang lurus.” Maka manakah yang lebih berhak
diikuti, Tuhan yang membimbing kepada kebenaran itu, ataukah orang yang tidak
mampu membimbing bahkan perlu dibimbing? Bagaimanakah kamu mengambil
keputusan?” Yakni apa yang menyebabkan kamu memberikan keputusan yang
batil dengan mengesahkan penyembahan kepada selain Allah setelah tegaknya
hujjah dan keterangan yang nyata bahwa tidak ada yang berhak diibadati selain
Allah saja. Jika telah jelas bahwa sesembahan yang mereka sembah selain Allah
tidak memiliki sifat yang layak dijadikan sebagai tuhan, bahkan sesembahan itu
memiliki segala kekurangan yang menghendaki untuk dibatalkan ketuhanannya.
Lantas karena alasan apa mereka menjadikannya sebagai tuhan? Tidak lain
alasannya adalah karena setan menghias perbuatan buruk, kesesatan, dan perkara
yang tidak masuk akal itu menjadi indah dihadapan manusia sehingga mereka
menganggapnya sebagai perbuatan baik, petunjuk dan sebagai kebenaran.
6
karena sangkaan saja, maksudnya dugaan dan khayalan. Maka dari itu tidak ada
manfaat sama sekali bagi mereka.
( َ“ ) ِإ َّن هللاَ َع ِلي ٌم ِب َما َي اف َعلُونsesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang
mereka kerjakan.” ini merupakan ancaman yang keras untuk mereka. Karena
sesungguhnya Aallah Ta’ala telah memberi kabar bahwa sesungguhnya Allah
akan membalas mereka dengan balasan yang setimpal atas semua itu.
b. Kesimpulan
Penjelasan tafsir diatas memberikan pemahaman bahwa seyogyanya kita
berusaha merubah prasangka atau dugaan agar menjadi keyakinan atau sesuatu
yang dapat diyakini kebenarannya. Dan tidak lain hal tersebut tercapai melainkan
dengan ilmu pengetahuan dengan melalui proses memahami dan mempelajari.
3. Q.S.Yusuf/12: 22
٢٢ َشدَّ ٓهۥُ َءات أَي َٰنَهُ ُح أك ٗما َو ِع أل ٗم ۚۡا َو َك َٰذَلِكَ نَ أج ِزي ٱ أل ُم أح ِسنِين
ُ َ َولَ َّما بَلَ َغ أ
Artinya : Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan
ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
a. Penjelasan tafsir
“Dan ketika dia telah cukup dewasa” Yaitu ketika Beliau semakin kuat
baik batin maupun zhahir (fisik); kuat memikul beban-beban kenabian dan
kerasulan, yaitu ketika berusia 30 atau 33 tahun. “Kami berikan kepadanya
Hikmah” Maksudnya, dijadikan nabi dan rasul. “dan ilmu” Yakni pemahaman
terhadap agama. “Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik” Baik dalam beribadah kepada Allah maupun dalam bergaul dengan
hamba-hamba Allah. Allah memberikan balasan kepada mereka yang berbuat baik
7
atas kebaikan mereka dengan ilmu yang bermanfaat, Allahummaj’alnii minhum,
Allahummaj’alnii minhum, Allahummaj’alnii minhum, Allahumma aamin.
b. Kesimpulan
Ketika kita berbuat atau berperilaku baik, maka tuhan akan memberikan
balasan yang berupa ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan itu haruslah selalu
memiliki tujuan yang baik.
8
(dikutip dari : https://rifqirosyadi.blogspot.com/2015/08/pengaruh-kecerdasan-
intelektual-iq-dan.html pada tanggal 18 April 2019)
1. Q.S.al-Qashash/28: 77
a. Penjelasan tafsir
9
duniamu, namun tidak sampai melubangi agamamu dan merusak akhiratmu. “dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi” Yaitu dengan
bersikap sombong serta mengerjakan kemaksiatan, dan sibuk dengan nikmat itu
sampai lupa kepada Pemberi nikmat (Allah).”Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan.”
b. Kesimpulan
Ayat tersebut berisi perintah agar kita senantiasa berbuat baik terhadap
sesama, yakni memberikan nilai kemanfaatan kepada makhluk lain. Dan juga kita
diperintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi, artinya kita dilarang
untuk memberikan dampak negatif kepada yang lain. Dan perintah-perintah
tersebut mendidik manusia agar terlatih dari segi perasaan (emosi), kepekaan
bathiniyah, dan juga sifat kemanusiaan.
2. Q.S.al- Ahzab/33: 21
٢١ َة ِل َمن َكانَ َي أر ُجواا ٱ َّّللَ َوٱ أليَ أو َم ٱ أۡل ٓ ِخ َر َوذَ َك َر ٱ َّّللَ َكثِ ٗيراٞ سن
َ سو ِل ٱ َّّللِ أ ُ أس َوة ٌ َح
ُ لَّقَ أد َكانَ لَ ُك أم فِي َر
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah
a. Penjelasan tafsir
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu” Beliau berani berperang dan terjun ke dalam kancah pertempuran, lalu
10
mengapa kamu kikir mengorbankan jiwamu untuk sesuatu yang Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam saja berani mengorbankannya? Maka ikutilah Beliau
dalam hal ini dan dalam hal lainnya. Para ahli ushul berdalil dengan ayat ini
tentang kehujjahan perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Demikian
pula, bahwa hukum asalnya, umat Beliau mengikuti juga dalam hal hukum,
kecuali ada dalil syar’i yang mengkhususkan untuk Beliau. “(yaitu)” Yang
beruswah (meneladani) Beliau dan diberi taufik kepadanya hanyalah orang yang
berharap rahmat Allah dan kedatangan hari Akhir, di mana iman yang ada
padanya, rasa takutnya kepada Allah, berharapnya kepada pahala-Nya serta takut
kepada siksa-Nya mendorongnya untuk mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam.”bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat” Ada yang mengartikan, bagi orang yang takut kepada Allah dan hari
akhir. ”dan dia banyak menyebut Allah.”
b. Kesimpulan
Tafsir diatas mengandung perintah kepada umat manusia untuk
meneladani Rasulullah, terlebih lagi dalam hal karakter, baik itu perihal ucapan,
tingkah laku, cara beliau menyikapi sebuah permasalahan dan lain-lain. Agar
secara emosional, kita dapat menjiwai dan menghayati perilaku dan karakter
beliau. Dan perintah ini sangatlah mendidik perasaan (emosi) umat manusia
jikalau mereka bersedia meneladani dan menjadikan beliau sebagai panutan hidup
mereka.
3. Q.S.al-’Araf/7: 157
نجي ِل يَ أأ ُم ُر ُهم
ِ ي ٱلَّذِي يَ ِجدُونَهۥُ َم أكتُوبًا ِعندَ ُه أم فِي ٱلت َّ أو َر َٰى ِة َوٱ أ ِۡل َّ ي ٱ أۡل ُ ِم
َّ سو َل ٱلنَّ ِب
ُ لر َّ ٱلَّذِينَ يَت َّ ِبعُونَ ٱ
ع أن ُه أم ِإصأ َر ُه أم
َ ض ُع َ ث َو َي َ ِعلَ أي ِه ُم ٱ أل َخ َٰ َبٓئ َّ ع ِن ٱ أل ُمن َك ِر َوي ُِحل لَ ُه ُم ٱ
ِ لط ِي َٰ َب
َ ت َويُ َح ِر ُم ِ ِبٱ أل َمعأ ُر
َ وف َو َي أن َه َٰى ُه أم
11
ِ ُ ِي أ
ُنز َل َمعَ ٓهۥ ٓ ور ٱلَّذ
َ ص ُروهُ َوٱتَّبَعُواا ٱلن َ َوٱ أۡل َ أغ َٰلَ َل ٱلَّتِي َكان أَت
َ علَ أي ِه أۚۡم فَٱلَّذِينَ َءا َمنُواا ِب ِهۦ َو
َ َع َّز ُروهُ َون
ٓ
١٥٧ َأ ُ او َٰلَئِكَ ُه ُم ٱ أل ُم أف ِل ُحون
Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma´ruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik
dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang
yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya
yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang
yang beruntung.
a. Penjelasan tafsir
“Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (nama dan sifatnya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka”, ini adalah sifat
nabi Muhammad ﷺ dalam kitab-kitab para nabi. Mereka telah menyampaikan
kabar gembira kepada umat mereka, akan diutusnya Muhammad, serta mereka
memerintahkan untuk mentaatinya. Sifat-sifat nabi Muhammad ﷺmasih tetap ada
di dalam kitab-kitab, yang diketahui oleh para pemuka agama dan pendeta
12
mereka. Sifat-sifat nabi Muhammad ﷺmasih tetap ada di dalam kitab-kitab, yang
diketahui oleh para pemuka agama dan pendeta mereka.
“dan mencegah dari yang mungkar” Munkar adalah perbuatan buruk, atau
perkara yang dikenal buruknya menurut akal dan fitrah. Contohnya syirk,
membunuh jiwa tanpa alasan yang benar, berzina, meminum yang memabukkan,
berbuat zalim kepada yang lain, dusta, berbuat jahat, dsb.
13
(dikutip dari : http://www.tafsir.web.id/2013/02/tafsir-al-araaf-ayat-155-166.html
pada tanggal 18 April 2019)
b. Kesimpulan
Agama mendidik perasaan (emosi) umatnya dengan bersedia mempelajari
dan meneladani sifat-sifat Rasulullah dan juga menaati perintah dan menjauhi
larangannya. Karena dengan cara itu kita bisa menjauhkan hati dari sifat-sifat
yang kotor, dan dalam rangka usaha untuk menjaga kebersihan dan kebeningan
hati.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang berkaitan dengan seni.
Secara sederhana diartikan estetika adalah ilmu yang membahas keindahan,
bagaimana ia bisa terbentuk dan bagaimna seseorang bisa merasakan estetika
sebagai sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dinggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.
14
Timbul pertanyaan, apakah nilai keindahan itu merupakan sifat yang
dimiliki objek atau terletak pada orang yang menilai (subjek). Jika nilai indah itu
terletak pada objek dan dipandang dengan sudut dan cara pandang yang sama
maka akan menghasilkan kesimpulan yang sama tentang sesuatu. Jika nilai itu
terletak pada subjek, maka hasil penilaian itu akan bergantung pada perasaan
masing-masing subjek.
1. Q.S.al-’Araf/7: 26
15
a. Penjelasan tafsir
b. Kesimpulan
Dari ayat ini, seolah-olah tuhan mengenalkan dan menyadarkan kepada
kita tentang keindahan. Karena keindahan dapat menghadirkan rasa nyaman. Dan
keindahan yang diajarkan tuhan bukan hanya keindahan dhohir saja, akan tetapi
juga keindahan yang bersifat bathiniyah. Dan jangan sampai keindahan dhohir
membuat kita terlena dan lalai, karena sesungguhnya semua keindahan merupakan
bukti atau tanda-tanda kekuasaan tuhan.
16
2. Q.S.al-Sajadah/41: 12
a. Penjelasan tafsir
“Lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua hari” Yaitu hari Kamis dan
Jum’at. Dengan demikian Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan langit dan
bumi dalam enam hari (dimulai dari hari Ahad dan berakhir sampai hari Jum’at),
sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam hari.” (Terj. Al A’raaf: 54) Meskipun
begitu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mampu menciptakan semua itu hanya
sekejap, akan Dia Mahabijaksana lagi Mahalembut. Oleh karena kebijaksanaan
dan kelembutan-Nya, maka Dia menciptakannya dalwam waktu tersebut.
17
Demikianlah” Yakni bumi dan apa saja yang ada di dalamnya serta langit dan apa
saja yang ada di dalamnya. “ketentuan (Allah) Yang Mahaperkasa” Dengan
keperkasaan-Nya, Dia tundukkan segala sesuatu, Dia atur dan Dia ciptakan semua
makhluk. “lagi Maha Mengetahui” Ilmu-Nya meliputi semua makhluk, yang
tersembunyi maupun yang tampak.
b. Kesimpulan
3. Q.S.Yusuf/12: 111
ب َما َكانَ َحدِي ٗثا ي أُفت ََر َٰى َو َٰلَ ِكن ت َصأ دِيقَ ٱلَّذِي َب أينَ يَدَ أي ِه
ِ ِّۗ ة ِۡل ُ او ِلي ٱ أۡل َأل َٰ َبٞ ص ِه أم ِع أب َر َ َلَقَ أد َكانَ فِي ق
ِ ص
١١١ َصي َل ُك ِل ش أَي ٖء َوهُدٗ ى َو َر أح َم ٗة ِلقَ أو ٖم ي أُؤ ِمنُون ِ َوت أَف
a. Penjelasan tafsir
18
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu” Yakni kisah para nabi dan rasul
bersama kaumnya. “terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal” Dari
kisah-kisah itu, mereka dapat mengetahui perbuatan yang akan mendatangkan
kemuliaan dari Allah dan perbuatan yang mendatangkan kehinaan, mereka pun
mengetahui sifat sempurna dan hikmah yang dalam yang dimiliki Allah, dan
bahwa tidak ada yang berhak diibadati selain-Nya. “(Al Quran) itu bukanlah
cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya”
Sesuai dengan kitab-kitab terdahulu dan membuktikan kebenarannya,
“menjelaskan segala sesuatu” Yang dibutuhkan hamba dalam agama, baik
masalah ushul (dasar atau pokok) maupun furu’ (cabang), “dan sebagai petunjuk
dan rahmat” Sehingga mereka selamat dari kesesatan dan memperoleh rahmat
atau memperoleh balasan atau pahala di dunia dan akhirat. “bagi orang-orang
yang beriman” Benar, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.
b. Kesimpulan
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intelektual merupakan kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang
untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi
lingkungan secara efektif.
Goleman dalam Muttaqiyathun, bahwa kecerdasan emosi (EQ) adalah
kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri
sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain.
20
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang berkaitan dengan seni. Secara
sederhana diartikan estetika adalah ilmu yang membahas keindahan. Dan di dalam
alquran terdapat ayat-ayat yang memotivasi dan menjadi spirit bagi manusia untuk
senantiasa meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan mereka, baik
itu dari segi intelektual, emosional, dan estetika.
B. Saran
Seyogyanya kita memperluas cakrawala pengetahuan kita tentang dunia
pendidikan yang ada di sekitar kita dan mengkaitkanya dengan firman-firman
tuhan. Agar hal tersebut dapat memotivasi dan menjadi ruh dalam aktivitas kita
dalam merealisasikan pendidikan.
REFERENSI
(https://lastrimila.blogspot.com/2012/12/pengertian-intelektual.html)
(http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-adz-dzaariyat-ayat-15-30.html)
(Al-Imam Abi Fida’ Al-Khafid Ibnu Katsir Ad-Dimasqi, Tafsir Al-qur’an al- adzim,
Beirut: Maktabah an-Nurul al-Ilmiyah hal: 535-536)
(https://lp2mkita.wordpress.com/2010/05/04/pengertian-emosi-dan-emosional/)
21
(https://rifqirosyadi.blogspot.com/2015/08/pengaruh-kecerdasan-intelektual-iq-
dan.html)
(https://aprileopgsd.wordpress.com/2014/01/26/makalah-etika-estetika-dalam-
pendidikan/)
22