HADIS TARBAWI
DISUSUN OLEH :
GINA SULMAN
DARA ANGGUN
DOSEN PENGAMPU :
NURAINUN,M.Ag.
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pendidikan agama islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga, mengimani ajaran agama islam,
dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Pada era globalisasi ini pendidikan sangat penting bagi peserta didik.karena era globalisasi
dapat membawa kita untuk semakin mudah memperoleh informasi dari luar yang dapat
membantu kita menemukan alternatif-alernatif baru dalam usaha memecahkan masalah yang
kita hadapi terutama dalam bidang pendidikan islam,misalnya melalui internet kini kita dapat
mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan banyak dana.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
1. Secara etimologi
Dalam konteks Islam, pendidikan secara bahasa ada tiga kata yang digunakan. Ketiga kata
tersebut, yaitu : At-tarbiyah ( )التربيةberakar dari tiga kata, yakni pertama, berasal dari kata
rabba yarbu ( )يربو – رباyang artinya bertambah dan bertumbuh. Kedua, berasal dari kata rabiya
yarbi ( )ي ربى – ربيyang artinya tumbuh dan berkembang. Ketiga, berasal dari kata rabba
yarubbu ( )يربو – ربyang artinya memperbaiki, membimbing, menguasai, memimpin, menjaga
dan memelihara. Al-ta’lim ( )التعليمsecara ligahwy berasala dari kata fi’il tsulasi mazid biharfin
wahid, yaitu ‘allama yu ‘allimu ( )يعلم – علم. Jadi ‘alama ( )علمartinya mengajar. Al-ta’adib ()التأديب
berasal dari kata tsulasi maszid bihaijmn wahid, yaitu ‘addaba yu ‘addibu ( )ي أدب – أدب. Jadi
‘addaba ( )أدبartinya memberi adab.
Menurut Muhammad Al-Jumaly, pendidikan islam adalah proses yang mangarahkan manusia
kepada kehidupan yang lebuh baik dan menyangkut derajat kemanusiaannya, sesuai dengan
kemampuan dasar atau fitrah dan kemampuan ajarnya
Menurut I.L. Parasibu dan Simanjuntak pendidikan islam adalah usaha yang dilakukan dengan
sengaja dan sistematis untuk mendorong, membantu, dan membimbing seseorang untuk
mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri, dari kwalitas satu ke kwalitas
yang lebih tinggi.
Kemudian menurut Omar Muhammad At Taurny Al Syaibani, pendidikan islam adalah usaha
mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadiannya atau kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan alam sekitarnya melalui proses pendidikan.
Dengan demikian inti pokok pendidikan islam adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya
(lahir dan batin) dalam arti tuntunan yang menuntut peserta didik untuk memiliki kemerdekaan
berfikir, merasa, bertindak, dan berbicara serta percaya pada diri sendiri dengan penuh rasa
tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari hari dengan berlandaskan
ukuran-ukuran tertentu yang telah ditentukan dalam agama islam.
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup di tengah-
tengah makhluk lain, manusia harus memerankan fungsi dan tanggung jawabnya,
manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara
makhluk lainnya dan memfungsikan sebagai kholifah di muka bumi ini.
2. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia harus
mengadakan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Itulah
sebabnya islam mengajarkan persamaan, persaudaraan, gotong royong, dan
bermusyawarah dengan upaya membentuk masyarakat menjadi persekutuan hidup
yang utuh.
3. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia sebagai makhluk
berketuhanan, sikap dan watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Dalam fitrah manusia telah
diberikan kemampuan beragama. Dengan kesadaran demikian, manusia sebagai
kholifah dimuka bumi dan yang terbaik diantara makhluk lainnya akan mendorong
untuk melakukan pengelolaan serta mendayagunakan ciptaan Allah untuk
kesejahteraan hidup bersama dengan yang lainnya.
yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti
fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran
dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kapasitas dan ukuran yang ada. Allah SWT. Bersabda :
ق ِمن َّربِّ ُكمۡۖ فَ َمن َشٓا َء فَ ۡلي ُۡؤ ِمن َو َمن َشٓا َء فَ ۡليَ ۡكفُ ۡۚر إِنَّٓا أَ ۡعت َۡدنَا
ُّ َوقُ ِل ۡٱل َح
ٰ
وا بِ َم ٖٓاء َك ۡٱل ُم ۡه ِل يَ ۡش ِوي ْ ُلظَّلِ ِمينَ نَارًا أَ َحاطَ بِ ِهمۡ ُس َرا ِدقُهَ ۚا َوإِن يَ ۡستَ ِغيث
ْ ُوا يُغَاث ِل
Artinya : “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. ( QS. Al Kahfi : 29).[9]
2. Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas menfasilitasi atau
membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai
satu-satunya sumber informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari peserta didik.
Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran emosional yang tidak dalam
keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berpikir yang intuitif
dan holistik.
3. Peserta Didik
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat strategis. Artinya
bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terwujudnya sekolah berkualitas.
Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan sekolah yang
berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta
didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan sebagainya.
Model-model pembelajaran :
PENUTUP
Kesimpulan
Inti pokok pendidikan islam adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin)
dalam arti tuntunan yang menuntut peserta didik untuk memiliki kemerdekaan berfikir,
merasa, bertindak, dan berbicara serta percaya pada diri sendiri dengan penuh rasa tanggung
jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari hari dengan berlandaskan ukuran-
ukuran tertentu yang telah ditentukan dalam agama islam.
Objek Ilmu Pendidikan Islam yaitu Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu,
Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial, Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah
SWT, Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam Tujuan Pendidikan Ilmu Pendidik Peserta Didik
Model Pendidikan Islam Materi Pendidikan Islam Alat Pendidikan Islam Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Munardji, 2004, ilmu pendidikan islam, Jakarta, PT. Bina ilmu, hal 7
Muhammad fadhil al-jumaly, 1996, tarbiyah al-insan al jaded, Tunisia, ma’tabad al ijtihad,
Omar Muhammad At Taurny Al Syaiban, 1979, Filsafat Pendidikan Islam, (Terjemah Hasan
Lunggulung), Jakarta, Bulan Bintang,
Arifin H.M., 2008Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan
indisipliner, Jakarta, PT. Bumi Aksara,