Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNOLOGI PENDUKUNG BIOTEKNOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK I:

1.GINA SULMAN

2.OSPARI NANDA

3.TIARA KORNELIA SARI

4.ANISA SEPTIANI

DOSEN PENGAMPU:

LIA ANGELA,S.Si,S.Pd,M.Pd

TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayahNya berupa kesehatan, waktu, dan
kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Teknologi Pendukung Bioteknologi.

Kami menyadari masih banyak kekurangan mengenai tata cara pembuatan


makalah dengan baik dan benar. Oleh karena itu, kami berharap pembaca
memberikan kritikan yang konstruktif dan logis agar tercipta makalah yang
sempurna.

kerinci, 22 februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 1
C. Tujuan…………………………………………………………… 2
D. Manfaat …………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Bioteknologi dengan Prinsip Bidang Keilmuan…… 3

B. Teknologi Yang Mendukung Bioteknologi.…………………….. 5


BAB III PENUTUP
A. Simpulan…………………………………………………………. 11
B. Saran…………………………………………………………….. 11

DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………. 12

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Keterkaitan Biologi dengan ilmu lainnya yaitu biologi, kimia, dan 3
teknik atau rekayasa ……………………………………………………………...
Gambar 2. Cabang Ilmu Biologi yang Terkait dengan Bioteknologi …………… 4

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bioteknologi berasal dari Bios: hidup, Teuchos: alat, dan Logos: ilmu
sehingga bioteknologi dapat diartikan sebagai calon cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (protein bioakttif, enzim, vitamin, asam
basa organic, alcohol, dan lain-lain) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Berdasarkan definisi dan pengertian tersebut,
maka bioteknologi secara holistic adalah suatu proses yang unsur-unsurnya
adalah input sebagai bahan kasar yang akan diolah, proses sebagai mekanisme
pengolahan, dan output sebagai produknya. Produk-produk bioteknologi,
sangat erat dengan perkembangan bioteknologi pada zamannya. Era
bioteknologi dapat dibagi menjadi era Pasteur, era Pasteur, era pasca
antibiotika, dan era bioteknologi modern (Ahmad, 2014: 13-15).

Pada dasarnya, bioteknologi merupakan proses transormasi dengan


memanfaatkan pengetahuan biologi, biokimia, mikrobiologi, biologi
molekuler, biofarmasi dan kemajuan rekayasa dalam sebuah penelitian
memakai sel hidup yang akan membawa penemuan baru dan penyempurnaan
pemecahan masalah di berbagai bidang kehidupan manusia (Ahmad, 2014).
Selain bioteknologi berkaitan dengan prinsip bidanh keilmuan, bioteknlogi
juga berkaitan dengan teknlogi pendukung bioteknologi

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterkaitan antara bioteknologi dengan prinsip-prinsip
bidang keilmuan pendukung?
2. Apa sajakah teknologi yang mendukung bioteknologi?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan makalah adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui keterkaitan antara bioteknologi dengan prinsip-prinsip bidang
keilmuan pendukung.
2. Mengetahui teknologi yang mendukung bioteknologi.
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui keterkaitan antara bioteknologi dengan prinsip-prinsip
bidang keilmuan pendukung.
2. Dapat mengetahui teknologi yang mendukung bioteknologi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Bioteknologi dengan Prinsip Bidang Keilmuan

Bioteknologi merupakan proses transormasi dengan memanfaatkan


pengetahuan biologi, biokimia, mikrobiologi, biologi molekuler, biofarmasi dan
kemajuan rekayasa dalam sebuah penelitian memakai sel hidup yang akan
membawa penemuan baru dan penyempurnaan pemecahan masalah di berbagai
bidang kehidupan manusia (Ahmad, 2014).

Ditinjau dari sudut pandang biologi (biosains), maka bioteknologi


merupakan penerapan applied biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan
genetika. Bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang disiplin ilmu
(interdisipliner) (Nurcahyo, 2011).

Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,


tetapi juga pada ilmu terapan dan murni lainnya, seperti biologi molekuler,
mikrobiologi, biokimia, imunologi, genetika, dan biologi sel. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
yang dapat dikelompokkan dalam dua cabang ilmu, yaitu ilmu biologi, kimia, dan
ilmu teknik dalam proses produksi barang dan jasa.

Gambar 1. Keterkaitan Biologi dengan ilmu lainnya yaitu biologi, kimia, dan
teknik atau rekayasa (Nurcahyo, 2011)

3
Seiring perkembangan bioteknologi, ada beberapa cabang ilmu biologi
yang memegang peranan penting, seperti genetika molekuler, biologi molekuler,
mikrobiologi, biologi sel, biokimia, dan rekayasa. Hal ini dapat ditunjukkan pada
Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Cabang Ilmu Biologi yang Terkait dengan Bioteknologi

1. Genetika Molekuler
Contoh hasil bioteknologi yang berkaitan dengan rekayasa genetika molekuler
yaitu:

a. Inseminasi buatan, dengan menggunakan cairan semen untuk meningkatkan


mutu genetik, terutama terhadap sapi perah dan sapi potong.
b. Kloning, teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat,
baik dari segi hereditas maupun morfologinya.
c. Bayi tabung, mempertemukan sel sperma dan sel ovum dengan kualitas yang
terbaik di luar uterus, diletakkan di cawan petri, serta pembuahannya dibantu
dengan gelombang listrik untuk memudahkan penyatuan sel sperma dan
ovum. Setelah itu zigot yang terbentuk ditransfer ke dalam uterus telur
(mother host) dan berkembang melalui cara ilmiah.
2. Mikrobiologi
Contoh produk dari bioteknologi yang terkait dengan mikrobiologi adalah
pembuatan tempe dengan jamur Rhizopus sp. dan kecap dengan menggunakan
jamur Aspergillus wentii.

4
3. Biologi Sel
Contoh dari produk bioteknologi yang terkait dengan biologi sel yaitu dengan
teknologi plasmid. Dengan teknik plasmid ini dapat dihasilkan produk berupa
insulin dalam jumlah besar.
4. Biokimia
Contoh dari bioteknologi yang terkait dengan biokimia yaitu dalam
pengolahan limbah, proses daur ulang sampah yang telah diuji pada beberapa
sampah tumbuhan atau disebut proses pirolisis, yaitu proses dekomposisi
sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen (anaerob). Cara ini
mengubah sampah menjadi arang, gas (misalnya metana), dan bahan
anorganik. Bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar.
5. Rekayasa
Contoh penerapan bioteknologi yang berkaitan dengan rekayasa antara lain;
a. Vaksi hepatitis, dihasilkan dari sel khamir yang telah disisipkan gen virus
akan menghasilkan selubung protein yang akan digunakan untuk membuat
vaksin hepatitis.
b. Hormon insulin, dihasilkan dari gen hormon insulin manusia yang
disisipkan ke DNA bakteri dengan menggunakan enzim. Kemudian, DNA
bakteri disisipkan ke dalam sel bakteri dan bertumbuh menggandakan
bakteri bersama dengan hormon insulin, sehingga dihasilkan jumlah
hormon insulin dengan jumlah yang besar.
c. Antibodi monoclonal, dihasilkan dengan cara menggabungkan sel limfosit
(sel penghasil antibody) dengan sel yang terkena dengan penyakit.
Antibodi monoclonal ini dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
kanker serta untuk mencegah keracunan dan mengetahui tanda-tanda
kehamilan.
d. Penggabungan protoplasma, dilakukan untuk menghasilkan tanaman
hibrida yang memiliki sifat baru serta dapat mengatasi penyakit.
B. Teknologi Yang Mendukung Bioteknologi
1. Teknologi Bioinformatika dan Biologi Komputasi
Teknologi bioinformatika mengembangkan algoritma, teknik
komputasi dan statistika untuk mengelola dan menganalisis data biologi

5
dalam menghasilkan sebuah informasi, sedangkan biologi komputasi
melakukan simulasi data biologi berdasarkan asumsi-asumsi dalam
mengembangkan pengetahuan biologi untuk menghasilkan sebuah
hipotesis.
Teknologi ini dapat digunakan untuk menganalisis atau
mengetahui komposisi molekul pada untai DNA maupun sistem biologi
suatu organisme yang berhubungan dengan materi genetik. Dapat
diketahui pula apakah gen yang baru diidentifikasi mirip dengan gen-gen
terdahulu yang telah kita teliti sebelumnya, atau yang ada di dalam
database, seperti GenBank, EMBL, dan SWISS-PROT. Sehingga riset-
riset bioteknologi dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat.
Teknologi bioinformatika sangat berjasa dalam proyek genom manusia,
yang berhasil membukukan tiga miliar pasangan basa nukleotida dalam
sistem DNA manusia.
Beberapa penelitian yang memanfaatkan teknologi bioinformatika
antara lain adalah pencarian gen target, perkiraan struktur protein, merakit
genom dan struktur protein, perkiraan ekspresi suatu gen, model evolusi
suatu organisme, pengukuran keragaman hayati pada spesies, serta analisis
sel yang bermutasi dalam sel kanker.
2. Teknologi Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal menggunakan sel-sel sistem
imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan
kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir
dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tiap tipe
sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat
membedakan komponen dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing
(nonself). Salah satunya adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi
masuknya substansi asing dengan cara menghasilkan antibodi. Antibodi
akhirnya akan mengikat substansi asing dengan keakuratan yang luar
biasa.
Antibodi dapat dimanfaatkan untuk keperluan deteksi, kuantitasi
dan lokalisasi. Pengukuran dengan pendeteksian menggunakan teknologi

6
ini relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena ketepatannya yang
tinggi. Teknologi antibodi monoklonal saat ini telah digunakan untuk
deteksi kehamilan, alat diagnosis berbagai penyakit infeksi, dan deteksi
sel-sel kanker. Teknologi ini diharapkan tidak hanya dapat digunakan
untuk deteksi kanker, tetapi juga untuk mengobati berbagai jenis kanker
dengan menggandengkan radioisotop atau senyawa sitotoksik pada
antibodi khusus yang mengenali sel-sel kanker.
3. Teknologi Sel dan Kultur Jaringan
Teknologi sel dan kultur jaringan adalah teknologi yang
memungkinkan untuk menumbuhkan sel atau jaringan dalam nutrien yang
sesuai di laboratorium.
a. Kultur sel tanaman
Teknologi ini berlandaskan pada kemampuan unik sel-sel atau
jaringan tanaman untuk menghasilkan tanaman multiselular dari satu
sel tunggal yang dapat berdiferensiasi (totipotensi). Rekayasa genetika
tanaman pada umumnya dilakukan di taraf satu sel tunggal. Jika satu
sel daun direkayasa agar membawa sifat yang menguntungkan,
misalnya membawa sifat resisten pada serangga maka sel tersebut
harus dapat berkembang menjadi tanaman utuh sehingga dapat
bermanfaat bagi petani. Meskipun belum diterapkan pada semua
spesies tanaman, proses regenerasi tersebut dapat dilakukan melalui
teknologi sel dan kultur jaringan.
b. Kultur sel hewan
Penggunakan kultur sel insekta (serangga) untuk menumbuhkan
virus-virus yang dapat menginfeksi serangga, memungkinkan untuk
memperluas pemakaian virus dan baculovirus sebagai agen biokontrol.
Sel-sel mamalia juga digunakan untuk pemuliaan hewan-hewan ternak
tertentu.
Masyarakat medis menggunakan kultur sel untuk mempelajari
aspek keamanan dan efektivitas senyawa biofarmasi, mekanisme
molekuler infeksi virus dan replikasinya, sifat toksisitas suatu
senyawa, serta dasar-dasar biokimia sel. Kombinasi antara kultur sel

7
mamalia dan teknologi rekayasa biokimia akan memberikan harapan
untuk memproduksi senyawa seluler tertentu dalam jumlah banyak.
Studi lanjut dalam kultur sel mamalia saat ini memungkinkan para
pakar untuk menumbuhkan berbagai jenis sel manusia. Pada akhirnya
dapat digunakan untuk memproduksi jaringan tertentu untuk
mengganti suatu jaringan yang rusak atau hilang, misalnya karena
penyakit atau kecelakaan.
4. Teknologi Rekayasa Biokimia
Teknologi rekayasa biokimia adalah pengembangan desain dan konstruksi
unit proses yang berkaitan dengan fungsi selular dan biokimia suatu molekul
maupun organisme. Awalnya, teknologi rekayasa biokimia bergerak dalam
optimasi pertumbuhan mikroorganisme di dalam bioreaktor (fermentor) pada
kondisi aerob, dari skala laboratorium hingga skala ribuan liter, yang
bertujuan untuk memproduksi metabolit, biomassa, biokimia atau protein.
5. Teknologi Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika yang sering kali sinonim dengan teknologi DNA
rekombinan, pemicu lahirnya bioteknologi molekuler. DNA rekombinan
dikonstruksi dengan menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih
sumber yang berbeda atau melakukan perubahan secara terarah pada suatu
materi genetik tertentu. Materi genetik melakukan rekombinasi secara konstan
di alam.
Berikut ini merupakan beberapa contoh rekombinasi dari dua sumber atau
lebih.
a. Rekombinasi yang terjadi saat pindah silang dalam pembentukan
gamet pada proses meiosis.
b. Saat sperma dan ovum melebur pada proses fertilisasi.
c. Saat bakteri melakukan transaksi bahan genetik melalui konjugasi
transformasi atau transduksi.
Rekombinasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan terjadinya
keragaman hayati di alam. Materi genetik yang ada di alam menyajikan suatu
bahan mentah evolusi yang dilakukan oleh seleksi alam atau seleksi buatan
yang dilakukan oleh manusia.

8
Istilah teknologi DNA atau rekayasa genetika secara ringkas dapat diartikan
sebagai teknik molekuler yang tepat dan mampu menggabungkan molekul
DNA tertentu dari sumber-sumber berbeda. Rekombinasi DNA dilakukan
dengan enzim (enzim restriksi dan enzim ligase) yang dapat melakukan
pemotongan dan penyambungan molekul DNA dengan tepat dan dapat
diperkirakan. DNA rekombinan, selanjutnya dimasukkan ke dalam makhluk
sasaran dengan introduksi langsung (transformasi) melalui virus atau bakteri.
Oleh karena itu, dalam melakukan rekombinasi genetik, seorang pemulia
selain dapat melakukannya melalui penggabungan sel telur dan sperma (atau
serbuk sari dan putik pada tanaman) pada metode pemuliaan selektif, dapat
pula melakukan rekombinasi bahan genetik dengan ketepatan yang lebih tinggi
dengan melakukan pada taraf molekuler.
6. Teknologi Rekayasa Protein
Teknologi rekayasa protein sering digunakan bersamaan dengan rekayasa
genetika untuk meningkatkan profil atau kinerja suatu protein dan untuk
mengkonstruksi protein baru yang secara alami tidak ada. Secara teoretis,
dapat dikonstruksi setiap jenis protein dari bahan dasarnya. Meskipun
demikian, penelitian rekayasa protein saat ini masih dipusatkan pada
modifikasi protein yang sudah ada.
7. Teknologi Biofisika
Teknologi Biofisika merupakan perpaduan antara fisika dan biologi, yang
memanfaatkan metode aplikasi dan mekanisme fisika dalam mempelajari
struktur makhluk hidup dan proses kehidupan. Teknologi biofisika erat
kaitannya dengan fungsi biologis yang berhubungan dengan agen fisika,
seperti medan listrik dan tenaga mekanik maupun interaksi antara makhluk
hidup dengan cahaya, suara, dan radiasi ion. Selain interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya seperti daya penggerak, navigasi dan
komunikasi, juga untuk mengetahui transmisi impuls syaraf, mekanisme
konstraksi otot atau mekanisme penglihatan. Subjek kajian biofisika, meliputi
analisis sekuen suatu genom hingga jaringan syaraf, termasuk tulang, otot dan
molekul organik pada sel membran.
8. Teknologi Biosensor

9
Teknologi biosensor merupakan gabungan antara biologi molekuler dan
mikroelektronika. Biosensor adalah suatu alat pendeteksi yang terdiri dari
suatu substansi biologi yang digandengkan dengan transduser elektronika.
Substansi biologis dapat berupa mikroba, sel tunggal dari hewan multiseluler,
atau komponen seluler, seperti enzim atau antibodi. Biosensor memungkinkan
kita untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa yang hanya terdapat dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Apabila senyawa kimia yang diukur
konsentrasinya bertumbukan dengan detektor biologis maka transduser akan
menghasilkan suatu arus listrik kecil. Besar kecilnya sinyal listrik ini
sebanding dengan konsentrasi senyawa kimia yang terdapat di lingkungan
tersebut.
9. Bioteknologi Pangan
Teknologi pangan yang terkait dengan bioteknologi adalah proses
perekayasaan suatu gen atau DNA tertentu dari produk pangan. Tujuan dari
bioteknologi pangan adalah mengembangkan produk pertanian yang tahan
terhadap hama dan penyakit, transportasi, serta memperbaiki penampilan fisik,
tekstur dan rasa. Selain itu juga tahan terhadap kondisi cuaca ekstrim, seperti
kekeringan dan suhu dingin sehingga dapat meningkatkan produktivitas
pangan yang sebelumnya terkendala oleh kondisi tanah dan iklim.
10. Bioteknologi Lingkungan
Bioteknologi lingkungan adalah perpaduan berbagai bidang ilmu yang
memanfaatkan potensi biokimia dari suatu mikroorganisme, tanaman atau
bagian-bagiannya untuk konservasi dan perbaikan suatu lingkungan yang
tercemar (tanah, air, dan udara). Teknologi ini mengembangkan dan mengatur
sistem biologi untuk menghasilkan teknologi proses dan produksi yang ramah
lingkungan serta melakukan perlindungan sumber daya alam secara lestari.

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu terapan dan murni lainnya, seperti biologi
molekuler, mikrobiologi, biokimia, imunologi, genetika, dan biologi
sel.
2. Teknologi yang mendukung bioteknologi yakni teknologi
bioinformatika dan biologi komputasi, teknologi antibody monoklonal,
teknologi sel dan kultur jaringan, teknologi rekayasa biokimia,
teknologi rekayasa genetika, teknologi rekayasa protein, teknologi
biofisika, teknologi biosensor, bioteknologi pangan, bioteknologi
lingkungan
B. Saran

Sebaiknya sumber informasi yang digunakan lebih beragam agar menghasilkan


sudut pandang yang lebih luas. Pemilihan sumber yang tepat juga diperlukan
untuk menjaga keteraturan dan kevalidan materi yang akan disampaikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. 2014. Laporan Hibah Penulisan Buku Ajar: Bioteknologi Dasar.


Makasar: Universitas Hasanuddin.
Nurcahyo, H. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Tajuddin, Teuku. 2011. Pengantar Bioteknologi. Malang: Universitas Terbuka
Jurnal, teknologi pendukung bioteknologi,Malang : Universitas negeri malang

12

Anda mungkin juga menyukai