Anda di halaman 1dari 13

i

MAKALAH AKHLAQ TASAWUF

SUMBER AJARAN AKHLAQ

DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH:


Sumadin, S.Pd.I., M.Pd.I

KELOMPOK 2

NISWAH HUSNIYAH (220250002)


MUHAMMAD ZAID (220250025)
MAHYUDIN (220250050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya tak lupa pula

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu

Nabi Muhammad SAW sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap teman telah memberi

bantuan dari segi penyusunan dan pengetikan makalah ini dengan sumbangan baik

pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah

ini dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Akhlaq

Tasawuf dengan judul “SUMBER AJARAN AKHLAQ”

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khaeraat.


Parepare, 19 Oktober 2021

Kelompok 2
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
A. Pengertian Sumber Ajaran Akhlaq..................................................................... 3
B. Ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan Akhlak ......................................... 5
C. Hadis-hadis yang Berkaitan dengan Akhlak ...................................................... 6
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
B. Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam

dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik

yang disebut akhlak yang mulia dan perbuatan buruk atau akhlaq tercela.

Ajaran islam mengatur segenap dimensi kehidupan manusia yang meliputi segi

ekonomi, budaya, politik, seni dan lainnya. Artinya, islam tidak hanya mengatur

masalah keyakinan serta ibadah kepada Allah SWT seperti halnya sholat, puasa,

zakat, dan haji, akan tetapi islam juga mengatur bagaimana cara seseorang

berinteraksi dan berperilaku kepada Allah, rasul, sesama manusia serta alam semesta.

Al-Qur’an sebagai dasar (rujukan) ilmu akhlak yang pertama, hal ini di mulai

karena konteksnya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar lain.

Mengingat Al-Qur’an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya

untuk dijadikan sebagai dasar atau asas.

Nilai-nilai yang ditawarkan oleh al-Qur’an sendiri sifatnya komprehensif.

Perbuatan baik dan buruk sudah dijelaskan didalamnya. Hanya saja, ada yang perlu

diperhatikan. Mengingat ada banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan

penafsiran. Sehingga untuk memudahkan, orang-orang akan merujuk kepada al-

Hadist (sebagai Asbabun Nuzul suatu ayat) dan Al-Aqlu (penalaran akal). Sejauh

manakah campur tangan kedua dasar tersebut pada persoalan ilmu akhlak. Pastinya
2

al-Hadis dan al-Aqlu tidak akan merubah pesan yang ingin disampaikan oleh Al-

Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sumber ajaran akhlak?

2. Apa saja sumber-sumber ajaran akhlaq?

3. Apa dasar ajaran akhlaq dari al-Qur’an?

4. Apa dasar ajaran akhlaq dari al-Hadits?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Sumber Ajaran Akhlaq

2. Mengetahui Sumber-sumber ajaran Akhlaq

3. Mengetahui dan memahami dasar sumber ajaran Akhlaq dari al-Qur’an

4. Mengetahui dan memahami dasar sumber ajaran Akhlaq dari al-Hadits


3

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Ajaran Akhlaq

Sumber akhlak adalah suatu alat akur atau dasar untuk menilai baik dan buruk

atau mulia dan tidaknya manusia. Sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah,

bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat1. Dalam ajaran Islamiah berasal dari

al-Qur’an dan hadits serta sunnah Rasulullah SAW, al-Qur’an sebagai dasar (rujukan)

ilmu akhlak yang pertama hal ini dinilai karena konteksnya yang lebih tinggi,

dibandingkan dengan dasar-dasar yang lain. Mengingat al-Qur’an merupakan firman

Tuhan, sehingga tidak ada keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas.

Yang dimaksud dengan sumber ajaran akhlak adalah yang menjadi ukuran baik

dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, dasar

sumber akhlak adalah al-Qur’an dan sunnah.2 Tingkah laku Nabi Muhammad SAW

merupakan contoh suri teladan bagi umat manusia semua. Hal ini ditegaskan oleh

Allah SWT dalam al-Qur’an:

‫ َواِنَّ َك لَ َع ٰلى ُخلُق َع ِظيْم‬. ‫َواِ َّن لَ َك ََلَجْ رًا َغ ْي َر َم ْمنُ ْو ٍۚن‬
Artinya: “Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak
putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu (Nabi Muhammad) benar-benar berbudi
pekerti yang agung”.3 (al- Qalam: 3-4).

Ayat diatas menginformasikan kepada umat manusia, bahwa nabi Muhammad

SAW, memiliki pahala dan kebajikan yang tidak pernah putus- putusnya. Dan
1
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang. 1982).
2
Yunhar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007), 10.
3
QS. al-Qalam (63): 3-4.
4

Muhammad Saw. itu benar-benar memiliki akhlak yang paling agung. Karena itulah,

Muhammad Saw. dijadikan sebagai uswah (suri teladan).4

Sumber akhlaq adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak,

wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. Al-Qur’an bukanlah hasil renungan

manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha Pandai lagi Maha Bijaksana. Oleh

sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat dibuat dan

ditandingi oleh buatan manusia.

Dasar akhlaq yang dijelaskan dalam al-Qur’an. Allah SWT berfirman:

َّ ‫ان ي َ ْر ُج و‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫َّللا ِ أ ُ ْس َو ة ٌ َح‬
َ ‫س ن َ ة ٌ ل ِ َم ْن َك‬ َّ ‫ان ل َ ُك ْم ف ِي َر سُو ِل‬ َ ‫ل َ ق َ ْد َك‬
َّ ‫َو الْ ي َ ْو َم ْاْل ِخ َر َو َذ َك َر‬
‫َّللا َ َك ث ِ ي ًر ا‬

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.5 (Q.S. Al-Ahzab: 21)

Sumber ajaran akhlaq kedua adalah al-Hadits, meliputi perkataan, perbuatan,

ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW. Dasar akhlaq dari Al-Hadits dijelaskan

secara eksplisit berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu

‘Alaihi Wasallam bersabda:

ُ ُ ‫إِنَّ َما بُ ِع ْث‬


ِ ‫ار َم األَ ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت ألتَ ِّم َم َم َك‬

4
Nasharudin, Akhlak: Ciri Manusia Paripurna, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), 104.
5
Q.S. Al-Ahzab (33): 21
5

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan


akhlak.”6 (HR. Al-Baihaqi).

B. Ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan Akhlak


Al-Qur’an merupakan dasar agama Islam yang di dalamnya Termasuk Akhlak

lslam. Beberapa masalah yang timbul bisa Diselesaikan melalui al-Qur’an,

scbagaimana salah satu fungsi al-Qur’an yaitu sebagai penentu keputusan juga

sebagai pengarah mana akhlak yang sebaiknya dilakukan. Karenanya ajaran akhlak

yang berdasarkan al- Qur’an bersifat absolut dan universal serta mutlak, yakni tidak

dapat ditawar-tawar lagi dan akan berlangsung sepanjang zaman demikian juga

dengan al-Hadits.

Ketika Aisyah ditanya oleh sahabat tentang akhlak Rasulullah ia menjawab al-

Qur’an”. Para sahabat terkenal sebagai penghafal al-Qur’an Kemudian

menyebarkannya discrtai pengamalan atau penjiwaan terhadap Isinya. Mereka

melakukan dan mengamalkan akhlak Rosulullah yaitu Akhlak al-Qur’an.

Al-Qur’an menjelaskan konsepsi akhlak tasawuf dalam bentuk dorongan manusia

untuk menjelajahi dan menundukkan hatinya. Serta tidak tergesa-gesa untuk puas

pada aktifitas dan ritual yang bersifat lahiriah. Seperti dinyatakan dalam Al-Qur’an,

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati
mereka mengingat Allah dan kapada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).
Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diurunkan Al-Kitab
kepada-Nya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mareka, lalu hati mareka

6
HR.Al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubrâ’ (no. 20782), al-Bazzar dalam Musnad-nya (no.
8949) Imam Bukhari dalam Al Adaab Al Mufraad hal 42, Ahmad 2/381, Al Hakim 2/613, Ibnu Saad
dalam Thabaqaatul Kubra (1/192), Al Qudhaa’iy dalam Musnad Asysyihaab No.1165
6

menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mareka adalah orang-orang yang fasik”7
(Q.S. Al-Hadid: 16).

Allah juga memerintahkan manusia agar senantiasa berakhlak Tasawuf dengan

bertaubat membersihkan diri dan selalu memohon ampun Kepada-Nya sehingga

memperoleh cahaya dari-Nya. Allah SWT berfirman:

‫س ىٰ َر ب ُّ ُك ْم‬ َ ‫ص و ًح ا َع‬ َّ ‫ين آ َم ن ُوا ت ُو ب ُوا إ ِل َى‬


ُ َ ‫َّللا ِ ت َ ْو ب َ ة ً ن‬ َ ‫ي َا أ َي ُّ ه َا ا ل َّ ِذ‬
‫س ي ِّ ئ َا ت ِ كُ ْم َو ي ُ ْد ِخ ل َ ُك ْم َج ن َّات ت َ ْج رِ ي ِم ْن ت َ ْح ت ِ ه َا‬ َ ‫أ َ ْن ي ُ َك ف ِّ َر َع نْ كُ ْم‬
‫ين آ َم ن ُوا َم َع ه ُ ۖ ن ُو ُر ه ُ ْم‬ َ ‫ي َو ا ل َّ ِذ‬ َّ ‫ْاأل َ نْ ه َا ُر ي َ ْو َم ََل ي ُ ْخ زِ ي‬
َّ ِ ‫َّللا ُ ال ن َّب‬
‫ون َر ب َّن َا أ َتْ ِم ْم ل َ ن َا ن ُو َر ن َا‬ َ ُ ‫ي َ ْس َع ىٰ ب َ ي َْن أ َ يْ ِد ي هِ ْم َو ب ِأ َيْ َم ا ن ِ هِ ْم ي َ ق ُو ل‬
‫ش ْي ء ق َ ِد ي ٌر‬ َ ‫ك َع ل َىٰ ُك ِّل‬ َ َّ ‫َو ا ْغ ف ِ ْر ل َ ن َا ۖ إ ِ ن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-
orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan
di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu".8(Q.S. At-Tahrim: 8)

C. Hadis-hadis yang Berkaitan dengan Akhlak


Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang istimewa

dan sangat penting. Hal ini bisa dilihat dari beberapa hadis yang berkaitan dengan

akhlak, di antaranya yaitu hadits tentang Keharusan seorang yang kecil menghormati

yang besar. Penelusuran dalam kitab Mu’jam Mufahras li Alfaz al-Hadis al-Nabawi,

bahwa hadis tersebut didapati dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Sunan Ibnu Majah.

7
Q.S. Al-Hadid (57): 16
8
Q.S. At-Tahrim (66): 8
7

Demikian juga ada beberapa Hadis yang menjadi dasar akhlak, diantaranya riwayat

yang menjelaskan bahwa Muhammad SAW. Setiap bulan Ramadhan ber-tahannus9

di Gua Hira untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati serla hakikal

kebenaran ditengah-tengah keramaian hidup, selain itu ditemukan sejumlah Hadis

yang memuat ajaran-ajaran akhlak tasawuf. Diantaranya adalah hadis-hadis berikut

sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada
kami Sufyan dari Shalih dari Asy-Sya biy dari bu Burdah dari Abu Musa Al-Asy’ariy
radlialahu ‘anhu berkata, Nabi shailallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa saja
dari seseorang yang memiliki seorang budak wanita lalu mendidiknya dengan
sebaik- baik pendidikan, kemudian dibebaskannya lalu dinikahinya maka baginya
mnendapat dua pahala, dan siapa saja dari seorang hamba yang menunaikan hak
Allah dan hak tuanya maka baginya mendapat dua pahala”.10 (HR. Bukhari)

9
Secara etimologi, tahannuts berarti menyendiri, menyepi ke suatu tempat yang sunyi, bertapa,
atau menjauhkan diri dari keramaian untuk berkontemplasi. Ahmad bin Faris dalam
bukunya Maqayis al-Lughat mengertikan tahannuts dengan beribadah (ta’abbud).
Dalam Kamus Arab-Indonesia ditemukan arti tahannuts: 1) beribadah dalam waktu beberapa malam,
2) menjauhkan diri dari berbuat dosa, dan 3) meninggalkan menyembah berhala. Pengertian tersebut
mengacu dan didasarkan pada sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra, “Nabi pergi ke
Gua Hira’ setiap malam kemudian melakukan ibadah di dalam gua itu dalam jumlah yang tak
terhitung,” (HR. Bukhari). Sementara itu, menurut Nicholas Drake, tahannuts berarti upaya pencarian
Tuhan yang dilakukan oleh seorang hamba dengan cara menghindarkan diri dari dunia ramai dan
gangguan-gangguan yang ada dalam jiwa.
10
Hadits Shahih Al-Bukhari-Kitab membebaskan Budak No.2361
8

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. akhlak dalam Islam yang bersumber dari al-Qur’ an dan Hadis bukanlah moral

kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memliki nilai

yang mutlak. Nilai-nilai baik dan buruk, berlaku kapan dan di mana saja

dalam segala aspek kehidupan, tidak dibatasi ruang dan waktu.

2. konsep pendidikan akhlak yang bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub

dalam al-Qur’an dan Hadis merupakan pedoman bagi kehidupan umat Islam,

yaitu memperoleh kcbahagiaan di dunia dan akhirat.

3. konseptualisasi sistem pendidikan akhlak dalam lembaga pendidikan adalah

suatu kenicayaan, karena konsep dasar Islam tentang akhlak terlihat arah

pandang yang komperehensif; mencakup semua aspek positif perkembangan

integral, intelektual, spiritual, fisik dan aspek-aspek perkembangan lainnya.

Selain itu juga bersifat mendalam dan menyeluruh, tidak terikat pada suatu

pandangan tertentu dan tidak bertentangan dengan teori atau filsafat

pendidikan manapun.

4. Pendidikan akhlak penting dilakukan untuk mewujudkan suatu tata kehidupan

individu maupun kolektif yang bermoral bahkan dalam kaitannya dengan

aspek moral manusia. Usaha pendidikan akhlak mempunyai fungsi ganda,

yaitu fungsi preventif dan kuratif. Fungsi preventif mengarah pada usaha dini
9

untuk menghiasi anak didik dengan akhlak dan mencegah dari tingkah laku

yang buruk. Fungsi ini bisa dimaksimalkan pada masa pembentukan tingkah

laku dan watak anak. Sedangkan fungsi kuratif mengemban misi pembenahan

atau perbaikan, yailu berusaha memperbaiki moral anak dari moral negatlif

menuju moral positif.

B. Saran
Semoga dalam makalah ini kita dapat memahami dan mengetahui sumber ajaran

akhlak. Bagi kami sendiri semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat

di pahami dengan benar dan dapat berguna di kehidupan sehari-hari, untuk kami,

maaupun pembaca tentunya.Segala sesuatu yang menjadi kekurangan dalam makalah

kami ini tentunya kami masih dalam bealajar, oleh karena itu berbagai kritik dan

saran kiranya disampaikan kepada kami agar kedepannya dalam membuat makalah

maaupun karya tulis lainnya, kami akan melakukannya secara optimal.


10

DAFTAR PUSTAKA

http://umemsindonesia.blogspot.com/2012/06/pengertian-tahannuts.html
http://santrisuwung.blogspot.com/2013/10/sumber-sumber-akhlak.html?m=1
Wathoni, Lalu Muhammad Nurul, 2020. Akhlak tasawuf. Nusa tenggara barat: Forum
pemuda aswaja.
Abuddin Nata,2005 Pendidikan dalam prespektif hadits. Jakarta: Uin Jakarta

Mansur, 2005. Pendidikan anak usia dini dalam islam. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Munawar, 2003. Aktualisasi nilai nilai qurani dalam system pendidikan islam.
Jakarta: ciputat press

Anda mungkin juga menyukai