Oleh:
KELOMPOK I
RAHMATIA 220250037
2021
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
membimbing manusia melalui petunjuk-pentunjuk-Nya sebagaimana yang
terkandung dalam Al-qur’an dan sunnah, petunjuk menuju ke jalan yang lurus dan
jalan yang diridhoi-Nya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan rencana sekaligus untuk melengkapi nilai kami. Makalah ini kami
susun dengan judul “Akhlak Terhadap Bangsa dan Negara”.
Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Terlepas dari kekurangan makalah ini, kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Aamiin.
KELOMPOK 1
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk
individu, manusia mempunyai tugas menjadi hamba yang selalu beribadah kepada
Allah. Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia harus berinteraksi dengan orang
lain, baik dalam lingkup masyarakat bahkan sampai pada lingkup berbangsa dan
bernegara.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat diperoleh
latar belakang sebagai berikut :
1. Apa itu akhlak?
2. Bagaimana musyarah yang baik dalam Islam?
3. Bagaimana akhlak dalam menegakkan keadilan?
4. Bagaimana amar ma’ruf nahi munkar dalam bernegara?
5. Bagaimana hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap
dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbul berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan
pemikiran. Kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal
pikiran, maka dinamakan budi pekerti mulia dan sebaliknya apabila yang lahir
kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela (Asmaran, 1992:3).
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Qur’an memang dapat menjadi ukuran
baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah
bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya. Dalam Quran Surah Ar-Rum telah dijelaskan
sebagai berikut:
Fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada
kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin
mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena kebenaran itu tidak akan dapat kecuali
dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak.
A. Musyawarah
Musyawarah adalah sesuatu yang sangat penting guna menciptakan peraturan
di dalam masyarakat. Musyawarah dapat berjalan dengan lancar dan penuh
persahabatan, terdapat beberapa sikap yang harus dilakukan dalam bermusyawarah,
yaitu sikap lemah lembut, pemaaf, dan memohon ampunan Allah SWT (Ilyas,
2001:229).
Dalam ayat di atas, syura atau musyawarah sebagai sifat ketiga bagi
masyarakat Islam dituturkan setelah iman dan shalat. Menurut Taufiq asy-
Syawi, hal ini memberi pengertian bahwa musyawarah mempunyai martabat
setelah ibadah terpenting, yakni shalat, sekaligus memberi pengertian bahwa
musyawarah merupakan salah satu ibadah yang tingkatannya sama dengan
shalat dan zakat. Masyarakat yang mengabaikannya dianggap sebagai
masyarakat yang tidak menetapi salah satu ibadah. musyawarah sangat
diperlukan untuk dapat mengambil keputusan yang paling baik disamping
untuk memperkokoh rasa persatuan dan rasa tanggung jawab bersama. Ali Bin
Abi Thalib menyebutkan bahwa dalam musyawarah terdapat tujuh hal penting
yaitu mengambil kesimpulan yang benar, mencari pendapat, menjaga
kekeliruan, menghindari celaan, menciptakan stabilitas emosi, keterpaduan
hati, dan mengikuti atsar.
B. Menegakkan Keadilan
Islam memerintahkan kepada umat manusia untuk bersikap adil dalam segala
aspek kehidupan. Baik terhadap diri dan keluarga, orang lain, bahkan kepada musuh
sekalipun harus dapat berlaku adil (Ilyas, 2001:235). Di dalam Al-Qur’an terdapat
beberapa ayat yang memerintahkan supaya manusia berlaku adil dan menegakkan
keadilan. Yang bersifat umum misalnya:
Islam mengajarkan bahwa semua orang mendapat perlakuan yang sama dan
sederajat dalam hukum, tidak ada diskriminasi hukum karena perbedaan kulit,
status sosial, ekonomi, politik, dan lains sebagainya.
اس أَ ْن تَحْ كُ ُموا ِبا ْل َعدْ ِل ۚ ِإ هن ِ َّللا َيأ ْ ُم ُركُ ْم أَ ْن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا
ِ ت ِإلَ َٰى أَ ْه ِل َها َو ِإ َذا َح َك ْمت ُ ْم َبيْنَ النه َ ۞ ِإ هن ه
يراً ص ِ َسمِ يعًا ب َ َّللا نِ ِع هما يَ ِعظُكُ ْم بِ ِه ۗ إِ هن ه
َ ََّللا َكان َه
6
atau munkarnya sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau hati nurani. Bisa
kedua-duanya sekaligus atau salah satunya. Semua yang diperintahkan oleh agama
adalah ma’ruf, begitu juga sebaliknya, semua yang dilarang oleh agama adalah
munkar.
b) Nahi Munkar
Dibandingkan dengan amar ma’ruf, nahi munkar lebih berat karena beresiko
tinggi, apabila bila dilakukan terhadap penguasa yang zalim. Oleh sebab itu,
Rasulullah SAW sangat memuliakan orang-orang yang memiliki keberanian
menyatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim. Beliau bersabda:
robahlah) dengan lisannya. Dan apabila tidak sanggup (dengan lisan), maka
robahlah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemahnya
iman.”(HR. Muslim).
َالزكَاةَ َوهُ ْم َرا ِك ُعون سولُهُ َوا هلذِينَ آ َمنُوا الهذِينَ يُقِي ُمونَ ال ه
ص ََلةَ َويُؤْ تُونَ ه ِإنه َما َو ِليُّكُ ُم ه
ُ َّللاُ َو َر
Artinya : “Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan
orang-orang yang beriman, yaitu yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
seraya mereka tunduk (kepada Allah).”(QS.Al-Maidah:55).
Pemimpin umat atau ulil amri adalah penerus kepemimpinan Rasulullah saw
setelah beliau meninggal dunia. Sebagai Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad SAW
tidak bisa digantikan, tapi sebagai kepala negara, pemimpin, ulil amritugas beliau
dapat digantikan. Orang-orang yang dapat dipilih menggantikan beliau sebagai
pemimpin minimal harus memenuhi empat kriteria sebagai berikut:
Islam memerintahkan kepada orang beriman agar taat kepada Allah, taat
kepada Rasul-Nya dan taat kepada pemerintah. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat An-Nisa ayat 59
الرسُو َل َوأُولِي ْاْل َ ْم ِر مِ ْنكُ ْم ۖ فَإِ ْن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِيَّللا َوأَطِ يعُوا ه َ يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا أَطِ يعُوا ه
يَل َ ْاَّلل َوا ْليَ ْو ِم ْاْلخِ ِر ۚ َٰذَلِكَ َخي ٌْر َوأَح
ً س ُن تَأ ْ ِو ِ الرسُو ِل إِ ْن كُ ْنت ُ ْم تُؤْ مِ نُونَ بِ ه ِ ش ْيءٍ فَ ُردُّوهُ إِلَى ه
َّللا َو ه َ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
10
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap
dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbul berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan
pemikiran
B. SARAN
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang ikut andil dalam penusilan makalah ini. Tak lupa pula kami menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan dari pembaca memberikan kritik dan juga masukan yang
membangun.
iv
DAFTAR PUSTAKA
https://atriulfa716ryani.blogspot.com/2016/10/makalah-tentang-akhlak
terhadap.html. Diakses hari Minggu Tanggal 07 November 2021
https://www.scribd.com/doc/54981007/Ahlak-Terhadap-Bangsa-Dan-Negara
Diakses hari Minggu Tanggal 07 November 2021
https://www.scribd.com/document/504386756/AKHLAK-BERNEGARA Diakses
hari Minggu Tanggal 07 November 2021