Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Pendidikan Sosial”
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir
Dosen Pengampu : Muhammad Khaidar Azmy,LC.,M.A.

Disusun Oleh :
1. Destya Safitri (23070210003)
2. Shafa Anissaura (23070210004)
3. Muhamad Khafidz (23070210034)
4. Maylani Dwi Rohmah(23070210081)

KELAS 1C
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pendidikan
Sosial.”
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang konsep pendidikan sosial
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad
Khaidar Azmy, LC.MA selaku dosen mata kuliah Tafsir. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis baik itu sistematika
penulisan maupun penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca secara umum dan
penulis secara khusus. Akhir kata, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Salatiga, 17 Mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................3

BAB I....................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................4

BAB II...................................................................................................5

1. Pengertian pendidikan sosial..........................................................5

2. Tujuan pendidikan sosial................................................................7

3. Metode dan pendekatan pendidikan sosial.....................................8

BAB III …………………………………..……………………..…...11


DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah memanusiakan manusia yang bertujuan
memajukan perkembangan dan kemajuan sosial. Pendidikan adalah
sebuah proses sehingga Pendidikan dijadikan instrumen oleh seseorang
untuk berinteraksi dengan benar dikomunitas dan masyarakat. Pendidikan
diselenggarakan juga untuk mengembangkan diri, meningkatkan mutu
kehidupan, meningkatkan martabat untuk mencapai tujuan nasional.
Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan peran dari pranata
sosial untuk mendukung kelancaran proses Pendidikan. Pranata sosial
memiliki tujuan utama misalnya : tercapainya sasaran Lembaga, tiap
Lembaga mempunyai fungsi yang harus dilaksanakan.
Dalam mewujudkan Pendidikan yang berkualitas, ada hubungan
harmonis antara sekolah, keluarga dan masyarakat. Setiap unsur selalu
mempunyai peran dan fungsi masing-masing.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pendidikan sosial ?
2. Apa makna Pendidikan sosial yang terkandung dalam QS Al-Hujurat
ayat 11, 12, 13?
3. Apa tujuan adanya Pendidikan sosial ?
4. Apa saja metode dan pendekatan Pendidikan sosial ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Pendidikan sosial.
2. Untuk mengetahui makna Pendidikan sosial yang terkandung dalam
QS Al-Hujurat ayat 11, 12, 13.
3. Untuk mengetahui tujuan adanya Pendidikan sosial.
4. Untuk mengetahui apa saja metode dan pendekatan Pendidikan sosial.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan Sosial


Pendidikan dalam islam mengacu pada 3 unsur, yaitu al-tarbiyah,
al-ta’lim, dan al-ta’lib. Dari ketiganya yang paling popular adalah al-
tarbiyah dan digunakan dalam pratek pendidikan islam. Sedangkan term
al-ta’lim dan al-ta’lib jarang digunakan.
Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Pengertian
dasar dari al-tarbiyah menunjukkan arti tumbuh, berkembang,
memelihara, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Kemudian kata tarbiyah dengan kata kerja “rabba” termasuk kata umum,
sedangkan kata yang digunakan yaitu kata “pengajaran” dalam bahasa
arab yaitu ta’lim kata kerjanya “allama” pendidikan dan pengajaran
dalam bahasa arab “tarbiyah wa ta’lim”.
Sedangkan sosial ialah hubungan seorang individu dengan orang
lain dari sejumlah individu untuk membentuk kelompok terorganisir. Jadi
Pendidikan Sosial adalah usaha sadar dari seseorang pengajar terhadap
anak untuk memberikan pengaruh dan mengarahkan proses sosial.(Dr.
Vladimir, 1967)
Definisi pendidikan sosial menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
A. Menurut St. Vembriarto pendidikan sosial merupakan suatu proses
untuk mempengaruhi serta mengembangkan sikap sosial kepada anak
dengan mengarahkan dalam sosialisasi di lingkungan.(St. Vembriarto,
1984)
B. Menurut Abdul Hamid al-Hasyim pendidikan sosial merupakan
bimbingan yang dilakukan orang dewasa kepada anak dengan
memberikan pelatihan pertumbuhan kehidupan sosial dan memberikan
berbagai macam pengajaran melalui perilaku sosial sejak dini agar
menjadi hal penting dalam pembentukan sosial yang sehat. (Abdul
Hamid al-Hasyim,2001)
C. Menurut Nasikh Ulwan pendidikan sosial merupakan mengajari
manusia sedari kecil agar terbiasa menjalankan perilaku sosial yang
baik dan memiliki dasar kejiwaan yang mulia yang bersumber pada
aqidah dan keimanan agar di masyarakat anak mampu bergaul.
(Abdullah Nasikh Ulwan,1991)

2. Q.S. Al-Hujurat ayat 11, 12, 13 yang berkaitan dengan Pendidikan


Sosial
5
a. Q.S Al-Hujurat ayat 11 tentang larangan mengolok-olok atau
mengejek
‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َيسْ َخرْ َق ْو ٌم مِّنْ َق ْو ٍم َع ٰ ٓسى اَنْ َّي ُك ْو ُن ْوا َخيْرً ا ِّم ْن ُه ْم َواَل ن َِس ۤا ٌء مِّنْ ِّن َس ۤا ٍء َع ٰ ٓسى‬
ِ ۚ ‫س ااِل سْ ُم ْالفُس ُْو ُق َبعْ دَ ااْل ِ ْي َم‬
‫ان‬ َ ‫ب ِبْئ‬ ِ ۗ ‫اَنْ َّي ُكنَّ َخيْرً ا ِّم ْنه ُۚنَّ َواَل َت ْل ِم ُز ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل َت َنا َب ُز ْوا ِبااْل َ ْل َقا‬
ّ ٰ ‫ك ُه ُم‬ ٰۤ ُ
‫الظلِم ُْو َن‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫َو َمنْ لَّ ْم َي ُتبْ َفا‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan
lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling
mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-
gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Dari ayat di atas, ada beberapa larangan yaitu larangan
merendahkan, larangan menertawakan ataupun memperolok orang
lain, selain itu juga larangan mencela baik bagi dirinya maupun orang
lain, larangan memanggil seseorang tidak dengan namanya seperti
misal panggilan yang mengandung unsur ejekan, dll.
(Qomaruddin Shaleh, dkk. 2009)
b. Q.S Al-Hujurat ayat 12 tentang larangan berprasangka dan gibah
c. ‫ض ُك ْم‬ُ ْ‫الظنِّ ا ِْث ٌم َّواَل َت َج َّسس ُْوا َواَل َي ْغ َتبْ بَّع‬ َّ ‫ض‬ َ ْ‫الظ ۖنِّ اِنَّ َبع‬ َّ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُنوا اجْ َت ِنب ُْوا َك ِثيْرً ا م َِّن‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ضًا اَ ُيحِبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَنْ َّيْأ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْي ًتا َف َك ِرهْ ُتم ُْو ۗهُ َوا َّتقُوا َ ۗاِنَّ َ َت َّوابٌ رَّ ِح ْي ٌم‬ ۗ ْ‫َبع‬
Artnya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu
kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Berdasarkan terjemahan tafsir Ibnu Katsir, Allah melarang hamba-
hamba-Nya yang mukmin berprasangka yang bukan pada tempatnya
terhadap keluarganya dan terhadap orang lain pun, karena sebagian
prasangka itu merupakan perbuatan yang membawa dosa dan
janganlah kamu mengintai dan mencari-cari kesalahan orang lain.
Allah memperumpamakan orang yang menggunjing sesama
saudaranya yang beriman sebagai makan bangkai saudaranya sendiri.
Tentu tak ada seorang pun yang mau berbuat demikian, maka

6
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha penerima
taubat lagi Maha Penyayang. (M. Quraish Shihab, 2009)
c. Q.s Al-Hujurat ayat 13 tentang anjuran saling mengenal
‫هّٰللا‬ ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
َ ‫شع ُْوبًا َّو َق َب ۤا ِٕى َل لِ َت َع‬
ِ َ‫ارفُ ْوا ۚ اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْند‬
‫اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِنَّ هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬
Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Mengenal.”
Allah SWT berfirman bahwa Allah telah menciptakan manusia dari
seorang laki-laki (Adam a.s) dan seorang perempuan (hawa). Dari
keduanya berkembang keturunan yang tersebar di berbagai bangsa,
suku. Dengan demikian supaya mereka saling mengenal. Dan
sesungguhnya semua umat manusia itu adalah sama dengan yang lain
di hadapan Allah SWT.

3. Tujuan Pendidikan Sosial


Adapun beberapa Tujuan pendidikan sosial yaitu:
a. Mengajar anak yang hanya mempunyai hak saja, menjadi manusia
yang tahu dan menjalankan tugas dan kewajibannya terhadap
berbagai macam golongan dalam masyarakat.
b. Membiasakan anak mematuhi dan memenuhi tugas dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Berbagai usaha,
kegiatan dan tindakan yang disengaja guna mendapatkan suatu tujuan
harus mempunyai landasan yang baik dan kuat. (Zakiah
Daradjat,1996)

Menurut ST. Vembrianto tujuan pendidikan sosial adalah sebagai berikut:


a. Mampu melindungi kehidupan serta kesehatannya.
b. Mampu menyediakan upaya dan sarana melalui perkembangan ilmu
pengetahuan, kecerdasan serta keterampilan.
c. Bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
d. Mampu bertanggung jawab atas keamanan dirinya, keluarganya,
masyarakat, bangsa serta dunia.
e. Mampu hidup dengan orang lain dalam usaha membentuk keluarga
yang harmonis serta hidup bermasyarakat. (St. Vembriarto,1984)

7
4. Metode dan Pendekatan Pendidikan Sosial
 Metode Pendidikan Sosial
Pendidikan sosial dapat ditinjau dari cara penyampaianya, menurut
Karl Manhein ada 2 metode, yaitu :
a. Metode Langsung
Yang dimaksudkan adalah mengadakan hubungan langsung
dan secara kekeluargaan. Metode ini dapat berlangsung secara
efektif bila.
1. Ditujukan kepada kelompok kecil, seperti keluarga, tetangga
ataupun
masyarakat.
2. Petugas telaj mengetahui kelompok yang akan menjadi
sasarannya.
3. Petugas memiliki sifat ramah, sopan, pandai, dan sebagainya
untuk mengadakan hubungan dengan objek.
b. Metode Tak Langsung
Yang dimaksudkan adalah mengadakan hubungan secara
tidak langsung kepada individu ataupun masyarakat. Misalnya
ditempuh dengan.
1. Kebiasaan atau aturan yang berlaku di masyarakat.
2. Struktur masyarakat.
3. Cara kerja.
Metode ini lebih menunjukkan sifat formal, sehingga cocok
untuk masyarakat kota. (Solaeman Yoesoef dan Slamet
Santoso, 1981)
Metode pendidikan sosial menurut Abdullah Nasih Ulwan berkisar
ada 4 persoalan, yaitu :
a. Penanaman Dasar-dasar Psikis yang Mulia
Islam telah memeberikan pedoman-pedoman tentang
pendidikan utama terhadap jiwa masyarakat, baik terhadap
anak-anak maupun remaja dengan dasar-dasar kejiwaan yang
mulia dan mantap dengan pedoman pendidikan yang abadi.
Untuk menanamkan dasar-dasar psikis di dalam diri suatu
individu ataupun kelompok, Islam telah memberikan arahan
bernilai pesan-pesan yang sangat berharga demi tercapainya
pendidikan sosial yang sempurna. Sehingga masyarakat tumbuh
berkembang atas dasar kerja sama yang produktif, ikatan yang
kuat, sopan santun yang tinggi, dan saling mencintai.

8
b. Memelihara Hak-hak Orang lain
Hak-hak sosial yang penting harus disampaikan sebagai
upaya pendidikan kepada anak adalah : hak terhadap kedua
orang tua, hak terhadap saudara-saudara, hak terhadap guru,
hak terhadap teman, dll. Tugas seorang pendidik hendaknya
mengajarkan semua itu terhadap anak-anak didik.
Untuk itu kita membutuhkan para pendidik dan guru yang
memahami hakekat-hakekat pendidikan sosial dalam islam.
Disamping gigih dalam menerapkan sistem ini, maka umat
islam dapat mencapai akhlak sosial dan adab yang tinggi. Dan
saat itu kaum mu’minin akan merasa bahagia atas tercapainya
generasi yang tumbuh dan masyarakat yang mulia.
c. Melaksanakan Tata Krama Sosial yang berlaku Umum
Menjalankan tata krama/etika sosial secara umum dibentuk
atas dasar pendidikan yang sebenarnya. Tujunnya yaitu apabila
sudah dewasa dapat menyelesaika masalah dan dapat bergaul
dengan sesamanya, di tengah masyarakat dengan kebaikan
yang maksimal dan simpatik dengan cinta yang utuh, dan
dengan budi pekerti yang luhur.
Contoh dari etika sosisal adalah, adab makan, adab minum,
adab memeberi salam, adab meminta izin, adab menjenguk
teman yang sakit, adab berta’ziah, adab bersin dan menguap.
d. Kontrol dan Kritik Sosial
Diantara dasar-dasar sosial terpenting dalam memebentuk
dan mendidik tingkah laku anak adalah membiasakan sejak dini
untuk melakukan kontrol dan kritik sosial, memelihara setiap
orang yang bergaul dengannya, dan memberi nasehat pada
orang yang menyimpang dari etika.
Ringkasnya, anak harus dibiasakan melakukan amar ma’ruf
nahi munkar yang merupakan dasar-dasar pokok agama islam
dalam mengontrol opini umum, memerangi kerusakan dan
memelihara nilai individuaisme dan moralitas umat islam.
(Abdullah Nasih Ulwan, 1991)

 Pendekatan dalam Pendidikan Sosial


a. Pendekatan ditinjau dari segi sasarannya
1. Pendekatan mentalistik
Pendekatan mentalistik adalah suatu usaha pendekatan
terhadap anak didik dalam rangka mempengaruhi dan
mengubah sikap dan tingkah lakunya dengan cara
9
mempengaruhi secara langsung sikap anak didik yang
bersangkutan.
2. Pendekatan kondisional
Pendekatan kondisioal yaitu usaha pendekatan
terhadap anak didik dengan cara mengubah situasi dan
kondisi di sekitar anak didik yang bersangkutan dan akan
berdampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya.

b. Pendekatan ditinjau dari segi pelaksanaannya


1. Cara pendekatan memaksa (force)
Pendidikan ini dilaksanakan dengan memaksakan
kehendak kepada masyarakat, entah masyarakat mau
ataupun tidak.
2. Cara pendekatan menyesuaikan (persuasion)
Cara ini dilaksanakan dengan menyediakan alat
perlengkapan tertentu yang dapat menunjang pendidikan.
Serta rencana, tata cara, dan pelaksanaannya ditunjukkan
langsung kepada masyarakat.
3. Cara pendekatan mendorong (stimulation)
Cara ini dilaksanakan dengan mendorong masyarakat
agar aktif dan berinisiatif untuk melaksanakan program yang
telah dibuat tanpa adanya dorongan atau paksaan. (Solaeman
Yoesoef, 1992)

BAB III
10
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pendidikan dalam islam mengacu pada 3 unsur, yaitu al-tarbiyah, al-
ta’lim, dan al-ta’lib.
2. Pendidikan Sosial adalah usaha sadar dari seseorang pengajar
terhadap anak untuk memberikan pengaruh dan mengarahkan proses
sosial.
3. Makna Pendidikan Sosial yang terkandung dalam Q.S. Al-Hujurat
ayat 11, 12, dan 13
a. Larangan merendahkan, larangan menertawakan ataupun
memperolok orang lain, selain itu juga larangan mencela baik bagi
dirinya maupun orang lain, larangan memanggil seseorang tidak
dengan namanya seperti misal panggilan yang mengandung unsur
ejekan.
b. Larangan berprasangka buruk atau menggibah antar saudara.
c. Anjuran untuk saling mengenal antara laki-laki dan perempuan.
4. Adapun beberapa Tujuan pendidikan sosial yaitu:
a. Mengajar anak yang hanya mempunyai hak saja, menjadi manusia
yang tahu dan menjalankan tugas dan kewajibannya terhadap
berbagai macam golongan dalam masyarakat.
b. Membiasakan anak mematuhi dan memenuhi tugas dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Berbagai usaha,
kegiatan dan tindakan
yang disengaja guna mendapatkan suatu tujuan harus mempunyai
landasan yang baik dan kuat.
5. Metode Pendidikan Sosial ada 2,
a. Metode Langsung, yang dimaksudkan adalah mengadakan
hubungan langsung dan secara kekeluargaan.
b. Metode Tak Langsung, yang dimaksudkan adalah mengadakan
hubungan secara tidak langsung kepada individu ataupun
masyarakat.
6. Pendekatan dala Pendidikan Sosial
a. Pendekatan mentalistik adalah suatu usaha pendekatan terhadap
anak didik dalam rangka mempengaruhi dan mengubah sikap dan
tingkah lakunya dengan cara mempengaruhi secara langsung sikap
anak didik yang bersangkutan.
b. Pendekatan kondisioal yaitu usaha pendekatan terhadap anak didik
dengan cara mengubah situasi dan kondisi di sekitar anak didik

11
yang bersangkutan dan akan berdampak langsung terhadap
lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Abdullah Nasikh Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, (Pendidikan Sosial Anak),
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 1.
Abdul Hamid al-Hasyimi, Mendidik Ala Rasulullah, (Jakarta: Pustaka Azam, 2001), hlm. 17
Dr. Vladimir, V. F. (1967). 済無 No Title No Title No Title. Gastronomía Ecuatoriana y
Turismo Local., 1(69), 5–24.
St. Vembriarto, Pendidikan Sosial, (Yogyakarta: Paramitta, 1984), hlm. 6.
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 19

13

Anda mungkin juga menyukai