ILMU DAKWAH
Dosen pembibing
Ria Puspitasari, M. Ag
Disusun oleh
Noorullah
NIM :
202048340039
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian ilmu dakwah?
1
2. Apa saja istilah yang semakna dengan dakwah?
3. Apa tujuan berdakwah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu dakwah
2. Untuk mengetahui beberapa istilah yang semakna dengan dakwah
3. Untuk mengetahui tujuan berdakwah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dakwah
Secara etimologis, kata dakwah berasal dari kata bahasa Arab - يدعو- دعا
دعوة yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, mengundang. Kata dakwah
secara etimologis terkadang digunakan dalam arti mengajak kepada kebaikan yang
pelakunya ialah Allah swt., para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang telah
beriman dan beramal shaleh.
Terkadang pula diartikan mengajak kepada keburukan yang pelakunya
adalah syaitan, orang-orang kafir, orang-orang munafik dan sebagainya.1
Kata dakwah yang mengajak kepada kebaikan antara lain disebutkan dalam QS. al-
Baqarah(2): 221 :
ۡ ۡ ۡ ِ ۡ ِ ۤ ۡ َّ
َُعلَّه ُۡم یََت َذَّكرو َن ُِ َّة َوٱل َمغ ِف َرةُِ بِِإذنِِهۦۖ َوی َب یِنُ َءایَٰتِ ِهۦ لِلن
َ َّاس ل ُ َوٱللهُ یَدعواُ إلَى ٱل َجن
Terjemahnya :
Sedang kata dakwah yang berarti mengajak kepada kejahatan, antara lain
disebutkan dalam firman Allah QS. Fatir (35): 6 :
ۡ ّ
ُٱلسعِی ِر
َّ بُِ ٰٱلش ۡیطَٰ َُن لَك ُۡم عَد ُو فَٱتَّ ِخذوهُ عَد ًّواُ إِنَّ َما یَدع ُواُ ِح ۡزبَهۥ لِیَكونواُ ِم ُۡن أَ ۡص َح
َّ إِ َُّن
Terjemahnya :
1 Muhammad Qadaruddin Abdullah, “Pengantar Ilmu Dakwah” (CV. Penerbit Qiara Media, 2019),
hal. 2
3
Akan tetapi maksud dakwah di sini adalah suatu usaha memindahkan umat dari
situasi negatif kepada yang positif. Seperti dari situasi kekufuran kepada keimanan,
dari kemelaratan kepada kemakmuran, dari perpecahan kepada persatuan, dari
kemaksiatan kepada ketaatan untuk mencapai keridaan Allah, semuanya itu
termasuk dalam pengertian dakwah.3
Pertama, al-taujih yaitu memberikan tuntutan dan pedoman serta jalan hidup mana
yang harus dilalui oleh manusia dan jalan mana yang harus dihindari, sehingga
nyatalah jalan hidayah dan jalan yang sesat.
Ketiga, yaitu memberikan pengharapan akan sesuatu nilai agama yang disampaikan.
Dalam hal ini dakwah harus mampu menunjukkan nilai apa yang terkandung di
dalam suatu perintah agama, sehingga dirasakan sebagai kebutuhan vital dalam
kehidupan masyarakat.4
2 Ibid., hal. 3
3 Ibid., hal. 3
4 Ibid., hal. 4
5Ahidul Asror, “Paradigma Dakwah Konsepsi Dasar dan Pengembangan Ilmu” (Yogyakarta: LKiS,
2018), hal. 17
4
umat manusia. Sebagaimana penjelasan itu terdapat dalam Surat Yasin: 17 dan
Al-Ma’idah: 67, sebagaimana berikut:
ۡ ۡ ۤ
َُوَما َع َل ۡی َنُا إَُِّّل ٱلَب َلٰغُ ٱلمبِین
“Dan kewajiban Kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah
Allah) dengan jelas”.
ِ ت ِر َسالََتهۥ وٱللَّهُ یَ ۡع ۡ َّ ۡ ك وإِن لَّ ُۡم ت ۡفع ۖ ۡ ی ۤأَی ها ٱلرسولُ ب لِ ُۡغ مُۤا أن ِزلَُ إِل
ُك ِم َن
َُ صم َ َُ غ ل ب ا م
َ َ َف
َ ُ
ل َ َ َُ ِ
برَّ ن ِك
م َُ َی َ َ َّ َ ُّ َٰ
ۡ ۡ ۡ
َُ َّاس إِ َُّن ٱللَّ َُه َُّل یَه ِدی ٱل َق ۡوَُم ٱل َكِٰف ِر
ین ُِ ٱلن
2. Khotbah
Kata “khotbah” berasal dari bahasa Arab “khotobah” yang artinya
mengucapkan atau berpidato. Arti asal khotbah adalah bercakap-cakap tentang
masalah yang penting. Dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan istilah
khutbah dan karena itu orang yang berkhutbah disebut “khotib”. Khotbah
semula adalah jenis pidato yang dilakukan di hadapan umum, seperti Nabi saw
ketika menyampaikan khotbah sewaktu pelaksanaan haji terakhir sebelum
beliau wafat. Sejarawan menyebut peristiwa itu sebagai pidato perpisahan Nabi
saw yang akan mengakhiri tugasnya menyampaikan risalah Allah SWT kepada
umat manusia. 7
Arti khotbah dalam perkembangannya bergeser dari pidato di depan umum
untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam menjadi pidato khusus dalam
beberapa jenis ritual keagamaan, seperti khotbah jum’at, khotbah hari raya,
khobah nikah dan lain sebagainya, yang di dalamnya terdapat rukun tertentu..8
6 Ibid., hal. 18
7 Ibid., hal. 19
8 Ibid., hal. 19
5
Dalam al-Qur’an kata “khotobah” dengan arti “mengucapkan” ditemukan
dalam Surat al-Furqan ayat 63, sebagai berikut:
ۡ ࣰ ۡ
ض َه ۡونا َوإِذَا َخاطََب همُ ٱل َجٰ ِهلو َُن قَالواُ َسلَٰ ࣰما
ُِ ٱۡل ۡر َُ ٱلر ۡح َمٰ ُِن ٱلَّ ِذ
َ ین یَ ۡمشو َُن َعلَى َّ َُو ِعَباد
[Surat Al-Furqan 63] “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu
(ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan”.9
6
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
ۡ
ۡ ُٱلمن َك ِرُوت ۡؤِمنونُبِٱللَّ ِهُول ۡ وفُوت ۡن ه
ِ ۡ َّاسُت ۡأمرونُ بِ ۡٱلم ِ ۡ ۡ ٍ ۡ ۡ
ُُء َام َنَو
َ َ َ َ ِ
ن ُع نَ
َ َ ََو ر ع َ َ َ ِ كنتمُ َخی َرُأ َّمةُأخ ِر َجتُللن
ۡ ۡ ۡ ِۡ
ُِٱلم ۡؤ ۡ ۡ
ُوأَكثَرهمُٱل َفٰ ِسقو َُن ن
َ ون م مه ن ُممه َّبُلَ َكا َنُ َخ ۡی ࣰراُل
ِ َُِٰٱلك
ت أَهل
َ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik”11
4. Tausyiah
Kata “tawshiyah” merujuk kepada kegiatan menyampaikan pesan atau
perintah. Dalam bahasa Arab, kegiatan menyempaikan pesan ini digunakan
istilah “washiyah”. Dalam bahasa Indonesia, washiyah ditulis dengan wasiat
yang diartikan sebagai pesan. Al-Qur’an mengkategori wasiat dalam dua
kelompok makna, yakni wasiat dalam pengertian menyampaikan pesan
berharga dan wasiat menyampaikan pesan berkait dengan harta. Dalam sistem
dakwah, wasiat adalah kegiatan menyampaikan pesan moral yang harus
dilaksanakan oleh penerima pesan. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya
menggunakan kata wasiat dalam berbagai derivasinya untuk menunjukkan
pengertian pesan Allah yang harus dilaksanakan oleh manusia, seperti pesan
dalam surat al-Ankabut ayat 8 dan surat Dzariyat ayat 52-53, sebagai berikut.
ۤ ۡ ۡ ۡ ࣰۖ ۡ
َُ ََك بِِهۦ ِعل ّمُف
َّ ل ت ِطعه َماُٰ إِل
َُی َُ اك لِتش ِرَُك بِی َما ل َۡی
َُ س ل َُ نسٰ َُن بَُِو ُٰٰلِ َد ۡی ُِه ح ۡسنُا َوإِن َجٰ َه َد ِ ص ۡی َنا
َ ٱۡل َّ َوَو
َم ۡرِجعك ُۡم فَأنَبِئكم بِ َما كنت ُۡم تَ ۡع َملو َُن
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-
bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu,
lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”
11 Ibid., hal. 22
7
ۡ ۡ ِ ۤ ِ
ُاص ۡواُ بِِهۦ بَ ُۡل ه ۡم ٍُ ین ِمن قَ ۡبلِ ِهم ِمن َّرس
َ ول إَُِّّل قَالواُ َساحرُ أَ ُو َمجنونُ أَتََو َُ ك َمُا أَتَى ٱلَّ ِذ َُ َك َُذ ُٰٰل
قَ ۡوُّم طَاغو َُن
“Demikianlah tidak seorang Rasulpun yang datang kepada orangorang
yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Dia adalah
seorang tukang sihir atau seorang gila. Apakah mereka saling berpesan
tentang apa yang dikatakan itu. sebenarnya mereka adalah kaum yang
melampaui batas”.12
12 Ibid., hal. 23
13 Ibid., hal. 24
8
mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan”.14
14 Ibid., hal. 25
15 Ibid., hal. 26
9
diaktualisasikan di dalam kehidupan. Mendidik dengan demikian berarti
kegiatan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia, baik
potensi fisik, pikiran, dan perasaan, agar terwujud kepribadian yang sempurna.
Berbeda dengan pengertian mengajar yang umumnya dipahami sebagai
kegiatan menyampaikan ilmu pengetahuan.
Dalam konteks dakwah, mendidik dan mengajar merupakan salah satu tugas
yang diemban oleh Nabi Saw, sebagaimana disebutkan Surat al-Baqarah: 151
dan al-al-Jumu'ah :2:
ۡ ۡ ِوا عَلَ ۡیك ُۡم ءایٰتِنَا وی َزكِیك ُۡم وی علِمكمُ ۡٱلك ۡ ۡ ِ ࣰ ۡ كمُۤا أَ ۡرس ۡلنا فِیك
َُبُ َوٱل ِحك َمة
َ ٰت
َ َ َ َ ََ ُ ل ت ی
َ ُ
م نك م وّل
ُ س ر
َ ُ
م َ َ ََ
َم تَكونواُ تَ ۡعلَمو َُن
ُۡ َوی َعلِمكم َّما ل
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)
Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.
ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ࣰ ۡ
َُ ٰوّل ِمن ه ُۡم یَت لواُ َعلَ ۡی ِه ُۡم َءایَٰتِ ِهۦ َوی َزكِی ِه ُۡم َوی َعلِمهمُ ٱلكَِت
َُب َوٱل ِحك َمة ُ ث فِی ٱۡل ِمیِ ۧ َُن َرس
َُ هَُو ٱلَّ ِذی بَ َع
ۡ
ࣲُ ُِمب
ین َ َوإِن َكانواُ ِمن قَ بلُ ل َِفی
ُّ ضلَٰ ࣲل
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.16
C. Tujuan Dakwah
Asmuni Syukir berpendapat bahwa tujuan khusus dakwah antara lain: (1)
mengajak manusia yang sudah memeluk Islam untuk selalu meningkatkan
ketaqwaaannya kepada Allah SWT. Secara operasional hal ini dapat dirumuskan ke
dalam beberapa tujuan yang lebih rinci: yaitu menganjurkan dan menunjukkan
perintah-perintah Allah, menunjukkan larangan-larangan Allah SWT, menunjukkan
keuntungan-keuntungan bagi kaum yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan
menunjukkan ancaman Allah SWT bagi kaum yang ingkar kepadaNya; (2)
16 Ibid., hal. 26
10
membina mental Islam bagi kaum muallaf. Secara Secara operasional dapat dirinci
ke dalam beberapa tujuan, yaitu: menunjukkan bukti-bukti ke-Esaan Allah dengan
beberapa penciptaanNya, menunjukkan keuntungan orang yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT, menunjukkan ancaman Allah bagi orang yang ingkar
kepadaNya, menganjurkan berbuat baik dan mencegah berbuat kejahatan,
mengajarkan syari’at Allah dengan cara bijak, dan memberikan teladan yang baik
kepada muallaf; (3) mengajak manusia memilih jalan Islam; dan (4) mendidik dan
mengajarkan anak-anak dan manusia pada umumnya agar tidak menyimpang dari
fitrahnya, yaitu memiliki keimanan yang murni, beramal, dan berakhlak mulia.17
Drs. A. Rasyad Shaleh membagi tujuan dakwah menjadi tujuan utama dan
tujuan perantara. Yang dimaksud utama (major objektive) dakwah adalah hasil akhir
yang ingin cicapai oleh suluruh tindakan dakwah yaitu terwujud kebahagian dan
kesejahteraan hidup didunia dan di akhirat . Sedangkan tujuan perantara (tujuan
departemental) dakwah adalah nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagian dan
kesejahteraan yang diridhoi oleh Allah SWT masing-masing sesuai dengan segi atau
bidangnya.18
Tujuan uatama atau tujuan akhir dakwah yakni terwujudnya individu dan
masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam semua
lapangan hidupnya adalah tujuan yang sangat ideal dan memerlukan waktu serta
tahap-tahap panjang . Oleh karena itu maka perlu di tentukan tujuan-tujuan
perantara pada tiap-tiap tahap atau tiap-tiap bidang yang dapat menunjang
tercapainya tujuan akhir dakwah.19
Pada tiap-tiap tahap dakwah atau tiap bidang garap dakwah tersebut juga memiliki
tujuan utama dan tujuan perantara sendiri dan demikianlah seterusnya. Semua ini
untuk mempermudah dan memperjelas tujuan dakwah secara maksimal.
Dari pembahasan diatas, maka secara keseluruhan baik tujuan umum dan tujuan
khusus dakwah adalah :
1. Mengajak orang-orang non Islam untuk memeluk agama Islam (meng-Islam
kan orang non Islam). Firman Allah :
11
ۡ ۡ ۡ ۤ ۡ
ُب َوٱۡل ِمیِ ۧ َُن َءأَ ۡسلَ ۡمت ُۡم فَِإن َُ وك فَ ق ُۡل أَ ۡسلَ ۡمتُ َو ۡج ِه َُی لِلَّ ُِه َوَم ُِن ٱتََّب َع ُِن َوقل لِلَّ ِذ
َُ ٰین أوتواُ ٱلكَِت َُ فَِإ ُن َحا ُّج
ۡ ۡ ۡ ۡ
ُِ صیرُ بِٱلعَِب
اد ِ َك ٱلَب لَٰغُ وٱللَّهُ ب
َ َُ أَ ۡسلَمواُ فَ َق ُِد ٱهَت َدوا ُٰۖ َّوإِن تََولَّ ۡواُ فَِإنَّ َما َعلَی
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan
kepada orang-orang yamg ummi “Apakah Kamu mau masuk Islam”
jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat
petunjuk, dan jika mereka berpaling maka kewajiban kamu hanyalah
menyampaikan (ayat0ayat Allah) dan Allah maha melihat akan hamba-
hamba-Nya (QS. Ali Imron:20).
2. Meng-Islam-kan orang Islam artinya meningkatkan kualitas iman. Islam dan
ihsan kaumuslimin sehingga mereka menjadi orang-orang yang mengamalkan
Islam secara kseleuruhan (kaffah). Firman Allah SWT.
ّ ُِمب ّ ۡ َّ ت ࣰ ۤ ِۡ ِ ۡ ۤ
ُین ُّ ٱلشیطَٰ ُِن إِنَّهۥ لَك ُۡم َعدو ُِ ُٰٰ ُوَُّل تَتَّبِعواُ خطَُو َُ یَٰأَیُّ َها ٱلَّ ِذ
َ ین َء َامنواُ ٱدخلواُ فی ٱلسل ُِم َكافَّة
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedla Islam keseluruhannya,
dan jangalah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaiton itu
musuh yang nyata bagimu (Qs. Al baqarah : 208).
3. Menyebarkan kebaikan dan mencegah timbulnya dan tersebarnya bentuk-
bentuk kemaksiatan yang akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan
individu dan masyarakat sehingga menjadi masyarakat yang tenteram dengan
penuh keridhaan Allah SWT.
4. Membentuk individu dan masyarakat yang menjadikan Islam sebagai
pegangan dan pandangan hidup dalam segala segi khidupan baik politik,
ekonomi, sosial dan budaya.20
20 Ibid., hal. 50
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara bahasa, kata dakwah berasal dari kata bahasa Arab دعوة- يدعو- دعا
yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, mengundang. Secara istilah
dakwah adalah adalah suatu usaha memindahkan umat dari situasi negatif
kepada yang positif.
2. Diantara istilah yang semakna dengan dakwah yakni:
a. Tabligh (menyampaikan risalah/ajaran agama islam)
b. Khotbah (berpidato)
c. Amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kepada kebaikan dan melarang
dari kemunkaran)
d. Taushiyah (memberikan wasiat/nasehat)
e. Tabsyir (memberi kabar gembira) dan Tandzir (memberi
peringatan/ancaman)
f. Tadzkir (mengingtkan) dan Tanbih (memperingati)
g. Tarbiyah (pendidikan) dan Ta’lim (pengajaran)
3. Diantara tujuan dakwah yaitu: Mengajak orang-orang non Islam untuk
memeluk agama Islam, meningkatkan keimanan orang islam,
Menyebarkan kebaikan dan mencegah timbulnya dan tersebarnya bentuk-
bentuk kemaksiatan, serta Membentuk individu dan masyarakat yang
menjadikan Islam sebagai pegangan dan pandangan hidup.
B. Saran
Di sini saya sebagai penulis makalah tentang Ilmu Dakwah saya sangat
berharap tinjauan dan revisi anda sekaligus kritik dan saran anda apabila tanpa
sengaja saya kurang tepat dalam menulis makalah tentang Psikoterapi agama ini.
Semoga dengan adanya makalah tentang Ilmu Dakwah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
14