MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ushul al-
Dakwah
DOSEN PENGAMPU
Dr. Syarif Hidayat, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Eet Nurhaeti
202002066
GARUT
2023 M/1444
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengetian Dakwah............................................................................... 2
A. Kesimpulan ........................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Dakwah
1
Dr.Muhammad Qadaruddin Abdullah,M.Sos.I pengantar ilmu dakwah, cetakan pertama
(penerbit : CV. Penerbit Qiara Media 2019) , hlm 2.
2
waktu untuk memahami pesan dakwah, berdakwah secara
bertahap, ketiga berdakwah sesuai dengan kondisi tingkat
kemampuan masyarakat, keempat dalam menghadapi persoalan
dakwah da’i harus bersabar, kelima seorang da’i harus memiliki
citra positif, keenam berdakwah dengan mendahulukan yang
prioritas, ketujuh berdakwah itu 6 harus dimulai dari diri sendiri,
keluarga, kemudian masyarakat.2
B. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan aktivitas yang menuntut pembaharuan
secara terusmenerus baik dari sisi content, cara, strategi, dan atau
metodenya maupun kualifikasi pelakunya. Hal ini karena adanya
dinamika sasaran dakwah dan lingkungan sosial yang terus berubah
yang menuntut selalu adanya pembaharuan. Pembaharuan ini dalam
rangka mencari format yang relevan dan kontekstual dalam dakwah.
Gerakan dakwah di era global sudah sejatinya menyuguhkan
content, bukan hanya secara konvensional-tradisional, tapi secara
modern dengan menggunakan IT, sehingga menjangkau sasaran
dakwah yang luas, melintas batas dengan isi yang sesuai dengan
kebutuhan dan tantangan masyarakat baru yang kompleks dan
dengan penuh kedalaman, meski bernuansa praktis dengan berpijak
pada sumber otoritatif Islam.
Adapun tujuan dakwah sebetulnya tidak lain dari tujuan
Islam itu sendiri yaitu transformasi sikap kemanusiaan (attitude of
humanity transformation) atau yang dalam terminology Al Qur`an
disebutkan al-ikhraj min al zulumati ila al nur, artinya keluarnya
manusia dari kegelapan menuju cahaya atau jalan yang terang yaitu
kembali kepada fitrah atau kesucian.
Tujuan dakwah dalam hal ini dapat membawa manusia
2
Dr.Muhammad Qadaruddin Abdullah,M.Sos.I pengantar ilmu dakwah, cetakan pertama
(penerbit : CV. Penerbit Qiara Media 2019) , hlm 5.
3
kepada kebajikan, kesucian, kesejahteraan, keadilan, kesetaraan,
kebahagiaan, dan keselamatan dunia dan akhirat, karena sudah
merupakan fitrah manusia sejak lahir untuk menjadi suci, sehingga
manusia selalu cenderung kepada kebaikan, kebenaran, kesucian,
dan segala sifat yang identik dengan itu.
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di
akhirat yang diridhai oleh Allah SWT. Adapun tujuan dakwah, pada
dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam tujuan, yaitu: tujuan
umum dakwah (Mayor Objective) dan tujuan khusus dakwah (Minor
Objective)
1. Tujuan umum dakwah (Mayor Objective) Tujuan umum
dakwah (Mayor Objective) merupakan sesuatu yang hendak
dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Untuk tercapainya
tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan
tindakan dakwah harus mengarah ke sana. Tujuan dakwah di
atas masih bersifat global atau umum, oleh karena itu masih
juga memerlukan perumusan-perumusan secara terperinci
pada bagian lain. Sebab menurut anggapan sementara ini
tujuan dakwah yang utama itu menunjukkan pengertian
bahwa dakwah kepada seluruh umat, baik yang sudah
memeluk agama maupun yang masih dalam keadaan kafir
atau musyrik. Arti umat di sini menunjukkan pengertian
seluruh alam.
2. Tujuan khusus dakwah (Minor Objective) Tujuan khusus
dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari
tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui
ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak
dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa,
bagaimana, dan sebagainya secara terperinci. Sehingga tidak
4
terjadi overlapping antarjuru dakwah yang satu dengan yang
lainnya hanya karena masih umumnya tujuan yang hendak
dicapai. Proses dakwah untuk mencapai dan mewujudkan
tujuan utama sangatlah luas cakupannya. Segenap aspek atau
bidang kehidupan tidak ada satu pun yang terlepas dari
aktivitas dakwah. Maka agar usaha atau aktivitas dakwah
dalam setiap bidang kehidupan itu dapat efektif, perlu
ditetapkan dan dirumuskan nilai-nilai atau hasilhasil apa
yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada masing-
masing aspek tersebut.
Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari
tujuan umum dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai
berikut:
a. Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama
Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada
Allah SWT.
b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih
muallaf. Muallaf artinya orang yang baru masuk Islam
atau masih lemah keislaman dan keimanannya
dikarenakan baru beriman.
c. Mengajak manusia agar beriman kepada Allah SWT
(memeluk agama Islam).
d. Mendidik dan mengajar anak – anak agar tidak
menyimpang dari fitrahnya.
Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad
Ghallusy adalah membimbing manusia untuk mencapai
kebaikan dalam rangka merealisir kebahagiaan.
Sementara itu, Ra`uf Syalaby mengatakan bahwa
tujuan dakwah adalah meng-Esakan Allah SWT, membuat
manusia tunduk kepadaNya dan introspeksi terhadap apa
yang telah diperbuat
5
Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad
Ghallusy dan Ra`uf Syalaby tersebut dapat dirumuskan ke
dalam tiga bentuk, yaitu:
1) . Tujuan Praktis Tujuan praktis dalam berdakwah
merupakan tujuan tahap awal untuk menyelamatkan
umat manusia dari lembah kegelapan dan
membawanya ke tempat yang terang benderang, dari
jalan sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah
kemusyrikan dengan segala bentuk kesengsaraan
menuju kepada tauhid yang menjanjikan
kebahagiaan.
2) Tujuan Realistis Tujuan realistis adalah tujuan
antara, yakni berupa terlaksananya ajaran Islam
secara keseluruhan dengan cara yang benar dan
berdasarkan keimanan, sehingga terwujud
masyarakat yang menjunjung tinggi kehidupan
beragama dengan merealisasikan ajaran Islam secara
penuh dan menyeluruh.
3) Tujuan Idealistis Tujuan idealistis adalah tujuan
akhir pelaksanaan dakwah, yaitu terwujudnya
masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam
suatu tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil,
makmur, damai, dan sejahtera di bawah limpahan
rahmat, karunia dan ampunan Allah SWT.
Secara umum dakwah bertujuan menciptakan suatu
tatanan kehidupan individu dan masyarakat yang aman,
damai dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan baik
jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah
dengan mengharap ridhaNya. Adapun tujuan dakwah secara
sistematis adlah sebagai berikut:
a. Tazkiyatu `I-Nafs Membersihkan jiwa masyarakat dari
6
noda – noda syirik dan pengaruh – pengaruh
kepercayaan yang menyimpang dari akidah Islam.
b. Mengembangkan kemampuan baca tulis.
Mengembangkan kemampuan dasar masyarakat
meliputi kemampuan membaca, menulis, dan
memahami makna Al Qur`an serta Sunnah NAbi SAW.
c. Membimbing pengamalan ibadah Umat Islam perlu
mendapat bimbingan ibadah sehingga bobot ibadahnya
menjadi baik dan atau lebih baik. Ibadah menjadi
landasan bagi perkembangan kehidupan masyarakat
untuk tetap damai, maju dan selamat di dunia serta
akhirat.
d. Meningkatkan kesejahteraan. Dakwah lazimnya
membawa umat Islam pada peningkatan keejahteraan,
baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan
Tujuan departemental dakwah tersebut dapat dicapai dengan
langkah-langkah dan tindakan dakwah yang harus disusun secara
bertahap, di mana pada setiap tahapan ditetapkan dan dirumuskan
pula target atau sasaran tertentu. Dan selanjutnya atas dasar target
atau sasaran inilah disusun program dakwah untuk setiap tahapan
yang ditentukan itu. Dengan jalan demikian maka tujuan dakwah
dapat diusahakan pencapaiannya secara teratur dan tertib.
Islam merupakan agama dakwah maka konsekuensinya
pendakwah mengembangkan manajemen dakwah dengan
memahami kondisi obyek dakwah agar Islam tersiar tanpa batas
ruang dan waktu. Untuk mewujudkannya perlu mengaplikasikan
substansi dakwah dengan empat kata kunci: apa, siapa, dengan apa,
dan untuk apa. ‘Apa’ bentuk materi dakwah bersumber dari al-
Quran, hadis, dan ijtihad mujtahid. ‘Siapa’ berupa subyeknya (da’i)
dan obyeknya (mad’u). ‘Dengan apa’ merupakan media berdakwah
agar diterima mad’u sesuai kapasitas dan porsinya. ‘Untuk apa’
7
sebagai tarjet/tujuan dakwah (terwujudnya insan muttakin). Riset ini
memfokuskan bagaimana bila da’i berperan sebagai penyuluh
agama meliputi modin desa, guru mengaji, dan guru agama pada
pendidikan formal dengan mad’u komunitas Samin dalam perspektif
perundangan. Manajerial dakwah (al-Idariyyah) merupakan
aktivitas kelompok dakwah yang berusaha mewujudkan tujuan
dengan cara pengumpulan sumber daya dakwah dan segala bentuk
fasilitasnya dan orientasi serta pemanfaatan sumber daya secara
optimal.
Aktivitas manajerial meliputi perencanaan strategis
(takhthith), pengorganisasian/ penyusunan (tanzhim), pengarahan
dan orientasi (tawjih), dan pengawas-an (riqabah). Merencanakan
dakwah menyangkut rumusan sasaran/tujuan dakwah dengan
menetapkan strategi untuk mencapai tujuan sekaligus me-nyusun
hirarkhi secara lengkap untuk merencanakan dan mengoordinasi-
kan kegiatan. Perencanaan pada dasarnya menentukan sasaran,
secara garis besar terpilah rencana besar/rencana menyeluruh (grand
planning) dan rencana biasa. Tugas perencanaan mengkaji kondisi
yang berkembang dan mengetahui potensi yang dimiliki.
Perencanaan dinyatakan baik, jika didasarkan pada keyakinan
bahwa apa yang dilakukan itu baik, bermanfaat, didasarkan pada
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan, studi
banding (benchmark), prediksi dan analisis yang kemudian aksi.3
Dengan demikian maka tujuan dakwah yang sesungguhnya
adalah mengubah jalan hidup, dari jalan yang huruk dan sesat,
kepada jalan yang baik dan lurus. Dakwah juga mengubah
pandangan hidup, sebab kehidupan manusia harus selaras dengan
tugas, fungsi dan tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di muka
bumi. Sehingga kehidupan manusia memiliki makna yang luhur
3
Fahrur rozi , Ilmu dakwah , Cetakan ke 1 (Penerbit Prenadamedia Group 2019) hlm – 35-49
8
seluhur posisinya sebagai khalifah Allah. Manusia juga dapat
dikategorikan sebagai umat terbaik ketika melaksanakan perintah
Allah untuk berdakwah, “Kamu adalah sebaik-baik umat yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah…” (QS. Ali
Imran: 110).
Makna hidup yang sesungguhnya tidak hanya tergambar dari
kesuksesannya (kebahagiaan) di dunia namun juga kesuksesan
(kebahagiaan) di akhirat. Dakwah juga memiliki tujuan sebagai
penyelamatan, dan petunjuk arah yang baik bagi manusia, yaitu
membimbing dan mengajak manusia dari kegelapan maupun
kesesatan kepada jalan yang baik, benar dan terang dan juga
menyelamatkan manusia dari kesesatan melalui pesan-pesan
risalahnya (wahyu). Oleh karenanya tujuan dakwah bukan sekedar
tujuan untuk memperkokoh ajaran Allah semata, namun di
dalamnya juga termaktub tujuan untuk keselamatan dan
kebahagiaan kehidupan manusia itu sendiri. Tujuan dakwah
sesungguhnya selaras dengan tujuan hidup manusia itu sendiri.
Apakah manusia akan memilih jalan yang benar, selamat dan
mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat, atau manusia tetap berada
dalam kegelapan, kesesatan dan kesengsaraan dunia akhirat.
Sesungguhnya hal yang demikian sudah jelas digambarkan Allah
dalam firman-firmanNya, dan jalan dakwah sudah terbentang luas
agar dapat dilalui oleh umat manusia.4
4
Dra Umdatul Hasanah ,Mag. Ilmu dan Filsafat dakwah ,. (Penerbit Fseipress 2016) hlm – 21-24.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11