Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FUNGSI DAN KEDUDUKAN AL QURAN SEBAGAI


MATERI DAKWAH
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat dakwah
Dosen pengampu Dr. Abdul syukur M.Ag

Di susun oleh :
Dimas dinaya 2141010029

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022
Kata pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Fungsi dan Kedudukan
Al-Qur’an Sebagai Materi Dakwah” tepat pada waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dakwah.
Dimana mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang ada pada Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri ( UIN ) Lampung.

Penulis dapat menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritik dan saran yang membangun
makalah ini agar lebih baik. Sehingga memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 4 November 2022

Penyusun:

DIMAS DINAYA
Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dakwah merupakan proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain atau
kepada masyarakat agar mau memeluk, mempelajari dan memahami serta
mengamalkan ajaran agama secara sadar, sehingga bisa membangkitkan dan
mengembalikan potensi fitri seseorang dan dapat hidup dan akhirat.

Disamping itu tentunya seorang dai juga harus pandai dalam memilih materi untuk
berdakwah. Kita mengetahui bahwa rujukan dakwah dakwah itu ada 4 yaitu Al-
Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas. Untuk itu, disini kita akan membahas tentang fungsi
Al-Qur’an dan kedudukannya sebagai materi dakwah.

B. Rumsan masalah

1. definisi dakwah ?

2. tujuan dakwah

2. manfaat mempelajari dakwah ?

3. alquran sebagai media dakwah ?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah dengan permasalahan yang akan di bahas dan
semoga dengan dibuatnya makalah ini semoga pembaca bisa memahami tentang
kedudukan dan keutamaan serta fungsi Al-Qur’an sebagai media/materi dakwah..
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI DAKWAH

Dakwah secara etimologis berasal bahasa Arab yaitu da’a-yad’ida’watan, yang artinya
mengajak, menyeru, dan memanggil. (Mahmud Yunus, 1980:127). Pengertian tersebut
dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an surat Yunus/10:25; Artinya: “Allah menyeru (manusia)
ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus
(Islam)”. (Q.S. Yunus/10:25). Dengan demikian dakwah secara bahasa mempunyai makna
bermacam-macam, antara lain: a). Memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah
dalam Q.S. Yunus/10:25. “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan memberikan
petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)” (Soenarjo,
1990:192), b). Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah,
yang positif ataupun yang negatif, c). Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan
untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu, d). Doa (permohonan
kepada Allah SWT), d). Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’a bi as-syai’ yang
artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan ataupun minuman.

Dakwah secara terminologi diungkapkan secara langsung oleh Allah SWT dalam ayat Al-
Qur’an. kata dakwah di dalam Al-Qur’an diungkapkan sekitar 198 kali yang tersebar dalam
55 surat (176 ayat). Kata dakwah oleh Al-Qur’an digunakan secara umum. Artinya, Allah
masih menggunakan istilah da’wah il Allah (dakwah Islam) dan da’wah ila nar (dakwah
setan) oleh karena itu, dalam tulisan ini dakwah yang dimaksud adalah dawah ila Allah
(dakwah Islam). tabligh, amar ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzhoh hasanah, tabsyir,
washiyah, tarbiyah, ta’lim dan khotbah. 1

1
Buku Daras Sosiologi Dakwah
Di sisi lain secara terminologi berbeda-beda dalam memberikan pengertian tentang dakwah
misalnya Adi Sasono, secara normatif yakni mengajak manusia ke jalan kebaikan dan
petunjuk untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat atau merupakan
transformasi sosial.

Menurut Andy Dermawan (2002) dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengajak
kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti dan mengamalkan ajaran dan
nilai-nilai Islam. Individu yang belum Islam diajak menjadi muslim dan yang sudah Islam
diajak menyempurnakan ke Islamannya. Hamba yang sudah mendalam didorong untuk
mengamalkan dan menyebarkannya. Secara substansial filosofis, dakwah merupakan segala
rekayasa dari rekadaya untuk mengubah segala bentuk penyembahan kepada selain Allah
menuju keyakinan tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang ke arah
kehidupan yang lempang, yang penuh dengan ketenangan batin dan kesejahteraan lahir
berdasarkan nilai-nilai Islam.

Toha Yahya Omar, bahwa dakwah merupakan usaha menyerukan dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan
dan tujuan hidup manusia di dunia meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar
dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing
pengalamannya dalam perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara. 2

ALLOH SWT BERSABDA:

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku
beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku
adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan
bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah
mengumpulkan antara kita, dan kepada-Nya-lah kembali (kita).

2
Buku Daras Sosiologi Dakwah
2. TUJUAN DAKWAH

Kegiatan dakwah Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah


mempunyai tujuan menyampaikan kebenaran ajaran yang ada dalam Al-Qur’an-al-
Hadits dan mengajak manusia untuk mengamalkannya. Tujuan dakwah ini dapat
dibagi menjadi, tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah. Dilihat dari
aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan,
tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia.
Sedangkan tujuan dakwah dilihat dari aspek materi, menurut Masyhur Amin ada tiga
tujuan yang meliputi :Pertama, tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap
bagi tiap-tiap manusia. Kedua, tujuan hukum, aktivitas dakwah bertujuan
terbentuknya umat manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan
oleh Allah SWT. Ketiga, tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang
berbudi luhur dan berakhlakul karimah. Dari keseluruhan tujuan dakwah dilihat dari
aspek maupun materi dakwah, maka dapat dirumuskan tujuan dakwah adalah untuk
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan demikian tujuan dakwah adalah melakukan proses penyelenggaraan dakwah


yang terdiri dalam berbagai aktivitas untuk nilai tertentu, dan nilai yang ingin dicapai
oleh keseluruhan usaha dakwah pada hakikatnya merupakan konsekuen logis dari
usahausaha dakwah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dan dalam hal
tersebut diwujudkan dalam penghayatan, penyebaran dan perubahan atau
pembangunan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.

Meskipun terjadi perbedaan-perbedaan, tetapi sebenarnya pendapatpendapat mereka


memiliki benang merah yang dapat menjadi titik temu dan hakikat dari dakwah itu
sendiri, yakni dakwah Islam sebagai aktivitas (proses)mengajak kepada jalan Islam.
Dalam aktivitas. 3

3
Buku Daras Sosiologi Dakwah
Mengajak kepada islam, Al-quran memberikan gambaran yang jelas seperti tertera di
dalam Q.S, fushilat ayat 33:

َ‫صالِحًا َّوقَا َل اِنَّنِ ْي ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬ ‫هّٰللا‬


َ ‫َو َم ْن اَحْ َسنُ قَوْ اًل ِّم َّم ْن َدعَٓا اِلَى ِ َو َع ِم َل‬

Terjemahnya: Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku
Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”

Dari ayat ini ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menjalankan aktivitas
dakwah, yakni dakwah bil-qoul dan dakwah bilamal. Dakwah bil-qaul dapat
dilakukan secara individual, kelompok atau massa. Inilah yang kemudian menjadi
kajian utama dalam Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan
Bimbingan Konseling Islam (BKI). Sementara dakwah bil-amal merupakan aktivitas
dakwah yang dilakukan dengan cara social engineering (rekayasa sosial). Dakwah
model ini yang menjadi fokus kajian program studi pengembangan masyarakat Islam
(PMI). Untuk mengefektifkan dan mengkoordinasikan antara antara dakwah bilqaul
dengan dakwah bil-amal diperlukan adanya manajemen dan inilah yang menjadi
fokus dalam Program Studi Manajemen Dakwah (MD) (J.Dwi Narwoko-Bagong
Suyanto, 2007). Ismail R. Al-Faruqi membagi hakikat dakwah Islam pada tiga term:
kebebasan, rasionalitas dan universalisme. Dengan demikian kebebasan sangat
dijamin dalam agama Islam, termasuk keyakinan meyakini agama.4

4
Buku Daras Sosiologi Dakwah
C. MANFAAT MEMPELAJARI DAKWAH

Berikut ini beberapa manfaat yang bisa didapatkan setelah mempelajari sejarah dakwah
Islam;

1.  Menjadi pelajaran bagi para penggiat dakwah dan ummat hari ini Salah satu fungsi utama
sebuah sejarah adalah menjadi pelajaran bagi orang-orang generasi sesudahnya. Banyak
kejadian-kejadian penting yang telah terjadi di masa awal mula dakwah Islam dirintis oleh
generasi awwalun. Pelajaran kemenangan perang Badar, kekalahan perang uhud, kesulitan
dakwah Rasulullah di fase makiyyah, perjuangan Rasulullah di awal mula ia mendapatkan
perintah dari Allah untuk menyebarkan dakwah Islam, dan sebagainya. Seluruh hal dan
kejadian penting ini tak lain merupakan pelajaran berharga bagi aktivis dakwah hari ini.
Bagaimana mereka menjadikan peristiwa-peristiwa penting perjuangan dakwah Islam,
merupakan suplemen penting yang akan mendorong vitalitas dan semangat mereka untuk
terus giat berdakwah saat ini.

2. Menjadi contoh strategi dakwah yang akan dilakukan oleh para generasi penggiat
dakwah hari ini Sejarah dakwah Islam telah menorehkan banyak contoh strategi dakwah
penting yang mirip kondisinya dengan berbagai hambatan dan rintangan yang dihadapi
generasi penggiat dakwah hari ini. Strategi dakwah yang diajarkan Rasulullah dan
para sahabatmenjadi referensi yang cukup kuat untuk menentukan strategi dakwah yang
diambil saat ini. Setiap hal sederhana yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat
merupakan suri tauladan yang paling baik, mengingat kedekatan generasi ini terhadap Al-
Quran lebih baik dari pada generasi hari ini.

3. Menambah keimanan dan keyakinan orang-orang beriman Menguak kembali sejarah


panjang perjuangan dakwah Islam akan membuat kita menemukan banyak mutiara
berharga yang mencengangkan. Amatlah jelas pertolongan yang Allah berikan terhadap
mereka orang-orang yang konsisten memperjuangkan dakwah Islam. Janji Allah pada orang-
orang yang istiqomah dan ikhlas memperjuangkan agama-Nya adalah ampunan dan syurga
yang sangat luas. Orang-orang beriman akan kian bertambah keimanannya saat mereka
mempelajari sejarah dakwah Islam yang spektakuler. Islam telah merambah ke seluruh
dunia dalam kurun masa beberapa masa saja di bawah perjuangan mulia seorang Rasul
bernama Muhammad.  5

5
http://www.anneahira.com/
D. al-quran sebagai materi dakwah
Al-Qur'an menjelaskan salah satu identitas kedirian sebagai kitab hikmah dan Al-
Qur'anulhakim yaitu buku yang berarti kearifan, ilmu, dan pembahasan yang "sepadan"
dengan arti filsafat, yaitu cinta ilmu dan cinta alam Allah SWT, yang menurunkan buku
hikmah mengenalkan salah satu identitas dirinya dengan sebutan Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

Dalam proses Dakwah Islam, faktor metode adalah merupakan faktor yang tidak boleh
diabaikan, karena ikut menentukan sukses atau tidaknya tujuan dari dakwah Islam.
Hubungan antara metode dan tujuan dakwah, merupakan hubungan sebab akibat, artinya
jika metode dakwah yang dipergunakan baik dan tepat, maka akibatnya tujuan dakwah yang
telah dirumuskan besar kemungkinan dapat tercapai dengan gemilang. Hal ini sesuai dengan
disebutkan dalam firman Allah QS. an-Nahl/16) : 125 sebagai berikut:

‫س ِب ْيلِهٖ َوه َُو‬ َ ْ‫ضل َّ َعن‬ ۗ ‫س َن ِة َو َجا ِد ْل ُهم با َّلت ِْي ه َِي اَ ْح‬
َ ْ‫سَنُ اِنَّ َر َّب َك ه َُو اَ ْع َل ُم ِبمَن‬ َ ‫س ِب ْي ِل َر ِّب َك ِبا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْوعِ َظ ِة ا ْل َح‬َ ‫اُدْ ُع ا ِٰلى‬
ِ ْ
‫س ِب ْيلِهٖ َوه َُو‬ َ ْ‫ضل َّ َعن‬ ۗ
َ ْ‫س َن ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم ِبالَّت ِْي ه َِي اَ ْحسَنُ اِنَّ َر َّب َك ه َُو اَ ْعلَ ُم ِبمَن‬َ ‫س ِب ْي ِل َر ِّب َك ِبا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َم ْوعِ َظ ِة ا ْل َح‬َ ‫اُدْ ُع ا ِٰلى‬
َ‫اَ ْعلَ ُم ِبا ْل ُم ْه َت ِديْن‬Artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.”

Dalam surat ini Allah berfirman menyuruh Rasulnya berseru kepada ummatnya (manusia)
mengajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah kebijaksanaan dan nesahat serta anjuran
yang baik. dan jika orang-orang itu mengajak berdebat, maka bantahlah dengan cara yang
baik.2 Pengertian yang dapat diambil dari firman Allah ini adalah memberi pelajaran bahwa
untuk mencapai tujuan mendidik dan mengajar umat itu haruslah dengan cara-cara yang
didaktis metodis, artinya haruslah dengan cara yang tepat, bijaksana dan tidak boleh kasar
agar mendapatkan simpati dan berhasil.

Anda mungkin juga menyukai