KHUTBAH
DOSEN PENGAMPUH :
Amrullah, S.pd., M.Pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah AIK 5 dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah AIK 5. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mengidentifikasi kebutuhan bahan dan
alat untuk pengelolaan arsip, Menyusun pedoman klasifikasi arsip, Menyusun buku
agenda dan kartu kendali (dilampirkan contohnya) Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca dan juga bagi kelompok kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Herman Seri M.Pd dan Ibu
Mediarita Agustina M.Pd selaku Dosen Pengempuh mata kuliah Manajemen
Dokumentasi dan Arsip. Ucapan terima kasih juga disamping kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Khutbah merupakan bentuk kegiatan ibadah yang dilaksanakkan clan diikuti oleb
umat Islam setiap minggu (hari Jum'at) clan dua kali dalam setahun (Idul Fitri, Idul
Adha) serta (mungkin) bebernpa kali secara insidentil (shalat Kusuf, Khusuf, Istisqa).
Khutbah dilaksanakan dengan cara menyampaikan nasi.hat, informasi, ajakan,
peringatan melalui lisan oleh Khatib (yang menyampaikan khutbah) kepada jama'ah
pada kegiatan ibaclah tersebut. Karena sifatnya yang rutin ini (terutama khutbah
Jum'at), maka khutbah sangat penting clan potensial untuk dijadikan sarana clakwah
(terutama clakwah bil lisan) bagi pembinaan clan peningkatan kwalitas umat, di
samping kedudukannya sebagai bentuk ibaclah rnahdloh.
Dalam makalah ini kita akan mencoba melihat lebih jauh secara singkat tentang
metode/cara khutbah (metodologi khutbah) dan hubungannya dengan keterampilan
(seni) berbahasa secara efektif dalam menyampaikan penclapat pacla waktu seseorang
berpidato (retorika) untuk menyampaikan ajakan, seruan (dakwah) bagi pembinaan
clan peningkatan kwalitas umat. Hal ini berkaitan pula dengan keberadaan mesjid
yang berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga berfungsi sebagai tempat
pusat pembinaan kebudayaan dan sosial kemasyarakatan bagi umat lsiam.
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas,maka tujuan pembahasan dari makalah ini
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu Khutbah
2. Untuk mengetahui apa Rukun dan syarat Khutbah
3. Untuk mengetahui apa saja Metode Khutbah
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun dakwah sendiri hukumnya adalah wajib. Salah satu landasan atau dalil yang
sering digunakan mengenai persoalan wajibnya berdakwah di dalam ajaran Islam
adalah QS. Ali Imron:104:
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang orang yang beruntung. (QS 3 Ali Imran : 104)
Berdasarkan surat Ali Imron:104 di atas sebahagian ulama berpendapat apabila min
pada ayat tersebut adalah min lit tab'idliyah maka hukum dakwah adalah Fardlu
kifayah, hanya wajib dilakukan oleh sebagian orang yang memang memiliki
kredibilitas dan kecakapan untuk berdakwah seperti Kyai, ustadz, penghulu dan
sebagainya. Sementara itu sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa min pada
ayat tersebut adalah min lil bayaniyah. Oleh karena itu hukum dakwah adalah wajib
ain bagi setiap muslim. Untuk menguatkan pendapatnya tersebut ulama golongan
yang terakhir mengemukakan sebuah as-sunnah.
Artinya: Sampaikanlah apa yang kamu dapat dariku walaupun satu ayat. (HR.
Bukhari No.3461 dan Muslim).
Di dalam praktik nya kedua pendapat tersebut dapat berjalan berdampingan. Dalam
artian bahwa untuk dakwah yang memang memerlukan ketrampilan khusus seperti
pidato, jurnalistik, bahasa Arab dan lain sebagainya maka khutbah hukumnya adalah
fardlu kifayah hanya wajib bagi orang-orang tertentu seperti ustadz, kyai, syech dan
lain sebagainya. Tetapi dakwah/menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang tidak
memerlukan ketrampilan khusus hukumnya adalah wajib ain bagi setiap orang yang
mengaku beragama Islam.
2. Tujuan Khutbah
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون
Artinya: Hendaknya diantara kamu semua sebagai umat yang mengajak kepada
kebaikan, memerintah kepada yang ma'ruf dan melarang kepada yang mungkar, dan
mereka itulah te\?masuk orang-orang beruntung. 22
بيلهnnالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سnnادلهم بnnنة وجnnبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسnnادع إلى س
وهو أعلم بالمهتدين
Artinya: Serulah ke jalan Tuhanmu dengan cara yang hikmah (wisdom) dan nasehat
yang baik, dan debatlah mereka bila itu lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui
orang-orang yang mendapatkan petunjuk.23 (Qs An-Nahl:125)
دمnدأ فيه بالحمد هلل فهو أجn كل كالم ال يبArtinya: Semua perkataan yang tidak dimulai
dengan hamdalah maka perkataan itu terputus. (HR. Abu Daud No. 4840)
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ia berkata:
bahwasanya; Apabila Rasulullah SAW menyampaikan khutbah pada hari Jum'at
beliau memuji Allah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan
panglima perang yang sedang memberikan komando kepada bala tentaranya. Beliau
antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari
tengah). Kemudian beliau melanjutkan bersabda: Amma ba'du. Sesungguhnya sebaik-
baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
SAW. Seburuk buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid'ah
adalah sesat. Kemudian beliau bersabda:
Aku lebih utama bagi setiap muslim daripada dirinya sendiri. Karena itu, siapa yang
meninggalkan harta, maka harta itu adalah miliki keluarganya. Sedangkan siapa yang
mati dengan meninggalkan hutang atau keluarga yang terlantar, maka hal tanggung
jawab ku. 25 (HR Muslim No. 867).
b. Membaca Shalawat
Shalawat kepada Rasulullah SAW ada berbagai macam bentuk, ada yang panjang dan
ada pula yang pendek. Shalawat dalam khutbah Jum'at dapat berupa lafadz yang
sederhana maupun lafadz yang lengkap seperti mencantumkan ucapan salam kepada
keluarga maupun sahabat nabi. Ucapan shalwat ini juga harus jelas tertuju kepada
Nabi SAW, tidak cukup hanya dengan kata ganti atau dhomir.
Karena merupakan kewajiban khatib, maka ucapan tersebut harus ada dalam khutbah
pertama maupun kedua. Perlu dipahami bahwa ucapan shalawat ini tidak
mengharuskan adanya komponen pemberian salam kepada keluarga Nabi SAW. Tapi
tidak ada salahnya dilengkapi dengan ucapan yang tertuju kepada keluarga nabi
maupun sahabat nabi.
Sebagian ulama mengatakan bahwa karena khutbah Jum'at itu pengganti dari dua
rakaat shalat yang ditinggalkan, maka membaca ayat Al-Quran dalam khutbah
hukumnya wajib.
Nasihat atau washiyat yang menjadi rukun intinya sekedar menyampaikan pesan
untuk taat kepada Allah SWT dan sejenisnya. Atau setidaknya untuk menjauhi
larangan-larangan dari Allah SWT. Misalnya seperti lafadz berikut ini :
Doa atau pemohonan ampun untuk umat Islam dijadikan rukun yang harus
disampaikan dalam khutbah Jum'at menurut mazhab As-Syafi'iyah. Minimal sekedar
membaca lafadz:
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات
Artinya:"Ya Allah ampunilah orang-orang muslim dan muslimah
2. Syarat Khutbah
a. Khatib berdiri pada dua khutbah dan kedua khutbah dipisah dengan duduk.
صلى يخطب خطبتين يقعد بينهما (رواه البخاري) كان اللى هللا عليه وسلم
Artinya : Nabi SAW melakukan dua khutbah dan duduk di antara keduanya.
(HR. Bukhari no. 928).26 Juga dari Ibnu 'Umar RA, ia berkata:
) كما تفعلون اآلن (رواه البخاري و مسلم, يخطب قائما ثم يقعد ثم يقوم:كان النبي صلى هللا عليه وسلم
Artinya: Nabi SAW biasa berkhutbah sambil berdiri kemudian duduk lalu beliau
berdiri kembali. Itulah seperti yang kalian lakukan saat ini. (HR. Bukhari no. 920 dan
Muslim no. 862).
b. Pelaksanaan Khutbah
Khutbah Jum'at dilaksanakan sebelum shalat Jum'at. Khutbah Jum'at ini terdiri dari
dua khutbah dengan diantara duduk sebentar diantara kedua khutbah tersebut.
ويذكر الناس، كانت عن وسلم خطبتان يجلس بينهما يقرأ القرآن: قال،صلى هللا عليه للنبي جابر بن سمرة
Artinya: Dari Jabir bin samuroh berkata: Nabi berkhutbah dua kali, duduk diantara
kedua khutbah, membaca Al-Quran dan memberi peringatan kepada manusia. (HR.
Bukhari dan Muslim)
C. Metode Khutbah
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang berarti cara atau
jalan. Jadi, Metode khutbah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah
secara efektif dan efisien. Dalam rangka dakwah Islamiyah agar masyarakat dapat
menerima dakwah dengan lapang dada, tulus, dan ikhlas maka penyampaian khutbah
harus melihat situasi kondisi objek dakwah. Teknik pidato dalam khutbah Jum'at
sudah dicontohkan Rasulullah SAW, baik dari segi tema, durasi maupun gaya. Di
berbagai literatur kita bisa menemukan adab atau tata cara khutbah Rasulullah SAW
dan nasehat para ulama sebagai berikut :
واشتد غضبه، وعال صوته، گان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا خطب إحمرت عيناه
) (رواه مسلم...حتى كأنه منذر جيش
Artinya: Bila sedang berkhutbah, Rasulullah SAW memerah kedua matanya, suaranya
keras dan kemarahan beliau memuncak, seakan-akan beliau sedang memperingatkan
pasukan (dari musuh)...(HR. Muslim No.867).
Artinya: Rasulullah SAW tidak berbicara secepat kalian. Beliau berbicara dengan
perkataan yang jelas dan terang. Orang yang duduk bersama beliau bisa
menghafalnya. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ahmad)
Artinya: Sesungguhnya shalat yang lama dan khutbah pendek merupakan pertanda
keilmuan khatib. (HR. Muslim no. 869)29 yang
إن طول صالة الرجل وقصر لخطبته مينة من فقهه فأطيلوا الصالة واقصروا الخطبة وإن من البيان سخرا
D. Jenis-Jenis Khutbah
Khutbah nan berisi nilai-nilai keagamaan memiliki beberapa jenis nan disesuaikan
dengan kondisi dan keadaannya. Dalam Islam, khutbah terdapat enam jenis, di
antaranya ialah khutbah Jumat, khutbah Idain, yaitu khutbah Idul Fitri, khutbah Idul
Adha, khutbah Istisqa, khutbah gerhana dan khutbah nikah.
1. Khutbah Jumat
Khutbah Jumat sebagaimana namanya maka dilakukan pada hari Jumat ketika
dilaksanakannya salat Jumat. Salat dan khutbah Jumat merupakan satu kesatuan dan
khutbah Jumat ialah salah satu rukun dalam salat Jumat.
Khutbah Jumat dilaksanakan sebelum salat Jumat. Ketika azan Zuhur berkumandang,
maka khatib naik ke mimbar buat melaksanakan khutbah Jumat. Khutbah pertama
dilakukan khatib dengan berdiri kemudian Khatib duduk sebentar di antara dua
khutbah. Dilanjutkan ke khutbah kedua. Setelah selesai khutbah, Khatib kemudian
turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat buat melaksanakan
salat Jumat.
Khutbah Jumat pada intinya berisi nasihat-nasihat bagi umat Islam. Khutbah Jumat
biasanya diisi dengan pujian-pujian buat Allah, doa bagi umat Islam, janji dan
ancaman Allah dan Rasul-Nya, dan semua nan dapat memotivasi melakukan ketaatan
atau mencegah dari kemaksiatan.
Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha dilakukan setelah selesai salat. Idul Fitri merupakan
hari kemenangan bagi umat Islam nan jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender
Hijriyah setelah sebelumnya, yaitu di bulan Ramadhan melaksanakan puasa sebulan
penuh.
Biasanya dalam khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah, tentang makna
kesucian diri, tentang nilai-nilai ketakwaan diri, atau tentang kewajiban
bersilaturahmi. Sementara itu, Idul Adha merupakan hari raya kedua umat Islam
sebagai bentuk penghormatan bagi mereka nan melaksanakan ibadah haji nan jatuh
pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah.
Pada hari Idul Adha, terjadi peristiwa kurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pada hari
itu pula para jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. Materi nan biasa dijelaskan
dalam khutbah Idul Adha di antaranya mengenai hukum-hukum dan makna
berkurban, kegunaan sosial dari berkurban, atau tentang pengorbanan Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail dalam ketaatannya menjalankan perintah Allah.
3. Khutbah Istisqa
Khutbah Istisqa dilakukan setelah salat Istisqa dilaksanakan. Salat Istisqa sendiri ialah
salat sunah berjamaah nan dilakukan buat meminta hujan. Tiga hari sebelum salat
Istisqa dilaksanakan, seorang pemimpin seperti ulama atau aparat pemerintah terlebih
dahulu menyeru kepada masyarakat buat beribadah dan bertaubat.
Salat istisqa dilaksanakan dalam dua rakaat kemudian dilanjutkan dengan aplikasi
khutbah sebanyak dua kali oleh seorang khatib. Khutbah dalam salat Istisqa memiliki
karakteristik tertentu, seperti khatib disunahkan memakai selendang.
Pada khutbah pertama, khatib hendaknya membaca istigfar 9 kali sedangkan pada
khutbah kedua 7 kali. Isi khutbah hendaknya berisi tentang ajakan buat bertobat dan
memohon kepada Allah agar doa dikabulkan. Pada khutbah kedua khatib berpaling ke
arah kiblat (membelakangi makmum) dan berdoa bersama-sama. Pada saat berdoa,
hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
4. Khutbah Gerhana
Khutbah gerhana dilakukan setelah salat gerhana, baik itu gerhana bulan maupun
gerhana matahari. Salat gerhana sendiri ialah salat sunah nan dilakukan ketika
terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan dengan tata cara dan gerakan tertentu.
Setelah melaksanakan salat gerhana kemudian dilanjutkan dengan khutbah. Hal
tersebut sinkron dengan perkataan Rasulullah nan diriwayatkan oleh Aisyah, ia
berkata: " Sesungguhnya Nabi Muhammad saw, ketika selesai shalat, dia berdiri
menghadap manusia lalu berkhutbah ."
Isi dari khutbah gerhana biasanya mengenai tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran
Allah sebagai pemilik alam semesta dan seluruh isinya.
5. Khutbah Nikah
Khutbah merupakan penyampaian ajaran agama nan dilakukan oleh seorang khatib.
Sebelum melaksanakan khutbah, hendaknya seorang khatib harus memiliki kesiapan
baik persiapan fisik maupun materi agar khatib menguasai materi nan akan
disampaikan. Jika diperlukan, seorang khatib dapat melakukan latihan terlebih dahulu
sebelum melaksanakan khutbahnya.
KESIMPULAN
Khutbah merupakan bentuk kegiatan ibadah yang dilaksanakkan clan diikuti oleb
umat Islam setiap minggu (hari Jum'at) clan dua kali dalam setahun (Idul Fitri, Idul
Adha) serta (mungkin) bebernpa kali secara insidentil (shalat Kusuf, Khusuf, Istisqa).
Khutbah dilaksanakan dengan cara menyampaikan nasi.hat, informasi, ajakan,
peringatan melalui lisan oleh Khatib (yang menyampaikan khutbah) kepada jama'ah
pada kegiatan ibaclah tersebut. Karena sifatnya yang rutin ini (terutama khutbah
Jum'at), maka khutbah sangat penting clan potensial untuk dijadikan sarana clakwah
(terutama clakwah bil lisan) bagi pembinaan clan peningkatan kwalitas umat, di
samping kedudukannya sebagai bentuk ibaclah rnahdloh.
SARAN