Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ILMU DAKWAH
Tentang
“DASAR, TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP DAKWAH”

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Heri Rifhan Halili, M.Pd.I

DISUSUN OLEH
Zeinul Arifin

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Dasar, tujuan dan prinsip-prinsip dakwah”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Ilmu Dakwah yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Probolinggo, 30 November 2021

Penulis,

DAFTAR ISIY

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1


B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

i
A. Kewajiban Dakwah.........................................................................................3
B. Keutamaan Dakwah........................................................................................4
C. Tujuan dan Fungsi Dakwah............................................................................6
D. Faktor-faktor Keberhasilan Dakwah...............................................................9
E. Prinsip-prinsip Dakwah....................................................................................11
F. Dakwah sebagai Kebutuhan Masyarakat..........................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................13

A. KESIMPULAN.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan satu-satunya ajaran agama yang hakekatnya adalah


untuk keselamatan umat manusia. Hal ini dibuktikan dalam konteks ajarannya
yang mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat
universal, tidak hanya dikhususkan kepada umat Islam, sebaliknya dapat
meletakkan dasar-dasar dan pola hidup yang tepat untuk dilaksanakan oleh
segenap umat manusia.

Berbicara tentang dakwah, kita sebagai ummat muslim


diharuskan Memahami esensi dari makna dakwah itu sendiri, kegiatan dakwah
sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi islam terhadap berbagai
masalah dalam kehidupan, Inilah yang membuat kegiatan atau aktivitas dakwah
boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan
untuk menyebarkan nilai-nilai islam.Oleh karena itu aktivitas dakwah memang
harus berangkat dari kesadaran pribadi yang dilakukan oleh orang per orang
dengan kemampuan minimal dari siapa saja yang dapat melakukan dakwah.

Begitu sempurnanya agama islam, karna semua telah diatur dan


tersurat dalam Al quran dan hadits. Perihal dakwah sudah tentu didasarkan pada
al quran dan hadits dan rujukan rujukan yang lain, karna itu perlunya kami untuk
menjelaskan dasar dan tujuan dari dakwah itu sendiri, guna terpahami hakikat
dakwah bagi semua kalangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Bagaimana Kewajiban Dakwah?


2. Apa saja keutamaan dakwah?

1
3. Apa tujuan dan fungsi dakwah?
4. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan dakwah?
5. Apa saja prinsip-prinsip dakwah?
6. Bagaimana dakwah sebagai kebutuhan masyarakat?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui bagaimana kewajiban dakwah


2. Mengetahui apa saja keutamaan dakwah
3. Mengetahui tujuan dan fungsi dakwah
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dakwah
5. Mengetahui prinsip-prinsip dakwah
6. Mengetahui bagaimana dakwah menjadi kebutuhan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewajiban Dakwah

Para ulama ternyata berbeda pendapat dalam menetapkan hukum


menyampaikan dakwah. Sebagian ulama menetapkan dakwah sebagai fardlu
kifayah (kewajiban kolektif). Sebagian ulama lain menetapkannya sebagai fardlu
a’in.

Mereka sama-sama mengacu pada surat Ali Imran ayat 104. Sebagaimana
firman Allah: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran [3]: 104).

Kata minkum dalam ayat tersebut dianggap mengandung pengertian


tab’id (bagian), sehingga hukum dakwah menjadi fardlu kifayah. Akan tetapi,
sebagian ulama lain justru menganggapnya sebagai za’aidah (tambahan),
sehingga hukumnya menjadi fardlu ‘ain. Secara lahiriah, kedua makna ini saling
bertentangan, namun pada hakikatnya keduanya justru saling melengkapi, di
mana makna al-bayan tidak menolak adanya spesialisasi sebagian para kaum
muslimin untuk berdakwah.

Nabi Muhammad pernah bersabda: “Sampaikanlah dariku meskipun


hanya satu ayat ….” (H.R. Tirmidzi).

Hadis tersebut menjadi landasan kewajiban setiap orang Islam, laki-laki


maupun perempuan, untuk berdakwah. Tidak ada alasan untuk tidak menunaikan
kewajiban dakwah. Hal ini tampak dari perintah untuk menyampaikan (dakwah)
meskipun satu ayat. Berdakwah bukan kewajiban yang diperintahkan oleh para
ulama, kiai, atau oleh siapa pun. Akan tetapi merupakan perintah dari Allah dan
utusan-Nya, secara langsung kepada setiap individu muslim.

3
Di surat lain Allah pun berfirman: “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian
itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Luqman [31]: 17).

B. Keutamaan Dakwah

1. Dakwah Adalah Tugas Utama Para Rasul


Para Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk melakukan
tugas utama mereka yakni berdakwah. Keutamaan dakwah terletak pada
disandarkannya kerja dakwah ini pada manusia yang paling utama dan mulia
yaitu Rasulullah SAW dan saudara-saudara beliau para nabi dan rasul.
‫ن هللاِ َو َما‬
َ ‫س ْب ٰح‬
ُ ‫ي َو‬ ِ ‫ص ْي َر ٍة أَنَ ْا َو َم‬
ۖ ‫ن اتَّبَ َع ِن‬ ِ َ‫اللهج َع ٰلى ب‬
ِ ‫سبِ ْيلِي أَ ْد ُع ْوا إِلَى‬ َ ‫ُل ٰه ِذ ٖه‬ْ ‫ق‬
)108 : ‫ن (يوسوف‬ َ ‫ش ِركِ ْي‬
ْ ‫م‬ َ ‫أَنَا ِم‬
ُ ‫ن ا ْل‬
Artinya : “katakanlah (Muhammad) : “Inilah jalanku, aku dan orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci
Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik”. (Yusuf [12] : 108)
Ayat diatas menjelaskan jalan Rasulullah SAW dan para pengikut beliau
yakni jalan dakwah. Maka barang siapa yang mengaku sebagai pengikut
beliau SAW, maka dia harus terlibat dalam dakwah sesuai kemampuannya
masing-masing.
2. Dakwah adalah Amal yang terbaik
Dakwah adalah amal yang terbaik, karena dakwah memelihara amal
islami dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara
amal shalih adalah amal dakwah, sehingga dakwah merupakan aktivitas dan
amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa
dakwah ini maka amal shalih tidak akan berlangsung.
‫ن‬ َ ‫حا َّو َقا‬
َ ‫ل إِنَّنِي ِم‬ ً ِ‫صال‬
َ ‫ل‬ ِ ‫ن َد َع ۤا إِلَى هللاِ َو َع‬
َ ‫م‬ َّ ‫ن َق ْواًل ِ ّم‬
ْ ‫م‬ ُ ‫س‬ ْ َ‫ن أ‬
َ ‫ح‬ ْ ‫َو َم‬
)33 : ‫ن (فصلت‬
َ ‫م ْي‬
ِ ِ‫سل‬ ُ ‫ا ْل‬
ْ ‫م‬
Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata “sungguh

4
aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)”. (Fushshilat [41] :
33)
Bagaimana tidak akan menjadi ucapan dan pekerjaan terbaik?
Sementara dakwah adalah pekerjaan makhluk terbaik yakni para nabi dan
rasul.
3. Para Da’i Akan Memperoleh Balasan Yang Besar Dan Berlipat Ganda
Rasulullah SAW bersabda : “sesunguhnya Allah SWT memberi banyak
kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi sampai semut-semut
dilubangnya dan ikan-ikan selalu mendo’akan orang-orang yang
mengajarkan kebaikan kepada orang lain”. (HR.Tirmidzi dari Abu Umamah
al Bahili).
Keagungan balasan bagi orang berdakwah tidak hanya pada besarnya
balasan untuknya tetapi juga karena terus menerusnya ganjaran itu mengalir
kepadanya meskipun ia telah wafat.
4. Dakwah Dapat Menyelamatkan Kita Dari Adzab Allah
Dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi
dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek
dakwah. Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya
dihadapan Allah SWT sehingga ia terhindar dari adzab Allah.
Dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar adalah kontrol sosial yang
harus dilakukan oleh kaum muslimin agar kehidupan ini selalu didominasi
oleh kebaikan. Kebatilan yang mendominasi kehidupan akan menyebabkan
turunnya adzab Allah SWT.
5. Dakwah Adalah Jalan Menuju Khairu Ummah (Umat Terbaik)
Rasulullah SAW berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat
terbaik sepanjang sejarah dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum dan
pembinaan kader secara khusus adalah jalan satu-satunya menuju
terbentuknya khairu ummah seperti yang kita harapkan. Rasulullah SAW
melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan sahabat beliau.

5
Jalan yang ditempuh Rasulullah ini adalah jalan yang harus kita tempuh
juga untuk mengembalikan kejayaan umat. Umat Islam harus memainkan
peran dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam setiap keadaan baik
ketika memperjuangkan terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita
khairu ummah itu telah terwujud.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat)
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah…” (Ali Imron [3] : 110).
Dengan melaksanakan dakwah berarti seorang da’i dengan dakwahnya
sedang menjalani hidupnya dengan kehidupan rabbaniyah yakni kehidupan
yang selalu berorientasi kepada Allah SWT dan kehidupan yang selalu diisi
dengan belajar Al-Quran yang menjadi sumber kebaikan dan mengajarkannya
kepada orang lain.

Dengan selalu berdakwah di jalan Allah SWT, seorang da’i telah menjadikan
hidupnya penuh keberkahan dengan kebaikan yang melimpah dari Allah SWT.

C. Tujuan dan Fungsi Dakwah

1. Tujuan Dakwah
Islam mengatur sedemikian rupa tentang dakwah sebagai perbuatan
mengajak, menyeru, dan memanggil dalam hal kebaikan sesuai Al-Qur’an
dan hadis. Tujuan dakwah dalam Islam yang paling utama adalah
menegakkan amar makruf nahi mungkar agar umat manusia berada di jalan
yang benar dan diridhai Allah SWT.
Untuk tujuan dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya mengajak,
meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam. Wujud dari tujuan
dakwah dalam Islam tak lain agar terwujud kebahagiaan serta kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat. Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu-
berkata, saya mendengar Rasulullahshallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

6
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah
ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah
ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia
merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR.
Muslim).
Masyhur Amin dalam bukunya yang berjudul “Dakwah Islam dan
Pesan Moral” yang terbit tahun 1997 menjelaskan bahwa tujuan dakwah
dalam Islam terbagi menjadi dua dari segi objek dan materinya. Berikut
tujuan dakwah dalam Islam:

a) Tujuan dakwah berdasarkan objeknya


1) Tujuan dakwah perorangan, yaitu bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai
dengan hukum-hukum yang disyari’atkan Allah SWT dan berakhlaq
karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia menjadi
muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai kedua telapak
kakinya,sebagaimana diperintahkan Allah SWT,
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-
Baqarah: 208).
2) Tujuan dakwah untuk keluarga, yaitu bertujuan untuk membentuk
keluarga bahagia, penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota
keluarga. Allah berfirman:
”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum: 21)

7
3) Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk membentuk
masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana ke-islaman. Suatu
masyarakat di mana anggotanya mematuhi peraturan-peraturan yang
telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan dengan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu-membantu,
dan penuh rasa persaudaraan. Nabi Muhammad menggambarkan
Islam sebagai berikut:
“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling
mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai kesamaan
rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu
anggotanya merasa sakit maka seluruh anggota badannya ikut
merasakan tidak tidur dan merasa demam panas.” (HR. Bukhari).
4) Tujuan dakwah untuk umat manusia, yaitu bertujuan untuk
membentuk masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan
ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan ekploitasi,
saling tolong-menolong, dan saling menghormati.
b) Tujuan dakwah berasarkan materi
1) Tujuan dakwah akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang mantap
di setiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran
Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan. Realisasi dari
tujuan dakwah ini ialah bagi orang yang belum beriman agar menjadi
beriman, bagi orang yang imannya karena melalui bukti-bukti nakhli
dan dalil akli, bagi orang yang imannya masih diliputi dengan
keraguan menjadi orang yang imannya mantap sepenuh hati.
2) Tujuan dakwah hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap
hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasi
tujuan dakwah ini ialah orang yang belum melakukan ibadah menjadi
orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi
orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam

8
menjadi orang yang mau mematuhi peraturan dengan kesadarannya
sendiri.
3) Tujuan dakwah akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang
luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat
yang tercela.
2. Fungsi Dakwah
Berdakwah memiliki beberapa fungsi, antara lain :
a) Untuk menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan
masyarakat sehingga meratalah Islam sebagai Rahmatan lil’alamin.
b) Melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi., sehingga
keberlangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi
berikutnya tidak terputus.
c) Meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran, dan
mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani.
d) Menyerukan kepada orang non-muslim untuk masuk Islam.
e) Menyerukan agar orang Islam menegakkan hukum Islam secara total.
f) Menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran yang meliputi
segala kemaksiatan baik yang dilakukan oleh pribadi maupun kelompok.
g) Membentuk individu dan masyarakat yang menjadikan Islam sebagai
pegangan dan pandangan hidup di dalam kehidupannya.

D. Faktor-faktor Keberhasilan Dakwah

1. Da’i
a) Memiliki kemampuan dalam ilmu (khususnya agama)
b) Memiliki akhlak yang baik
c) Pandai bergaul
d) Memiliki persiapan yang cukup
e) Memiliki kemampuan dalam menggunakan media dakwah
2. Mad’u (pendengar)

9
Objek yang jelas untuk terlaksananya dakwah. Wajib hukumnya untuk
seorang da’i mencari tahu kondisi mad’u sebelum ia memberikan tausiyahnya.
Karena dengan mengetahui kondisi mad’u lah da’i akan dapat menentukan
materi serta metode apa yang cocok untuk mad’unya.

3. Materi Dakwah
a) Materi yang disampaikan sesuai dengan objek dakwah
b) Materi yang disampaikan sistematis (sesuai dengan kaidah retorika).
4. Media Dakwah
Media yang dapat digunakan dalam dakwah (majalah, tv, mikrofon dan lain-
lain).
5. Metode Dakwah
Metode dakwah dapat menggunakan metode dakwah dengan baik yang
sesusai kondisi mad’u.
Kerap kali kita mendengar bahwa dakwah humoris, dakwah santai,
merupakan sebuah metode agar menarik mad’u. Faktanya bukan, buat apa
humoris kalau mad’u tidak mengerti, merasa dilecehkan, atas cara da’i
menyampaikan dakwahnya. Maka, dalam al-Qur’an Allah telah berfirman
pada surat An-Nahl ayat 125 yang menyatakan bahwa metode dakwah ada
tiga. yakni:
a) Metode bil hikmah : yakni disampaikan kepada golongan cendekiawan
yang cinta kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang mampu berfikir
secara keritis serta cepat dalam menangkap arti persoalan. Sehingga
mereka harus dipaggil dengan metode bil hikmah yakni, dengan alasan-
alasan, dalil, dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akal mereka.
b) Metode mau’idzah hasanah: yakni disampaikan kepada golongan orang-
orang awam. Mereka adalah orang-orang yang belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi. Mereka dipanggil dengan mau’idzah
hasanah yakni, dengan memberikan kisah-kisah teladan, perumpamaan-

10
perumpamaan yang menyentuh jiwa, dengan anjuran-anjuran serta didikan
baik yang mudah dipahami.
c) Metode mujadallah billati hiya ahsan: yakni disampaikan kepada ahli kitab
dan penganut agama lain. Yaitu berdakwah dengan mujadallah
(perdebatan) dengan cara yang baik. Perdebatan dengan menggunakan
logika yang benar dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan
umpatan-umpatan. Metode ini mengajak mereka bertukar fikiran, guna
mendorong agar mereka dapat berfikir secara sehat dan dengan cara yang
lebih baik.

E. Prinsip-prinsip Dakwah

Berdakwah membutuhkan strategi yang tepat, sehingga pesan-pesan


keislaman dapat diterima oleh semua kalangan. Prinsip dakwah sendiri sudah
dijelaskan dalam Alqur’an seperti yang difirmankan Allah SWT:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
(QS An-Nahl: 125).

Dalam bukunya yang berjudul “Ngeshare Pesan-Pesan Tauhid untuk


Negeri di Masa Pandemi” terbitan Al-Fahmu Institute, Ustaz Fahmi Salim
menjelaskan, dalam ayat tersebut terdapat tiga kaidah berdakwah. Yaitu:

1. Dakwah bil hikmah. Artinya, seorang da’i atau penceramah dalam


menyampaikan nasihatnya harus mengetahui tujuan dan mengenal sasaran
dakwahnya. Tidak boleh semua masyarakat disamakan.
2. Dakwah bil mau’izah hasanah. Artinya, dalam memberi nasihat, seorang da’i
harus menggunakan cara-cara yang baik, dimulai dengan memberikan teladan
yang luhur hingga nasihat yang menyejukkan jiwa.

11
3. Dakwah mujadah billati hiya ahsan, yaitu dakwah yang dilakukan dengan
cara bertukar pikiran atau dialog sesuai kondisi masyarakat setempat tanpa
melukai perasaan mereka.

F. Dakwah sebagai Kebutuhan Masyarakat

Kebutuhan manusia kepada dakwah melebihi kebutuhan mereka kepada


makanan. Allah swt menciptakan manusia dengan sempurna (ahsana taqwim).
Dengan dibekali akal dan nafsu untuk menbedakan manusia dengan makhluk
lain. Allah swt telah mengilhamkan kepada manusia jalan yang baik dan jalan
yang fujur (sesat). Karena itulah manusia membutuhkan dakwah (nasihat orang
lain) agar tidak futur dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt karena
perintah Allah swt itu banyak dan berat sehingga manusia membutuhkan teman
atau jama’ah yang saling mengingkan diantara mereka, begitu juga pada
hakikatnya nafsu manusia itu menyukai (condong) kepada hal-hal yang dilarang.

Manusia terdiri dari tubuh, akal dan hati. Tubuh membutuhkan makanan
untuk bisa tegak dan menjalankan aktivitas. Adapun akal harus dimanfaatkan
dengan banyak berfikir dan mentadabburi alam semesta ini. Dan hati lebih dari
itu semua , karena hati ini tempat dimana Allah memberikan hidayah dan cahaya
kepada manusia. Karena itu hati membutuhkan siraman dakwah sehingga
tumbuh subur iman (hidayah ) Allah swt. tanpa siraman dakwah, hati akan
mengeras dan mati. Sungguh indah ketika Allah menggambarkan bagaimana
kerasnya hati , firman Allah swt:

“kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-
sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah
mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh,
karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang
kamu kerjakan.” (Qs. Albaqoroh :74)

12
Dari ayat diatas jelas bahwa ketika hati manusia menjadi keras, maka ia
tidak akan menerima kebenaran dan senantiaasa menjauhi kebenaran tersebut,
naudzubillah min dzalik.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dakwah sebagai suatu usaha untuk mengajak. menyeru, dan


memengaruhi manusia agar selalu berpegang teguh pada ajaran Allah, guna
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha berdakwah tersebut
adalah sebuah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslihat, sehingga dasar
bedakwah dapat dibagi menjadi dua. yakni dasar keagamaan ( meliputi AI-
Qur'an dan Al-Hadits) dan dasar kemasyarakatan atau kenegaraan.

Terdapat bermacam-macam tujuan dakwah jika ditinjau dari berbagai segi


maupun aspek. Akan tetapi berdasarkan berbagai literatur. disebutkan bahwa
tema sentral dakwah adalah Islam Maka dapat disimpulkan bahwa sebenamya
tujuan dakwah tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri, dengan menekankan
bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku
manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman
dan Islam seseorang. Jadi, tujuan tertinggi dari usaha berdakwah hanya semata
mata mengharap dan mencari Ridlo Allah SWT.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://minanews.net/dakwah/ (diakses tanggal 30 November 2021 pukul 19.41 WIB)


https://hot.liputan6.com/read/4593015/7-tujuan-dakwah-dalam-islam-lengkap-
macam-macam-dan-pengertiannya (diakses tanggal 30 November 2021 pukul
19.45 WIB)
https://www.republika.co.id/berita/qzubku430/tiga-prinsip-dakwah-dalam-alquran
(diakses tanggal 30 November 2021 pukul 19.47 WIB)
https://jatengdaily.com/2021/kewajiban-berdakwah-setiap-muslim/ (diakses tanggal
30 November 2021 pukul 19.54 WIB)
https://redaksimanahij.blogspot.com/2017/11/makalah-dasar-dan-tujuan-dakwah.html
(diakses tanggal 30 November 2021 pukul 19.59 WIB)
https://www.nursaidr.com/2013/06/faktor-pendukung-kesuksesan-dakwah.html
(diakses tanggal 30 November 2021 pukul 20.13 WIB)
http://emmarachmatika.blogspot.com/2013/06/kebutuhan-manusia-terhadap-
dakwah.html (diakses tanggal 30 November 2021 pukul 20.17 WIB)

14

Anda mungkin juga menyukai