Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU DAKWAH

“Materi Dakwah”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Abdullah, M.Si.

Disusun Oleh :

Ketua : Ronauli Dania Siagian (0102202074)

Sekretaris : Anggun Sri Cahayati (0102202013)

Anggota : - Dinda Alisya Zahra (0102202059)

- Hesti Sasmitha (0102202055)

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Materi Dakwah”
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah
terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur alhamdulillah karena dapat menyiapkan makalah


ini yang menjadi tugas Ilmu Dakwah. Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pengerjaan
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca terutama pada penulis tersebut, Aamiin.

Medan, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I MATERI DAKWAH ............................................................................... 1

A. Pengertian Materi Dakwah .................................................................... 1

BAB II SUMBER MATERI DAKWAH DAN PEMBIDAANGAN MATERI


DAKWAH ............................................................................................... 2

A. Sumber Materi Dakwah .......................................................................... 2

B. Macam-Macam Materi Dakwah ............................................................. 2

BAB III PERSIAPAN MATERI DAKWAH .................................................... 6

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................................9

B. Saran ..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I

MATERI DAKWAH

A. Pengertian Materi Dakwah


Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya
untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia
sebagai rahmat bagi seluruh alam. Kemajuan iptek telah membawa banyak
perubahan bagi masyarakat, baik cara berfikir, sikap, tingkah laku. Segala
Persoalan kemasyarakatan yang semakin rumit dan kompleks yang dihadapi
oleh umat manusia adalah merupakan masalah yang harus dihadapi dan diatasi
oleh para pendukung dan pelaksana dakwah. Karena tujuan utama dakwah
adalah untuk mengajak mad’u (obyek dakwah) kejalan yang benar yang
diridhai Allah. Maka materi dakwah harus bersumber dari sumber pokok
ajaran Islam, yakni Al-Quran dan Al-hadist.
Namun karena luasnya materi dari kedua sumber tersebut, maka perlu
adanya pembatasan yang disesuaikan dengan kondisi mad’u. Maddah atau
materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada
mad’u. Sumber utamanya adalah Al-Quran dan benar yang diridhai Allah.
Maka materi dakwah harus bersumber dari sumber pokok ajaran Islam, yakni
Al-Quran dan Al-Hadist. Namun karena luasnya materi dari kedua sumber
tersebut, maka perlu adanya pembatasan yang disesuaikan dengan kondisi
mad‟u. Maddah atau materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang
disampaikan da‟i kepada mad‟u. Sumber utamanya adalah Al-Qur’an.

1
BAB II

SUMBER MATERI DAKWAH DAN PEMBIDANGAN MATERI


DAKWAH

A. Sumber Materi Dakwah

Keseluruhan materi dakwah, pada hakikatnya bersumber dari dua


sumber, yaitu : Al-Qur’an dan al-Hadits. Menurut Hasby al-Shiddiqiy, Al-
Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan
atau di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan
suatu ibadah. Sedangkan Al-Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SA, baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan
(taqrir), dan sebagainya1.

Secara khusus, Al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab yang


diturunkan kepada Muhammad SAW. Dan sebutan Al-Qur’an tidak terbatas
pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian bagian ayat
ayatnya juga di nisbahkan kepadanya. Maka jika mendengar satu ayat Al-
Qur’an dibaca misalnya, maka dibenarkan mengatakan bahwa si pembaca itu
membaca Al-Qur’an.2

B. Macam-Macam Materi Dakwah


Secara umum, materi dakwah diklasifikasikan menjadi empat masalah
pokok, yaitu :
a. Masalah Aqidah (keimanan)
Aspek akidah adalah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia.
Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam
adalah masalah aqidah atau keimanan. Ciri-ciri yang membedakan aqidah
dengan kepercayaan agama lain, yaitu:

1
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir, (Jakarta : Bulan
Binatang, 1972). Hal 17.
2
Syaikh Manna, Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta : Pustaka Al-Kausar,
2011, cet ke-6). Hal 16.

2
1. Keterbukaan melalui persaksian (syahadat).
2. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah
adalah Tuhan seluruh alam.
3. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal perbuatan.
Orang yang memiliki iman yang benar (hakiki) akan cenderung
untuk berbuat baik dan akan menjauhi perbuatan jahat, karena
perbuatan jahat akan berkonsekuensi pada hal-hal yang buruk. Iman
inilah yang berkaitan dengan dakwah Islam dimana amar maruf nahi
mungkar dikembangkan yang kemudian menjadi tujuan utama dari
suatu proses dakwah.3
b. Masalah Syariah
Materi dakwah yang bersifat syari’ah ini sangat luas dan mengikat
seluruh umat Islam. Disamping mengandung dan mencakup kemaslahatan
sosial dan moral, materi dakwah ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang benar dan kejadian secara cermat terhadap hujjah atau
dalil-dalil dalam melihat persoalan pembaruan, sehingga umat tidak
terperosok kedalam kejelekan, karena yang diinginkan dalam dakwah
adalah kebaikan.4
c. Masalah Muamalah
Islam merupakan agama yang menekankan urusan muamalah lebih
besar porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah dalam muamalah disini
diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam
rangka mengabdi kepada Allah SWT. Statement ini dapat dipahami
dengan alasan :
1. Dalam Al-Qur’an dan al-Hadits mencakup proporsi terbesar sumber
hukum yang berkaitan dengan urusan muamalah.
2. Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih
besar dari pada ibadah yang bersifat perorangan.

3
H.M. Yunan Yususf, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2006), Hal. 26.
4
Ibid, Hal. 26.

3
3. Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapatkan
ganjaran lebih besar dari pada ibadah sunnah.5
d. Masalah Akhlaq
Secara etimologis, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari
khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabiat.
Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlaq berkaitan dengan
masalah tabiat atau kondisi temperature batin yang mempengaruhi
perilaku manusia.Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlaq dalam
Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan
ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Islam mengajarkan kepada manusia
agar berbuat baik dengan ukuran yang bersumber dari Allah SWT.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang
menjadi sifat Allah SWT, pasti dinilai baik oleh manusia sehingga harus
dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari.6 Ali Yafie menyebutkan lima
pokok materi dakwah, yaitu :
1. Masalah Kehidupan
Kehidupan yang dianugerahkan Allah kepada manusia merupakan
modal dasar yang harus dipergunakan secermat mungkin.Dakwah
memperkenalkan dua jenis kehidupan, yaitu kehidupan di bumi yang
sangat terbatas ruang dan waktu. Dan kehidupan akhirat yang terbatas
dan kekal abadi sifatnya.
2. Masalah Manusia
Bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai hak hidup,hak
memilki, hak berketurunan hak berfikir sehat, dan hak menganut
keyakinan yang di imani. Serta diberi kehormatan untuk mengemban
penegasan Allah yang mencakup:
1) Pengenalan yang benar dan pengabdian yang tulus kepada Allah.
2) Pemeliharaan dan pengembangan dirinya dalam perilaku dan
perangai yang luhur.

5
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, Hal. 27.
6
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah, Hal. 28.

4
3) Memelihara hubungan yang baik, yang damai, dan rukun dengan
lingkungannya.
3. Masalah Harta Benda
Masalah benda (mal) yang merupakan perlambang kehidupan.
Maksudnya disini tidak akan dibenci dan hasrat untuk memilikinya
tidak dimatikan dan tidak dibekukan. Akan tetapi ia
hanya dijinakkan dengan ajaran qona’ah dan dengan ajaran cinta
sesama dan kemasyarakatan, yaitu ajaran infaq (pengeluaran dan
pemanfaatan) harta benda bagi kemaslahatan diri dan masyarakat.7
4. Masalah Ilmu Pengetahuan
Dakwah menerangkan tentang pentingya ilmu pengetahuan,sebab
ilmu pengetahuan adalah hak semua manusia islam menetapkan tiga
jalur ilmu pengetahuan:
1) Mengenal tulisan dan membaca
2) Penalaran dalam penelitian atas rahasia-rahasia alam
3) Pengambaran di bumi seperti study tour dan ekspedisi ilmiah.
5. Masalah Aqidah
Keempat pokok yang menjadi amteri dakwah di atas harus
berpangkal pada akidah islamiah. Akidah mengikat kalbu manusia dan
menguasai batinnya. Akidah inilah yang membentuk moral (akhlak)
manusia. Dengan iman yang kukuh akan lahir keteguhan dan
pengorbanan yang akan selalu menyertai setiap langkah dakwah.8
Bertolak dari materi yang disampaikan itu kegiatan dakwah dalam
bentuk implementatif mudah dilaksanakan sebagai realisasi
pengalamannya.9

7
Ali Yafie, Dakwah dalam Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta : Wijaya, 1999). Hal. 17.
8
Ali Yafie, Dakwah dalam Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta : Makalah Seminar, 1992), Hal. 10.
9
RB. Khatib Pahlawan Kayo, Manajemen Dakwah : Dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah
Profesional, (Jakarta : Amzah, 2007), Hal. 53.

5
BAB III

PERSIAPAN MATERI DAKWAH

Dalam mempersiapkan materi dakwah perlu diperhatikan dua hal penting.


Pertama menyangkut sifat pesan dakwah, kedua menyangkut cara
mengembangkan pesan dakwah. Untuk hal yang pertama perlu memperhatikan
hal-hal berikut ini.

1. Hendaklah pesan dakwah harus bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis, baik
bersifat langsung mau pun tidak langsung. Ketika mengutip Al-Qur’an, maka
minimal harus menyebutkan nama surah, nomor ayat dan terjemahannya.
Lebih baik lagi jika dapat menjelaskan asbabun nuzul, penafsiran ayat
menurut para pakar atau musafir. Hadis sebagai materi dakwah atau dalil yang
digunakan, harus menyebutkan minimal matan hadis, dalam bahasa Arab dan
perawi hadis. Lebih baik jika dapat menjelaskan tentang status hadis. Hadis
yang dijadikan dalil adalah sahih, terutama yang berkaitan dengan hukum.
2. Hendaknya pesan dakwah mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat,
minimal dapat mengurangi beban yang sedang mereka hadapi serta dapat
memberikan jalan keluar dari problematika kehidupan. Pada sisi lain dapat
memperkokoh sikap hidup yang islami. Untuk dapat melakukan hal ini, dia
harus mengenal mad’uw nya dengan baik dan memiliki kepekaan yang tinggi.
Pengenalan terhadap mad’uw secara baik akan memungkinkan dai memilih
dan menyampaikan materi dakwah dengan tepat dan relevan. Selanjutnya
berusaha menghindari istilah “senyum kepada orang buta dan berbisik kepada
orang tuli”. Istilah tersebut mengindikasikan bahwa materi dakwah yang
disampaikan tidak tepat sasaran.10
3. Hendaknya materi dakwah disajikan dalam porsi yang seimbang antara tauhid,
ibadah, akhlak dan muamalah, disamping perlu juga adanya skala prioritas.

10
Abdullah, Ilmu Dakwah Kajian Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Aplikasi Dakwah,
(Depok), Hlm. 123.

6
Selain itu, materi dakwah perlu juga memperkenalkan konsep keseimbangan
dalam islam.
4. Hendaknya materi dakwah harus mampu membentuk watak dan tingkah laku
individu dan masyarakat sesuai dengan tuntutan ajaran islam. Hal ini berkaitan
erat dengan metode penyampaian dakwah. Diharapkan dalam penyajian materi
dakwah dapat menyentuh tiga ranah sekaligus, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorif.

Ada pun hal yang berkaitan dengan pengembangan materi dakwah ,dai
harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Materi dakwah harus dapat menyempurnakan nilai dari sistem sosial sehingga
diharapkan mad’uw dapat mengembangkan atau mendakwahkan kepada pihak
lain. Dalam kontek sini yang diharapkan dakwah berproses secara siklus
bukan linier. Artinya mad’uw diharapkan pada satu saat berproses menjadi
dai. Dengan demikian aktivitas dakwah dipandang berhasil, karena bersifat
produktif bukan konsumtif.
2. Materi dakwah harus dapat membangkitkan kreativitas mad’uw untuk
mendalami ajaran islam secara mandiri.Sebuah ungkapan terkait dengan ini
patut diperhatikan: “sebaik-baik perubahan berasal dari kesadaran diri”.
Dakwah pada hakekatnya sebagai agen perubahan, yaitu mengubah
masyarakat kearah yang lebih baik.
3. Evaluasi secara berkala baik bersifat langsung atau tidak langsung terhadap
aktivitas dakwah. Dakwah sering digugat dan dipandang tidak signifikan
untuk perubahan masyarakat.Ungkapan yang sering terdengar: “Dakwah ada
di mana-mana dan maksiat juga ada di man-mana”. Meski pun ungkapan
tersebut tidak seluruhnya benar, namun hal itu mengindikasikan dakwah perlu
evaluasi. Siapa yang harus mengevaluasinya, yaitu dai, lembaga dakwah,
masyarakat dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Hasil evaluasi terhadap
harakah dakwah selama ini diharapkan menjadi dasar bagi pihak-pihak
tersebut diatas untuk melakukan perubahan terhadap materi dan metode
dakwah.

7
4. Perlu dijalin hubungan yang baik secara terus-menerus antara dai dan mad’uw.
Dai harus memosisiskan mad’uw sebagai mitra sejati dakwah. Oleh sebab itu,
dai harus mengenal mad’uw secara pribadi tentang kelebihan dan kekurangan
masing-masing orang. Kelebihan setiap orang harus dimanfaatkan untuk
mendukung harakal dakwah. Sedangkan kekurangannya perlu diantisipasi atau
diminimalisir melalui perencanaan materi dakwah.

Perencanaan dan penentuan materi dakwah, secara parsial adalah dengan


memerhatikan teori kebutuhan (need). Materi dakwah harus dibedakan
berdasarkan bentuk kegiatan dakwah. Kegiatan dakwah seperti tablig akbar dan
sejenisnya, maka materi dakwah bersifat umum berdasarkan heterogenitas
mad’uw. Sementara jika kegiatan dakwah dilakukan terhadap kelompok tertentu
masyarakat, seperti majelis taklim secara terjadwal, maka harus pula dilakukan
berdasarkan masukan dari jamaah.

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keseluruhan materi dakwah, pada hakikatnya bersumber dari dua
sumber, yaitu : Al-Qur’an dan al-Hadits. Materi dakwah diklasifikasikan
menjadi empat masalah pokok, yang pertama, Masalah Aqidah (keimanan),
Aspek akidah adalah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia. Kedua,
Masalah Syariah, memberikan gambaran yang benar dan kejadian secara
cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat persoalan pembaruan,
sehingga umat tidak terperosok kedalam kejelekan, karena yang diinginkan
dalam dakwah adalah kebaikan.
Ketiga, Masalah Muamalah, Ibadah dalam muamalah disini diartikan
sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka
mengabdi kepada Allah SWT. Keempat, Masalah Akhlaq yakni apa saja yang
menjadi sifat Allah SWT, pasti dinilai baik oleh manusia sehingga harus
dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari.
Dalam mempersiapkan materi dakwah perlu diperhatikan dua hal
penting. Pertama menyangkut sifat pesan dakwah, kedua menyangkut cara
mengembangkan pesan dakwah.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyampaian maupun penulisan kalimat. Oleh karena itu,
kami sebagai penulis makalah ini meminta kritik dan saran sehingga
kedepannya kami dapat menulis makalah ini dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Ilmu Dakwah Kajian Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan


Aplikasi Dakwah. Depok.

Al-Qaththan, Syaikh Manna. 2011. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta :


Pustaka Al-Kausar.

Hasbi T.M. Ash-Shiddieqy. 1972. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-


Quran/Tafsir. Jakarta : Bulan Binatang.

Pahlawan Khatib Kayo. 2007. Manajemen Dakwah : Dari Dakwah


Konvensional Menuju Dakwah Profesional. Jakarta : Amzah.

Yafie, Ali. 1999. Dakwah dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Jakarta : Wijaya.

Yunan Yususf, H.M. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta : Kencana.

10

Anda mungkin juga menyukai