Anda di halaman 1dari 20

PRANATA SOSIAL TENTANG DAKWAH DAN PENDIDIKAN

DALAM ISLAM

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Islam 1

Dosen Pengampu:

Dr. H. M. Yakub, M.A.

Disusun oleh:

Mutyara Nan Shalih (11200510000066)

Anis Pawiyah (11200510000081)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

i
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Studi Islam 1 dengan judul
“Pranata Sosial tentang Dakwah dan Pendidikan dalam Islam”. Dengan
selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Studi Islam 1 yaitu Bapak Dr. H. M. Yakub, M. A. dan begitu pula
kepada semua pihak yang bersangkutan dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Ngawi, 16 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Dakwah dan Pendidikan......................................................................................3

1. Dakwah.............................................................................................................3

2. Pendidikan........................................................................................................4

B. Macam-Macam Bentuk Dakwah........................................................................6

C. Lembaga Pendidikan Islam.................................................................................8

D. Pakar Muslim dalam Bidang Dakwah dan Pendidikan..................................10

BAB IIIPENUTUP.........................................................................................................13

Kesimpulan.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah dan pendidikan adalah dua hal yang berkaitan dan sangat
penting dalam kehidupan, dimana keduanya dapat memberikan manusia
pengetahuan, pemahaman, dan wawasan sebagai bekal untuk kehidupan
yang lebih baik kedepannya. Tanpa kedua hal tersebut, Islam tidak akan
berjaya, bahkan eksistensinya pun dipertahankan oleh dua hal tersebut.
Setelah menerima ayat 1-5 surat al-Alaq yang berbicara tentang
pendidikan, Nabi Muhammad SAW juga diperintahkan untuk melakukan
dakwah yakni mengajak masyarakat untuk mengikuti ajaran yang
dibawanya yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunah. Melalui
kegiatan dakwah, Islam tersebar ke berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu, perlu diketahui segala sesuatu yang berkenaan
dengan dakwah dan pendidikan sehingga kita dapat termotivasi untuk
menjadi penerus dalam mempertahankan wujud Islam melalui dakwah dan
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan dakwah?
2. Apayang dimaksud dengan pendidikan?
3. Apa saja macam-macam bentuk dakwah?
4. Apa saja lembaga-lembaga pendidikan?
5. Siapa saja para pakar muslim dalam bidang dakwah dan pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah yaitu:

1
1. Mengetahui pengertian dakwah
2. Mengetahui pengertian pendidikan
3. Menjelaskan macam-macam bentuk dakwah
4. Menjelaskan lembaga-lembaga pendidikan
5. Menjelaskan siapa saja para pakar muslim dalam bidang dakwah dan
pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Dakwah dan Pendidikan
1. Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, kata dakwah artinya adalah memanggil,
mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon.
Selain kata dakwah, Al-Qur’an juga menyebutkan kata yang
memiliki pengertian yang hampir sama dengan dakwah, yakni kata
tabligh yang berarti penyampaian, dan hayan yang berarti
penjelasan. (Pimay,2006:2)
Sedangkan menurut beberapa ulama ialah Muhammad nuh
(2011:4) menyebutkan dakwah adalah bukan hanya terbatas pada
penjelasan dan penyampaian semata, namun juga meliputi
pembinaan dan takwin (pembentukan) pribadi, keluarga, dan
masyarakat. Thoha Yahya Omar mengartikan dakwah sebagai
usaha mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemashlahatan dan
kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.
b. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan dalam Ahmad
Ghasully adalah membimbing manusia untuk mencapai kebaikan
dalam rangka merealisir kebahagiaan. Sementara itu, Ra’uf Sybaly
mengatakan bahwa tujuan dakwah adalah meng-Esakan Allah
SWT, membuat manusia tunduk kepada-Nya, mendekatkan diri
kepada-Nya dan intropeksi terhadap apa yang telah diperbuat
(Pimay, 2006:9).
c. Materi Dakwah
Keseluruhan ajaran Islam yang ada di Kitabullah maupun
Sunnah Rasul-Nya, yang pada pokoknya mengandung prinsip yaitu

3
akidah, akhlak, politik, sejarah, ekonomi, kenegaraan, kebangsaan,
dan masih banyak yang lainnya.

2. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya melelui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian.
Pengertian pendidikan menurut bahasa:
 Tarbiyah
Al-tarbiyah berarti proses menumbuhkan dan
mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan
spiritual) yang terdapat pada peserta didik, sehingga dapat
tumbuh dan terbina dengan optimal, melalui cara memelihara,
mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya secara
terencana, sistematis, dan berkelanjutan. Dengan demikian,
pada kata al-tarbiyah tersebut mengandung cakupan tujuan
pendidikan, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi,
dan proses pendidikan, yaitu memelihara, mengasuh, merawat,
memperbaiki, dan mengaturnya.
 Ta’lim
Kata al-ta’lim atau asal katanya, yaitu ‘allam, yu’allimu,
ta’liman di jumpai dalam Hadis, sebagai berikut: “Pengetahuan
adalah kehidupan Islam dan pilar iman, dan barang siapa yang
mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan pahala ba
ginya, dan barangsiapa yang mengajarkan ilmu dan ia
mengamalkan ilmu yang diajarkannya itu, maka Allah akan
mengajarkan kepadanya sesuatu yang ia belum ketahui.” (HR.
Abu Syaikh) Di dalam Hadis tersebut kata alta’lim
dihubungkan dengan mengajarkan ilmu kepada seseorang, dan

4
orang yang mengajarkan ilmu tersebut akan mendapatkan
pahala dari Tuhan. Selanjutnya, jika ia bukan hanya
mengajarkan ilmu tersebut, melainkan mengamalkannya, maka
ia selain mendapatkan pahala, juga akan memperoleh
pengetahuan dari Allah Swt.
 Tadris
Kata al-tadris berasal dari kata darrasa yudarrisu tadrisan,
yang dapat berarti teaching (pengajaran atau mengajarkan),
instruction (perintah), tution (kuliah, uang kuliah). Selain itu,
kata al-tadris juga berarti baqa’ atsaruha wa baqa alatsar
yaqtadli inmihauhu fi nafsihi, yang artinya: sesuatu yang
pengaruhnya membekas, dan sesuatu yang pengaruhnya
membekas menghendaki adanya perubahan pada diri
seseorang. Intinya, kata al-tadris berarti pengajaran, yakni
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang
selanjutnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan
pada dirinya.
b. Sumber Ilmu Pendidikan Islam
Sumber Ilmu Pendidikan diperlukan, selain untuk
mengarahkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, juga untuk
membingkai seluruh komponen pendidikan, serta menjadi standar
dan tolok ukur dalam mengevaluasi kegiatan pendidikan. Sumber
pendidikan Islam secara umum terbagi dua, pertama ada yang
primer, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kedua ada yang sekunder
yaitu sejarah, pemikiran para sahabat, para filsuf, ‘uruf, dan tradisi
yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah
tersebut.
c. Visi dan Misi Pendidikan Islam
Visi dan misi pendidikan islam bersumber pada visi dan
misi ajaran Islam, karena hakikat pendidikan Islam adalah
memasyarakatkan ajaran Islam agar dipahami, dihayati, dan

5
diamalkan oleh umat manusia, sehingga tercapai kebahagiaan
hidup secara seimbang, dunia, dan akhirat.

B. Macam-Macam Bentuk Dakwah


Setelah mengetahui pengertian mengenai dakwah dalam islam, perlu
diketahui juga bahwa dakwah terbagi menjadi beberapa macam sesuai
dengan keperluan dalam berdakwah. Berikut adalah macam-macam
dakwah:
1. Dakwah Fardiah
Dakwah fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan
seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang
dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi
tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk
kategori dakwah ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran
memberi contoh.1
2. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilaksanakan oleh
seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak
dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang
dipakai biasnya berbentuk khutbah (pidato). Dakwah ini kalau ditinjau
dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang
dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal
dakwah.2
3. Dakwah bil-Lisan
Dakwah bil-lisan adalah dakwah yang secara langsung
disampaikan dalam wujud lisan sehingga ada interaksi yang terjalin
antara pemberi dakwah dengan orang yang mendengarkan dakwah
tersebut. Dengan dakwah lisan atau dakwah langsung, seseorang bisa
langsung mendengarkan dan memahami apa yang telah disampaikan

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah

6
oleh pemberi dakwah, jika ada hal-hal yang belum dipahami, maka
orang tersebut dapat bertanya langsung agar lebih jelas dan mampu
dipahami. Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila disampaikan
berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jum’at atau khutbah hari
Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks
sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
4. Dakwah bil-Haal
Dakwah bil-haal merupakan dakwah yang mengutamakan
perbuatan nyata. Dakwah ini dilaksanakan dengan maksud tidak
hanya membuat pendengar memahami arti yang disampaikan dari
dakwah tersebut, tetapi juga mengaplikasikan berbagai perbuatan yang
dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, orang
yang mendengarkan dakwah tidak hanya memaknai sebuah kebaikan
dan keburukan, tetapi juga mampu melaksanakan nilai-nilai kebaikan
tersebut dan menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan
sehari-harinya. Pada saat pertama kali Rasulullah SAW tiba di kota
Madinah, beliau mencontohkan dakwah bil-haal dengan mendirikan
Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin
dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
5. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti sekarang, pola dakwah bit-tadwin
(dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku,
majalah, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah
sangat penting dan efektif. Keuntungannya dakwah ini tidak akan
musnah meski sang da’i atau penulisnya wafat.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama
adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.
6. Dakwah bil-Hikmah
Dakwah bil-hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara
yang arif bijaksana, yakni melakukan pendekatan sedemikian rupa
sehingga pihak objek dakwah bisa melaksanakan dakwah atas

7
kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun
konflik. Dakwah bil-hikmah merupakan suatu metode pendekatan
komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Mad
1. Rumah (Al-Bait)
Adapun rumah yang pertama sekali digunakan sebagai tempat
belajar yaitu Rumah al-Arqam (Darul Arqam). Di tempat itulah untuk
pertama kali kaum Muslim beserta Rasulullah SAW berkumpul untuk
belajar hukum-hukum dari dasar-dasar agama Islam. Sebenarnya
rumah itu merupakan lembaga pendidikan pertama atau madrasah
yang pertama dalam Islam. Guru yang mengajar di lembaga tersebut
Rasulullah sendiri.
2. Masjid dan Suffah
Masjid berperan sebagai lembaga pendidikan islam, dan karenanya
masjid dapat dikatakan sebagai madrasah yang berukuran besar pada
masa permulaan sejarah islam. Masjid disamping tempat sebagai
shalat, digunakan pula sebagai tempat untuk mendiskusikan dan
mengkaji permasalahan dakwah islamiah pada permulaan
perkembangan islam. Dengan demikian masjid menjadi tempat utama
untuk bersembahyang dan merencanakan dakwah islamiah, dimana
agama islam dapat berdiri tegak sejak awal periode perkembangannya
melalui lembaga pendidikan islam masjid berfungsi menyerupai
lembaga pusat kebudayaan yang digunakan sebagai tempat untuk
mendiskusikan berbagai masalah dan mengkaji masalah sastra dan
kebudayaan serta berbagai bahasa yang beraneka ragam
3. Al-Kuttab, Surau, dan TPA
Menurut Ahmad Syalabi bahwa tumbuhnya Al-Kuttab yang tugas
pokoknya mengajarkan Al-Qur’an dan dasar-dasar agama islam
berawal pada zaman permulaan islam, yaitu pada zaman pemerintahan
Khalifah Abu Bakar A.S. Al-kuttab menunjukkan bahwa islam

8
memberikan perhatian yang besar dan sungguh-sungguh terhadap
pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar. Di surau anak-anak
diajarkan tentang membaca Al-Qur'an, praktik ibadah shalat, dasar-
dasar agama, akidah dan akhlak. Melalui TPA anak-anak dibimbing
untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah, mengucapkan kata-kata dan
kalimat-kalimat huruf arab dan selanjutnya membaca dan menghafal
surat dan ayat-ayat pendek
4. Madrasah
Dalam perkembangan selanjutnya, madrasah sering di pahami
sebagai lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan. Madrasah
sebagai lembaga pendidikan merupakan fenomena yang merata
disuruh negara, baik pada negara-negara islam maupun negara lainnya
yang didalamnya terdapat komunitas islam. Selain terdapat madrasah
diniah yang kurikulumnya terdiri dari mata pelajaran agama: Al-
Qur'an, al-Hadis, Fikih/ Ushul Fiqh, Akidah-akhlak, Sejarah Islam,
dan bahasa Arab, juga terdapat madrasah sebagai sekolah umum yang
berciri khas agama, mulai dari tingkat ibtidaiah hingga aliah.
Madrasah diniah dimaksudkan untuk membangun sikap
keberagamaan dan pemahaman terhadap materi agama yang kuat, dan
hanya berlangsung hingga kelas empat. Adapun madrasah sebagai
sekolah umum yang berciri khas agama dimaksudkan untuk
membangun sikap keberagamaan (religiositas) bagi para pelajar yang
nantinya akan menekuni bidang keahlian sesuai dengan pilihannya
5. Al-Maktabat (Perpustakaan)
Perpustakaan didirikan dengan maksud menyebarluaskan ilmu di
kalangan orang-orang yang kurang mampu dan haus akan ilmu
pengetahuan, sehingga ia merupakan suatu institut agama, sastra, dan
ilmiah. Dilihat dari segi fungsinya, perpustakaan tersebut dapat dibagi
tiga. Pertama, perpustakaan umum; kedua, perpustakaan untuk umum
dan khusus; dan ketiga, perpustakaan khusus.

9
Adapula Al-Zawiyah (tempat berlangsungnya pengajian-pengajian), Al-
Ribath (mendidik para calon sufi atau guru spiritual), Al-Maristan
(tempat penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan islam), Al-
Qushur (pusat pengendali kegiatan pemerintahan), Hawanit Al-Waraqin
(toko buku sebagai tempat kegiatan belajar mengajar), Al-Shalunat al-
Adabiyah (tempat untuk melakukan kegiatan pertunjukan pembacaan dan
pengkajian sastra), Al-Badiyah (tempat mengajarkan bahasa arab asli).

1. K
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia, awal Ramadhan tahun 732 H, dari
keluarga besar berbangga dengan nasab Arabnya yang berasal dari
Hadromaut, Yaman.
Ibnu Khaldun tidak memberikan definisi pendidikan secara jelas,
ia hanya memberikan gambaran-gambaran secara umum, seperti
dikatakan Ibnu Khaldun bahwa “Barangsiapa yang tidak terdidik oleh
orang tuanya, maka akan terdidik oleh zaman, maksudnya barangsiapa
yang tidak memperoleh tata krama yang dibutuhkan sehubungan
pergaulan bersama melalui orang tua mereka yang mencakup guru-
guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari mereka,
maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari peristiwa-
peristiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan
mengajarkannya.”
Ibnu Khaldun memandang bahwa salah satu tujuan pendidikan
adalah memberikan kesempatan kepada akal untuk lebih giat dan
melakukan aktivitas.
2. K.H. Ahmad Dahlan
Kyai Haji Ahmad Dahlan yang pada waktu kecilnya bernama
Muhammad Darwis. Beliau dilahirkan di Kauman, Yogyakarta. Dari
pernikahan Kyai Haji Abu Bakar dengan Siti Aminah pada tahun 1285
H (1868 M). Kyai Haji Abu Bakar adalah khatib di Masjid Agung
Kesultanan Yogyakarta.

10
Menurut K.H Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk
menyelamatkan umat Islam dari pola berpikir yang statis menuju pada
pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan
hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses
pembangunan ummat. Menurut beliau, pendidikan Islam hendaknya
diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi
pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah
ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan
masyarkatnya.
3. K.H. Hasyim Asy’ari
Kyai Haji Hasyim Asy’ari lahir di desa Gedang Jobang, Jawa
Timur. Pada hari Selasa kliwon tanggal 24 Dzulhijjah 1287 H atau
bertepatan tanggal 14 Februari 1871 M.
Tujuan pendidikan yang ideal menurut K.H. Hayim Asy’ari adalah
untuk membentuk masyarakat yang beretika tinggi (Akhlakul
Karimah) rumusan ini secara implisit dapat terbaca dari beberapa
hadits dan pendapat ulama yang dikutipnya.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dakwah dan pendidikan saling berkaitan satu sama lain. Kedua hal
tersebut penting dalam kehidupan. Nabi Muhammad SAW, para sahabat, para
tabi’in dan generasi selanjutnya melaksanakan kegiatan dakwah dengan berbagai
metode, strategi, dan pendekatan yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat
setempat. Kegiatan pendidikan dan dakwah, serta da’i dan guru berjalan
bergandengan tangan. Para da’i berusaha mengajak orang masuk Islam dan
memengaruhi untuk mencintainya, sedangkan pendidik berusaha memberikan
ajaran, wawasan, keterampilan, pengalaman, dan praktik ajaran Islam.

12
Tegur sapa, kritik, dan saran dalam usaha menyempurnakan makalah ini
kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT mengiringi kita semua dengan
taufik dan hidayah-Nya. Aamiin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mahbub, Abbas. 1987. Ushul al Fikri at Tarbawy fi al Islam. Beirut: Dar Ibn
Katsir.
Nata, Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana.
Nata, Abuddin. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
https://majalahpendidikan.com/dakwah-definisi-macam-macam-dan-contoh-
dakwah/
http://www.smaitarrahmahlumajang.sch.id/2019/02/tokoh-tokoh-pendidikan-
islam-dari-masa.html

14

Anda mungkin juga menyukai