[Date] 2
DAFTAR ISI
A.PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
B.KETENTUAN.................................................................................................... 4
A. PENDAHULUAN............................................................................................. 6
B. KETENTUAN UMUM....................................................................................... 6
C. KETENTUAN KHUSUS…………………………..........…………………………. 9
[Date] 3
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TEKNIS & KEUANGAN
TKML 2022
B. KETENTUAN
1. Laporan Pertanggungjawaban Teknis dibuat oleh penerima bantuan
Kegiatan TKM Lanjutan dengan berpedoman pada juknis dan
mekanisme Kegiatan TKM Lanjutan.
2. Dokumen Laporan Pertanggungjawaban Teknis dibuat dalam bentuk
hard copy (print out) yang dijilid rapi, disimpan oleh penerima bantuan
kegiatan TKM Lanjutan untuk keperluan pemeriksaan auditor internal
(Inspektorat Jenderal Kemnaker) maupun eksternal (BPK atau BPKP).
Laporan dalam bentuk file hasil scan diupload ke laman
bizhub.kemnaker.go.id dan media penyimpanan digital lainnya dengan
tautan atau link yang akan ditentukan kemudian.
3. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan adalah 30 (tiga puluh) hari dan
dimulai sejak ditetapkan Surat Keputusan mengenai jangka waktu
pelaksanaan kegiatan TKML TA 2022 yang ditanda tangani oleh Kepala
BBPPK Bandung Barat
[Date] 4
C. OUTLINE LAPORAN TEKNIS TKML 2022
Cover...........................................................................................................
Halaman Pengesahan................................................................................
Bab I. Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, dan Manfaat)
Bab II. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan (Ide Bisnis)
Bab III. Hasil yang telah dicapai
Bab IV. Permasalahan yang Muncul
Bab V. Strategi Pemecahan Masalah
Bab VI. Penutup
Penjelasan :
Bab I. Pendahuluan
Menjelaskan dan menguraikan mengenai latar belakang kegiatan
TKM Lanjutan yang merupakan tahap pengembangan dari TKM
Pemula.
Bab II. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan (Ide Bisnis)
Memuat plan bisnis usaha mulai dari diversifikasi produk, pemasaran,
tenaga kerja dan sebagainya.
Bab III. Hasil yang telah dicapai
Permasalahan atau kendala yang dihadapi TKM Lanjutan pada saat
pengembangan usaha.
Bab IV. Permasalahan yang muncul
Permasalahan atau kendala yang dihadapi TKM Lanjutan pada
pengembangan usaha.
Bab V. Strategi Pemecahan Masalah
Bagaimana memecahkan masalah yang ada pada saat
melaksanakan kegiatan usaha TKM Lanjutan
Bab VI. Penutup
Hal yang disampaikan untuk menutup laporan
[Date] 5
II. MEKANISME PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUANJAWABAN
KEUANGAN
A. PENDAHULUAN
1. Pendanaan bantuan Kegiatan TKM Lanjutan Tahun 2022 berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disalurkan
melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar
Perluasan Kesempatan Kerja (BBPKK) Bandung Barat – Kemnaker
R.I., Oleh karena itu, seluruh tata cara penggunaan, pembayaran dan
pertanggungjawaban anggaran serta penyetoran pajak mengikuti
peraturan dari Kementerian Keuangan R.I.
2. Mekanisme penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan ini
bertujuan untuk memberikan panduan tata cara penggunaan dana,
penatausahaan bukti-bukti pengeluaran, penghitungan dan penyetoran
pajak serta penyusunan laporan pertanggungjawaban secara benar
agar tercapai ketertiban dan kelancaran pelaksanaan
pertanggungjawaban keuangan Kegiatan TKM Lanjutan.
B. KETENTUAN UMUM
1. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Keuangan dibuat oleh penerima
bantuan Kegiatan TKM Lanjutan dengan berpedoman pada juknis dan
mekanisme Kegiatan TKM Lanjutan.
2. Dokumen LPJ Keuangan dibuat dalam bentuk hard copy (print out)
yang dijilid rapi, disimpan oleh penerima bantuan Kegiatan TKM
Lanjutan untuk keperluan pemeriksaan auditor internal (Inspektorat
Jenderal Kemnaker) maupun ekstenal (BPK atau BPKP). Laporan
dalam bentuk file hasil scan diupload ke laman bizhub.kemnaker.go.id
dan media penyimpanan digital lainnya dengan tautan atau link yang
akan ditentukan kemudian.
3. Dana APBN yang disalurkan kepada Penerima Bantuan TKM Lanjutan
adalah berupa Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki
Karakteristik Bantuan Pemerintah (Akun 526312) sebesar
Rp15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
4. Dokumen LPJ Keuangan disusun pada kertas HVS ukuran A4 atau
kwarto (297 x 210 mm) dengan urutan sebagai berikut:
[Date] 6
a. Cover/sampul laporan (minimal memuat nama, jenis usaha dan
asal TKM Lanjutan).
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
c. Pernyataan Bukti-Bukti Pengeluaran Asli Telah Disimpan.
d. Rincian Anggaran Biaya (RAB).
e. Laporan Realisasi Penggunaan Dana.
f. Bukti Pengeluaran/Belanja (Kuitansi, Nota, dll).
g. Rekapitulasi dan Bukti Setor Pajak.
h. Dokumentasi belanja barang (alat dan/atau bahan usaha)
5. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan adalah maksimal 30 (tiga puluh
hari kalender) terhitung sejak diterimanya dana atau sesuai tanggal
SP2D. Apabila terjadi retur SP2D (dana tidak masuk ke rekening
penerima bantuan) maka tanggal BAST akan ditentukan kembali
setelah mendapat persetujuan dari Tim BBPPK.
6. Rincian Anggaran Biaya (RAB) yang dilampirkan pada LPJ Keuangan
ini merupakan RAB yang disusun pada proposal usaha (telah disetujui
oleh tim seleksi), dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Disusun berdasarkan kebutuhan pada kegiatan usahanya dengan
nilai maksimal Rp15.000.000,- (lima belas juta rupiah);
b. Persentase pembiayaan/pengeluaran masing-masing biaya
mengikuti ketentuan penggunaan dan pengalokasian dana bantuan
pada juknis TKM Lanjutan;
c. Pastikan uraian jenis biaya dan penjumlahan nilai RAB benar,
karena bukti pengeluaran harus berpedoman pada RAB;
[Date] 7
7. Ketentuan pengalokasian dana bantuan sesuai juknis TKM Lanjutan
adalah sebagai berikut:
Batasan
No. Uraian Pengeluaran Batasan Pengeluaran
Biaya (Rp.)
Minimal 60%
1 Pembelian peralatan usaha 9.000.000
dari total dana yang diterima
Pembelian bahan usaha
Maksimal 25%
2 (bahan baku atau bahan 3.750.000
dari total dana yang diterima
penunjang usaha)
Biaya produksi (upah pekerja
Maksimal 14%
3 dan/atau sewa bangunan atau 2.100.000
dari total dana yang diterima
tanah)
Pemasaran atau promosi Maksimal 1%
4 150.000
produk dari total dana yang diterima
Khusus pada usaha eceran, retail, toko, dan usaha yang memiliki
peralatan usaha yang cukup dan memadai, maka persentase
pengalokasian dana untuk pembelian peralatan dan bahan usaha
diubah menjadi :
Batasan
No. Uraian Pengeluaran Batasan Pengeluaran
Biaya (Rp.)
Minimal 40%
1 Pembelian peralatan usaha 6.000.000
dari total dana yang diterima
[Date] 8
C. KETENTUAN KHUSUS
1. Penggunaan Dana
a. Dana bantuan Kegiatan TKM Lanjutan dipergunakan untuk
pembelian peralatan usaha, bahan usaha, biaya produksi, dan
biaya pemasaran atau promosi produk dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Peralatan Usaha
a) Dana bantuan TKM Lanjutan tidak diperkenankan
digunakan untuk pembelian kendaraan bermotor;
b) Bahan baku pembuatan kandang ternak, kolam ikan,
kumbung jamur dan kegiatan sejenis dapat dikategorikan
sebagai peralatan usaha, namun tidak termasuk upah
kerja pembuatan bangunan tersebut;
c) Bahan baku pembuatan atau renovasi dapur produksi
berbentuk bangunan dapat dikategorikan sebagai
peralatan usaha sepanjang bangunan tersebut
dipergunakan hanya untuk kegiatan usaha bukan untuk
keperluan rumah tangga atau pribadi. Pada LPJ Keuangan
dilampirkan dokumentasi foto bangunan sebelum dan
setelah dibangun atau direnovasi;
d) Khusus pada jenis usaha kluster pertanian (tanaman,
perikanan, peternakan), pembelian tanaman/ternak/ikan
termasuk pada kategori peralatan usaha;
2) Bahan Usaha
Bahan baku atau bahan penunjang usaha merupakan barang
habis pakai atau barang yang hanya dapat dipergunakan
dalam satu kali pemakaian dan tidak termasuk pembelian
konsumsi berupa makan atau snack;
3) Biaya Produksi
a) Biaya produksi digunakan untuk pembayaran upah pekerja
tetap yang dibayar secara bulanan atau pekerja lepas yang
membantu proses produksi dan/atau pemasaran usaha
serta dibayar secara harian atau mingguan;
[Date] 9
b) Biaya produksi tidak dapat digunakan untuk pembayaran
upah pekerja pada pekerjaan pembuatan kandang,
pembuatan atau renovasi dapur produksi dan pekerjaan
sejenis lainnya;
c) Biaya produksi dapat berupa sewa bangunan atau tanah,
dengan ketentuan biaya sewa digunakan untuk maksimal
1 (satu) bulan penyewaan;
d) Tidak dapat dipergunakan untuk pembayaran tagihan
internet, listrik, telepon, dan air.
4) Biaya Pemasaran atau Promosi Produk
a) Biaya pemasaran atau promosi produk digunakan untuk
pengeluaran seperti pencetakan brosur, poster, spanduk,
x-banner, dan lain-lain termasuk pembelian pulsa atau
paket data;
b) Tidak dapat digunakan untuk ongkos/biaya transportasi
pembelian barang atau promosi produk usaha.
b. Apabila pengeluaran untuk pembelian bahan baku, bahan
penunjang, biaya produksi, dan/atau biaya pemasaran atau
promosi produk tidak dipergunakan atau dipergunakan namun
tidak mencapai batas maksimal maka dana bantuan dapat
dialihkan ke pembelian peralatan usaha;
c. Pembelian barang/jasa harus dilakukan dalam jangka waktu
pelaksanaan kegiatan yaitu sejak diterimanya dana bantuan
sampai dengan paling lambat pada akhir kegiatan sesuai dengan
tanggal Berita Acara Serah Terima.
2. Penatausahaan Bukti Pengeluaran/ Belanja
Penyusunan bukti-bukti pengeluaran atau belanja mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
a. Melampirkan bukti pembayaran asli berupa kuitansi dan bukti
pembelian asli berupa nota, faktur, struk, invoice, atau bukti
pembelian lainnya;
b. Bukti pembayaran berupa kuitansi dengan nilai nominal lebih dari
Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah), dikenakan materai Rp. 10.000,-
[Date] 10
(sepuluh ribu) sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Ayat (1) dalam UU
Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Materai;
c. Bukti kuitansi, nota, faktur, struk, invoice, atau bukti pembelian
lainnya ditandatangani dan dikenakan stempel penyedia
barang/jasa (Toko, dll) serta ditandatangani dan dikenakan
stempel usaha penerima bantuan (bila ada) sebagai bukti telah
dilakukan transaksi pembayaran;
d. Khusus untuk belanja sewa, bukti pembayaran berupa kuitansi
dilengkapi dengan surat perjanjian sewa di atas materai Rp.
10.000,- (sepuluh ribu) dan ditandatangani oleh kedua belah pihak;
e. Bukti pengeluaran upah pekerja adalah berupa tanda terima
pembayaran upah dan dilampirkan fotocopy KTP penerima upah;
f. Tanggal transaksi pada kuitansi dan nota/bukti pembelian harus
sama dengan tanggal pada saat pembelian barang/jasa;
g. Tidak diperbolehkan adanya coretan dan/atau koreksi berupa
penebalan huruf atau angka pada bukti pembelian dan
pembayaran (kuitansi, nota, bon, dll);
h. Bukti yang dilampirkan pada pembelian barang yang dilakukan
secara online melalui aplikasi e-commerce (Shopee, Lazada,
Tokopedia, Blibli, dll) adalah berupa kuitansi dan bukti faktur/nota
pesanan/invoice;
i. Bukti pengeluaran berupa struk dengan bahan dasar thermal paper
(dari toko swalayan, dll) sebaiknya segera digandakan/scan karena
mudah pudar, tidak terbaca dan menyebabkan bukti pengeluaran
menjadi tidak sah;
3. Penyetoran Sisa Dana (Bila Ada)
Apabila sampai dengan batas akhir pelaksanaan kegiatan yaitu pada
tanggal Berita Acara Serah Terima Kegiatan terdapat dana yang tidak
digunakan untuk kegiatan usaha sehingga menjadi saldo/sisa
penggunaan dana, maka penerima bantuan wajib mengembalikan sisa
dana tersebut ke Kas Negara melalui Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) BBPKK Bandung Barat. Penerima bantuan menyampaikan surat
pernyataan pengembalian sisa dana kepada PPK BBPKK yang
memuat jumlah sisa dana dan alasan pengembalian dana (surat
[Date] 11
pernyataan terlampir). Tata cara pengembalian dan penyetoran sisa
dana tersebut akan diatur dalam ketentuan yang akan ditetapkan
kemudian.
4. Perhitungan, Pemungutan/Pemotongan dan Penyetoran Pajak
(akan dijelaskan dibawah)
[Date] 12
III. CONTOH LAPORAN TEKNIS TKML 2022
[Date] 13
[Date] 14
HALAMAN PENGESAHAN
Dewi Purnama
[Date] 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi ekonomi saat ini sedang dalam keadaan krisis, dan krisis ekonomi ini
sangat berpengaruh pada segi kehidupan ekonomi masyarakat, sehingga
masyarakat sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu
banyak pula perusahaan - perusahaan yang berhenti berproduksi karena
perusahaan tersebut juga tidak dapat lagi memproduksi dalam jumlah besar dan
perusahaan banyak yang mengalami gulung tikar sehingga
mengakibatkan penghentian karyawan - karyawan/yang lazim disebut PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja). Akibatnya, angka pengangguran semakin tinggi
dan khususnya di daerah saya sendiri semakin sulit untuk mencari pekerjaan.
Usaha konveksi merupakan usaha yang diminati banyak orang. Orang- orang di
kampung saya banyak belajar menjahit dan beberapa modifikasi dalam berbagai
pakaian. Pakaian jenis kaos, kemeja, celana, jaket, dan pakaian jenis lainnya
diproduksi oleh usaha yang dinamakan konveksi.
[Date] 16
harus diperhatikan supaya usaha makin maju dan berkembang dan juga
menyerap tenaga kerja.
B. Tujuan
Tujuan usaha konveksi ini adalah :
1. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
2. Memperoleh keuntungan dan pemasukan usaha
3. Memperbesar relasi dan usaha konveksi agar dapat dikenal masyarakat luas
4. Dapat memanfaatkan SDM sekitar
5. Mengurangi pengangguran
Tujuan dibuatnya laporan kegiatan TKM Lanjutan TA 2022 adalah :
1. Sebagai bahan pertanggungjawaban penerima bantuan TKM Lanjutan baik
secara teknis maupun keuangan;
2. Untuk melihat bagaimana perkembangan usaha dari wirausaha pemula ke
jenjang lebih lanjut.
C. Manfaat
Manfaat pelaporan kegiatan TKM Lanjutan adalah agar dapat dijadikan referensi
wirausaha-wirausaha untuk memulai bisnis yang sama.
[Date] 17
BAB II
PERENCANAAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN (IDE BISNIS)
3. NIK : 123456789101112
Barat:
7. No Telepon/ HP : 0812345678910
Ayah : Sukandar
Ibu : Sukamti
[Date] 18
14. Jenis Usaha :
o Industri Boga
o Industri Kreatif
o Sektor Lain
Mawar
pekerja)
Kerja/Bulan
o Jual Beli
[Date] 19
o Inovasi, produksi dan Jual Beli
Untuk Jasa :
o Terdapat Inovasi
o Lokal Indonesia
o Impor
setempat)
setempat)
setempat)
setempat)
o Internasional
[Date] 20
B. Profil Usaha
Kegiatan usaha konveksi adalah proses dari kain menjadi pakaian siap pakai.
Usaha konveksi dapat didefinisikan sebagai industri kecil skala rumah tangga
yang melayani pembuatan pakaian jadi secara massal dalam jumlah banyak.
Model pakaian yang diproduksi berupa pakaian berdasarkan ukuran standard
yang susah ditentukan.
Karena produk yang dihasilkan oleh industri konveksi termasuk ke dalam salah
satu kebutuhan dasar manusia, kepopuleran bisnis konveksi ini diprediksi akan
terus meningkat. Didukung oleh permintaan pasar yang begitu besar peluang
untuk memulai dan mengembangkan usaha konveksi juga dirasa sangat besar.
Seperti halnya proses produksi yang dilakukan dalam industri garmen, untuk
mengubah kain atau barang setengah pakai menjadi pakaian siap pakai, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui. Mulai dari proses pemotongan kain sesuai
dengan pola baju yang diinginkan, proses menjahit, dan proses merapikan baju.
Dalam industri konveksi proses ini biasa disebut dengan nama cut, make and trim.
1. cutting : pembuatan pola atau patron, marker, cutting, dan numbering
2. Making : menjahit dari awal sampai menjadi bahan siap pakai
3. Trimming : washing/dyeing, ironing/setrika, labeling dan packing.
C. Inovasi/ Diferensiasi
Untuk membuat konveksi saya ini agar menjadi unik dan mampu menghadapi
persaingan, maka saya membuat beberapa inovasi yang mampu meningkatkan
daya saing dan juga menjadi ciri khas yang mampu menarik pelanggan dengan
harapan dapat meningkatkan permintaan, yaitu antara lain :
1. Menyediakan majalah atau pola pola Design
Konveksi erat kaitannya dengan model atau design untuk menghasilkan suatu
produk yang enak dipandang dan diminati konsumen. Dalam usaha saya
banyak menyediakan majalah-majalah mode dan juga polo pola yang kita
siapkan di meja konsumen pada saat datang ke konveksi kita.
2. Pelayanan yang aktif dan konsultasi gratis tentang usaha konveksi
[Date] 21
Ada kalanya pelanggan konveksi ingin mengetahui tentang model-model
konveksi , sehingga kami melayani pelanggan yang ingin bertanya/konsultasi
secara gratis. Selain itu konveksi kami juga membuka layanan aduan
mengenai pelayanan atau hasil produk dari konveksi kita.
D. Teknis dan Operasional
1. Peralatan
a. Mesin Jahit
b. Mesin Obras
c. Meja Mesin Jahit
2. Bahan
a. Benang Katun
b. Benang obras polyester
c. Gunting kain/ bahan
d. Kain Katun
e. Kain Shifon
f. Kain American Drill
E. Lokasi
Untuk saat ini, saya menjalankan usaha konveksi di satu lokasi yang beralamat di
RT 01 RW 01 Desa Melati, Kecamatan Mawar, Kabupaten Garut belum
mempunyai keinginan untuk membuka cabang dikarenakan modal yang belum
memadai. Apabila usaha ini berkembang, saya merencanakan untuk membuat
lokasi usaha baru.
F. Tenaga Kerja
Karyawan yang dibutuhkan untuk usaha ini idealnya adalah 3 akan tetapi
berdasarkan progress usaha selama ini, saya hanya mampu menggaji dua orang
tenaga kerja. Apabila usaha ini berkembang, saya akan menambah tenaga kerja
sehingga dapat menambah penyerapan tenaga kerja.
G. Proses Produksi
Konveksi saya membuka pelayanan setiap hari mulai dari jam 09.00 s/d
24.00 WIB. Pelayanan lain yang diberikan adalah penjelasan mengenai Konveksi.
H. Pendapatan
Omzet per bulan konveksi saya adalah Rp. Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
I. Aspek Pemasaran
1. Target Pemasaran
[Date] 22
Seluruh proses produksi telah dilakukan, mulai dari pemilihan bahan konveksi
yang baik dan berkualitas sampai dengan cara pengolahannya, dan sekarang
saya akan mencari target pasar. Pada saat memulai usaha, target pasar
menjadi kunci penting agar usaha kita dapat berjalan dengan lancar. Kita juga
dapat mengetahui siapa dan dimana saja produk ini akan dapat diterima. Ini
adalah. Saya harus menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing dan
mengetahui sejauh mana kemampuan saya untuk bersaing dengan mereka
dalam segala aspek, baik itu sisi harga, pelayanan dan kualitas. Saya telah
mensurvei dan meneliti pesaing-pesaing saya agar saya dapat menghasilkan
konveksi yang tidak hanya berbeda dengan lainnya, namun juga lebih kualitas
dan sesuai dengan selera masyarakat.
Selain itu saya membangun sebuah konveksi di tempat yang cukup ramai dan
dilalui banyak orang, yaitu sekitar kampus atau perkantoran, sehingga
konveksi saya akan cepat dikenal banyak lapisan masyarakat.
2. Promosi
Promosi konveksi agar cepat laku terjual adalah pada tempat ramai seperti
sekolah, kampus, atau kantor, karena tempat tersebut merupakan tempat
yang strategis untuk mempromosikan produk usaha. Berikut ini adalah
beberapa usaha yang saya lakukan untuk mempromosikan konveksi saya:
a. Membangun konveksi yang dekat dengan kampus ini adalah cara paling
efektif karena biasanya mahasiswa mencari tempat cozy dan tempat yang
dapat memenuhi kebutuhan mereka.
b. Menyebarkan brosur, hal ini dilakukan karena target konsumen yang saya
cari bukan hanya yang ada di sekitar kampus, namun seluruh pelosok
Kecamatan bahkan Kabupaten.
c. Promosi melalui media sosial, cara ini efektif karena dapat menjangkau
konsumen yang lebih luas seperti facebook, Instagram, twitter, dan lain
sebagainya.
3. Tips pemasaran
a. Cari suatu hal yang berbeda;
b. Kenali kelas ekonomi masyarakat;
c. Cari tahu tentang bisnis tersebut;
[Date] 23
d. Buat merek logo produk;
e. Turun kelapangan dan memperkenalkan produk;
f. Berdoa agar bisnis ini sukses.
J. Aspek manajemen
Usaha konveksi saya ini masih di level pemula karena saya menjalankan usaha
hanya dibantu dua tenaga kerja, akan tetapi saya mempunyai rencana apabila
usaha ini berkembang dan jumlah karyawan juga bertambah maka saya akan
mengelola usaha ini sesuai dengan planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian) dan controlling dalam seluruh aspek (Sumber Daya Manusia,
keuangan, pemasaran dan operasional).
K. Aspek Keuangan
NERACA KEUANGAN
DEWI BUSANA
September 2022
PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan Rp. 50.000.000,-
Total Rp. 50.000.000,-
Investasi Rp. 2.000.000,-
PENGELUARAN
Bahan Baku Rp. 21.000.000,-
Bahan Pembantu Rp. 1.000.000,-
Upah Buruh Produksi Rp. 12.500.000,-
Transport Rp. 722.000,-
Biaya Produksi Lain-lain Rp. 200.000,-
Biaya Pemasaran Rp. 100.000,-
Pulsa Rp. 50.000,-
Total Rp. 35.622.000,-
Selisih Kas Rp. 16.378.000,-
[Date] 24
LAPORAN RUGI LABA
DEWI BUSANA
September 2022
Hasil Penjualan
Penjualan Rp. 50.000.000,-
Total Rp. 50.000.000,-
Biaya variabel
Bahan Baku Rp. 21.000.000,-
Bahan Pembantu Rp. 1.000.000,-
Transport Rp. 772.000,-
Biaya lain-lain Rp. 200.000,-
Total Rp. 22.972.000,-
Biaya Tetap
Upah Pekerja Rp. 12.500.000,-
Biaya Administrasi
Biaya Pemasaran Rp. 100.000,-
Pulsa Rp 50.000,-
Total Rp 150..000,-
Total Biaya Rp. 35.622.000,-
Laba Bersih Rp. 15.378.000,-
L. Analisis SWOT
1. Strenght (kekuatan)
a. Harga konveksi ini terjangkau oleh kalangan masyarakat
b. Kualitas baik dan terjamin
c. Tersedia berbagai model
2. Weakness (kelemahan)
Susahnya mencari bahan baku kain yang baik dan berkualitas
3. Opportunity (peluang)
a. Tingginya tingkat masyarakat yang menggunakan konveksi
b. Permintaan pasar yang selalu meningkat
[Date] 25
4. Threats (ancaman)
a. Jumlah kompetitor yang terus meningkat
b. Muncul produk yang lebih unggul
c. Kenaikan harga bahan baku teritama kain karena jumlahnya terbatas
[Date] 26
BAB III
HASIL YANG TELAH DICAPAI
Bisnis konveksi memiliki target pasar yang lebih spesifik, sehingga segala
sesuatunya dapat lebih fokus. Mulai dari penunjang usaha yang dibutuhkan,
hingga pemasaran yang digunakan juga dapat lebih fokus untuk kalangan anak
muda dan masyarakat luas. Di samping itu, seiring dengan banyak
bermunculannya konveksi di Indonesia, menjadikan konveksi ini menjadi trend di
Indonesia. Kondisi ini tentunya sangat menguntungkan para pemilik konveksi,
karena saat ini anak-anak muda dan masyarakat luas lebih menyukai trend
konveksi kekinian.
Hasil yang dicapai dari usaha konveksi ini sesuai dengan ide bisnis yang
direncanakan pada saat menerima bantuan TKM Lanjutan, usaha konveksi
mengalami kemajuan diuraikan dibawah ini :
A. Peralatan dan Bahan
Peralatan
Setelah mendapatkan bantuan TKM Lanjutan, jumlah peralatan dan bahan
menjadi bertambah sehingga menambah cepat pelayanan dan berdampak juga
kepada jumlah penghasilan. Berikut jumlah peralatan yang ditambah :
Peralatan yang diterima dari bantuan sarana usaha TKM Lanjutan adalah :
1. Mesin Jahit 2 unit = menjadi 4 unit
2. Mesin Obras 2 unit = menjadi 3 unit
3. Meja Mesin Jahit 2 unit = menjadi 3 unit
Bahan yang diterima dari bantuan sarana usaha TKM Lanjutan adalah :
1. Benang Katun
2. Benang Obras Polyester
3. Gunting Kain/Bahan
4. Kain Katun
5. Kain Shifon
6. Kain American Drill
[Date] 27
B. Hasil yang dicapai
Kegiatan Tenaga Kerja Mandiri Lanjutan yang saya ikuti menjadikan usaha
konveksi saya semakin berkembang dikarenakan adanya penambahan modal
baik peralatan maupun bahan produksi, sehingga pelayanan juga semakin baik
dan pelanggan semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari :
1. Omzet per bulannya yaitu semula Rp. 5.000.000,- menjadi Rp.10.000.000,-
dikarenakan bertambahnya jumlah pelanggan dan dari pelayanan juga
meningkat dengan adanya perlatan-peralatan baru
2. Dari segi pemasaran yang dilakukan melalui media sosial juga menambah
jumlah pelanggan yang dating ke konveksi saya.
3. Jumlah tenaga kerja semula 1 orang menjadi 2 orang karena jumlah
pelanggan semakin banyak.
[Date] 28
BAB IV
Permasalahan yang dihadapi pada saat menjalankan usaha konveksi ini adalah
sebagai berikut :
[Date] 29
BAB V
[Date] 30
BAB VI
PENUTUP
Demikian laporan kegiatan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Lanjutan ini saya buat
sebagai bahan pertanggungjawaban kegiatan TKM Lanjutan. Semoga laporan ini
dapat menjadi referensi bagi wirausaha-wirausaha pemula lainnya untuk memulai
usaha TKM Lanjutan.
[Date] 31
Lampiran :
[Date] 32
IV. CONTOH LPJ KEUANGAN TKML 2022
Berikut ini adalah contoh ilustrasi penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Kegiatan TKM Lanjutan Tahun Anggaran 2022.
[Date] 33
[Date] 34
A. HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Dewi Purnama
[Date] 35
B. SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp.15.000.000,- (Lima Belas Juta
Rupiah)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp.15.000.000,- (Lima Belas Juta
Rupiah)
c. Jumlah total sisa dana : Rp.0,-.(nol rupiah)
[Date] 36
5. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh
aparat pengawas fungsional Pemerintah.
6. Apabila dikemudian hari, pernyataan yang saya buat ini mengakibatkan kerugian
negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dewi Purnama
[Date] 37
C. LAPORAN PERTANGGUANJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp.15.000.000,- (Lima Belas Juta
Rupiah)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp.15.000.000,- (Lima Belas Juta
Rupiah)
c. Jumlah total sisa dana : Rp.0,-.(nol rupiah)
[Date] 38
dituntut pengantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penerima Bantuan
TKML TA 2022
Dewi Purnama
[Date] 39
D. SURAT PERNYATAAN BUKTI-BUKTI PENGELUARAN ASLI TELAH
DISIMPAN
PERNYATAAN BUKTI-BUKTI PENGELUARAN ASLI TELAH DISIMPAN
NIK : 123456789101112
Penerima Bantuan
Dewi Purnama
[Date] 40
E. LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pada hari ini Selasa tanggal sepuluh bulan November tahun dua ribu dua puluh dua,
yang bertanda tangan dibawah ini :
NIK : 123456789101112
Dewi Purnama
[Date] 41
F. BERITA ACARA SERAH TERIMA
Pada hari ini Selasa tanggal sepuluh bulan November tahun dua ribu dua puluh dua
yang bertanda tangan dibawah ini :
NIP : 197611292005011001
[Date] 42
Juta Rupiah) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dari PIHAK KESATU berupa Bantuan Operasional Tenaga Kerja
Mandiri Lanjutan TA 2022 dengan nilai Rp.15.000.000,- (Lima Belas Juta
Rupiah)
5. PIHAK KESATU telah meyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar
Rp.0,- (Nol Rupiah) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir.*)
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh Para Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut diatas untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya
TKML TA 2022
[Date] 43
G. RINCIAN ANGGARAN BIAYA
Penerima Bantuan
TKM Lanjutan,
TKML TA 2022
Dewi Purnama
[Date] 44
H. LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA
Penerima Bantuan
TKM Lanjutan,
Dewi Purnama
[Date] 45
*) Cara Menghitung Persentase Realisasi Belanja terhadap Anggaran :
[Date] 46
I. BUKTI PENGELUARAN BELANJA
1. Pembelian Peralatan Usaha
[Date] 47
[Date] 48
[Date] 49
[Date] 50
[Date] 51
[Date] 52
2. Biaya Pembelian Bahan
[Date] 53
[Date] 54
[Date] 55
[Date] 56
[Date] 57
3. Biaya Produksi (Upah Karyawan).
[Date] 58
[Date] 59
4. Biaya Promosi Produk
[Date] 60
[Date] 61
5. Contoh Jenis Kuitansi Pembayaran Lainnya
[Date] 62
[Date] 63
[Date] 64
[Date] 65
[Date] 66
[Date] 67
[Date] 68
[Date] 69
[Date] 70
[Date] 71
VI. Contoh Rekapitulasi dan Bukti Setoran Pajak
[Date] 72
[Date] 73
[Date] 74
[Date] 75
[Date] 76
[Date] 77
[Date] 78
[Date] 79
[Date] 80
[Date] 81
[Date] 82
[Date] 83
[Date] 84