Anda di halaman 1dari 144

METODE PERENCANAAN KOMUNIKASI

WAKIL WALIKOTA BEKASI USTADZ AHMAD SYAIKHU

DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA


 
DI KOTA BEKASI

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi persyaratan penyusunan skripsi

untuk memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos)

Oleh:

DHIYA UR RAHMAN
NIM 1113051000127

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2018 M
 
 
 
iv

ABSTRAK
DHIYA UR RAHMAN
NIM 1113051000127
Metode Perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad
Syaikhu dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di Kota Bekasi

  Sikap intoleransi umat beragama sering ditemukan pada masyarakat yang


majemuk. Termasuk Kota Bekasi yang majemuk masyarakatnya, pada 2015
pernah termasuk dalam 10 Kota Intoleran beragama di Indonesia oleh Setara
Institute. Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu berperan penting dalam
mewujudkan Kerukunan beragama di Kota Bekasi. Sebagai kepala daerah, beliau
harus membuat kondusif situasi kerukunan beragama yang terjadi di masyarakat.
Di sisi lain, beliau juga sebagai pendakwah atau Dai yang berdakwah kepada
umat muslim maupun kepada umat beragama lainnya.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana metode perencanaan
komunikasi wakil walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam Mewujudkan
kerukunan beragama di Kota Bekasi? Hambatan apa saja dalam metode
perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaihku dalam
mewujudkan kerukunan beragama di Kota Bekasi?
Teori yang digunakan adalah teori perencanaan komunikasi oleh Assifi
dan french, diawali dengan: (1) analisis masalah, (2) analisis khalayak, (3)
menetapkan tujuan, (4) memilih media, (5) mengembangkan pesan, (6)
memproduksi media, (7) melaksanakan program, (8) melakukan monitoring dan
evaluasi.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, menggunakan
pendekatan kualitatif, dan metode penelitian studi kasus dengan menjabarkan data
ke dalam tulisan. Kasus-kasus yang digunakan ialah kasus-kasus yang
menunjukan perubahan dan menggambarkan suatu perhatian khusus dan penulis
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan melalui pengamatan secara
langsung, melakukan wawancara dan dokumentasi dari kegiatan yang dilakukan
Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad syaikhu dalam mewujudkan kerukunan
beragama di Kota Bekasi.
Metode perencanaan komunikasi yang dilakukan Wakil Walikota bekasi
Ustadz Ahmad Syaikhu yaitu melihat permasalahan kerukunan beragama. Melihat
khalayak secara langsung ketempat tinggalnya. Tujuan ini menciptakan
kerukunan beragama di Kota Bekasi. Memilih media elektronik, cetak, dan
internet. Mengembangkan pesan yang sesuai bahasa yang dipemahami khalayak
dan menarik perhatian. Memproduksi media melalui program televisi maupun
radio lokal. Melakukan program sosialisasi dengan forum kerukunan antar umat
beragama di tingkat kelurahan dan kecamatan di Bekasi. Terakhir melakukan
monitoring dan evaluasi dengan rekan media maupun pihak terkait di
pemerintahan Kota Bekasi. Hambatan yang ditemukan dari faktor sosio-antro-
psikologis, tidak patuhnya masyarakat tentang peraturan yang telah disepakati.
lalu faktor proses penyampaian seperti sulitnya komunikator menemukan
masyarakat yang bermasalah.
Kata kunci: kerukunan beragama, metode, perencanaan komunikasi,
wakil walikota.
v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan
 
segala nikmat dan Karunia-Nya. Shalawat dan salam kepada

Rasullah Muhammad SAW yang menjadikan rahmat dan telah menyempurnakan

akhlak umat manusia, berkat usaha dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “METODE PERENCANAAN KOMUNIKASI

WAKIL WALIKOTA BEKASI DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN

UMAT BERAGAMA DI KOTA BEKASI” untuk memenuhi syarat

mencapainya gelar sarjana sosial (S.Sos).

Penulis persembahkan skripsi ini kepada kedua orangtua tercinta. Abi DH

Al Yusni dan ummi Ratna Sekarningrum serta adik-adik yaitu Faza Hushainy,

Athifah Rifqoh dan Zaidan yang tak henti memberikan kepada semangat kepada

saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah

mendukung, membantu dan membimbing penulis selama proses penyusunan

skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Raudhonah, M. Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimim M. Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.
vi

2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam

dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Dan

Penyiaran Islam.

3.  Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingan khusus dan arahan secara sabar kepada penulis

serta selalu memberikan semangat dan kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi ini dari awal hingga akhir.

4. Dr. Raudhonah, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu

yang bermanfaat kepada penulis selama pendidikan yang di tempuh di

universitas ini.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan.

7. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam urusan peminjaman buku selama perkuliahan dan

penelitian.

8. Ustadz Ahmad Syaikhu selaku Wakil Walikota Bekasi yang telah

memberikan izin, memfasilitasi penulis dalam penelitian dan bersedia

menjadi narasumber hingga selesai.

9. Sahabat-sahabat: Aisya Aulia yang memotivasi untuk kelarin wisuda, lalu

hanif, adib, chichilia yang memberikan hiburan-hiburan selingan skripsi,


vii

uci yang telah memotivasi bimbingan bersama bu fita Club, Jiun yang

memberikan pencerahan-pencerahan masa depan. Keceriaan kalian

menjadi motivasi bagi penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

  Teman-teman seperjuangan KPI 2013, terutama kawan-kawan KPI C


10.

2013. Terima kasih teman-teman yang dari semester satu sampai akhir

tetap satu kelas.

11. University Studio Team. Senior Ahmadi, Ihsan, Dika, Febrian, Ryan dan

Adit dengan motto Project, Gajian, Gajian.

12. Teman-teman DNK TV, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas

pengalaman berkaryanya.

13. Teman-teman Ustadz Adika Team, Ustadz Adika, ihsan, sauqi, fathan,

faiz, kamal yang telah memberikan semangat keimanan di setiap malam

seninnya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh

kebaikan yang telah diberikan menjadi kebaikan juga yang diberikan Allah

SWT di dunia dan tabungan pahala untuk di akirat.

Akhir kata dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis berharap

kepada Allah untuk membalas seluruh kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis maupun pembaca.

Jakarta, 20 Mei 2018

Dhiya Ur Rahman
viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii


ABSTRAK
 
............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah........................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
F. Metodologi Penelitian .................................................................................. 9
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 15
H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 17
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 19
A. Teori Perencanaan Komunikasi oleh Assifi dan French ............................ 19
B. Ruang Lingkup Strategi Perencanaan Komunikasi ..................................... 20
1. Pengertian Strategi Komunikasi ............................................................. 20
2. Fungsi Strategi Komunikasi ................................................................... 24
3. Unsur-unsur Strategi Komunikasi .......................................................... 25
4. Hambatan Dalam Komunikasi ............................................................... 37
C. Ruang Lingkup Dakwah ............................................................................ 38
1. Pengertian Dakwah ................................................................................. 38
2. Unsur-Unsur Dakwah ............................................................................. 40
D. Konseptualisasi Kerukunan umat beragama .............................................. 50
1. Pengertian Kerukunan umat beragama ................................................... 50
2. Unsur-Unsur Kerukunan umat beragama ............................................... 52
3. Tujuan Dari Kerukunan umat beragama ................................................ 54
ix

BAB III GAMBARAN UMUM.......................................................................... 56


A. Biografi Ustadz Ahmad Syaikhu ............................................................... 56
1. Profil Ustadz Ahmad Syaikhu ................................................................ 56
2. Kiprah Dakwah dan Perpolitikan ........................................................... 56
B.   Gambaran Umum Kota Bekasi .................................................................. 59
1. Sejarah Kota Bekasi ............................................................................... 59
2. Lambang Daerah Kota Bekasi ................................................................ 62
3. Geografi dan Demografi Kota Bekasi .................................................... 64
4. Visi dan misi Kota Bekasi ...................................................................... 67
5. Permasalahan dan keberhasilan dalam mewujudkan kerukunan umat
beragama di Kota Bekasi ............................................................................... 70
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS ................................................................. 74
A. Analisis Strategi Perencanaan Komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz
Ahmad Syaikhu dalam Mewujudkan Kerukunan umat beragama .................... 74
B. Analisis Hambatan dalam Strategi Perencanaan Komunikasi Wakil
Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu........................................................ 102
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 105
A. Kesimpulan .............................................................................................. 105
B. Saran ......................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109
LAMPIRAN
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model perencanaan komunikasi oleh Assifi dan French ....... 16

Gambar 3.1 Logo Kota Bekasi .................................................................. 57


 
Gambar 4.1 Website Pribadi Ustadz Ahmad Syaikhu ................................ 80
Gambar 4.2 Wesite Resmi Pemerintahan Kota Bekasi ............................... 81

Gambar 4.3 Penyebaran informasi melalui berita online ............................ 82

Gamba r 4.4 Sosialisasi melalui media sosial instagram ............................ 83

Gambar 4.5 Program Ramadhan Bersama Ustad di Elshinta TV ............... 90

Gambar 4.6 siaran radio dalam program Bincang Publik di Radio Dakta .. 91

Gambar 4.7 Silaturahmi antar pemuka agama ........................................... 92


BAB I

PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang Masalah

Kota Bekasi merupakan kota yang memiliki masyarakat yang majemuk,

karena memiliki keanekaragaman suku, adat, budaya dan agama. Perbedaan

tersebut memberikan keunikan dan keindahan sendiri, akan tetapi dari

banyaknya perbedaan akan menimbulkan konflik antar golongan. Konflik

tersebut terjadi karena ada sikap merasa paling benar golongannya dan tidak

bisa menerima golongan lain.

Pada 2015, Kota Bekasi termasuk 10 kota intoleran se-Indonesia oleh

Setara Institute. Setara Institute merilis Kota Bekasi mendapatkan peringkat

kedua setelah Kota Bogor yang mendapatkan nilai tertinggi paling buruk.1

Laporan ini atas dasar temuan hasil riset yang menggunakan empat variabel.

Pertama, regulasi pemerintah tentang peraturan daerah yang diskriminatif.

Kedua, tindakan pemerintah tentang pernyataan pemerintah terhadap kebebasan

beragama atau keyakinan. Ketiga, peristiwa intoleransi, dan demografi agama.

Rumusan empat variabel ini, Setara Institute bisa menilai Kota Bekasi bisa

mendapatkan Kota yang Intoleran. Pada satu variabel seperti peristiwa

intoleransi, Kota Bekasi pernah terjadi konflik antaragama atas penolakan

beberapa pembangunan gereja, penghinaan nabi Muhammad dan kitab suci

umat islam yaitu Al-Quran, hingga pembaptisan umat islam di Bekasi.

1
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20151116180322-20-92031/setara-tujuh-kota-
di-jawa-barat-intoleran diakses pada Selasa, 26 Desember 2017 pukul 17:00.

1
2

Beberapa kasus ini yang melatarbelakangi adanya predikat Bekasi menjadi kota

yang intoleran.

Dari masalah diatas, bahwa Kota Bekasi belum bisa memaknai arti dari

kerukunan
  umat beragama. Kerukunan umat beragama adalah keadaan

hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian,

saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran

agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.2 Selanjutnya

makna kata toleransi sebagai awal kerukunan umat beragama itu sendiri berarti

bertahan atau memikul. Menurut Webster’s New American Dictionary, makna

toleran ialah memberikan kebebasan atau membiarkan pendapat orang lain dan

berlaku sabar kepada orang lain.3 Toleransi bisa diartikan sebagai memberikan

tempat pendapat kepada orang lain dengan penuh kesabaran. Kerukunan umat

beragama berarti memberikan tempat pendapat kepada umat agama lainnya

dengan lapang dada. Toleransi dianggap sebagai kunci dari permasalahan

konflik antar agama. Masyarakat harus memiliki sikap toleransi dalam dirinya

agar permasalahan konflik antar agama tidak terulang kembali. Sikap toleransi

antara lain: sikap untuk menerima perbedaan, sikap mengubah penyeragaman

2
Afif H.M, DKK, Peran Lembaga Keagamaan Dalam Memelihara Kerukunan Umat
Beragama Di Indonesia Jilid 1, (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta,
2015), h. 27.
3
Ajat Sudrajat dkk, Din Al Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,(
Yogyakarta:UNY Press,2008), h.141.
3

menjadi keberagaman, sikap mengakui hak orang lain, menghargai eksistensi

orang lain dan sikap mendukung keragaman ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.4

Masyarakat di Bekasi harus memiliki sikap kerukunan umat beragama

ini, agar
  berjalannya suatu penghormatan atas perbedaan dan menghargai hak-

hak orang lain. Masyarakat di Kota Bekasi ini datang dari latar belakang yang

beragam. Komposisi masyarakat Kota Bekasi mayoritas Muslim, sekitar

2.141.407 jamaah, 260 ribu lebih umat Kristiani, Budha 22.492 jamaah, Hindu

27.952 jamaah, dan Konghucu 201 jamaah.5 Keberagaman inilah yang

membuat Kota Bekasi ini maju dan menjadikan suatu keniscayaan.

Dalam hal terciptanya kerukunan umat beragama membutuhkan peran

pemimpin di kota Bekasi. Masyarakat membutuhkan peran pemimpin untuk

mempersatukan antar umat beragama dalam membangun Kota Bekasi. Seorang

pemimpinanlah harus menjadikan ujung tombak dalam menyelesaikan suatu

konflik antar agama yang berada diwilayahnya dan pemimpinlah mempunyai

andil lebih dalam mewujudkan kerukunan umat beragama. Seorang pemimpin

daerah dalam melaksanakan ketegasan harus sejajarkan dengan norma-norma

agamis ditengah masyarakat. Karakteristik dan keteladanan yang di contohkan

oleh pemimpinlah bisa mencerminkan bagaimana bisa menyelesaikan

permasalah yang ada. Sesuai dengan undang-undang nomor 22 tahun 1999

tentang pemerintahan daerah. Kepala daerah ialah orang yang memimpin

penyelenggaraan pemerintahan daerah.6 Tugas dari kepala daerah itu

4
Misrawi dan Zuhairi, Pandangan Muslim Moderat, Toleransi, Terorisme dan Oase
Perdamaian, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), h. 10.
5
https://bekasikota.bps.go.id/statictable/2016/12/20/43/jumlah-penduduk-menurut-
agama-.html diakses pada Senin, 25 Desember 2017 pukul 18:00.
6
http://www.djpk.depkeu.go.id/?p=339. Dikases ada senin 11 Septeber 2017 pukul 14:48.
4

menjalankan pemerintahan dan bertanggung jawab penuh atas berjalannya

pemerintahan di wilayahnya.

Begitu pula Wakil Walikota Bekasi bernama Ustadz Ahmad Syaikhu

dalam
  memimpin. Selain Wakil Walikota Bekasi, beliau juga seorang

pendakwah kelahiran cirebon yang sudah lama tinggal di Bekasi. Beliau

merupakan seorang dai yang sudah masuk dalam lingkungan pemeritahan sejak

2004 dan pada saat ini ia di amanahkan sebagai wakil wali kota Bekasi sejak

2013 hingga 2018. Seorang pemimpin daerah yang memiliki latar belakang

seorang Dai sangat diharapkan oleh masyarakat bisa menyelesaikan suatu

permasalah yang terjadi disuatu daerah.

Sesuai dengan pendapat Mujamil Qomar dalam bukunya pesantren dan

transformasi metodologi menuju demokrasi institusi, menjelaskan bahwa

kepercayaan masyarakat yang begitu tinggi terhadap kiai (dai) dan didukung

potensinya memecahkan berbagai problem sosio-psikis-kultural-politik-religius

menyebabkan kiai menempati posisi kelompok elit dalam struktur sosial dan

politik di masyarakat.7

Memiliki jabatan sebagai Wakil Walikota Bekasi secara otomatis

melakukan kegiatan dakwah bisa dalam setiap kebijakannya sesuai dengan

anjuran Rasulullah. Sebagai pemimpin suatu daerah ia memiliki faktor

pendukung terbesar bagi dakwah.8 Pendidikan tentang agamalah sangat penting

dalam berdakwah. Beliau memiliki ilmu keagamaan dari pendidikan keluarga

beliau dan ia mencari dengan privat kepada guru-guru di sekitar rumahnya, lalu

7
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h.29.
8
Rohadi abdul fatah,, Manajemen Dakwah Di Era Global, (Jakarta: CV. Fauzan inti
kreasi, 2004), h. 12.
5

di pesantren Buntet, Cirebon. Ilmu agama yang ia gunakan pada saat

berdakwah bisa langsung ditanamkan kepada sasaran dakwahnya. Pengajaran

dan pendidikan agama ialah memberikan pengetahuan keagamaan dan bisa

menanamkan
  moral keagamaan.9 Pengajaran illmu pengetahuan bisa

membangun kota Bekasi dan membangun masyarakat dengan penanaman

norma-norma yang terkandung dalam dirinya dan bisa diajarkan kepada

masyarakatnya. Keilmuan dan keteladanan yang beliau miliki membuat

masyarakat Bekasi mengamanahinya sebagai pemimpin di Kota Bekasi. Beliau

diberi kepercayaan tidak hanya dari sesama muslim saja melainkan dari

berbagai golongan. Masyarakat Bekasi percaya kepada beliau untuk menjaga

hak-hak atas antar umat beragama lainnya.

Ustadz Syaikhu ini memiliki caranya tersendiri dalam menjaga dan

menghargai antar umat beragama. Sebagai pendakwah yang menjadi wakil

kepala pimpinan daerah, ia memiliki cara dalam berdakwah melalui kebijakan-

kebijakan yang dibuatnya dan dilaksanakan oleh kantor pemerintahannya.

Selain membuat kebijakan dalam pemerintahannya beliau juga melakukan

dakwah dengan cara ceramah-ceramah di masjid-masjid, kantor instansi

pemerintahan, melalui media radio hingga televisi dan seiring berkembangnya

suatu teknologi, menggunakan media internet sangat membantu dalam

berdakwah yang menyebarkan suatu kebaikan kepada semua umat. Beliau

menggunakan media internet dan akun sosial media seperti facebook, twitter,

instagram, youtube dan sebagainya berisikan pesan dakwah didalamnya.

Namun tidak hanya pesan-pesan yang disampaikan secara tertulis maupun

9
Asmuni syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam , (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
47.
6

mimbar-mimbar, beliau juga menggunakan dakwah bil hal seperti

berpartisipasi acara kemanusiaan, komunitas hingga melakukan olahraga

bersama masyarakat. Keteladanan yang beliau contohkan sangat bisa langsung

terasa  oleh masyarakat akan pesan dakwah yang disampaikan oleh beliau.

Komunikasi dan interaksi yang terjadi sebagai Wakil Walikota yang

juga pendakwah memberikan efek positif bagi masyarakat yang ia pimpin.

Oleh karena itu betapa pentingnya sosok seorang kepala daerah yang

melakukan dakwah kepada masyarakatnya dengan cara yang sesuai dan

memiliki akhlak yang baik kepada masyarakat diwilayah yang ia pimpin,

terutama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Bekasi.

Mewujudkannya Cita-cita Kota Bekasi menjadikan masyarakat yang toleran,

kepala daerah harus memiliki suatu strategi yang sesuai agar tercapai suatu

tujuan. Dalam buku Strategi Public Relations oleh Sandra Oliver, J L

Thompson (1995) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah

hasil akhir. Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Lalu Bennet

(1996) menggambarkan strategi sebagai arah yang yang akan dipilih untuk

diikuti dalam mencapai misinya.10 Untuk mencapai suatu tujuan, strategi

perencanaan komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya

secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda

sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan kondisi.11 Maka pemilihan

strategi itu sangat penting agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Dalam hal

ini strategi seperti apa yang dilakukan oleh wakil walikota Bekasi Ustadz

10
Sandra oliver, Strategi Public Relations,(Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007), h. 2.
11
Onong uchjana effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 29.
7

Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi

terkait nilai-nilai keagamaan yang beliau bawakan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu diadakan penelitian yang

lebih  mendalam pada aspek strategi komunikasi yang dilakukan oleh Wakil

Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu. Oleh karena itu, judul yang diambil dalam

penelitian ini adalah : “Metode Perencanaan Komunikasi Wakil Walikota

Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu Dalam Mewujudkan Kerukunan umat

Beragama di Kota Bekasi”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka batasan masalah

penelitian ini adalah pada strategi komunikasi apa yang dilakukan oleh Wakil

Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Metode perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi

Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi?

2. Hambatan apa saja dalam strategi perencanaan komunikasi Wakil

Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaihku dalam mewujudkan

kerukunan umat beragama di Kota Bekasi ?


8

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka penelitian

ini memiliki tujuan:

 1. Untuk mengetahui metode perencanaan komunikasi Wakil Walikota

Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja dalam melakukan metode

perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad

Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota

Bekasi.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Menambah bahan rujukan literatur ilmiah bagi mahasiswa yang

ingin mengadakan penelitian yang berhubungan dengan strategi

komunikasi terutama metode perencanaan komunikasi ketokohan.

Penelitian ini dapat membuka wawawasan dan pengetahuan penulis

maupun mahasiswa lainnya mengenai perencanaan komunikasi.

2. Manfaat Praktik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

meningkatkan kualitas terkait cara dan metode perencanaan komunikasi

yang digunakan wakil walikota Bekasi dalam menjalin dan mewujudkan

komunikasi yang efektif untuk mencapai suatu tujuan. Penulis juga


9

berharap agar penelitian ini dapat memberikan ide kepada para tokoh

agama, kepala daerah, atau pemimpin dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama.

 
F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan penelitian ini adalah paradigma

konstruktivisme. Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial

bukanlah realitas yang alami, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi berfikir

manusia. Artinya bahwa aktivitas manusia itu merupakan aktivitas

mengkonstruksi realitas, dan hasilnya tidak merupakan kebenaran yang

tetap tetapi selalu berkembang terus.12 Maka dari itu peneliti melakukan

pengamatan menggunakan indra peneliti terhadap Wakil Walikota Bekasi

Ustadz Ahmad Syaikhu agar dapat melihat hasil dari gagasan yang selalu

berkembang dari objek yang diteliti.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ialah

kualitatif. Peneliti berusaha meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pendekatan kualitatif ini

menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa

kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.13 Maka dari itu peneliti

akan mengamati dan menghubungkan melalui teknik pengumpulan data

12
Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 49.
13
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1989), h. 10.
10

observasi, wawancara, dokumentasi yang berhubungan dengan aktivitas

strategi perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad

Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

3. Metode Penelitian

Salah satu penelitian kualitatif menggunakan metode studi kasus.

Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek yang

disebut dengan kasus, yang dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan

mendalam dengan menggunakan berbagai sumber data.14 Metode ini lebih

baik digunakan untuk peristiwa-peristiwa kontemporer.15 Kasus yang

dipilih dalam penelitian studi kasus harus dapat menunjukan terjadinya

perubahan atau perbedaan yang diakibatkan oleh adanya perilaku terhadap

konteks yang teliti. Peneliti memilih menggunakan jenis studi kasus

tunggal (single case study), karena penelitian dilakukan dengan

menggunakan sebuah kasus untuk menggambarkan suatu perhatian. Studi

kasus penelitian ini berfokus kepada satu kasus yang menarik perhatian

tentang kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Kasus ini menjadikan

sarana untuk menggambarkan dari perencanaan komunikasi yang

dilakukan Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi, terutama dalam

menciptakan sikap toleransi sebagai tujuan dari kerukunan umat beragama.

14
Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 116.
15
Prof DR. Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain dan Metode), (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1996), h. 12.
11

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah wakil walikota Bekasi Ustadz Ahmad

Syaikhu. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah metode

perencanaan
  komunikasi yang dilakukan wakil walikota Bekasi Ustadz

Ahmad Syaikhu sebagai pendakwah dalam mengatasi permasalah

kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu terhitung dari

September hingga Januari 2018. Sehubung dengan subjek penelitian yang

merupakan wakil walikota Bekasi, maka peneliti akan melakukan

wawancara penelitian di kantor Pemerintahan Kota Bekasi. Jalan Ahmad

Yani, No. 1 Bekasi Selatan, Jawa Barat, Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi Partisipatif

Obsevasi atau pengamatan langsung merupakan metode pertama

yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Teknik observasi

partisipatif ini peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang sedang

diamati, ikut melakukan apa yang dikerjakan, dan ikut merasakan apa

yang dirasakan dari objek penelitian.

Susan Stainback menyatakan “in participant observatio, the

researcher observes what people do, listent to what they say, and

participates in their activities” dalam observasi partisipatif, peneliti


12

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang

mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. 16 Peneliti

di sini mengamati kegiatan Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad

  Syaikhu, mendengarkan dan berpartisipasi pada kegiatan berceramah

beliau kepada masyarakat Kota Bekasi di tempat-tempat ibadah,

maupun kegiatan sosial dan olahraga di ruang publik yang bisa

berkomunikasi langsung dengan masyarakat, hingga ruang media

elektronik televisi dan radio serta media sosial beliau Instagram

@syaikhu_ahmad_ dan twitter @syaikhu_ahmad.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara, yaitu peneliti melakukan tanya jawab secara langsung

dengan wakil walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu. Tujuan peneliti

mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai yang dibutuhkan

untuk membantu kevalidan data yang didapat. Sedangkan teknik

wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Tujuan dari

wawancara ini ialah untuk menemukan masalah secara lebih terbuka,

dimana pihak yang di ajak wawancara diminta pendapat dan ide-

idenya.17 Hal tersebut untuk memberikan kebebasan kepada

narasumber saat menjawab pertanyaan dari peneliti. Menggunakan

teknik ini mendorong narasumber untuk berbicara pengalaman dan

pandangannya terhadap suatu hal.

16
Prof Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabet, 2010), h.
65.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2010), h. 233.
13

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu proses pengumpulan dan pengambilan data

berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan buku, dokumen ataupun


 
arsip-arsip berasal dari buku-buku, buletin ataupun foto yang

berhubungan dengan penelitian metode perencanaan komunikasi

dalam Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan setelah mengamati dan mendapatkan

suatu data yang dibutuhkan, maka teknik analisis data bisa dilakukan.

Teknik analisis data merupakan kegiatan untuk mengatur, ngurutkan,

mengelompokan, dan mengategorikan sehingga didapatkan suatu temuan

berdasarkan pokok permasalahan.

Teknik analisis data pada metode penelitian studi kasus kualitatif

adalah:

1. Description

Peneliti melakukan penjabaran terkait Kota Bekasi merupakan kota

yang majemuk. Pemaparan tersebut terkait penduduk Kota Bekasi dari

berbagai suku dan agama yang berbeda. Peneliti menjabarkan terkait

konflik keagamaan di Kota Bekasi. Akibat dari Konflik tersebut

peneliti memaparkan kasus-kasus kerukunan umat beragama yang

terjadi di Kota Bekasi. Lalu, peneliti memaparkan metode perencanaan


14

yang dilakukan Ustadz syaikhu sebagai wakil walikota Bekasi dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

2. Theme

  Tema-tema tersebut antara lain: Pertama, menganalisis Kota Bekasi

merupakan kota yang majemuk. Penduduknya dari berbagai suku dan

agama yang berbeda. Kedua, Keberagaman agama di Kota Bekasi bisa

menimpulkan konflik antar agama. Ketiga, adanya sikap intoleran dan

merendahkan golongan agama lain. Keempat, penghinaan terhadap

kitab suci umat Islam Al Quran, pembaptisan massal di wilayah

Bekasi. Kelima, pelarangan pembangunan rumah ibadah dan

peraturan yang diskriminasi.

3. Assertions

Dari penjelasan di atas, hal yang harus dilakukan untuk melakukan

penyelesaian terhadap tema permasalahan dalam mewujudkan

kerukunan umat beragama di Kota Bekasi, antara lain: Pertama,

memberikan edukasi dan pemahaman tentang adanya keberagaman

masyarakat yang ada di Indonesia. Kedua, memberikan kelonggaran

dan menjalin komunikasi kepada semua umat agama lain. Ketiga,

menimbulkan sikap toleransi di dalam diri masyarakat. Keempat,

menimbulkan sikap saling menghormati dan tidak menghina pilihan

kepercayaan umat agama lain. Kelima, bersikap adil terhadap antar

umat beragama tanpa menindas agama apapun. Penyelesaian ini bisa

dilakukan Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu agar


15

terwujudnya kerukunan umat beragama dan hidup rukun di Kota

Bekasi.

Pada analisis data ini, akan dimulai dari pengumpulan data, kemudian

  dari pengumpulan data maka akan disusun menjadi data utama dan

penjelas. Lalu penarikan kesimpulan dari data yang telah

dikumpulkan. Hasil dari penelitian akan disajikan dalam bentuk

deskriptif objek penelitian yang didukung dengan teori dan akan

dianalisis untuk mengetahui metode perencanaan komunikasi wakil

walikota bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan Kota

Bekasi.

8. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan karya ilmiah ini mengacu pada buku pedoman yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pedoman tersebut dipakai penulis untuk mengikuti aturan tentang

keseragaman penulisan karya ilmiah. Buku Pedoman Akademik Program

Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-

201418 yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Akademik,

Kemahasiswaan dan kerjasama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini diangkat berdasarkan keinginan penulis untuk lebih

mengetahui komunikasi politik. Maka, untuk membantu penulis dalam

18
Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2013-2014
16

mengerjakan skripsi yang akan disusun. Penulis melihat penelitian

sebelumnya, sebagai berikut :

1. Strategi Komunikasi Forum Kerukunan Umat Beragama dalam


 
Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Salatiga oleh Munir Abdillah,

Universitas Islam negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2013.

Pada skripsi ini membahas strategi komunikasi yang dilakukan oleh

forum kerukunan umat beragama dalam menjaga kerukunan antar

umat beragama. Lokasi penelitian ini berada di Salatiga Provinsi Jawa

Tengah.

2. Peran Rumah Sahabat Anak Puspita Dalam Pembentukan Sikap

toleransi beragama Pada Anak Binaan di Durensawit Jakarta Timur

oleh Abdul Majid, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2008. Pada skripsi ini membahas peran dari rumah

sabahat anak puspita dalam membentuk sikap toleransi pada anak.

3. Strategi Keberhasilan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto (2001-

2011) dalam Melaksanakan Reformasi Birokrasi Guna Mewujudkan

Pemerintahan Yang Baik yang dilakukan oleh Abdul Fikri Wisudawan

Siregar, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2016. Pada skripsi ini membahas strategi keberhasilan dari

seorang walikota Yogyakarta dalam melakukan reformasi birokrasi di

pemerintahannya.

Dari semua ini yang membedakan dengan penelitian ini ialah

membahas tentang metode perencanaan komunikasi oleh tokoh wakil

walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu lebih cenderung kepada


17

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Selain itu tempat

penelitian ini ialah kota Bekasi dan bagaimana pemimpin suatu daerah

yang sebagai dai berperan sebagai pendakwah lintas masyarakat dan antar

golongan.
 

H. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara global tentang penulisan ini, maka

sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdapat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi

Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas tentang teori strategi perencanaan

komunikasi Assifi dan French, ruang lingkung strategi komunikasi,

ruang lingkung dakwah, dan kerukunan umat beragama.

3. BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini duraikan Biografi dari Wakil Walikota Bekasi

Ahmad Syaikhu serta latar belakang dari keluarga hingga

pendidikannya sehingga ia bisa menjadi Wakil Walikota Bekasi, lalu

gambaran umum Kota Bekasi mengenai sejarah Kota Bekasi, lalu

permasalahan dan keberhasilan dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi.


18

4. BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini akan dibahas secara mendalam dan terperinci hasil dari

temuan serta hasil analisis strategi komunikasi wakil walikota Bekasi

  Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama

di Kota Bekasi dihubungkan dengan argumentasi serta teori yang

terdapat pada bab II.

5. BAB V PENUTUP

Peneliti mengakhiri skripsi ini dengan memuat kesimpulan

penelitian serta menyampaikan saran-saran dan lampiran-lampiran yang

terkait dengan penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori
 
Perencanaan Komunikasi oleh Assifi dan French

Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan

berkelanjutan dalam mengorganisasi aktivitas manusia terhadap upaya sumber

daya komunikasi secara efisien guna merealisasikan kebijakan komunikasi.

1
Perencanaan komunikasi berguna untuk mengatasi rintangan atau

hambatan yang ada pada saat melakukan komunikasi dan memiliki kegunaan

lainnya untuk melaksanakan program-program yang ingin dijalankan untuk

mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi, terdapat salah satu

model perencanaan komunikasi, yaitu model perencanaan komunikasi yang

dibuat oleh Assifi dan French pada tahun 1982. Model ini terlihat sangat

sederhana, yakni linear tetapi menunjukkan tahapan yang sangat runtut dari

awal sampai akhir. Model ini diawali dengan2: (1) analisis masalah, (2) analisis

khalayak, (3) menetapkan tujuan, (4) memilih media, (5) mengembangkan

pesan, (6) memproduksi media, (7) melaksanakan program, (8) melakukan

monitoring dan evaluasi. Urutan tahapan tersebit dapat dilihat dalam gambar

berikut:

1
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press,
2014), h. 47.
2
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 104.

15
20

Menganalisis masalah
 
Menganalisis Khalayak

Metapkan tujuan

Memilih media

Mengembangkan pesan

Memerencanakan produksi media

Melaksanakan program

Melakukan monitoring dan evaluasi

Gambar 2.1
Model perencanaan komunikasi oleh Assifi dan French

Dari model perencanaan komunikasi yang dibuat oleh Assifi dan French

ini tampaknya tidak terlalu berbeda dengan model-model perencanaan

komunikasi lain. Hanya saja dalam model yang dibuat oleh Assifi dan French

dibuat lebih rinci dan runtut dari awal sampai tahap akhir yakni monitoring dan

evaluasi.

B. Ruang Lingkup Metode Perencanaan Komunikasi

1. Pengertian Metode Perencanaan Komunikasi

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang merupakan

kombinasi dari kata meta yang berarti melalui dan hodos yang memiliki arti
21

jalan, dalam bahsa Inggris method yang berarti cara.3 Lalu pengertian metode

Secara istilah yaitu cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki, cara kerja yang

bersistem
  untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.4 Dapat diartikan bahwa Metode yaitu cara mengkaji

ilmu pengetahuan atau jalan untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Keufman bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk

menetapkan kemana harus pergi dengan mengidentifikasi syarat apa yang

harus dipenuhi untuk ketempat tersebut dengan cara paling effesien dan

efektif.5 Lalu definisi komunikasi menurut Everett M. Rogers bahwa

Komunikasi ialah proses penyampaian pesan atau informasi kepada seseorang

dengan tujuan mengubah tingkah laku orang lain.6

Middleton (1978) juga memberikan sebuah asumsi tentang definisi

perencanaan komunikasi. Menurut beliau perencanaan komunikasi ialah proses

pengalokasian sumber daya komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Sumber daya tersebut tidak saja mencakup media massa dan komunikasi

antarpribai, tapi juga aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku dan

menciptakan keterampilan-keterampilan tertentu di antara individu dan

kelompok dalam lingkup tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi.7 Maka

dapat dipahami bahwa perencanaan komunikasi ialah suatu usaha yang

3
John M. Echols dan hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 200),
h. 379.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, (jakarta:
Balai Pustakan 2007), h. 740.
5
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: sebuah pengantar ringkas (Bandung: Armico,
1984), h. 22.
6
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
h. 35.
7
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi komunikasi,h. 47.
22

sistematis dan berkelanjutan dalam mengorganisasi aktivitas manusia terhadap

upaya penggunaan suber daya komunikasi secara effesien guna merealisasikan

kebijaksanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi juga memerlukan

pengukuran
  atau evaluasi.

Banyak pakar yang berpendapat tentang teori perencanaan komunikasi

ini. Namun teori yang digunakan untuk menerangkan kegiatan komunikasi

ialah pendapat dari Harold D. Laswell. Menurut beliau yang dimuat dalam

bukunya “The Communication of Ideas” yang dikutip juga oleh Prof Onong

Uchjana Effendy bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi

dengan menjawab suatu pertanyaan “Who Says What In Which Channel To

Whom With What Effect?”8

Komponen-komponen dari rumusan Laswell seperti berikut:

 Who? (Siapa komunikatornya?)

 Say what?(Pesan apa yang dinyatakan?)

 In which channel?(Media apa yang digunakan?)

 To whom?(Siapa komunikannya?)

 With what effect?(Efek apa yang diharapkan?)

Dalam rumusan Laswell dapat dikaji lebih jauh dengan pertanyaan “efek

apa yangdiharapkan?”, maka akan muncul pertanyaan lain:

 When?(Kapan dia dilaksanakannya?)

 How?(Bagaimana melaksanakannya?)

 Why?(Mengapa dilaksanakan demikian?)

8
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008), h. 29.
23

Dalam strategi komunikasi terdapat hal penting lainnya mengenai

pendekatan terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi,

yaitu:

 
 Information(Informasi)

 Persuasion(Persuasi)

 Intruction(Intruksi)

Bahwa komunikasi sebagai kegiatan yang sangat mengharapkan dari

sebuah efek apa yang akan diterima oleh komunikan ketika disampaikan pesan

oleh komunikator. Efek tersebut akan berpengaruh dari kapan informasinya

disampaikan, bagaimana disampaikannya lalu mengapa pesan itu disampaikan

kepada komunikan. Efek komunikasi ini berupa efek psikologis yang terdiri

dari pengaruh kognitif yang dimana komunikasi berfungsi untuk memberikan

informasi, pengaruh afektif yang dimana pesan yang disampaikan bisa

mengubah sikap dan perasaan, selanjutnya pengaruh konatif yang dimana

khalayak bisa terpengaruh tingkah laku dan tindakan dari komunikator untuk

melakukan sesuatu.9

Efek tersebut bisa dilakukan dengan bagaimana cara dari

berkomunikasinya, dengan cara:

a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)

Komunikasi dengan cara ini terjadi ketika berkomunikasi secara

langsung. Cara seperti ini melibatkan komunikator dan komunikan tatap

9
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.
64-65.
24

muka secara langsung. Komunikasi secara ini membuat komunikator

bisa langsung mendapatkan efek. Efek dari komunikan bisa tersalurkan

secara langsung dan bisa langsung mendapatkan suatu umpan balik

  (feedback). Komunikasi face to face ini dipergunakan apabila

mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari komunikan.

b. Komunikasi bermedia (mediated communication)

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang menggunakan saluran atau

sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan di tempat

yang berbeda maupun dengan jumlah banyak. Komunikasi ini lawan

dari komunikasi secara langsung, yaitu komunikasi tidak langsung

(indirect communication). Efek yang dihasilkan juga tidak terjadi secara

langsung. Komunikasi ini lebih banyak digunakan untuk komunikasi

informatif dengan menjangkau lebih jauh dan lebih banyak komunikan,

namun sangat lemah dalam persuasif.10

2. Fungsi Perencanaan Komunikasi

Keberhasilan dari suatu komunikasi bisa terlihat dari bagaimana

perencanaan yang dipersiapkan dalam berkomunikasi. Tanpa perencanaan

komunikasi, semua unsur dalam komunikasi tidak terjalin dengan baik dan

tidak bekerja secara efektif. Adanya perencanaan komunikasi, komunikan bisa

menggunakan panduan bagaimana cara untuk menyampaikan suatu pesan

dengan baik dan efektif agar tersampainya semua pesan yang diinginkan

melalui semua unsur dari proses komunikasi.

10
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 10.
25

Perencanaan komunikasi sangat diperlukan dalam membuat suatu

strategi komunikasi. Fungsi dari strategi komunikasi ialah :

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi bersifat informatif, persuasif dan

  intruktif, secara sistematis kepada sasaran komunikasi untuk memperoleh

hasil yang optimal.

b. Menjembatani kesenjangan budaya akibat kemudahan diperolehnya dan

kemudahan dioprasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang

jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.11

Setelah mengetahui fungsi dari strategi komunikasi, namun ada tujuan

sentral dari strategi komunikasi yang tidak jauh pentingnya. Menurut R. Wayne

Peace, Brend D. Perrerson dan M. Dallas Burnet dalam bukunya Techniques

for Effective Communication berpendapat bahwa strategi komunikasi memiliki

tujuan sentral, tujuan tersebut terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu:12 Pertama,

to secure understanding merupakan memastikan bahwa komunikan mengerti

pesan yang diterima. Kedua, to establish accpetance merupakan kegiatan

setalah komunikan mengerti dan menerima pesan, maka pesan harus dilakukan

pembinaan. Ketiga, to motivation action merupan setelah penerimaan itu dibina

maka kegiatan harus dimotivasi. Dari tiga tujuan ini sangat erat kaitannya demi

terlaksanakan suatu strategi komunikasi.

3. Unsur-unsur Komunikasi

Penentuan tindakan merupakan langkah yang paling penting karena

perencanaan harus dengan kehati-hatian dan ketelitian. Jika salah dalam

11
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.28.
12
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h.32.
26

melakukan pemilihan tindakan maka akan menemukan suatu kerugian dari segi

materi, tenaga dan waktu dan tidak tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Merujuk pendapat dari Prof. Onong Uchjana Effendi bahwa strategi

komunikasi
  merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication

management) untuk mencapai yang telah ditetapkan.13

Perencanaan strategi termasuk mengembangkan dari visi dan misi,

mengidentifikasi keuntungan dan ancaman dari pihak luar individu maupun

organisasi, membuat strategi alternatif lain, dan memilih dengan teliti strategi

untuk mendapatkan sesuatu yang ingin dicapai.

Selanjutnya terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam

melakukan perencanaan komunikasi, yaitu:14

a. Mengenal Khalayak

Dalam proses komunikasi, khalayak ialah unsur yang aktif. Khalayaklah

yang memberikan bagaimana timbal balik yang dikeluarkan dari suatu

perubahan penyampaian pesan oleh komunikator. Sumber atau penyampai

pesan harus memahami khalayak agar tercapainya suatu komunikasi yang

efektif. Disini komunikator juga bisa dipengaruhi oleh khalayak yang akan

ditemukan oleh komunikator. Menciptakan kebersamaan dengan cara

memahami khalayaklah sangat penting agar tercapainya hasil yang efektif.

13
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2008), h. 29.
14
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),
h. 184.
27

Memahami khalayak, komunikator bisa menentukan bentuk dan isi pesan

yang akan disampaikan agar diterima khalayak. Kebutuhan dan individu

khalayak juga harus diperhatikan dan dipahami. Segi pengetahuan dan

kemampuan
  khalayak berkomunikasi jug menjadikan faktor pemilihan pesan-

pesan apa yang akan digunakan oleh komunikator.

Ada beberapa faktor yang harus dipahami komunikator terhadap khalayak:

1. Faktor kondisi kepribadian dan fisik khalayak, seperti pengetahuan

khalayak, kemampuan khalayak menggunakan media komunikasi, serta

pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang

digunakan dalam komunikasi.

2. Faktor pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-

norma dalam kelompok dan masyarakat yang ada.

3. situasi dimana kelompok itu berada.

Faktor-faktor diatas juga erat kaitannya dengan segi-segi lain, seperti

usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status sosial, dan hubungan sosial.

Pengenalan mengenai khalayak bisa kita ketahui dengan observasi dan

penelitian ilmiah. pemahaman tentang khalayak bisa didapatkan dari

pendugaan-pendugaan berdasarkan pengalaman mengenai khalayak.

b. Penyusunan Pesan

Komunikator yang sudah mengenal dan memahami khalayak, maka

faktor selanjutnya yaitu menyusun pesan. Pesan termasuk unsur dari suatu

komunikasi. Sebelumnya, pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh

seseorang dalam bentuk simbol yang dipresepsi dan diterima khalayak dalam
28

serangkaian makna. Pesan sangat tergantung pada tujuan apa yang diinginkan.

Maka ada syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Menyusun pesan merupakan

kegiatan menentukan tema dan materi yang sesuai dengan kondisi dan situasi

khalayak.
 

Selanjutnya Wilbur Schramm mengajukan syarat-syarat untuk

berhasilnya suatu pesan, yaitu:15

1. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

pesan dapat menarik perhatian khalayak,

2. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang sudah dikenal oleh

komunikator dan khalayak sehingga kedua pengertian itu bertemu,

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan

menyarankan agar cara-cara tersebut tepat mencapai kebutuhan itu,

4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoloeh kebutuhan

yang layak bagi khalayak.

Dalam suatu pesan, penentuan tema dan materi pesan harus diperhatikan

ketika ingin disampaikan kepada khalayak. Ada dua bentuk penyajian masalah

dalam suatu pesan, yaitu yang bersifat one side issue (sepihak) dan both side

issue (kedua belah pihak). Penyajian yang bersifat one side issue ialah

penyampaian pesan yang menonjolkan sisi keburukan atau kebaikan sesuatu.16

Lalu both side issue adalah penyampaian permasalahan baik dari segi positif

maupun segi negatif. Menurut hasil studi dari Carl I Hovland dalam buku

Anwar Arifin dapat disimpulkan bahwa penyajian both side issue lebih efektif

15
Anwar Arifin, Komunikasi Politik, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 163.
16
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
h. 140.
29

dilakukan kepada khalayak yang berbeda pendapat. Maka sebaliknya one side

issue lebih efektif kepada khalayak yang sependapat dengan komunikator.17

Setiap pesan memiliki sifatnya masing-masing. Komunikator harus bisa

menyusun
  pesan sesuai dengan tujuannya. Agar tidak salah penyusunan pesan

dengan tujuan tertentu, komunikator harus bisa memilih dan membedakan

pesan apa yang disampaikan dengan sifat dari pesan tersendiri. Sifat pesan

yang bersifat informatif, persuasif, dan mendidik. Pertama, pesan yang bersifat

informatif. Makna dari informasi ialah sesuatu yang diperoleh sebagai

pengetahuan bagi seseorang. Seorang komunikator ketika menyusun pesan

yang bersifat informatif harus memberikan pengetahuan bagi komunikannya.

Sifat informasi terbagi dua macam, yaitu aktual dan umum. Ketika

informasinya aktual harus memberikan informasi yang terbaru atau aktual.

Lalu informasi yang umum seperti informasi tentang publikasi atau

pengumuman suatu kegiatan.

Sifat yang kedua ialah pesan yang bersifat persuasif. Setiap pesan yang

dikomunikasikan harus memiliki tujuan. Tujuannya tersebut yang utama ialah

memberikan suatu perubahan terhadap komunikannya atau orang yang

disampaikan pesannya.

Lalu sifat dari pesan yang ketiga ialah pesan yang bersifat mendidik.

Pesan ini lebih memiliki tekanan pada unsur kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Pesan yang mendidik tidak hanya memberikan suatu informasi

kepada orang yang belum tahu menjadi tahu, melainkan harus memiliki suatu

perubahan dengan cara melaksanakannya atau mengamalkannya.

17
Anwar Arifin, Komunikasi Politik, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 164.
30

c. Menetapkan Metode

Dalam melakukan strategi komunikasi, untuk mencapai suatu yang akan


 
ditujukan haruslah menggunakan suatu metode dalam pencapaiannya.

Menetapkan suatu metode dalam strategi sangatlah krusial. jika tidak

menggunakan metode yang tepat dalam penyampaian suatu pesan maka akan

terjadi pesan yang tidak sampai atau yang lebih berat lagi mendapatkan suatu

kesalahpahaman terhadap komunikator dan tidak tercapainya suatu tujuan.

Menggunakan metode harus juga disesuaikan oleh isi pesan, khalayak, unsur

lainnya. Kesesuaian dalam suatu penyampaian pesan dan metode akan

memudahkan komunikator dalam menyapaikan dan menjadi mudah mencapai

suatu tujuan.

Dalam literatur komunikasi, ada beberapa metode yang diterapkan dalam

strategi komunikasi. Anwar Arifin dalam bukunya Komunikasi Potilik

menawarkan metode komunikasi yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan

situasi khalayak, yaitu:18

1. Metode Redundancy

Penerapan metode ini dapat diartikan sebagai upaya mempengaruhi dengan

jalan mengulang-ulang pesan kepada khalayak. Manfaat dari metode ini,

khalayak akan mengingat dan lebih memperhatikan pesan yang diulang-ulang

dan menjadikan pokok perhatian komunikan. Komunikator dapat memperoleh

penyampaian-penyampaian pesan yang selalu diperbaiki dari pengulangan

18
Anwar Arifin, Komunikasi Politik, h. 168.
31

sebelumnya agar tercapai suatu tujuan yang diingin. Namun ketika pesan yang

disampaikan terus menerus, maka akan menimbulkan suatu kejenuhan dari

penerima pesan. Menggunakan metode ini lebih baik penyampaian pesan

berulang-ulang
  dengan variasi-variasi yang menarik dan dilakukan dalam

kurun waktu tertentu agar tidak menemukan titik jenuh penerima pesan.

2. Metode Canalizing

Metode ini ialah komunikator menyediakan saluran-saluran tertentu untuk

mengusai motif-motif yang ada pada khalayak. Maksudnya ialah agar khalayak

pada awalnya dapat menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara

perlahan dapat mengubah pemikiran dan sikapnya sesuai apa yang kita

inginkan. Jadi sebagai komunikator harus terlebih dahulu mengenal khalayak

dan menyampaikannya sesuai dengan kepribadian, sikap dan motif dari

khalayak. Lalu komunikator harus memahami dan meneliti pengaruh kelompok

terhadap individu atau khalayak. jika komunikator sudah masuk dalam suatu

kelompok, pasti ada dari komunikan akan menerima dengan perubahan yang

komunikator sampaikan ataupun menolaknya, sehingga kekuatan erat suatu

kelompok menipis dan menyebabkan terpecahnya suatu kelompok.

3. Metode Informative

Metode komunikasi yang dapat digunakan selanjutnya ialah metode informatif.

Metode ini ialah suatu bentuk isi pesan yang bertujuan mempengaruhi

khalayak dengan cara memberikan penerangan. Atau dengan kata lain

menyampaikan pesan dengan data-data, fakta, maupun pendapat yang benar.

Metode ini harus bisa dipertanggungjawabkan atas kebenaran yang


32

disampaikan oleh komunikator. Sehingga ada kesempatan untuk menilai dan

mempercayai suatu kebeneran dari komunikator.

4. Metode Persuasive

Metode
  yang sangat umum untuk berkomunikasi ialah metode persuasif.

Metode persuasif digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara

membujuk. Metode ini juga mempengaruhi khalayak dengan cara tidak

memberikan kesempatan untuk berfikir secara kritis, dan khalayak dapat

terpengaruhi secara tidak sadar. Metode ini lebih mengutamakan seorang

komunikator untuk terlebih dahulu menciptakan situasi dimana khalayak

mudah terkena sugesti apa yang diinginkan.

5. Metode Educative

Metode ini biasa disebut metode mendidik, metode yang digunakan sebagai

salah satu usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan gagasan apa yang

disampaian yang berisikan pendapat, fakta dan pengalaman yang kebenarannya

dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini dilakukan secara teratur dan

berencana kearah yang diinginkan.

6. Metode Cursive

Metode kursif ini biasa diartikan sebagai cara mempengaruhi khalayak dengan

cara memaksa. Metode ini khalayak dipaksa dalam menerima pesan apa yang

diinginkan komunikator. Pesan yang disampaikan biasanya juga berisikan

suatu ancaman-ancaman. Metode ini bisa dilakukan dalam bentuk peraturan,

perintah dan intimidasi yang pelaksaannya didukung oleh suatu kekuatan yang

cukup untuk memaksa.


33

Penggunaan semua metode penyampaian itu masing-masing dapat

digunakan dan dapat mencapai suatu kefektivitasan sesuai dengan kondisi

sasaran dari komunikasi. Metode-metode ini bisa digunakan secara bersamaan

agar
  bisa lebih maksimal dalam mencapai suatu tujuan.

d. Seleksi dan penggunaan media

Seleksi media komunikasi harus bisa mengidentifikasi pesan apa yang

akan disampaikan kepada khalayak, dan jenis media apa yang efektif untuk

menyampaikan suatu media kepada khalayak. Pemilihan suatu media yang

digunakan harus melalui suatu riset dari komunikator sebelum menyampaikan

suatu pesan. Menggunakan media yang dimiliki khalayak akan lebih mudah

tersampainya kepada khalayak.

UNESCO memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pemilihan

media komunikasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:19

1. Sumber daya komunikasi yang tersedia disuatu tempat, dengan cara:

a. Kumpulkan data tentang sumber daya komunikasi yang ada, berapa

banyak stasiun studio radio, penerbit surat kabar, stasiun tv dan beberapa

banyak jumlah jenis surat kabar yang beredar dalam masyarakat.

b. Analisis status sumber daya komunikasi.

c. Membuat analisis kritis yang dibutuhkan masyarakat terhadap media,

informasi apa yang diperlukan, dan bagaimana pendapat atau komentar

mereka.

19
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
h. 148.
34

2. Pemilihan media dikalangan masyarakat sasaran, beberapa banyak

penduduk yang memiliki televisi, televisi kabel, radio dan pelanggan surat

kabar.

3.   Terjangkau tidaknya pesan yang akan disampaikan, apakah semua siaran

televisi dapat diterima oleh pemirsa disuatu provinsi, apakah pelanggan

surat kabar hanya terbatas di kota atau juga ada di desa-desa.

Eksistensi dari media itu sendiri sebagai perpanjangan indra manusia.

Pemilihan yang tepat dalam perpanjangan indra manusia akan membantu

komunikator dalam menyampaikan pesan.

Namun dalam menentukan suatu jenis media yang digunakan akan

selalu bergeser demi perkembangan teknologi yang ada, dari mulai teknologi

yang konvensional atau media lama (seperti koran, majalah dan lain lain), lalu

media elektronik (seperti radio, televisi, dan telepon) dan media baru seperti

melalui media internet dan media sosial. Semua media bisa digunakan dalam

melakukan komunikasi namun keefektifannyalah sebagai penentu dalam

berkomunikasi kepada khalayak.

Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam berkomunikasi:

a. Media Lama atau Konvensional

Jenis media lama atau konvensional meskipun disebut dengan media

lama namun bisa digunakan dalam waktu kapanpun Setiap media sudah

memiliki pecintanya masing-masing. Media lama ada yang disebut dengan

media cetak. Media cetak adalah saluran komunikasi dimana pesan-pesannya

tertulis maupun dalam bentuk gambar dalam bentuk cetak. Media ini bisa

disebarluaskan kepada kepada khalayak dalam bentuk cetak dan bisa


35

digunakan kepada khalayak banyak namun kepada khalayak yang memiliki

waktu yang cukup. Media cetak seperti surat kabar, majalah, poster, spanduk

dan lain-lain. Kelebihan lainnya dari media ini, khalayak bisa memilih

informasi
  apa saja yang akan diterimanya. Namun kelemahan dari jenis media

konvensional ini tidak memiliki jangkauan yang jauh, kecuali tempat-

tempatnya bisa dimasuki oleh transportasi untuk mengantarkan surat jenis

media cetak ini.

b. Media Elektronik

Berbeda dengan media cetak yang terbatas pada jangkauan wilayah,

media elektronik bisa menembus suatu wilayah maupun waktu secara cepat.

Menggunakan media elektronik, semua pesan yang disampaikan akan melalui

getaran listrik atau sinyal lalu diterima oleh pesawat penerima sinyal. Sehingga

informasi atau pesan bisa secara cepat tersampaikan. Lalu media elektronik

tidak hanya pesan tulisan saja, melainkan audio dan visual bisa disampaikan

melalu media ini. Kelemahan dari teknologi ini banyak sekali informasi yang

berlalu secara cepat sehingga khalayak bisa tidak mendapatkan informasi yang

disampaikan untuk kembali mengingat. Media elektronik seperti radio yang

diunggulkan melalui audio saja, lalu televisi yang mengunggulkan audio dan

visualnya sehingga bisa ditonton oleh khalayak suatu kejadian yang akan

disampaikan.

c. Media baru atau New Media


36

Media baru ini mulai hadir pada tahun 1990 sehubungan dengan adanya

teknologi interaktif dan komunikasi jejaringan.20 Teknologi terbaru ini

mengubah banyak kehidupan dalam berkomunikasi suatu masyarakat. Media

baru
  biasa disebut dengan teknologi internet. Pada awalnya internet digunakan

untuk mengembangkan suatu informasi yang demokrasi keseluruh dunia tanpa

mengenal wilayah. Terutama dalam membangun suatu pemerintahan. Internet

merupakan komunikasi berjaringan melalui suatu perangkat komputer maupun

alat elektronik yang bisa menggunakan jaringan internet. Semua informasi bisa

diakses melalui media terbaru ini. Media internet mempunyai beberapa

kelebihan, antara lain mendapatkan suatu informasi tanpa batas ruang dan

waktu, akses informasi yang sangat luas dan global, dan yang terpenting ialah

memiliki akses kecepatan dalam bentuk informasi maupun perkembangan dari

teknologi tersebut. Adanya teknologi internet banyak media yang dapat

digunakan dalam berkomunikasi seperti media sosial, messengger, cyber media

dan lain-lain.

Begitulah jenis dari media yang digunakan dalam berkomunikasi.

Memilih media seorang komunikator lebih selektif atas pemilih suatu media

yang digunakan. Menurut Taylor dan kawan-kawan, khalayak memiliki peran

aktif dalam memilih pesan komunikasi yang diinginkan.21 Ketika pesan

disampaikan dengan menggunakan media yang lebih menarik atau diinginkan

khalayak maka khalayak akan memilih pesan tersebut.

20
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi komunikasi, h. 150.
21
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: Grasindo, 2006), h. 76.
37

4. Hambatan Dalam Komunikasi

Hambatan komunikasi merupakan segala sesuatu yang mengganggu dalam

tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit

dalam
  mengirim pesan yang sesuai keinginan komunikator, mempersulit

pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam

memberikan efek yang sesuai tujuan.

Secara garis besar, R. Kreitner (1989) menyebutkan terdapat 4 (empat)

jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan dalam proses penyampaian, hambatan

fisik, hambatan semantik dan hambatan psikologis-sosial.22

a. hambatan dalam proses penyampaian

Hambatan ini bisa datang dari pihak komunikatornya yang mendapat

kesulitan dalam penyampaian pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan

dan belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Hambatan

ini juga dapat terjadi pada penerima pesan tersebut, karena komunikan

mengalami kesulitan untuk memahami pesan itu secara baik.

b. hambatan fisik

Sarana fisik biasa menghambat komunikasi secara efektif. Misalnya

pendengaran kurang tajam, dan gangguan pada sistem pengatur pengeras suara,

sering terjadi gangguan dalam suatu ruangan sehingga pesan-pesan itu tidak

efektif sampai kepada komunikan.

22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2003), h. 14-16.
38

c. hambatan semantik

Hambatan dari segi semantik berupa hambatan mengenai bahasa dan arti

perkataan, yaitu antara pemberi pesan dan penerima tidak terdapat pengertian,
 
pemahaman tentang bahasa atau lambang yang sama. Mungkin bahasa yang

disampaikan terlalu formal, sehingga akan menyulitkan bagi pihak komunikan

yang tingkat pengetahuannya dan pemahaman bahasa yang kurang dikuasainya

atau sebaliknya.

d. hambatan psikologis-sosial

Hambatan-hambatan adanya perbedaan cukup melebar pada aspek

kebudayaan, adat istiadat, kebiasan, persepsi, nilai-nilai yang dianut, hingga

kecenderungan, kebutuhan serta harapan dari kedua belah pihak yang

berkomunikasi tersebut.

C. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi atau asal kata, dakwah berasal dari bahasa Arab, yang

berarti “panggilan, ajakan atau seruan”. Salam ilmu tata bahasa Arab, kata ini

berasal dari fi’il (kata kerja) “da’a yad’u”, artinya memanggil, mengajak atau

menyeru.23

Syekh Muhammad al-khadir Husain mendefinisikan dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada

kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia

23
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
17.
39

akhirat.24 Lalu Asmuni Syukir mendefiniskan dakwah islam adalah suatu usaha

atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana untuk mengajak

manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi ke arah yang lebih baik dalam

rangka
  mencapai tujuan tertentu, yaitu hidup bahagia dunia dan akhirat.25

Berbagai pengertian dakwah menurut para ahli, ada pendapat ahli yang

mendefinisikan dakwah hampir serupa dengan komunikasi. Menurut M. Arifin,

dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku,

dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha

memengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok agar supaya timbul

dalam dirinya suatu pengertian, sedaran, sikap, penghayatan, serta pengalaman

terhadap ajaran agama, message yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur-

unsur paksaan.26 Semua pendapat para ahli tentang pengertian dakwah sesuai

dengan firman Allah dalam Al-Quran surat Al Imran ayat 104:

ِ ‫َو ْلتَ ُكه ِّمن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْذ ُعىنَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْبل َم ْعر‬
َ ِ‫ُوف َويَ ْنهَىْ نَ َع ِه ْال ُمن َك ِر َوأُوْ لَئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ُُِِْْىن‬
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.

pada intinya dakwah ialah mengajak manusia kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Allah agar memperoleh kebahagian dalam kehidupan

dunia dan akhirat. Dakwah pada prakteknya merupakan kegiatan untuk

mentransformasikan nilai-nilai agama dan berperan langsung dalam

pembentukan persepsi umat tentang kehidupan.27 Dari semua definisi dakwah

dapat disimpulkan bahwa dakwah menerangkan bagaimana proses


24
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.11.
25
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
20.
26
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.16.
27
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, ( Surabaya: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 17.
40

penyampaian sesuai dengan perintahnya untuk mencapai ridho Allah

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dakwah memiliki suatu tujuan yang umum. Dari definisi di atas, dapat

diambil
  kesimpulan tujuan umum dari dakwah ialah mengajak manusia

meliputi orang muslim maupun kafir kepada jalan yang benar yang diridhai

Allah SWT. Tujuan khusus dari suatu dakwah ialah mengajak ummat islam

untuk selalu meningkatkan taqwa kepada Allah. Hal terpenting ialah mendidik

dan mengajarkan antar generasi agar tidak menyimpang dari fitrahnya.28

2. Unsur-Unsur Dakwah
Dakwah memiliki unsur-unsur penting dalam kegiatan dakwah.

Keberhasilan suatu dakwah sangat dapat diukur dari unsur-unsur dakwah yang

digunakan dalam berdakwah. Unsur-unsur tersebut ialah:

a. Dai (subjek dakwah)

Dai atau pendakwah ialah orang yang melakukan dakwah. Dalam ilmu

komunikasi, Dai sama seperti komunikator yaitu orang yang menyampaikan

pesan komunikasi kepada orang lain. Dai di sini bisa melakukan dakwah atau

menyampaikan pesan bisa melalui berbagai media yang ia gunakan agar

tersampainya suatu pesan yang ingin disampaikan.29 Dai di sini bukan hanya

orang yang profesional, karena dakwah bisa dilakukan oleh orang umum untuk

mengajak orang ke jalan Allah SWT.

Secara ideal, Dai adalah orang mukmin yang menjadikan islam sebagai

agamanya, Al quran sebagai pedomannya, dan Nabi Muhammad sebagai

28
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
54-58.
29
Muh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009) h. 216.
41

Rasul yang menjadi pemimpin dan teladan baginya, ia sangat mengamalkan

tingkah lakunya, kemudian menyampaikan islam meliputi akidah, syariah dan

akhlak kepada seluruh manusia.30

  Menjadi seorang pendakwah atau Dai harus memiliki persiapan dan

kriteria dari pendakwah itu sendiri. Kriterianya menjadi kemudahan ketika

berdakwah disuatu lingkungan yang akan di dakwahi oleh seorang Dai.

Dalam bukunya Asmuni Syukir, bahwa kepribadian seorang Dai

meliput bersifat jasmani dan rohani, tidak hanya sifat diri melainkan jasmani

juga harus dipikirkan. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang Dai seperti Iman

dan takwah kepada Allah, Tulus ihklas dan tidak mementingkan kepentingan

pribadi, Ramah dan penuh pengertian, Rendah diri, Sederhana dan jujur, Tidak

memiliki sifat egois, Semangat, Sabar dan tamawkkal, Memilih jiwa toleransi,

Sifat terbukan, dan Sehat jasmani.31

Seorang Dai harus memiliki bekal pengetahuan yang sesuai agar dapat

diterima oleh sasaran dakwahnya. Dalam hal ini Hamzah Ya’qub menyebutkan

beberapa hal bekal yang harus dimikili soerang Dai, antara lain:32

1. Mengetahui Al-Quran dan Hadits sebagai pokok ajaran agama islam

2. Memiliki pengetahuan yang berinduk kepada Al-Quran dan As-Sunnah.

Seperti: tafsir, hadits, tauhid, fiqih

3. Memiliki pengetahuan yang menjadikan alat kelengkapan dakwah seperti:

teknik dakwah, psikologi, antropologi, dan perbandingan agama

30
Muh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009) h. 217.
31
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
59.
32
Hamzah Ya’yub, Publisistik Islam Teknik Dakwah Leadership, (Bandung: Diponogoro,
1972), Cet. Ke-2 h. 36.
42

4. Memahami bahasa umat dan retorika

5. Berakhlak baik seorang muslim

6. Memiliki mental, iklas, dan mencintai tugas dan kewajiban seorang Dai

 
Secara umum seorang pendakwah atau Dai harus memiliki kulitas diri

yang baik. Sebelum berdakwah kepada orang lain seorang Dai harus bisa

menguasai dirinya sendiri. Setelah menguasai diri dengan sifat dan kualitas diri

yang baik maka sasaran dakwah akan mudah untuk menerima pesan apa yang

disampaikan. Terutama dalam hal berkomunikasi. Seorang pendakwah harus

mencari cara apa yang harus digunakan untuk berkomunikasi di setiap sasaran

dakwah. Setiap sasaran dakwah akan berbeda pula dalam teknik

berkomunikasinya.

b. Mad’u (objek dakwah)

Mad’u ialah objek dari aktivitas dakwah. Masyarakat sebagai objek

dakwah. Masyarakat yang menjadi unsur dakwah ialah salah satu unsur

terpenting demi adanya aktivitas suatu dakwah. Mempelajari masyarakat

sangat penting untuk seorang Dai. Setiap masyarakat terdiri dari kelompok-

kelompok yang berbeda.

Objek dakwah dapat dilihat dari aspek kelompok masyarakat sebagai berikut:

1. Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari aspek sosilogis berupa

masyarakat terasing, pedesaan, kota besar, dan kecil serta masyarakat kota.

2. Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari aspek struktur kelembagaan

berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

3. Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari aspek cultural berupa golongan

priyai, abangan, dan santri. Klasifikasi ini terutama pada masyarakat jawa.
43

4. Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari aspek tingkat usia berupa anak-

anak, remaja, orangtua.

5. Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari aspek ekonomi berupa golongan

  kaya, menengah dan miskin.

6. Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari aspek profesi dan pekerjaan

berupa golongan petani, pedagang, buruh, seniman, pegawai negeri,

pegawai swasta dan sebagainya.33

Begitulah golongan masyarakat yang harus dipelajari setiap Dai ketika

ingin berdakwah disuatu golongan masyakarat dan harus lebih mendalam

mengetahui karakteristik dari suatu golongan. Agar tidak sesuai dalam

pemilihan metode apa yang akan digunakan.

c. Materi dakwah (pesan)

Dalam ilmu komunikasi, materi dakwah biasa disebut dengan pesan

atau massage. Unsur materi dakwah atau pesan ini termasuk unsur yang bisa

mengukur keberhasilan dalam berdakwah. Penyusunan materi dakwah

tergantung bagaimana sasaran yang hendak akan dicapai dari seorang Dai.

Pesan dakwah yang akan disampaikan oleh Dai dapat diklasifikasikan

menjadi tiga hal penting. Antara lain:34 Pertama, Masalah keimanan (Aqidah).

Masalah keimanan dalam islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang

mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman dalam

islam. Di pembahasan ini tidak hanya masalah mengimaninya saja, melainkan

33
Faizah dan H. Lalu Muchsin Efendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006),
h.70.
34
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
60.
44

masalah yang berlawanan dengan keimanan seperti syirik, ingkar dengan

adanya Allah sebagai Tuhan semesta alam dan sebagainya. kedua, masalah

keislaman (Syariah) Masalah keislaman sangar erat hubungannya dengan

semua
  peraturan dan hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia

dengan Allah dan bagaimana mengatur pergaulan antar sesama manusia.

Dalam artian khusus bagaimana aturan dalam melakukan ibadah secara

personal kepada Tuhan-Nya dan bagaimana aturan sesama manusia dengan

artian muamalah seperti hukum-hukum publik. Ketiga, Masalah Akhlak (Budi

Pekerti). Permasalah akhlak atau budi pekerti ialah bagaimana untuk

menyempurnakan suatu keimanan dan keislaman dalam diri seseorang

termasuk Dai. Akhlak sangat penting dalam pesan dakwah karena dengan

akhlak atau budi pekerti yang baiklah keimanan dan keislaman itu bisa

diterima oleh Allah dan makhluk-makhluk-Nya.

Klasifikasi permasalah diatas dalam pesan dakwah sangat erat

hubungannya bagaimana interaksi kepada Allah, Manusia dan alam semesta.

Pesan dakwah bukanlah hanya suatu pesan yang akan disampaikan melainkan

dalam berdakwah isi pesan dakwah sangat lah penting untuk mengajak

manusia kepada jalan yang benar dan mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.

d. Media dakwah

Media dakwah termasuk sebagai unsur yang menentukan dalam

pelaksanaan dakwah. Tidak hanya dalam ilmu komunikasi saja media

digunakan, melainkan dalam berdakwah media juga menentukan suatu

keberhasilan dalam penyampaian pesan dakwah.


45

Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah

berarti perantara, tengah, pengantar.35 Media dakwah berarti sebagai alat

perantara dalam berdakwah yang akan gunakan untuk mencapai tujuan

dakwah.
 

Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda, media dakwah bisa dilihat dari

empat sifat dari media:36

1. Media visual. Alat yang digunakan dalam pelaksaan dakwah melalui indra

penglihatan seperti foto, slide, gambar, lukisan dan sebagainya.

2. Media auditif. Alat-alat yang digunakan dalam penunjang pelaksaan dakwah

melalui indra pendengaran seperti radio, telepon, musik, dan sebagainya.

3. Media audio visual. Alat yang digunakan dalam penunjang dakwah bisa

dilihat maupun di dengar seperti film, video, televisi.

4. Media cetak. Alat yang digunakan dalam penunjang dakwah dalam bentuk

cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, buku, poster, dan sebagainya.

Di jaman milenial, media baru sangat amat berpengaruh dalam

berkomunikasi maupun berdakwah. Media baru yang dimaksud ialah internet,

dengan media ini semuanya bisa terlihat dekat dan sangat mudah dilakukan.

Penggunaan internet pada jaman ini tidak pandang usia seperti media-media

konvensional yang peminatnya bisa diklasifikasikan. Media baru tidak jauh

media sosial, dengan media ini semua bisa berkomunikasi secara pribadi

maupun kelompok dan semuanya terasa dekat. Media sosial bisa melibatkan

unsur cetak, audio, visual maupun audio visual. Seperti WhatsApp, Instagram,

35
Muh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009) h. 403.
36
Hassanudin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di Indonesia,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 43.
46

e-mail, Skype, Facebook, Youtube, Twitter dan sebagainya. Media baru harus

juga bisa diperhitungkan oleh seorang Dai di era milenial sekarang ini. Sifat-

sifat media diatas seorang Dai bisa memilih jenis media apa yang akan

digunakan
  dalam berdakwah agar tercapainya suatu pesan dakwah.

e. Metodologi Dakwah

Seorang Dai dalam berdakwah juga harus mempersiapkan unsur

metodologi dakwah agar terselarasnya dengan unsur-unsur lainnya. Metodologi

berasal dari bahasa Yunani dari kata “metodos” yang berarti cara atau jalan dan

“logos” berarti ilmu. Maka metodologi berarti ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang cara-cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan dengan

hasil yang efektif dan efesien.37 Metode dakwah berarti cara tertentu yang

dilakukan oleh seorang Dai dalam menyampaikan materi dakwah kepada

Mad’unya.38 Arah metode dakwah tidak hanya meningkatkan efektivitas

dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan dakwah.39

Bentuk-bentuk metode dakwah sesuai dengan firman Allah :

َ ‫ك هُ َى أَ ْعَِ ُم بِ َم ْه‬
َّ‫ضل‬ َ َّ‫ك بِ ْبل ُِ ْك َم ِة َو ْال َمىْ ِعظَ ِة ْال َُ َسنَ ِة َو َجب ِد ْلهُ ْم بِبلَّتِي ِه َي أَحْ َسهُ إِ َّن َرب‬ َ ِّ‫ع إِلَى َسبِي ِل َرب‬ ُ ‫ا ْد‬
ْ َ
َ‫ع َْه َسبِيِِ ِه َوهُ َى أ ْعَِ ُم بِبل ُم ْهتَ ِذيه‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
( QS An Nahl : 125)

Berdasarkan ayat diatas bahwa metode dakwah bisa dengan tiga cara:

1. Metode Al-Hikmah (cara yang bijaksana)

37
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
98.
38
M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Pemuda Media, 2006), h. 6.
39
Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009) h. 358.
47

Dalam bahasa arab kata Hikmah berarti kebijaksanaan, kebenaran, adil,

pandai, lemah lembut, dan pemaaf. Ibnu Duraid menafsirkan kata Hikmah ialah

setiap kalimat yang menasihati dan mengajak pada kemuliaan atau mencegah

perbuatan
  kemungkaran.40 Dari makna dakwahnya bahwa objek dakwah

mampu melaksanakan dakwah dengan cara yang bijaksana tanpa ada paksaan

maupun rasa ketakutan.41

Dari pengertian di atas bahwa dakwah bil hikmah ialah seorang Dai

harus menggunakaan perkataan-perkataan yang benar dan perilaku yang

bijaksana dan lemah lembut agar Mad’u bisa menerima dakwahnya dengan

bijaksana dan mampu melalsanakan pesan dakwah dengan akhlak yang mulia

dan penuh dengan keyakinan.

Seorang pendakwah harus bisa juga untuk menempatkan metode dakwah

bil himah dengan tepat dan kesesuaian dengan zaman maupun tempat, baik isi

pesan dakwah maupun penyampaiannya.

2. Metode Mau’izatil Hasanah (nasihat yang baik)

Secara bahasa metode ini terdiri dari dua suku kata yaitu mau’izah dan

hasanah. Kata mau’izah berartikan nasihat, bimbingan, pendidikan, dan

peringatan. Lalu hasanah berarti kebaikan. Penggabungan dua suku kata ini

berarti memberikan nasihat pada orang lain dengan cara yang baik, berupa

40
Sehat Sulthoni, Filsafat Pendidikan Akhlak, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2012), h.
128.
41
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), h. 321.
48

petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat

mengubah hati.42

Dalam berdakwah, seorang Dai memberikan nasihat yang baik dengan


 
cara pendidikan dan petunjuk yang baik bisa mudah diterima kepada objek

dakwah. Tidak hanya mudah diterima melainkan bisa mengubah hati yang

keras menjadi lembut dan dakwahnya bisa langsung mendapatkan efek yang

positif dengan melakukan semua anjuran seorang Dai.

Metode ini tidak hanya dilakukan dengan cara melalui mimbar-mimbar

saja, melainkan dengan cara personal antar Dai dan objek dakwah melaui

obrolan-obrolan ringan yang non formal namun memberikan pengaruh yang

baik kepada objek dakwah.

3. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan (berdebat dengan cara yang baik)

Metode ini memiliki arti bertukar pikiran dengan cara-cara yang baik,

metode ini digunakan untuk objek dakwah yang berfikir kritis dan kaum

terpelajar.43 Bertukar pikiran disini dalam bentuk dialog, seminar, diskusi, dan

sebagainya. Memiliki suatu tujuan kesepahaman, saling mempelajari ajaran

satu sama lain dan memberikan suatu kebenaran bukan untuk unjuk diri dan

menimbulkan sifat sombong.

Dari tiga metode dakwah yang terdapat pada surat An-Nahl ayat 125

seorang Dai dapat menyesuaikan metode apa yang digunakan sesuai dengan

tingkat pemahaman yang dimiliki oleh sasaran dakwah atau objek dakwah

42
Munzier Saputra, Metode Dakwah, (jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-1, h. 18.
43
Yunahar Ilyas, Prinsip-Prinsip Dakwah, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005), h. 30-31.
49

yang akan di dakwahinya.Seorang Dai harus mempersiapkan diri ketika sudah

memilih metodenya seperti ilmu yang dimiliki, cara pendeketan, perilaku,

akhlak dan sebagainya.

 
Pada garis besar, bentuk dakwah ada tiga, yaitu: Dakwah bil-Lisan

(dakwah dengan lisan), Dakwah bil-Qolam (dakwah dengan tulisan), dan

Dakwah bil-Hal (dakwah dengan tindakan). Berdasarkan ketiga bentuk dakwah

tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:44

1) Dakwah bil-Lisan, ialah sebuah penyampaian pesan dengan menggunakan

lisan berupa ceramah atau komunikasi secara langsung antara Dai dan

Mad’u.45 Bentuk dakwah seperti ini sering dilakukan para Dai dalam

berdakwah seperti ceramah di majelis-majelis, lalu khutbah jumat di

pengajian maupun di acara keagamaan seperti pernikahan, maupun majelis-

majelis ilmu lainnya, lalu diskusi maupun memberikan nasihat secara lisan.

Di era modern seperti ini sudah banyak digunakan berdakwah melalui

lisannya dengan menggunakan media elektronik seperti radio dan televisi

maupun sosial media di internet sudah bisa secara langsung melakukan

dakwah bil lisan.

2) Dakwah bil-Qolam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan

keahlian menulis surat kabar, makalah, buletin, buku, majalah maupun di

internet seperti blog dan sebagainya yang mengandung isi pesan dakwah

didalamnya. Bentuk dakwah seperti ini sudah ada sejak ada sejak

Rasulullah, beliau berdakwah dengan tulisan dengan melakukan surat

44
Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 359.
45
Rubinah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 42.
50

menyurat kepada raja-raja negara seperti Syam, Yaman, dan sebagainya

yang berisikan pesan dakwah.46 Metode ini juga membuat dakwah tetap bisa

dilakukan meskipun pergantian zaman. Tanpa tulisan, peradaban dulina

  akan lenyap dan punah. Kita bisa memahami Al-Quran, Hadits, Fiqh para

Imam karena ditulis dan publikasikan.47

3) Dakwah bil-Hal, aktivitas dakwah yang dilakukan seorang Dai dengan cara

melakukan suatu tindakan atau amal terhadap kebutuhan sasaran dakwah

atau Mad’unya. Mengajak kebaikan dalam bentuk amal, kerja nyata, baik

yang sifatnya seperti mendirikan lembaga pendidikan Islam, kerja bakti,

mendirikan bangunan keagamaan, penyantunan masyarakat secara

ekonomis atau bahkan acara-acara hiburan keagamaan.48 Salah satunya ialah

pemberdayaan masyarakat, yaitu dakwah dengan upaya untuk membangun

daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran

akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya

dengan dilandasi proses kemandirian.49 Bentuk dakwah ini membutuhkan

keteladanan dan kerja nyata dari seorang Dai yang melakukan suatu

tindakan yang konkret dan bisa langsung dirasakan kepada Mad’unya.

D. Konseptualisasi Kerukunan umat beragama

1. Pengertian Kerukunan umat beragama

Kerukunan adalah proses interaksi antar umat beragama yang

membentuk ikatan-ikatan sosial yang tidak individualis dan menjadi satu

46
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
156.
47
Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 375.
48
https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/ilmu-dakwah-bentuk-bentuk-
dakwah/ diakses pada rabu, 01-11-2017 pukul: 17:41.
49
Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 378.
51

kesatuan yang utuh dibawah peran tokoh agama, tokoh masyarakat maupun

masyarakat yang mempunyai sistem serta memiliki bagian-bagian peran

tersendiri yaitu pada umumnya yang terjadi dilingkup masyarakat.50

Selanjutnya
  Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat

beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati,

menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia 1945.51 Sikap dari kerukunan beragama

diawali dengan sikap toleransi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

toleransi berasal dari kata “toleran” yang berarti bersifat atau bersikap

menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian atau

pendapat yang berbeda dan atau bertentangan dengan pendiriannya.52

Toleransi beragama adalah kesadaran seseorang untuk menghargai,

menghormati, membiarkan, dan membolehkan pendirian, pandangan,

keyakinan, kepercayaan, serta memberikan ruang bagi pelaksanaan kebiasaan,

perilaku dan praktik keagamaan orang lain yang berbeda atau bertentangan

dengan pendirian sendiri dalam rangka membangun kehidupan bersama dan

hubungan sosial yang lebih baik.53

Menurut Nurcholish Madjid pengertian dari Toleransi terbagi menjadi

dua macam pengertian, pengertian pertama adalah pengertian negatif (negative

50
Musahadi Ham, Mediasi dan konflik di Indonesia, (Semarang: Wmc, 2017), h. 57.
51
Afif H.M, DKK, Peran Lembaga Keagamaan Dalam Memelihara Kerukunan Umat
Beragama Di Indonesia Jilid 1, (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta,
2015), h. 27.
52
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 124.
53
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Kerukunan umat beragama
Mahasiswa, (Jakarta, Maloha Jaya Press, 2010), h. 100.
52

interpretation of tolerance) yaitu pengertian yang menyatakan bahwa toleransi

mensyaratkan hanya cukup dengan membiarkan dan tidak menyakiti orang

atau kelompok lain. Lalu pengertian kedua adalah pengertian positif (positive

interpretation
  of tolerance), bahwa toleransi membutuhkan lebih dari sekedar

membiarkan. Toleransi perlu adanya pemberian bantuan dan dukungan

terhadap keberadaan orang atau kelompok lain. Namun, pemahaman positif ini

hanya boleh terjadi dalam situasi dimana objek dari toleransi tidak tercela

secara moral dan merupakan suatu yang tak dapat dihapuskan, seperti kasus

toleransi rasional.54

Dari berbagai pengertian di atas bahwa kerukunan umat beragama

adalah sebuah suasana persaudaraan kehidupan bersama antar umat beragama

yang memiliki sikap dengan sepenuh hati membiarkan dan menghargai

pendirian seseorang atau kelompok untuk memilih kepercayaan dan keyakinan

tentang beragama dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

2. Unsur-Unsur Kerukunan umat beragama

Kerukunan umat beragama memiliki unsur-unsur dalam bersikap yang

harus ditekankan terhadap orang lain atau kelompok lain. Sikap tersebut

tercerminkan dari sikap toleransi beragama, sikap tersebut menurut Wazler

antara lain:55

54
Nurcholish Madjid, Pluralitas Agama (kerukunan dalam keragaman), (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2001), h, 13.
55
Misrawi dan Zuhairi, Pandangan Muslim Moderat, Toleransi, Terorisme dan Oase
Perdamaian, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), h. 10.
53

a. Sikap untuk menerima perbedaan

sikap mental yang harus dimiliki seseorang agar terwujudnya kerukunan umat

beragama berawal dari memiliki sikap untuk menerima perbedaan. Semua

perbedaan
  adalah suatu keniscayaan dari Tuhan yang Maha Esa. Menerima

perbedaan gagasan, ide, pendapat maupun kepercayaan akan menghasilkan

kehidupan damai dalam bermasyarakat.

b. Sikap mengubah penyeragaman menjadi keberagaman

suatu sikap mental diri seseorang dalam mengubah penyeragaman gagasan

maupun sikap orang lain menjadi suatu keberagaman. Sikap memaksa orang

lain untuk penyeragaman sautu gagasan akan menimbulkan konflik. Sesuai

dengan prinsip yang digunakan oleh A. Mukti Ali bahwa perbedaan tidak harus

ada permusuhan dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan.56

Semua pemeluk agama hendaknya menyakini dan mempercayai suatu

kebenaran agamanya, tanpa memaksakan kehendak orang lain. Sikap

memahami keberagaman akan lebih berharga dengan adanya kesantunan setiap

individu.

c. Sikap mengakui hak orang lain

sikap dan perilaku ini ialah sikap untuk tidak melanggar hak orang lain dalam

menentukan sikap atau pendapatnya. Hak orang lain hanya dimiliki orang

individu-individu maupun kelompok itu sendiri. Terutama hak keyakinan

beragama, setiap individu berhak meyakini dan mempercayai yang ia yakini

tanpa ada intervensi dari orang lain. Mengakui hak orang lain pada umumnya

telah disepakati sesuai kesepakatan bersama sesuai hak asasi manusia.

56
Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar
Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Beragama” (surabaya: Bina Ilmu, 1997), h. 24.
54

d. Menghargai eksistensi orang lain dan sikap mendukung keragaman ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sangat beragam dari berbagai

latar
  belakang suku, etnis maupun agama. Keragaman ini merupakan ciptaan

Tuhan yang harus diyakini. Setiap agama mengajarkan untuk menghargai dan

saling tolong menolong kepada orang lain. Menghargai eksistensi orang lain

tidak patut dengan di hina, cacian maupun makian karena semua makluk ialah

ciptaan Tuhan. Sikap lapang dada kepada pemeluk agama lain dalam

melaksaan perintah masing-masing agama sesuai dengan keyakinannya ialah

bentuk menghargai eksistensi orang lain dan sikap mendukung keragaman

ciptaan Tuhan Yang maha Esa.

3. Tujuan Dari Kerukunan umat beragama

Berlandasan pengertian kerukunan antar umat beragama menurut

Pasal 1 ayat (1) Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

No. 9 dan 8 Tahun 2006, kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan

sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling

menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan

kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.57 Maka pemerintahan dan

kepala daerah berupaya untuk mewujudkan kerukunan hubungan antar umat

57
Afif H.M, DKK, Peran Lembaga Keagamaan Dalam Memelihara Kerukunan Umat
Beragama Di Indonesia Jilid 1, (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta,
2015), h. 27.
55

beragama di wilayah pemerintahan tersebut berjalan dengan harmonis untuk

melangsungkan kehidupan yang lebih baik untuk kedepannya.

Tujuan dari kerukunan umat beragama tidak lain untuk meningkatkan

keimanan
  dan ketakwaan keberagamaan masing-masing pemeluk agama.

Setiap penganut masing-masing agama untuk semakin mendorong

memperdalam keimanan keagamaan yang dipercayainya. Lalu untuk

mewujudkan stabilitas nasional yang mantap. Adanya kestabilan nasional

sangat meminimalisir ketegangan kerenggangan hubungan antar umat

beragama. Selanjutnya untuk menunjang dan mensukseskan pembangunan.

Suksesnya pembangunan sangat terkait dengan kerukunan antar masyarakat

yang sibuk untuk kemajuan bukan untuk perselisihan maupun permusuhan.

Terakhir untuk memelihara dan mempererat rasa persaudaraan.58 Kerukunan

antar umat beragama merupakan tongkat utama untuk mencapai suatu

kemajuan kehidupan bermasyarakat.

58
http://eprints.walisongo.ac.id/6995/3/BAB%20II.pdf diakses pada Senin, 04 Desember
2017 pukul 20:00.
BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Biografi Ustadz Ahmad Syaikhu


 

1. Profil Ustadz Ahmad Syaikhu

Wakil walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dilahirkan di Cirebon

pada 23 Januari 1965, putra kelima dari pasangan, K.H Ma’soem bin

Aboelkhair, dan Nafi’ah binti Thohir. Ayah beliau merupakan tokoh agama di

desa tersebut. Ayahnya sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan Sindanglaut Cirebon. ia selama menempuh pendidikan dari Sekolah

Dasar Negeri Lemahabang II pada tahun 1976, SMPN Sindanglaut 1980 hingga

Sekolah Menengah Atas beliau tempuh di Kota Cirebon. Selepas lulus Sekolah

menengah atas di SMAN Sindanglaut Cirebon pada tahun 1983 beliau

menempuh perguruan tinggi di ibukota Jakarta yang bernama Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara (STAN) hingga lulus pada tahun 1986.

1
Lalu pendidikan agama diperoleh beliau dari orang tua, kakak, dan

kiyai-kiyai di Pondok Pesantren Buntet Cirebon. Setelah beliau lulus di sekolah

tinggi akuntansi negara, beliau menikahi Lilik Wakhidah dan dikaruniai tiga

anak laki-laki dan tiga anak perempuan.2

2. Kiprah Dakwah dan Perpolitikan

Sejak sekolah dasar beliau sudah aktif mengikuti kegiatan extrakulikuler

seperti pramuka. Pada masa sekolah menengah pertama dan akhir, beliau aktif

1
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 10 Maret 2018.
2
http://ahmadsyaikhu.com/profile-ahmad-syaikhu/ diakses pada tanggal 24 November 2017
pukul 10:42.

52
57

mengikuti dan menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS). Ketika

kuliah di STAN, aktivitas organisasi beliau salurkan melalui kepengurusan

Senat Mahasiswa sebagai Ketua Bidang Kerohanian Islam dan Ketua Masjid

Kampus Baitul Maal disekitar kampus beliau.


 
Walikota yang memiliki hobi bersepeda ini, mendirikan beberapa

yayasan, di antaranya Yayasan At-Tibyan (Jakarta Timur) yang bergerak dalam

pendidikan Islam dengan membuka Tempat Pendidikan Al-quran atau TPA, lalu

Yayasan Istiqomah Bina Umat di Pondok Gede Bekasi yang bergerak dalam

Tahfidzul Qur’an (menghafalkan Al-Qur’an) dan Yayasan Lembaga Amil Zakat

Tabung Amanah Umat (LAZ-TAMU) di Pondok gede yang bergerak di bidang

pelayanan sosial dan kesehatan. Yayasan Adzkia di Bekasi Timur yang bergerak

di bidang sosial dan ekonomi.3

Dalam pandangan beliau, agar dakwah tetap berjalan, diperlukan adanya

komitmen dari setiap aktivis dakwah terhadap Islam dan Gerakan Islam, di

samping dukungan dari masyarakat.

Saat ini beliau juga aktif sebagai Dewan pengawas Yayasan Islamic

Center IQRO’ Pondok Gede yang merupakan pelopor sekolah Islam terpadu.

Selain itu ia juga diamanahi menjadi Ketua Ta’mir Masjid Annur, Yayasan

Miftahul Amal Bojong Rawalele Jatimakmur Pondok Gede Bekasi.

Perjalanan dakwah beliau tidak hanya lewat dalam organisasi saja,

melainkan beliau juga berdakwah melalui masjid-masjid di wilayah Bekasi

maupun sekitarnya. Beliau juga memanfaatkan media cetak maupun elektronik

seperti menulis majalah, melakukan ceramah melaui radio hingga televisi.

Namun perjalanan dakwah beliau juga mengikuti perkembangan zaman. Beliau

3
http://ahmadsyaikhu.com/profile-ahmad-syaikhu/ diakses pada tanggal 25 November 2017
pukul 11:42.
58

juga mengisi konten media sosial beliau dengan berdakwah, seperti akun

facebook, twitter, youtube hingga instagram maupun website beliau. Sadar akan

dakwah bisa dilakukan dengan berpolitik, beliau memasuki dunia perpolitikan.

 
Namun sebelum beliau memasuki dunia perpolitikan, beliau sempat

menjalani ikatan dinas sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) perwakilan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang dari

1986 hingga 1989 kemudian ditempatkan di BPKP Pusat pada Deputi Bidang

Pengawasan Keuangan Daerah.

Seorang wakil walikota yang sudah mendapatkan gelar al hafizh ini

mulai masuk ke dunia perpolitikan pada Pemilu 2004, ia dicalonkan oleh Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bekasi.4 Masuknya ia ke dunia politik mengharuskan beliau

mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil (PNS). Pada 2008 ketika menjabat

sebagai wakil rakyat daerah ia dicalonkan sebagai Kota Bekasi Beliau pernah

diamani menjabat sebagai walikota Bekasi. Namun beliau kalah dipemilihan

walikota tersebut.

Pada di pemilu 2009, selanjutnya beliau terpilih menjadi anggota dewan

perwakilan rakyat daerah provinsi Jawa Barat. Ahmad Syaikhu juga

diamanahkan sebagai ketua fraksi dari Partai Keadilan Sejahtera di DPRD

provinsi Jawa Barat. Setelah menjadi anggota DPRD provinsi Jawa Barat, beliau

di tahun 2013 mencalonkan diri sebagai wakil walikota Bekasi yang

dipasangkan oleh Rakhmat Effendi sebagai walikota Bekasi. Atas amanah yang

diberikan oleh masyarakat Bekasi beliau menjabat wakil walikota Bekasi hingga

4
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 10 Maret 2018.
59

2018.5 Kecintaan beliau berolahraga dan berorganisasi beliau hingga menjadi

wakil walikota Bekasi juga beliau salurhan hingga ia terpilih menjadi ketua

Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia).6

Begitulah kiprah dakwah dan berpolitik beliau sehingga bisa terpilih menjadi
 
wakil walikota Bekasi.

B. Gambaran Umum Kota Bekasi

1. Sejarah Kota Bekasi


Kota Bekasi berdiri sejak adanya kerajaan tarumanagara. Kerajaan

tarumanegara (358-669 Masehi) memiliki cakupan wilayah Bekasi, Sunda

Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga wilayah di Indramayu. Bekasi tempo

dulu memiliki nama Dayeuh Sundasembawa atau sering didengar dengan

Jayagiri dan Bekasi merupakan IbuKota dari kerajaan tersebut.

Dayeuh Sundasembawa merupakan daerah asal Maharaja Tarusbawa

(669-723 Masehi) sebagai pendiri kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan

Raja-Raja Sunda sampai kepada Ratu Ragamulya (1567-1579 Masehi) generasi

terakhir kerajaan Sunda. Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak

memberikan informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau.

Ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama prasasti Kebantenan.

Keempat prasasti tersebut merupakan keputusan dari Sri Baguda Maharaja

(Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 Masehi) yang ditulis dalam lima lembar

lempeng tembaga. Sejak abad ke-5 Masehi pada masa kerajaan Tarumanagara

5
Adi Siregar, Kang Syaikhu hal-hal kecil namun berkesan, (Bekasi: Kreasi Kata Persada,
2017), h. 9.
6
http://ahmadsyaikhu.com/profile-ahmad-syaikhu/ diakses pada tanggal 25 November 2017
pukul 11:42.
60

dan kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan

karena satu daerah yang strategis dan menjadikan penghubung antara pelabuhan

Sunda Kelapa atau sekarang yang disebut dengan Jakarta.7

 
Bekasi memiliki sejarah yang panjang dan penuh dengan dinamika.

Sejarah adanya Kota Bekasi ini bisa dilihat dari perkembangan zaman ke zaman,

sejak Hindia Belanda, Jepang hingga zaman kemerdaan. Zaman Hindia Belanda,

Bekasi masih merupakan Kewedanaan, termasuk Regenschap Meester Cornelis.

Dimasa ini masyarakat masih dikuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus belanjut sampai pendudukan kemiliteran Jepang.

Pendudukan Jepang turut mengubah kondisi masyarat. Mereka melakukan

japanisasi disemua sektor kehidupan, dimulai dari segi penamaan Batavia

diganti dengan Nama jakarta hingga penamaan wilayah-wilayah seperti

Regenschap Meester Cornelis menjadi Ken Jatinegara, Kewedanaan menjadi

Gun dan masih banyak lagi. Namun setelah proklamasi kemerdaan Republik

Indonesia 17 Agustus 1945 struktur pemerintahan menjadi berubah, seperti

japanisasi yang dilakukan jepang merubah menjadi keIndonesiaan. Saat itu

Ibukota dari Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, pada awalnya di

Tambun hingga kemudian ke Bojong atau sering didengar dengan Kedung

Gede.

Tidak lama setelah itu pendudukan Belanda kembali terjadi lagi,

kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman

Regenschap Meester Cornelis menjadi kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk

dalam wilayah Batavia En Omelanden.

7
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1062 diakses pada tanggal 24 November 2017
pukul 15:31.
61

Terbentuknya Kota Bekasi berawal dari aksi unjuk rasa sekitar 40.000

rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alun-alun Bekasi. Inti dari unjuk

rasa tersebut ialah penyampampai bahwa rakyat Bekasi tetap berdiri dibelakang

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengajukan usul


 
kepada pemerintahan pusat agar kebupaten Jatinegara diubah menjadi kabupaten

Bekasi. Akhirnya berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1950

terbentuklah Kabupaten Bekasi dengan wilayah dari empat kewedanaan, 13

kecamatan dan 95 desa.8

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke

Kota Bekasi. Lalu pada tahun 1982, saat Bupati H. Abdul Fatah gedung

perkantoran dipindahkan ke jalan Ahmad Yani No. 1 yang hingga sekarang

menjadikan kantor Walikota dan wakil Walikota Bekasi. Pemindahan kantor

pemerintahan pemerintahan dengan alasan pemekaran kecamatan Bekasi

menjadi Kota Administratif Bekasi. Peresmian Kota administratif Bekasi

dilakukan oleh Menteri dalam Neegeri pada tanggal 20 April 1982, dengan

walikota pertama yang dijabat oleh H. Soedjono 1982-1988). Wilayah yang ia

pimpin sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 48 tahun 1981, Kota

Administarif Bekasiterdiri dari empat kecamatan yang seluruhnya menjadi 18

kelurahan dan 8 desa.9

Pada perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak

dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi

dan perekonomian semakin meningkat. Sehingga status Bekasi pun menjadi

8
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1062 diakses pada tanggal 24 November 2017
pukul 15:40.
9
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1062 diakses pada tanggal 24 November 2017
pukul 15:40.
62

Kotamadya atau sekarang disebut dengan Kota Bekasi. Sekarang Kota Bekasi

memiliki wilayah Administasi 12 kecamatan dan didalamnya terdapat 56

kelurahan.

2. Lambang
 
Daerah Kota Bekasi

Gambar 3.1
Lambang Kota Bekasi
Sumber: https://www.Kotapatriot.com/2017/03/21/lambang-Kota-patriot/

Melalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor : 01 Tahun 1998

disahkanlah lambang daerah Kota Bekasi. Lambang tersebut berbentuk perisai

dengan warna dasar hijau muda dan biru langit yang berarti harapan masa depan

dan keluasan wawasan serta jernih pikiran. Sesanti " KOTA PATRIOT " artinya

adalah semangat pengabdian dalam perjuangan bangsa.

Didalam lambang Kota Bekasi ini terdapat lukisan-lukisan yang

merupakan unsur-unsur sebagai berikut:10

a. Bambu runcing berujung lima yang berdiri tegak mempunyai dua makna:

1. Melambangkan hubungan vertikal Mahluk dengan Khaliknya (Manusia

dengan Tuhannya) yang mencerminkan masyarakat Bekasi yang religius.

10
http://www.bekasikota.go.id/pages/lambang-daerah-kota-bekasi diakses pada Senin, 04
Desember 2017 pukul 20:00.
63

2. Melambangkan semangat patriotisme rakyat Bekasi dalam merebut dan

mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan Negara yang tidak kenal

menyerah sehingga Bekasi menyandang predikat sebagai Kota Patriot.

b. Perisai segi lima melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat


 
Bekasi dalam menghadapi segala macam ancaman, gangguan, halangan dan

tantangan yang datang dari manapun juga terhadap kelangsungan hidup

Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

c. Segi empat melambangkan Prasasti Perjuangan Kerawang Bekasi.

d. Pilar Batas Wilayah.

e. Padi dan Buah-buahan melambangkan jumlah Kecamatan dan Kelurahan /

Desa pada saat membentuk Kota Bekasi.

Buah-buahan berjumlah 7 (tujuh) besar dan 1 (satu) kecil melambangkan 7

Kecamatan ; Pondok Gede, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Bekasi

Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara serta 1 Kecamatan Pembantu ; Jati

Sampurna.

Padi berjumlah 50 (lima puluh) butir melambangkan 50 kelurahan /desa.

f. Tali simpul berjumlah 10 (sepuluh) yang mengikat ujung tingkai padi dan

buah-buahan melambangkan tanggal hari jadi, 3 buah anak tangga

penyangga bambu runcing melambangkan bulan Hari jadi Kota Bekasi.

g. Dua baris Gelombang Laut atau Riak Air melambangkan dinamika

Masyarakat dan Pemerintah Daerah yang tidak pernah berhenti membangun

Daerah dan Bangsanya.

Sedangkan warna-warna lambang daerah Kota Bekasi mengandung

makna sebagai berikut:


64

a. Biru Langit : Keluasan wawasan dan kejernihan pikiran serta menunjukkan

zone Industri.

b. Putih : Kesucian perjuangan.

c. Hijau Muda: Harapan masa depan serta menunjukkan daerah Pertanian dan
 
Hortikultura.

d. Hitam : Ketegaran patriot sejati.

e. Kuning : Kemuliaan dan menunjukan daerah pemukiman.

f. Merah : keberanian untuk berkorban serta menunjukan daerah pertanian dan

Hortikultura.

3. Geografi dan Demografi Kota Bekasi

a. Kondisi Geografi Wilayah Kota Bekasi

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 KM2 atau sekitar 0.7

persen dari luas Provinsi Jawa Barat. Secara geografis letak Kota Bekasi berada

pada 106o 48’ 28” – 107o 27’ 29” Bujur Timur dan 6o 10’ 6” – 6o 30’ 6” Lintang

selatan dengan ketinggian 11 meter hingga 81 meter diatas permukaan laut.

Wilayah dengan ketinggian rendah membuat daerah tersebut banyak genangan

terutama pada saat musim hujan. Struktur geologi wilayah di Kota Bekasi

didominasi oleh karakteristik struktur pleistocene volcanik facies meskipun ada

beberapa wilayah memiliki karakteristik struktur berbeda, seperti Bekasi Utara

yang strukturnya Aluvium dan Bekasi Timur yang strukturnya Miocene

Sedimentary Facies.11

11
https://www.bekasikota.go.id/pages/kondisi-geografis-wilayah-kota-bekasi diakses pada
Senin, 04 Desember 2017 pukul 20:00.
65

Kota Bekasi dialiri tiga sungai utama yaitu sungai Cakung, sungai Bekasi

dan sungai Sunter berserta anak-anak sungainya. Rata-rata curah hujan tertinggi

dibulan Desember.

 
Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan dengan batas

wilayah Kota Bekasi adalah:

I. Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi.

II. Sebalah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok.

III. Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta.

IV. Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi.

b. Kondisi Demografi Kota Bekasi

Kondisi demografi Kota Bekasi mendasarkan pada dua data kependudukan

yaitu Dinas kependudukan dan catatan sipil, lalu dari Badan Pusat Statistik Kota

Bekasi. Kedua sumber ini menjelaskan data kependudukan secara de jure maupun

de facto. Jumlah penduduk disuatu wilayah dipengaruhi dengan kelahiran,

kematian, imigrasi atau perpindahan penduduk.

Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk pada tahun 2014 berjumlah

2.663.011 jiwa dengan rincian sebanyak 1.344.022 berkelamin laki-laki dan

1.318.989 jiwa berkelamin perempuan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Bekasi

bertambah menjadi 2.733.240 jiwa. Pertambahan jumlah penduduk di Kota

Bekasi hampir 80.000 jiwa dalam setahun.12

12
https://bekasikota.bps.go.id/statictable/2016/12/20/47/jumlah-penduduk-dan-laju-
pertumbuhan-penduduk-menurut-kecamatan-di-kota-bekasi-2010-2014-dan-2015-.html diakses pada
Senin, 04 Desember 2017 pukul 23:00.
66

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Population by Religion and Sub-Districts 2015
Sumber : Kantor Keagamaan Kota Bekasi

KECAMATAN AGAMA
 

Districts Kong Aliran


Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah
hucu Kepercayaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pondokgede 240,687 20,867 6,759 1,590 976 25 530 271,434

Jatisampurna 93,498 8,112 3,308 530 398 11 238 106,095

Pondok Melati 130,675 12,387 6,904 1,460 701 19 49 152,195

Jatiasih 186,994 15,645 4,614 1,460 982 24 175 209,894

Bantargebang 93,596 2,689 791 424 323 11 96 97,930

Mustika Jaya 125,976 11,772 3,197 635 630 11 75 142,296

Bekasi Timur 233,295 21,199 7,945 7,134 6,317 14 47 275,951

Rawalumbu 159,070 25,323 6,450 2,541 2,533 10 80 196,007

Bekasi Selatan 182,078 18,465 7,644 1,736 1,297 13 35 211,268

Bekasi Barat 279,677 19,412 8,730 2,540 1,624 34 97 312,114

Medansatria 141,349 15,327 7,470 3,879 3,219 15 62 171,321

Bekasi Utara 274,512 24,787 7,958 4,023 3,492 14 102 314,888

Kota Bekasi

Bekasi 2,141,407 195,985 71,770 27,952 22,492 201 1,586 2,461,393

Municipality
67

Agama menjadi tolak ukur dari jumlah penduduk di Kota Bekasi.

Mayoritas agama di Kota Bekasi adalah Islam sebanyak 2.141.407 jiwa, lalu

Kristen sebanyak 195.985 jiwa, Katolik sebanyak 71.770 jiwa, Hindu 27.952
 

jiwa, lalu Budha sebanyak 22.492 jiwa, Kong Hucu sebanyak 201 jiwa dan aliran

kepercayaan sebanyak 1.586 jiwa.13

Lalu dari segi pendidikan Kota Bekasi saat ini terdapat 3110 sekolah,

62852 siswa dan 2260 guru yang terdaftar di seluruh Kota Bekasi dan daerah

sekitarnya. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan sangat diutamakan oleh

dinas pendidikan Kota Bekasi. Upaya tersebut meliputi peningkatan proses

pembelajaran, peningkatan sarana prasarana yang mempuni hingga pengelolaan

satuan pendidikan.

4. Visi dan misi Kota Bekasi

a. Visi Kota Bekasi

“BEKASI MAJU, SEJAHTERA DAN IHSAN”

Visi tersebut memiliki arti sebagai berikut:14

1. “Bekasi Maju” menggambarkan pembangunan Kota Bekasi dan kehidupan

warga yang dinamis, inovatif dan kreatif yang didukung ketersediaan prasarana

dan sarana sebagai bentuk perwujudan Kota yang maju.

2. “Bekasi Sejahtera” menggambarkan derajat kehidupan warga Kota Bekasi

yang meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan,

13
https://BekasiKota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/43 diakses pada Senin, 04 Desember
2017 pukul 23:00.
14
https://www.bekasikota.go.id/pages/visi-misi diakses pada Senin, 04 Desember 2017
pukul 20:00
68

terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, serta lingkungan fisik, sosial dan

religius sebagai bentuk perwujudan masyarakat yang sejahtera.

3. “Bekasi Ihsan” menggambarkan situasi terpelihara dan menguatnya nilai, sikap

dan perilaku untuk berbuat baik dalam lingkungan individu, keluarga dan
 
masyarakat Kota Bekasi. Kedisiplinan, ketertiban sosialm keteladanan dan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan tumbuh seiring dengan

meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik untuk mewujudkan

kehidupan yang beradab.

b. Misi Kota Bekasi

Misi Kota Bekasi sebagai berikut:15

1. Menyelanggarakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Misi ini bermakna bahwa tata kelola kepemerintahan dalam

mewujudkan visi Kota Bekasi dilakukan melalui fungsi pengaturan, pelayanan,

pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan, menempatkan aparatur sebagai

pamong praja yang menjunjung tinggi integritas terhadap amanah, tugas, dan

tanggung jawab. Pendekatan yang dilakukan untuk aktualisasi misi ini melalui

penataan sistem, peningkatan kinerja dan penguatan integritas aparatur.

2. Membangun prasarana dan sarana yang serasi dengan dinamika pertumbuhan

Kota

Misi ini bermakna bahwa pembangunan prasarana diarahkan untuk

perpenuhinya kelengkapan dasar fisik lingkungan Kota bagi kehidupan yang

layak, sehat, aman dan nyaman. Terpenuhinya sarana perKotaan untuk

mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya,

dan ekonomi dan terpenuhinya kelengkapan penunjang untuk pelayanan warga

15
https://www.bekasikota.go.id/pages/visi-misi diakses pada Senin, 04 Desember 2017
pukul 20:00
69

Kota. Misi ini juga mengarahkan pembangunan prasarana dan sarana yang

meningkat dan serasi, untuk memenuhi kehidupan warga Kota yang dinamis,

inovatif, dan kreatif, dengan memperhatikan prinsip pengelolaan,

pengendalian, dan pelestarian lingkungan hidup, dalam mewujudkan Kota


 
yang maju, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

3. Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan pendidikan,

kesehatan dan layanan sosial lainnya.

Misi ini bermakna bahwa layanan pendidikan, kesehatan, dan layanan

sosial lainnya diarahkan untuk meningkatkan derajat kehidupan sosial

masyarakat, seiring dengan terbangunnya kehidupan keluarga sejahtera,

terkelolanya persoalan dan dampak sosial perKotaan, meningkatnya partisipasi

perempuan dan peran serta pemuda dalam pembangunan, aktivitas olahraga,

pendidikan, rekreasi, prestasi serta aktualisasi budaya daerah sebagai fungsi

sosial, normatif dan apresiatif.

4. Meningkatkan perekonomian melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan

menengah, peningkatan investasi, dan penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Misi ini memiliki makna upaya untuk meningkatkan perekonomian

yang dijalankan memalui pengembangan sektor usaha bagi pelaku usaha

mikro, kecil dan menengah pengembangan industri kreatif, peningkatan daya

tarik investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang bermuara pada

mebentukan lapangan kerja baru dan kesempatan berusaha.

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tenteram, dan damai.


70

Misi ini bermakna bahwa pembangunan dan kehidupan warga Bekasi

harus diimbangi dengan upaya pengendalian dari gangguan ketertiban,

kerawanan kejahatan sosial, penertiban peraturan daerah dan penanggulangan

bencana hingga kesatuan dan ketahanan bangsa serta kerukunan antar umat
 
beragama dalam kegiatan pembangunan.

5. Permasalahan dan keberhasilan dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi

a. Permasalahan dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota

Bekasi

Banyak permasalahan Kerukunan umat beragama di Kota Bekasi

sebelum Ustadz ahmad syaikhu menjabat sebagai Wakil Walikota Bekasi.

Masyarakat maupun pihak pemerintahan Kota Bekasi belum dapat secara

optimal menerapkan toleransi dalam beragama diwilayahnya. Masyarakat

masih sering terprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja membuat kekacauan

antar umat beragama. Tidak hanya terprovokasi oleh pihak-pihak lain

melainkan terpancing dengan orang-orang yang sengaja mengolok-olok agama

lain yang menyebabkan konflik umat beragama di Kota Bekasi.

Pada 2015 Kota Bekasi mendapatkan predikat kota yang intoleran dari

SETARA Institute.16 Predikat kota yang intoleran karena banyak kasus yang

menyangkut kebebasan dalam beragama dan berkeyakinan. Konflik antar

agama yang menyebabkan ketidak rukunan antar umat di kota Bekasi.

Sejak 2010 terjadi kasus pelecehan atau sikap untuk intoleransi antar

umat di Kota Bekasi. Kasus pelajar sekolah menengah atas yang melecehkan

kitab suci umat Islam di dalam toilet. Kasus ini ditindaklanjuti sesuai pasal
16
https://onlinebekasi.com/2017/04/10/bertoleransi-adalah-sebuah-kebutuhan-nyata-di-kota-
bekasi-bagian-3/ Dikases ada senin 15 September 2017 pukul 14:00.
71

156A yang merupakan penodaan agama.17 Tidak lama dengan adanya kasus

ini, terjadi pelecehan rumah ibadah umat muslim yang dimana ada sekelompok

orang memasuki pelataran Masjid Agung Bekasi dengan formasi pedang salib

pada saat pawai Hari Pendidikan Nasional.


 
Di tahun yang sama, terjadi penusukan terhadap jemaah HKBP di

Ciketing Bekasi. Penusukan terjadi ketika jemaah ingin melakukan ibadah di

halaman kosong milik jamaah HKBP. Banyaknya kendaraan jamaah yang

keluar dan masuk wilayah Ciketing membuat terganggunya masyarakat sekitar.

Pada 4 April 2013 terjadi kasus penyegelan tempat ibadah jamaah

Ahmadiyah di Pondok Gede Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi menyegel tempat

ibadah tersebut sesuai SKB 3 menteri yang mengatur tentang penghentian

penyebaran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam.18

Lalu kasus yang terhangat ialah kasus pembangunan rumah ibadah

Gereja Santa Clara di Bekasi. Pada kasus ini terdapat penolakan dari

masyarakat sekitar gereja yang menganggap surat izin mendirikan bangunan

itu palsu karena terdapat pemalsuan data.19 Itulah kasus-kasus kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi yang menyebabkan Bekasi mendapatkan predikat

Kota Intoleran dari SETARA Institute.

b. Keberhasilan Kota Bekasi dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi

keberhasilan dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota

Bekasi merupakan tujuan dan keinginan masyarakat Bekasi dalam menjaga

17
http://www.voa-islam.com/read/indonesia/2010/09/08/9911/menginjak-al-qur'an-dengan-
pose-'fuck-you,felix-dihukum-1-tahun-penjara/;#sthash.zPBZohIh.dpbs Dikases ada senin 13
Septeber 2017 pukul 10:13.
18
https://metro.tempo.co/read/471543/penyegelan-masjid-ahmadiyah-bekasi-langgar-ham
Dikases ada senin 12 Septeber 2017 pukul 10:08.
19
https://news.detik.com/berita/d-3457688/penjelasan-wali-kota-bekasi-soal-pembangunan-
gereja-yang-didemo Dikases ada senin 10 Desember 2017 pukul 14:00.
72

kerukunan antar masyarakat. Bekasi yang toleran merupakan gambaran dari

masyarakat Bekasi yang memiliki nilai, sikap dan perilaku toleransi atau

menghargai antar masyarakat. Meminimalisir terjadinya suatu konflik antar

umat beragama merukapan suatu keberhasilan. Kota Bekasi sudah


 
mewujudkannya berkat sinergi antara pemerintahan dan masyarakat Kota

Bekasi. Keberhasilan tersebut antara lain meningkatnya kesadaran kerukunan

umat beragama masyarakat di Kota Bekasi. Kesadaran tersebut dituangkannya

dalam pembentukan Majelis Umat Beragama agar terlaksananya komunikasi

yang harmonis antar umat beragama.

Lalu keberhasilan selanjutnya ialah selesainya permasalah

pembangunan rumah ibadah yang sempat ditolak oleh masyarakat. Gereja yang

sempat di tolak pembangunannya antara lain gereja kalamiring yang sudah

berkekuatan tetap dan gereja santa clara yang prosesnya sudah di anggap

selesai. Selesainya permasalahan ini berkat tertibnya suatu kebijakan dan

aturan yang dibuat oleh pemerintahan Kota Bekasi yang didukung oleh

masyarakat.

Kota Bekasi Raih penghargaan Kerukunan umat beragama dari

Komnas HAM. Label intoleran terhadap umat beragama pernah didapatkan

oleh Kota Bekasi dari komnas HAM di tahun 2015. Namun pada 17 Maret

2017 Kota Bekasi mendapatkan perhargaan kerukunan umat beragama dari

komnas HAM.20 Penghargaan tersebut dipersembahkan untuk masyarakat Kota

Bekasi. Penghargaan ini merupakan komitmen untuk melindungi antar umat

beragama.

20
https://metro.tempo.co/read/856943/kota-bekasi-raih-penghargaan-toleransi-beragama-
dari-komnas-ham Diakses pada 12 Desember 2017 pukul 14:48.
73

Namun aksi dan memiliki sikap toleransi tidak putus hingga

tercapainya suatu penghargaan, melainkan harus tetap menjadi karakter dan

sikap dari masyarakat Kota Bekasi dalam menghargai dan menghormati antar

umat beragama.
 
BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

 
A. Analisis Strategi Perencanaan Komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz

Ahmad Syaikhu dalam Mewujudkan Kerukunan umat beragama

Kerukunan umat beragama merupakan menghormati semua pemeluk agama

tanpa membedakan hak dan kewajibannya. Toleransi tidak sebatas hanya

membiarkan sebagai arti umumnya saja, melainkan menghormati segala pendapat

yang dipercayainya. Selain menghormati, bentuk kerukunan umat beragama ialah

tidak mengganggu atau menghina apa yang tidak sejalan dengan keyakinan antar

umat beragama. Namun toleransi juga jangan sampai merugikan umat lain, seperti

jangan memaksa umat lain untuk melakukan kegiatan ataupun ikut serta dalam

kegiatan peribadahan yang tidak dikehendakinya. Toleransi hanya sebuah sikap

menghargai tanpa harus mencampuri urusan keimanan dan tidak menentang nilai-

nilai agama yang telah dianutnya.

Keberagaman inilah suatu keniscayaan yang Allah berikan kepada seluruh

umat. Keniscayaan inilah yang harus dijaga semua umat manusia. adannya suatu

keberagaman akan banyak perbedaan yang muncul dan akan menimbulkan suatu

konflik antar golongan. Inti dari sebuah keberagaman ialah memiliki sikap toleransi

yang harus dijaga dalam lingkungkan berkehidupan.

Indonesia telah mengatur dan menjamin dalam kebebasan beragama sesuai

pasal 22 nomor 39 tahun 1999 tentang undang-undang hak asasi manusia. Setiap

orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu. Negara menjamin kemerdekaan setiap orang

74
75

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu.1

Adanya peraturan yang menjamin hak seseorang bebas memeluk agamanya

masing-masing
 
harus dibentuk sikap kerukunan umat beragama pada masyarakat

agar terlaksananya undang-undang ini.

Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu sebagai kepala daerah, beliau

akan melaksanakan dan menjamin apa yang sudah dicantumkan pada undang-

undang dasar Republik Indonesia. Beliau menyadari Kota Bekasi sangat rawan

terjadinya konflik antar agama, latar belakang masyarakat yang majemuk hingga

menjadi kota penyangga Ibukota Indonesia, yaitu jakarta. Adanya sikap kerukunan

umat beragama di Kota Bekasi akan melahirkan kerjasama antar agama untuk

kemajuan Kota Bekasi.

Menyadari Kota Bekasi pernah mendapatkan predikat Kota Inkerukunan

umat beragama, maka penting bagi beliau dan masyarakat Bekasi untuk

meningkatkan terus sikap kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Sikap

kerukunan umat beragama yang terpenting untuk kerukunan antar umat beragama

dan menghilangkan predikat inkerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Maka

penting untuk Wakil Walikota Bekasi untuk menggunakan strategi komunikasi.

Tujuan strategi komunikasi yaitu memasktikan khalayak dapat menerima dan

mengerti pesan yang disampaikan oleh komunikator, juka sudah diterima dan

dimengerti, maka ada kegiatan memotivasikan khalayak hingga memberikan efek

dan feedback terhadap komunikator sesuai keinginan komunikator. Komunikator di

sini yang memberikan pesan kerukunan umat beragama yaitu Wakil Walikota

1
https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20120116/UU391999.pdf diakses pada Senin
26 februari 2018 pukul 12:09 WIB.
76

Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu. Berikut ini model strategi perencanaan komunikasi

yang dilakukan Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi, antara lain:

1. Menganalisis
 
masalah

Menganalisis masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh

komunikator sebagai sumber dari perencanaan komunikasi dalam mewujudkan

komunikasi yang efektif. Sebagai komunikator harus memahami permasalahan apa

yang terjadi pada khalayak atau komunikator. Analisis masalah perlu adanya

identifikasi yang jelas, maka analisis masalah harus dilakukan secara sistematis

atau terstruktur. Pada hal ini permasalahan yang terkait pada kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi. Beliau menyatakan:

“Pertama kaitannya adalah ketidakpahaman seseorang terhadap


agamanya sehingga ini memunculkan seolah-olah agamanya lah yang paling
benar, tapi itu semuanya sebenarnya tidak masalah. Memang kita harus
punya keyakinan itu bahwa agama kita yang benar. Tetapi kemudian tidak
harus mengekspresikan dan mengungkapkannya bahwa agama lain ini
kemudian tanpa sebab harus dimusuhi. tentu ini yang harus saling memiliki
kepahaman terhadap agama maka ini akan menjadikan dia bisa “tasamuf”
dalam masalah-masalah ini karena ini adalah pilihan hak asasi masing-
masing manusia.”2

Permasalahan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi kaitannya adalah

berawal dari ketidakpahaman seseorang terhadap agamanya sehingga ini

memunculkan seolah-olah agamanya lah yang paling benar, namun sebenarnya

tidak masalah dalam membela agamanya. Permasalahan terjadi jika kemudian

mengekspresikan dan mengungkapkannya bahwa agama lain ini tidak benar. Lalu

kemudian tanpa sebab harus dimusuhi, permasalahan muncul seperti tidak saling

memiliki kepahaman terhadap agama lain. Ketidakpahaman inilah sering terjadi

terhadap pelecehan terhadap agama lain, menghina kitab suci agama lain hingga
2
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
77

pelarangan ibadah terhadap agama lain di Kota Bekasi. Permasalahan ini mengenai

sikap menerima perbedaan pendapat antar umat beragama.

Masalah yang sering terjadi selanjutnya dalam pembangunan rumah ibadah.

permasalahan
 
karena ada beberapa hal yang dilanggar. Permasalahan ini kaitannya

adalah harus mematuhi berbagai aturan-aturan yang disepakati. Permasalahan ini

mengenai sikap mengakui hak orang lain dalam kerukunan umat beragama. Berikut

ini pendapat Ustadz Ahmad Syaikhu tentang permasalah lain kerukunan umat

beragama:

“...Saya ingatkan bahwa masalah yang seringkali muncul adalah


masalah pendirian rumah ibadah dalam masalah itu bahwa kita tidak bermain-
main atau juga tidak memanfaatkan itu untuk kepentingan finansial. Kita
harus fair dan jadikan ini sebagai sesuatu yang terbuka kalau sudah memenuhi
syarat yang dibuka kalo belum memenuhi syarat harus diungkapkan apa yang
menjadi kendala-kendala sehingga dengan adanya transparansi seperti ini
Insha Allah masyarakat bisa memahami proses tahapan demi tahapan dalam
kaitan pendirian rumah ibadah ini. insha Allah ini akan meminimalisir.”3

Beberapa masalah diatas ialah permasalahan inkerukunan umat beragama

yang sering terjadi di Kota Bekasi. Sebagai pendakwah, dalam menganalisis

masalah beliau juga harus bisa memahami permasalah umat dalam bidang masalah

Aqidah (keimanan) yang erat dengan rukun iman dalam Islam, masalah keislamah

(Syariah) yang erat kaitannya dengan hukum Allah yang berguna untuk mengatur

semua umat manusia, masalah Akhlaq atau budi pekerti yang harus dilakukan oleh

umat Islam. Menganalisis masalah sangat erat kaitannya dengan pesan apa yang

harus disampaikan dan metode apa yang harus digunakan oleh beliau. Menganalisis

masalah ini harus sangat di perhatikan oleh Wakil Walikota Bekasi dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

3
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
78

2. Menganalisis khalayak

Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu sebagai komunikator dalam

melakukan strategi komunikasi. Beliau harus menganalisis khalayak agar dapat


 
terjadinya komunikasi secara efektif. Komunikator juga harus memahami kondisi

fisik hingga latar belakang dari komunikan atau sasaran komunikasinya.

Komunikator mengirimkan pesan-pesan kerukunan agar tercapainya tujuan

kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Masyarakat Kota Bekasi sebagai

sasaran komunikasi memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Hasil dari

wawancara terhadap Ustadz Ahmad Syaikhu menganalisis khalayak sebagai

berikut:

“Saya harus melihat audiensnya terlebih dahulu untuk lebih mengenali


pesan apa yang tepat untuk disampaikan kepada mereka.”4
Beliau menyampaikan, sebelum melakukan komunikasi harus terlebih dahulu

melihat audiens atau khalayak dari kegiatan komunikasi. Menurutnya, kegiatan

melihat khalayak maka akan mengenali pesan apa yang tepat untuk di sampaikan

kepada khalayak. Beliau juga menambahkan dalam hasil wawancaranya sebagai

berikut:

“Cara memahami kondisi khalayak bisa dilihat secara umum dari tempat
tinggal (apakah tinggal di perumahan atau perkampungan), latar belakang
pendidikan (umumnya kalau di perumahan pendidikannya tinggi sedangkan di
perkampungan pendidikan umumnya rendah), latar belakang pemahaman
keagamaan (biasanya kalau NU mengakhiri pidato/sambutan dengan kalimat
“wallahul muwafiq ila aqwamith thoriq” dan orangnya biasanya bersarung,
Persis biasanya mengawali tanpa salam dan mengakhiri dengan kalimat
“billahi fii sabilil haq” dan kalimat panggilannya “ikhwatal iman”,

4
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
79

Muhammadiyah mengakhiri kalimat sambutannya dengan “Nashrum


minallahi wa fathin qorib”).”5

Cara yang dilakukan Ustadz Ahmad Syaikhu untuk menganalisis dan

mengenal khalayak sebagai berikut:

a. Kondisi
  kepribadian dan kondisi fisik khalayak

Beliau melihat terlebih dahulu audiens yang akan dijumpai. Tujuannya untuk

memperhatikan kondisi pribadi dan fisik khayalak. Aspek memahami kondisi

kepribadian dan fisik khalayak dari latar belakang tempat tinggal khalayak maupun

latar belakang pendidikan khalayak tersebut. Hal ini dilakukan untuk lebih

mengetahui sejauh mana khalayak mengetahui dan memiliki sikap kerukunan umat

beragama dan manfaat dari kerukunan umat beragama.

b. Pengaruh kelompok masyarakat serta norma masyarakat

Bekerjasama dengan pihak-pihak kunci dari tokoh agama dan tokoh

masyarakat dalam mewujudkan kerukunan umat beragama. Hal ini dilakukan

karena tokoh agama dan kolompok masyarakat memiliki nilai dan norma kelompok

dan masyarakat yang masih sering diperhatikan dalam melakukan kegiatan-

kegiatan bermasyarakat terutama nilai-nilai dan sikap kerukunan umat beragama

yang ada pada masyarakat.

c. Situasi dimana khalayak itu berada

Menganalisis khalayak bisa dilakukan dengan situasi dimana khalayak itu

berada. Situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima

pesan yang disampaikan. Situasi komunikasi sangat berpengaruh kepada

kelancaran dan hambatan dalam melakukan komunikasi. Agar mencapai efek yang

diinginkan yaitu mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Beliau

5
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
80

juga melihat situasi dimana khalayak itu berada dari tempat tinggal khalayak

tersebut. Menurut beliau tempat tinggal mempengaruhi kondisi khalayak pada

pendidikannya.

Sebagai ustadz beliau juga melihat dimana khalayak itu berada dari
 
latarbelakang pemahaman keagamaannya. Sebagai ustadz beliau harus lebih dekat

dengan jamaah semua kalangan latarbelakang agamanya yang berbeda. Latar

belakang agama yang berbeda pada umat muslim seperti Nahdatul Ulama, PERSIS,

Muhammadiyah, dan lain-lain. Beliau juga menyelipkan pesan-pesannya sesuai ciri

khas dari latarbelakang keagamaan dari khalayak atau mad’u. Seperti apa yang

dikutip di atas dari wawancara dengan beliau:

“latar belakang pemahaman keagamaan (biasanya kalau NU


mengakhiri pidato/sambutan dengan kalimat “wallahul muwafiq ila aqwamith
thoriq” dan orangnya biasanya bersarung, Persis biasanya mengawali tanpa
salam dan mengakhiri dengan kalimat “billahi fii sabilil haq” dan kalimat
panggilannya “ikhwatal iman”, Muhammadiyah mengakhiri kalimat
sambutannya dengan “Nashrum minallahi wa fathin qorib”).”6

Ustadz Ahmad Syaikhu melakukan analisis khalayaknya dengan penglihatan

semua ciri-ciri yang dimiliki dari latar belakang agama yang berbeda. Seperti

kalangan Nahdatul Ulama menggunakan sarung pada setiap kegiatan

keagamaannya, lalu kalangan persis yang biasanya mengawali sambutan tanpa

salam dan pemilihan pesan-pesan yang berbeda dalam pada pidato atau

sambutannya untuk mempererat semua kalangan latar belakang agama yang

berbeda.

3. Menetapkan tujuan

Setelah ada gambaran tentang masalah apa yang terjadi dan pemetaan dari

khalayak, tahap berikutnya yaitu menganalisis tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

6
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
81

yang diinginkan harus jelas, dan perubahan yang dikehendaki bisa terbaca.

Mengacu pada tujuan maka strategi bisa menggunakan penyesuai-penyesuaian

pesan, media dan program seperti apa yang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.
 
Tujuan yang ingin dicapai oleh Wakil Walikota Bekasi terkait kerukunan

umat beragama di Kota Bekasi secara umum terwujudnya kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi. Sesuai dengan pendapat beliau:

“Target utama, baik jangkanpendek, jangka menengah maupun jangka


panjang, adalah terwujudnya suasana yang toleransi yang kondusif selama
kepemimpinan saya dan seterusnya.”7

Kerukunan umat beragama dilakukan untuk terciptanya suasana kerukunan

beragama yang kondusif pada masyarakat di wilayah yang beliau pimpin, Ustadz

Ahmad Syaikhu dalam wawancara berpendapat sebagai berikut:

“Jadi, latarbelakang agama yang berbeda bukan berarti kemudian kita


harus saling memunculkan konflik yang penting adalah faham antara
keagamaan sehingga masing-masing bisa meyakini, bahwa toleransi diantara
masing-masing agama ini adalah sebuah hal yang keharusan. Jadi bukan
memaksakan kehendaknya sendiri tapi justru dengan melakukan
penghormatan. Penghormatannya juga bukan berarti kita harus ikut-ikutan
juga dengan agama lain tapi justru juga agama lain menhormati kita dan kita
juga menghormati agama lain tidak memaksakkan keyakinnya pada pemeluk
agama lain.” 8
Dalam hal ini toleransi merupakan keharusan dari masing-masing agama.

Tujuannya merupakan menciptakan antar masyarakat saling paham tantang agama

yang berbeda-beda. Sikap intoleransi muncul karena sikap tidak memahami antar

umat beragama. Menanamkan sikap toleransi kepada masyarakat tidak terlepas dari

menghormati kepada umat beragama lainnya. Menghormati kepada lain agama

7
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
8
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
82

tidak harus dengan mengikuti apa yang harus dilakukan oleh agama lain.

Menghormati dengan cara tidak memaksakan kehendak sendiri kepada pemuluk

agama lain. Kemudian pendapat selanjutnya diperkuat dengan tujuan yang lebih

penting, menurut beliau:


 
“Kita ingin justru yang lebih penting lagi adalah actionnya bahwa antar
umat beragama ini ada kerjasama-kerjasama dalam masalah-masalah yang
lain misalnya masalah penyelesaian lingkungan atau sebagainya.”9

Berdasarkan wawancara, hal ini merupakan tujuan yang diinginkan oleh

Ustadz Ahmad Syaikhu Sebagai Wakil Walikota Bekasi, memberikan pemahaman

toleransi diantara masing-masing penganut agama di Kota Bekasi. Bentuk toleransi

dari masing-masing agama diwujudkan dengan actions kerjasama-kerjasama dalam

penyelesaian masalah lingkungan dan kemasyarakatan untuk kemajuan Kota

Bekasi.

4. Memilih media

Langkah selanjutnya menurut Assifi dan French ialah memilih media.

Komunikator memilih media disesuaikan dengan kemampuan komunikan.

Penggunaan media adalah sebagai alat penyaluran atau penyampaian pesan atau ide

untuk mempengaruhi sasaran atau khalayak. Media digunakan untuk

berkomunikasi dengan menjangkau khalayak yang lebih banyak. Ustadz Ahmad

Syaikhu harus memilih media apa yang digunakan dalam menyampaikan pesan-

pesan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Beliau memilih dalam

mewujudkan kerukunan umat beragama menggunakan seluruh media. Sesuai

dengan hasil wawancara dengan beliau:

9
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
83

“Media pemberitaan awalnya oleh personal Humas Pemkot yang biasa


mendampingi saya. Jika ada masalah krusial maka Humas Pemkot membuat
Press Release atau konferensi Pers kepada insan pers (baik yang berasal dari
media elekteonik, media massa atau media online).Umumnya penyampaian di
media yang bersifat informatif dan edukatif.”10

Sebagai Wakil Walikota, beliau dibantu oleh pihak humas dari pemerintahan
 

Kota Bekasi yang biasa mendampingi beliau dalam sosialisasi seluruh program-

program dan kunjungan kerjanya. Tim humas dari pemerintahan Kota Bekasi juga

ikut serta dalam pemelihan media yang tepat. Beliau dan tim, menyebarluaskan

pesan kerukunan umat beragama menggunakan seluruh media, mulai dari media

elektronik, media massa atau media online untuk menyampaikan persoalan-

persoalan terutama permasalahan krusial kerukunan umat beragama. Beliau juga

menambahkan:

“Seringnya ada media-media karena sekarang gadget ada di kita maka


medsos bisa dimanfaatkan, tapi yang lebih bagus juga tadi karena personal
saya sering telpon liat perkembangan..”11

Tidak hanya media sosial dan media elektronik seperti telepon, namun beliau

juga menggunakan bekerjasama membangun jaringan media lain. Media tersebut

seperti:

“Optimalisasi website pemerintah kota. Sosialisasi melalui radio dan


media massa.”12

Wakil Walikota Bekasi ini menggunakan seluruh media, mulai dari media

elektronik, media massa hingga media internet, terutama menggunakan sosial

media. Berikut media-medianya:

10
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
11
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
12
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 26 Februari 2018.
84

a. Media elektronik

Selanjutnya media elektronik, pesan-pesan yang disampaikan melalui getaran

listrik yang di terima oleh pesawat penerima tertentu, misalnya telepon, televisi dan

radio. Pesan-pesan kerukunan umat beragama melalui media elektronik dengan


 
harapan bisa menembus ruang dan waktu kepada masyarakat Kota Bekasi.

Media elektronik seperti telepon, digunakan Ustadz Syaikhu untuk mengajak

maupun menyelesaikan permasalahan konflik beragama di Kota Bekasi dengan

menghubungi pihak-pihak yang bermasalah. seperti pemaparan wawancara berikut

ini:

“...lebih bagus juga tadi karena personal saya sering telpon liat
perkembangan seperti apa atau kalo ada kesulitan kita coba bantu. Sering
melalui telpon, sukur-sukur kita bisa bertatap muka secara langsung.”13
Penyelesaian masalah ataupun penyampaian pesan kepada masyarakatan

melalui metode persuasif seperti ajakan-ajakan mewujudkan kerukunan umat

beragama dilakukan dengan menggunakan media telepon kepada pihak-pihak

kunci. Tokoh-tokoh masyarakat di Kota Bekasi sudah bisa terhubung dengan

menggunakan forum antar umat beragama yang bisa dilakukan secara telepon.

Media elektronik televisi yang di pilih oleh Ustadz Syaikhu dalam

bekerjasama seperti Elshinta TV. Selain dalam hal program bentuk kerjasama

lainnya dalam hal sosialisasi melalui pemberitaan-pemberitaan di media televisi.

Tujuannya sebagai media untuk menyalurkan pesan-pesan maupun menyampaikan

bentuk sosialisasi untuk mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

Media elektronik yang dipilih selanjutnya ialah radio. Berdasarkan

keterangan wawancara, Ustadz Syaikhu memilih media radio dalam menyampaikan

pesan-pesan kerukunan umat beragama. Radio yang digunakan berdaya siar

13
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 26 Februari 2018.
85

mencakup wilayah Kota Bekasi. Radio yang menjadi mitra adalah radio Dakta.

Kerjasama yang dilakukan ialah sosialisasi-sosialisasi dalam bentuk program

bincang publik, program tokoh maupun pemberitaan yang terkait dengan kebijakan

dan peraturan terutama dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota


 
Bekasi. Melalui media ini dapat terciptanya sikap toleransi pada masyarakat Kota

Bekasi.

b. Media internet

Perkembangan teknologi informasi yang pesat ini membawa dampak pada

perilaku masyarakat. Semua kebutuhan masyarakat bisa langsung diakses secara

cepat dan mudah. Media internet menjadi suatu media yang harus digunakan oleh

semua pihak di era sekarang.

Ustadz Ahmad Syaikhu memilih media internet sebagai media untuk membantu

mensosialisasikan yang berisikan pesan-pesan yang bersifat informatif, edukatif

dan persuasif dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota bekasi. Media

online yang digunakan ialah:

1. Website

Wakil Walikota Bekasi memberikan informasi dan mengajak masyarakat

untuk mewujudkan kerukunan umat beragama melalui websitenya pribadinya yaitu

www.ahmadsyaikhu.com.
86

Gambar 4.1
Website Pribadi Ustadz Ahmad Syaikhu

Ustadz Ahmad syaikhu memilih website pribadi dalam menyebarkan pesan-

pesan kerukunan umat beragama. Website pribadi beliau terdapat fitur ruang

inspirasi yang berguna untuk memberikan saran secara langsung kepada Ustadz

Ahmad Syaikhu dan beliau juga bisa mendapatkan efek secara langsung dari

khalayak. Tidak hanya itu pesan-pesan kerukunan umat beragama maupun kegiatan

sosialisasi bisa beliau sampaikan melalui kolom news maupun kolom kebijakan

publik.

Sebagai Wakil Walikota Bekasi dalam memberikan informasi maupun ajakan

kepada masyarakat kota Bekasi menggunakan jaringan media website resmi

pemerintahan Kota Bekasi yaitu www.bekasikota.go.id.


87

Gambar 4.2
Wesite Resmi Pemerintahan Kota Bekasi

Website ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang ingin

mengetahui kegiatan sosialisasi maupun kebijakan pemerintahan Kota Bekasi.

Website ini juga dipilih untuk menyebarluaskan sosialisasi tentang kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi.

2. Berita online

Selain media massa, berita online juga dipilih untuk menyampaikan pesan-

pesan kerukunan umat beragama oleh Ustadz Syaikhu. Hampir semua masyarakat

sudah memiliki dan menggunakan smartphone atau gadget dalam kegiatan

kesehariannya. Menggunakan gadget inilah yang mengharuskan masyarakat

mengakses internet dalam setiap waktunya. Terutama berita yang sekarang sudah

bisa diakses secara online dengan gadget.

Situs-situs berita online lokal maupun mainstream turut membantu

menyebarkan informasi dan ajakan yang dilakukan oleh wakil walikota Bekasi

Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

Seperti situs www.gobekasi.pojoksatu.id, www.tribunjabar.co.id,


88

www.beritaekspres.com, www.republika.co.id, dan www.posbekasi.com. Berita

online ini dipilih untuk mempermudah masyarakat untuk melihat kegiatan

sosialisasi maupun pesan-pesan apa yang ingin disampai oleh Ustadz Ahmad

Syaikhu. Umumnya pesan-pesan yang disampaikan menggunakan media berisikan


 
pesan-pesan informatif maupun edukatif.

Gambar 4.3
Penyebaran informasi melalui berita online

3. Sosial media

Tidak hanya website mapun media online saja yang digunakan oleh Ustadz

Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Bekasi,

beliau juga menggunakan sosial media. Seperti hasil wawancara berikut:

“Dalam hal-hal yang informal saya juga kemas informasi melalui


media sosial saya sendiri misalnya twitter (@syaikhu_ahmad), facebook
(www.ahmadsyaikhu.com) dan instagram (syaikhu_ahmad_).”14

Beliau memiliki akun media sosial pribadi, diantaranya twitter

@syaikhu_ahmad, facebook www.ahmadsyaikhu.com dan istagram

14
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
89

@syaikhu_ahmad_,. Akun media sosialnya digunakan untuk berkomunikasi

dengan masyarakat secara dekat. Akun tersebut berisikan informasi-informasi

informal, kegiatan beliau, foto, video maupun tulisan beliau dalam bersosialisasi

mupun mengedukasi masyarakat terutama pesan-pesan kerukunan umat beragama.


 

Gambar 4.4
Sosialisasi dan inforormasi kegiatan melalui media sosial instagram

Masyarakat bisa dapat bertanya langsung ataupun berbincang menggunakan

media sosial secara dua arah dengan Wakil Walikota bekasi Ustadz Ahmad

Syaikhu. Beliau aktif dalam menggunakan media sosial yang dimiliki dan beliau

juga sering membalas komentar khalayak.

c. Media cetak

Media cetak merupakan salah satu pilihan dalam menyalurkan pesan kepada

khalayak. Media tradisional ini dapat menjangkau banyak khalayak. Oleh sebab itu

Ustadz Ahmad Syaikhu memilih media cetak dalam menyampaikan pesan-pesan

kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Beliau bekerjasama dengan media cetak

atau surat kabar lokal seperti Radar Bekasi yang edarannya sebatas wilayah Kota

Bekasi.
90

5. Mengembangkan pesan

Setelah memahami permasalahan, situasi khalayak, menentukan tujuan, dan

memilih media, langkah selanjutnya adalah mengembangkan pesan. Pesan yang

disampaikan harus disesuaikan dengan kondisi komunikan atau khalayak sebagai


 
sasaran komunikasi. Khalayak disini ialah masyarakat Kota Bekasi. Dalam

mengembangkan pesan, ustadz Ahmad Syaikhu menentukan pesan-pesan yang

terkait kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Wakil Walikota Bekasi ini

menggunakan teknik penyampaian pesan both side issue, karena penyampaian ini

lebih menjelaskan pesan dari sisi negatif dan positif. Ustadz Ahmad Syaikhu selalu

memberikan penekanan betapa pentingnya kerukunan umat beragama dan

buruknya dari tindakan inkerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

a. Pesan direncanakan dan menarik perhatian komunikan

Pesan yang direncanakan dan menarik perhatian komunikan merupakan

syarat keberhasilan pesan yang akan diinginkan. Dalam hal ini beliau merencakan

pesan yang disampaikan melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan disana

juga dihadirkan juga berbagai elemen dari berbagai agama. Pesan tersebut

disampaikan agar di jajaran pimpinan daerah meminimalisir dari tindakan

intoleran.

Ustadz Syaikhu juga merencanakan penyampaian materi kegiatan sosialisasi

dengan bahasa yang sesuai dengan khalayak agar tidak salah dalam pengertian.

Seperti dalam wawancara dengan beliau:

“Semua pesan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga


tidak terjadi slip of tonge (salah ucap) yang dapat menimbulkan bahaya.
Bentuk pesan yang disampaikan sedapat mungkin yang membawa persamaan,
persatuan dan kedamaian. Kepada pemeluk Kristen karena kebanyakan dari
Sumatera Utara, saya sering melontarkan umpasa (peribahasa Batak)
91

“Balintang ma pagabe tumandangkon sitandoan Arinta ma gabe molo marsipa


oloan”Artinya: Kita akan mendapatkan keberhasilan jika seia sekata.”15

Bentuk pesan yang digunakan oleh Ahmad Syaikhu untuk membawa

persamaan,
 
persatuan dan kedamaian bagi seluruh pemuluk agama. Seperti yang

beliau contohkan ketika memberikan pesan kepada pemeluk kristen batak atau

sumatra utara, beliau menggunakan peribahasa batak untuk menyampaikan pesan

persatuan untuk mendapatkan keberhasilan atau kemajuan di Kota Bekasi dengan

peribahasa “Balintang ma pagabe tumandangkon sitandoan Arinta ma gabe molo

marsipa oloan” Artinya: Kita akan mendapatkan keberhasilan jika seia sekata.

Bentuk bahasa yang digunakan juga berpengaruh kepada tersampainya suatu

pesan. ketika beliau sedang sosialisasi formal menggunakan bahasa formal, namun

ketika berbincang tidak resmi menggunakan bahasa yang sopan dan menyesuaikan

dengan masyarakat Kota Bekasi. Penyampaian materi kerukunan umat beragama

secara perlahan-lahan, sebagai pendakwah beliau juga menyampaikan pesan yang

diperkuat dengan kisah-kisah keteladanan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW yang bisa di aplikasikan dalam mewujudkan kerukunan umat beragama.

b. Pesan membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan

Disamping menarik perhatian komunikan, agar pesan lebih efektif juga harus

membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan. Ustadz Ahmad Syaikhu

menginformasikan dan mengedukasi pesan-pesan toleransi yang membangkitkan

kebutuhan pribadi kepada masyarakat. Misalnya pesan yang disampaikan oleh

beliau kepada remaja seperti pada kutipan wawancara berikut:

15
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
92

“Biasanya remaja-remaja ini kan masih dalam proses tumbuh kembang


karena mereka juga masih merasakan galau dan mereka juga perlu bimbingan.
Pada remaja-remaja ini tentu kita memberikan pengarahan, bimbingan
petunjuk sehingga mereka bisa beragama dengan baik dan saya berhadap
bahwa mereka itu aktif di rohis agar supaya memang darisitulah mereka bisa
mendalami agamanya dengan benar, memahimnya sebagai islam ini adalah
“rahmatal bin alamin” jadi jangan kemudian merasakan takut dan akhirnya
  cetek agamanya, hal seperti itu yang kadang-kadang mudah meletuk ketika
terkena pengaruh akhirnya justru lari kepada sikap-sikap ekstrem.”16
Hal tersebut merupakan salah satu cara agar masyarakat mendalami

agamanya dengan benar. Mendalami agamanya dengan benar ialah untuk

membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan. Tidak hanya itu pesan-pesan yang

membangkitkan kebutuhan pribadi juga berupa manfaat apa yang didapatkan jika

terwujudnya kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

c. Pesan menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan

Syarat selanjutnya agar pesan menjadi efektif ialah komunikator membuat

pesan yang menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.

Dalam hal ini, Ustadz Ahmad Syaikhu mengajak dan menyarankan masyarakat

agar lebih memahani agama dari semua komunikan agar terciptanya kedaiaman

yang hadir di masyarakat Kota Bekasi. Seperti apa yang di sampaikan dalam

wawancara sebagai berikut:

“Tentu kepada masyarakat semuanya ini kaitannya adalah dengan


bagaimana ajakan mereka ini untuk memahami agamanya dalam kaitannya
misalnya kepada umat islam, umat islam tentu kita memahami bahwa islam
ini adalah “rahmatal bin alamin”, sehingga mari kita mendalami seluk-beluk
tentang islam ini sehingga orang menerima kehadiran kita ini dengan damai
tidak khawatir bahwa kita menjadi sesuatu yang eksremis atau sebagainya.”17
Dalam hal ini, Ustadz Syaikhu mempersiapkan pesan-pesan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dengan latar belakang agama apapun dalam berkomunikasi.

16
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
17
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
93

Wakil walikota Bekasi Ahmad Syaikhu ini menggunakan pengembangan pesan

dengan cara mengulang-ulang pesan kepada khalayak atau menggunakan metode

Redundancy, beliau juga melihat sifat dari pesan apa yang akan disampaikan

kepada masyarakat. Sifat pesannya antara lain:


 

a. Informatif

Pesan informatif bertujuan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara

memberikan penerangan. Ustadz Ahmad Syaikhu memberikan pesan-pesan

informatif berisikan fakta, data serta pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat. Seperti permasalahan kerukunan umat beragama di Kota

bekasi sering kali muncul ialah masalah pendirian rumah ibadah. Pendirian rumah

ibadah sering muncul permasalahan karena kurangnya transparansi dalam

memenuhi prasayarat pembangunan rumah ibadah yang akan muncul kecurigaan

dan timbul sifat inkerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Adanya transparansi

bisa menciptakan sikap saling memahami antar masyarakat.

b. Persuasif

Pesan persuasif adalah pesan yang berisikan bujukan kepada sasaran

komunikator agar sesaui tujuan komunikator. Cara persuasif menciptakan sugesti

kepada khalayak agar dapat terpengaruh namun tidak disadari oleh khalayak.

Seperti hal yang dikemukakan ustadz Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama terutama dalam permasalahan pembangunan rumah ibadah berikut:

”Pesan persuasi diberikan dalam bentuk : 1. Kepada seluruh fihak yang


terkait dengan proses perizinan hendaknya bekerja secara profesional. 2.
Transparan tahap demi tahap proses perizinan yang diempuh. 3. Pentahapan
dalam proses pembangunan rumah ibadat sesuai kebutuhan jamaatnya
sehingga tidak menimbulkan kekagetan di masyarakat dan tidak memicu
konflik.”18

18
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 26 Februari 2018.
94

Ustadz Ahmad Syaikhu tidak hanya memberikan informasi kerukunan umat

beragama kepada masyarakat saja. Melainkan beliau juga memberikan contoh

kepada masyarakat bagaimana menjaga kerukunan antar umat beragama seperti

yang dilakukan beliau kepada tetangga maupun sahabatnya dengan cara


 
memberikan hadiah. Beliau juga berharap dengan apa yang dilakukannya agar

memberikan manfaat dan bisa ditiru oleh masyarakat kota Bekasi dalam menjalin

toleransi umat beragama untuk mencapai kerukunan dan kemajuan untuk Kota

bekasi.

c. Edukatif

Suatu bentuk pesan yang bertujuan memberikan ide kepada khalayak dengan

cara mendidik. Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu ini melakukan

penyampaian pesan-pesan edukatif dengan memberikan pemahaman bahwa setiap

manusia memiliki berbagai kesamaan asal pencipta-Nya manusia dan toleransi

merupakan tanggungjawab setiap manusia kepada Tuhan-Nya. Hal ini sesuai

dengan apa yang disampaikan beliau pada saat wawancara:

“Pesan edukatif disampaikan dalam bentuk berbagai kesamaan asal


penciptaannya manusia dan masalah keberagamaan adalah pilihan dan
tanggung jawab perorangan masing-masing kepada Penciptanya.”19
Pesan edukatif lainnya disampaikan dalam mensosialisasi peraturan bersama

menteri agama dan menteri dalam negeri nomor 09 tahun 2006 dan nomor 08 tahun

2006 kepada masyarakat. Beliau mengatakan:

“Pesan edukatif diberikan juga dalam bentuk penyampaian sosialisasi isi


Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri no 09 tahun
2006 dan no 08 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemelihaaran Kerukunan Umat
Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian
Rumah Ibadat. Dengan melakukan sosialisasi ini diharapkan seluruh fihak
19
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 26 Februari 2018.
95

memahami tata aturan yang diberlakukan di Indonesia khususnya dalam


pendirian rumah ibadat yang seringkali menjadi pemicu konflik.”20
Hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang

pentingnya kerukunan umat beragama untuk terciptanya kerukukan antar umat

beragama
 
di Kota Bekasi. Terutama permasalahan yang sering muncul di kota

Bekasi yaitu perizinan rumah ibadah setiap agama. Adanya peraturan ini dapat

memberikan kerukunan dan edukasi bagaiaman perizinan pembangunan tempat

ibadah secara legal. Sosialisasi seperti ini dilakukan secara perlahan dan santun

kepada masyarakat.

6. Memproduksi media

Setelah menentukan masalah, peta khalayak, menyusun tujuan, menetapkan

pesan dan memilih media, selanjutnya adalah memproduksi media. Kaitannya

dengan memproduksi media dapat diartikan dengan membuat sendiri atau

mengontrakkan pembuatannya kepada pihak lain. Selain itu juga bisa

memanfaatkan media yang sudah ada dan dilakukan penyesuaian-penyesuaian.

Produksi media terkait mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota

Bekasi, Ustadz Ahmad Syaikhu menjalin kerjasama pribadi, organisasi dakwah

maupun pemerintahan Kota Bekasi dengan berbagai media televisi, radio dan

media-media lainnya. beliau menggunakan media tersebut agar lebih mencapai

khalayak yang luas dalam penyampaian program-program yang akan

dilaksanakannya terutama mewujudkan kerukunan umat beragama. Seperti

pernyataan dalam hasil wawancara berikut ini:

“Untuk program Ramadhan bersama Ustadz di Elshinta TV kerjasama


dilakukan antara Elshinta TV dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII) Kota Bekasi. Sebagai salah satu anggota Dewan Syuro DDII Kota

20
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 26 Februari 2018.
96

Bekasi saya sering diminta untuk menjadi salah satu narasumbernya.


Sedangkan untuk program sosialisasi kegiatan pemerintah Kota Bekasi
kerjasama dilakukan antara Elshinta TV dengan Pemerintah Kota Bekasi.
Demikian juga halnya dengan radio dan media online kerjasama sosialisasi
program pemerintah kota Bekasi dilakukan antara media terkait dengan
Pemkot Bekasi. Di luar itu, ada juga permintaan dari media kepada saya
untuk menjadi narasumber pemberitaan dengan tema tertentu.”21
 
Produksi media televisi, beliau yang juga sebagai Dewan Syuro Dewan

Dakwah Bekasi bekerjasama dengan stasiun televisi dalam program Ramadhan

Bersama Ustad di stasiun televisi Elshinta TV. Umumnya penyampaian pesan di

media-media bersifat pesan informatif dan pesan edukatif kepada khalayak.

Gambar 4.5
Ustadz Ahmad Syaikhu dalam program Ramadhan Bersama Ustad di Elshinta TV
Selanjutnya, beliau memproduksi media dengan stasiun radio lokal Bekasi

yang bekerjasama dengan Pemerintahan Kota Bekasi. Beliau sebagai Wakil

Walikota Bekasi ikut serta dalam program radio Dakta yang bertemakan bincang

publik. Beliau rutin menghadiri program tersebut dalam melakukan bincang

langsung menggunakan radio tentang kerukunan umat beragama maupun

permasalahan lainnya yang ada di Kota Bekasi.

21
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
97

Gambar 4.6
Ahmad Syaikhu melakukan siaran radio dalam program Bincang Publik di Radio
Dakta

7. Melaksanakan program

Langkah melaksanakan program merupakan tindakan dari tindaklanjut

langkah-langkah sebelumnya. Melaksanakan program yang telah dirancang,

merupakan kesuaian apa yang sudah disusun dengan pertimbangan faktor-faktor

strategi komunikasi lainnya. Hasil dari wawancara Ustadz Ahmad Syaikhu dalam

melaksanakan program, sebagai berikut:

“Dalam momen-momen tertentu seperti menjelang hari besar agama


biasa dilakukan sosialasi secara khusus (Posko pengamaman bersama) dan
mempersiapkan dengan baik (misal idul fitri dan natal). Demikian juga pesan
secara khusus sering dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (di
mana saya menjadi salah satu pembicara) untuk segmentasi tertentu
(pengurus ormas, pengurus rumah ibadah, pengurus organisasi kepemudaan
dan sebagainya). Pada hari-hari biasa pesan toleransi dilakukan dengan
menyisipkannya dalam sambutan2.”22

22
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
98

Beliau melaksanakan program dalam mewujudkan kerukunan umat beragama

terutama dalam menyambut momentum hari besar agama-agama. Program yang

beliau lakukan seperti sosialisasi secara khusus di posko-posko pengamanan

bersama dan mempersiapkan secara baik keamanannya dari tindakan-tindakan


 
intolenansi beragama. Lalu beliau juga ikut serta dalam badan kesatuan bangsa dan

politik untuk tingkat organisasi kemasyarakatan, keagamaan dan kepemudaan

untuk membangun sikap kerukunan umat beragama didalam organisasi-organisasi

yang ada. Ustadz Ahmad Syaikhu juga menambahkan pendapatnya tentang

melaksanakan program:

“Jadi kita wujudkan dengan melalui mensosialisasikan bagaimana


suasana nilai-nilai keberagamaan itu pada masyarakat. Kedua kita juga sering
melakukan komunikasi dengan berbagai komunitas atau pemeluk agama-
agama yang ada di Kota Bekasi bahkan sekarang ini di Kota Bekasi di setiap
Kecamatan juga sudah ada namanya Majelis Umat Beragama dimana ada
majelis yang menaungi beberapa agama yang ada di kecamatan itu bergabung
disitu dan sharing disitu.”23

Program yang sering dilakukan ialah sosialisasi mengenai nilai-nilai

keberagamaan dan sikap menerima perbedanaan. Selanjutnya sikap menghargai

eksistensi orang lain dan pentingnya kerukunan umat beragama pada masyarakat.

Lalu selanjutnya program majelis umat beragama di kota Bekasi. Forum ini terdiri

dari berbagai pemeluk agama untuk saling berkomunikasi mengenai permasalahan

kerukunan umat beragama hingga untuk kemajuan Kota Bekasi. Forum ini berguna

untuk memberikan pehamanan dan edukasi kepada khalayak mengenai persoalan

keberagamaan yang terjadi di masyarakat.

23
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
99

Gambar 4.7
Silaturahmi antar pemuka agama se-kelurahan jakasempurna

Sebagian besar informan lebih mengutamakan melaksanan program-program

yang sifatnya secara langsung atau tatap muka kepada masyarakat. Sehingga

dengan tatap muka secara langsung akan menimbulkan efek secara langsung

kepada beliau.

Hasil dilapangan melalui pengamatan terkait melaksanakan program oleh

wakil walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi, beliau sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat

terkait kerukunan umat beragama. Pada pelaksanaannya beliau mengunjungi semua

kalangan, dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Tugas

kepala daerah yaitu mengkoordinasikan seluruh pemerintahannya. Beliau sering

berkoordinasi dengan seluruh kepala pimpinan daerah untuk menjaga kerukunan

umat beragama di Kota Bekasi dilingkungan jajaran pemerintahannya tanpa ada

diskriminasi terhadap agama apapun.


100

Sebagai Ustadz, beliau juga menyisipkan pesan-pesan toleransi dalam

ceramah-ceramahnya melaui kajian-kajian di Masjid. Selanjutnya, beliau

melaksanakan program kerja dengan cara bersilaturahmi kepada tokoh-tokoh

masyarakat, tokoh agama hingga komunitas-komunitas di Kota Bekasi. Ustadz


 
Ahmad Syaikhu juga melakukan komunikasi melalui forum kerukunan antar umat

beragama dari tingkat kota hingga kelurahan di Kota Bekasi.

Beliau wakil walikota Bekasi yang sebagai Ustadz melakukannya dengan

cara yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW untuk memberikan hadiah

kepada umat beragama lainnya dimanapun khalayak itu berada dan

membutuhkannya. Mulai memberikan hadiah dalam sosialisasi, kunjungan maupun

tatap muka secara langsung kepada antar umat beragama merupakan kegiatan dan

strategi beliau dalam mewujudkan kerukunan umat beragama. Seperti dalam

kutipan wawancara dengan Ustadz Ahmad Syaikhu:

“Sebetulnya sangat sederhana apa yang dituntunkan oleh Rasulullah


SAW “tahadul tahabau” jadi saling memberi hadiah saja. Jadi apabila saya
ada kelebihan rezeki saya akan sampaikan, saya punya makanan saya
sampaikan ke tetangga bagi yang muslim maupun yang non muslim dan
ternayat itu yang lebih cair mereka bisa menerima dan mereka juga akhirnya
suatu saat juga punya kelebihan rezeki berbagi juga ngirim ke saya.”24

Kegiatan ini beliau lakukan kepada khalayak atas pemahaman keagamaan

beliau yang ia miliki dalam mewujudkan kerukunan umat beragama dengan cara

memahai khalayak melalui pendekatan dan interaksi langsung kepada masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan agar mendapatkan efek secara langsung kepada beliau

dalam mewujudkan toleransi di Kota Bekasi.

24
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
101

8. Monitoring dan evaluasi

Pada tahap ini, program yang sudah dilakukan perlu di monitoring dan

dievaluasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang

diperoleh.
 
Monitoring dan evaluasi menjadi tolak ukur strategi yang akan

dilaksanakan kembali oleh pihak manapun. Tahap inilah bisa bisa untuk memantau

keberhasilan dan strategi apa yang dilakukan dengan sesuai dan jika ada

penyimpangan atau hambatan maka akan ditentukan penyebabnya dan akan

menciptakan strategi baru kedepannya.

Tahap monitoring dan evaluasi pertama kali beliau lakukan untuk

memonitoring media yang hangat atau berita-berita terkini yang ada di masyarakat

terutama mengenai permasalah kerukunan umat beragama di Kota Bekasi. Menurut

beliau monitoring dan evaluasi dalam strategi sebagai berikut:

”Langkah monitoring media dilakukan secara resmi oleh Dinas


Komunikasi dan Informasi Pemerintah Kota Bekasi. Monitoring dilakukan
secara tertulis setiap hari termasuk usulan saran tindak atas berita yang
beredar. Secara pribadi juga saya membangun komunikasi dengan para
wartawan dan pemilik media, dimana mereka juga memberikan informasi
kepada saya dalam grup WA maupun japri terkait informasi yang beredar di
masyarakat yang dipandang krusial. Demikian juga sebaliknya, jika saya ada
informasi atau ada release yang perlu disampaikan saya membroadcast pesan
kepada para awak media di Kota Bekasi.”25

Monitoring dan evaluasi melalui media sering beliau lakukan bersama tim

dari dinas komunikasi dan informasi pemerintahan Kota Bekasi tentang isu apa

yang beredar di masyarakat terutama permasalahan kerukunan umat beragama.

Monitoring dengan tim selalu beliau dan tim lakukan setiap harinya dengan cara

ditulis mengenai usulan maupun saran kepada pemerintahan maupun beliau.

25
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan aplikasi
WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
102

Namun beliau juga melakukan monitoring secara pribadi dengan berbagai

wartawan maupun pemilik media terkait informasi yang beredar di masyarakat dan

juga sebaliknya, beliau juga langsung menanggapi permasalahan yang ada dibantu

para awak media tentang informasi yang krusial dan perlu disampaikan beliau
 
secara langsung.

Sebagai pimpinan daerah Kota Bekasi, beliau juga monitoring dan evaluasi

melalui forum komunikasi pimpinan daerah di jajarannya, sehingga membutuhkan

kerjasama dalam menerapkan kebijakan-kebijakan yang ada di Kota Bekasi

terutama dalam hal transparansi kebijakan dan penerapan aturan-aturan yang ada.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan beliau seperti berikut:

“Saya menyampaikan pada saat misalnya Forum Komunikasi Pimpinan


Daerah dan disana juga dihadirkan juga berbagai elemen dari berbagai agama.
Kita harus fair dan jadikan ini sebagai sesuatu yang terbuka kalo sudah
memenuhi syarat yang dibuka kalo belum memenuhi syarat harus
diungkapkan apa yang menjadi kendala-kendala sehingga dengan adanya
transparansi seperti ini Insha Allah masyarakat bisa memahami”26
Monitoring dan evaluasi selanjutnya dengan cara bertatap muka secara

langsung kepada pihak-pihak kunci dari berbagai agama. Hal ini dilakukan agar

tidak adanya gap atau kesalahpahaman antar umat dan penyelesaian permasalahan

pada inti-intinya.

B. Analisis Hambatan dalam Strategi Perencanaan Komunikasi Wakil Walikota

Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu

Setiap penerapan strategi komunikasi tidak terlepas dari yang namanya

permasalahan, perbedaan pendapat hingga hambatan-hambatan lain. Hal-hal

tersebut tidak lain karena keanekaragaman pendapat dari setiap manusia. kebebasan

tersebut merupakan suatu kemerdekaan bagi setiap manusia. begitu pula juga
26
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
103

dengan Ustadz Ahmad Syaikhu. Masalah dan hambatan juga sering beliau temui

ketika sedang melakukan program untuk mewujudkan kerukunan umat beragama

di Kota Bekasi.

 
Hambatan tersebut muncul dari banyak faktor, seperti faktor dalam proses

penyampaian, hambatan fisik, hambatan semantik dan hambatan psikologis-

sosial.27 Hambatan psikologis-sosiol ialah tidak patuhnya masyarkat dengan aturan-

aturan yang telah disepakati. Adanya beberapa hal yang dilanggar merupakan suatu

hambatan bagi Ustadz Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan umat beragama di

Kota bekasi. Suatu perihal yang dilanggar merupakan suatu tindakan yang

menimbulkan suatu konflik. Sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Ada beberapa hal yang dilanggar ini makanya kita harus mengikuti.
bahwasannya pertama, kaitannya adalah kita harus mematuhi berbagai
aturan-aturan yang disepakati. Tentu kesepakatan kita adalah SKB dua
menteri antara menteri agama dan menteri dalam negeri. Kalo aturan-aturan
itu disepakati maka Insha Allah tidak akan ada mengarah pada konflik. Jadi
rumah ibadah harus memenuhi persyaratan itu. Sebelum adanya persyaratan
itu kita tentu harus bergabung dengan rumah ibadah yang sudah memiliki
persyaratan yang terdekat.”28
Hambatan selanjutnya terdapat di forum komunikasi umat beragama itu

sendiri mengenai permasalahan pembangunan tempat ibadah. Forum yang dibuat

untuk berkomunikasinya antar umat beragama juga menimbulkan suatu

permasalahan. Hambatan tersebut mengenai transparansi kerja forum komunikasi

umat beragama di Kota Bekasi. Kurangnya transparansi membuat masyarakat

timbul rasa curiga tentang kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat pada

masyarakat terutama permasalahan pembangunan tempat ibadah. Sesuai dari hasil

wawancara dengan beliau sebagai berikut:

27
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2003), h. 14-16.
28
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
104

“Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi seringkali pada


transparansi kerja FKUB sehingga sebagian masyarakat memandang curiga
adanya proses yang tidak sesuai dengan ketentuan.”29
Beliau juga menambahkan:

“...Tetapi di pemerintahan kota tools itu FKUB (Forum Komunikasi


 
Umat Beragama) Cuma masalahnya disini juga adalah ketika masalah konflik
kemarin justru FKUB nya juga yang dipermasalahkan. Ini yang pada akhirnya
kita harus turun dengan melibatkan berbagai elemen-elemen atau kunci
sehingga proses masalah ini selesai seara tuntas.”30
Hal tersebut yang menimbulkan elemen-elemen kunci harus turun tangan

untuk menyelesaikan masalah kerukunan umat beragama di Kota Bekasi.

Lalu dari hambatan semantis maupun dalam proses penyampaiannya, seperti

hambatan komunikator menemukan pihak-pihak yang sedang bermasalah, namun

karena egoisme dari pihak yang bermasalah sulit untuk di pertemukan oleh

komunikator secara langsung kedua belah pihak untuk menyelesaikan

permasalahan kerukunan umat beragama. Ustadz Syaikhu mengatakan:

“Banyak tentu hambatan-hambatan. Pertama kaitannya mungkin dengan


ego masing-masing beragamaan atau biasanya yang merasa bersalah tidak
mau apabila dipertemukan dikomunikasi. Akhirnya secara parsial dulu
bertemu dengan salah satu pihak, bertemu dengan pihak yang lain atau
sesudah ada titik temu untuk bertemu bersama-sama sehingga selesailah
masalah.”31

Diatas merupakan hambatan-hambatan yang ditemui Ustadz Ahmad Syaikhu.

Beliau hingga kini masih terus melakukan komunikasi dan menjalin silaturahmi

kepada semua pemeluk agama di Kota Bekasi untuk mewujudkan kerukunan umat

beragama di Kota Bekasi.

29
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu dengan
aplikasi WhatsApp, Bekasi, 11 April 2018.
30
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
31
Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu di rumah dinas
wakil walikota Bekasi, Bekasi, 19 Februari 2018.
BAB V

PENUTUP

 
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai metode perencanaan komunikasi

Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam mewujudkan kerukunan

umat beragama di Kota Bekasi, penulis dapat menarik kesimpulan strategi yang

diterapkan Ustadz Syaikhu di rumuskan sebagai berikut:

1. Analisis metode perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz

Ahmad Syaikhu. Analisis ini mengikuti beberapa tahapan-tahapan sesuai

dengan model perencanaan komunikasi oleh Assifi dan French. Tahapan

ini dimulai dengan menganalisis masalah yaitu permasalahan yang sering

muncul di masyrakat dalam mewujudkan toleransi seperti

ketidakpahaman seseorang terhadap agama, kurangnya pemahaman sikap

menghormati perbedaan antar umat beragama, lalu pelanggaran peraturan

yang sudah dibuat terutama dalam hal pembangunan tempat ibadah.

Menganalisis khalayak yaitu dengan cara melihat langsung kodisi

khalayak secara umum dari tempat tinggal, pendidikan dan latar belakang

pemahaman keagamaan. Tujuan dari strategi ini ialah saling menghormati

antar umat beragama dan menciptakan suatu tindakan untuk bekerjasama

dalam menyelesaikan permasalahan untuk kemajuan. Media yang

digunakan untuk sosialisasi adalah media elektronik seperti telepon,

televisi maupun radio, lalu media internet seperti website pemerintahan

Kota Bekasi, website pribadi hingga berita online dan media sosial seperti

akun instagram dan twitter pribadi. Media cetak juga turut menyebarkan

105
106

pesan-pesan edukasi tentang kerukunan umat beragama.

Mengembangkan pesan dengan merencakan pesan yang menarik

perhatian khalayak secara informatif, persuasif maupun edukatif dengan

bahasa yang mudah dipahami khalayak setiap kegiatan mewujudkan


 
kerukunan umat beragama. Memproduksi media dengan bekerjasama

kepada media-media dalam memproduksi program acara di radio seperti

radio Dakta maupun televisi seperti Elshinta TV. Melaksanakan program

dengan cara sosialisasi bertemu langsung kepada masyarakat, membentuk

majelis umat beragama di tingkat kecamatan dan kelurahan agar

membangun komunikasi dengan berbagai komunitas pemeluk agama-

agama di Kota Bekasi, lalu kegiatan memberikan hadiah kepada kepada

pemeluk agama lain. Lalu monitoring dan evaluasi yaitu secara langsung

mendengarkan saran dan masukan dari masyrakat, lalu dengan

memonitoring secara personal dengan wartawan tentang informasi yang

beredar pada masyarakat mengenai permasalahan kerukunan umat

beragama, selanjutnya menyampaikan pada setiap forum komunikasi

pimpinan daerah oleh beberapa elemen agama. Metode perencanaan

Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu yang telah disusun

langkah-langkahnya mengandung pesan-pesan untuk memiliki sikap

untuk menerima perbedaan, sikap mengubah penyeragaman menjadi

keberagaman, sikap mengakui hak orang lain dan menghargai eksistensi

orang lain dan sikap mendukung keragaman ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa. Tujuan dari kerukunan umat beragama terwujudnya kerjasama antar

umat beragama untuk kemajuan Kota Bekasi.


107

2. Hambatan yang ditemukan oleh Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad

Syaikhu yaitu seperti faktor psikologis-sosial ialah tidak patuhnya

masyarakat dengan aturan-aturan yang telah disepakati. selanjutnya

terdapat permasalahan transparansi aturan dan persyaratan dalam


 
membangun tempat ibadah pada forum komunikasi umat beragama di

Kota Bekasi. Lalu hambatan semantis maupun dalam proses

penyampaiannya seperti egoisme dari pihak yang bermasalah sehingga

komunikator sulit mempertemukan kedua belah pihak secara langsung

untuk menyelesaikan permasalahan kerukunan umat beragama.

B. Saran

Beberapa saran yang ingin penulis kemukakan terkait penelitian kepada

Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu yaitu:

1. Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu lebih memaksimalkan

pesan edukasi maupun persuasi tentang kerukunan umat beragama

melalui media televisi menggunakan konten video-video dalam sosiolasi

kerukunan umat beragama karena belum digunakan secara masif.

2. Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu menguatkan jaringan

kepada media-media yang ada agar setiap kegiatan sosialisasi bisa

diketahui masyarakat tentang pesan kerukunan beragama apa yang harus

ditanamkan.

3. Untuk masyarakat umum atau penelitian selanjutnya, diharapkan

melengkapi penelitian terkait Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad

Syaikhu dengan berbagai aspek-aspek ekternal yang menarik untuk

diteliti oleh penulis lain, sehingga penulis lain dapat meneliti tim maupun
108

organisasi pemerintahan yang dipimpin Wakil Walikota Bekasi Ustadz

Ahmad Syaikhu.

 
DAFTAR PUSTAKA

Abdul fatah, Rohadi. Manajemen Dakwah Di Era Global. Jakarta: CV. Fauzan

inti kreasi, 2004.


 
Afif H.M, DKK. Peran Lembaga Keagamaan Dalam Memelihara Kerukunan

Umat Beragama Di Indonesia Jilid 1. Jakarta: Balai Penelitian dan

Pengembangan Agama Jakarta, 2015.

Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

--------. Strategi Komunikasi: sebuah pengantar ringkas Bandung: Armico,

1984.

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 1989.

Aziz , Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana., 2009.

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Kerukunan umat beragama

Mahasiswa. Jakarta. Maloha Jaya Pres,. 2010.

Cangar,. Hafied. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali

Press. 2014

DEPDIKBUD. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Effendy, Onong uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2008.

---------. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2008.

---------. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003.

Faizah dan H. Lalu Muchsin Efendi. Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana.

2006.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009.

Gunawan, Iman. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara, 2013.


 
Hamka. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

Hassanudin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di

Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Hasyim, Umar. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai

Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Beragama” surabaya: Bina Ilmu,

1997.

Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Surabaya: Remaja Rosdakarya, 2010.

Ilyas, Yunahar. Prinsip-Prinsip Dakwah. Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005.

K. Yin, Robert. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: rajagrafindo Persada,

1996.

Madjid, Nurcholish. Pluralitas Agama kerukunan dalam keragaman. Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001.

Misrawi dan Zuhairi. Pandangan Muslim Moderat. Toleransi. Terorisme dan

Oase Perdamaian. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010.

Misrawi dan Zuhairi. Pandangan Muslim Moderat. Toleransi. Terorisme dan

Oase Perdamaian. Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010.

Oliver, Sandra. Strategi Public Relations.Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007.

Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga, 2005.

Rubinah dan Ade Masturi. Pengantar Ilmu Dakwah. Ciputat: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.


Rustan, Ahmad Sultra & Nurhakki Hakki. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017.

Saputra, Munzier. Metode Dakwah. Cet. Ke-1. jakarta: Kencana, 2011.

Siregar, Adi. Kang Syaikhu hal-hal kecil namun berkesan. Bekasi: Kreasi Kata
 
Persada, 2017.

Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2010.

Sudrajat, Ajat dkk. Din Al Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan

Tinggi Umum. Yogyakarta:UNY Press, 2008.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabet, 2010.

----------. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta, 2010.

Sulthoni, Sehat. Filsafat Pendidikan Akhlak. Yogyakarta: DEEPUBLISH,

2012.

Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam . Surabaya: Al-Ikhlas,

1983.

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. 2006.

Ya’yu,. Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah Leadership. Cet. Ke-2.

Bandung: Diponogoro, 1972.

WEBSITE

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20151116180322-20-92031/setara-

tujuh-kota-di-jawa-barat-intoleran

https://bekasikota.bps.go.id/statictable/2016/12/20/43/jumlah-penduduk-

menurut-agama-.html
http://www.djpk.depkeu.go.id/?p=339

https://itha911.wordpress.com/kumpulan-makalah-2/ilmu-dakwah-bentuk-

bentuk-dakwah/

http://ahmadsyaikhu.com/profile-ahmad-syaikhu/
 
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1062

https://www.Kotapatriot.com/2017/03/21/lambang-Kota-patriot/

https://BekasiKota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/43

http://www.bekasikota.go.id/pages/lambang-daerah-kota-bekasi

https://onlinebekasi.com/2017/04/10/bertoleransi-adalah-sebuah-kebutuhan-

nyata-di-kota-bekasi-bagian-3/

http://www.voa-islam.com/read/indonesia/2010/09/08/9911/menginjak-al-

qur'an-dengan-pose-'fuck-you.felix-dihukum-1-tahun-

penjara/;#sthash.zPBZohIh.dpbs

https://metro.tempo.co/read/471543/penyegelan-masjid-ahmadiyah-bekasi-

langgar-ham

https://news.detik.com/berita/d-3457688/penjelasan-wali-kota-bekasi-soal-

pembangunan-gereja-yang-didemo

https://metro.tempo.co/read/856943/kota-bekasi-raih-penghargaan-toleransi-

beragama-dari-komnas-ham

https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20120116/UU391999.pdf

WAWANCARA

Wawancara Pribadi dengan Wakil Walikota Bekasi Ustadz ahmad Syaikhu


 

LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI WAKIL WALIKOTA BEKASI USTADZ
AHMAD SYAIKHU DALAM MEWUJUDKAN TOLERANSI BERAGAMA

Sosialisasi dalam forum Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintahan Kota Bekasi

sosialisasi antar pemuka agama se-kelurahan jakasempurna

Sosialisasi pada remaja masjid Al Ihsan Jaka Permai


Sosialisasi pada website pribadi Ustadz Ahmad Syaikhu

Sosialisasi pada website Pemerintahan Kota Bekasi

Sosialisasi melalui media elektronik televisi dan radio

Sosialisasi melalui akun pribadi sosial media twitter Ustadz Ahmad Syaikhu
Sosialisasi melalui akun pribadi sosial media instagram Ustadz Ahmad Syaikhu

Sosialisasi melalui media cetak maupun media online lokal dan nasional
DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN WAKIL WALIKOTA BEKASI USTADZ
AHMAD SYAIKHU

 
 
 
 
 
PEDOMAN WAWANCARA

Strategi perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam
mewujudkan toleransi beragama di Kota Bekasi.

Waktu wawancara : Senin, 19 Februari 2018. Pukul 23:00 – 24.00 WIB.


 
Tempat wawancara : rumah dinas Wakil Walikota Bekasi

Pewawancara : Dhiya Ur Rahman

Narasumber : Ustadz Ahmad Syaikhu

Jabatan : Wakil walikota Bekasi (Periode 2013-2018)

Pertanyaan:

1. Makna toleransi beragama menurut Ustadz itu seperti apa?

Makna tolerasi menurut saya adanya saling penghormatan terhadap sesama pemilik
agama, bahwa ini adalah pilihan seseorang yang diyakininya untuk memberikan sebuah
pengabdian kepada sang pencipta. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim saya juga
diajarkan dalam Al-Quran prinsip bagaimana menghormati agama yang lain dalam “Lakum
di nukum wa liyadin, artinya: untukmu agamamu dan untukku agamaku” jadi saling
menhormati itu yang penting.

2. Penyebab kota Bekasi ini menjadi kota yang sangat majemuk itu menurut Ustadz seperti
apa?

Tentu majemuk ini karena banyaknya yang beraneka ragam dari budaya, dari
latarbelakang suku, bahkan dari agama. Jadi, latarbelakang agama yang berbeda bukan
berarti kemudian kita harus saling memunculkan konflik yang penting adalah faham antara
keagamaan sehingga masing-masing bisa meyakini, bahwa toleransi diantara masing-
masing agama ini adalah sebuah hal yang keharusan. Jadi bukan memaksakan kehendaknya
sendiri tapi justru dengan melakukan penghormatan. Penghormatannya juga bukan berarti
kita harus ikut-ikutan juga dengan agama lain tapi justru juga agama lain menhormati kita
dan kita juga menghormati agama lain tidak memaksakkan keyakinnya pada pemeluk agama
lain.
3. Menurut Ustadz penyebab terjadinya konflik-konflik keagamaan di Bekasi pada saat itu
karena apa Ustadz?

Pertama kaitannya adalah ketidakpahaman seseorang terhadap agamanya sehingga ini


memunculkan seolah-olah agamanya lah yang paling benar, tapi itu semuanya sebenernya
tidak masalah.
 
Karena memang kita harus punya keyakinan itu bahwa agama kita yang
benar. Tetapi kemudian tidak harus mengekspresikan dan mengungkapkannya bahwa agama
lain ini kemudian tanpa sebab harus dimusuhi, tentu ini yang harus saling memiliki
kepahaman terhadap agama maka ini akan menjadikan dia bisa “tasamuf” dalam masalah-
masalah ini karena ini adalah pilihan hak asasi masing-masing manusia.

4. Untuk masalah yang kemarin konflik penghinaan agama, diskriminasi larangan tempat
ibadah itu terjadi karena apa Ustadz?

Karena ada beberapa hal yang dilanggar ini makanya kita harus mengikuti bahwasannya
pertama, kaitannya adalah kita harus mematuhi berbagai aturan-aturan yang disepakati.
Tentu kesepakatan kita adalah SKB dua menteri antara menteri agama dan menteri dalam
negeri. Kalo aturan-aturan itu disepakati maka Insha Allah tidak akan ada mengarah pada
konflik. Jadi rumah ibadah harus memenuhi persyaratan itu. Sebelum adanya persyaratan itu
kita tentu harus bergabung dengan rumah ibadah yang sudah memiliki persyaratan yang
terdekat.

5. Bagaimana strategi ustadz untuk mewujudkan toleransi beragama di Kota Bekasi Ustadz?

Jadi kita wujudkan dengan melalui mensosialisasikan bagaimana suasana nilai-nilai


keberagamaan itu pada masyarakat. Kedua kita juga sering melakukan komunikasi dengan
berbagai komunitas atau pemeluk agama-agama yang ada di Kota Bekasi bahkan sekarang
ini di Kota Bekasi di setiap Kecamatan juga sudah ada namanya Majelis Umat Beragama
dimana ada majelis yang menaungi beberapa agama yang ada di kecamatan itu bergabung
disitu dan sharing disitu. Kita ingin justru yang lebih penting lagi adalah actionnya bahwa
antar umat beragama ini ada kerjasama-kerjasama dalam masalah-masalah yang lain
misalnya masalah penyelesaian lingkungan atau sebagainya.

6. Bagaimana cara Ustadz menyusunnya untuk disampaikan ke seluruh masyarakat Ustadz?

Saya menyampaikan pada saat misalnya Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan
disana juga dihadirkan juga berbagai elemen dari berbagai agama. Saya ingatkan bahwa
masalah yang seringkali muncul adalah masalah pendirian rumah ibadah dalam masalah itu
bahwa kita tidak bermain-main atau juga tidak memanfaatkan itu untuk kepentingan
finansial. Kita harus fair dan jadikan ini sebagai sesuatu yang terbuka kalo sudah memenuhi
syarat yang dibuka kalo belum memenuhi syarat harus diungkapkan apa yang menjadi
kendala-kendala sehingga dengan adanya transparansi seperti ini Insha Allah masyarakat
 
bisa memahami proses tahapan demi tahapan dalam kaitan pendirian rumah ibadah ini.
insha Allah ini akan meminimalisir.

7. Berarti kalau pesan-pesan yang umum kepada masyarakat semua kalangan itu bagaimana
Ustadz?

Tentu kepada masyarakat semuanya ini kaitannya adalah dengan bagaimana ajakan
mereka ini untuk memahami agamanya dalam kaitannya misalnya kepada umat islam, umat
islam tentu kita memahami bahwa islam ini adalah “rahmatal bin alamin”, sehingga mari
kita mendalami seluk-beluk tentang islam ini sehingga orang menerima kehadiran kita ini
dengan damai tidak khawatir bahwa kita menjadi sesuatu yang eksremis atau sebagainya.
Begitu juga kepada elemen agama lain, saya kadang-kadang disini saya bertetangga banyak
dengan non-muslim saya kadang-kadang bersilaturahim ke rumahnya dan sharing dengan
mereka atau dalam waktu-waktu yang lebih santai ada juga yang kita senam bersama-sama
setiap hari sabtu di halaman rumah saya. Nah ini adalah suasana-suasana saya katakan tadi
jangan kita hanya disibukkan dalam suasana yang formalitas tapi ada hal informal yang
justru ini lebih penting untuk kita lakukan.

8. Bagaimana cara Ustadz memilih pesan-pesan itu untuk khalayak masayarakat?

Tentu beda, kalo kaitannya dengan remaja. Biasanya remaja-remaja ini kan masih dalam
proses tumbuh kembang karena mereka juga masih merasakan galau dan mereka juga perlu
bimbingan. Pada remaja-remaja ini tentu kita memberikan pengarahan, bimbingan petunjuk
sehingga mereka bisa beragama dengan baik dan saya berhadap bahwa mereka itu aktif di
rohis agar supaya memang darisitulah mereka bisa mendalami agamanya dengan benar,
memahimnya sebagai islam ini adalah “rahmatal bin alamin” jadi jangan kemudian
merasakan takut dan akhirnya cetek agamanya, hal seperti itu yang kadang-kadang mudah
meletuk ketika terkena pengaruh akhirnya justru lari kepada sikap-sikap ekstrem.

9. Bagaimana Ustadz memilih metode yang digunakan untuk strategi ini? apakah dengan
bertemu langsung tatap muka atau bagaimana?
Seringnya saya bertemu langsung misalnya saya bersilaturahim ke tetangga, walaupun
mereka non muslim. Saya ajak berdialog dan nyatanya ketika saya berpisah, pada saat
kemarin saya mengadakan perpisahan para tetangga akhirnya mereka balik, mereka juga
datang kemari saya meminta mereka memberikan sambutan, testimoni dan sebagainya dan
alhamdulillah sambutannya juga bagus, karena selama ini saya juga berperilaku kepada
tetangga saya  yang non Muslim juga baik-baik saja.

10. Apakah dilakukan di seluruh Kota Bekasi atau bagaimana pak?

Di seluruh Kota Bekasi kadang-kadang ada sahabat saya, pejuang tapi dia non muslim
dan ketika sakit saya datangi ke rumahnya kemudian saya silaturahim, kadang dia juga
silaturahim kesini membawa anak dan menantunya. Jadi hubungan yang seperti ini
sesungguhnya akan mudah mencairkan suasana dan merasakan bahwa sesungguhnya kita ini
adalah insan ciptaan Allah SWT.

11. Media apa saja yang digunakan?

Seringnya ada media-media karena sekarang gadget ada di kita maka medsos bisa
dimanfaatkan, tapi yang lebih bagus juga tadi karena personal saya sering telpon liat
perkembangan seperti apa atau kalo ada kesulitan kita coba bantu. Sering melalui telpon,
sukur-sukur kita bisa bertatap muka secara langsung.

12. Bentuk Strategi Ustadz itu seperti apa?

Sebetulnya sangat sederhana apa yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW “tahadul
tahabau” jadi saling memberi hadiah saja. Jadi apabila saya ada kelebihan rezeki saya akan
sampaikan, saya punya makanan saya sampaikan ke tetangga bagi yang muslim maupun
yang non muslim dan ternayat itu yang lebih cair mereka bisa menerima dan mereka juga
akhirnya suatu saat juga punya kelebihan rezeki berbagi juga ngirim ke saya.

13. Bentuk-bentuk misalkan sudah ada konflik seperti kemarin tentang gereja santa clara,
apakah ada pesan-pesan dari Ustadz melalui media ataupun ustadz menyusun strateginya?

Kalo seperti itu langsung dilakukan tatap muka dengan pihak-pihak yang bermasalah,
jadi dengan itu tidak ada gap, tidak ada juga bias komunikasi sehingga semua permasalahan
terselesaikan. Saya seringkali meyakini apa yang didoakan oleh nabi Musa AS, “Rabbi srahli
sodri wayarsirly amri wakhlul udata mil insani yaf kawlu kowli” ketika kita yakini
sesungguhnya berawal dari ke lapang dadaan kita ingin menyelesaikan masalah. Ketika kita
lapang dada maka komunikasi kita Insha Allah akan efektif, tidak berbelit-belit, tidak
berbohong. Mencari sesuatu hal penyelesaian masalah sehingga akar permasalahan itu kan
terlihat jelas dan ketika akar permasalahannya itu jelas nah disitulah kita selesaikan, di akar
permasalahannya bukan di lura-luarnya “wayar sirly amri” persoalan akan mudah untuk
diselesaikan.
 
14. Menurut Ustadz strategi yang paling tepat untuk meyelesaikan toleransi beragama di
Bekasi?

Iya, langsung bertatap muka secara langsung dengan pihak-pihak yang memang kunci.

15. Apa hambatan dalam penerapannya?

Banyak tentu hambatan-hambatan. Pertama kaitannya mungkin dengan ego masing-


masing beragamaan atau biasanya yang merasa bersalah tidak mau apabila dipertemukan
dikomunikasi. Akhirnya secara parsial dulu bertemu dengan salah satu pihak, bertemu
dengan pihak yang lain atau sesudah ada titik temu untuk bertemu bersama-sama sehingga
selesailah masalah.

16. Apakah Ustadz membuat tim tersendiri pada saat kemarin tentang gereja, sampai ada satu
ormas yang memperlihatkan tindakan yang tidak menyenangkan itu kepada bapak
Walikota itu bagaimana Ustadz?

Kalo untuk tim khusus itu tidak ada, hanya saya secara langsung. Tetapi di pemerintahan
kota tools itu FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) Cuma masalahnya disini juga
adalah ketika masalah konflik kemarin justru FKUB nya juga yang dipermasalahkan. Ini
yang pada akhirnya kita harus turun dengan melibatkan berbagai elemen-elemen atau kunci
sehingga proses masalah ini selesai seara tuntas.
 
PEDOMAN WAWANCARA

Strategi perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam
mewujudkan toleransi beragama di Kota Bekasi.

Waktu wawancara : Senin, 26 Februari 2018. Pukul 06:25 WIB dan Sabtu, 10 Maret
 
2018. Pukul 10:48 WIB.

Tempat wawancara : via aplikasi WhatsApp dengan Ustadz Ahmad Syaikhu

Pewawancara : Dhiya Ur Rahman

Narasumber : Ustadz Ahmad Syaikhu

Jabatan : Wakil walikota Bekasi (Periode 2013-2018)

Pertanyaan:

1. Bagaimana ustadz memahami atau mengenal khalayak sebelum menyampaikan pesan


pesan toleransi beragama di kota bekasi?

Saya harus melihat audiensnya terlebih dahulu untuk lebih mengenali pesan apa yang tepat
untuk disampaikan kepada mereka.

2. Bagaimana bentuk pesan toleransi beragama yang disampaikan?

Pesan edukatif disampaikan dalam bentuk berbagai kesamaan asal penciptaannya manusia
dan masalah keberagamaan adalah pilihan dan tanggung jawab perorangan masing-masing
kepada Penciptanya.

Pesan edukatif diberikan juga dalam bentuk penyampaian sosialisasi isi Peraturan Bersama
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri no 09 tahun 2006 dan no 08 tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemelihaaran
Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan
Pendirian Rumah Ibadat.

Dengan melakukan sosialisasi ini diharapkan seluruh fihak memahami tata aturan yang
diberlakukan di Indonesia khususnya dalam pendirian rumah ibadat yang seringkali menjadi
pemicu konflik.

Pesan persuasi diberikan dalam bentuk :


1. Kepada seluruh fihak yang terkait dengan proses perizinan hendaknya bekerja secara
profesional.

2. Transparan tahap demi tahap proses perizinan yang diempuh.

3. Pentahapan dalam proses pembangunan rumah ibadat sesuai kebutuhan jamaatnya


sehingga tidak  menimbulkan kekagetan di masyarakat dan tidak memicu konflik.

Pesan koersif diberikan dalam bentuk agar semua fihak mentaati seluruh peraturan yang
berlaku dan tidak mengambil keuntungan finansial dari seluruh tahapan perizinan yang
ditempuh.

3. media apa saja yang digunakan dalam menyampaikan pesan toleransi beragama? media
cetak apa saja, media elektorik apa saja, maupun internet apa saja? dan bentuk kontennya
seperti apa?

Media yang digunakan dalam sosialisasi biasanya tatap muka secara langsung untuk
menghindari distorsi pemahaman. Penyampaian dalam sambutan-sambutan resmi. Obrolan
tidak resmi dengan berbagai elemen masyarakat. Optimalisasi website pemerintah
kota.Sosialisasi melalui radio dan media massa.

4. keberhasilan kasus-kasus apa yang sudah terselesaikan dalam mewujudkan toleransi


beragama di kota bekasi?

Silakan dinilai sendiri saja, karena bisa jadi ada penilaian yang berbeda; menurut saya
berhasil tetapi menurut yang lain tidak.

5. Adakah program ustadz untuk mewujudkan toleransi beragama itu bagaimana dan seperti
apa saja ustadz?

Sebagai penguat kebersamaan, pemerintah Kota Bekasi telah membentuk Majelis Umat
Beragama (MUB) di tingkat kecamatan dan kelurahan. Majelis beranggotakan lima orang
dari lintas agama yang dimaksudkan untuk membangun komunikasi dan menjaga suasana
toleransi antar unat beragama.

6. Profil Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu?

Ahmad Syaikhu dilahirkan di desa Ciledugkulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon


pada 23 Januari 1965, putra kelima dari pasangan, KH Ma’soem bin Aboelkhair, dan
Nafi’ah binti Thohir.
 
PEDOMAN WAWANCARA

Strategi perencanaan komunikasi Wakil Walikota Bekasi Ustadz Ahmad Syaikhu dalam
mewujudkan toleransi beragama di Kota Bekasi.

Waktu wawancara : Rabu, 9 April 2018. Pukul 12:36 WIB


 
Tempat wawancara : via aplikasi WhatsApp dengan Ustadz Ahmad Syaikhu

Pewawancara : Dhiya Ur Rahman

Narasumber : Ustadz Ahmad Syaikhu

Jabatan : Wakil walikota Bekasi (Periode 2013-2018)

Pertanyaan:

1. Kemarin ustadz menjawab pertanyaan menganalisis khalayak dengan cara melihat kondisi
audiens. Adakah cara spesifikasi dalam melihat dan menganalisa kondisi khalayak?

Cara memahami kondisi khalayak bisa dilihat secara umum dari tempat tinggal (apakah
tinggal di perumahan atau perkampungan), latar belakang pendidikan (umumnya kalau di
perumahan pendidikannya tinggi sedangkan di perkampungan pendidikan umumnya rendah),
latar belakang pemahaman keagamaan (biasanya kalau NU mengakhiri pidato/sambutan
dengan kalimat “wallahul muwafiq ila aqwamith thoriq” dan orangnya biasanya bersarung,
Persis biasanya mengawali tanpa salam dan mengakhiri dengan kalimat “billahi fii sabilil
haq” dan kalimat panggilannya “ikhwatal iman”, Muhammadiyah mengakhiri kalimat
sambutannya dengan “Nashrum minallahi wa fathin qorib”).

2. Dalam memilih media ustadz kemarin menjawab optimalisasi website pemerintahan,


sosialisasi melalui radio dan media massa dan media sosial twitter maupun instagram.
Adakah jaringan media yang digunakan antara media media tersebut? Dan bagaimana
metodenya di setiap media dan adakah pembeda di setiap medianya?

Media pemberitaan awalnya oleh personal Humas Pemkot yang biasa mendampingi saya.
Jika ada masalah krusial maka Humas Pemkot membuat Press Release atau konferensi Pers
kepada insan pers (baik yang berasal dari media elekteonik, media massa atau media
online).Umumnya penyampaian di media yang bersifat informatif dan edukatif.
3. Adakah pesan yang direncanakan ketika berceramah di masjid, ataupun di tempat ibadah
agama lain maupun di hadapan penganut agama yg berbeda?

Semua pesan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak terjadi slip of tonge
(salah ucap) yang dapat menimbulkan bahaya. Bentuk pesan yang disampaikan sedapat
mungkin yang membawa persamaan, persatuan dan kedamaian. Kepada pemeluk Kristen
karena kebanyakan dari Sumatera Utara, saya sering melontarkan umpasa (peribahasa
 
Batak) “Balintang ma pagabe tumandangkon sitandoan Arinta ma gabe molo marsipa
oloan”Artinya: Kita akan mendapatkan keberhasilan jika seia sekata.

4. Dalam memproduksi media elektronik, massa maupun media internet adakah bentuk
kerjasama dan seperti apa? Seperti dengan elshinta tv, radio dakta, website maupun media
online dan media massa lainnya? soalnya saya sering melihat ustadz di program ramadhan
dan mendengar di radio dakta. Apa saja isi konten-kontennya?

Untuk program Ramadhan bersama Ustadz di Elshinta TV kerjasama dilakukan antara


Elshinta TV dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bekasi. Sebagai salah
satu anggota Dewan Syuro DDII Kota Bekasi saya sering diminta untuk menjadi salah satu
narasumbernya. Sedangkan untuk program sosialisasi kegiatan pemerintah Kota Bekasi
kerjasama dilakukan antara Elshinta TV dengan Pemerintah Kota Bekasi. Demikian juga
halnya dengan radio dan media online kerjasama sosialisasi program pemerintah kota
Bekasi dilakukan antara media terkait dengan Pemkot Bekasi. Di luar itu, ada juga
permintaan dari media kepada saya untuk menjadi narasumber pemberitaan dengan tema
tertentu. Dalam hal-hal yang informal saya juga kemas informasi melalui media sosial saya
sendiri misalnya twitter @syaikhu_ahmad), facebook (www.ahmadsyaikhu.com) dan
instagram (syaikhu_ahmad_).

5. Dari strategi yang telah di rancang adakah langkah monitoring dan evaluasi? Bagaimana
langkah mencari solusi dengan monitoring dan evaluasinya yg dilakukan ustadz dari kendala
kendala yg dihadapi.

Langkah monitoring media dilakukan secara resmi oleh Dinas Komunikasi dan Informasi
Pemerintah Kota Bekasi. Monitoring dilakukan secara tertulis setiap hari termasuk usulan
saran tindak atas berita yang beredar. Secara pribadi juga saya membangun komunikasi
dengan para wartawan dan pemilik media, dimana mereka juga memberikan informasi
kepada saya dalam grup WA maupun japri terkait informasi yang beredar di masyarakat
yang dipandang krusial. Demikian juga sebaliknya, jika saya ada informasi atau ada release
yang perlu disampaikan saya membroadcast pesan kepada para awak media di Kota Bekasi.
 

Anda mungkin juga menyukai