SKRIPSI
Oleh
1442 H/ 2021 M
ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN
PESISIR DI KALIBARU CILINCING JAKARTA
UTARA
SKRIPSI
Oleh:
Rizky Dhea Nindita
NIM: 11170541000007
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
ii
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., M.A.,
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Suparto, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW., MSW., Wakil Dekan I
Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Sihabudin N, M.Ag., Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Cecep Sastra Wijaya MA., Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ahmad Zaky, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Hj. Nunung Khoiriyah, M.A. selaku Sekretaris Program
Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Dr. Tantan Hermansah, M.Si., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan ilmu, arahan dan motivasi sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag selaku dosen pembimbing
akademik Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
10. Kepada Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan
Sosial yang telah memberikan dedikasi terbaik menjadi
prantara Allah SWT dalam membimbing peneliti mencari
pengetahuan dan wawasan di samudra ilmu-Nya.
11. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Bagus Sugiarto
dan Ibu Wiwit Mainiar yang selalu memberikan dukungan
moril maupun materil, kasih sayang dan do’a yang tiada
hentinya sehingga peneliti mampu menyelesaikan
penelitian ini.
12. Kepada para kakak peneliti, Rizka Guswinita Pratiwi, S.Pd
dan Eko Wahyu Andayono yang selalu membantu peneliti
dan memberikan semangat dalam mengejar pendidikan dan
menyelesaikan penelitian ini.
13. Kepada wanita-wanita kuat Adhe Fadhilah, Rima Salima
dan Nungky Ariani yang tidak pernah bosan untuk selalu
membantu, menemani dan mendengarkan keluh kesah
peneliti dari awal sampai akhir dalam penulisan skripsi ini
serta yang selalu mengisi suka duka di setiap harinya.
14. Kepada para teman baik peneliti Rieska Amalia, Apriyani,
Rahayu, Gayatri Wiranda Ferizea, Kholivia Pratiwi,
Annisa Putri, Atyas Safnah Savirah dan Nova Ayu
Matovani yang selalu memberi semangat dan memotivasi
untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
15. Kepada teman seperjuangan Rinda Dealani, Alya Savira,
Nur Halimah, dan Rohmah Hidayanti yang selalu
memotivasi, semangat, yang selalu membersamai peneliti
iv
dalam setiap lelah dan bahagianya, serta yang memberikan
warna dalam setiap proses menuntut ilmu.
16. Kepada Ananda Mutiara Aulia selaku tetangga kosanku di
Kosan Ibu Arab yang paling selalu sabar, dan selalu
membantuku selama hidup diperantauan serta selalu
menasihatiku tentang hal-hal baik dan bermanfaat.
17. Kepada aparatur dan masyarakat Kelurahan Kalibaru
khususnya Ibu Wartini dan para nelayan Kalibaru yang
telah membantu dan memberikan berbagai informasi dalam
penelitian skripsi ini.
18. Kepada seluruh teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial
Angkatan Tahun 2017 yang bersama melewati proses
perkuliahan dan memberikan warna dalam setiap proses
menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xi
vi
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................... 46
A. Metode Penelitian.................................................. 46
B. Populasi dan Sampel ............................................. 47
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................... 49
D. Sumber Data ......................................................... 49
E. Instrumen Penelitian.............................................. 50
F. Teknik Pengumpulan Data .................................... 56
G. Teknik Keabsahan Data ........................................ 58
H. Teknik Analisis Data ............................................. 59
vii
BAB V. PEMBAHASAN ........................................................ 104
A. Dampak Sosial Pembangunan Reklamasi .............. 108
B. Dampak Ekonomi Pembangunan Reklamasi ......... 111
C. Dampak Ekologi Pembangunan Reklamasi ........... 114
viii
DAFTAR TABEL
ix
Reklamasi… ...................................................................... 89
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang rentan akan
dampak peralihan iklim yang dimana akan berimbas pada risiko
tinggi kehilangan daratan akibat adanya kenaikan paras laut.
Masyarakat pinggiran terutama pada nelayan-nelayan kecil dan
juga pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitaran daerah
pesisir dan pulau-pulau kecil yang termasuk salah satu terkena
dampak sehingga pelaksanaan pembangunan reklamasi di
Indonesia merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk
melindungi serta menambah nilai dari suatu lahan akibat adanya
kerusakan lingkungan di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil.
Adanya reklamasi di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil di
Indonesia relative semakin dibutuhkan di masa mendatang untuk
memenuhi kebutuhan akan ruanglahan yang semakin banyak
bermunculan dikarenakan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan
paras laut.
Pengertian reklamasi berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2007 ialah sebagai kegiatan yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan yang
ditinjau dari aspek lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (Ruchyat Deni
Djakapermana 2013, 1). Mengacu berdasarkan pada pengertian
reklamasi yang didefinisikan dari Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 tersebut bahwa adanya aktivitas reklamasi merupakan
1
suatu instrumen pembangunan yRang mengalihkan bentang laut
menjadi daratan yang bermaksud untuk menambah manfaat
ataupun nilai tambah wilayah pesisir dengan teguh
mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan juga ekonomi
yang dimana sampai saat ini wilayah pesisir memegang
sumberdaya dan manfaat yang sangat besar untuk kehidupan
manusia.
Bersamaan dengan adanya perkembangan peradaban yang
semakin pesat, lahan-lahan baru untuk meningkatkan aktivitas
sosial ekonomi untuk masyarakat pun semakin dibutuhkan namun
lahan-lahan yang terdapat di daratan semakin sedikit. Oleh karena
adanya kondisi yang seperti ini masyarakat pun mulai
memanfaatkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk
beragam kepentingan sehingga melahirkan permasalahan yang
berhubungan dengan pengadaan lahan untuk aktivitas ekonomi
dan sosial masyarakat. Untuk menjawab tekanan akan kebutuhan
lahan, mengakibatkan kegiatan reklamasi pantai sebagai salah satu
konsekuensi yang rasional untuk penyediaan lahan-lahan daratan
baru dalam aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Dari adanya kegiatan pembagunan reklamasi ini akan
mempengaruhi ikan-ikan yang berada di lautan, sehingga hal
tersebut bisa berdampak pada penurunan pendapatan para nelayan
yang sudah dipastikan menggandalkan keberlangsungan hidupnya
pada kondisi laut. Berikutnya adalah pada aspek ekologi, kondisi
ekosistem di wilayah lautan yang berlimpah akan
keberanekaragaman hayati ini sangat membantu terhadap manfaat
pantai sebagai penunjang daratan. Ekosistem di perairan pantai
2
sangatlah rentan akan perubahan sehingga apabila terjadi
perubahan baik itu secara alami ataupun rekayasa akan
mengakibatkan pada perubahan keseimbangan ekosistem. Adanya
ketidakseimbangan ekosistem perairan pantai yang terjadi dalam
waktu yang relative lama ini akan berdampak terhadap kerusakan
ekosistem wilayah pantai, sehingga keadaan ini akan
mengakibatkan kerusakan pantai (Moch. Choirul Huda 2013, 126).
Biasanya, kegiatan reklamasi ini hanya membutuhkan
material urugan yang cukup besar dan itu tidak terdapat dioleh dari
sekitaran wilayah pantai, sehingga perlu didapatkan dari wilayah
lain yang membutuhkan jasa angkutan. Pengangkutan inilah yang
berpengaruh terhadap padatnya arus lalu lintas, pengurangan
kualitas udara, berdebu serta kebisingan yang dapat mengganggu
terhadap kesehatan masyarakat. Dari setiap kegiatan pembangunan
tentunya akan terdapat dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkan, begitu pula dengan adanya reklmasi ini. Dampak
positif yang ditimbulkan dari adanya kegiatan reklamasi ini antara
lain yaitu terjadinya peningkatan kualitas dan nilai ekonomi
wilayah pesisir, pengurangan lahan yang diperkirakan kurang
bermanfaat, pemeliharaan pantai dari erosi, peningkatan kondisi
habitat air, serta penyerapan tenaga kerja. Selain itu, terdapat
dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya kegiatan reklamasi
ini sepeti dampak fisik yang meliputi perubahan hidrooseanografi,
erosi dan sedimentasi, peningkatan kekeruhan air, peningkatan
potensi banjir dan genangan di wilayah pesisir, serta rusaknya
habitat laut dan ekosistemnya. Sedangkan dampak negatif lainnya
yaitu berdampak pada perubahan sosial ekonomi masyarakat
3
seperti kesulitannya akses public ke pantai serta berkurangnya
mata pencaharian nelayan (Moch. Choirul Huda 2013, 127).
Masyarakat pesisir menjadi resah dan juga tidak terima akan
adanya kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap kegiatan
reklamasi ini, dikarenakan munculnya penggurusan-penggurusan
tempat tinggal masayarakat di wilayah pesisir, terganggungnya
mata pencaharian masyarakat yang tinggal di sekitaran wilayah
pesisir khususnya para nelayan serta terancamnya wilayah pesisir
akan rawannya bencana. Hal itulah yang berdampak merugikan
untuk masyarakat pesisir akibat dari adanya reklamasi di Jakarta,
sehingga masyarakat pesisir khususnya para nelayan harus
menanggung kesulitan dari adanya kegiatan reklamasi ini. Tidak
terpenuhinya hak-hak dasar terhadap masyarakat seperti
kebutuhan akan pangan, kesehatan, pekerjaan, pendidikan serta
sarana dan prasarana merupakan penyebab dari kemiskinan yang
dialami oleh masyarakat nelayan. Hal ini dikarenakan kurangnya
kesempatan mereka untuk berusaha, kurangnya akses terhadap
informasi, teknologi, permodalan, budaya, serta gaya hidup yang
cenderung boros yang menyebabkan posisi masyarakat nelayan
semakin miskin dan melemah. Kehidupan nelayan bisa berubah
menjadi kehidupan yang layak dan sejahtera apabila hal-hal
tersebut tidak terjadi.
Pada saat yang bersamaan, kebijakan-kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah selama ini dianggap masih kurang
berpihak terhadap masyarakat nelayan sebagai salah satu
pemegang kepentingan di wilayah pesisir. Kondisi masyarakat
pesisir khususnya masyarakat nelayan yang termasuk kelompok
4
masyarakat yang relative tertinggal secara ekonomi, sosial,
budaya, khususnya dalam hal akses pendidikan dan pelayanan
kesehatan bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain.
Kemiskinan, rendahnya sumber daya manusia dan juga
keterbelakangan sosial budaya pada umumnya menjadi tanda atau
ciri dari kondisi masyarakat pesisir atau masyarakat nelayan
diberbagai daerah (Kusnadi 2006, 6).
Karakteristik masyarakat nelayan secara sosiologis berbeda
dengan karakteristik masyarakat petani dalam mengelola atau
memanfatkan lahan untuk mencari nafkah. Para nelayan
mengalami perubahan sumber daya yang tidak teratur, yang
dimana pada saat bersamaan hasil penangkapan menjadi
berkurang, sehingga para nelayan tersebut harus mencari lahan
penangkapan yang baru. Di Indonesia sebagian besar kondisi
nelayannya merupakan nelayan tradisional dan nelayan buruh,
yang dimana para nelayan tersebut turut menjadi penyumbang
utama nilai produksi penangkapan perikanan nasional. Namun
kendati demikian, posisi sosial para nelayan tetap kecil dan rendah
dalam proses aspek ekonomi yang timpang dan eksploitatif
sehingga meskipun para nelayan menjadi pihak sebagai produsen,
para nelayan tidaklah memperoleh bagian pendapatan yang besar.
Yang menjadi pihak paling beruntung ialah para pedagang ikan
dengan skala besar atau pedagang perantara, dan para pedagang
inilah yang sebenarnya menjadi penguasa perekonomian di
daerah-daerah nelayan. Keadaan seperti itulah yang terus terjadi
menimpa para nelayan tanpa harus mengetahui bagaimana cara
untuk mengakhiri hal tersebut (Arif Satria 2015, 7).
5
Dengan adanya dorongan pertumbuhan penduduk yang
semakin pesat, semakin meningkatnya kebutuhan akan lahan, serta
sulitnya proses pelepasan tanah guna untuk mendapatka lahan baru
bagi perluasan kota Jakarta, hal tersebut telah mendesak
Pemerintah DKI Jakarta untuk membuat kebijakan-kebijakan guna
mengembangkan wilayah utara Jakarta dalam peningkatan dan
pertumbuhan perekonomian masyarakatnya. Peningkatan dan
pertumbuhan ekonomi tersebut sangatlah dibutuhkan untuk
membantu keberlanjutan kota serta untuk mendorong Jakarta agar
setara dengan kota-kota besar di lingkungan dunia internasional
(Sapto Supono 2009, 7). Kebijakan pengembangan wilayah ini
ditandai dengan adanya pelaksanaan pembangunan reklamasi
wilayah Pantai Utara Jakarta sebagai program yang dilakukan oleh
pemerintah daerah. Kebutuhan akan lahan ini akan menambahkan
harga tanah ataupun bahkan lebih dari biaya pembangunannya.
Penghasilan yang didapat dari penjualan lahan inilah yang menjadi
sumber dana yang nantinya akan digunakan untuk membiayai
pembangunan reklamasi pantai sekaligus dalam penyelarasan dari
wilayah (A.R. Soehoed 2002, 187). Dari adanya reklamasi ini
menyebabkan penurunan akan kualitas lingkungan serta
kekecewaan untuk beberapa pihak, terutama pada para nelayan
yang tersebar di wilayah Jakarta Utara. Para nelayan harus
mengeluarkan anggaran yang lebih besar saat melakukan kegiatan
penangkapan ikan di perairan Jakarta. Selain itu wilayah
penangkapan ikan untuk para nelayan juga semakin berkurang. Hal
ini disebabkan oleh pembangunan reklamasi yang merusak para
biota dibawah laut sehingga berdampak pada kehidupan ikan-ikan
6
serta kerang yang berada di wilayah perairan, itu berarti kegiatan
reklamasi mengakibatkan dampak yang negatif bagi para nelayan
serta masyarakat yang berada disekitar wilayah pantai utara Jakarta
dalam menafkahi kebutuhan sehari-hari yang kemudian pada hal
inilah para nelayan dan masyarakat yang bermukim disekitar
wilayah pesisir yang menjadi korban dari adanya reklamasi ini.
Reklamasi pantai di wilayah pesisir teluk Jakarta lebih
tepatnya di wilayah Kalibaru, Jakarta Utara ini berjalan hanya
sampai tahun 2017, hal ini dikarenakan telah menyebabkan
dampak negatif langsung terhadap para nelayan yang wilayah mata
pencahariannya di pesisir Kalibaru. Para nelayan dan pembudidaya
ini memiliki peranan yang penting dan menjadi harapan dalam
membantu kedaulatan pangan nasional. Walaupun peranannya
dalam perekonomian negara yang cukup besar, namun masih
banyak nelayan di Indonesia yang juga menyumbang sebagian
angka dalam kemiskinan nasional, hal ini dikarenakan sebagian
besar hidup mereka berada di ambang batas garis kemiskinan. Hal
inilah yang menjadi miris mendengar sebagaimana nelayan kita
miskin. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di
bawah garis nilai standart kebutuhan minimum, baik untuk
makanan dan non-makanan, yang disebut garis kemiskinan
(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis
kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap
individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2.100
kilo kalori per orang per hari, dan kebutuhan non-makanan yang
terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan,
transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. (BPS 2019, 3).
7
Tidak ada dampak baik yang dapat dinikmati oleh para
nelayan dari adanya kegiatan reklamasi ini. meskipun Indonesia
terkenal sebagai negara maritime yang kaya akan hasil lautan,
terjadinya reklamasi ini menyebabkan tanaman mangroves
menjadi rusak dan membuat ikan-ikan tidak dapat berkembang
biak dengan baik yang dimana hal itu jelas akan mengakibatkan
pada penurunan hasil tangkapan ikan nelayan dan tentunya
pendapatan nelayan pun akan semakin turun. Dengan pendapatan
yang semakin menurun itu mereka harus membeli bahan bakar
dengan harga yang tinggi, selain itu dari adanya pembangunan
reklamasi ini tentunya akan menyebabkan pemukiman nelayan
tradisional menjadi tergusur. Penggusuran yang dilakukan ini
dikarenakan daerah komersil yang akan dibangunan mensyaratkan
bahwa pantai disekitarnya harus bersih dari berbagai aktivitas
penangkapan ikan milik nelayan.
Masyarakat nelayan Kalibaru merupakan salah satu
masyarakat nelayan yang mengalami dinamika dampak sosial dan
ekonomi seperti penggusuran rumah dan penurunan pendapatan
sebagai akibat dari adanya reklamasi pembangunan reklamasi di
pesisir Jakarta. Yang dimana adanya reklamasi ini melindungi
aktivitas para nelayan yang mendasar di pinggir muara Cakung
Drain, tetapi disisi lain adanya reklamasi ini telah menghilangkan
fishing ground para nelayan tradisional dan masyarakat yang
tinggal disekitaran wilayah pesisir Kalibaru sehingga mereka tidak
dapat lagi membudidayakan kerang hijau.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
dengan melakukan penelitian mengenai dampak reklamasi
8
terhadap sosial ekonomi nelayan pesisir di Kalibaru, Cilincing,
Jakarta Utara. Dengan demikian, maka penelitian ini diberi judul
“Analisis Dampak Reklamasi Terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Nelayan Pesisir di Kalibaru Cilincing Jakarta
Utara”.
B. Pembatasan Masalah
Dikarenakan adanya keterbatasan dalam waktu maupun
wilayah pada penelitian serta agar penelitian yang disusun tidak
keluar dari jalur yang dibahas, maka peneliti membatasi
permasalahan pada penelitian. Pembatasan masalah yang
dilakukan peneliti yaitu mengenai pembahasan dampak reklamasi
yang terjadi terhadap kehidupan sosial ekonomi dan dialami oleh
nelayan pesisir Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Batasan-batasan
inilah yang menjadi pedoman peneliti pada proses penelitian
sehingga berjalan sesuai dengan alur semestinya.
C. Rumusan Masalah
Dari adanya pembangunan reklamasi menyebabkan
munculnya dampak permasalahan untuk para nelayan, yang berupa
dampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
nelayan. Dampak untuk pendapatan nelayan mulai menurun
terhadap penangkapan ikan dan mengalami penurunan pasokan
ikan setiap melaut. Nelayan mengeluhkan dengan adanya limbah
dari hasil pembangunan reklamasi dan tercemarnya air laut yang
dapat mengurangi penangkapan terhadap ikan, dikarenakan
9
banyak ikan mati sehingga nelayan harus melaut lebih jauh lagi
dari daratan.
Berdasarkan dari pemaparan latar belakang dan juga
pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana dampak
reklamasi terhadap kehidupan sosial ekonomi nelayan pesisir di
Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara?”.
11
ruang kawasan, selanjutnya berimplikasi pada perubahan
ketersediaan jenis lapangan kerja baru dan bentuk keragaman
usaha baru yang ditawarkan. Pembangunan pelabuhan Muara
Angke telah menambah keragaman jenis mata pencaharian
lain diluar perikanan (non perikanan). Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan diteliti adalah satu fokus tema
pembahasan yaitu tentang dampak reklamasi. Yang menjadi
pembeda adalah dari segi pembahasan yang mana dalam
penelitian ini penulis membahas tentang dampak reklamasi
terhadap sosial ekonomi nelayan pesisir Kalibaru, sedangkan
penelitian terdahulu membahas tentang perubahan sosial-
ekonomi yang terjadi pada masyarakat perkampungan nelayan
Muara Angke akibat pembangunan reklamasi di sekitar
pelabuhan Muara Angke. Metode yang dipergunakan pun
berbeda, pada penelitian terdahulu menggunakan metode
kuantitatif deskriptif. Sedangkan pada penelitian ini
menggunakan metode gabungan atau mix method.
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dampak
Dampak menurut Soemarwoto adalah suatu perubahan yang
terjadi akibat dari adanya suatu aktivitas yang dilakukan, dampak
tersebut dapat bersifat positif maupun negatif. Tetapi dalam
pendapatnya, di negara maju lebih banyak orang yang hanya
mempertahankan dampak negatif dibandingkan dengan dampak
positifnya, bahkan pada umumnya masih banyak sekali orang yang
mengabaikan dampak positifnya. Lebih lanjut, Soemarwoto
berpendapat bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam penentuan apakah dampat tersebut positif atau negatif.
Dampak positif ialah akibat atau pengaruh yang menguntungkan
yang didapatkan dari berbagai peristiwa yang terjadi, sedangkan
dampak negatif ialah akibat atau pengaruh yang merugikan atau
memperburuk keadaan dari berbagai peristiwa yang terjadi. Salah
satu faktor dalam penentuannya tersebut adalah apakah ada
seseorang yang merasa dirugikan atau diuntungkan dari adanya
suatu pembangunan proyek tertentu (Suratmo 2004, 174).
Dampak juga merupakan hasil dari intervensi program pada
kelompok sasaran (hasil yang diharapkan atau tidak diharapkan)
dan sejauh mana hasil tersebut kemungkinan akan memicu pola
perilaku dalam kelompok sasaran (dampak). Selain itu, dampak
juga dapat diartikan sebagai hasil intervensi program pada
kelompok sasaran, terlepas dari apa yang diharapkan atau tidak,
16
dan apakah hasilnya cenderung memicu perilaku baru pada
kelompok sasaran. Irawan mendefinisikan dampak merupakan
suatu perubahan baik kondisi fisik maupun kondisi sosial sebagai
akibat hasil dari adanya suatu kebijakan. Akibat yang ditimbulkan
oleh intervensi program terhadap kelompok sasaran baik itu yang
diharapkan maupun yang tidak diharapkan oleh mereka, serta
apakah akibat dari intervensi tersebut dapat menimbulkan suatu
pola perilaku hidup yang baru atau tidak terhadap kelompok
sasaran (Ratna Sari Octavia 2015, 29).
Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai hasil atau
efek. Dalam setiap keputusan yang dibuat oleh atasan biasanya
memiliki dampak tersendiri, baik dampak positif maupun negatif.
Dampak juga dapat menjadi proses lanjutan dari penerapan
pengendalian internal. Dampak merupakan tujuan lanjutan yang
timbul sebagai pengaruh dari tercapainya suatu tujuan. Setiap
tindakan menimbulkan akibat atau dampak dalam masyarakat
daripad target yang diperhitungkan dalam suatu kebijakan. Sesuai
dengan ciri kebijakan yang dapat bersifat positif maupun negatif,
dampak yang timbul juga ada yang bersifat positif dan ada yang
bersifat negatif yang diharapkan terjadi dari suatu tindakan
kebijakan.
1) Definisi Dampak Positif
Dampak adalah dorongan untuk membujuk, memastikan,
mempengaruhi atau mengesankan orang lain, tujuannya
adalah untuk membuat orang lain mengikuti atau mendukung
keinginannya. Dari segi ideologis harus afirmatif, tegas dan
benar terutama memperhatikan hal-hal yang baik. Bersikap
17
positif adalah semacam suasana spiritual, yang
mengutamakan aktivitas kreatif daripada aktivitas
membosankan, kegembiraan diutamakan daripada kesedihan,
dan optimisme diutamakan daripada pesimisme.
Menjadi positif adalah kondisi mental seseorang, ketika
sesuatu terjadi, dia akan mempertahankan kondisi tersebut
melalui upaya sadar, bila sesuatu terjadi pada dirinya supaya
tidak membelokkan fokus mental seseorang pada yang
negatif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan dampak positif adalah keinginan untuk
membujuk, memastikan dan mempengaruhi atau
mengesankan orang lain agar mereka mengikuti atau
mendukung keinginan baiknya.
2) Definisi Dampak Negatif
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dampak negatif
merupakan pengaruh yang kuat dengan akibat negatif.
Dampak adalah dorongan untuk membujuk, memastikan,
mempengaruhi atau mengesankan orang lain, tujuannya
adalah untuk membuat orang lain mengikuti atau mendukung
keinginannya. Menurut beberapa penelitian ilmiah,
disimpulkan bahwa dampak negatif adalah pengaruh buruk
yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positifnya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pengaruh negatif adalah keinginan untuk membujuk,
memastikan, mempengaruhi atau mengesankan orang lain,
dan tujuannya adalah untuk membuat orang lain mengikuti
18
atau mendukung keinginan buruknya sendiri dan
menghasilkan akibat tertentu.
19
Kebijakan sendiri kerap dijadikan sebagai suatu ketentuan
yang perlu mempertimbangkan banyak aspek didalamnya, oleh
karena itu kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara tentu telah
melalui fase pertimbangan yang cukup lama. Setiap kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah pasti akan berdampak baik
positif yaitu efek yang diharapkan membawa perubahan dan
manfaat yang berguna untuk kepentingan kebijakan serta dampak
negatif yang tidak diharapkan. Dampak itu sendiri berarti efek
yang dihasilkan dari suatu program yang terjadi di masyarakat.
Dampak kebijakan sendiri mempunyai beberapa macam dimensi,
yang dimana dimensi-dimensi ini perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan kebijakan atau kebijaksanaan negara. Anderson
berpendapat mengenai dimensi dampak kebijakan negara, yaitu :
20
e) Dampak kebijakan terhadap “biaya” tidak langsung
seperti yang dialami oleh masyarakat. Karena, seringkali
biaya seperti ini jarang diperhitungkan dan hal ini
disebabkan karena sulitnya biaya tersebut diukur.
21
memadai dan sesuai. Konsekuensi budaya melibatkan
perubahan nilai, norma, dan kepercayaan merasionalisasi dan
membimbing akal sehat publik. Dampak sosial ini merupakan
konsekuensi sosial yang timbul dari adanya suatu kegiatan
atau aktivitas pembangunan, baik itu berupa penerapan suatu
kebijakan maupun program. Menurut Surto Haryono dampak
sosial dibagi menjadi dua, yaitu dampak primer dan dampak
sekunder. Dampak primer ialah dampak yang dapat langsung
dirasakan akibat suatu kegiatan, sedangkan dampak sekunder
ialah dampak yang tidak dapat langsung dirasakan dari adanya
suatu kegiatan (Dwifany 2019, 5).
Burdge (1998) mengajukan beberapa variabel analisis
dampak sosial sebagai berikut:
1) Dampak populasi, yang dapat dinilai dari perubahan
populasi, arus keluar tenaga kerja, peningkatan dan
penurunan populasi musiman, relokasi individu dan
keluarga, perbedaan usia, jenis kelamin, dan ras.
komposisi etnis.
2) Dampak terhadap komposisi masyarakat yang
terlihat dari sikap masyarakat yang terkena dampak
terhadap rencana pembangunan, munculnya
kelompok kepentingan yang memposisikan diri
untuk mendukung atau menolak rencana
pembangunan, perubahan jumlah dan struktur
wilayah. pemerintahan, adanya perencanaan dan
penempatan kawasan dalam rencana pembangunan,
diversifikasi industri, peningkatan kesenjangan
22
ekonomi, ketidakadilan terhadap kelompok
minoritas, dan perubahan kesempatan kerja.
3) Dampak konflik dapat dilihat dari keberadaan
lembaga luar, munculnya kelas sosial baru,
perubahan fokus komersial/industri di masyarakat,
dan kehadiran penduduk musiman di akhir pekan.
4) Dampak individu dan keluarga dapat dilihat dari
terganggunya perubahan pola kehidupan sehari-hari,
perbedaan praktik keagamaan, perubahan struktur
keluarga, perubahan struktur jaringan sosial, persepsi
kesehatan dan keselamatan, serta perubahan peluang
rekreasi.
5) Dampak terhadap kebutuhan infrastruktur
masyarakat dilihat dari kebutuhan infrastruktur
masyarakat itu sendiri yang berubah, pembebasan
lahan, dan pengaruhnya terhadap budaya, sejarah,
dan arkeologi (Putri 2018, 177).
2. Dampak Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani: Oikos dan
Nomos. Oikos artinya keluarga, sedangkan Nomos artinya
aturan, aturan atau manajemen. Oleh karena itu, secara
sederhana, ekonomi dapat diartikan sebagai aturan, regulasi
atau cara pengelolaan rumah tangga. Definisi yang lebih
populer, biasanya digunakan untuk menggambarkan ilmu
ekonomi. Ini adalah cabang ilmu sosial yang mengkhususkan
diri pada perilaku manusia atau sekelompok orang untuk
23
memenuhi kebutuhan mereka yang relatif terbatas dengan cara
yang terbatas (Deliarnov 2003, 23).
Sedangkan dampak ekonomi berdasarkan penjelasan dari
Cohen ialah dampak yang terdiri dampak terhadap
pendapatan, dampak terhadap aktivitas ekonomi, dan dampak
terhadap pengeluaran. Ini lebih memperjelas bahwa dampak
ekonomi ialah yang dijelaskan sebagai akibat dari suatu
adanya perubahan yang terjadi di lingkungan (Dwifany 2019,
5).
Dampak ekonomi bisa positif atau negatif. Dampak
positif dari dampak ekonomi bisa langsung. Selain dampak
positif langsung, juga akan ada dampak lain seperti dampak
tidak langsung. Dampak tidak langsung berupa kegiatan
ekonomi lokal dari pengeluaran dinas bisnis, dan pengeluaran
tersebut akan langsung terpengaruh dan diinduksi. Dampak
lanjutan ini dapat dijelaskan sebagai kelanjutan aktivitas
ekonomi lokal dari pendapatan tambahan dari masyarakat
lokal. Weber dalam teorinya juga berpendapat bahwa kegiatan
ekonomi dapat dilihat sebagai kegiatan sosial selama kegiatan
tersebut masih memperhatikan perilaku orang lain (Heriyanto
2012, 3). Secara umum, kebutuhan pokok hidup manusia
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian berdasarkan
tingkat kepentingannya, yaitu:
1) Kebutuhan Primer
Yaitu kebutuhan paling pertama yang harus dipenuhi
oleh manusia agar dapat hidup. Jenis kebutuhan ini sama
24
bagi setiap manusia di manapun. Contohnya antara lain:
makanan, minuman, sandang, dan tempat tinggal.
2) Kebutuhan Sekunder
Yaitu kebutuhan yang baru akan dipenuhi setelah
kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini bisa berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya, namun bisa juga
sama. Jenis barangnya beraneka ragam. Contohnya antara
lain: meja, kursi, pealatan elektronik, dan lain-lain.
3) Kebutuhan Tersier
Yaitu kebutuhan yang tingkat pemenuhannya setelah
promer dan sekunder terpenuhi. Tingkat manfaat dan
kepentingannya untuk hidup manusia sudah lebih rendah
bila dibandingkan kebutuhan primer dan sekunder.
Makanya tidak semua manusia mau dan mampu
memenuhi kebutuhan hidup ini, biasanya hanya bagi
mereka yang berpenghasilan tinggi. Sebagian besar jenis
barang ditingkat kebutuhan ini berbentuk barang mewah
dan berharga mahal, kadang juga dibeli untuk digunakan
sebagai investasi, seperti mobil, permata, perhiasan,
lukisan, dan lain-lain.
3. Dampak Ekologi
Ekologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Oikos yang
berarti rumah atau tempat untuk hidup atau lingkungan biotik
(manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik) dan lingkungan
abiotic (salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut, dan lain
sebagainya). Dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Ernes
25
Haeckel dalam Ardhana (2012) mendefinisikan ekologi
sebagai suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan
hubungan antara organisme dengan lingkungannya yang
bersifat organic dan anorganik. Sedangkan menurut Nybakken
ekologi adalah sebagai ilmu yang membicarakan spectrum
hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya
serta antara kelompok-kelompok organisme (Husain 2019, 7).
Ekologi adalah studi tentang interaksi antara organisme
dan lingkungannya dan orang lain. Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
meliputi suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri
dari manusia, hewan, tumbuhan dan mikroba. Ekologi juga
erat kaitannya dengan tingkatan organisasi makhluk hidup
yaitu populasi, komunitas dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan. Dampak ekologi menurut Sugono
adalah dampak yang berkaitan dengan lingkungan. Dengan
demikian, dampak ekologis adalah pengaruh penggunaan
bahasa terhadap ekologi / ekosistem, baik positif (pertahanan)
maupun negatif (merusak) (Mantiri dkk 2018, 151).
Menurut Darsono (1992), lingkungan adalah segala benda
atau keadaan yang melibatkan manusia beserta aktivitasnya
yang berada di dalam ruangan di luar ruangan manusia.
Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan
biotik dan abiotik, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
26
1) Komponen biotik (komponen organisme hidup)
seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
2) Komponen abiotik (komponen benda mati) seperti
air, udara, tanah dan energi.
27
2) Pencemaran air dari pembuangan limbah industri ke
sungai, danau, laut atau limbah berbagai jenis
pestisida dan pupuk yang digunakan petani;
3) Pencemaran kimiawi berupa produksi bahan sintetis
yang digunakan sebagai deterjen, pupuk, pestisida,
plastik, pakaian;
4) Sampah padat berupa sampah dari individu atau
kegiatan usaha tertentu;
5) Pencemaran panas berupa peningkatan suhu air dan
panas atmosfer akibat berbagai aktivitas manusia.
28
manusia di sisi lain. Pelaksanaan pembangunan bisa dilakukan
dengan menyelaraskan aktivitas manusia dengan kemampuan
sumber daya alam yang tersedia tanpa menimbulkan
kerusakan lingkungan alam, baik secara geografis maupun
demokografis. Menurut penelitian Hemminga dan Duarte
(2000) dan Hogarth (2007), faktor lingkungan seperti suhu,
salinitas, arus laut, pasang surut, karakteristik sedimen dan
kedalaman kolom air mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap struktur komunitas, pertumbuhan, morfologi dan
sebaran. pola lamun dan lautan. Hewan berinteraksi
dengannya secara langsung atau tidak langsung.
29
pantai atau laut di mana banyak air akan mengalir, yang dapat
menyebabkan abrasi, erosi atau banjir atau pasang surut
(Husain 2019, 8).
B. Reklamasi
1. Pengertian dan Sejarah Reklamasi Wilayah Pesisir
Pengertian reklamasi berdasarkan Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2007 ialah sebagai kegiatan dilakukan dalam
rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari
sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (Direktorat Jasa
Kelautan 2019, 3). Berdasarkan pada pasal 34 UU Nomor 27
Tahun 2007 dan penjelasannya pada Peraturan Presiden
Nomor 122 Tahun 2012 telah disampaikan bahwa
pelaksanaan reklamasi wajib menjaga dan memperhatikan:
1) Keberlanjutan kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
2) Keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan
kepentingan pelestarian fungsi lingkungan pesisir
dan pulau-pulau kecil.
3) Persyaratan teknis pengambilan, pengerukan, dan
penimbunan material.
30
Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai
pasal 1 bahwa reklamasi pantai adalah kegiatan di tepi pantai
yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkaan
manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan,
atau drainase dan kawasan reklamasi pantai adalah kawasan
hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis
untuk pengembangan kawasan baru (Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, 2007).
Mengacu dari penjelasan tersebut maka aktivitas
reklamasi merupakan sarana pembangunan yang mengubah
bentang laut menjadi darat yang bertujuan untuk menambah
manfaat atau nilai tambah wilayah pesisir dengan tetap
mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
Sebagai salah satu usaha pembangunan dalam pendayagunaan
dan pengelolaan wilayah pesisir, reklamasi pantai menjadi
penanggulangan atau penyelesaian pada pilihan pemerintah
untuk membangun wilayar pesisir sehingga terwujudlah
kebijakan pembangunan reklamasi pantai ini.
Biasanya reklamasi pantai dilakukan bagi kota-kota besar
ataupun Negara yang laju keperluan dan perkembangan
lahannya semakin demikian meningkat dengan cepat, namun
mendapati kendala dengan semakin sedikit dan terbatasnya
lahan yang terdapat di daratan. Dengan keadaan yang
demikian seperti itu, banyak kota-kota yang melaksanakan
pembangunan reklamasi sebagai salah satu pilihan untuk
memenuhi kebutuhan akan lahan.
31
Pada tahun 1980 Pemerintah Kotamadya Ambon
melaksanakan reklamasi di Pantai Merdika. Pada saat yang
bersamaan juga tercatat proyek reklamasi di pantai utara
dilaksanakan pada kawasan Ancol dan Pluit. Pada awal tahun
1990-an juga telah dilaksanakan reklamasi di kawasan yang
kemudian dikenal dengan nama Pantai Indah Kapuk.
Perencanaan dan pelaksaan reklamasi tersebut relatif kecil dan
bersifat lokal, hingga untuk pertama kali pemerintah
menginisiasi pelaksanaan reklamasi Pantai Utara Jakarta pada
tahun 1995 yang dituangkan melalui Keputusan Presiden
Nomor 52 Tahun 1995 sebagai salah satu yang terbesar di
Indonesia. Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
untuk pertama kali diatur dengan Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil. Pengaturan reklamasi sebelum 2007 hanya
terbatas pada lingkup kegiatan tertentu seperti reklamasi di
Pantai Utara Jakarta yang diatur melalui Keputusan Presiden
Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta
dan Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1995 tentang
Reklamasi Pantai Kapuknaga Tangerang (Direktorat Jasa
Kelautan 2019, 4-5).
2. Tujuan Reklamasi
Tujuan utama dari adanya pembangunan reklamasi ini
adalah untuk menciptakan wilayah perairan yang rusak dan
tidak berfungsi menjadi suatu wilayah baru yang lebih
bermanfaat dan jauh lebih baik. Dari terciptanya wilayah yang
32
baru tersebut, biasanya difungsikan dan dimanfaatkan untuk
wilayah pemukiman, perindustrian, pertanian, bisnis, dan juga
sebagai objek wisata. Selain itu untuk menekan laju
perkembangan dan pertumbuhan, yang dimana tempat atau
wilayah baru tersebut akan dibuat pemukiman yang bisa
memuat banyak penduduk (Ruchyat Deni Djakapermana
2013, 1).
Reklamasi pantai dalam perencanaan kota merupakan
salah satu strategi perluasan kota. Reklamasi diberikan kepada
negara atau kota-kota besar yang laju keperluan dan
perkembangan akan lahan semakin demikian meningkat
dengan cepat namun terdapat masalah dengan semakin sedikit
dan terbatasnya lahan yang tersedia di daratan. Karena
keadaan tersebut, perluasan kota ke arah daratan sudah
semakin terbatas dan tidak memungkinkan lagi sehingga
dibutuhkan daratan yang baru khususnya untuk wilayah kota
Jakarta.
Pembangunan kebijakan reklamasi dilaksanakan oleh
suatu daulat atau pewenang yang memegang laju
pertumbuhan tinggi dan kebutuhan lahan yang semakin
melonjak dengan pesat. Namun, mendapati kendala akan
keterbatasan dan ketersediaan ruang dan lahan untuk
membantu laju pertumbuhan yang ada sehingga dibutuhkan
untuk menumbuhkan suatu wilayah daratan yang baru.
Dalam perencanaan penyediaan lahan baru sebagai salah
satu alternatif dalam perluasan dan pengembangan kota,
reklamasi pantai memberikan manfaat dan mampu membantu
33
dalam perwujudan penanggulangan lahan baru. Namun,
kerugian dari adanya pembangunan kegiatan kebijakan
reklamasi ini lebih besar bila dibandingkan dengan
keuntungan dan manfaat yang diperoleh. Reklamasi pantai
merupakan salah satu bentuk intervensi manusia terhadap
keselarasan lingkungan alamiah yang selalu dalam keadaan
yang dinamis sama. Sehingga perubahan inilah yang akan
membuat perubahan terhadap lingkungan perairan seperti
erosi, sedimentasi pantai, dan juga perubahan pola arus. Hal
ini juga yang akan meningkatkan adanya potensi seperti
bahaya banjir, gangguan lingkungan perairan lainnya (Waluyu
Andrianto 2007, 66).
3. Dampak Reklamasi
Kegiatan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dalam beragam bentuk kegiatan pada
dasarnya melahirkan dampak kepada lingkungan. Reklamasi
berdasarkan penjelasan dari Suharso (1996) adalah subsistem
dari system pantai. Dampak dan perubahan pantai yang terjadi
akibat dari adanya pembangunan reklamasi tidak hanya
bersifat lokal tetapi juga meluas.
Terdapat dampak positif dan dampak negatif terhadap
masyarakat dan juga ekosistem pesisir laut yang ditimbulkan
dari adanya pembangunan reklamasi ini. Dampak yang
ditimbulkan pun juga memiliki sifat dampak jangka panjang
dan jangka pendek yang dipengaruhi lingkungan ekosistem
dan juga masyarakat sekitar.
34
a. Dampak Positif
Terdapat dampak ditimbulkan dari adanya
pembangunan reklamasi ini, salah salah satunya ialah
dampak positif. Dampak positif yang ditimbulkan dari
adanya kebijakan pembangunan reklamasi ini adalah
pengembangan kualitas dan nilai ekonomi wilayah
pesisir, menekankan lahan yang diperkirakan kurang
ataupun tidak bermanfaat, penambahan suatu wilayah
daratan baru, pemeliharaan pantai dari erosi,
pengembangan kondisi habibat perairan, dan juga
penyerapan tenaga kerja. Pembangunan reklamasi juga
banyak memberikan manfaat bagi perkembangan
wilayah. Penerapan ini memberikan alternatif dalam
penyediaan lahan baru untuk perluasan wilayah,
pengelolaan wilayah pantai, melahirkan alternatif
kegiatan dan peningkatan wisata bahari. Pulau hasil dari
pembentukan pembangunan reklamasi dapat
membendung gelombang pasang yang mengikis pantai.
Selain itu dampak positif dari pembangunan reklamasi ini
bisa berperan sebagai bendungan untuk mencegah banjir
rob di daratan (Ruchyat Deni Djakapermana 2013, 4).
b. Dampak Negatif
Selain dampak positif, adanya pembangunan
reklamasi ini juga berdampak negatif bagi lingkungan
fisik seperti perubahan hidro-oseanografi, erosi dan
sedimentasi pantai, peningkatan kekeruhan air,
35
pencemaran laut, peningkatan potensi banjir dan juga
penggenangan di wilayah pesisir. Sedangkan bila dilihat
berdasarkan dari aspek biologisnya, dampak negatif dari
reklamasi ini seperti terganggunya ekosistem tanaman
mangrove, terumbu karang, padang lamun, esturia dan
juga penurunan keberaneka ragaman hayati.
Ruang publik yang awalnya untuk masyarakat kini
akan hilang atau berkurang, setelah munculnya
pembangunan reklamasi wilayah pantai ini dikarenakan
wilayah pantai tersebut akan digunakan untuk kegiatan
maupun kepentingan pribadi. Selain itu, keanekaragaman
biota laut pun akan semakin menurun baik itu flora
maupun fauna karena tumpukan tanah urugan yang
mempengaruhi ekosistem yang sudah ada. Dengan
berubahnya alur air juga akan berdampak pada daerah
yang berada diluar reklamasi yang akan memperoleh
limpahan air yang banyak, sehingga memungkinkan akan
terjadinya abrasi, menghancurkan atau mengakibatkan
terjadinya banjir ataupun rob.
Selanjutnya yaitu berdampak pada aspek sosial, dari
adanya reklamasi ini akan berdampak pada hasil
tangkapan dan juga berpengaruh pada pengurangan
pendapatan masyarakat di sekitaran wilayah pantai seperti
petani tambah, nelayan, dan juga buruh. Kekayaan
keberagaman hayati di wilayah pantai terhadap kondisi
ekosistem ini sangatlah membantu terhadap manfaat
pantai sebagai penahan daratan. Ekosistem yang terdapat
36
pada perairan pantai sangatlah rentan akan perubahan
sehingga jika terdapat perubahan yang baik itu secara
alami maupun rekayasa akan berdampak pada
perubangan keseimbangan ekosistem perairan. Apabila
ekosistem perairan pantai terganggu pada waktu yang
lama, maka bisa dipastikan jika itu memberikan
kerusakan pada ekosistem wilayah pantai sehingga
kondisi seperti inilah yang membawa dampak terhadap
kerusakan pantai (Ruchyat Deni Djakapermana 2013, 4).
C. Nelayan
1. Pengertian Nelayan
Masyarakat pesisir merupakan sekumpulan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah pesisir, aktifitas sosial
ekonomi yang mereka lakukan pun juga berkaitan dengan
sumber daya lautan dan masyarakat pesisir sangat bergantung
pada potensi serta pemanfaatan kondisi sumber daya pesisir
dan lautan. Biasanya masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah pesisir merupakan nelayan, pembudidaya ikan,
pedagang ikan, dan lain-lain yang berkaitan dengan wilayah
kelautan (Dewi Fatmasari 2014, 145-146). Masyarakat
nelayan sendiri masuk ke dalam kelompok masyarakat yang
tertinggal secara kondisi sosial, ekonomi, maupun tertinggal
secara budaya. Akan tetapi, kehidupan para keluarga nelayan
lebih sejahtera dibandingkan dengan keluarga yang bukan
bermata pencaharian sebagai nelayan.
37
Mulyadi berpendapat bahwa sumber pemasukan secara
ekonomi dari para masyarakat nelayan sangatlah tergantung
pada pengelolaan dan pemanfaat potensi sumber daya
perikanan ataupun lautan. Kehidupan masyarakat nelayan
merupakan kondisi yang nyata dan dapat diungkapkan melalui
usaha mereka yang sangat dipengaruhi oleh adanya musim
penangkapan ikan, kondisi alam yang terkadang buruk,
terbatasnya modal yang ada, serta tingkat pendidikan yang
rendah hingga mengakibatkan terhadapkan kondisi sosial
ekonomi mereka yang rendah (Nadia Watung 2013, 103).
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang bermukim di
wilayah pesisir laut dan sebagian besar mata pencaharian
mereka adalah sebagai nelayan yang dimana karakteristik
yang mereka miliki berbeda dengan masyarakat yang lainnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh adanya keterlibatan yang erat
oleh keistimewaan ekonomi wilayah, latar belakang budaya
yang dimiliki, serta kesiapan saran dan prasarana yang
menunjang. Pada umumnya masyarakat pesisir bermata
pencaharian sebagai nelayan, dalam Ensiklopedia Indonesia
nelayan dimasukkan kedalam golongan sebagai profesi atau
pekerjaan yaitu orang yang berperan dalam melakukan
kegiatan penangkapan ikan baik itu secara langsung ataupun
tidak langsung sebagai pekerjaannya (Arif Satria 2015, 5).
Berdasarkan penjelasan Imron (2003) dalam Mulyadi S
(2005) nelayan merupakan suatu golongan masyarakat yang
kehidupannya sangat bergantung langsung pada hasil laut,
baik dalam upaya penangkapan maupun budidaya.
38
Masyarakat nelayan pada umumnya bermukim dipinggir laut
yang dimana sebuah pemukiman yang dekat dengan tempat
mencari nafkah (Sufirudin 2016, 3-4).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor: Per.17/Men/2006 tentang Usaha Perikanan Tangkap,
mendefinisikan bahwa nelayan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Penangkapan
ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara
apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk
memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Direktorat
Jenderal Perikanan (2000) merumuskan nelayan adalah orang
yang mata pencaharianya melakukan pengkapan ikan beserta
binatang dan tanaman air yang lainnya (Arif Satria 2015, 27).
2. Klasifikasi Nelayan
Direktorat Jenderal Perikanan (2002) mengklasifikasikan
nelayan berdasarkan waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan operasi penangkapan /pemeliharaan,
yaitu:
a. Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktu
kerjanya digunakan untuk melakukan kegiatan
penangkapan ataupun pemeliharaan ikan/binatang air
lainnya/tanaman air.
b. Nelayan sambilan utama, yaitu nelayan yang
sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk
39
melakukan pekerjaan operasi
penangkapan/pemeliharaan ikan/binatang air
lainnya/tanaman air. Selain melakukan pekerjaan
penangkapan/pemeliharaan, nelayan kategori ini bisa
jadi mempunyai pekerjaan lain.
c. Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan ikan yang
sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan penangkapan ikan.
40
dayung ataupun sampan yang tidak bermotor dan
masih menggunakan anggota keluarga sebagai
tenaga kerja utama.
b. Post-peasant fisher. Nelayan dengan jenis ini sudah
menggunakan teknologi penangkapan lebih maju
seperti motor tempel ataupun kapal motor. Nelayan
jenis ini masih beroperasi di wilayah pesisir dan
sudah bertujuan pada pasar, selain itu tenaga kerja
atau ABK sudah mengembang dan tidak bergantung
pada anggota keluarga.
c. Commercial fisher. Yaitu nelayan yang telah
bertujuan pada peningkatan keuntungan. Teknologi
yang digunakan pun sudah lebih modern,
membutuhkan keahlian tersendiri baik dalam
mengoperasikan kapal maupun alat tangkap.
d. Industrial fisher. Nelayan industri dengan ciri-ciri
menurut Pollnac (1988) mengorganisasikan sisten
agribisnis yang modern, relatif padat modal,
kontribusi pendapatan yang lebih tinggi kepada
pemilik dan awak daripada yang didapat oleh nelayan
tradisional, dan memproduksi ikan kaleng dan ikan
beku yang berorientasi ekspor.
3. Karakteristik Nelayan
Nelayan adalah orang yang usaha sehari-harinya
menangkap ikan baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk
dijual. Nelayan merupakan salah satu golongan terbesar dalam
41
kelompok petani dunia, dengan ciri-ciri umum sebagai berikut
:
a. Menangkap ikan dalam lingkungan tekanan penduduk
lokal yang meningkat.
b. Mempunyai sumber daya yang terbatas sehingga
menciptakan tingkat kehidupan yang relatif rendah.
c. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi
yang dihasilkan.
d. Kurang memperoleh layanan kesehatan, pendidikan,
dan pelayanan lainnya. (Abrori 2013, 12)
42
c. Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan
adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka
hanya memiliki keterampilan sederhana. Kebanyakan
mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang
diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari
secara profesional. (Abrori 2013, 13).
D. Kerangka Berpikir
Kalibaru merupakan daerah yang memanfaatkan laut sebagai
pendapatan atau perekonomian bagi masyarakat untuk
keberlangsungan hidup mereka. Masyarakat Kalibaru banyak yang
berprofesi sebagai nelayan, yang sehari-hari mencari ikan untuk
dijadikan sebagai pendapatan tetap warga Kalibaru, mereka sangat
bergantung pada profesi nya sebagai nelayan dan sangat
bergantung pada laut sebagai tempat mereka mencari nafkah untuk
keluarganya. Hasil dari tangkapannya itu banyak yang dijual
kembali oleh nelayan dan juga banyak juga untuk dikonsumsi
sendiri dan keluarganya. Pembangunan Reklamasi yang di lakukan
oleh Pemerintah Provinsi Jakarta ini sangat tidak mempengaruhi
bagi kehidupan nelayan terutama pada segi pendapatan nelayan,
dikarenakan banyak sekali dampak yang dirasakan oleh para
nelayan akan adanya pembangunan Reklamasi yang di lakukan
oleh Pemerintah Provinsi Jakarta, sehingga secara kondisi sosial
ekonomi para nelayan tidak merasakan dampak yang positif
terhadap pembangunan Reklamasi ini.
Permasalahan yang timbul dari adanya pembangunan
Reklamasi Teluk Jakarta adalah tercemarnya air laut, dikarenakan
43
limbah dari pembangunan Reklamasi dibuang langsung ke laut
sehingga menyebabkan air laut menjadi tercemar dan
menyebabkan banyak ikan yang mati akibat limbah dari
pembangunan Reklamasi. Selain permasalahan limbah yang
timbul dengan adanya Reklamasi, ada juga permasalahan terhadap
pendangkalan laut yang di sebabkan karena adanya pengurukan
laut sehingga menyebabkan ikan menjadi berkurang akibatnya
pendapatan nelayan menjadi menurun.
44
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
Dampak Positif
dan Negatif
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan
metode gabungan atau mix method, yaitu perpaduan antara metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif yang berada
didalam satu penelitian sehingga dapat menghasilkan fakta secara
menyeluruh dalam penyelesaian permasalahan pada penelitian.
Mix method menurut Craswell (2009) adalah pendekatan dalam
penelitian yang menghubungkan ataupun memadukan antara
metode penelitian kualitatif dan juga metode penelitian kuantitatif.
Dona M. Mertens juga mendefinisikan penelitian mix method
merupakan metode yang menggabungkan dan mengkaji data,
memadukan temuan, dan mengambil kesimpulan secara
inferensial dengan menerapkan dua pendekatan yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif dalam satu penelitian permasalahan (Agus
Subagyo 2020, 101).
Pada penelitian ini, metode kualitatif lebih dominan dan
metode kuantitatif sebagai metode pelengkapnya. Metode yang
kurang dominan atau dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif disini hanya berperan sebagai metode pelengkap dalam
penyelesaian masalah penelitian. Hal ini karena hasil dari
kuesioner hanya dapat memberikan gambaran tentang tingkat
persetujuan dan ketidaksetujuan mengenai pembangunan
reklamasi ini, namun hasil tersebut tidak dapat memberikan
informasi mengenai apa yang melandasi pendapat tersebut.
46
Sehingga dibutuhkan wawancara yang lebih lanjut kepada para
informan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari populasi yang
akan diteliti, dan hasil penelitian tersebut dapat mewakili
keseluruhan populasi. Dalam kata lain, sampel dapat diartikan
sebagai objek dengan skala yang lebih kecil dari populasi
dalam hal kuantitas (Sahadi 2018, 97-98). Definisi sampel
menurut Sangadji & Sopiah (2010) dalam Ricki & Zuli
(2017), sampel merupakan bagian dari jumlah dan
47
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian
ini, penulis mengambil sampel sebanyak 30 orang yang terdiri
dari 20 orang nelayan dan 10 orang non nelayan, namun mata
pencaharian mereka masih berhubungan langsung dengan
kehidupan nelayan.
Sampel adalah subyek yang diambil dari sebagian
populasi. Apabila populasi terdapat subyek yang kurang dari
100, maka lebih baik semuanya diambil sehingga penelitian
tersebut menjadi penelitian populasi. Namun, apabila jumlah
subyek terdapat lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10%
- 15%, 20% - 25%, atau lebih. Lebih lanjut, Cohen
berpendapat bahwa semakin besar sampel dari banyaknya
populasi yang ada maka semakin baik, namun apabila terdapat
jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu
sebanyak 30 sampel. (Cohen 2007, 101).
Dalam memilih dan menentukan sampel, peneliti
menggunakan teknik purposive sampling pada teknik
pengumpulan data dengan memperhitungkan berbagai macam
aspek (Sugiyono 2016, 85). Pemilihan dan penentuan teknik
ini didasarkan pada ciri tertentu yang dilihat memiliki
implikasi yang erat dengan populasi didapati sebelumnya.
Unit sampel yang dihubungi disamakan dengan tolak ukur
tertentu yang digunakan berdasarkan tujuan penelitian.
Responden atau informan yang ditentukan merupakan orang
yang paling tepat dan yang paling mengetahui informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti.
48
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah pemukiman nelayan
Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Lokasi ini dipilih
karena wilayah tersebut termasuk dalam salah satu wilayah yang
terdaftar dalam kebijakan reklamasi Pantai Utara Jakarta. Waktu
kegiatan penelitian dilakukan selama kurang lebih 3 bulan,
terhitung bulan Maret 2021 sampai dengan Juni 2021.
D. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh yaitu hasil dari observasi
lapangan, wawancara, dan memberikan kuesioner penelitian
kepada nelayan yang dimana data ini digunakan untuk
mengetahui dampak dari adanya reklamasi. Penelitian ini adalah
penelitian mengenai dampak reklamasi terhadap kehidupan sosial
ekonomi nelayan pesisir di Kalibaru, Adapun definisi konseptual
dan operasional ialah sebagai berikut :
a) Definisi Konseptual
Dampak reklamasi adalah dampak yang ditimbulkan dari
adanya kebijakan pembangunan wilayah daratan baru yang
dilaksanakan oleh pemerintah dalam beragam bentuk kegiatan
yang pada dasarnya melahirkan dampak kepada lingkungan.
b) Definisi Operasional
Data yang diperoleh yaitu hasil dari observasi lapangan,
wawancara, dan memberikan kuesioner penelitian kepada
para responden. Pada data hasil kuesioner ini digunakan untuk
mengetahui tingkat persetujuan dan ketidaksetujuan
responden terhadap adanya pembangunan reklamasi serta
49
dampak-dampak yang mereka rasakan dari pembangunan
reklamasi tersebut.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder, antara lain:
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi
langsung dan pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner pada orang yang diwawancarai sesuai dengan
pedoman pernyataan yang ada. Data primer yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data informasi
dari nelayan.
2. Data Sekunder adalah data yang telah lebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di
luar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu
sesungguhnya adalah data yang asli (Tika .M.P., 2005, 44).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan data-data yang
diperoleh dari hasil studi literatur, artikel, jurnal, atau situs
internet sesuai dengan topik penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa
observasi, draft pertanyaan wawancara, dan juga draft pertanyaan
kuesioner yang ditujukan untuk para nelayan Kalibaru, Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara. Berikut adalah kisi-kisi instrumen dalam
kuesioner :
50
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
1. Dampak Sosial
a) Terbukanya lapangan pekerjaan.
b) Pertambahan penduduk.
c) Tingkat kesetujuan responden 1, 2, 3, 4, 5
terhadap reklamasi.
d) Pengujung yang memberikan
pengaruh baik.
e) Pengaruh terhadap pudarnya budaya
atau tradisi pada masyarakat nelayan.
2. Dampak Ekonomi
6, 7, 8, 9, 10
a) Pengaruh reklamasi terhadap
pendapatan dan pengeluaran
51
b) Terpenuhinya kebutuhan sandang,
pangan, dan papan keluarga
c) Perubahan terhadap penggunaan
jumlah dan kualitas barang
d) Perubahan aktivitas mata pencaharian
nelayan.
3. Dampak Ekologi
a) Reklamasi menyebabkan rusaknya
ekosistem laut. 11, 12, 13, 14, 15
b) Perubahan pola arus laut akibat
reklamasi.
c) Reklamasi membuat peningkatan
erosi, sedimentasi dan kekeruhan air.
𝐹
P= 𝑥100%
𝑁
P = Angka Presentasi
52
Untuk mengetahui kondisi dan fasilitas perumahan yang
dimiliki responden, digunakan indikator menurut Badan Pusat
Statistik pada SUSENAS 2020.
Kondisi Rumahan :
a. Status Milik :
1) Milik sendiri
2) Sewa/Kontrak
3) Menumpang
b. Atap Rumah :
1) Beton 4) Asbes
2) Genteng 5) Kayu/Sirap
1 3) Seng
c. Dinding Rumah :
1) Tembok 3) Kayu/papan
2) Plesteran 4) Bambu
d. Lantai Rumah :
1) Marmer/granit 5) Kayu/papan
2) Keramik 6) Semen/bata merah
3) Parket/vinil/karpet 7) Bambu
4) Ubin/tegel/teraso 8) Tanah
53
Fasilitas Rumah :
54
118). Pada perumusan skala likert, nilai-nilai terdiri dari respons
positif dan respons negative.
Skor
Kategori
Respons Positif Respons Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
55
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sebuah instrument survey berdasarkan
respon individu. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang
akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari
sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau
dengan mengajukan pertanyaan. Kuesioner juga sering
dikenal sebagai angket atau sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden) (Hendy
Tannady, 332). Kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang banyak digunakan orang. Identitas pribadi
responden bisa dicantumkan dalam lembaran kuesioner,
selama hal itu bisa dijaga kerahasiaan pribadinya dan selama
diperlukan bagi penelitian.
Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data mengenai kondisi sosial ekonomi nelayan
yang mencakup pendidikan, jumlah anggota keluarga, kondisi
dan fasilitas perumahan, pendapatan dan pengeluaran, serta
sikap mereka terhadap kehadiran pembangunan reklamasi.
2. Wawancara
Wawancara adalah tindakan percakapan yang bertujuan
untuk memahami maksud tertentu. Tindakan ini adalah upaya
untuk merekonstruksi pemikiran sehingga dapat dimengerti
oleh banyak orang (Agus Setiawan 2018, 42). Wawancara
berdasarkan definisi yang dijelaskan oleh Stewart dan Cash
(2008) yaitu merupakan proses komunikasi interaksional
56
antara dua pihak, yang dimana salah satunya memiliki maksud
dan tujuan tertentu serta melibatkan interaksi tanya jawab.
Wawancara merupakan proses interaksi antara dua orang atau
lebih dan secara umum definisi tentang wawancara (Listyo
Yuwanto 2019, 21).
Umumnya teknik pengambilan data dengan wawancara ini
dilakukan jika peneliti bermaksud melakukan analisis atas
penelitiannya. Wawancara bisa dilakukan secara tatap muka
di antara peneliti dengan responden dan juga bisa melalui
telepon atau daring (dalam jaringan).
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
bermaksud untuk memperoleh data mengenai kondisi sosial
ekonomi para nelayan, pola hubungan sosial masyarakat
setempat, dan juga masalah-masalah yang dihadapi akibat dari
adanya pembangunan reklamasi. Pada kegiatan wawancara
dalam penelitian ini ditujukan kepada narasumber yang lebih
banyak mengetahui mengenai kondisi yang terdapat di lokasi
penelitian, narasumber yang diwawancarai yaitu adalah Bapak
Rastoni, Ibu Nurlina, dan Ibu Wartini sebagai perwakilan dari
aparat pemerintah setempat.
3. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang ditujukan guna untuk
mencari tahu apa yang menjadi kegelisahan peneliti, observasi
juga didefinisikan sebagai metode pengumpulan data dengan
menggunakan panca indra. Pengamatan atau observasi
jelasnya adalah mengarah pada tujuan menangkap makna-
57
makna dibalik peristiwa atau gejala yang dimaksud (Agus
Setiawan 2018, 42). Menurut Shaughnessy, Zechmeister &
Zechmeister (2003) tujuan dari observasi sendiri adalah untuk
mendapatkan gambaran perilaku dan terdapat beberapa hal
penting dalam observasi sehingga mampu menghasilkan
informasi atau data yang akurat yaitu sampling perilaku,
sampling situasi, dan sampling waktu (Listyo Yuwanto 2019,
28).
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan mendapatkan data tentang aktivitas
nelayan dalam kegiatan sosial ekonomi mereka di pemukiman
nelayan Pelelangan Ikan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
58
wawancara, dan data observasi. Teknik triangulasi metode adalah
ketika peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama.
59
untuk menjelaskan fenoma-fenoma dampak yang ditimbulkan
dari adanya reklamasi ini untuk para nelayan pesisir di
Kalibaru.
60
BAB IV
59
Gambar 4.1 Peta Kelurahan Kalibaru
(Sumber: openstreetmap.id)
60
Tabel 4.1 Jenis Tanah Kelurahan Kalibaru
61
Tabel 4.2 Keberadaan dan Jumlah RT/RW
Kelurahan Kalibaru
No RW Jumlah RT Lokasi
11 011 0 -
Total 172
62
(Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Kalibaru
Januari 2021)
2. Demografi Kelurahan Kalibaru
a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin
Kelurahan Kalibaru memiliki penduduk sebesar
83.262 jiwa dengan luas wilayah 2,467 km² atau 246.70
Ha. Jumlah penduduk tersebar di 14 Rukun Warga (RW)
dan 172 Rukun Tetangga (RT) yang terdiri dari 36.635
Kepala Keluarga (KK), dengan KK laki-laki sebanyak
35.298 KK dan KK perempuan sebanyak 1.337 KK.
Jumlah penduduk Kelurahan Kalibaru menurut umur dan
jenis kelamin Penduduk Kelurahan Kalibaru terdiri dari
berbagai umur dan jenis kelamin, antara lain:
63
Tabel 4.3 Komposisi Jumlah Penduduk
Kelurahan Kalibaru Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin
64
(Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Kalibaru
Januari 2021)
65
Kelurahan Kalibaru akan pentingnya pendidikan. Selain
itu, faktor ekonomi pun juga menjadi sebuah masalah
untuk penduduk Kelurahan Kalibaru dikarenakan biaya
pendidikan semakin mahal. Peminatan terhadap
akademi/perguruan tinggi hanya sebesar 1.851 atau
2,23%. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Komposisi Jumlah Penduduk Kelurahan
Kalibaru Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Presentase
No Pendidikan L P Jumlah
(%)
66
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata
Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga Kelurahan
Kalibaru dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang
mata pencaharian, seperti: PNS/TNI/Polri/Pegawai
Pemerintah, wiraswasta/perdagangan, petani/nelayan,
karyawan swasta, buruh, pertukangan, dan lain-lain.
Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
pada Tabel 4.5.
67
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Kalibaru
Berdasarkan Mata Pencaharian
Presentase
No Mata Pencaharian L P Jumlah
(%)
Mengurus Rumah
2 0 9.360 9.360 11,23%
Tangga
PNS/TNI/Polri/Pegawai
4 1.837 936 2.773 3,33%
Pemerintah
68
Berdasarkan hasil Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui
bahwa masih banyak masyarakat di Kelurahan Kalibaru
yang tidak/belum bekerja dengan jumlah penduduk
sebanyak 16.558 jiwa atau setara dengan presentase
19,86%. Sebagian besar penduduk Kelurahan Kalibaru
bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 15.976 jiwa
dengan persentase sebesar 19,15%, kelompok mata
pencaharian ini memiliki andil yang cukup tinggi karena
letak Kelurahan Kalibaru yang berada di ibukota yang
memungkinkan masyarakatnya bekerja di perusahaan
swasta.
Mata pencaharian yang menempati posisi kedua
paling banyak selanjutnya ialah wiraswasta/perdagangan
yaitu sebanyak 11.896 jiwa dengan presentase sebesar
14,27%, hal ini disebabkan karena banyaknya usaha-
usaha yang didirikan di Kelurahan Kalibaru. Selain itu¸
penduduk di Kelurahan Kalibaru juga bekerja sebagai
nelayan dengan jumlah yang bekerja sebagai nelayan
lumayan sedikit yaitu 7,495 jiwa dengan presentase
sebesar 8,98%, hal ini disebabkan karena adanya
pembangunan reklamasi beberapa nelayan di Kelurahan
Kalibaru banyak yang mempunyai pekerjaan sampingan
atau jenis pekerjaan yang lain seperti menjadi buruh atau
menjadi pedagang.
69
B. Sarana dan Prasarana Kelurahan Kalibaru
1. Sarana Kesehatan
70
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Kelurahan Kalibaru
1 Puskesmas 1
2 Posko Kesehatan 6
3 Rumah Sakit 0
4 Bidan 6
5 Dokter Praktek 2
Total 15
71
2. Sarana Pendidikan
1 01 1 3 0 0 4
2 02 1 3 1 0 5
3 03 1 1 1 0 3
4 04 0 1 0 1 2
5 05 1 3 0 0 4
6 06 0 0 0 0 0
7 07 2 3 2 0 7
8 08 0 0 0 0 0
9 09 0 0 0 0 0
10 010 0 2 0 0 2
11 011 0 0 0 0 0
12 012 1 5 1 0 7
13 013 1 3 0 1 5
72
14 014 0 0 0 0 0
15 015 1 3 0 0 4
Jumlah 9 27 5 2 43
(Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Kalibaru
Januari 2021)
3. Sarana Olahraga
73
Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana Olahraga
Kelurahan Kalibaru
1 01 0 0 0 1 1
2 02 1 1 0 1 3
3 03 0 1 0 1 2
4 04 0 0 0 1 1
5 05 0 0 0 1 1
6 06 0 0 0 1 1
7 07 0 0 0 1 1
8 08 0 0 0 1 1
9 09 0 0 0 1 1
10 010 0 0 0 1 1
11 011 0 0 0 0 0
12 012 1 0 0 1 2
13 013 0 0 0 1 1
74
14 014 0 0 0 1 1
15 015 0 0 1 1 2
Jumlah 2 2 1 14 19
4. Saran Peribadatan
75
Tabel 4.9 Sarana dan Prasarana Olahraga
Kelurahan Kalibaru
1 Masjid 21
2 Musholla 58
3 Gereja 1
4 Pura 0
5 Vihara 0
Total 80
76
akan lebih mengarah kepada cara berpandangan yang
konservatif dan mempunyai jumlah pensiunan yang
tinggi sehingga akan menjadi beban yang cukup untuk
tenaga kerja yang relative kecil, begitu pula sebaliknya.
Penduduk dengan jumlah kelompok atau usia muda akan
memiliki anak usia sekolah yang relatif lebih banyak
(Sembiring 1985, 51).
77
Tabel 4.10 Komposisi Responden
Berdasarkan Usia
1 25 - 30 5 16,7%
2 31 - 35 8 26,7%
3 36 - 40 3 10%
4 41 - 45 4 13.3%
5 46 - 50 4 13.3%
6 51 - 55 2 6,7%
7 >56 4 13,3%
Total 30 100%
78
b. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Presentase
No Jumlah
Kelamin (%)
1 Laki-laki 22 73,3%
2 Perempuan 8 26,7%
Total 30 100%
79
responden laki-laki sebanyak 22 orang dengan presentase
73,3%.
80
Tabel 4.12 Komposisi Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Presentase
No Pendidikan Jumlah
(%)
2 SD/MI 8 26,7%
3 SMP/MTS 8 26,7%
4 SMA/SMK/MA 6 20%
5 Perguruan Tinggi 0 0
Total 30 100%
81
Kalibaru, sehingga mereka hanya berpendidikan sampat
tamat SMA.
a. Kondisi Rumah
82
belum mempunyai rumah sendiri dan tidak menyewa
rumah. Dari status rumah yang dimiliki para
respondenpun terdapat 27 orang dengan presentase
sebesar 90% yang rumahnya beratapkan asbes,
sedangkan 3 orang responden lainnya memiliki rumah
yang beratapkan genteng dengan presentase sebesar
10%.
83
b. Fasilitas Rumah
84
5. Komposisi Responden Berdasarkan Lamanya
Bekerja
Lamanya Presentase
No Jumlah
Bekerja (%)
Kurang dari 5
1 6 20%
tahun
Lebih dari 15
5 13 43,3%
tahun
Total 30 100%
85
Berdasarkan pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa di
Kelurahan Kalibaru responden yang memiliki pengalaman
bekerja baik sebagai nelayan maupun non-nelayan tertinggi
yakni terdapat pada lebih dari 15 tahun sebanyak 13 orang
responden dengan presentase sebesar 43,3%. Kemudian
dengan pengalaman bekerja selama 9-11 tahun sebanyak 8
orang responden dengan presentase sebesar 26,7%.
Sedangkan responden dengan pengalaman bekerja terendah
yakni kurang dari 5 tahun sebanyak 6 orang responden
dengan presentase sebesar 20%.
86
Tabel 4.14 Komposisi Responden Berdasarkan
Pendapatan Sebelum Reklamasi
Total 30 100%
87
Setelah adanya pembangunan reklamasi, pendapatan
nelayan menjadi semakin berkurang dan juga wilayah yang
tersedia kurang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
dijadikan bagang penangkapan ikan. Selain juga karena
wilayah penangkapan ikan semakin sempit dan dangkal,
ditambah pula dengan biaya keperluan untuk melaut semakin
meningkat karena nelayan harus mencari ikan ke perairan
yang lebih jauh sejak adanya pembangunan reklamasi ini.
Total 30 100%
88
sebesar Rp 4.500.000 – Rp 6.000.000 perbulan sebanyak 1
orang responden dengan persentase 3,3%. Sedangkan
pendapatan bersih perbulan yang dihasilkan terendah sebesar
kurang dari Rp 1.500.000 perbulan sebanyak 11 orang
responden dengan persentase 36,7%.
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4.14 dan Tabel 4.15
diatas, menunjukkan bahwa pendapatan perbulan dari hasil
menangkap ikan sebelum reklamasi dan sesudah adanya
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru ini
mengakibatkan perubahan pendapatan untuk para responden,
baik untuk para nelayan maupun mereka yang bekerja
sebagai non-nelayan. Hal ini dikarenakan hasil tangkapan
ikan menjadi semakin sedikit dan juga nelayan sudah tidak
bisa membuat tambak disekitar laut lagi. Selain itu, biaya
yang dikeluarkan untuk biaya operasional, kebutuhan kapal,
pasokan makanan nelayan membutuhkan biaya yang sedikit.
Sedangkan pendapatan perbulan yang dihasilkan sesudah
adanya reklamasi mengalami penurunan pendapatan
dikarenakan oleh faktor yang membuat hasil tangkapan ikan
berkurang dan biaya operasional yang sangat besar. Dapat
dilihat bahwa banyak nelayan yang merasa dirugikan dari
apanya pembangunan reklamasi ini dan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan para keluarga nelayan. Penurunan
pendapatan ini membuat para nelayan merugi, sehingga
setelah adanya reklamasi nelayan pun harus banyak yang
bekerja sampingan atau mencari pekerja lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
89
7. Komposisi Pengeluaran Responden Sebelum dan
Sesudah Reklamasi
a. Pengeluaran Kebutuhan Pangan Rumah Tangga
Pengeluaran kebutuhan pangan pada rumah tangga ini
ialah mengenai pengeluaran yang mereka keluarkan dalam
waktu satu bulan untuk biaya membeli beras, lauk pauk
dan sayur mayur, kebutuhan dapur, serta makanan
ataupun minuman tambahan yang lainnya. Sebelum
adanya pembangunan reklamasi ini, pengeluaran
kebutuhan pangan rumah tangga nelayan tertinggi ialah
sebesar Rp 1.430.000 dan pengeluaran terendah ialah
sebesar Rp 300.000. Sedangkan pengeluaran kebutuhan
pangan rumah tangga non-nelayan tertinggi ialah sebesar
Rp 1.275.000 dan pengeluaran terendah ialah sebesar Rp
250.000.
Namun, setelah adanya pembangunan reklamasi
pengeluaran kebutuhan pangan pada rumah tangga
semakin meningkat. Pengeluaran kebutuhan pangan
rumah tangga nelayan setelah reklamasi tertinggi yaitu
sebesar Rp 1.525.000, sedangkan pengeluaran kebutuhan
pangan terendah yaitu sebesar Rp 370.000. Sedangkan
pengeluaran kebutuhan pangan rumah tangga non-nelayan
setelah reklamasi tertinggi ialah sebesar Rp 1.525.000 dan
pengeluaran terendah ialah sebesar Rp 350.000.
Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan
kebutuhan pangan rumah tangga yang harus dikeluarkan,
90
hal ini juga dikarenakan harga beli yang semakin tinggi
serta kebutuhan akan pangan yang juga semakin banyak.
91
pencaharian sebagai non-nelayan ialah sebesar Rp
1.415.000 dan pengeluaran terendah ialah sebesar Rp
300.000.
Namun, setelah adanya pembangunan reklamasi
pengeluaran kebutuhan non-pangan pada rumah tangga
semakin meningkat. Pengeluaran kebutuhan non-pangan
setelah reklamasi tertinggi untuk responden yang bermata
pencaharian sebagai nelayan ialah sebesar Rp 1.665.000
dan pengeluaran terendah ialah sebesar Rp 335.000.
Sedangkan untuk para responden yang bermata
pencaharian sebagai non-nelayan ialah sebesar Rp
1.665.000 dan pengeluaran terendah ialah sebesar Rp
550.000.
Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan
kebutuhan non-pangan rumah tangga untuk para keluarga
yang bermata pencaharian sebagai nelayan maupun non-
nelayan, hal ini juga dikarenakan oleh adanya wabah virus
Covid-19 yang masih terus merebak sehingga mereka
harus selalu menjaga kesehatan dan harus mengeluarkan
biaya yang lebih untuk keperluan kesehatan.
92
Tabel 4.17 Pengeluaran Kebutuhan Non-Pangan
Rumah Tangga Sebelum dan Sesudah Reklamasi
93
yaitu berdasarkan dampak positif dan dampak negatif,
sehingga dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti.
94
sih yang bisa dibilang keuntungan dari adanya
reklamasi itu buat warga sini.” (Wartini, 2021)
95
Tabel 4.18 Hasil Jawaban Responden Terhadap
Pembangunan Reklamasi Berdasarkan Indikator
Dampak Sosial
3 Setuju 13 43,3%
4 Sangat Setuju 0 0
Total 30 100%
96
Tabel 4.19 Sikap Responden Terhadap Reklamasi
Berdasarkan Indikator Dampak Sosial
Total 30 100%
97
berkurang semenjak dari adanya pembangunan itu.
Karena kan adanya reklamasi itu ngebuat sebagian
laut jadi abis untuk pencaharian mereka gitu ya di
laut, sekarang mereka jadi makin pada sulit gitu
nyari ikannya si nelayan.” (Rastoni, 2021)
98
Tabel 4.20 Hasil Jawaban Responden Terhadap
Pembangunan Reklamasi Berdasarkan Indikator
Dampak Ekonomi
3 Setuju 14 46,7%
4 Sangat Setuju 0 0
Total 30 100%
99
Tabel 4.21 Sikap Responden Terhadap
Reklamasi Berdasarkan Indikator Dampak
Ekonomi
Total 30 100%
100
Salah satunya ialah masyarakat yang semakin terganggu
karena semakin banyaknya debu dan suara bisik semenjak
adanya reklamasi di wilayah rumah mereka. Seperti yang
dikatakan oleh Ibu Nurlina dalam wawancara sebagai
berikut:
101
Tabel 4.22 Hasil Jawaban Responden Terhadap
Pembangunan Reklamasi Berdasarkan Indikator
Dampak Ekologi
3 Setuju 2 6,7%
4 Sangat Setuju 0 0
Total 30 100%
102
Berikut adalah tabel sikap responden terhadap reklamasi
berdasarkan kepada indikator dampak ekonomi, yaitu:
Total 30 100%
103
BAB V
PEMBAHASAN
104
kembali transportasi air, membuka peluang pembangunan wilayah
pesisir, meningkatkan pariwisata bahari, serta meningkatkan
pendapatan daerah. Reklamasi banyak memberikan keuntungan
dalam mengembangkan wilayah kawasan pesisir dan penataan
daerah pantai. Pulau hasil reklamasi juga dapat menahan
gelombang pasang yang mengikis pantai dan menjadi tanggul
untuk menahan banjir rob di daratan. (R.A. Arya Ramania
Numitta, 2017, 9). Berikut ini adalah dampak positif dari proses
reklamasi pantai:
105
pembangunan reklamasi dapat membendung gelombang pasang
yang mengikis pantai. Selain itu dampak positif dari pembangunan
reklamasi ini bisa berperan sebagai bendungan untuk mencegah
banjir rob di daratan (Ruchyat Deni Djakapermana 2013, 4).
106
pengusiran paksa, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang dilakukan pemerintah setempat terhadap penduduk yang
menggunakan sumber daya lahan untuk keperluan pribadinya.
107
dampak reklamasi terhadap kehidupan sosial dan kehidupan
ekonomi nelayan Kalibaru. Data yang terkumpul dari hasil
kuisioner yang dibagikan kepada responden kemudian dianalisis.
Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian tersebut,
maka indikator pertanyaan akan dibagi berdasarkan tiga sub bab
yaitu indikator pertanyaan berdasarkan dampak sosial, dampak
ekonomi, dan dampak ekologi.
108
pembangunan reklamasi tersebut tidak menganggu terhadap mata
pencaharian mereka, disamping itu juga karena mereka
mendukung pemerintah akan adanya proyek pembangunan
reklamasi ini di wilayah mereka terlebih lagi jika pembangunan ini
dilakukan untuk kepentingan publik.
Pembangunan reklamasi juga memberikan manfaat bagi
perkembangan wilayah, seperti penyediaan lahan baru untuk
perluasan wilayah dan pengelolaan wilayah pantai. Selain itu
mereka yang setuju dengan adanya pembangunan ini berpendapat
bahwa pembangunan reklamasi ini dapat menciptakan lapangan
pekerjaan baru untuk masyarakat sekitaran proyek pembangunan,
hal ini lah yang menjadi keuntungan dari adanya pembangunan
reklamasi.
109
tinggal. Masyarakat yang dulunya tinggal di perkampungan
nelayan kini tercerai-berai karena kawasan pemukimannya telah
tergusur untuk membangun berbagai fasilitas penunjang
reklamasi.
110
Dampak yang timbulkan berupa dampak positif dan dampak
negatif karena adanya pembangunan reklamasi ini berpengaruh
terhadap kesimbangan dalam kehidupan masyarakat, seperti yang
dikemukakan oleh Soekanto yang berpendapat bahwa dampak
sosial ialah akibat dari masalah sosial yang terjadi di dalam
masyarakat, dampak sosial juga lahir apabila terdapat aktivitas
seperti proyek, program ataupun kebijakan yang diterapkan pada
suatu masyarakat. Aktivitas ini lah yang akan mempengaruhi
keseimbangan dalam suatu system masyarakat dan dapat bersifat
positif maupun negatif (Isna & Ricka 2016, 155). Dapat diambil
kesimpulan bahwa berdasarkan pada dampak sosialnya, lebih
banyak masyarakat yang merasakan dampak negatif dibandingkan
dampak positif dari adanya pembangunan reklamasi ini untuk para
masyarakat di sekitaran proyek reklamasi wilayah Kalibaru.
111
teorinya juga berpendapat bahwa kegiatan ekonomi dapat dilihat
sebagai kegiatan sosial selama kegiatan tersebut masih
memperhatikan perilaku orang lain (Heriyanto 2012, 3).
Reklamasi ini menimbulkan dampak ekonomi terutama pada
dampak terhadap pendapatan mata pencaharian nelayan. Semakin
tingginya harga BBM, kondisi cuaca yang sering tidak menentu,
hasil tangkapan yang semakin sedikit, biaya sekolah dan kesehatan
keluarga, semakin jauhnya jarak tempuh untuk menangkap ikan
yang mengakibatkan semakin besar biaya operasional yang harus
dikeluarkan sangatlah berpengaruh terhadap perekonomian
nelayan.
Sebelum adanya pembangunan reklamasi, mereka biasanya
menggunakan perairan wilayah tersebut untuk membuat tambak
bagang untuk menangkap ikan, bahkan biaya operasionalnya yang
hanya bermodalkan kecil tetapi mereka dapat memiliki pendapatan
cukup dari hasil tangkapan ikan. Namun, setelah adanya
pembangunan reklamasi terjadi penurunan pendapatan nelayan
sedangkan pengeluaran yang harus dibayar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari menjadi semakin besar. Hal inilah yang
menjadi dampak ekonomi dari adanya pembangunan reklamasi
terhadap para nelayan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak ekonomi dari
adanya pembangunan reklamasi yang sudah dijabarkan
sebelumnya, diketahui terdapat 46,7% jawaban responden yang
berpendapat bahwa mereka setuju dan berpendapat dengan adanya
reklamasi di wilayah mereka memberikan dampak ekonomi yang
positif untuk kehidupan mereka. Mungkin dengan adanya
112
reklamasi ini sebagai salah satu pengembangan kualitas dan nilai
ekonomi wilayah pesisir, terlebih lagi terdapat penciptaan
lapangan pekerjaan baru yang artinya terbukanya kesempatan
untuk mereka bekerja bagi keluarga atau masyarakat sekitar yang
secara tidak langsung menyerap tenaga kerja masyarakat lokal dan
dapat menambah pendapatan keluarga mereka serta meningkatkan
taraf hidup perekonomian mereka.
Tetapi terdapat 53,3% jawaban responden yang tidak setuju
adanya reklamasi ini dan menganggap bahwa pembangunan
reklamasi ini memberikan pengaruh yang negatif untuk
perekonomian mereka, terutama para nelayan yang mata
pencahariannya menjadi terganggu. Nelayan-nelayan tersebut
merasa bahwa semenjak pembangunan reklamasi di wilayah
Kalibaru ini menyebabkan penghasilan melaut mereka semakin
berkurang dan semakin sedikit, selain itu dari penghasilan yang
sedikit tersebut mereka juga harus membeli dan membayar
pengeluaran untuk kebutuhan hidup mereka sehari-sehari.
Dari terlaksanakannya reklamasi para nelayanlah yang sangat
merasakan kerugiannya, karena adanya reklamasi tersebut
menyebabkan hasil mata pencaharian mereka semakin berkurang,
wilayah penangkapan ikan pun menjadi semakin sempit karena
bagian laut menjadi habis dan berubah menjadi daratan sehingga
ikan yang didapatkan pun juga menjadi semakin sedikit.
Banyak juga nelayan yang tidak tercukupi untuk sandang,
pangan, dan papan keluarga mereka, belum lagi untuk keperluan
sekolah anak dan biaya kesehatan. Ditambah lagi karena adanya
wabah virus Covid-19 yang tidak kunjung mereda menyebabkan
113
mereka harus selalu menjaga keluarga mereka agar tetap sehat
sehingga mereka harus mengeluarkan biaya untuk keperluan
kesehatan yang lebih besar.
Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya pengeluaran
rumah tangga semakin banyak. Dari penghasilan sedikit yang
didapatkan membuat perubahan terhadap penggunaan jumlah dan
kualitas barang semakin menurun untuk mencukupi kebutuhan
hidup mereka, yang meski terkadang tidak jarang dari mereka yang
harus memaksakan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga
walaupun sebenarnya tidak mampu. Maka, dapat ditarik
kesimpulan bahwa lebih banyak masyarakat yang merasakan
dampak negatif dibandingkan dengan masyarakat yang merasakan
dampak positif dari adanya pembangunan reklamasi bila dilihat
berdasarkan aspek dampak ekonominya.
Memburuknya kondisi ekonomi nelayan juga berdampak
langsung pada pendidikan anak-anak nelayan, membuat nelayan
tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya. Pendapatan
nelayan tidak menentu, sehingga saat reklamasi, masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan mencari pekerjaan tambahan untuk
menghidupi sebagian penduduk yang tinggal di wilayah sekitaran
proyek pembangunan.
114
Masalah ekologi secara langsung mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Media massa telah terbuka pengetahuan publik
tentang dampak pencemaran lingkungan pada ruang publik. Pada
dasarnya masalah pencemaran ini dapat berdampak luas karena
dapat terjadi di berbagai lingkungan fisik kehidupan manusia.
Menurut penelitian Luoma dan Carter (1991), respon ekologi yang
biasanya disebabkan oleh pencemaran dan gangguan lainnya
adalah penurunan jumlah taksa, kelimpahan, dan perubahan
komposisi taksa dari taksa sensitif menjadi toleran (Mantiri dkk
2018, 151).
Bila melihat pada hasil penelitian terhadap pembangunan
reklamasi berdasarkan indikator dampak ekologi yang sudah
dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui bahwa hanya terdapat
6,7% jawaban responden yang setuju dan berpendapat bahwa
adanya reklamasi ini memberikan dampak yang positif. Hal ini
mungkin karena mereka berpendapat bahwa adanya reklamasi
dapat menekankan lahan yang diperkirakan kurang ataupun tidak
bermanfaat, penambahan suatu wilayah daratan baru,
pemeliharaan pantai dari erosi, serta sebagai bendungan untuk
mencegah banjir rob di daratan.
Namun, dapat dilihat juga bahwa terdapat 93,3% jawaban
responden yang tidak setuju dan menganggap dari adanya
reklamasi ini memberikan dampak ekologi yang merugikan untuk
masyarakat di lingkungan sekitar pembangunan reklamasi. Hal
tersebut karena dampak ekologi dari adanya reklamasi
menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem laut yang disebabkan
oleh limbah proyek sehingga air laut menjadi tercemar yang
115
mengakibatkan terhadap hilangnya habitat ikan serta biota laut
lainnya, hal ini juga yang menyebabkan penghasilan tangkapan
ikan nelayan menjadi berkurang. Keanekaragaman biota laut pun
semakin berkurang karena timbunan tanah urugan reklamasi serta
menyebabkan peningkatan erosi, sedimentasi dan kekeruhan air di
wilayah Kalibaru.
Kekayaan keberagaman hayati di wilayah pantai terhadap
kondisi ekosistem ini sangatlah membantu terhadap manfaat pantai
sebagai penahan daratan. Ekosistem yang terdapat pada perairan
pantai sangatlah rentan akan perubahan sehingga jika terdapat
perubahan yang baik itu secara alami maupun rekayasa akan
berdampak pada perubahan keseimbangan ekosistem perairan.
Apabila ekosistem perairan pantai terganggu pada waktu yang
lama, maka bisa dipastikan jika itu memberikan kerusakan pada
ekosistem wilayah pantai sehingga kondisi seperti inilah yang
membawa dampak terhadap kerusakan pantai (Ruchyat Deni
Djakapermana 2013, 4).
Selain berdampak buruk untuk ekosistem laut, reklamasi juga
menyebabkan peningkatan polusi udara dan polusi suara.
Masyarakat semakin terganggu karena semakin banyaknya debu
dan suara bisik semenjak adanya reklamasi di wilayah Kalibaru.
Hal ini karena kendaraan proyek seperti truk maupun container
sering berlalu-lalang disekitaran wilayah proyek reklamasi
sehingga mereka merasa terganggu dan tidak nyaman. Maka, dapat
ditarik kesimpulan bahwa sangat banyak masyarakat yang
merasakan dampak negatif dibandingkan dengan masyarakat yang
116
merasakan dampak positif dari adanya pembangunan reklamasi
bila dilihat berdasarkan aspek dampak ekologi.
Pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air dan tanah,
merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kegiatan
pembangunan. Lingkungan yang tercemar akibat kegiatan
pembangunan akan berdampak negatif terhadap kesehatan,
kenikmatan hidup, perubahan iklim, keindahan alam, serta
keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam. Keberhasilan
pelaksanaan pembangunan tentunya memiliki lima permasalahan
pengolahan lingkungan di Indonesia, yaitu kebijakan, peraturan
perundang-undangan, kelembagaan, dukungan data dan informasi
lingkungan serta teknologi pengelolaan lingkungan, dan peran
serta masyarakat. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
pembangunan yang dilakukan secara berkelanjutan dengan cara
dengan mengoptimalkan manfaat sumber daya alam di satu sisi
dan sumber daya manusia di sisi lain. Pelaksanaan pembangunan
bisa dilakukan dengan menyelaraskan aktivitas manusia dengan
kemampuan sumber daya alam yang tersedia tanpa menimbulkan
kerusakan lingkungan alam, baik secara geografis maupun
demokgrafis.
117
setempat, berikut adalah bagan alur mengenai tergangguan
reklamasi terhadap para nelayan yang disederhanakan sebagai
berikut:
Gambar 5.1 Bagan Alur Ketergangguan Reklamasi
Pembangunan
Reklamasi
Terganggunya Kesejahteraan
Sosial dan Ekonomi Masyarakat
118
permasalahan yang ada. Dampak yang ditimbulkan terhadap
kondisi kehidupan nelayan yang menurun secara langsung ini pun
juga berpengaruh terhadap kondisi pendidikan anak-anak nelayan.
Pendapatan nelayan dari hasil tangkapan yang menurun membuat
nelayan menjadi tidak mampu untuk membiayai pendidikan anak-
anak mereka, selain itu juga berpengaruh terhadap pemenuhan gizi
dari keluarga nelayan yang tidak dapat tercukupi dengan baik.
119
dari ketidakadilan dan bahkan tirani para pemimpin, hukum atau
sistem, dan bahkan ketiganya. Pemimpin yang tidak adil akan
memperlakukan orang miskin sebagai objek yang tidak
diperhatikan, menjadikan mereka salah satu subsistem negara
dalam posisi “teraniaya”. Hal ini terlihat dari minimnya ruang bagi
masyarakat miskin untuk melakukan aktivitas sosial dan ekonomi
secara normal.
120
dampak-dampak yang sangat merugikan untuk para nelayan
pesisir. Namun, masyarakat hanya bisa menerima dan pasrah jika
pemerintah tetap ingin melaksanakan program tersebut meskipun
dari adanya reklamasi itu menyebabkan kerugian yang besar.
121
pemerintah dalam langkah untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, kemandirian ekonomi dan daya saing daerah menjadi
semakin menjauhkan masyarakat dari sumber kehidupan dan mata
pencaharian mereka yang sangatlah berdampak pada penghasilan
melaut mereka. Situasi saat ini juga para nelayan harus bekerja
lebih keras lagi untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk
menafkahi keluarganya. Meskipun penghasilan yang didapatkan
saat ini sangat jauh dari kata cukup, tapi mereka tetap bersyukur
meskipun terkadang untuk keperluan sandang, pangan dan papan
mereka terkadang masih tidak terpenuhi. Belum lagi mereka yang
terkena gusuran rumah juga harus mencari tempat tinggal yang
baru agar dapat berlindung dari panas dan hujan. Selain itu, tidak
adanya ganti rugi yang dari pemerintah membuat mereka semakin
ingin putus asa untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan
nyaman, terutama kehidupan yang layak untuk diberikan kepada
keluarganya.
122
namun masyarakat harus merasakan langsung peningkatan
tersebut melalui pembangunan kesejahteraan. Dalam hal ekologi
dan pemanfaatan ruang laut, diperlukan intervensi regulasi yang
rinci tentang pemanfaatan ruang laut. Peraturan tersebut
diharapkan dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada di
perairan Kalibaru.
123
BAB VI
A. Kesimpulan
124
keperluan pembangunan yang menyebabkan pekerjaan
mereka menjadi terganggu dan bahkan harus kehilangan
mata pencaharian mereka sebagai nelayan. Dari penggusuran
tersebut, banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal
mereka, selain itu timbul rasa kecemasan masyarakat akan
kehidupan yang layak. Hal itu lah yang menyebabkan
terjadinya kesehatan mental masyarakat yang tergenggu.
Masyarakat nelayan yang sebelum adanya pembangunan
reklamasi dapat hidup dengan layak semenjak terjadinya
reklamasi kini mereka harus merasakan kerugian yang sangat
besar. Tempat beristirahat untuk perahu-perahu mereka pun
menjadisemakin sempit karena pembangunan-pembangunan
tersebut. Selain itu para nelayan juga harus menumpuh jarak
melaut yang lebih jauh dan ikan yang didapatkan pun
menjadi lebih sedikit semenjak adanya reklamasi ini.
2. Pembangunan reklamasi ini juga lebih banyak memberikan
pengaruh yang negatif untuk perekonomian mereka terutama
para nelayan yang mata pencahariannya menjadi terganggu.
Nelayan-nelayan tersebut merasa bahwa semenjak
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru ini
menyebabkan penghasilan melautmereka semakin berkurang
dan semakin sedikit, selain itudari penghasilan yang sedikit
tersebut mereka juga harus membeli dan membayar
pengeluaran untuk kebutuhan hidup mereka sehari-sehari.
para nelayanlah yang sangat merasakan kerugiannya, karena
adanya reklamasi tersebut menyebabkan hasil mata
pencaharian mereka semakin berkurang, wilayah
125
penangkapan ikan pun menjadi semakin sempit karena
bagian laut menjadi habis dan berubah menjadi daratan
sehingga ikan yang didapatkan pun juga menjadi semakin
sedikit. Bila dilihat dari dampak positifnya, reklamasi dapat
melakukan pengembangan kualitas dan nilai ekonomi
wilayah pesisir.
3. Berdasarkan pada dampak ekologi yang ditimbulkan, lebih
banyak masyarakat yang menganggap dari adanya reklamasi
ini memberikan dampak ekologi yang negatif untuk
masyarakat di lingkungan sekitar pembangunan reklamasi.
Hal tersebut karena dampak ekologi dari adanya reklamasi
menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem laut yang
disebabkan oleh limbah proyek sehingga air laut menjadi
tercemar yang mengakibatkan terhadap hilangnya habitat
ikan serta biota laut lainnya, hal ini juga yang menyebabkan
penghasilan tangkapan ikan nelayan menjadi berkurang.
Selain berdampak burukuntuk ekosistem laut, reklamasi juga
menyebabkan peningkatan polusi udara dan polusi suara.
Masyarakat semakin terganggu karena semakin banyaknya
debu dan suara bisik semenjak adanya reklamasi di wilayah
rumahmereka. Hal ini karena kendaraan proyek seperti truk
maupun container sering berlalu-lalang disekitaran wilayah
proyek reklamasi sehingga mereka merasa terganggu dan
tidak nyaman. Namun, bila melihat dampak positif
berdasarkan aspek ekologinya pembangunan reklamasi ini
bisa berperan sebagai bendungan untuk mencegah banjir rob
di daratan.
126
B. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, disarankan agar
semua pihak yang terlibat mengembangkan dapat memberikan
solusi alternatif terkait pembangunan sosial ekonomi masyarakat
pesisir yang terkena dampak reklamasi. Adapun saran yang
diberikan oleh peneliti antara lain:
1. Peran serta masyarakat diperlukan dalam proses
perencanaan, pengelolaan, pemantauan dan pengendalian
kebijakan reklamasi pantai kawasan Kalibaru. Koordinasi
lebih lanjut antara pemerintah dan pejabat daerah dan
pengembang diperlukan untuk mengatasi dampak negatif
dari kebijakan ini, dan pemerintah dan pejabat daerah
perlu terus memantau pelaksanaan proyek reklamasi
pantai.
2. Pemerintah juga perlu memulai implementasi
pembangunan berwawasan lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam pemanfaatan sumber daya laut.
3. Pemerintah perlu memberikan kompensasi kepada
masyarakat pesisir, khususnya nelayan atas kerugian yang
sudah diderita.
4. Menyediakan lahan dan ruang bagi nelayan untuk
melakukan kegiatan penangkapan ikan yang mudah
dijangkau oleh nelayan yang masih menggunakan cara
penangkapan ikan secara tradisional.
127
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Andrianto, Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Konsep, Aplikasi
Implementasinya Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Bandung: Mandar Maju.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Kesejahteraan Rakyat
(Welfare Statistics). Jakarta: CV. Dharmaputra.
Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi Diterjemahkan
Kartini Kartono. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.
Dahuri, Rokhmin. 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan,
untuk Kesejahteraan Rakyat (Kumpulan Pemikiran Dr. Ir.
Rokhim Dahuri MS). Jakarta: Lembaga Informasi dan Studi
Pembangunan Indonesia.
Nasution A, Badaruddin. 2005. Isu-Isu Kelautan Dari Kemiskinan
Hingga Bajak Laut. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Direktorat Jasa Kelautan. 2019. Reklamasi di Indonesia. Direktorat
Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2007. Pedoman Perencaan
Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.40/PRT/M/2007. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia, 2011. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan.
Hiplunudin, Agus. 2019 Politik Era Digital Edisi 2. Yogyakarta:
Suluh Media
Irwan and Indraddin. 2016. Strategi dan Perubahan Sosial.
Yogyakarta: Deepublish.
Karlina, Eulin, and Rosento. 2020. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
128
Kusnadi. 2006. Konflik Sosial Nelayan, Kemiskinan dan
Perebutan Sumber Daya Perikanan. Yogyakarta: PT. LKiS
Pelangi Aksara Yogyakarta.
Latuconsina, Husain. 2019. Ekologi Perairan Tropis: Prinsip Dasar
Pengelolaan Sumber Daya Hayati Perairan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sahadi. 2018. Kinerja dan Komitmen Seorang Manajer; Riset
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Teknosain.
Salam, Syamsi., and Fadilah, Amir. 2008. Sosiologi Pedesaan.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Sangadji, Sopiah. 2010. Metodelogi Penelitian Dalam Pendekatan
Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: CV Andi.
Sari Adnyani, Ni Ketut. 2015. Pengantar Ilmu Hukum dalam
Telaah Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Satria, Arif. 2015. Pengatar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Setiawan, Agus. 2018. Metodologi Desain. Yogyakarta: Arttex.
Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik
Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial
Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Soehoed, A.R. 2002. Bunga Rampai Pembangunan: Antara
Harapan dan Ancaman Masa Depan. Jakarta: Puri Fadjar
Mandiri dan FTUI.
Subagyo, Agus. 2020. Aplikasi Metode Riset: Praktik Penelitian
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mix Methods. Inteligensia Media:
Malang.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumardi, Mulyanto. 2001. Kemiskinan Daerah Urban. Jakarta.
Rajawali.
129
Suratmo. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta: UGM Press.
Sutedi, Adrian. 2020. Implementasi Prinsip Kepentingan Umum di
Dalam Pengadaan Tanah untuk Pembangunan. Jakarta:
Sinar Grafika.
Tannady, Hendy. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Expert.
Yuwanto, Listyo. 2019. Metode Penelitian Eksperimen Edisi 2.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
130
Timur: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Volume 7, no.1: 58-
81.
Choirul Huda, Moch. 2013. Pengaturan Perizinan Reklamasi
Pantai Terhadap Perlindungan Lingkungan Hidup: Jurnal
Perspektif Volume 18, no.2: 126-135.
Djakapermana, Deni Ruchyat. 2013. Reklamasi Pantai Sebagai
Alternatif Pengembangan Kawasan: Jurnal Direktorat
Jenderal Penataan Ruang: Departemen Pekerjaan Umum,
1-5.
Farahdiba, Dea. 2020. Konsep dan Strategi Komunikasi
Pemasaran: Perubahan Perilaku Konsumen Menuju Era
Disrupsi: Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Volume 8, no.1:
22-38.
Firdausi, Putri .N. 2018. Analisis Dampak Sosial Dalam
Perencanaan Pembangunan: Rencana Revitalisasi Pasar
Wates Wetan, Ranuyoso, Lumajang: Jurnal Kajian Ruang
Sosial-Budaya Volume 1, no.2: 173-191.
Hatu, Rauf. 2011. Perubahan Sosial Kultural Masyarakat
Pedesaan (Suatu Tinjauan Teoritik-Empirik): Jurnal Inovasi
Volume 8, no.4: 1-11.
Heriyanto, Aji .W. 2012. Dampak Sosial Ekonomi Relokasi
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Simpang Lima dan Jalan
Pahlawan Kota Semarang: Economics Development
Analysis Journal Volume 1, no.2: 1-7.
Mantiri, Grace J.M. and Handayani, Tri. 2018. Dampak Ekologis
Penggunaan Kalimat Indikatif Pada Media Massa Online
Papua: Tinjauan Ekolinguistik Kritis: Ranah: Jurnal Kajian
Bahasa Volume 7, no.2: 146-163.
Mulyanti, Kurniawati and Fachrurozi, A. 2016. Analisis Sikap dan
Perilaku Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Bank
Sampah (Studi Kasus Masyarakat Kelurahan Bahagia
Bekasi Utara): Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan
Kewirausahaan “Optional” Volume 10, no.2: 185-198.
131
Permata. S, Afika and Wijaya, Mahendra. 2017. Perubahan
Perilaku Masyarakat Jawa dalam Penyelenggaraan Resepsi
Pernikahan di Kota Surakarta: Jurnal Analisa Sosiologi
Volume 6, no.1: 65-81.
Putri, Dwifany Yodina. 2019. Pengaruh Relokasi Terhadap Sosial
dan Ekonomi Pedagang di Pasar Atas Bukittinggi: Jurnal
Online Mahasiswa FISP Volume 6, no.2: 1-14.
Septiana, Aldila. 2015. Analisis Perilaku Konsumsi Dalam Islam:
DINAR (Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam) Volume 1,
no.2: 1-16.
Sufirudin. 2016. Hubungan Patron Klien Diantara Masyarakat
Nelayan di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti
Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara: Jurnal
Holistik, Tahun XI, no.17A: 1-20.
Suprihatin, Ira. 2014. Perubahan Perilaku Bergotong Royong
Masyarakat Sekitar Perusahaan Tambang Batubara di Desa
Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang: Jurnal
Sosiatri Volume 1, no.3: 63-77.
Suwarno, Sartohadi. J, Sunarto, and Sudharta. J. 2014. Kajian
Pengaruh Tinkat Pendidikan Terhadap Perilaku
Masyarakat Dalam Pengelolaan Lahan Rawan
Longsorlahan di Kecamatan Pekuncen Kabupaten
Banyuman: Jurnal Geoedukasi Volume III, no.1: 15-22.
Widodo, Slamet. 2011. Strategi Nafkah Berkelanjutan Bagi
Rumah Tangga Miskin di Daerah Pesisir: Jurnal MAKARA,
Sosial Humaniora Volume 15, no.1: 10-20.
Website
Badan Pusat Statistik, (2019) Sosial dan Kependudukan, diakses
pada tanggal 1 November 2020, dalam
https://jakarta.bps.go.id/
132
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi
Pantai Utara Jakarta.
Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1995 tentang Reklamasi
Pantai Kapuknaga Tangerang.
Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:
Per.17/Men/2006 tentang Usaha Perikanan Tangkap.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 40/PRT/M/2007
tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan
Reklamasi Pantai.
133
Lampiran 1. Surat-surat
134
135
136
137
138
Lampiran 2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Jumlah Anggota
Keluarga, dan Pengalaman Bekerja
Jumlah
Jenis Pendidikan Pengalaman
Umur Anggota
No. Kelamin Terakhir Bekerja
Keluarga
1 43 Tahun Laki-Laki Tidak tamat SD 4 Orang >15 Tahun
2 34 Tahun Laki-Laki SD 3 Orang >15 Tahun
3 34 Tahun Laki-Laki SD 3 Orang 9-11 Tahun
4 26 Tahun Laki-Laki SMP 2 Orang 6-8 Tahun
5 43 Tahun Laki-Laki SD 4 Orang >15 Tahun
6 26 Tahun Laki-Laki SMA 3 Orang <5 Tahun
7 46 Tahun Laki-Laki SD 5 Orang >15 Tahun
8 45 Tahun Laki-Laki SMP 5 Orang >15 Tahun
9 38 Tahun Laki-Laki SMP 6 Orang 12-15 Tahun
10 28 Tahun Laki-Laki Tidak tamat SD 3 Orang 9-11 Tahun
11 50 Tahun Laki-Laki Tidak tamat SD 4 Orang <5 Tahun
12 60 Tahun Laki-Laki Tidak tamat SD 5 Orang >15 Tahun
13 33 Tahun Laki-Laki SD 3 Orang 9-11 Tahun
14 60 Tahun Laki-Laki SMA 3 Orang 9-11 Tahun
15 75 Tahun Laki-Laki SMP 4 Orang >15 Tahun
16 35 Tahun Laki-Laki SMP 4 Orang >15 Tahun
17 35 Tahun Laki-Laki SMP 5 Orang 9-11 Tahun
18 40 Tahun Laki-Laki Tidak tamat SD 3 Orang 9-11 Tahun
19 52 Tahun Laki-Laki Tidak tamat SD 13 Orang >15 Tahun
20 53 Tahun Laki-Laki SD 5 Orang >15 Tahun
21 35 Tahun Perempuan SMP 4 Orang 12 Tahun
22 25 Tahun Perempuan SMA 2 Orang 3 Tahun
23 47 Tahun Perempuan SMA 4 Orang 10 Tahun
24 44 Tahun Perempuan SD 2 Orang 20 Tahun
25 56 Tahun Perempuan Tidak tamat SD 6 Orang 30 Tahun
26 50 Tahun Laki-laki SMP 4 Orang 3 Tahun
27 35 Tahun Perempuan SMA 5 Orang 5 Tahun
28 30 Tahun Perempuan SMA 3 Orang 1 Tahun
29 35 Tahun Laki-Laki SD 4 Orang 10 Tahun
30 38 Tahun Perempuan Tidak tamat SD 4 Orang 25 Tahun
139
Lampiran 3 : Kondisi Rumah Responden Menurut Badan
Pusat Statistik pada SUSENAS 2020
Kondisi Rumah
No.
Status Milik Atap Dinding Lantai
1 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
2 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
3 Sewa/kontrak Asbes Tembok Keramik/ubin
4 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
5 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
6 Sewa/kontrak Asbes Tembok Plasteran semen
7 Milik Sendiri Asbes Tembok Plasteran semen
8 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
9 Milik Sendiri Asbes Kayu/papan Kayu/papan
10 Milik Sendiri Asbes Kayu/papan Kayu/papan
11 Milik Sendiri Asbes Tembok Plasteran semen
12 Milik Sendiri Asbes Tembok Plasteran semen
13 Sewa/kontrak Asbes Tembok Keramik/ubin
14 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
15 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
16 Menumpang Asbes Tembok Plasteran semen
17 Sewa/kontrak Asbes Tembok Plasteran semen
18 Milik Sendiri Asbes Kayu/papan Kayu/papan
19 Sewa/kontrak Asbes Tembok Plasteran semen
20 Sewa/kontrak Asbes Kayu/papan Plasteran semen
21 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
22 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
23 Sewa/kontrak Genteng Tembok Keramik/ubin
24 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
25 Sewa/kontrak Asbes Tembok Plasteran semen
26 Sewa/kontrak Asbes Tembok Plasteran semen
27 Milik Sendiri Asbes Tembok Keramik/ubin
28 Milik Sendiri Genteng Tembok Keramik/ubin
29 Sewa/kontrak Genteng Tembok Plasteran semen
30 Sewa/kontrak Asbes Tembok Plasteran semen
140
Lampiran 4 : Fasilitas Rumah Responden Menurut Badan
Pusat Statistik pada SUSENAS 2020
Fasilitas Rumah
No.
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
1 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
2 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
3 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
4 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
5 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
6 PLN Bersama Gas Kipas Angin
7 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
8 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
9 PLN Sendiri Gas Alam
10 PLN Bersama Gas Kipas Angin
11 PLN Umum Gas Alam
12 PLN Bersama Gas Alam
13 Non-PLN Umum Gas Alam
14 PLN Sendiri Gas Alam
15 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
16 PLN Bersama Gas Kipas Angin
17 PLN Bersama Gas Kipas Angin
18 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
19 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
20 PLN Bersama Gas Kipas Angin
21 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
22 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
23 PLN Bersama Gas Kipas Angin
24 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
25 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
26 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
27 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
28 PLN Sendiri Gas AC
29 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
30 PLN Sendiri Gas Kipas Angin
141
Lampiran 5 : Jumlah Skor Responden Masyarakat Nelayan
dan Non Nelayan Terhadap Dampak Sosial, Ekonomi, dan
Ekologi Pembangunan Reklamasi di Kalibaru
Indikator Pertanyaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor Kategori
(+) (-) (+) (+) (-) (+) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (-) (-) (-)
Tidak
1 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28
Setuju
2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 33 Setuju
3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 33 Setuju
Tidak
4 2 2 2 2 2 2 3 3 1 4 1 1 1 1 1 28
Setuju
Tidak
5 2 2 2 2 2 2 3 3 1 4 1 1 1 1 1 28
Setuju
6 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 33 Setuju
Tidak
7 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28
Setuju
Tidak
8 1 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 25
Setuju
Tidak
9 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 27
Setuju
Tidak
10 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 23
Setuju
11 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 37 Setuju
12 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 38 Setuju
Tidak
13 4 3 2 3 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 29
Setuju
Tidak
14 1 3 2 2 1 2 3 3 3 4 1 1 1 2 1 27
Setuju
Tidak
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 25
Setuju
Tidak
16 2 2 2 2 2 2 3 3 1 4 1 1 1 1 1 28
Setuju
Tidak
17 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 1 1 1 1 26
Setuju
18 4 1 4 4 1 4 4 3 1 2 1 1 1 1 1 34 Setuju
142
Tidak
19 2 3 2 2 1 2 2 1 1 4 1 3 1 3 1 29
Setuju
Tidak
20 2 3 2 2 1 2 2 1 1 4 1 3 1 3 1 29
Setuju
Tidak
21 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28
Setuju
Tidak
22 1 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 25
Setuju
23 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 37 Setuju
Tidak
24 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 27
Setuju
Tidak
25 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 30
Setuju
Tidak
26 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 23
Setuju
27 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 31 Setuju
28 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 1 1 1 35 Setuju
Tidak
29 1 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 1 3 1 29
Setuju
Tidak
30 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 26
Setuju
Keterangan :
(+) = Indikator soal/pertanyaan yang menyatakan respons positif
(-) = Indikator soal/pertanyaan yang menyatakan respons negatif
Skor = Kategori
1 – 15 = Sangat Tidak Setuju 31 – 45 = Setuju
16 – 30 = Tidak Setuju 46 – 60 = Sangat Setuju
143
Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian Responden Nelayan
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
A. Identitas Responden
Nama Responden : ……………………………….
Umur : …………… Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : ……………………………….
Suku : ……………………………….
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga
(bila sudah menikah) : …………….. orang
Mata Pencaharian : a. Utama : ………………….
b. Sampingan : …………………..
144
B. Kondisi dan Fasilitas Rumah
Berilah tanda O atau X sesuai berdasarkan kriteria perumahan
Anda
1. Kondisi Rumah
Status Milik Atap Rumah Dinding Rumah Lantai Rumah
a. Milik sendiri a. Genteng a. Tembok a. Keramik/ubin
b. Sewa/kontrak b. Seng b. Plesteran semen b. Plesteran semen
c. Menumpang c. Asbes c. Kayu/papan c. Kayu/papan
2. Fasilitas Rumah
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
a. PLN a. Sendiri a. Gas a. AC
b. Non-PLN b. Bersama b. Minyak tanah b. Kipas angin
c. Bukan PLN c. Umum c. Kayu bakar c. Alam
145
3. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan sebagai nelayan sesudah adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
4. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan pangan sebelum dan sesudah
adanya reklamasi?
Sebelum Sesudah
No Pangan
Reklamasi Reklamasi
1 Beras Rp……………… Rp…….……….
2 Lauk pauk dan sayur mayur Rp……………… Rp…………...…
3 Kebutuhan dapur Rp……………… Rp………....……
4 Makanan/minuman tambahan lain Rp……………… Rp……………….
Total Rp……………… Rp……………….
146
D. Respons Masyarakat Nelayan Terhadap Dampak Sosial,
Ekonomi dan Ekologi Pembangunan Reklamasi di
Kalibaru
1. Pembangunan reklamasi membuat lapangan pekerjaan
baru untuk masyarakat sekitar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Kehadiran reklamasi ini membuat wilayah Kalibaru
menjadi semakin banyak penduduknya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Banyak masyarakat nelayan yang setuju dengan adanya
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Terdapat pengunjung reklamasi yang memberikan
pengaruh yang baik untuk para nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
mengakibatkan perubahan atau pudarnya budaya atau
tradisi para masyarakat nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat tidak setuju
147
6. Adanya reklamasi di wilayah Kalibaru membuat
pendapatan nelayan menjadi meningkat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
7. Dari pendapatan yang ada kebutuhan keluarga nelayan
dapat terpenuhi sandang, pangan, dan papannya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Dari pendapatan yang ada membuat perubahan terhadap
penggunaan jumlah dan kualitas barang semakin menurun
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya
pengeluaran rumah tangga semakin banyak
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Kehadiran reklamasi membuat perubahan aktivitas mata
pencaharian nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
148
11. Reklamasi menyebabkan rusaknya ekosistem laut seperti
hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
12. Aktivitas reklamasi menyebabkan pencemaran air laut
oleh limbah dari reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Perubahan pola arus laut akibat reklamasi menyulitkan
nelayan untuk melaut
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Reklamasi membuat peningkatan erosi, sedimentasi dan
kekeruhan air di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Keanekaragaman biota laut semakin berkurang karena
timbunan tanah urugan reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
149
Lampiran 7 : Kuesioner Penelitian Responden Non-Nelayan
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
A. Identitas Responden
Nama Responden : ……………………………….
Umur : …………… Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : ……………………………….
Suku : ……………………………….
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga
(bila sudah menikah) : …………….. orang
Mata Pencaharian : ……………………………….
Lamanya Bekerja : ……………………………….
150
B. Kondisi dan Fasilitas Rumah
Berilah tanda O atau X sesuai berdasarkan kriteria perumahan
Anda
1. Kondisi Rumah
Status Milik Atap Rumah Dinding Rumah Lantai Rumah
a. Milik sendiri a. Genteng a. Tembok a. Keramik/ubin
b. Sewa/kontrak b. Seng b. Plesteran semen b. Plesteran semen
c. Menumpang c. Asbes c. Kayu/papan c. Kayu/papan
2. Fasilitas Rumah
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
a. PLN a. Sendiri a. Gas a. AC
b. Non-PLN b. Bersama b. Minyak tanah b. Kipas angin
c. Bukan PLN c. Umum c. Kayu bakar c. Alam
151
………………………………….…………………………
……………………………………….……………………
3. Disamping mata pencaharian yang Anda jalani saat ini,
apakah Anda mempunyai mata pencaharian lain untuk
menambah pendapatan? Jika ya, berapa pendapatan yang
Anda terima perbulan dari hasil mata pencaharian
tersebut?
Jawab:……………………………………………………
………….…………………………………………………
……………….……………………………………………
…………………….………………………………………
……………………………………………………………
……………………………….……………………………
…………………………………….………………………
4. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan Anda sebelum adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
5. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan Anda sesudah adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
152
6. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan pangan sebelum dan sesudah
adanya reklamasi?
Sebelum Sesudah
No Pangan
Reklamasi Reklamasi
1 Beras Rp……………… Rp…….……….
2 Lauk pauk dan sayur mayur Rp……………… Rp…………...…
3 Kebutuhan dapur Rp……………… Rp………....……
4 Makanan/minuman tambahan lain Rp……………… Rp……………….
Total Rp……………… Rp……………….
153
2. Kehadiran reklamasi ini membuat wilayah Kalibaru
menjadi semakin banyak penduduknya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Banyak masyarakat nelayan yang setuju dengan adanya
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Terdapat pengunjung reklamasi yang memberikan
pengaruh yang baik untuk para nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
mengakibatkan perubahan atau pudarnya budaya atau
tradisi pada masyarakat nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat tidak setuju
6. Adanya reklamasi di wilayah Kalibaru membuat
pendapatan nelayan menjadi meningkat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
154
7. Dari pendapatan yang ada kebutuhan keluarga nelayan
dapat terpenuhi sandang, pangan, dan papannya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Dari pendapatan yang ada membuat perubahan terhadap
penggunaan jumlah dan kualitas barang semakin menurun
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya
pengeluaran rumah tangga semakin banyak
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Kehadiran reklamasi membuat perubahan aktivitas mata
pencaharian nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Reklamasi menyebabkan rusaknya ekosistem laut seperti
hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
12. Aktivitas reklamasi menyebabkan pencemaran air laut
oleh limbah dari reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
155
d. Sangat tidak setuju
13. Perubahan pola arus laut akibat reklamasi menyulitkan
nelayan untuk melaut
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Reklamasi membuat peningkatan erosi, sedimentasi dan
kekeruhan air di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Keanekaragaman biota laut semakin berkurang karena
timbunan tanah urugan reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
156
Lampiran 8 : Pedoman Wawancara Aparat Pemerintah
PEDOMAN WAWANCARA
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
Identitas Responden
Nama Responden : ……………………………….
Umur : …………… Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : ……………………………….
Suku : ……………………………….
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga
(bila sudah menikah) : …………….. orang
Mata Pencaharian : ……………………………….
157
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai adanya pembangunan
reklamasi di wilayah Kalibaru ini?
2. Masalah apa saja yang Anda rasakan dari adanya
pembangunan reklamasi ini terhadap masyarakat?
3. Bagaimana masyarakat mengatasi masalah-masalah
tersebut?
4. Apakah masyarakat setempat merasa dirugikan atau
diuntungkan dari adanya reklamasi di wilayah Kalibaru?
5. Apakah terdapat bantuan dari pewenang wilayah setempat
untuk para masyarakat dan nelayan setempat dari adanya
pembangunan reklamasi?
6. Apa harapan Anda mengenai pembangunan reklamasi ini
untuk kesejahteraan nelayan dan masyarakat?
158
Lampiran 9 : Hasil Kuesioner Penelitian Responden Nelayan
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
A. Identitas Responden
Nama Responden : Ubaydillah
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga (bila sudah menikah) : 5 orang
Mata Pencaharian : a. Utama : Nelayan
b. Sampingan : Pedagang Pulsa
159
B. Kondisi dan Fasilitas Rumah
Berilah tanda O atau X sesuai berdasarkan kriteria perumahan
Anda
1. Kondisi Rumah
Status Milik Atap Rumah Dinding Rumah Lantai Rumah
a. Milik sendiri a. Genteng a. Tembok a. Keramik/ubin
b. Sewa/kontrak b. Seng b. Plesteran semen b. Plesteran semen
c. Menumpang c. Asbes c. Kayu/papan c. Kayu/papan
2. Fasilitas Rumah
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
a. PLN a. Sendiri a. Gas a. AC
b. Non-PLN b. Bersama b. Minyak tanah b. Kipas angin
c. Bukan PLN c. Umum c. Kayu bakar c. Alam
160
3. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan sebagai nelayan sesudah adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
4. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan pangan sebelum dan sesudah
adanya reklamasi?
Sebelum Sesudah
No Pangan
Reklamasi Reklamasi
1 Beras Rp. 350.000 Rp. 350.000
2 Lauk pauk dan sayur mayur Rp. 200.000 Rp. 280.000
3 Kebutuhan dapur Rp. 200.000 Rp. 200.000
4 Makanan/minuman tambahan lain Rp. 100.000 Rp. 150.000
Total Rp. 850.000 Rp. 930.000
161
D. Respons Masyarakat Nelayan Terhadap Dampak Sosial,
Ekonomi dan Ekologi Pembangunan Reklamasi di
Kalibaru
1. Pembangunan reklamasi membuat lapangan pekerjaan
baru untuk masyarakat sekitar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Kehadiran reklamasi ini membuat wilayah Kalibaru
menjadi semakin banyak penduduknya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Banyak masyarakat nelayan yang setuju dengan adanya
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Terdapat pengunjung reklamasi yang memberikan
pengaruh yang baik untuk para nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
mengakibatkan perubahan atau pudarnya budaya atau
tradisi para masyarakat nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat tidak setuju
162
6. Adanya reklamasi di wilayah Kalibaru membuat
pendapatan nelayan menjadi meningkat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
7. Dari pendapatan yang ada kebutuhan keluarga nelayan
dapat terpenuhi sandang, pangan, dan papannya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Dari pendapatan yang ada membuat perubahan terhadap
penggunaan jumlah dan kualitas barang semakin menurun
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya
pengeluaran rumah tangga semakin banyak
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Kehadiran reklamasi membuat perubahan aktivitas mata
pencaharian nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Reklamasi menyebabkan rusaknya ekosistem laut seperti
hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
163
d. Sangat tidak setuju
12. Aktivitas reklamasi menyebabkan pencemaran air laut
oleh limbah dari reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Perubahan pola arus laut akibat reklamasi menyulitkan
nelayan untuk melaut
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Reklamasi membuat peningkatan erosi, sedimentasi dan
kekeruhan air di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Keanekaragaman biota laut semakin berkurang karena
timbunan tanah urugan reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
164
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
A. Identitas Responden
Nama Responden : Taming
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga (bila sudah menikah) : 4 orang
Mata Pencaharian : a. Utama : Nelayan
b. Sampingan : Pedagang besi
165
B. Kondisi dan Fasilitas Rumah
Berilah tanda O atau X sesuai berdasarkan kriteria perumahan
Anda
1. Kondisi Rumah
Status Milik Atap Rumah Dinding Rumah Lantai Rumah
a. Milik sendiri a. Genteng a. Tembok a. Keramik/ubin
b. Sewa/kontrak b. Seng b. Plesteran semen b. Plesteran semen
c. Menumpang c. Asbes c. Kayu/papan c. Kayu/papan
2. Fasilitas Rumah
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
a. PLN a. Sendiri a. Gas a. AC
b. Non-PLN b. Bersama b. Minyak tanah b. Kipas angin
c. Bukan PLN c. Umum c. Kayu bakar c. Alam
166
3. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan sebagai nelayan sesudah adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
4. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan pangan sebelum dan sesudah
adanya reklamasi?
Sebelum Sesudah
No Pangan
Reklamasi Reklamasi
1 Beras Rp. 325.000 Rp. 325.000
2 Lauk pauk dan sayur mayur Rp. 200.000 Rp. 250.000
3 Kebutuhan dapur Rp. 350.000 Rp. 450.000
4 Makanan/minuman tambahan lain Rp. 400.000 Rp. 500.000
Total Rp. 1.275.000 Rp. 1.525.000
167
D. Respons Masyarakat Nelayan Terhadap Dampak Sosial,
Ekonomi dan Ekologi Pembangunan Reklamasi di
Kalibaru
1. Pembangunan reklamasi membuat lapangan pekerjaan
baru untuk masyarakat sekitar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Kehadiran reklamasi ini membuat wilayah Kalibaru
menjadi semakin banyak penduduknya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Banyak masyarakat nelayan yang setuju dengan adanya
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Terdapat pengunjung reklamasi yang memberikan
pengaruh yang baik untuk para nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
mengakibatkan perubahan atau pudarnya budaya atau
tradisi para masyarakat nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat tidak setuju
168
6. Adanya reklamasi di wilayah Kalibaru membuat
pendapatan nelayan menjadi meningkat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
7. Dari pendapatan yang ada kebutuhan keluarga nelayan
dapat terpenuhi sandang, pangan, dan papannya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Dari pendapatan yang ada membuat perubahan terhadap
penggunaan jumlah dan kualitas barang semakin menurun
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya
pengeluaran rumah tangga semakin banyak
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Kehadiran reklamasi membuat perubahan aktivitas mata
pencaharian nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Reklamasi menyebabkan rusaknya ekosistem laut seperti
hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
169
d. Sangat tidak setuju
12. Aktivitas reklamasi menyebabkan pencemaran air laut
oleh limbah dari reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Perubahan pola arus laut akibat reklamasi menyulitkan
nelayan untuk melaut
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Reklamasi membuat peningkatan erosi, sedimentasi dan
kekeruhan air di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Keanekaragaman biota laut semakin berkurang karena
timbunan tanah urugan reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
170
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
A. Identitas Responden
Nama Responden : Dedi Hamzah
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga (bila sudah menikah) : 2 orang
Mata Pencaharian : a. Utama : Nelayan
b. Sampingan : -
171
B. Kondisi dan Fasilitas Rumah
Berilah tanda O atau X sesuai berdasarkan kriteria perumahan
Anda
1. Kondisi Rumah
Status Milik Atap Rumah Dinding Rumah Lantai Rumah
a. Milik sendiri a. Genteng a. Tembok a. Keramik/ubin
b. Sewa/kontrak b. Seng b. Plesteran semen b. Plesteran semen
c. Menumpang c. Asbes c. Kayu/papan c. Kayu/papan
2. Fasilitas Rumah
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
a. PLN a. Sendiri a. Gas a. AC
b. Non-PLN b. Bersama b. Minyak tanah b. Kipas angin
c. Bukan PLN c. Umum c. Kayu bakar c. Alam
172
3. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan sebagai nelayan sesudah adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
4. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan pangan sebelum dan sesudah
adanya reklamasi?
Sebelum Sesudah
No Pangan
Reklamasi Reklamasi
1 Beras Rp. 210.000 Rp. 210.000
2 Lauk pauk dan sayur mayur Rp. 200.000 Rp. 200.000
3 Kebutuhan dapur Rp. 250.000 Rp. 250.000
4 Makanan/minuman tambahan lain Rp. 250.000 Rp. 300.000
Total Rp. 910.000 Rp. 960.000
173
D. Respons Masyarakat Nelayan Terhadap Dampak Sosial,
Ekonomi dan Ekologi Pembangunan Reklamasi di
Kalibaru
1. Pembangunan reklamasi membuat lapangan pekerjaan
baru untuk masyarakat sekitar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Kehadiran reklamasi ini membuat wilayah Kalibaru
menjadi semakin banyak penduduknya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Banyak masyarakat nelayan yang setuju dengan adanya
pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Terdapat pengunjung reklamasi yang memberikan
pengaruh yang baik untuk para nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
mengakibatkan perubahan atau pudarnya budaya atau
tradisi para masyarakat nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat tidak setuju
174
6. Adanya reklamasi di wilayah Kalibaru membuat
pendapatan nelayan menjadi meningkat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
7. Dari pendapatan yang ada kebutuhan keluarga nelayan
dapat terpenuhi sandang, pangan, dan papannya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Dari pendapatan yang ada membuat perubahan terhadap
penggunaan jumlah dan kualitas barang semakin menurun
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya
pengeluaran rumah tangga semakin banyak
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Kehadiran reklamasi membuat perubahan aktivitas mata
pencaharian nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Reklamasi menyebabkan rusaknya ekosistem laut seperti
hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
175
d. Sangat tidak setuju
12. Aktivitas reklamasi menyebabkan pencemaran air laut
oleh limbah dari reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Perubahan pola arus laut akibat reklamasi menyulitkan
nelayan untuk melaut
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Reklamasi membuat peningkatan erosi, sedimentasi dan
kekeruhan air di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Keanekaragaman biota laut semakin berkurang karena
timbunan tanah urugan reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
176
Lampiran 10 : Kuesioner Penelitian Responden Non-Nelayan
KUESIONER
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
A. Identitas Responden
Nama Responden : Ramadayanti
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
Status Pernikahan : Menikah / Belum Menikah (coret
yang tidak perlu)
Jumlah Anggota Keluarga (bila sudah menikah) : 2 orang
Mata Pencaharian : Pedagang Ikan
Lamanya Bekerja : 3 Tahun
177
B. Kondisi dan Fasilitas Rumah
Berilah tanda O atau X sesuai berdasarkan kriteria perumahan
Anda
1. Kondisi Rumah
Status Milik Atap Rumah Dinding Rumah Lantai Rumah
a. Milik sendiri a. Genteng a. Tembok a. Keramik/ubin
b. Sewa/kontrak b. Seng b. Plesteran semen b. Plesteran semen
c. Menumpang c. Asbes c. Kayu/papan c. Kayu/papan
2. Fasilitas Rumah
Listrik MCK Bahan Bakar Pendingin
a. PLN a. Sendiri a. Gas a. AC
b. Non-PLN b. Bersama b. Minyak tanah b. Kipas angin
c. Bukan PLN c. Umum c. Kayu bakar c. Alam
178
4. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan Anda sebelum adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
5. Berapa besar pendapatan Anda perbulan yang dihasilkan
dari pekerjaan Anda sesudah adanya reklamasi?
a. Kurang dari Rp.1.500.000
b. Rp.1.500.000 – Rp.3.000.000
c. Rp.3.000.000 – Rp.4.500.000
d. Rp.4.500.000 – Rp.6.000.000
e. Lebih dari Rp.6.000.000
6. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan pangan sebelum dan sesudah
adanya reklamasi?
Sebelum Sesudah
No Pangan
Reklamasi Reklamasi
1 Beras Rp. 210.000 Rp. 210.000
2 Lauk pauk dan sayur mayur Rp. 200.000 Rp. 200.000
3 Kebutuhan dapur Rp. 250.000 Rp. 250.000
4 Makanan/minuman tambahan lain Rp. 200.000 Rp. 300.000
Total Rp. 860.000 Rp. 960.000
179
7. Berapa besar pengeluaran kebutuhan rumah tangga Anda
perbulan untuk keperluan non-pangan sebelum dan
sesudah adanya reklamasi?
180
4. Terdapat pengunjung reklamasi yang memberikan
pengaruh yang baik untuk para nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Pembangunan reklamasi di wilayah Kalibaru
mengakibatkan perubahan atau pudarnya budaya atau
tradisi pada masyarakat nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat tidak setuju
6. Adanya reklamasi di wilayah Kalibaru membuat
pendapatan nelayan menjadi meningkat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
7. Dari pendapatan yang ada kebutuhan keluarga nelayan
dapat terpenuhi sandang, pangan, dan papannya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Dari pendapatan yang ada membuat perubahan terhadap
penggunaan jumlah dan kualitas barang semakin menurun
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
181
9. Pembangunan reklamasi membuat bertambahnya
pengeluaran rumah tangga semakin banyak
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
10. Kehadiran reklamasi membuat perubahan aktivitas mata
pencaharian nelayan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Reklamasi menyebabkan rusaknya ekosistem laut seperti
hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
12. Aktivitas reklamasi menyebabkan pencemaran air laut
oleh limbah dari reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Perubahan pola arus laut akibat reklamasi menyulitkan
nelayan untuk melaut
a./ Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Reklamasi membuat peningkatan erosi, sedimentasi dan
kekeruhan air di wilayah Kalibaru
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
182
d. Sangat tidak setuju
15. Keanekaragaman biota laut semakin berkurang karena
timbunan tanah urugan reklamasi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
183
Lampiran 11 : Hasil Wawancara Aparat Pemerintah
HASIL WAWANCARA
Identitas Responden
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Jawa
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
184
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai adanya pembangunan
reklamasi di wilayah Kalibaru ini?
Jawaban : “Menurut saya mah bagus sih, karena kan itu
dibangun juga memang untuk kepentingan umum ya, untuk
rakyat pelabuhan peti kemas begitu bukan untuk
perorangan. Ya banyak juga lah pekerja-pekerja yang
masuk disitu, dari wilayah juga banyak.”
2. Masalah apa saja yang Anda rasakan dari adanya
pembangunan reklamasi ini terhadap masyarakat?
Jawaban : “Kebanyakan masalah sih masalah buat
nelayannya ya, mereka terganggu lah usahanya nelayan-
nelayan disini. Hasil mata pencahariannya berkurang, yang
tadinya dapetnya lumayan sekarang jadi semakin berkurang
semenjak dari adanya pembangunan itu. Karena kan adanya
reklamasi itu ngebuat sebagian laut jadi abis untuk
pencaharian mereka gitu ya di laut, sekarang mereka jadi
makin pada sulit gitu nyari ikannya si nelayan.”
3. Bagaimana masyarakat mengatasi masalah-masalah
tersebut?
Jawaban : “Untuk mengatasi masalah-masalah sih
kayanya gak ada ya, masyarakat apalagi buat para nelayan
cuma bisa nerima doang, mereka juga mikir ya mau gimana
lagi jadi ya udah nerima aja mau gak mau. Soalnya kan
yang ngadain pembangunan itu pemerintah ya, jadi mereka
mikirnya cuma masyarakat kecil pinggiran kayanya
kemungkinannya kecil kalau suara mereka di dengar sama
185
pemerintah buat diberhentikan pembangunan
reklamasinya.”
4. Apakah masyarakat setempat merasa dirugikan atau
diuntungkan dari adanya reklamasi di wilayah Kalibaru?
Jawaban : “Kalau keuntungannya sih kemungkinannya
bisa buat kerja disitu. Kalau kerugianya ya karena mata
pencaharian mereka jadi agak sulit, dapetnya juga cuma
sedikit gitu nyari ikannya, jaraknya juga sekarang jadi
semakin jauh.”
5. Apakah terdapat bantuan dari pewenang wilayah setempat
untuk para masyarakat dan nelayan setempat dari adanya
pembangunan reklamasi?
Jawaban : “Kalau dulu sih biasanya ada ya, kaya
pembagian sembako sama jaket atau pelampung gitu buat
nelayannya. Tapi kayanya sekarang udah gak ada ya kalau
saya liat mah. Udah gak ada lagi pembagian-pembagian
kaya begitu buat para nelayannya.”
6. Apa harapan Anda mengenai pembangunan reklamasi ini
untuk kesejahteraan nelayan dan masyarakat?
Jawaban : “Harapan saya yang pertama sih ya untuk
perahu-perahunya, yang tadinya cuma perahu kecil atau
sampan-sampan gitu bisa jadi perahu yang besar dan bisa
melaut karena kan mereka itu butuh sekali jaring-jaring
untuk menangkap ikan. Dan yang kedua sih semoga banyak
anak-anak nelayan yang bisa dipekerjakan disitu,
meningkat pendidikan anak-anak mereka.”
186
HASIL WAWANCARA
Identitas Responden
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Bugis
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
187
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai adanya pembangunan
reklamasi di wilayah Kalibaru ini?
Jawaban : “Menurut saya sih menganggu ya, apalagi untuk
nelayan-nelayan sini sangat berpengaruh semenjak adanya
pembangunan-pembangunan itu. Tapi ya saya mah setuju-
setuju aja kalau dibangun untuk kepentingan umum ya,
karena ini juga kan programnya pemerintah jadi ya saya
setuju-setuju aja.”
2. Masalah apa saja yang Anda rasakan dari adanya
pembangunan reklamasi ini terhadap masyarakat?
Jawaban : “Masalah mah ada ya karena sangat
berpengaruh untuk mata pencaharian nelayan, air lautnya
juga jadi kotor, sebagian warga juga ada yang bilang jadi
berisik ya semenjak adanya pembangunan itu. Apalagi kan
semenjak adanya pembangunan itu banyak truk-truk atau
container yang suka bulak-balik kesitu jadi debu makin
banyak terus juga jadi berisik kan kalau truk-truk lagi pada
kesitu”
3. Bagaimana masyarakat mengatasi masalah-masalah
tersebut?
Jawaban : “Kalau untuk mengatasi masalah mah kayanya
gak ada sih, warga sama nelayan sini cuma bisa nerima
doang pembangunan itu. Terus juga nelayan-nelayan itu
gak bisa kaya dulu gitu, karena kan tempat mereka jadi agak
sempit, jarak nangkap ikan sama cari jalannya juga jadi
susah gitu”
188
4. Apakah masyarakat setempat merasa dirugikan atau
diuntungkan dari adanya reklamasi di wilayah Kalibaru?
Jawaban : “Keuntungannya mah ada sebagian warga yang
kerja disitu, menguntungkannya disitu lah jadinya kan
menciptakan lapangan pekerjaan baru ya untuk masyarakat
sini. Kalau kerugiannya ya kaya mengganggu mata
pencaharian nelayan, pencemaran lingkungan
menyebabkan air laut jadi kotor, ningkatin polusi udara,
berisik, jadi warga juga ngerasa keganggu”
5. Apakah terdapat bantuan dari pewenang wilayah setempat
untuk para masyarakat dan nelayan setempat dari adanya
pembangunan reklamasi?
Jawaban : “Kayanya mah gak ada ya bantuan-bantuan
begitu yang saya tau mah, kaya sembako atau yang lain gitu
sepengetahuan saya gak ada. Cuma ya itu aja sih paling ya,
ada sebagian warga yang kerja disitu jadi kaya semacam
ngebantu sedikit lah.”
6. Apa harapan Anda mengenai pembangunan reklamasi ini
untuk kesejahteraan nelayan dan masyarakat?
Jawaban : “Harapan saya mah supaya anak-anak nelayan
itu bisa dipekerjakan agar meningkatkan kualitas
kesejahteraan hidup keluarga mereka ya, terutama dibagian
ekonominya. Pekerjaan nelayan juga supaya hasil
tangkapan ikannya bisa kaya gitu supaya penghasilan
mereka jadi semakin meningkat buat ningkatin taraf hidup
perekonomian mereka, kualitas pendidikan untuk anak-
anak mereka juga agar bisa tercukupi.”
189
HASIL WAWANCARA
“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP SOSIAL
EKONOMI NELAYAN PESISIR DI KALIBARU
CILINCING JAKARTA UTARA”
Identitas Responden
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : L / P
Agama : Islam
Suku : Jawa
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/SMK/MA
e. Perguruan Tinggi
190
1. Bagaimana pendapat Anda mengenai adanya pembangunan
reklamasi di wilayah Kalibaru ini?
Jawaban : “Menurut saya sih bagus ya adanya bangunan
reklamasi itu, tapi ya itu masyarakat apalagi nelayan
terganggu banget ya semenjak ada reklamasi itu banyak
nelayan yang ngeluh katanya penghasilannya berkurang,
pendapatannya makin nyusut gitu. Tapi kan katanya
pembangunan itu dibangun juga untuk umum ya, jadi ya
menurut saya mah bagus-bagus aja.”
2. Masalah apa saja yang Anda rasakan dari adanya
pembangunan reklamasi ini terhadap masyarakat?
Jawaban : “Kalau masalah sih saya sering dapet keluhan
nelayan soal pekerjaan mereka, katanya semenjak adanya
pembangunan itu ya pendapatan makin turun, ikan-ikan
yang didapet juga semakin sedikit ya. Soalnya
pembangunan itu bikin ikan-ikan banyak yang mati ya, air
lautnya juga jadi kotor gitu udah gak sebagus dulu gitu lah.
Terus apa ya, wilayah laut jadi semakin sempit, bikin
tempat-tempat yang biasa dijadiin sandaran perahu sama
nelayan yang tadinya luas banyak begitu sekarang mah jadi
sedikit, jadi sempit gitu. Kalau buat warga sini sih katanya
jadi berisik sama banyak debu, soalnya banyak truk-truk
sama container yang sering kesini.”
3. Bagaimana masyarakat mengatasi masalah-masalah
tersebut?
Jawaban : “Mengatasi masalah ya, kayanya mah setau saya
sih gak ada ya. Warga sini sih ya terima-terima aja adanya
191
reklamasi itu. Apalagi nelayan ya, mereka cuma bisa pasrah
aja adanya pembangunan itu walaupun itu ngaruh ke
kerjaannya mereka ya. Mungkin ya mereka mikirnya mau
gimana lagi, mereka juga cuma bisa terima aja pemerintah
ngelakuin proyek itu, cuma bisa nerima keadaan yang ada.”
4. Apakah masyarakat setempat merasa dirugikan atau
diuntungkan dari adanya reklamasi di wilayah Kalibaru?
Jawaban : “Kalau keuntungannya sih karena ada sebagian
warga yang kerja disitu, jadi kan menciptakan lapangan
pekerjaan baru buat masyarakat sini ya. Itu sih yang bisa
dibilang keuntungan dari adanya reklamasi itu buat warga
sini. Nah, kalau kerugiannya itu yang udah saya kasih tau
sebelumnya ya. Kaya mata pencahariannya nelayan yang
jadi keganggu, penurunan pendapatannya mereka,
penghasilan ikannya jadi makin sedikit, pencemaran laut ya
jatohnya kalau bikin ikan-ikan jadi pada mati karena air
lautnya jadi kotor sih,”
5. Apakah terdapat bantuan dari pewenang wilayah setempat
untuk para masyarakat dan nelayan setempat dari adanya
pembangunan reklamasi?
Jawaban : “Kalau bantuan-bantuan gitu setau saya
sekarang mah udah gak ada lagi ya, tapi waktu dulu pas
awal-awal itu baru mau dibangun katanya pernah tuh
dikasih sembako atau jaket-jaket gitu buat para nelayan-
nelayan. Tapi sekarang kayanya udah gak ada lagi ya
bantuan-bantuan gitu setau saya sih.”
192
6. Apa harapan Anda mengenai pembangunan reklamasi ini
untuk kesejahteraan nelayan dan masyarakat?
Jawaban : “Saya sih harapannya biar pekerjaan nelayan bisa
balik lagi jadi lebih baik ya, pendapatan mereka jadi
meningkat, hasil tangkapan ikan-ikannya jadi banyak lagi,
terus mereka bisa ningkatin perekonomian keluarga mereka
gitu biar anak-anak mereka bisa dapet pendidikan yang
layak. Atau anak-anak nelayan atau masyarakat sini yang
udah cukup umur buat kerja bisa dipekerjaan disitu, kan
bisa mengurangi pengangguran warga-warga disini. Kan
seenggaknya bisa ngebantu juga biar mereka bisa
memenuhi kebutuhan sehari-hari buat keluarga mereka,
dengan begitu kan siapa tau bisa ningkatin kesejahteraan
hidup mereka dan keluarga.
193