Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)
Disusun Oleh
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puja dan puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia allah
SWT, yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan penuh cinta dan kasih serta
semata. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita
yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga yang suci, para sahabatnya yang
mulia serta para umatnya yang isnya Allah hingga kini terus mencintainya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki. oleh karena itu
suatu masukan yang sangat berharga dan membantu penulis dalam membuat
kasih kepada:
1. Bapak. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
ii
2. Ibu. Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial, dan
Sosial.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
penelitian di RSKO.
7. Bapak Agus Darmawan, S.Sos dan Bapak Syariffudin, S.Sos yang selalu
Allah SWT.
8. Seluruh staff RSKO yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan
9. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya
dan untuk keluarga besar terima kasih atas doanya selama ini.
iii
10. Endah Ambarsari, terimah kasih atas segala dukungan dan bantuan dalam
11. Teman-teman tercinta kessos angkatan 2010 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan, yang telah membantu selesainya
skripsi ini.
Penulis tidak mempu memberikan balasan apa-apa atas segala jasa yang
dengan iringan do’a semoga segala pengorbanan dan bantuan dari semua pihak
manfaat, baik bagi penulis, mahasiswa kesejahteraan sosial juga pembaca lainya.
Ridha dan keikhlasan dari para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi selalu penulis harapkan, semoga ilmu yang diberikan kepada kami
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
v
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Evaluasi ................................................................................... 18
2. Tujuan ................................................................................ 30
Kecamatan .......................................................................... 30
vi
BAB III PROFIL RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT
JAKARTA
Jakarta ..................................................................................... 39
1. Visi ..................................................................................... 43
2. Misi .................................................................................... 44
3. Motto .................................................................................. 44
4. Falsafah .............................................................................. 44
C. Program Lembaga..................................................................... 44
A. Temuan..................................................................................... 59
a. Metadon ........................................................................ 59
vii
c. Syarat Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon .... 64
c. Tujuan Program............................................................. 84
b. Program Kegiatan.......................................................... 86
Program ........................................................................ 99
viii
b. Dampak Program .......................................................... 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 104
ix
Daftar Gambar
x
BAB 1
PENDAHULUAN
pendidikan, kesehatan dan faktor lainnya, yang harus dipahami setiap kebutuhan
dasar manusia berbeda-beda sesuai dengan taraf hidup dan kesejahteraan yang
dari berbagai faktor yang sudah disebutkan di atas dan yang paling menjadi
pokok bahasan pada saat ini ialah permasalahan pelayanan sosial dalam bentuk
pelayanan kesehatan.
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
Dari pengertian kesehatan tersebut sudah sangat jelas jika fisik kita sehat
maka sesuatu yang akan kita kerjakan juga mudah dan dapat mensejahterakan,
sedangkan jika kita sakit bagaimana kita dapat mensejahterakan orang lain jika
diri kita sendiri saja tidak mampu untuk beraktifitas seperti biasanya dan karena
1
http://Kotakpensil.com//kesehatan . (diakses pada hari Senin tanggal 9 September 2013)
1
2
itulah pelayanan sosial dalam bentuk pelayanan kesehatan amatlah penting dalam
kehidupan terutama untuk membuat bangsa negara Indonesia kita ini dianggap
bawah dan bisa dikatakan sangat sulit seorang yang tidak mampu/miskin
kesehatan tersebut. Sudah banyak contoh yang sama-sama kita ketahui, di negara
kita ini selalu terdengar dan banyak slogan untuk si miskin dilarang sakit, karena
sampai saat ini banyak fakta yang bisa sama-sama kita dengar dan saksikan di
setiap kejadian saat seorang pasien yang miskin selalu mendapatkan perlakuan
yang kurang baik saat ia membutuhkan pertolongan terutama dalam hal pelayanan
kesehatan.
Mungkin ini salah satu fakta yang memperkuat bahwa mereka yang tidak
mampu, sulit mendapatkan pelayanan yang sama saat seorang pasien tidak
mampu yang dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta yang pro-rakyat ternyata
penginapan dan itu sangat sulit sekali melihat si pasien yang mengalami sakit
kaki gajah yang sangat sulit untuk berjalan, tidak hanya itu ada beberapa pasien
yang mendapatkan penolakan dari pihak rumah sakit dengan berbagai alasan
mulai dari tidak cukupnya ruangan dan fasilitas yang kurang memadai, dan mau
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80% rakyat
Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan di tahun 2012 dari lembaga
(Susenas) pada Maret 2012. "Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret
2012 sebanyak 363.020 orang atau 3,69 persen," kata Kepala BPS, Suryamin di
Jakarta, Ahad (26/8) Data BPS tersebut membantah pernyataan salah satu calon
jumlah warga miskin di DKI Jakarta lebih dari 20 persen, beberapa waktu lalu.
tertanggal 2 Juli 2012, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret 2012
hanya yang miskin saja bahkan yang memiliki jaminan kesehatanpun sulit untuk
tersebut.
Dari permasalahan kesehatan yang ada selama ini dan pada tahun 2013 di
masa kepemimpinan Bapak Joko Widodo atau yang biasa kita kenal dengan
2
http://Republika.co.id, berita nasional, jabodetabek-nasional//12/08/26, bps-orang-miskin-
di-jakarta-369-persen. (diakses pada hari Kamis tanggal 10 April 2014)
4
Bapak Jokowi selaku pemimpin atau orang nomor satu di Jakarta diawal
(KJS), program Kartu Jakarta Sehat ini merupakan program yang digagas untuk
Indonesia ini dan hanya warga DKI Jakarta saja yang mendapatkan pelayanan
kesehatan ini dan kalangan bawah khususnya warga miskin yang selalu sulit
Pelayanan Kartu Jakarta Sehat sampai saat ini masih berjalan sesuai
dengan pernyataan Bapak Jokowi yang akan terus menjalankan program ini
meski kini ada yang namanya jaminan kesehatan nasional atau Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jaminan Nasional akan
Jakarta. Program Kartu Jakarta Sehat ini tidaklah buruk, namun diperlukan
persiapan yang cukup matang untung membuat program ini lebih baik lagi.
tidak hanya bagi yang tidak mampu, namun seluruh warganya. Semua tentu
Rumah sakit yang bekerjasama dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) sangat
banyak yang belum memahami dan mengerti cara menggunakan Kartu Jakarta
Kesehatan ini yang terbilang rumah sakit khusus pengguna zat-zat adiktif pun
menerima pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat dan pasien umum lainnya, di
Rumah Sakit Ketergantungan Obat ini juga ada program yang bernama Program
program pelayanan Kartu Jakarta Sehat, dari hasil pengamatan dan wawancara
penulis mendapatkan bahwa pasien metadon yang memakai Kartu Jakarta Sehat
Terapi Rumatan Metadon 50% dari pasien metadon yang mengikuti program
tersebut.
pengguna heroin pada obat lain yang lebih aman, metadon bukan penyembuh
tergantung pada opiat secara fisik. Tetapi metadon menawarkan kesempatan pada
resiko terkait dengan penggunaan narkoba suntik, dan juga mengurangi kejahatan
beresiko penularan virus HIV dan virus-virus lainnya. Program Terapi Rumatan
Metadon mempunyai dua tujuan pilihan. Tujuan pertama adalah untuk membantu
6
pengawasan yang kuat. Metadon secara kimiawi termasuk keluarga opioid seperti
efekanalgesik yang kuat. Metadon adalah opioid, opiat sintetik, bukan zat alami
Peran pekerja sosial dalam proses Program Terapi Rumatan Metadon juga
sangat dominan, karena dalam pelaksanaannya kegiatan ini harus didukung oleh
permasalahan pasien melalui konseling dan group terapi di dalam kegiatan yang
Untuk itu penulis membuat sebuah judul penelitian untuk menjelaskan dan
melakukan penelitian apakah sudah berjalan dengan baik atau belum pelaksanaan
3
http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php. (diakses pada hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014)
4
Modul dan Kurikulum Pelatihan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2007), h. 78.
7
Terapi Rumatan Metadon yang memang banyak pasien pengguna layanan Kartu
Jakarta Sehat, dan judul penelitian yang penulis teliti ialah “Evaluasi Program
Pengguna Kartu Jakarta Sehat di Program Terapi Rumatan Metadon Rumah Sakit
Ketergantungan Obat”.
1. Pembatasan Masalah
akan dipaparkan dengan tujuan agar terhindar dari terjadinya perluasan materi
yang akan dibahas. Pokok masalah yang akan dibahas adalah “evaluasi
2. Rumusan Masalah
Obat ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
ini berjalan dengan baik atau tidak khususnya di Program Terapi Rumatan
Metadon.
2. Manfaat Penelitian
memiliki hasil yang bisa di aplikasikan baik secara praktis maupun akademis.
a. Akademis
Ketergantungan obat.
b. Praktis
1) Penelitian ini menjadi salah satu acuan kepada seluruh staff Rumah
D. Metodologi Penelitian
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
dengan pemecahan suatu masalah baik dari sudut pandang teoritis. 6 Penelitian
5
Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 30.
6
Ibid, h. 36.
7
Hadari Nawawi, instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press), h. 29.
10
berisi kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data
tersebut berasal dari naskah wawancara catatan lapangan, catatan atau memo
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
3. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini terbagi menjadi
2 (dua) sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder yang
a. Data Primer yaitu berupa data yang diperoleh dari sasaran penelitian atau
8
Lexy j. meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)
cet, 28 h, 11.
11
b. Data Sekunder yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah medapatkan data.
pasien baik yang menggunakan Katu Jakarta Sehat maupun yang tidak
majalah, jurnal maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan apa yang
9
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2009), h.
224.
12
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
yang memang bekerja dan berperan aktif di bidang terapi metadon ini,
10
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus 2009), Cet-
ke 5, h. 54.
13
Cut Minora.
d. Pasien metadon, di sini yang peneliti pilih untuk mejadi informan dari
pasien metadon ialah mereka yang sudah mengikuti terapi ini lebih dari 1
tahun dan yang merupakan pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat dan ada
juga pasien metadon yang membayar secara tunai, yang pengguna Kartu
Jakarta Sehat yaitu Fani dan Yamin, untuk yang membayar secara tunai
Informan Jumlah
Ketergantungan Obat
Ketergantungan Obat
Ketergantungan Obat
5. Analisis Data
a. Reduksi data. Data yang telah dihimpun pada proses penelitian kemudian
peneliti menyajikan dalam bentuk matrik dan grafik. Dengan cara ini
detail, tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk matrik atau gambar yang
selama proses penelitian dan selesai melalui tahap reduksi atau pemilahan,
kemudian saling diambil hubungan antar data yang sesuai dengan tema
validitas.
disimpulkan. 11
6. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan
valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi
atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas sosial
serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu peneliti
Dan teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber, berarti untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang
berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan
observasi. 12
skripsi ini, merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis,
dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, April 2007
11
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h, 49.
12
Lexy j. meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)
cet, 28, h. 83.
16
F. Tinjauan Pustaka
dengan topik pembahasaan penelitian yang dilakukan penulis pada skripsi ini.
skripsi. Peneliti skripsi ini disusun dan dianalisa berdasarkan beberapa buku yang
menjelaskan teori-teori yang sesuai dengan judul yang penulis bahas, serta data-
tentang:
(RBG) bagi orang miskin di Jakarta Timur”. Nama peneliti Lidya Melati
dengan penelitian yang peneliti lakukan. Jika pada literatur-literatur yang menjadi
G. Sistematika Penulisan
1 bab yang terdiri dari sub-sub bab yang saling berkaitan, sebagai berikut:
KAJIAN TEORITIS
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
18
19
1973; Stark and Thomas, 1994). Sejalan dengan pendapat tersebut Wrothen
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu dapat disimpulkan
juga bahwa evaluasi adalah proses penilayan program apakah hasilnya sudah
3
Nurul Hidayati, Metodelogi Penelitian Dakwah (Jakarta: UIN Jakarta Press), h. 124.
4
Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari
Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen
Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 9.
20
2. Tujuan Evaluasi
program yang jalan, mana yang tidak berjalan. Suatu evaluasi proses atau
mengenai program.
lembaga tersebut. Hasilnya adalah ilai layanan dari rendah sampai tinggi,
mempunyai nilai yang sepadan (cost effective) dengan akibat atau manfaat
atau dilaksanakan didaerah lain. Jika ternyata hasil program buruk dan
sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak ukur keberhasilan
atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan yang direncanakan atau
anggaran, prosedur dan waktu atau tidak. Semua hal tersebut perlu
masyarakat.
lain.
program dapat dicapai atau tidak. Dimulai oleh pemikiran Tyler bahwa
teori evaluasi. 5
manfaat atau nilai. Dengan kata lain, istilah evaluasi berhubungan secara
5
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat,
Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 22-
25.
24
memadai atau seberapa tidak memadai’, seberapa baik atau seberapa buruk’,
seberapa cocok atau seberapa tidak cocok’ sebuah tindakan, proses atau
3. Model-model Evaluasi
Kata model berarti pola, rencana, contoh dari sesuatu yang akan dibuat
model diterapkan, salah satunya adalah model CIPP yang merupakan hasil
kerja keras Phi Delta Kappa National Study Committee selama 4 tahun yang
6
Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari
Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen
Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 11.
7
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat,
Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 79-
80.
25
di pahami yaitu:
8
Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari
Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen
Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 13-15.
27
oleh model evaluasi berbasis tujuan yang dikembangkan oleh Ralph W. Tyler.
bagaimana melaksanakannya. 10
9
Istiana Herawati, Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) Bagi Anak Dari
Keluarga Miskin Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Beringharjo Yogyakarta (Jakarta: Departemen
Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2007), h. 12-13.
10
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat,
Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 80.
28
tujuan yang ditetapkan oleh kebijakan, program atau proyek dapat dicapai
tujuan yang akan dicapai, pengaruh atau akhir dari yang akan dicapai
program. 11
dalam Model Evaluasi Sistem Analisis terdapat lima jenis evaluasi yaitu:
11
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat,
Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 81.
12
Ibid, h. 107-109.
29
industri atau praktik yang terbaik dalam suatu industri. Pada prinsipnya
standar dalam jenis industri tertentu atau kinerja organisasi yang lainnya
13
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi Evaluasi
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat,
Mandiri Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaaan dan Buku Teks (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 111.
30
2. Tujuan
Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu
3. Sasaran Program
DKI Jakarta yang belum memiliki jaminan kesehatan, di luar program Askes,
Jakarta.
c. Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasama dengan
b. Bagi yang belum memiliki KJS, dapat menunjukkan KTP dan Kartu
c. Bagi yang tidak memiliki Kartu Jakarta Sehat cukup menunjukkan KTP
Gambar 2.1
b. Untuk Penentuan Rawat Inap Pasien UGD dirawat ditentukan oleh Dokter
yang merawat
c. Pasien UGD tidak perlu rawat inap tetap dilayani (Life Saving) kemudian
(PPDGJ-III).15
untuk menilai apakah substitusi metadon dapat diterima sebagai salah satu
14
http://Jakarta.go.id//Dinas Kesehatan DKI Jakarta 2012. (diakses pada hari Sabtu tanggal 12
April 2014)
15
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 57 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Penyelanggaran Program Terapi Rumatan Metadon, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, Ayat 2.
33
16
http://pramareola.com//Mengenal Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat
RSUP Sanglah. (diakses pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014)
34
1. Context
a. legalitas program:
Nasional dan melalui Pedoman Pelaksanaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) 2013
b. Dukungan lingkungan
Lapas
c. Tujuan program
Kesehatan bagi penduduk Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin
2. Input
a. SDM :
b. Program Kegiatan
1) Program Kartu Jakarta Sehat: Seluruh fasilitas rumah sakit dan ruangan kelas
d. Dana/anggaran
36
setiap pasien yang mengikuti atau menggunakan Kartu Jakarta Sehat ini harus
memiliki KTP dan berdomisili di wilayah DKI Jakarta dan merupakan warga
yang tergolong tidak mampu maka oleh karena itu setiap pasien wajib
3. Procces
a. Pelaksanaan program:
2) Program Terapi Rumata Metadon: Kegiatan terapi ini dilaksanakan setiap hari
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dan juga konseling yang diberikan oleh
1) Program Kartu Jakarta Sehat: kegiatan ini dikelola oleh pemerintah DKI
berikut:
1) Program Kartu Jakarta Sehat: Dilihat dari seluruh kegiatan yang sudah ada
2) Program Terapi Rumatan Metadon: Dapat dinilai dari seluruh kegiatan yang
sedang dijalankan sampai saat ini, mulai dari awal kegiatan ini dilaksanakan
4. Product
a. Pencapaian tujuan:
b. Dampak program
1) Program Kartu Jakarta Sehat: untuk kegiatan ini ada 2 yaitu dampak positif
dan negatif
sangat panjang dan akan terus berevolusi serta berkembang, Rumah Sakit
Ketergantungan Obat digagas pada tahun 1971 oleh Bapak Ali Sadikin. Pada
waktu itu, Bapak Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliau
bekerjasama dengan dr. Herman Susilo, MPH sebagai kepala dinas kesehatan
Ketergantungan Obat yang pertama dipimpin oleh Direktur (Alm) dr. Erwin
Widjono, SpKJ pada tahun 1972 sampai dengan tahun 1987. Beliau adalah
seorang Letnan Kolonel. Beliau diangkat menjadi pemimpin pada masa itu karena
dahulu yang menggunakan NAPZA adalah dari kalangan anak-anak orang kaya
raya, anak-anak tentara, dan anak-anak pejabat tinggi. Maka dari itu, diangkatlah
karakter pemimpin yang tegas dan lugas. Kemudian pada tanggal 06 November
1971 terbentuklah nama Drug Dependence Unit (DDU) yang terletak di kompleks
Rumah Sakit Fatmawati dan diresmikan pada tanggal 12 April 1972 oleh Bapak
Ali Sadikin. 1
1
Riza Sarasvita, dkk., Kilas Balik 30 Tahun Rumah Sakit Ketergantungan Obat (Jakarta:
Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002), h. 7
39
40
Sakit Ketergantungan Obat. Pada tahun 1974, DDU berubah menjadi Lembaga
dipimpin oleh dr. Al Bachri Husin, SpKJ pada tahun 1987 sampai dengan tahun
1997. Dahulu pada masa kepemimpinan beliau, perawat dan tenaga medis sangat
terbatas atau sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Rumah Sakit
Keterganttungan Obat melatih tenaga medis bagi para dokter, psikolog, pekerja
sosial dan perawat untuk melaksanakan pelatihan dasar NAPZA. Pada tahun
Eropa berupa seperangkat alat laboratorium urinalisis. Alat ini sangat canggih dan
hanya satu-satunya yang memiliki alat yaitu Rumah Sakit Ketergantungann Obat
Sudirman, MA, SpKJ pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2005. Beliau sangat
2
Sarasvita, dkk., Kilas Balik (Jakarta: Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002), h. 9.
41
Jakarta Timur. Rumah Sakit Ketergantungan Obat dibawah pimpinan (Alm) dr.
dengan pasar Cibubur. Tanah seluas 15.000 m2 diperoleh berdasarkan izin prinsip
Gubernur DKI Jakarta No. 3797/1.771.5 pada tanggal 11 November 1999. Upaya
diperoleh dari JBIC perwakilan Jakarta dan pembuatan Master Plan berdasarkan
2002 dilakukan saat opening Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur yang
hanya 70 orang setelah adanya perubahan dari tipe C menjadi tipe B non
menjadi kurang lebih 130 orang pada pertengahan 2002. Perubahan kelembagaan
tipe C menjadi tipe B non pendidikan. Terdapat bukti prasasti yang terletak
setelah masuk gerbang Rumah Sakit Ketergatunagan Obat di sebelah kanan dekat
42
pos satpam. Prasasti tersebut sebagai tanda bahwa tanah Rumah Sakit
DKI.
SpKJ pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sejak masa jabatan beliau
kekosongan selama beberapa tahun. Jadi tidak ada Direkturnya semenjak dr.
Ratna lengser. Rumah Sakit Ketergantungan Obat mulai ada Direktur Utama
kembali pada tanggal 1 Februari 2007 dan sejak saat itu, Rumah Sakit
Masa kepemimpinan yang kelima dipimpin oleh DR. dr. Fidiansjah, SpKJ
pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Beliau mempunyai masa bakti yang
lama. Sebelum beliau menjadi seorang Direktur Utama, beliau berprofesi sebagai
Rumah Sakit Magelang. Jadi belum banyak dapat beliau berikan ke Rumah Sakit
Ketergantungan Obat. Akan tetapi banyak yang beliau tanamkan kepada para
menanamkan jiwa tekun dan setia terhadap pekerjaan, jujur, dan beliau juga
Masa kepemimpinan yang keenam dipimpin oleh Direktur Utama dr. Diah
Setia Utami, SpKJ, MARS pada tahun 2010 sampai dengan 2012. Beliau
43
Hampir diseluruh belahan bumi beliau singgahi demi mengejar ilmu yang
Panggabean, SpKJ, MS pada tahun 2012 sampai dengan saat ini. Semenjak
Sistem keuangannya juga ikut berubah. Dahulu uang yang didapat harus disetor
Namun kini tidak lagi seperti itu. Setelah berubah, kini Rumah Sakit
B. Visi, Misi, Motto dan Falsafah Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta
1. VISI : Sebagai pusat layanan dan kajian nasional maupun regional dalam
2. MISI :
masyarakat umum.
Zat.
3. MOTTO :
4. FALSAFAH :
C. Program Lembaga
1. Perencanaan Program
3
Sarasvita, dkk., Kilas Balik (Jakarta: Rumah Sakit Ketergantungan Obat, 2002), h. 16.
45
fasilitas, dan lain-lain. Pengajuan berasal dari pegawai atau karyawan yang
conference. Apabila disetujui, maka sudah pasti rencana yang telah dibuat
jangka satu sampai dengan lima tahun. Tujuan yang ditetapkan telah mengacu
kepada visi dan misi Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Rencana jangka
NAPZA.
dual diagnosis).
pendidikan.
2. Teknik Perencanaan
berikut:
pelatihan konseling bagi para pegawai terutama bagi para konselor yang
4
Studi Dokumen, Brosur Profil Rumah Sakit Ketergantungan Obat
47
sentuhan medis dalam prakteknya. Selain itu ada pula penerapan 12 Steps
rehabilitasi.
orang dengan masalah yang sama tinggal di tempat yang sama, memiliki
seperangkat peraturan, filosofi dan norma dan nilai serta kultur yang
pilihan program yaitu program rawat jalan dan program rawat inap.
5
Studi Dokumen, Walking Paper Residen Rehabilitasi
48
sesuai. 7
6
Asliati Asril dan Rahmi Handaani, ed., Buku Saku Metadon (Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, RSUP Fatmawati dan HCPI, 2006), h. 24.
7
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Metadon, h. 36-37.
50
sosial.
8
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Metadon, h. 38-39.
52
(3) Orang tua wajib datang pada pertemuan yang diadakan setiap
PTRM
9
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Metadon, h. 40-41.
53
urinalisis negatif.
(6) Ijin dosis bawa pulang metadon diberikan oleh dokter pada
HIV/AIDS
melakukan hal-hal:
narkotika
(9) Bila anda yang telah keluar berminat untuk mengikuti PTRM
10
Asliati Asril dan Rahmi Handaani, ed., Buku Saku Metadon (Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI, RSUP Fatmawati dan HCPI, 2006), h. 25.
54
program dan fase. Namun sebelum itu, pasien juga akan menjalani
D. Jangkauan Layanan
Terapeutik Community berbasis Rumah Sakit setelah itu After Care. Selain itu
55
untuk program rawat jalan, dapat mengikuti salah satu programnya salah
sampai saat ini ialah pasien datang ke Rumah Sakit Ketergatungan Obat baik
dia datang sendiri, di antar kelurga dan ada juga dari putusan pengadilan dan
Rumah Sakit Ketergantungan Obat, baik secara individual, diantar oleh pihak
pengadilan.
11
Studi Dokumen, Brosur Profil Rumah Sakit Ketergantungan Obat
56
seperti pada rumah sakit lainnya jadi baik pasien lama ataupun yang baru itu
untuk melengkapi pembayaran setelah menuju bagian yang pasien ingin tuju baik
yang pasien NAPZA maupun yang umum, misal ke- Poli Jiwa atau Poli lainnya
misal ada tindakan atau terjadi sesuatu di Rumah Sakit Ketergatugan Obat ini
juga ada pelayanan penunjang maupun pemeriksaan penunjang sesuai yang ada di
tabel dia atas dan ada pula apotik. Setelah semua pemeriksaan dilaksanakan
terakhir pemutusan hasil berobat pasien ada yang bisa langsung pulang dan ada
yang harus di rawat dan itu semua sesuai dengan diagnosa dokter.12
Pasifik, serta Institusi lain yang bergerak di bidang NAPZA dan HIV/AIDS.
12
Hasil pengamatan pribadi penulis, Jakarta, 7 Mei 2014
58
fasilitator pelatihan VCT (Voluntery Counseling and Testing) yang tidak hanya
diakui oleh masyarakat akan tetapi juga dunia (bagi Asia dan Pasifik Barat) dan
farmakologi untuk drugs dependency tingkat Asia Tenggara dan Pasifik dibawah
A. Temuan
Ketergantungan Obat Jakarta dari Mei s.d September 2014, dapat diperoleh
suatu informasi mengenai conteks, input, process dan product dari program
Jakarta ialah Program Terapi Rumatan Metadon yaitu salah satu terapi
HIV/AIDS.
a. Metadon
depan petugas. Karena obat ini bisa berakibat fatal jika orang lain
59
60
1
Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014
2
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
3
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
4
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
5
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
61
untuk para pecandu opida agar lebih teratur dan mengurangi dampak
buruk yang biasa mereka lakukan saat memakai putau dan tidak hanya
itu metadon juga tidak bisa diminum oleh sembarang orang, karena
langsung dari pasien yang bernama Fani, Yamin, Cahyo dan Andre
6
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
7
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
62
metadon ini.
ada di rumah sakit ini karena ada juga terapi Subukson dan
8
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
9
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
10
Wawancara Pribadi dengan Andre, Jakarta, 14 Juni 2014
63
b. Manfaat Metadon
penggunaan heroin
salah beberapa pasien yang ada di program terapi metadon ini dan
11
Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014
12
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
64
13
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
14
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
65
kebutuhan individu
metadon
dengan apa yang dianjurkan dokter dan dalam buku pedoman Program
Terapi Metadon juga dijelaskan bahwa dosis awal metadon itu 20-30
miligram untuk sekali minum. Data tersebut didapat penulis dari hasil
sebagai berikut:
15
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
16
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
66
17
Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014
18
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
19
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
20
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
21
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
67
dapat terjadi jika pasien tidak hadir untuk meminum metadon selama 7
hari dan pasien pun boleh mengikuti program metadon ini lagi dengan
diassesmen ulang sesuai kondisi pasien saat itu, apabila pasien drop-
ulang rencana terapi yang lebih sesuai, selain itu dilakukan konseling
pasien dari program metadon ini, berikut ini hasil dari kutipan
wawancaranya:
22
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 57 Tentang Pedoman Penyenggaraan Program
Terapi Rumatan Metadon
23
Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014
68
ini, di antaranya:
1) Dokter Spesialis
2) Dokter umum
3) Perawat
pasien yang berobat sesuai dengan data yang sudah ada di rekam
medik.
4) Apoteker
5) Konselor
6) Psikolog
7) Pekerja Sosial
sosial kembali.
8) Petugas Labolatorium
9) Petugas Keamanan
bekerja sendiri begitu juga dalam bekerja di suatu rumah sakit karena
kesehatan.
sesuai dengan apa yang mereka kerjakan, dan berikut ini hasil kutipan
sebagai perawat dan pekerja sosial, dan berikut ini hasil kutipan
setiap hari Selasa, kegiatan ini biasanya dimulai setelah para pasien
24
Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014
25
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
71
disampaikan.26
26
Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 13 Mei 2014
27
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
28
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
29
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
30
Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 13 Mei 2014
72
dengan keluhan maupun sakit yang diderita oleh pasien dan dalam
31
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
32
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
33
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
73
34
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
35
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
36
Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014
37
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
38
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
74
dan Tebet, sedangkan dari rutan ada yang dari rutan Pondok
tidak.
75
rumah sakit yang menjadi pusat layanan metadon dan dalam hal ini
dengan seorang pekerja sosial yang berada di sana, dan berikut ini
dengan tes urin darah sampai tes secara fisik pasien, semua
ini.
39
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
76
8) Pemeriksaan Laboratorium
anjuran dokter seperti cek darah, gula darah dan tes urine.
metadon.
Maret 2013- akhir Desember 2013, karena ketika awal Tahun 2014
40
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
77
berikut:
pelayanan.
sekali, karena adanya kebijakan baru yang menyatakan setiap bulan data
administrasi pasien harus masuk maka saat ini persyaratan itu berubah
menjadi 1 bulan sekali dan itu wajib, sebagai data rumah sakit untuk
41
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
78
42
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
43
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
79
pelayanan ini yang premi boleh yang kelas 3 sampai kelas 1 di tingkat
penulis dengan dokter Cut selaku kepala administrasi di Rumah Sakit ini
44
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
45
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
46
Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014
80
memilih tetap menggunakan Kartu Jakarta Sehat meski kini sudah ada
Metadon mengatasi semua jenis pelayanan yang ada dan termasuk yang
sudah penulis jelaskan di atas, dan jika ada pengobatan di luar biaya
B. Analisis Data
1. Evaluasi Conteks
a. Legalitas Program
Terapi Rumatan Metadon dan selain itu ada pula UU No. 40 tentang
sebagai berikut:
salah satu pasien yang mengikuti program terapi ini sejak 2 tahun lalu
membuat mereka lebih erat dan lebih kekeluargaan dan masih berjalan
47
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
48
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
82
salah dokter Cut selaku kepala bagian administrasi rumah sakit dan
yang menangani khusus jaminan Kartu Jakarta Sehat ini, berikut hasil
kutipan wawancaranya:
b. Dukungan Lingkungan
49
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
83
dan pihak Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo selaku pusat dari 3
50
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
51
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
84
rujukan Kartu Jakarta Sehat dan terakhir Rumah Sakit Cipto Mangun
c. Tujuan Program
PTRM.52
52
http://pramareola.com//mengenal-program-terapi-rumatan-metadon-ptrm-sandat-rsup-
sanglah. (diakses pada tanggal 12 April 2014)
85
tujuan program sudah sangat siap dan matang dalam sebuah dasar
2. Evaluasi Input
Menurut hasil temuan dari sumber data yang penulis peroleh dari
dengan seorang pekerja sosial yang ikut berperan dalam proses terapi
53
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
86
bertugas karena jam operasional terapi metadon ini dari jam 08.00-
14.00 WIB.55
program terapi metadon ini ada banyak dan mereka ialah dokter,
Obat.
b. Program Kegiatan
Puskesmas, rutan dan lapas. Data tersebut sesuai hasil wawancara yang
dan Kartu Jakarta Sehatnya, selain itu juga setiap apapun yang
program metadon ini wajib mentaati peraturan yang berlaku agar tidak
terjadi suatu hal yang tidak di ingikan. Data ini pun sesuai hasil
wawancara yang dilakukan penulis oleh pasien dan ada di halaman 60.
rumah sakit ini sangat membantu dalam proses rumatan dan kegiatan
ini dapat diikuti oleh semua pasien metadon baik yang menggunakan
berlaku.
rusak.
56
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
57
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
89
prasarana yang ada di sana. Yang penulis lihat didalam ruangan terapi
1) Ruang Aula
ini ada AC, tempat cuci tangan beserta cermin, meja besar bundar
untuk rapat serta lemari untuk data pasien serta papan informasi
2) Ruang Petugas
pekerja sosial dan dokter. Jadi ruangan ini bersifat pribadi oleh
karena itu, petinggi dari petugas yang ada di metadon dan sarana
maupun prasarana yang ada di sana meja kantor ada 3, lemari yang
3) Ruang Konseling
58
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
90
badan serta ukuran tinggi badan, dilengkapi juga dengan satu meja
(ada pengukur dosis, ketel berisi sirup dan botol metadon dan botol
6) Kamar mandi
ciar dan wc duduk dan ada juga cara untuk mencuci tangan, kamar
dengan baik.
d. Anggaran Dana
mendapatkan dana dari hasil pendapatan yang rumah sakit itu sendiri
melalui Badan Layanan Umum (BLU), dan dana dari APBN bila
59
Wawancara pribadi dengan dr. Cut Minora, Jakarta, 2 Juni 2014
92
ini dari pemerintah pusat atau tepatnya ialah dari Kemterian Kesehatan
dan untuk dana pasien yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat itu
berasal dari Pemprov DKI Jakarta dan anggaran dana tersebut sudah
60
Wawancara pribadi dengan Endang Suharjanti M.Si, Jakarta, 2 Juni 2014
93
Jakarta Sehat ini harus memiliki KTP dan berdomisili di wilayah DKI
Jakarta dan merupakan warga yang tergolong tidak mampu maka oleh
berobat.
61
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
94
dijalankan pasien harus sesuai dengan aturan yang berlaku, jika pasien
tidak menuruti aturan serta prosedur yang berlaku maka pasien itu
sendiri yang akan rugi karena dapat menunda pasien untuk meminum
yang lengkap dan dilengkapi aturan yang jelas dan tertulis sehingga
3. Evaluasi Process
Menurut hasil temuan dari sumber data yang penulis peroleh dari
62
Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014
95
a. Pelaksanaan Program
63
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
64
Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014
65
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
96
dilaksanakan setiap hari dan jam operasionalnya dari jam 8 pagi- jam 2
siang, waktu bisa berubah sesuai dengan pasien yang datang jika
pasien sudah meminum semua maka metadon akan tutup lebih awal
perawat yang bertugas di program terapi metadon ini dan berikut hasil
kutipan wawancaranya:
66
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
67
Wawancara pribadi dengan Tjatur Djoko Wibowo, Jakarta, 11 Juni 2014
97
wawancaranya:
“Di sini iya mas, buka dari jam 08.00-14.00 dan kadang
pula suka telat bukanya tapi walaupun demikian karena
pasien kita harus ikut aturan rumah sakit saja yang
penting jangan sampai telat minum, karena akibatnya
badan seperti sehabis digebukin sekampung mas jika
sedang sakau sudah tidak tertahan di badan”.68
Penulis melihat sendiri dari pasien mulai datang mendaftarkan
yang lainnya, itu dikarena setiap pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat
keadaan pasien saat itu karena dia merasa mual dan panas tubuhnya
melaksanakan konsultasi. 69
68
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
69
Pengamatan langsung penulis, Jakarta, 25 Juni 2014
98
pelaksaan program terapi metadon sudah baik dan untuk para pasien
semua kegiatanya.
b. Pengelolaan Program
masuk dan keluar selama ini baik untuk keperluan pegawai rumah
mengurusi dibidang Kartu Jakarta Sehat ini dan berikut hasil kutipan
wawancaranya:
program dalam hal ini di bawah BLU yang langsung dikelola oleh
program
terbaru saat ini JKN BPJS, selain itu dari pihak petugas ada salah satu
petugas yang memang rumahnya jauh dan sering telat saat ia menjadi
petugas jaga di program terapi metadon ini mungkin itu saja hambatan
metadon dalam setiap kegiatan dan ada pula pasien metadon yang
dengan banyak profesi yang bekerja sama dalam terapi ini membuat
solit dan membuat program ini masih berjalan sampai saat ini.
oleh rumah sakit ini walaupun banyak kekurangan itu karena bukan
4. Evaluasi product
Menurut hasil temuan dari sumber data yang penulis peroleh dari
a. Pencapaian Program
semangat berobat di sini dan tidak jarang banyak pasien yang sudah
ada pasien yang menjadi kader muda di wilayah ampuan dari pihak
wawancaranya:
pasien metadon lebih awal hadir dari pada yang membayar tunai itu
yang diperlukan71
ini baik dari proses rumatan yang dijalankan oleh pasien pun
b. Dampak Program
70
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
71
Pengamatan langsung penulis, Jakarta 13 Juni 2014
102
sosial yang pro-rakyat sehingga kegiatan ini patut diapresiasi dan terus
Jakarta Sehat banyak pula yang sudah bekerja dan beraktivitas dan ada
yang sudah sembuh juga dari ketergantungan opiat sintetik ini dan
72
Wawancara pribadi dengan Fani, Jakarta, 13 Juni 2014
73
Wawancara Pribadi dengan Yamin, Jakarta, 14 Juni 2014
74
Wawancara Pribadi dengan Cahyo, Jakarta 14 Juni 2014
103
Juni 2014, sebenarnya itu hanya teknis pelaksanaanya saja tetapi dalam
pihak rumah sakit masih belom maksimal dari segi pelayanan karena
adalah pencapaian yang diraih oleh pasien dan sampai ditahapan ini
yang tidak sama-sama memberikan hasil yang baik dan sesuai tujuan
yang ingin dicapai selama proses terapi metadon ini. Namun dari
75
Wawancara pribadi dengan Andre, Jakarta 15 Juni 2014
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumatan Metadon (PTRM) berjalan dengan baik sesuai dengan pedoman dari
pemerintah pusat dan program ini terus memberikan pelayanan yang maksimal
sesuai kebutuhan pasien untuk bisa lepas dari ketergantungan opiat dan untuk
merubah pasien lebih baik lagi dari sebelumnya. Contohnya sudah banyak pasien
yang berhasil menjalankan terapi metadon dan berfungsi sosial kembali seperti
halnya pasien yang bernama Fani yang merupakan pasien metadon dan dia
menjadi seorang kader muda di Puskesmas. Selain itu program ini juga mendapat
dukungan dari Kementerian Kesehatan dengan bekerja sama dengan WHO untuk
pengadaan atau biasa disebut sebagai ampuan atau pusat dari penanganan
dengan menggunakan CIPP berjalan dengan baik, dapat dikatakan dari awal
sampai proses rumatan ini berjalan setiap pasien yang mengunakan Kartu Jakarta
Sehat atau yang tidak menggunakan Kartu Jakarta Sehat sudah menjalankan
kegiatan sesuai prosedur dan untuk petugasnya yang berada dalam Program
Terapi Rumatan Metadon sudah menjalankan SOP yang ada di Rumah Sakit.
Untuk fasilitas dan penunjang lainnya pun sudah sangat lengkap, petugas
104
105
dikatakan baik, karena sangat membantu proses penyembuhan pasien dan bahkan
mempermudah pasien yang sudah bekerja untuk lebih baik dalam menjalankan
kegiatannya di luar. Walaupun hasil rumatan ini berjalan baik namun produk
yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan, karena masih banyak sekali
pasien yang masih tinggi dosisnya walaupun sudah menjalani proses rumatan ini
B. Saran
2. Setiap pasien baik yang menggunakan Kartu Jakarta Sehat ataupun yang tidak
pekerja sosial dalam memberikan pelayanan non medis dirumah sakit ini,
karena merekalah yang berpotensi dalam hal membangkitkan rasa Self help
A. Buku:
Asril, Asliati dan Rahmi Handayani ed. Buku Saku Metadon, Jakarta: Kementerian
Herawati, Istiana. Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bagi Anak
2010.
University Press,
Kementerian Kesehatan RI
Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Sarasvita, Riza dkk. Kilas Balik 30 Tahun Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
106
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2009.
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi; Contoh Aplikasi
B. Dokumentasi :
C. Observasi :
107
D. Wawancara :
E. Internet :
http://www.psychologymania.com/2012/11/pengertian-pelayanan-sosial.html.
108
LAMPIRAN-LAMPIRAN
109
Pedoman Observasi
Ketergantungan Obat
3. Konseling adiksi
4. Konseling HIV
5. Konseling psikiatri
Ketergantungan Obat
11. Spot check/ pemeriksaan urin secara berkala bagi peserta metadon.
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Perawat
Pertanyaan
1. Apa pengertian metadon menurut anda?
2. Apa manfaat metadon apa saja?
3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?
4. Peran perawat dalam proses terapi ini apa saja?
5. Selain metadon ada terapi lain tidak di sini?
Informan : Dokter
pertanyaan
1. Apa yang ibu ketehaui tentang metadon?
2. Apa manfaat metadon ?
3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?
4. Peranan seorang dokter itu seperti apa si bu?
5. Apakah membutuhkan profesi lain dalam pelaksanannya dilapangan bu?
6. Benarkah rumah sakit ini menerima pasien metadon?
7. Sejak kapan metadon diberlakukan di rumah sakit ini?
8. Bagaimana pihak rumah sakit mendapatkan dana dari pasien pengguna KJS?
9. Darimanakah RSKO mendapatkan dana selama ini?
10. Bagaimana prosedur pengguna KJS?
Informan : Pasien
Pertanyaan
1. Apa pengertian metadon menurut anda?
2. Apa manfaat metadon apa saja?
3. Bagaimana menentukan dosis awal metadon?
4. Kegiatan apa saja yang diketahui?
5. Operasionalnya dari pukul berapa-sampai pukul berapa?
6. Apakah pelayanannya sudah sesuai?
7. Pengguna KJS juga ya, prosedurnya seperti apa si bang?
8. Semenjak ada BPJS gimana si pendapat abang apa masih pake KJS?
DOKUMENTASI PHOTO-PHOTO SAAT PENULIS MELAKUKAN
PENELITIAN
pasien atau biasa disebut sebagai data rekam medik, dan hal ini untuk
metadon ini diberikan kepada pasien metadon dan pengukuran dosis ini juga
dan petugas juga harus melihat status rekam medik pasien agar dosis yang
diberikan kepada pasien dan harus diminum oleh pasien di depan petugas
seperti pada gambar diatas, karena kode etik maka penulis menyediakan
yang tidak diinginkan karena efek samping dari metadon ini sangat luar biasa
ke komputer.
(Gambar 1.5): Wawancara dengan pekerja sosial di ruang metadon
menanyakan hal-hal penting yang terkait dari peneltiian yang penulis lakukan
sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput oleh peneliti