Anda di halaman 1dari 118

PENGARUH PROGRAM SEJUTA BERDAYA TERHADAP

PERKEMBANGAN USAHA MIKRO PADA KELOMPOK SWADAYA

MASYARAKAT (KSM) PELITA JAMPANG GEMILANG, BOGOR

TAHUN 2014-2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Disusun Oleh :

ACHMAD DWI MUKTI


1111046100037

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah sat persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 6 April 2016

Achmad Dwi Mukti


1111046100037

iv
ABSTRAK

Achmad Dwi Mukti, NIM: 1111046100037, “Pengaruh Program Sejuta


Berdaya terhadap Perkembangan Usaha Mikro pada Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) Pelita Jampang Gemilang, Bogor Tahun 2014-2016”.
Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 1437 H/ 2016 M.
Masalah kemiskinan merupakan masalah urgent dalam pembangunan
Indonesia. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut
berbagai macam aspek dan berhubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat.
Angka kemiskinan yang masih tinggi menggambarkan rendahnya tingkat
kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan ekonomi masyarakat perlu dilakukan
untuk membantu mengembangkan dan memajukan usaha mikro dan
memaksimalkan perannya untuk mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu,
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Sejuta
Berdaya dan pengaruh dari program Sejuta Berdaya terhadap perkembangan
usaha mikro pada KSM Pelita Jampang Gemilang tahun 2014-2016.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data
melalui wawancara, instrumen kuisioner dan studi dokumentasi. Untuk
mengetahui pengaruh program Sejuta Berdaya terhadap perkembangan usaha
mikro, digunakan analisis kuantitatif melalui uji regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Sejuta Berdaya memiliki
konsep pemberdayaan yang terintegrasi dan komprehensif. Sedangkan dari hasil
analisis regresi linier sederhana disimpulkan bahwa variabel program Sejuta
Berdaya (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel perkembangan usaha
mikro (Y).

Kata kunci: Sejuta Berdaya, pemberdayaan masyarakat, Kemiskinan, Usaha


Mikro
Pembimbing: Supriyono, ME, MM
Daftar Pustaka: Tahun 1996 s.d. 2016

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.,

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar

Muhammad SAW. beserta para keluarganya, sahabat-sahabatnya juga para

umatnya yang setia menjalankan syariatnya hingga akhir zaman.

Sepanjang perjalanan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

kesulitan dari berbagai hal dalam proses menyelesaikannya. Tapi sesuai dengan

janji Allah SWT. bahwa dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan, pada

akhirnya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan

skripsi ini juga tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur

memberikan bantuan. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu

perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Pogram Studi Muamalat

(Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

vi
3. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku sekretaris Program Studi

Muamalat (Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH., selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan masukan dan saran mengenai proposal

penelitian skripsi.

5. Tim penguji selaku penguji pada sidang skripsi yang telah membantu saya

dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam penelitian saya.

6. Bapak Supriyono selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

membantu dengan meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya

untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen serta civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Segenap staf LAZ Al-Azhar Peduli Ummat khususnya ka Titin Nuraisyah

yang telah membantu penulis berkomunikasi dengan staf LAZ Al-Azhar

Peduli Ummat lainnya, Bapak Iwan Rahmat atas kerjasamanya yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian, menyempatkan waktunya

untuk wawancara dengan penulis, juga Bapak Deden yang telah membantu

penulis dalam pengumpulan data penelitian.

9. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Marsono dan Ibu Rohana yang tiada

hentinya dengan tulus terus mendoakan penulis, memberikan support baik

vii
moril maupun materil. Setiap pesan dan nasihat yang disampaikan selalu

memberikan inspirasi serta menjadi motivasi bagi penulis. Skripsi ini saya

persembahkan untuk kalian. Tak lupa juga, kakak dan adik penulis yang

merupakan anugerah yang telah Allah SWT. berikan, yaitu Istiqomah dan

Raihan Febrian.

10. Sahabat-sahabat set ia penulis sejak semester 1 yang kini menghuni

Pondok Anasti kamar nomor 15, yaitu Abdul Latief Fathi, Akiko Lohandra

Ransa, Imam Syuhada, M. Firdaus, M. Iskandar Zulkarnain, M u h t a r

N a s i r A p a n d i , M umin Billah, Nuril Huda, Ramadan, Zakaria Arrazy.

11. Sahabat-sahabat kelas PS A 2011 atas kebersamaannya selama masa

perkuliahan serta bantuan, doa dan dukungannya.

12. Teman-teman dari Lingkar Studi Ekonomi Islam (LISENSI) terutama masa

kepengurusan tahun 2014-2015 atas kebersamaannya selama masa jabatan

serta bantuan, doa dan dukungannya.

13. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i program studi Perbankan

Syariah angkatan 2011 yang telah membantu dan memberikan motivasi

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua kenangan yang tidak

terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun.

14. Keluarga Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), Bapak Ismi

Kushartanto dan Bapak Ah. Iskandar Zulkarnain yang atas bimbingannya

selama penulis menjalani masa magang di PKES serta Ka Suci Aprilia

Safitri dan Wulan Indah Fitria atas kerjasamanya selama bertugas di PKES.

viii
15. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,

namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi

ini, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga

Allah SWT. mencatatnya sebagai amal ibadah dan membalas semua kebaikan

dengan pahala yang berlipat ganda. Selain itu, penulis akui bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.

Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 April 2016

Achmad Dwi Mukti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 9

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 10

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10

F. Variabel Penelitian ........................................................................ 11

G. Hipotesis ....................................................................................... 12

H. Kerangka Teori .............................................................................. 13

I. Sistematika Penulisan ................................................................... 15

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Program Sejuta Berdaya ................................................................17

x
1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Sejuta Berdaya ...........17

2. Tujuan Sejuta Berdaya ........................................................... 22

3. Konsep Program Sejuta Berdaya ............................................ 22

4. Tahapan Program Sejuta Berdaya .......................................... 29

5. Sumber Dana Sejuta Berdaya ................................................. 32

B. KSM Pelita Jampang Gemilang .....................................................33

1. Profil KSM Pelita Jampang Gemilang ................................... 33

2. Sejarah Berdirinya KSM Pelita Jampang Gemilang ............... 34

3. Struktur Kepengurusan KSM Pelita Jampang Gemilang ......... 35

C. Usaha Mikro..................................................................................36

1. Pengertian Usaha Mikro ........................................................ 36

2. Ciri-Ciri Usaha Mikro ............................................................ 37

3. Peran Usaha Mikro ................................................................ 39

4. Perkembangan Usaha Mikro .................................................. 40

D. Variabel dan Hipotesis .................................................................. 41

E. Review Studi Terdahulu ................................................................ 42

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 47

B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 47

C. Sumber Data ................................................................................ 48

D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 56

F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 58

xi
G. Metode Analisis Data ................................................................... 58

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ada Pengaruh dari Program Sejuta Berdaya Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat ................................................................................... 68

1. Analisis Instrumen Penelitian ................................................ 68

2. Analisis Deskriptif ................................................................. 72

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 73

4. Uji Regresi Linear Sederhana ................................................ 74

B. Tidak Ada Pengaruh dari Program Sejuta Berdaya Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat .............................................................78

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 79

B. Saran ............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82

LAMPIRAN ..................................................................................................... 84

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 11

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Usaha Mikro .................................................................... 37

Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen ................................................................ 58

Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Pearson ........................................................... 65

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Program Sejuta Berdaya (X) ............................ 68

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Perkembangan Usaha Mikro (Y) ...................... 70

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Program Sejuta Berdaya (X) ......................... 71

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Perkembangan Usaha Mikro (Y) .................. 71

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif ................................................................ 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 73

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 74

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Korelasi .......................................................... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji t ...................................................................................... 76

xiii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Konsep Dasar Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ....... 23

Grafik 3.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 50

Grafik 3.2 Responden Berdasarkan Usia ....................................................... 51

Grafik 3.3 Responden Berdasarkan Status Pernikahan ................................... 52

Grafik 3.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................... 52

Grafik 3.5 Responden Berdasarkan Jenis Usaha ............................................ 53

Grafik 3.6 Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan .............................. 54

Grafik 3.7 Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan ................................ 55

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian ............................................................................ 84

Lampiran 2 Transkrip Wawancara ................................................................. 86

Lampiran 3 Kuisioner .................................................................................... 92

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 96

Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik dan Analisis Deskriptif .......................... 98

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana .............................................. 99

Lampiran 7 Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing ...................................... 102

Lampiran 8 Surat Permohonan Data/ Wawancara ......................................... 103

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai negara berkembang, kemiskinan merupakan salah satu

masalah besar yang dihadapi Indonesia. Terhitung sejak

diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia 70 tahun lalu, masalah

kemiskinan masih menjadi masalah urgent dalam pembangunan nasional.

Ditengah kondisi ekonomi nasional yang sedang terpuruk, isu kemiskinan

kembali mencuat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada

bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia

mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta

orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73

juta orang (10,96 persen).1 Kenaikan jumlah penduduk miskin ini

disebabkan beberapa faktor seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak

(BBM), inflasi, pelemahan rupiah dan berkurangnya lapangan pekerjaan.

Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab munculnya

permasalahan perekonomian masyarakat. Hal ini karena kemiskinan

didefinisikan sebagai lemahnya sumber penghasilan yang mampu

diciptakan individu masyarakat yang juga mengimplikasikan akan

lemahnya sumber penghasilan yang ada dalam masyarakat itu sendiri

1
Badan Pusat Statistik, “Persentase penduduk Miskin Maret 2015 Mencapai 11,22 Persen”,
artikel diakses pada tanggal 4 Oktober 2015 dari http://www.bps.go.id/Brs/view/id/1158

1
2

dalam memenuhi segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.2

Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai

macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya sandang, pangan, papan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Kemiskinan

menyebabkan banyak orang rela melakukan apa saja demi menjaga

keselamatan hidupnya, mulai dari mengemis, melakukan berbagai macam

perilaku menyimpang, dan bahkan walau sampai harus menjual harga diri.

Keadaan ini yang kemudian berdampak pada meningkatnya angka

kriminalitas.

Islam memandang kemiskinan merupakan satu hal yang mampu

membahayakan akidah, akhlak, kelogisan berpikir, keluarga dan juga

masyarakat. Islam pun menganggapnya sebagai sebagai musibah dan

bencana yang harus segera ditanggulangi. Dimana seorang muslim harus

segera memohon perlindungan kepada Allah atas kejahatan yang

tersembunyi di dalamnya.3 Imam Manawy dalam kitabnya Faidhul Qadir

menyebutkan, bahwa ada keterkaitan kuat antara kekafiran dan kefakiran,

karena kefakiran merupakan satu langkah menuju kekafiran. Seorang yang

fakir miskin, pada umumnya akan menyimpan kedengkian kepada orang

yang mampu dan kaya. Sedang iri dengki mampu melenyapkan semua

kebaikan. Mereka pun mulai menumbuhkan kehinaan di dalam hati

mereka, di saat mereka mulai melancarkan segala daya upayanya demi

mencapai tujuan kedengkian mereka tersebut. Walaupun ini semua belum


2
Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2005), h. 21.
3
Ibid., h. 24.
3

termasuk ke dalam kekafiran, namun sudah merupakan langkah untuk

mencapai kekafiran itu sendiri.4 Oleh karena itu permasalahan kemiskinan

ini harus segera ditemukan solusi penyelesaiannya untuk menghindari

bahaya-bahaya yang ditimbulkannya.

Dalam konteks pengentasan kemiskinan, banyak upaya yang telah

dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah dengan

menggerakkan sektor riil melalui sektor Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM). Sektor UMKM memiliki peran yang penting bagi

perekonomian Indonesia, termasuk dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Hal ini terlihat jelas pada masa krisis tahun 1997 dan 2008, dimana saat itu

sektor UMKM mampu bertahan dan menopang perekonomian nasional

dari keruntuhan. Walaupun demikian, sektor UMKM, dengan peran

vitalnya sebagai instrumen penopang perekonomian Indonesia yang

sekaligus berdampak pada penanggulangan kemiskinan sampai saat ini

masih dihadapkan dengan beberapa permasalahan seperti masalah

permodalan, pengelolaan dan pemasaran. Berbagai permasalahan ini yang

kemudian menghambat perkembangan industri mikro dan meminimalkan

perannya bagi perekonomian nasional khususnya dalam upaya

pengentasan kemiskinan.

Dari ketiga sektor usaha tersebut tentu yang patut menjadi

perhatian adalah sektor usaha mikro. Sektor ini terbukti memberikan

kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan

4
Ibid., h. 26.
4

penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena sektor mikro adalah

sektor usaha yang jumlahnya paling besar dan tersebar diseluruh wilayah

di Indonesia. Disamping itu, industri mikro memiliki posisi penting dalam

pemerataan kesejahteraan masyarakat didaerah dan mengurangi

kesenjangan pendapatan.

Dari beberapa permasalahan yang dihadapi oleh sektor usaha

mikro, langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya adalah melalui

pemberdayaan. Pemberdayaan pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan

masyarakat yang mampu berdaya dan berkembang. Dalam konsep

pemberdayaan, manusia adalah subjek dari dirinya sendiri. Proses

pemberdayaan menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada

masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu

agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan

hidupnya. Memberdayakan masyarakat dalam pembangunan biasanya

diidentikkan dengan memberikan bantuan uang, yang justru mematikan

swadaya masyarakat, bahkan menjadikan masyarakat menggantungkan

diri kepada pemberi bantuan. Pola pemberdayaan dengan hanya

memberikan bantuan langsung uang atau bantuan proyek kepada

masyarakat tidak akan merangsang peran serta masyarakat untuk terlibat

di dalam pembangunan. Di dalam konsep pembangunan masyarakat, jenis

bantuan semacam itu memang diperlukan, akan tetapi yang lebih penting

adalah pengembangan swadaya masyarakat untuk membangun diri sendiri.


5

Suryadi (2006: 61) mengemukakan bahwa aspek penting dalam

suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun

sendiri oleh masyarakat, menjawab kebutuhan dasar masyarakat,

mendukung keterlibatan kaum miskin, perempuan, buta huruf dan

kelompok terabaikan lainnya, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif

terhadap nilai-nilai budaya setempat, memerhatikan dampak lingkungan,

tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat, serta

berkelanjutan.5 Upaya pengembangan dan pemberdayaan perekonomian

rakyat perlu diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan struktur

yang meliputi proses perubahan dari pola ekonomi lemah ke ekonomi

tangguh, dari ketergantungan kepada kemandirian, dan dari konglomerat

ke rakyat.

Ekonomi syariah sebagai sebuah sistem ekonomi yang sedang

berkembang pesat di Indonesia memiliki peran penting dalam

perkembangan sektor riil. Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang

kegiatannya sangat terkonsentrasi pada sektor-sektor riil seperti sektor

UMKM. Kondisi seperti ini yang kemudian mendorong geliat ekonomi

kecil atau ekonomi kerakyatan yang pada akhirnya akan berdampak pada

berkurangnya kemiskinan. Disamping itu, peran ekonomi syariah dalam

upaya pengentasan kemiskinan sangat jelas karena dalam ekonomi syariah

terdapat pengaturan mengenai dana-dana sosial seperti Zakat, Infaq,

Shodaqoh dan Wakaf (ZISWAF). Pengelolaan dana-dana tersebut jika


5
Ismail, "Program Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Tinjauan Terhadap
Pelaksanaan Program PNPM Mandiri)", Jurnal Birokrat Ilmu Administrasi Publik I, no. 1
(Desember 2013): h. 61.
6

dialokasikan secara tepat maka bukan tidak mungkin kemiskinan di

Indonesia dapat ditanggulangi. Keyakinan ini berdasarkan fakta bahwa

mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam yang menjadikannya

sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Oleh karena itu pada akhir tahun 2013, melalui Gerakan Ekonomi

Syariah (Gres!) yang diinisiasi oleh Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah

(PKES), dibentuklah sebuah program bernama Sejuta Berdaya. Program

ini merupakan rekomendasi dari para pelaku ekonomi syariah yang

didorong oleh keinginan untuk dapat memberikan wujud konkrit peran dan

fungsi ekonomi syariah bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Sejuta

Berdaya adalah program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh

industri dan lembaga ekonomi syariah secara bersama-sama, terintegrasi,

dan berkesinambungan. Program ini akan memanfaatkan dana kebajikan

(qardhul hasan) industri keuangan syariah dan dana-dana sosial lainya

seperti zakat dan CSR untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan

membangun ketahanan ekonomi mikro dan kecil serta menjadikan mereka

yang semula tidak memiliki akses terhadap sistem keuangan dan

unbankable menjadi bankable, seiring dengan program financial inclusion.

Ketua Umum Asosiasi BMT Se-Indonesia (Absindo) Aries Mufti,

menegaskan, program Sejuta Berdaya sangat ditunggu–tunggu oleh


7

masyarakat, dengan program ini peran ekonomi syariah sangat besar

pengaruhnya dalam pengentasan kemiskinan.6

Saat ini program Sejuta Berdaya telah membentuk 18 Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) Sejuta Berdaya. Seiring berjalannya waktu,

anggota dari tiap-tiap KSM yang sudah terbentuk terus bertambah

sehingga mengurangi angka pengangguran didaerahnya. Usaha yang

mereka lakukan juga terus berkembang dan semakin mandiri. Pinjaman

modal usaha dengan akad Tabarru’ dari program Sejuta berdaya pun telah

membuat pinjaman berbasis riba mulai ditinggalkan. Terlebih lagi

program Sejuta Berdaya telah membuat hubungan antar rumah tangga

(sesama anggota) semakin lebih baik. Program Sejuta Berdaya melalui

pembiayaan qardhul hasan telah membantu banyak masyarakat miskin

mendapatkan pinjaman dana untuk mengembangkan usaha yang

dijalankannya.

Kelompok Swadaya Mayarakat (KSM) Pelita Jampang Gemilang

merupakan salah satu implentasi program pemberdayaan ekonomi

masyarakat oleh Sejuta Berdaya yang berlokasi di Desa Jampang,

Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Kelompok

yang dibentuk pada Januari 2014 ini diketuai oleh Bapak Cahyadi dengan

bendahara Bapak Jaelani. 7

Di KSM Pelita Jampang Gemilang ini, para anggota tidak hanya

mendapat pinjaman modal tetapi juga turut diadakan pengajian rutin


6
Agus, “Sejuta Berdaya Program Spektakuler GRES!”, artikel diakses pada tanggal 6 Oktober 2015
dari http://ekonomisyariah.info/blog/2013/11/01/sejuta-berdaya-program-spektakuler-gres/
7
Laporan Sejuta Berdaya 2015
8

sebagai upaya memperkuat silaturahmi dan keagamaan antar anggota dan

pengurus KSM. Kemudian mereka juga disertakan dalam setiap kegiatan

pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Al-Azhar Peduli Ummat

untuk mempertajam skill wirausaha mereka. Saat pertama kali dibentuk,

KSM Pelita Jampang Gemilang hanya beranggotakan 13 orang. Namun

melihat berbagai kenikmatan dan kemudahan menjadi anggota KSM

membuat warga lainnya melirik.8 KSM Pelita Jampang Gemilang adalah

salah satu KSM yang perkembangannya sangat menggembirakan.

Mayoritas anggota KSM Pelita Jampang Gemilang berprofesi

sebagai pedagang kecil, mulai dari penjual sayur segar, penjual gorengan,

penjual kelapa parut/ santan, penjual bahan pokok, penjual jajanan anak,

pengrajin ‘keset’ alas kaki, petani hortikultura, dan masih banyak yang

lainnya. Kelompok ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan

keberdayaan atau kemandirian bagi keluarga usaha kecil di Desa Jampang

dan sekitarnya dengan pinjaman dana kebajikan secara bergulir (qardhul

hasan) dan dana-dana sosial lainnya ini.9

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengajukan

proposal penelitian dengan judul : “Pengaruh Program Sejuta Berdaya

terhadap Perkembangan Usaha Mikro pada Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) Pelita Jampang Gemilang, Bogor Tahun 2014-

2016”

8
Ibid.
9
Ibid.
9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat

diidentifikasi peneliti adalah sebagai berikut:

1. Angka kemiskinan di Indonesia tidak berhasil diturunkan pada periode

September 2014 hingga Maret 2015

2. Peran industri mikro bagi pertumbuhan perekonomian nasional tidak

maksimal

3. Para pelaku usaha mikro tidak mampu mengatasi berbagai macam

permasalahan dan keterbatasan yang menghambat perkembangan

usahanya

4. Program Sejuta Berdaya tidak merangkul banyak pelaku usaha mikro

5. Program Sejuta Berdaya tidak menjangkau seluruh wilayah di

Indonesia

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mengarah kepada pembahasan yang diharapkan

dan tidak menyimpang dari judul dan tujuan penelitian, maka peneliti

membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu apakah program Sejuta

Berdaya memiliki pengaruh terhadap perkembangan usaha mikro pada

KSM Pelita Jampang Gemilang tahun 2014-2016?


10

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah program Sejuta Berdaya berpengaruh terhadap perkembangan

usaha mikro pada KSM Pelita Jampang Gemilang tahun 2014-2016?

2. Apakah program Sejuta Berdaya tidak berpengaruh terhadap

perkembangan usaha mikro pada KSM Pelita Jampang Gemilang

tahun 2014-2016?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelititan ini antara lain:

a. Mengetahui pelaksanaan program Sejuta Berdaya pada KSM

Pelita Jampang Gemilang

b. Mengetahui pengaruh dari program Sejuta Berdaya terhadap

perkembangan usaha mikro pada KSM Pelita Jampang Gemilang

2. Manfaat Penelitian

a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti

pribadi.

b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat

dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah

ada maupun yang akan dilakukan.


11

c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tentang pengaruh pembiayaan qardhul

hasal pada program Sejuta Berdaya terhadap pendapatan

masyarakat

d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi para pihak

terkait terutama untuk kemajuan program Sejuta Berdaya dalam

meningkatkan kualitas dan kuantitas program pemberdayaan

ekonomi masyarakat. Selain itu diharapkan dapat dijadikan bahan

evaluasi serta tolok ukur keberhasilan program serta bermanfaat

dalam hal pengambilan keputusan.

F. Variabel Penelitian

Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1
Variabel Penelitian
Variabel Indikator

Program Sejuta • Growth Strategy

Berdaya Peningkatan nilai ekonomis masyarakat

(Variabel X) • Welfare Strategy

Perbaikan kesejahteraan masyarakat

• Responsive Strategy

Respon bagi kebutuhan masyarakat


12

• Integrated or Holistic Strategy

Pengintegrasian seluruh komponen dan unsur

yang diperlukan

John C. Ickis dan David C. Korten (2001:7)

Perkembangan • Modal

Usaha Peningkatan pada modal usaha

(Variabel Y) • Pendapatan

Peningkatan pada pendapatan/ laba

• Volume Penjualan

Peningkatan pada volume penjualan

• Output Produksi

Peningkatan pada produktivitas

• Tenaga Kerja

Peningkatan pada penyerapan tenaga kerja

Suryana (2003:85)

G. Hipotesis

Berikut merupakan hipotesis yang diajukan untuk selanjutnya

diteliti dalam penelitian ini:

H = Tidak ada pengaruh dari program Sejuta Berdaya terhadap

perkembangan usaha mikro

H = Ada pengaruh dari program Sejuta Berdaya terhadap perkembangan

usaha mikro
13

H. Kerangka Teori

Angka kemiskinan di Indonesia belum dapat dikurangi secara

signifikan, angkanya justru cenderung bertambah Hal ini menimbulkan

pertanyaan tentang formulasi apakah yang tepat untuk menekan dan

mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia. Industri mikro yang

perannya besar bagi perekonomian nasional belum mampu

dimaksimalkan. Berbagai permasalahan dan keterbatasan yang dihadapi

para pelaku usaha mikro menghambat perannya bagi pengentasan

kemiskinan.

Hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi

permasalahan dan keterbatasan yang dihadapi oleh para pelaku usaha

mikro adalah melalui pemberdayaan. Melalui pemberdayaan, diharapkan

dapat mendorong perkembangan usaha mikro. Menurut Jim Ife (1995),

sebagaimana dikutip oleh Zubaedi dalam Pengembangan Masyarakat,

pemberdayaan berarti memberikan sumber daya, kesempatan,

pengetahuan, dan keterampilan kepada warga untuk meningkatkan

kemampuan mereka dalam menentukan masa depannya sendiri dan

berpartisipasi dalam dan memengaruhi kehidupan dan masyarakatnya.10

Menurut Tjahya Supriyatna sebagaimana dikutip Moh. Ali Aziz

dkk dalam Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, secara umum ada empat

strategi pemberdayaan masyarakat, yaitu:11

a. The Growth Strategy (Strategi Pertumbuhan)

10
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 74-75.
11
Moh. Ali Aziz, dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, h. 8-9.
14

b. The Welfare Strategy (Strategi Kesejahteraan)

c. The Responsive Strategy (Strategi Tanggap)

d. The Integrated or Holistic Strategy (Strategi terpadu atau menyeluruh)

Keempat jenis strategi diatas diulas oleh John C Ickis dan David C

Korten dalam buku Structural Responses to New Rural Development

Strategis, seperti dikutip oleh Tjahya Supriatna dalam buku Strategi

Pembangunan dan Kemiskinan (2001) pada halaman 7.

Berdasarkan kerangka teori diatas, dibuatlah kerangka konsep

sebagai berikut:

Gambar 1.1
Kemiskinan

Pemberdayaan ekonomi masyarakat


(Sejuta Berdaya)

Strategi pemberdayaan

Growth Welfare Responsive Integrated or


Strategy Strategy Strategy Holistic

Usaha berkembang

Kemiskinan berkurang
15

I. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk

mempermudah analisis materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis

menjelaskan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disajikan gambaran umum mengenai program Sejuta

Berdaya dan KSM Pelita Jampang Gemilang juga teori-teori mengenai

usaha mikro, variabel dan hipotesis serta review studi terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi

pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis data dan

hipotesis.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai ada atau tidaknya pengaruh dari

program Sejuta Berdaya terhadap perkembangan usaha mikro pada KSM

Pelita Jampang Gemilang tahun 2014-2016.


16

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis

sampaikan dalam penelitian skripsi ini.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Program Sejuta Berdaya

1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Sejuta Berdaya

Sejuta berdaya adalah program yang diinisiasi oleh Pusat

Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) dan bersinergi dengan Al-

Azhar Peduli Ummat (APU). Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah

adalah lembaga profesional yang dibentuk untuk melakukan aktivitas

sosialisasi dan komunikasi bersama tentang ekonomi syariah.

Lembaga yang sekaligus menjadi salah satu elemen di cetak biru

perbankan syariah itu berdiri pada tanggal 14 Mei 2003. Peresmian itu

ditandatangani oleh 25 pelaku ekonomi syariah dan disaksikan juga

oleh Sabirin Syahril, Gubernur BI saat itu. Keanggotaan PKES

meliputi badan usaha syariah, lembaga keuangan syariah, lembaga

pemerintah, notaris, lembaga pendidikan, dan lembaga syariah

lainnya. Lembaga ini menaungi, antara lain, setiap kegiatan perbankan

syariah, asuransi syariah, reksa dana syariah, pasar modal, dana

pensiun, pengelolaan zakat, pengelolaan wakaf, dan tata cara

perekonomian serta perniagaan (muamalah) lainnya. Kini ketua umum

PKES untuk periode 2012-2015 dipegang oleh Deputi Gubernur BI

Halim Alamsyah menggantikan Subarjo Joyosumarto, sedangkan

direktur eksekutifny adalah mantan praktisi yang telah malang

17
18

melintang di berbagai bank syariah, Ismi Kushartanto.1 Sedangkan Al-

Azhar Peduli Ummat (APU) adalah lembaga nirlaba yang dibentuk

oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPIA) yang bertujuan untuk

memberdayakan masyarakat dhuafa, berbasis pendidikan dan dakwah

dengan mendayagunakan sumber daya dan partisipasi publik, dan

bukan berorientasi pada pengumpulan profit bagi pengurus organisasi.

Al-Azhar Peduli Ummat dibentuk oleh Badan Pengurus Yayasan

Pesantren Islam Al-Azhar pada tanggal 1 Desember 2004 melalui SK

Nomor 079/XII/KEP/BP-YPIA/1425.2004 yang ditandatangani oleh

ketua Badan Pengurus YPI Al-Azhar H. Rusydi Hamka dan Sekretaris

H. Nasroul Hamzah.2

Pembentukan Sejuta Berdaya bermula dari keinginan PKES

akan adanya sebuah program yang bisa berdampak terhadap

masyarakat dan mampu mendorong masyarakat untuk bersemangat

dalam berekonomi secara syariah. Program tersebut sekaligus menjadi

wujud konkrit peran dan fungsi ekonomi syariah bagi pengembangan

ekonomi masyarakat. Untuk menindaklanjuti keinginannya tersebut,

PKES mengundang beberapa lembaga zakat untuk audiensi dan

presentasi terkait konsep yang mereka tawarkan untuk program

penanggulangan kemiskinan. Dari beberapa lembaga zakat yang hadir,

konsep dari Al-Azhar Peduli Ummat yang kemudian terpilih.

1
Anif Punto Utomo, dkk, Dua Dekade Ekonomi Syariah: Menuju Kiblat Ekonomi Islam, (Jakarta:
Gres! Publishing, 2014), h. 213-214.
2
“Profil Al-Azhar Peduli Ummat”, artikel diakses pada tanggal 16 Februari 2016 dari
http://www.al-azhar.or.id/index.php/sosial/al-azhar-peduli-ummat
19

Selanjutnya PKES dan Al-Azhar Peduli Ummat bersinergi untuk

mewujudkan program tersebut.3

Program Sejuta Berdaya direncanakan menjadi salah satu

bagian dari kampanye ekonomi syariah yang dicanangkan oleh PKES.

Kampanye tersebut bernama Gerakan Ekonomi Syariah atau disingkat

menjadi Gres!. Gres! hadir dilatarbelakangi oleh realita masih

rendahnya kesadaran masyarakat dan pangsa pasar (market share)

ekonomi syariah di negeri yang berpenduduk mayoritas muslim ini.

Ketua umum PKES, Halim Alamsyah memiliki visi agar lembaga

yang dipimpinnya bersama asosiasi lainnya memiliki program

bersama yang memberikan dampak luas (high impact) untuk

sosialisasi dan pertumbuhan ekonomi syariah.4 Soft launching Gres!

dilakukan pada bulan juli 2013 oleh ketua PKES Halim Alamsyah.5

Sebulan kemudian, pada tanggal 27 Agustus 2013, dalam acara

silaturahmi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Hotel Sultan

Jakarta, ditandatangani Piagam Bersama Gres! oleh 13 asosiasi

ekonomi syariah. Selanjutnya, grand launching Gres! dilaksanakan

pada tanggal 17 November 2013 oleh Presiden Republik Indonesia

saat itu, Susilo Bambang Yudhoyomo, di Monumen Nasional

(Monas). Peluncurannya diselenggarakan oleh 14 asosiasi ekonomi

syariah, perguruan tinggi, Bank Indonesia, serta didukung Kementrian

3
Wawancara Pribadi dengan Iwan Rahmat, pendamping UKM Center Sejuta Berdaya. Depok, 28
Januari 2016.
4
Anif Punto Utomo, dkk, Dua Dekade Ekonomi Syariah: Menuju Kiblat Ekonomi Islam, h. 234.
5
Ibid., h. 225.
20

Agama, Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN MUI).6 Bersamaan dengan dicanangkannya Gres!,

turut diluncurkan juga program Sejuta Berdaya.

Sejuta Berdaya adalah program pemberdayaan masyarakat

yang dilakukan oleh industri dan lembaga ekonomi syariah secara

bersama-sama, terintegrasi, dan berkesinambungan. Program ini akan

memanfaatkan dana kebajikan (qardhul hasan) industri keuangan

syariah dan dana-dana sosial lainya seperti zakat dan CSR untuk

meningkatkan ekonomi masyarakat dan membangun ketahanan

ekonomi mikro dan kecil serta menjadikan mereka yang semula tidak

memiliki akses terhadap sistem keuangan dan unbankable menjadi

bankable, seiring dengan program financial inclusion. Ketua Umum

Asosiasi BMT Se-Indonesia (Absindo) Aries Mufti, menegaskan,

program sejuta berdaya sangat ditunggu–tunggu oleh masyarakat,

dengan program ini peran ekonomi syariah sangat besar pengaruhnya

dalam pengentasan kemiskinan.7 Walau secara resmi dilaunching pada

17 November 2013, tetapi geliat pelaksanaan program pemberdayaan

ekonomi masyarakat oleh Sejuta Berdaya baru mulai bergulir pada

akhir Desember 2013 dan awal Januari 2014. Pada periode itu,

program dimulai dengan pengumpulan masyarakat dan pembentukan

kelompok-kelompok pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan


6
Ibid., h. 223.
7
Agus, “Sejuta Berdaya Program Spektakuler GRES!”, artikel diakses pada tanggal 6 Oktober 2015
dari http://ekonomisyariah.info/blog/2013/11/01/sejuta-berdaya-program-spektakuler-gres/
21

sebelumnya. Hingga saat ini masih terus dilakukan pembentukan

kelompok-kelompok KSM yang baru diberbagai lokasi.8

Saat ini, Sejuta Berdaya telah berhasil membentuk total 18

KSM diberbagai lokasi baik di Jabodetabek maupun luar Jabodetabek.

Untuk wilayah Jabodetabek misalnya, ada KSM Pelita Jampang

Gemilang yang berlokasi di Desa Jampang, Kecamatan Kemang,

Kabupaten Bogor dan KSM Barokah Gemilang Pengasinan di

Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok.

Untuk wilayah luar Jabodetabek salah satunya ada KSM Insan Usaha

yang berlokasi di Desa Sawit, Kecamatan Darangdan Kabupaten

Purwakarta dan juga KSM Jaya Amanah Bandung di Desa Mekar

Jaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan KSM-KSM yang

sudah terbentuk semakin menunjukkan arah yang positif. Hal ini dapat

dilihat dari hal-hal berikut:

a. Jumlah anggota tiap-tiap KSM terus bertambah

b. Berkurangnya jumlah pengangguran karena kehadiran KSM telah

turut membuka lapangan pekerjaan

c. Mulai ditinggalkannya pinjaman berbasis riba yang ditawarkan

oleh para rentenir atau bank keliling

d. Mulai terciptanya kemandirian usaha yang ditandai dengan

semakin lengkapnya item-item barang yang dijual

8
Wawancara Pribadi dengan Iwan Rahmat, pendamping UKM Center Sejuta Berdaya. Depok, 28
Januari 2016.
22

e. Meningkatnya kegiatan keagamaan/ pengajian yang dilakukan

bersamaan dengan perkumpulan anggota yang rutin dilakukan

oleh tiap-tiap KSM

f. Perkumpulan rutin tersebut turut membuat hubungan antar

anggota semakin baik.

2. Tujuan Sejuta Berdaya

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan

oleh Sejuta Berdaya bertujuan untuk mendorong masyarakat yang

berada di level pra-sejahtera agar mempunyai usaha yang lebih baik

lagi dan kemudian dapat berdampak terhadap peningkatan

kesejahteraan untuk mengurangi angka kemiskinan. Disamping itu,

sejalan dengan tujuan Gres! untuk membumikan ekonomi syariah,

program Sejuta Berdaya juga berusaha mendorong masyarakat untuk

menjalankan aktifitas ekonominya sesuai dengan nilai-nilai syariah.9

Melalui program ini, diharapkan mampu menjadikan mereka

yang semula tidak memiliki akses terhadap sistem keuangan dan

unbankable menjadi bankable dan mampu mengakses sistem

keuangan, seiring dengan program financial inclusion.

3. Konsep Program Sejuta Berdaya10

Al-Alzhar Peduli Ummat adalah lembaga amil zakat yang

terpilih untuk menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang

digagas oleh PKES. Konsep pemberdayaan Al-Alzhar Peduli Ummat

9
Ibid.
10
Ibid.
23

terpilih karena dinilai paling bagus dibanding konsep dari lembaga

yang lain. Al-Azhar Peduli Ummat menawarkan sebuah konsep

pemberdayaan masyarakat yang komprehensif dan terintegrasi.

Dalam membentuk konsep pemberdayaan masyarakat, Al-

Azhar Peduli Ummat berkaca pada kondisi riil yang terjadi di

masyarakat. Oleh karena itu, Al-Azhar Peduli Ummat memiliki

sebuah grafik tersendiri yang digunakan sebagai formulasi khusus

untuk mengatasi masalah-masalah yang secara riil terjadi di

masyarakat.

Grafik 2.1
Konsep Dasar Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Sumber : Laporan Sejuta Berdaya

Konsep yang diusung oleh Al-Azhar Peduli Ummat adalah

pemberdayaan ekonomi masyarakat. Yaitu pemberdayaan masyarakat

yang difokuskan pada aspek perekonomian masyarakat. Al-Azhar

Peduli Ummat menjadikan program Sejuta berdaya sebagai program


24

yang terintegrasi dengan berbagai pihak baik dari internal Al-Azhar

Peduli Ummat maupun dari pihak luar.

Sesuai dengan grafik diatas, konsep pemberdayaan ekonomi

masyarakat dibagi menjadi 4 level. Pada tiap level diberikan

penanganan yang berbeda-beda namun saling terintegrasi dan

berkesinambungan. Berikut penjelasan mengenai keempat level

tersebut:

a. Level Penyelamatan

Level penyelamatan adalah level dimana para penerima

manfaat berada dalam kondisi miskin. Yang dimaksud miskin

disini adalah kondisi dimana seseorang memiliki penghasilan

tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan dasar. Mereka yang

termasuk kedalam level ini kemudian disebut sebagai keluarga

prasejahtera. Tindakan yang dilakukan terhadap keluarga

prasejahtera adalah penyelamatan untuk pemenuhan kebutuhan

dasar melalui bantuan dana Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS) dari

program Zakat Pride. Pada level ini, tim Sejuta Berdaya

bersinergi dengan tim Zakat Pride. Zakat Pride adalah salah satu

program dari Al-Azhar Peduli Ummat yang berkonsentrasi pada

penghimpunan dan penyaluran dana ZIS. Tindakan yang

dilakukan pada level ini terfokus pada pemenuhan kebutuhan

dasar, sehingga upaya-upaya untuk pemberdayaan belum

dilakukan secara seutuhnya. Kondisi ini berlandaskan karena


25

pemenuhan kebutuhan dasar bersifat sangat urgen bagi kehidupan

seseorang. Upaya pemberdayaan tidak akan berjalan maksimal

jika nyatanya objek pemberdayaan sendiri belum mampu

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya.

b. Level Penguatan

Level adalah level dimana para penerima manfaat berada

dalam kondisi yang sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dasarnya atau telah ada keseimbangan antara

penghasilan dan pengeluaran. Mereka yang termasuk dalam level

ini kemudian disebut sebagai keluarga mandiri berpenghasilan.

Jika keluarga prasejahtera yang sebelumnya berada pada level

penyelamatan telah mampu memenuhi seluruh kebutuhan

dasarnya maka levelnya kemudian dinaikkan menjadi level

penguatan. Tindakan yang dilakukan terhadap penerima manfaat

yang berada pada level ini adalah penguatan aspek ekonomi

mereka melalui pemberian pinjaman modal usaha dengan akad

sosial (tabarru) yaitu pinjaman qardhul hasan. Pemberian

pinjaman qardhul hasan ini bertujuan agar usaha yang dimiliki

para keluarga mandiri berpenghasilan dapat berkembang sehingga

penghasilannya bertambah. Di sisi lain, pemberian pinjaman

qardhul hasan juga bertujuan untuk menghindarkan masyarakat

dari pinjaman berbasis riba yang merajalela di kalangan

masyarakat.
26

c. Level Pengembangan

Level pengembangan adalah level dimana para penerima

manfaat sudah memiliki usaha yang berkembang sehingga

berdampak pula pada kesejahteraannya. Mereka yang termasuk

dalam level ini kemudian disebut sebagai keluarga pengembangan

ekonomi. Jika keluarga mandiri berpenghasilan yang berada pada

level penguatan telah berhasil mengembangkan usahanya maka

levelnya kemudian dinaikkan menjadi level pengembangan.

Tindakan yang dilakukan pada level ini adalah mengganti

pinjaman dengan akad sosial (tabarru) menjadi akad bisnis

(tijarah). Dengan menggunakan prinsip bagi hasil. Jenisnya bisa

musyarakah atau mudharabah tergantung teknis di lapangan.

Pemberian akad bisnis bertujuan supaya operasional KSM bisa

tetap berjalan.

d. Level Ketahanan Ekonomi

Level ketahanan ekonomi adalah level dimana para

penerima manfaat sudah memiliki pendapatan yang cukup besar

dan salah satu cirinya adalah sudah memiliki investasi. Mereka

yang termasuk dalam level ini kemudian disebut sebagai keluarga

ketahanan ekonomi. Jika usaha yang dijalankan oleh keluarga

pengembangan ekonomi semakin berkembang, maka kemudian

levelnya akan dinaikkan menjadi level ketahanan ekonomi.

Tindakan yang dilakukan pada level ini adalah membantu


27

merekomendasikan keluarga ketahanan ekonomi untuk dapat

memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, yaitu bank syariah.

Tindakan ini bertujuan supaya kebutuhan keluarga ketahanan

ekonomi terhadap pinjaman untuk penambahan modal usaha bisa

tercapai. Karena pada umumnya ketika usaha seseorang sudah

maju dan berkembang maka pinjaman yang dibutuhkannya juga

akan semakin besar. Dalam kondisi seperti ini KSM sudah tidak

mampu lagi menyediakan pinjaman karena keterbatasan aset

KSM. Penunjukkan bank syariah sebagai pihak ketiga adalah

untuk menghindari transaksi ribawi yang bisa merugikan pihak

keluarga ketahanan ekonomi.

Konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat dari Al-Azhar

Peduli Ummat dibuat sedemikian rupa supaya ketika masyarakat,

sebagai penerima manfaat program Sejuta Berdaya, levelnya naik

dari level penyelamatan agar tidak mudah turun level atau bahkan

jatuh lagi ke level penyelamatan. Kondisi ini adalah kenyataan

yang sering ditemui oleh Al-Azhar Peduli Ummat di lapangan.

Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya hal tersebut, Al-

Azhar Peduli Ummat membentuk sebuah konsep pemberdayaan

ekonomi masyarakat yang terintegrasi dan komprehensif seperti

diatas. Konsep tersebut juga sekaligus menjadi bentuk pengenalan

ekonomi syariah bagi masyarakat melalui praktik langsung

maupun secara tidak langsung. Hal ini berkaitan dengan tujuan


28

program Sejuta Berdaya sebagai sosialisasi ekonomi syariah

secara luas. Seperti diketahui sebelumnya, program Sejuta

Berdaya merupakan bagian dari kampanye Gerakan Ekonomi

Syariah (Gres!).

Untuk mendukung keberhasilan konsep tersebut, program

Sejuta Berdaya menjalankan beberapa program yang secara wajib

diterapkan pada seluruh KSM. Beberapa program tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Program Ketahanan Pangan

Tujuan dari program ini adalah agar setiap anggota

KSM bisa mengurangi biaya belanja tanpa mengurangi

kebutuhan pangannya. Implementasi program ini melalui

pemberian bibit-bibit tanaman hortikultura secara gratis

kepada setiap anggota KSM.

b. Program Tabungan

Tujuan dari program ini adalah agar setiap anggota

bisa memiliki simpanan dana jika menghadapi keadaan-

keadaan darurat. Implementasi program ini melalui

pengadaan tabungan KSM dimana setiap anggota KSM

diwajibkan menabung dengan jumlah yang tidak ditentukan.

c. Program Dana Tabarru

Tujuan dari program ini adalah sebagai bentuk tolong-

menolong jika salah satu anggota tertimpa musibah.


29

Implementasi program ini melalui iuran dana tabarru pada

tiap-tiap KSM yang jumlahnya disepakati bersama.

4. Tahapan Program Sejuta Berdaya

Dalam menjalankan program pemberdayaan, ada beberapa

tahapan yang dilakukan oleh tim Sejuta Berdaya. Tahapan-tahapan

tersebut adalah sebagai berikut:11

a. Survei dan assesment calon penerima manfaat Sejuta Berdaya

Setelah lokasi telah ditentukan melalui komunikasi dan

kesepakatan antara tim Sejuta Berdaya dan pihak donatur,

selanjutnya tim Sejuta Berdaya melakukan survei dan

assesment.12 Survey dan assesment dilakukan oleh tim khusus

terhadap calon penerima manfaat program berdasarkan data-data

permohonan yang masuk dan database desa atau wilayah yang

menjadi binaan APU dalam beberapa program.

Dalam prosesnya, tim dibekali form skoring dan

dokumentasi. Penerima manfaat adalah mereka yang berada

dalam zona kuning, artinya masyarakat yang sudah tidak lagi

kesulitan dalam mencukupi kebutuhan dasarnya (emergency).

Setelah data sudah dikantongi, kemudian dilakukan komunikasi

dengan pihak-pihak yang diproyeksikan untuk menjadi pengurus

kelompok.

11
Laporan Sejuta Berdaya 2014.
12
Wawancara Pribadi dengan Iwan Rahmat, pendamping UKM Center Sejuta Berdaya. Depok, 28
Januari 2016.
30

b. Pembentukan kelompok penerima manfaat dan penguatan

sosialisasi detil program

Setelah data penerima manfaat dihimpun melalui

mekanisme rekrutment dan seleksi yang dilakukan, tim Sejuta

Berdaya memfasilitasi kepada seluruh penerima manfaat untuk

membentuk kelompok lengkap dengan kepengurusannya. Pada

saat itu dilakukan pemilihan nama kelompok, ketua kelompok

dan struktur organisasinya. Dibentuk pula peraturan-peraturan

kelompok yang mengikat anggota dan pengurus seperti jadwal

perkumpulan rutin.13 Semuanya itu dibentuk oleh penerima

manfaat dengan didampingi tim Sejuta Berdaya.

c. Implementasi dan realisasi penyaluran dana Al-Qardhul Hasan

melalui mekanisme kelompok

Setelah masing-masing kelompok dengan para anggotanya

dinilai kuat dan siap menjalankan program, dana qardhul hasan

digulirkan melalui kelompok. Kesiapan yang dimaksud termasuk

rapinya penyiapan administrasi pembukuan kelompok, buku

cicilan dan tabungan, dll.

Anggota bisa mengajukan pembiayaan usaha dengan akad

qardhul hasan dengan angsuran disesuaikan pada jenis usaha

yang dijalankan. Misalnya usaha pertanian, maka pembayaran

angsuran disesuaikan pada masa panen. Umumnya tiap anggota

13
Ibid.
31

mendapatkan jumlah pinjaman yang berbeda-beda. Anggota

dianjurkan agar menyelesaikan pinjaman tersebut dalam waktu

satu tahun. Tujuannya agar dana tersebut dapat bergulir dan

dirasakan juga oleh anggota baru. Namun anggota lama yang

belum berdaya tetap menjadi prioritas untuk mendapatkan

pinjaman kembali. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

untuk bisa menjadi penerima pembiayaan qardhul hasan, yaitu:14

1. Terbebas dari pinjaman dengan pihak manapun

2. Memiliki usaha yang sudah dijalankan atau cikal bakal usaha

3. Memenuhi proses administratif

d. Penunjukkan dan penempatan pendamping kelompok

Dalam pelaksanaan program, pendamping ditempatkan

dalam upaya melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi

berjalannya program. Pendamping yang dimaksud memiliki

kapasitas dan peran dalam ekonomi pembangunan sekaligus

sebagai da’i yang menguatkan nilai dan norma agama yang baik.

e. Pendampingan dan pembinaan kelompok secara rutin dan intensif

Fasilitator dan pendamping program melakukan

pendampingan dalam hal penguatan nilai-nilai spiritual, jiwa

kewirausahaan dan manajemen kelompok

f. Training dan penguatan enterpreneurship, pembukuan keuangan

dan manajemen kelompok

14
Ibid.
32

Selain pendampingan rutin oleh para pendamping di

lapangan, peningkatan pengetahuan dan keahlian dalam hal

kewirausahaan, manajemen keuangan dan kelompok dilakukan

untuk menguatkan para penerima manfaat program. Materi

pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan para

penerima manfaat program

g. Monitoring dan evaluasi serta laporan berkala oleh pendamping

Monitoring dan evaluasi jalannya program dilaporkan oleh

pendamping kelompok kepada tim Sejuta Berdaya - Al Azhar

Peduli Ummat

5. Sumber Dana Sejuta Berdaya15

Sebagai sebuah program yang dilakukan secara bersama-sama,

sumber dana Sejuta Berdaya berasal dari hasil sinergi dengan bank-

bank syariah yang berada dibawah naungan PKES dan turut ambil

andil dalam kampanye Gres!. Dana CSR yang diberikan oleh bank-

bank syariah tersebut biasanya menggunakan akad infaq, hibah dan

dana kebajikan. Dana tersebut diberikan oleh bank-bank syariah

kepada APU baik secara langsung maupun berkala. Tergantung

kebijakan dari masing-masing bank syariah. Tapi umumnya mereka

menghendaki agar satu lokasi KSM hanya untuk donasi dari satu bank

syariah saja, tidak lebih.

15
Ibid.
33

Setelah dana CSR diterima oleh APU, kemudian APU

menyerahkannya ke tiap-tiap KSM sebagai aset bergilir dengan akad

hibah. Jumlah yang diberikan oleh APU kepada KSM adalah sesuai

dengan jumlah yang didonasikan oleh bank syariah. Oleh karena itu,

untuk kegiatan operasional menggunakan dana dari APU. Dana yang

sudah diterima oleh KSM selanjutnya disalurkan kepada anggota

dengan menggunakan akad qardhul hasan.

B. KSM Pelita Jampang Gemilang

1. Profil KSM Pelita Jampang Gemilang

Kelompok Swadaya Mayarakat (KSM) Pelita Jampang

Gemilang merupakan salah satu implentasi program pemberdayaan

ekonomi masyarakat oleh Sejuta Berdaya yang berlokasi di Desa

Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa

Barat. Kelompok yang dibentuk pada Januari 2014 ini diketuai oleh

Bapak Cahyadi dengan bendahara Bapak Jaelani. Mayoritas anggota

KSM Pelita Jampang Gemilang berprofesi sebagai pedagang kecil,

mulai dari penjual sayur segar, penjual gorengan, penjual kelapa

parut/ santan, penjual bahan pokok, penjual jajanan anak, pengrajin

‘keset’ alas kaki, petani hortikultura, dan masih banyak yang lainnya.

Kelompok ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan

keberdayaan atau kemandirian bagi keluarga usaha kecil di Desa


34

Jampang dan sekitarnya dengan pinjaman dana kebajikan secara

bergulir (qardhul hasan) dan dana-dana sosial lainnya ini.16

2. Sejarah Berdirinya KSM Pelita Jampang Gemilang

Merajalelanya rentenir yang terus menjerat rakyat kecil di

lingkungan rumahnya membuat Bapak Cahyadi tergerak hatinya

untuk bergabung dengan Al-Azhar Peduli Ummat dan kemudian

membentuk KSM Pelita Jampang Gemilang yang merupakan program

dari Sejuta Berdaya. Di KSM yang ia ketuai ini, dia mulai

menyampaikan pesan ke warga Desa Jampang tentang bahaya rentenir

dan uang riba. Sebagai solusinya ia kemudian mengajak warga agar

bergabung menjadi anggota KSM Pelita Jampang Gemilang dan bisa

mendapat pinjaman dana modal non riba. Walau sempat menemui

kesulitan untuk mengajak warga bergabung dengan KSM Pelita

Jampang Gemilang dan meninggalkan pinjaman ke rentenir, dengan

penjelasan dari sisi agama dan hukum membuat warga akhirnya mulai

mengerti dan sangat bahagia menjadi anggota KSM. Seiring

berjalannya waktu, ketergantungan warga kepada rentenir perlahan

berkurang. Usaha yang digeluti anggota KSM pun berjalan dengan

lancar tanpa harus memikirkan besarnya iuran yang harus disetorkan

kepada rentenir. Di KSM Pelita Jampang Gemilang ini, para anggota

tidak hanya mendapat pinjaman modal tetapi juga turut diadakan

pengajian rutin sebagai upaya memperkuat silaturahmi dan

16
Laporan Sejuta Berdaya 2015
35

keagamaan antar anggota dan pengurus KSM. Kemudian mereka juga

disertakan dalam setiap kegiatan pelatihan kewirausahaan yang

diselenggarakan Al-Azhar Peduli Ummat untuk mempertajam skill

wirausaha mereka. Saat pertama kali dibentuk, KSM Pelita Jampang

Gemilang hanya beranggotakan 13 orang. Namun melihat berbagai

kenikmatan dan kemudahan menjadi anggota KSM membuat warga

lainnya melirik.17

3. Struktur Kepengurusan KSM Pelita Jampang Gemilang

Gambar 2.1
Struktur Kepengurusan KSM Pelita Jampang Gemilang

PEMBINA
Al-Azhar Peduli Ummat

KETUA
Cahyadi

SEKRETARIS BENDAHARA
Jaenal Arifin Subarkah

ANGGOTA

Sumber : Sekretariat KSM Pelita Jampang Gemilang

Keterangan:
: Garis Instruksi
: Garis Konsolidasi
: Garis Koordinasi

17
“Pelita Jampang, Terhindar dari riba”, Care magazine: Inspirasi Nurani dan Kepedulian, Agustus
2015, h. 6.
36

C. Usaha Mikro

1. Pengertian Usaha Mikro

Dalam Undang-Undang Perkoperasian Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2008 pasal 1, usaha mikro adalah usaha produktif

milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini, yaitu:18

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

Awalil Rizky (2008) menyatakan bahwa usaha mikro adalah

usaha informal yang memiliki aset, modal, omzet yang amat kecil.

Ciri lain dari usaha mikro adalah jenis usahanya yang sering berganti,

tempat usaha kurang tetap, tidak dapat dilayani oleh perbankan, dan

umumnya tidak memiliki legalitas usaha.19 Menurut SK Menteri

Keuangan No. 40/KMK.06/2003, usaha mikro adalah usaha produktif

milik keluarga atau perorangan WNI dan memiliki hasil penjualan

paling banyak Rp. 100.000.000,00 per tahun serta dapat mengajukan

kredit kepada bank paling banyak Rp. 50.000.000,00.

18
Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 159.
19
Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, (Penguatan Peran LKM dan UKM di
Indonesia), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 41-42.
37

Tulus Tambunan mengutip laporan BPS (2006) yang

mengatakan ada perbedaan antara Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan

Usaha Menengah dalam latar belakang atau motivasi pengusaha

melakukan usaha. Menurut laporan tersebut, sebagian besar

pengusaha mikro di Indonesia mempunyai latar belakang ingin

memperoleh perbaikan penghasilan. Ini menunjukkan bahwa

pengusaha mikro berinisiatif mencari penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Selain itu latar belakang

menjadi pengusaha mikro karena faktor keturunan yaitu meneruskan

usaha keluarga. Dalam hal ini faktor keluarga masih dominan, yakni

jika orang tuanya seorang nelayan maka anaknya juga menjadi

nelayan, dan seterusnya. Sedangkan alas an ideal pengusaha mikro

adalah merasa telah dibekali keahlian tertentu. Alas an lain menjadi

pengusaha mikro adalah tidak adanya kesempatan untuk berkarir di

bidang lain.20

2. Ciri-Ciri Usaha Mikro

Usaha mikro memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ciri-Ciri Usaha Mikro

No Aspek Ciri-ciri

1 Formalitas Beroperasi di sector informal; usaha

tidak terdaftar; tidak/ jarang bayar

pajak

20
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 6-7.
38

2 Organisasi dan Dijalankan oleh pemilik; tidak

manajemen menerapkan pembagian tenaga kerja

internal (ILD), manajemen dan struktur

organisasi formal (MOF), system

pembukuan formal (ACS)

3 Sifat dari kesempatan Kebanyakan menggunakan anggota-

kerja anggota keluarga tidak dibayar

4 Pola/ sifat dari proses Derajat mekanisasi sangat rendah/

produksi umumnya manual; tingkat teknologi

sangat rendah

5 Orientasi pasar Umumnya menjual ke pasar local

untuk kelompok pendapatan rendah

6 Profil ekonomi Pendidikan rendah dan dari rumah

tangga (RT) miskin; motivasi utama:

survival

7 Sumber-sumber dari Kebanyakan pakai bahan baku local

bahan baku modal dan uang sendiri

8 Hubungan-hubungan Kebanyakan tidak mempunyai akses ke

eksternal program-program pemerintah dan

hubungan bisnis dengan usaha besar

9 Wanita pengusaha Rasio dari wanita terhadap pria sebagai

pengusaha sangat tinggi

Sumber: Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id)


39

3. Peran Usaha Mikro

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro,

kecil dan menengah bertujuan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian

nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Ini berarti

UMKM berperan dalam pembangunan perekonomian nasional melalui

kontribusi terhadap PDB, penciptaan lapangan pekerjaan, dan

penyerapan tenaga kerja.

Menurut Glen Glenardi (2002: 290) kemampuan UMKM

dalam menghadapi krisis dan pembangunan perekonomial nasional

disebabkan oleh :

a. Sektor mikro dapat dikembangkan hamper disemua sector usaha

dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia

b. Karena sifat penyebarannya yang sangat luas (baik sektor usaha

dan wilayahnya) sektor mikro juga sangat berperan dalam

pemerataan kesempatan kerja

c. UMKM termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada

umumnya fleksibel. UMKM dengan skala usaha yang tidak besar,

kesederhanaan spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat

lebih mudah menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan

yang terjadi
40

d. UMKM merupakan industri padat modal. Dalam struktur biaya

produksinya, komponen terbesar adalah biaya variabel yang

mudah menyesuaikan dengan perubahan/ perkembangan yang

terjadi

e. Produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan produk

yang berkaitan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat

f. UMKM lebih sesuai dan dekat dengan kehidupan pada tingkat

bawah (grassroot) sehingga upaya mengentaskan masyarakat dari

keterbelakangan akan lebih selektif

4. Perkembangan Usaha Mikro

Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha

itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar

mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan.

Perkembangan usaha juga dapat diartikan sebagai keadaan dimana

yang lebih baik atau unggul dibandingkan dengan periode atau masa

sebelumnya. Perkembangan usaha dilakukan oleh usaha yang sudah

mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi.

Tolak ukur perkembangan usaha haruslah menggunakan

parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi atau bahkan

bersifat maya sehingga sulit untuk dipertanggungjawabkan. Menurut

Suryati (2012: 43) semakin konkrit tolak ukur itu, semakin mudah

bagi semua pihak untuk memahami serta membenarkan atas diraihnya

keberhasilan tersebut.
41

Menurut Suryana (2003: 85) indikator yang menjadi tolak ukur

bagi perkembangan suatu usaha adalah sebagai berikut:

a. Modal

b. Pendapatan

c. Volume Penjualan

d. Output Produksi

e. Tenaga Kerja

D. Variabel dan Hipotesis

1. Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.21 Menurut

Hatch dan Farhady (1981) variabel merupakan atribut seseorang, atau

objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain

atau satu objek dengan objek yang lain. Dinamakan variabel karena

ada variasinya.22

Menurut Suwarno (2005: 1-2) variabel adalah karakteristik

yang dapat diamati dari sesuatu (objek), dan mampu memberikan

bermacam-macam nilai atau beberapa kategori.23

21
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 2.
22
Ibid., h. 3.
23
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.
6.
42

2. Hipotesis

Iqbal Hasan dalam Analisis Data Penelitian dengan Statistik

mendefisisikan hipotesis sebagai pernyataan atau dugaan yang bersifat

sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya

masih lemah sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal

dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti

kebenaran). Dalam suatu penelitian, hipotesis merupakan pedoman

karena data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan

variabel-variabel yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut. 24

Sedangkan Pangestu dan Djarwanto dalam statistic induktif

mengartikan hipotesis sebagai pernyataan mengenai sesuatu hal yang

harus diuji kebenarannya. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan

tersebut diperlukan penelitian dan analisis.25

E. Review Studi Terdahulu

Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah

membandingkan dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi

yang akan dibahas, yakni:

1. Tesis James Erik Siagian, Program Studi Ilmu Ekonomi

Pembangunan, Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara

tahun 2007, dengan judul Analisis Dampak Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap


24
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 31.
25
Pangestu Subagyo dan Djarwanto, Statistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009), h.
159.
43

Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dampak Program Pengembangan

Kecamatan (PPK) terhadap upaya pengentasan kemiskinan di

Kecamatan STM Hulu dan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini menggunakan model logit, dengan menggunakan data

primer hasil wawancara dengan 91 KK di Kecamatan STM Hulu dan

98 KK di Kecamatan Pantai Labu. Hasil penelitian menunjukkan

penyediaan sarana sosial dasar melalui program pengembangan

kecamatan memberikan dampak positif terhadap pengentasan

kemiskinan di Kecamatan STM Hulu dan Kecamatan Pantai Labu.

Variabel penyediaan sarana ekonomi dan penyediaan lapangan kerja

melalui Program Pengembangan Kecamatan memberikan dampak

positif terhadap pengentasan kemiskinan di lokasi tersebut.

2. Jurnal Arum Mayangsari, Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas, dengan Judul

Dampak Pemberdayaan Pengrajin Batik Oleh Diskoperindag dan

ESDM Terhadap Peningkatan Kesejahteraan UMKM Batik Jetis

Sidoarjo yang dimuat dalam Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik

Volume 3, Nomer 3, September-Desember 2015. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme dan dampak

pemberdayaan pengrajin batik Jetis Sidoarjo oleh Disperindag dan

ESDM terhadap peningkatan kesejahteraan UMKM Batik Jetis

Sidoarjo. Penelitian menggunakan metode survei yang bersifat


44

deskriptif. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Disperindag dan

ESDM melalui pemberian akses permodalan dan pemasaran.

Diberikan juga pembinaan guna pengembangan SDM dan

peningkatan teknologi. Secara umum, pemberdayaan pengrajin batik

oleh Disperindag dan ESDM mampu meningkatkan kesejahteraan

sosial pengrajin batik yang dilihat dari peningkatan omset para

pengajin.

3. Skripsi Hariyana, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia tahun 2012,

dengan judul Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

(PPMK) terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Bukit Duri,

Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk

membahas mengenai bagaimanakah dampak PPMK di Kelurahan

Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dalam pengumpulan data dan

pendekatan kuantitatif untuk menganalisis data. Peneliti menggunakan

pemikiran Leo Agustino mengenai 4 dimensi dampak yaitu pengaruh

suatu program terhadap kelompok sasaran, pengaruh suatu program

terhadap kelompok nonsasaran, keadaan program di masa kini, serta

pengaruh tidak langsung suatu program terhadap kelompok sasaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden

memberikan tanggapan positif terhadap masing-masing dimensi

tersebut.
45

4. Skripsi Radika Wahyu Setyoaji, Program Studi Pendidikan Luar

Sekolah, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012, dengan judul Dampak

Program Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(PKK) Terhadap Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di

Dusun Sosoran Desa Candimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten

Temanggung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak

program kelompok PKK terhadap peningkatan pemberdayaan

ekonomi perempuan serta faktor penghambat dan pendukung program

kelompok PKK di Dusun Sosoran Desa Candimulyo Kecamatan

Kedu Kabupaten Temanggung. Penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa program kelompok PKK berdampak terhadap peningkatan

kegiatan ekonomi dan peningkatan pendapatan responden. Faktor

penghambat yang ditemui adalah rendahnya tingkat pendidikan,

kurangnya sarana transportasi dan rendahnya pengetahuan mengenai

organisasi PKK. Sedangkan faktor pendukung yang didapat adalah

tingginya partisipasi anggota PKK dan motivasi pengurus terhadap

anggota PKK.

5. Skripsi Siti Nur Mutia Andini, Konsentrasi Perbankan Syariah,

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011, dengan judul

Pengelolaan Dana Qardhul Hasan Terhadap Pemberdayaan


46

Masyarakat Kampung Sukamulya (Studi Kasus Pada Dana Qardhul

Hasan pada BAZ Kota Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengelolaan dana qardhul hasan dalam bentuk program

Danah Berkah yang dilakukan oleh BAZ Kota Bogor. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa upaya BAZ Kota Bogor menyediakan

pendanaan bidang usaha pada anggota binaan Kampung Sukamulya,

Bogor melalui program Dana Berkah merupakan salah satu cara yang

terbilang cukup efektif dalam meningkatkan kondisi ekonomi mitra

binaan serta membuka lapangan pekerjaan di desa dan mengurangi

arus urbanisasi ke kota. Dari hasil analisis SWOT didapatkan

keunggulan program yaitu program dana berkah merupakan solusi

yang tepat dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat miskin

melalui pendanaan dalam bidang usaha dan terhindar dari pinjaman

dana melalui lintah darat (rentenir), dan kekurangan dari program

adalah yang dialokasikan untuk program Dana Berkah masih kurang

serta belum adanya pendampingan secara intensif dari pihak BAZ

Kota Bogor untuk membimbing anggota binaannya dan mustahiq.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Yang dimaksud penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

menggunakan model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi

multivariat), model statistik, dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan

dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan

diinterpretasikan dalam suatu uraian.1

Sedangkan metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan

metode penelitian survey, yaitu menggunakan kuisioner sebagai instrumen

penelitian. Informasi yang diperoleh dari penelitian survey dapat

dikumpulkan dari seluruh populasi data atau sebagian populasi. Survey

yang dilakukan pada semua populasi dinamakan survey populasi atau

penelitian sensus, sedangkan jika penelitian data hanya dilakukan pada

sebagian populasi disebut sebagai survey sampel.2

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek penelitian

sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang


1
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta; Bumi Aksara, 2004), h. 30.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta,
1998), h. 245.

47
48

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

latar penelitian. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang menjadi anggota KSM Pelita Jampang Gemilang

yang berlokasi di Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten

Bogor, Propinsi Jawa Barat.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada

kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi

sasaran penelitian (Sugiyono, 2001). Adapun Obyek penelitian dalam

penelitian ini adalah dampak program Sejuta Berdaya bagi

perkembangan usaha mikro.

C. Sumber Data

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat

berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau

fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain. Data

merupakan salah satu instrumen penting dalam sebuah penelitian. Dalam

penelitian ini jenis sumber data yang digunakan yaitu: 3

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga data

3
Ibid., h. 19.
49

asli atau data baru. Dalam penelitian ini, data primer didapatkan

melalui wawancara dengan tim Sejuta Berdaya serta melalui

instrumen kuisioner tertutup yang diberikan kepada seluruh anggota

KSM Pelita Jampang Gemilang.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data

ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan

penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini, data sekunder didapatkan

dalam bentuk dokumen-dokumen berupa buku-buku, majalah, brosur

serta sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-

cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat

hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari.4 Sedangkan sampel

adalah sebagian dari populasi yang dijadikan dasar penelitian. Pada

pengertian lainnya populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

segala sesuatu yang memiliki karateristik tertentu. Populasi pada

penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi anggota KSM Pelita

Jampang Gemilang yang berjumlah 38 orang. Karena jumlah populasi

yang ada kurang dari 60 orang, maka penulis mengambil seluruh populasi

4
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2008), h.152.
50

sebagai responden unit yang akan dianalisa tanpa menentukan sampel

penelitian.

Berdasarkan survey yang dilakukan melalui instrumen kuisioner

pada populasi penelitian, diperoleh data karakteristik responden sebagai

berikut:

a. Jenis Kelamin

Grafik 3.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
30 27
25
20
15 11
10
5
0
Pria Wanita

Grafik diatas menunjukkan komposisi jenis kelamin anggota

KSM Pelita Jampang Gemilang . dari grafik tersebut dapat diketahui

bahwa mayoritas anggota adalah wanita. Dari total 38 anggota, 27

orang diantaranya berjenis kelamin wanita dan sisanya, 11 orang,

berjenis kelamin pria. Dalam rekrutmen anggota KSM Pelita Jampang

Gemilang memang terbuka bagi pria dan wanita. Banyaknya jumlah

wanita yang menjadi anggota disebabkan karena mereka ingin

membantu perekonomian keluarga mereka. Mereka ingin mandiri dan

tidak hanya mengandalkan pendapatan dari suami mereka.


51

b. Usia

Grafik 3.2
Responden Berdasarkan Usia

Usia
15 14

10
10
7 7

0
0
10-20 Tahun 21-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun > 50 Tahun

Grafik diatas menunjukkan komposisi umur anggota KSM

Pelita Jampang Gemilang. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa

komposisi usia anggota terbanyak ada pada range usia 31-40 tahun

dengan jumlah 14 anggota dan kemudian diikuti range usia 41-50

tahun dengan jumlah 10 anggota. Sedangkan pada range usia di bawah

20 tahun tidak ada sama sekali. Rekrutmen anggota KSM Pelita

Jampang Gemilang tidak mensyaratkan usia maksimal dan minimal.

Namun calon anggota harus sudah memiliki usaha yang sudah

dijalankan. Oleh karena itu banyak anggota yang berasal dari range

usia 31-40 tahun karena pada usia tersebut umumnya masyarakat

sudah memiliki kematangan dan pengalaman dalam menjalankan

usahanya tersebut
52

c. Status Pernikahan

Grafik 3.3
Responden Status Pernikahan

Status Pernikahan
40 37

30

20

10
1
0
Kawin Belum Kawin

Grafik diatas menunjukkan komposisi status pernikahan

anggota KSM Pelita Jampang Gemilang. Dari grafik tersebut dapat

diketahui hampir seluruh anggota sudah. Hanya ada satu orang

anggota yang belum menikah. Hal ini karena anggota tersebut masih

tergolong muda dengan range usia 21-30 tahun.

d. Pendidikan Terakhir

Grafik 3.4
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir
20 17
15 11
9
10
5 1 0
0
53

Grafik diatas menunjukkan komposisi pendidikan terakhir

anggota KSM Pelita Jampang Gemilang. Dari grafik tersebut dapat

diketahui bahwa mayoritas pendidikan terakhir anggota adalah

SD/MI/sederajat. Sedangkan tidak ada anggota yang sampai

menyentuh tingkat D4/S1/S2/S3/sederajat. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan anggota tergolong rendah.

e. Jenis Usaha

Grafik 3.5
Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis Usaha
40
29
30
20
10 7
1 0 1
0
Perdagangan Jasa Pertanian Peternakan Kerajinan dan
industri kecil

Grafik diatas menunjukkan komposisi jenis usaha anggota

KSM Pelita Jampang Gemilang. Dari grafik tersebut diketahui bahwa

hampir seluruh anggota berprofesi sebagai pedagang dengan jumlah

29 anggota. Ada 7 anggota yang memiliki usaha kerajinan dan industri

kecil. Sisanya sektor jasa dan peternakan masing-masing dimiliki oleh

satu anggota. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa mayoritas anggota

KSM Pelita Jampang Gemilang adalah pedagang seperti pedagang

jajanan anak-anak, warung kelontong, pedagang sayur dan lainnya.


54

f. Pendapatan Perbulan

Grafik 3.6
Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Penghasilan Perbulan
25 22
20
15
9
10
5
5 2
0
0
≤ Rp. Rp. Rp. Rp. > Rp.
1.000.000 1.000.001 - 2.000.001 - 3.000.001 - 4.000.000
Rp. Rp. Rp.
2.000.000 3.000.000 4.000.000

Grafik diatas menunjukkan komposisi penghasilan perbulan

anggota KSM Pelita Jampang Gemilang. Dari grafik tersebut dapat

diketahui bahwa mayoritas anggota memiliki penghasilan perbulan

kurang dari Rp. 1.000.000 dengan jumlah 22 orang. Angka tersebut

melebihi setengah dari total anggota. Semakin tinggi jumlah

penghasilan yang didapat, semakin berkurang juga komposisi anggota

yang mendapatkannya. Bahkan tidak ada anggota yang memiliki

penghasilan di atas Rp. 4.000.000 perbulan. Hal ini disebabkan karena

mayoritas anggota adalah pedagang kecil sehingga penghasilannya

pun tidak besar. Banyak juga usaha yang dijalankan melalui pinjaman

dari KSM Pelita Jampang Gemilang hanya sebagai usaha sampingan.


55

g. Lama Keanggotaan

Grafik 3.7
Responden Berdasarkan Lama Keanggotan

Lama Keanggotaan
12
10
10 9
8
8
6
6 5

0
≤ 6 Bulan 7 Bulan - 12 13 Bulan - 18 19 Bulan - 24 > 24 Bulan
Bulan Bulan Bulan

Grafik diatas menunjukkan komposisi lama keanggotaan

anggota KSM Pelita Jampang Gemilang. Dari grafik tersebut dapat

diketahui bahwa mayoritas anggota telah menjadi anggota selama 19-

24 bulan dengan jumlah 10 orang. Selanjutnya ada 9 anggota yang

telah bergabung selama 7-12 bulan dan ada 8 orang yang telah

bergabung selama kurang dari 6 bulan. Kemudian secara berurutan

ada 6 dan 5 orang yang telah bergabung selama 13-18 bulan dan lebih

dari 24 bulan. Sejak terbentuk lebih dari 2 tahun lalu, jumlah anggota

KSM Pelita Jampang Gemilang memang terus mengalami

peningkatan seiring berjalannya waktu. Banyaknya manfaat yang

didapat membuat banyak orang yang tertarik untuk bergabung

menjadi anggota walau pada awalnya kurang dilirik masyarakat.


56

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan

peristiwa atau karakteristik dari sebagain atau seluruh elemen populasi

penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-

cara tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut: 5

1. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data

dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium)

terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel). Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian

yaitu sekretariat KSM Pelita Jampang Gemilang yang berlokasi di

Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa

Barat.

2. Wawancara (Interviu)

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau

kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan tim Sejuta

Berdaya di Rumah Gemilang Indonesia yang berlokasi di Pengasinan,

Depok.

5
Ibid., h. 23-24.
57

3. Penggunaan Kuisioner

Penggunaan kuisioner adalah cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap

obyek yang diteliti (populasi atau sampel). Dalam penelitian ini, untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan instrumen

kuisioner yang diberikan kepada anggota KSM Pelita Jampang

Gemilang sebagai obyek penelitian. Populasi pada penelitian ini

adalah anggota KSM Pelita Jampang Gemilang yang berjumlah 38

orang. Karena populasi hanya berjumlah 38 anggota, maka penulis

menggunakan seluruh populasi sebagai responden pada penelitian ini.

4. Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan

menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan

data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga

pengamatan tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti

mengumpulkan data yang berasal dari laporan-laporan terkait program

pemberdayaan ekonomi masyarakat yang didapat dari tim Sejuta

Berdaya dan mempelajari teori-teori yang ada hubungannya dengan

masalah pokok pembahasan melalui buku-buku referensi, penelitian

terdahulu, majalah, artikel, buletin, brosur, internet, dan media

lainnya.
58

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun fenomena

yang dimaksud biasa disebut sebagai variabel penelitian. Pengukuran

jawaban responden menggunakan skala Likert.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban dari setiap instrumen

diberi skor, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1
Skoring Item Instrumen
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Ragu-ragu (R) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan perhitungan

statistik melalui program SPSS 20. Setelah semua data yang diperlukan

dalam penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan

analisis data yang terdiri dari analisis instrumen kuisioner, analisis

deskriptif, uji asumsi klasik dan yang terakhir analisis regresi sederhana.
59

1. Analisis Instrumen Kuisioner

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat keshahihan suatu intrumen (alat ukur). Sebuah intrumen

dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan, sehingga dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat.6

Dalam pengujian validitas, kuesioner penelitian ini

menggunakan korelasi pearson product moment. Angka korelasi

pearson product moment yang diperoleh dibandingkan dengan

angka r kritis yang didapat dari tabel r pearson product moment

pada tingkat ketelitian yang digunakan adalah α = 5%.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik analyze > correlate > bivariate

3) Pindahkan semua variabel ke kolom sebelah kanan

4) Klik OK

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data dan mengukur variabel karena instrumen tersebut

6
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya:
Airlangga University Press, 2009), h. 83.
60

sudah baik.7 Hal ini menunjukkan data yang diukur menghasilkan

nilai yang handal sekaligus dapat dipercaya.

Pada penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan metode Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel

jika nilai Alpha Cronbach (α) > 0,60, begitu juga sebaliknya

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik analyze > scale > reliability test

3) Pindahkan semua variabel ke kolom sebelah kanan kecuali

total variabel

4) Klik OK

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu

data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Dalam

penyajian ini akan dibahas mengenai pengukuran tendensi sentral

(pengukuran gejala pusat, misalnya Mean, Mode, dan Median) dan

pengukuran penyimpangan (Range, Standard Deviation, dan

Variance), juga dibahas tentang grafis dan diagram. Pengukuran ini

digunakan untuk menjaring data yang menunjukkan pusat atau

pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Nilai rerata dari

kelompok data itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data

7
Ibid., h. 75.
61

yang ada dalam kelompok tersebut. Tujuan analisis deskriptif untuk

membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki

atau diteliti yang diteliti secara tepat.8

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik analyze > descriptive statistic > descriptives

3) Pindahkan variabel ke kolom sebelah kanan

4) Klik OK

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui pola dan varian

serta kelinieritasan dari suatu populasi (data). Apakah populasi atau

data berdistribusi normal atau tidak, atau juga uji dapat digunakan

untuk mengetahui apakah populasi mempunyai beberapa varian yang

sama, serta untuk menguji normalitas data.9 Model regresi linear

sederhana dianggap baik jika model regresi tersebut memenuhi

beberapa asumsi, yaitu asumsi normalitas dan lineraitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ditujukan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi

8
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.
27.
9
Sofyan Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 153.
62

normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik.

Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan

uji statistik nonparametrik.10 Pengujian terhadap normalitas dapat

dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan uji

kolmogorov-Smirnov Test. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat tingkat signifikansinya, jika nilai signifikansi yang

didapat > 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Begitu juga

sebaliknya.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukkan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik Analyze > Nonparametric Tests > Legacy Dialogs > 1-Sample

K-S

3) Pindahkan semua variabel ke kolom sebelah kanan

4) Klik OK

b. Uji Linearitas Data

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antara

variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai

hubungan linier. 11

Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

10
Ibid.
11
Ibid., h. 178-180.
63

1) Jika nilai signifikansi yang didapat lebih besar dari 0,05 maka

kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara

signifikan antara variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Begitu juga sebaliknya.

2) Jika nilai F hitung yang didapat lebih kecil dari nilai F tabel

maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara

signifikan antara variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Begitu juga sebaliknya.

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukkan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik Analyze > compare means > means

3) Pindahkan variabel Y ke kolom dependent list dan variabel X ke

kolom independent list

4) Klik OK

4. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi merupakan suatu teknik untuk membangun

persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat

perkiraan. Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai

analisis prediksi. Karena merupakan prediksi, maka nilai prediksi

tidak selalu tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat


64

penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka

semakin tepat persamaan regresi yang terbentuk.12

Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier sederhana, karena hanya melibatkan satu variabel bebas

(independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable).

Bentuk umum persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai

berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Perkembangan usaha mikro

a = Koefisien konstanta (nilai Y bila X = 0)

b = Koefisien regresi (perubahan Y jika X berubah)

X = Program Sejuta Berdaya

Uji statistik regresi linier sederhana digunakan untuk menguji

signifikan atau ada tidaknya hubungan dua variabel melalui koefisien

regresinya.13 Berikut adalah beberapa uji yang dilakukan melalui uji

regresi linear sederhana:

a. Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui apakah

ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Secara spesifik

tujuan analisis korelasi adalah untuk mengetahui apakah diantara

dua variabel terdapat hubungan, jika ada hubungan bagaimana


12
Albert Kurniawan, Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis : Teori, Konsep, dan Praktik
Penelitian Bisnis,(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014), h. 178.
13
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, h. 103.
65

arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut.14 Uji

korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Correlation15.

Tabel 3.2
Koefisien Korelasi Pearson
KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN
0,0 – 0,19 Sangat Rendah
0,2 – 0,39 Rendah
0,4 – 0,59 Sedang
0,6 – 0,79 Tinggi
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan software

SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukkan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik Analyze > corelate > bivariate

3) Pindahkan semua variabel ke kolom sebelah kanan

4) Klik OK

b. Uji Koefisien Determinasi (R )

Uji Koefisien deteminasi (R ) digunakan untuk mendeteksi

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Koefisien determinasi (R ) dinyatakan dalam

persentase yang nilainya berkisar antara 0 < R < 1.

14
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2010), h. 141.
15
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika, 2009), h. 154.
66

Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Sebaliknnya, nilai R yang mendekati satu menandakan variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Uji koefisien determinasi dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 20 melalui proses sebagai berikut:

1) Masukkan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik Analyze > regression > linear

3) Klik statistic, hilangkan ceklis durbin-watson

4) Pindahkan variabel Y ke kolom dependent list dan variabel X ke

kolom independent list

5) Klik OK

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi

pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah (cateris

paribus). Uji t dilakukan dengan cara membandingkan t hitung

dengan t tabel. Setelah didapatkan t hitung, maka dicari t tabel

dari tabel t yang sudah tersedia dengan ketentuan nilai alpha 5%

harus dibagi 2 menjadi 0,025 dengan degree of freedom (df)

sebesar (n-2).
67

Kesimpulan didapatkan apabila t hitung ≥ t tabel dan nilai

signifikasi di bawah 0,05, maka Ha diterima dan berarti

hubungannya signifikan.

Uji t dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20

melalui proses sebagai berikut:

1) Masukkan semua data variabel pada software SPSS

2) Klik Analyze > regression > linear

3) Pindahkan variabel Y ke kolom dependent list dan variabel X ke

kolom independent list

4) Klik OK
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ada Pengaruh dari Program Sejuta Berdaya terhadap Perkembangan

Usaha Mikro

1. Analisis Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung angka korelasi

atau r hitung dari nilai jawaban seluruh responden untuk tiap butir

pernyataan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel

dihitung berdasarkan rumus df = N – 2 pada tingkat signifikansi

5%. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan nilai N sebesar 38,

maka 38 – 2 = 36. Nilai r tabel yang didapat adalah 0,329. Setiap

butir pernyataan bisa dikatakan valid jika nilai r hitungnya lebih

besar atau sama dengan 0,329.

1) Uji Validitas Variabel Program Sejuta Berdaya (X)

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Program Sejuta Berdaya (X)
Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria
Pernyataan 1 0,285 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 2 0,618 0,329 Valid
Pernyataan 3 0,567 0,329 Valid
Pernyataan 4 0,141 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 5 0,350 0,329 Valid
Pernyataan 6 0,221 0,329 Tidak Valid

68
69

Pernyataan 7 0,335 0,329 Valid


Pernyataan 8 0,085 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 9 0,366 0,329 Valid
Pernyataan 10 0,299 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 11 0,515 0,329 Valid
Pernyataan 12 0,477 0,329 Valid
Pernyataan 13 0,498 0,329 Valid
Pernyataan 14 0,034 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 15 0,405 0,329 Valid
Pernyataan 16 0,526 0,329 Valid
Pernyataan 17 0,605 0,329 Valid
Pernyataan 18 0,339 0,329 Valid
Pernyataan 19 0,581 0,329 Valid
Pernyataan 20 0,740 0,329 Valid
Pernyataan 21 0,643 0,329 Valid
Pernyataan 22 0,645 0,329 Valid
Pernyataan 23 0,383 0,329 Valid
Pernyataan 24 0,447 0,329 Valid
Pernyataan 25 0,356 0,329 Valid
Pernyataan 26 0,555 0,329 Valid
Pernyataan 27 0,172 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 28 0,119 0,329 Tidak Valid
Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan tabel hasil uji validitas diatas, maka

diperoleh kesimpulan bahwa dari 28 pernyataan yang ada,

terdapat 8 pernyataan yang tidak valid. Hal ini dikarenakan

nilai r hitung 8 pernyataan tersebut lebih kecil dari nilai r tabel

(0,329). Sedangkan sisanya dinyatakan valid.


70

2) Uji Validitas Variabel Perkembangan Usaha Mikro (Y)

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Perkembangan Usaha Mikro (Y)
Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria
Pernyataan 1 0,661 0,329 Valid
Pernyataan 2 0,749 0,329 Valid
Pernyataan 3 0,731 0,329 Valid
Pernyataan 4 0,703 0,329 Valid
Pernyataan 5 0,686 0,329 Valid
Pernyataan 6 0,485 0,329 Valid
Pernyataan 7 0,678 0,329 Valid
Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan tabel hasil uji validitas diatas, maka

diperoleh kesimpulan bahwa seluruh pernyataan yang ada telah

valid. Hal ini ini dikarenakan nilai r hitung seluruh pernyataan

tersebut lebih besar dari nilai r tabel (0,329), sehingga

memenuhi kriteria validitas.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung koefisien

Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS 20. Sebuah butir

atau variabel dapat dikatakan reliabel jka memiliki nilai Cronbach’

Alpha yang lebih besar dari 0,60.


71

1) Uji Reliabilitas Variabel Program Sejuta Berdaya (X)

Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Program Sejuta Berdaya (X)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,782 28

Sumber: Output SPSS 20

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, maka dapat

diperoleh kesimpulan bahwa variabel program Sejuta Berdaya

dinyatakan reliable. Hal ini karena nilai Cronbach’ Alpha

variabel tersebut adalah 0,782. Nilai tersebut lebih besar dari

0,60 (0,782 > 0,60). sehingga dinyatakan reliable.

2) Uji Reliabilitas Variabel Perkembangan Usaha Mikro (Y)

Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Perkembangan Usaha Mikro (Y)
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,753 7
Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas, maka dapat

diperoleh kesimpulan bahwa variabel perkembangan usaha

mikro dinyatakan reliable. Hal ini karena nilai Cronbach’

Alpha variabel tersebut adalah 0,753. Nilai tersebut lebih

besar dari 0,60 (0,753 > 0,60) sehingga dinyatakan reliable.


72

2. Analisis Deskriptif

Tabel 4.5
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
Mean Std.
N Minimum Maximum Sum
Deviation

Sejuta Berdaya 38 4 5 161 4,23 ,280


Perkembangan
38 3,57 5,00 160,87 4,2334 ,35760
Usaha Mikro
Valid N (listwise) 38
Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif diatas, dapat

diperoleh gambaran mengenai deskripsi masing-masing variabel.

Untuk variabel program Sejuta Berdaya (X) memiliki nilai jumlah

jawaban responden sebesar 161 dengan nilai maksimal sebesar 5 dan

nilai minimal sebesar 4. Nilai rata-rata dari jawaban responden adalah

sebesar 4,23 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,280. Sedangkan

untuk variabel program perkembangan usaha mikro (Y) memiliki nilai

jumlah jawaban responden sebesar 160,87 dengan nilai maksimal

sebesar 5,00 dan nilai minimal sebesar 3,57. Nilai rata-rata dari

jawaban responden adalah sebesar 4,2334 dengan nilai standar deviasi

sebesar 0,35760.

Nilai standar deviasi yang dimiliki oleh kedua variabel lebih

kecil dari nilai mean masing-masing. Hal ini berarti standar error dari

penelitian ini rendah, sehingga penentuan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini baik untuk diteliti lebih lanjut.


73

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear sederhana dianggap baik jika model

regresi tersebut memenuhi beberapa asumsi, yaitu asumsi normalitas

dan lineraitas. Berikut hasil uji asumsi klasik tersebut:

a. Uji Linearitas Data

Tabel 4.6
Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
(Combined) 3,114 15 ,208 2,824 ,013

Perkembangan Between Linearity 2,391 1 2,391 32,530 ,000

Usaha Mikro * Groups Deviation


,723 14 ,052 ,703 ,749
Program Sejuta from Linearity
Berdaya Within Groups 1,617 22 ,074
Total 4,731 37
Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan tabel hasil uji linearitas diatas, dapat diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan

antara variabel program Sejuta Berdaya (X) dengan variabel

perkembangan usaha mikro (Y). Hal ini karena diperoleh nilai F

hitung sebesar 0,703. Nilai F hitung ini lebih kecil daripada nilai F

tabel yaitu 2,17 (0,703 < 2,17). Selain itu diperoleh juga nilai

signifikansi sebesar 0,749. Nilai signifikansi tersebut lebih besar

dari 0,05 (0,749 > 0,05). Dengan demikian model regresi yang

tepat untuk digunakan dalam penelitian adalah model regresi

linear sederhana.
74

b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara kolmogorov-

Smirnov Test. Jika nilai p-value yang dihasilkan lebih besar dari

0,05 maka data terdistribusi normal, begitu juga sebaliknya.

Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 38
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,25149531
Absolute ,108
Most Extreme Differences Positive ,108
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z ,667
Asymp. Sig. (2-tailed) ,765
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS 20

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas data diatas, dapat

diketahui bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini karena

diperoleh nilai rata-rata sig (p) sebesar 0,765. Nilai tersebut lebih

besar dari 0,05 (0,765 > 0,05). Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa data-data dalam penelitian ini telah lolos uji asumsi klasik.

4. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana dalam penelitian ini dilakukan

dengan perhitungan statistik menggunakan program SPSS 20.


75

a. Uji koefisien korelasi

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Korelasi
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 ,711 ,505 ,492 ,255
a. Predictors: (Constant), Program Sejuta Berdaya
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Mikro
Sumber : Output SPSS 20

Dari tabel hasil uji koefisien korelasi diatas, dapat

diperoleh kesimpulan bahwa variabel program Sejuta Berdaya

dan variabel perkembangan usaha mikro memiliki hubungan yang

tinggi/ kuat. Hal ini karena didapatkan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,711. Berarti nilai ini berada pada rentang 0,60-0,799.

Berdasarkan rumus Pearson Correlation, nilai koefisien yang

berada pada rentang 0,6 – 0,79 memiliki tingkat hubungan yang

tinggi/ kuat.

Kemudian, angka koefisien korelasi antara kedua variabel

tersebut bertanda positif (+) yang berarti menunjukkan adanya

hubungan yang bersifat berbanding lurus, yang artinya

peningkatan satu satuan di variabel ini akan diikuti oleh penaikan

variabel lain. Dengan kata lain semakin besar nilai program

Sejuta Berdaya maka akan membuat nilai perkembangan usaha

mikro menjadi semakin besar pula.


76

b. Uji Koefisien Determinasi (R )

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,711a ,505 ,492 ,255
a. Predictors: (Constant), Program Sejuta Berdaya
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Mikro
Sumber : Output SPSS 20

Dari tabel hasil uji koefisien determinasi diatas, dapat

diperoleh kesimpulan bahwa 50,5% perkembangan usaha mikro

dapat dijelaskan oleh variabel program Sejuta Berdaya. Hal ini

karena berdasarkan perhitungan uji koefisien determinasi

didapatkan nilai R sebesar 0,505 (50,5%). Ini berarti program

Sejuta Berdaya mampu memberikan kontribusi sebesar 50,5%

bagi perkembangan usaha mikro. Sedangkan sisanya, sebesar

49,5%, dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang belum dibahas

dalam penelitian ini.

c. Uji t

Tabel 4.10
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,389 ,635 ,612 ,544
1
Program Sejuta Berdaya ,909 ,150 ,711 6,065 ,000
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Mikro
Sumber : Output SPSS 20
77

Dari tabel hasil uji t diatas, dapat diperoleh kesimpulan

bahwa program Sejuta Berdaya memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap perkembangan usaha mikro. Hal ini karena

nilai t hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar

6,065. Nilai t hitung ini lebih besar dibanding nilai t tabel sebesar

1,668 (6,065 > 1,668). Nilai t tabel diperoleh dengan

menggunakan rumus df = N-2 = 38-2 = 36 pada tingkat

signifikansi 5%. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa setiap

perubahan sebesar 0,909 pada program Sejuta Berdaya

mempengaruhi perkembangan usaha mikro sebesar 0,389.

Kemudian nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil

perhitungan adalah sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil daripada

0,05 (0,000 < 0,50). Dari kedua hasil perhitungan tersebut dapat

disimpulkan bahwa hipotesis nol (H ) ditolak, yang berarti ada

pengaruh yang signifikan dari program Sejuta Berdaya terhadap

perkembangan usaha mikro. Berdasarkan hasil tersebut, maka Al-

Azhar Peduli Ummat dan PKES sebaiknya terus melanjutkan

program Sejuta Berdaya dan memperluas cakupan program pada

daerah-daerah lainnya di Indonesia. Hal ini karena program

tersebut terbukti secara signifikan mampu meningkatkan

perkembangan usaha mikro sebagai upaya pengentasan

kemiskinan.
78

B. Tidak Ada Pengaruh dari Program Sejuta Berdaya terhadap

Perkembangan Usaha Mikro

Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana yang meliputi uji

koefisien korelasi, uji koefisien determinasi dan uji t diketahui hal-hal

sebagai berikut:

1. Dari hasil uji koefisien diperoleh kesimpulan bahwa variabel program

Sejuta Berdaya dan variabel perkembangan usaha mikro memiliki

hubungan yang tinggi/ kuat dengan arah yang positif

2. Dari tabel hasil uji koefisien determinasi diperoleh kesimpulan bahwa

50,5% perkembangan usaha mikro dapat dijelaskan oleh variabel

program Sejuta Berdaya.

3. Dari tabel hasil uji t diperoleh kesimpulan bahwa program Sejuta

Berdaya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

perkembangan usaha mikro

Dari hasil uji tersebut diketahui bahwa program Sejuta Berdaya

berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan usaha mikro

dengan arah hubungan yang positif. Oleh karena itu hipotesis nol (H )

yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh dari program Sejuta Berdaya

terhadap perkembangan usaha mikro ditolak.

Ini berarti program Sejuta Berdaya sebagai sebuah program

pemberdayaan ekonomi masyarakat patut untuk terus dilanjutkan sebagai

salah satu upaya untuk mengembangkan usaha mikro yang kemudian

akan berdampak bagi penurunan angka kemiskinan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Program Sejuta Berdaya adalah program pemberdayaan ekonomi

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sekaligus mensosialisasikan ekonomi syariah kepada

masyarakat luas. Program Sejuta Berdaya merupakan sinergi antara

Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat dengan para pelaku

ekonomi syariah yang tergabung dalam Pusat Komunikas Ekonomi

Syariah (PKES). Program Sejuta Berdaya merupakan salah satu

bagian dalam kampanye Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) yang

digagas oleh PKES.

2. Program Sejuta Berdaya memiliki konsep pemberdayaan ekonomi

masyarakat yang terintegrasi dan komprehensif. Dalam

pelaksanaannya, Program Sejuta Berdaya berintegrasi dengan pihak-

pihak lain untuk menguatkan dampak pemberdayaan bagi masyarakat.

Dengan konsepnya, program Sejuta Berdaya tidak hanya berupaya

mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat, tapi juga

mengantisipasinya agar tidak jatuh lagi dalam jurang kemiskinan.

79
80

3. Berdasarkan pengujian koefisien korelasi diperoleh nilai positif

sebesar 0,711. Karena berada pada rentang 0,60-0,799 maka ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat dan berbanding lurus

antara program Sejuta Berdaya dan perkembangan usaha mikro.

Pengujian terhadap koefisien determinasi (R ) diperoleh nilai sebesar

0,505 (50,5%). Hal ini menunjukkan bahwa program Sejuta Berdaya

mampu memberikan kontribusi sebesar 50,5% bagi perkembangan

usaha mikro. Sedangkan sisanya sebesar 49,5% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang belum dibahas dalam penelitian ini.

4. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t) diperoleh nilai t hitung

sebesar 6,065 yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,668 (6,065 >

1,668). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara program Sejuta Berdaya terhadap perkembangan usaha mikro.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan yang telah dipaparkan

diatas, adapun saran bagi pelaksanaan program Sejuta Berdaya, yaitu:

1. Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat dan PKES agar dapat

terus bersinergi dalam melanjutkan program Sejuta Berdaya dan

memperluas cakupan program ke daerah-daerah lain karena terbukti

secara signifikan berpengaruh terhadap perkembangan usaha mikro

yang dijalankan oleh para anggotanya.


81

2. Peneliti selanjutnya agar memperluas objek penelitian tidak hanya

terfokus pada satu KSM saja. Serta menggunakan indikator-indikator

lainnya untuk mengukur dampak dari program Sejuta Berdaya bagi

masyarakat yang menjadi anggotanya.


DAFTAR PUSTAKA

Agus. “Sejuta Berdaya Program Spektakuler GRES!”. artikel diakses pada 6


Oktober 2015 dari http://ekonomisyariah.info/blog/2013/11/01/sejuta-
berdaya-program-spektakuler-gres/.

Anshori, Muslich dan Sri Iswati. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya: Airlangga University Press, 2009.

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam (Penguatan LKM dan
UKM di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rhineka Cipta, 1998.

Aziz, Moh. Ali, dkk. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka


Penerbit, 2005.

Badan Pusat Statistik, “Persentase penduduk Miskin Maret 2015 Mencapai 11,22
Persen”, artikel diakses pada tanggal 4 Oktober 2015 dari
http://www.bps.go.id/Brs/view/id/1158.

Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta; Bumi Aksara,
2004.

Ismail. “Program Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Tinjauan


Terhadap Pelaksanaan Program PNPM Mandiri)". Jurnal Birokrat Ilmu
Administrasi Publik I. NO. 1 (Desember 2013): h. 61.

Kurniawan, Albert. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis : Teori, Konsep, dan
Praktik Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014.

Laporan Sejuta Berdaya 2014.

Laporan Sejuta Berdaya 2015.

Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.


Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2009.

“Pelita Jampang, Terhindar dari riba”. Care magazine: Inspirasi Nurani dan
Kepedulian. Agustus 2015.

“Profil Al-Azhar Peduli Ummat”, artikel diakses pada tanggal 16 Februari 2016
dari http://www.al-azhar.or.id/index.php/sosial/al-azhar-peduli-ummat.

82
Qardhawi, Yusuf. Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan.
Jakarta: Zikrul Hakim, 2005.

Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta, 2013.

Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2010.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 2008.

Siregar, Sofyan. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT


Bumi Aksara, 2013.

Subagyo, Pangestu dan Djarwanto. Statistika Induktif. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta, 2009.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2008.

Tambunan, Tulus. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta:


LP3ES, 2012.

Tambunan, Tulus T.H. UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.

Utomo, Anif Punto, dkk. Dua Dekade Ekonomi Syariah: Menuju Kiblat Ekonomi
Islam. Jakarta: Gres! Publishing, 2014.

Wawancara Pribadi dengan Iwan Rahmat, pendamping UKM Center Sejuta


Berdaya. Depok. 28 Januari 2016.

Zubaedi. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana,


2013.

83
REKAPITULASI HASIL SURVEY RESPONDEN
KSM Pelita Jampang Gemilang

Sejuta Berdaya

GS 1 GS 2 GS 3 GS 4 GS 5 GS 6 GS 7 WS 1 WS 2 WS 3 WS 4 WS 5 WS 6 WS 7 RS 1 RS 2 RS 3 RS 4 RS 5 RS 6 RS 7 IHS 1 IHS 2 IHS 3 IHS 4 IHS 5 IHS 6 IHS 7


Kode Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah Rata-rata
A 1 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 127 4.54
B 2 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 123 4.39
C 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 122 4.36
D 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 107 3.82
E 5 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 111 3.96
F 6 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 113 4.04
G 7 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 122 4.36
H 8 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 114 4.07
I 9 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 120 4.29
J 10 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 121 4.32
K 11 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 113 4.04
Lampiran 1 (Data Penelitian)

L 12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 114 4.07
M 13 4 4 4 4 5 5 2 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 109 3.89
N 14 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 106 3.79
O 15 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 117 4.18
P 16 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 117 4.18
Q 17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 118 4.21

84
R 18 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 116 4.14
S 19 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 126 4.50
T 20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 128 4.57
U 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 121 4.32
V 22 4 4 3 4 3 4 5 5 3 4 4 5 5 1 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 111 4.27
W 23 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 128 4.57
X 24 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 123 4.39
Y 25 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117 4.18
Variabel Sejuta Berdaya (X)

Z 26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 110 3.93
AA 27 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108 3.86
AB 28 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 2 116 4.14
AC 29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 117 4.18
AD 30 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 115 4.11
AE 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 107 3.82
AF 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 3 5 113 4.04
AG 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112 4.00
AH 34 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 1 1 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 118 4.21
AI 35 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 121 4.32
AJ 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 115 4.11
AK 37 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 109 3.89
AL 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 110 3.93
Jumlah 157 159 158 158 156 143 151 154 148 156 150 143 147 120 163 158 169 158 173 177 156 174 164 169 170 171 151 162
Rata-rata 4.13 4.18 4.16 4.16 4.11 3.76 3.97 4.05 3.89 4.11 3.95 3.76 3.87 3.16 4.29 4.16 4.45 4.16 4.55 4.66 4.11 4.58 4.32 4.45 4.47 4.50 3.97 4.26
Variabel Kesejahteraan Masyarakat (Y)
REKAPITULASI HASIL SURVEY RESPONDEN
KSM Pelita Jampang Gemilang

Kesejahteraan Masyarakat

KS 1 KS 2 KS 3 KS 4 KS 5 KS 6 KS 7
Kode Responden 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Rata-rata
A 1 4 4 4 5 4 5 4 30 4.29
B 2 4 4 5 5 5 4 4 31 4.43
C 3 4 4 5 5 4 4 4 30 4.29
D 4 4 3 4 4 4 4 5 28 4.00
E 5 4 4 4 5 4 4 4 29 4.14
F 6 4 4 4 5 4 4 4 29 4.14
G 7 4 4 4 5 5 4 4 30 4.29
H 8 4 4 4 5 4 4 5 30 4.29
I 9 4 4 4 4 4 5 4 29 4.14
J 10 4 4 4 4 4 5 4 29 4.14
K 11 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
L 12 4 4 4 4 4 4 5 29 4.14
M 13 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
N 14 4 4 4 4 4 4 5 29 4.14
O 15 5 5 4 4 4 4 5 31 4.43
P 16 4 4 4 4 4 4 5 29 4.14
Q 17 4 4 5 4 4 4 5 30 4.29
R 18 4 4 5 5 4 4 5 31 4.43
S 19 5 5 5 5 5 5 5 35 5.00
T 20 5 5 5 5 5 5 5 35 5.00
U 21 5 5 4 4 4 4 5 31 4.43
V 22 5 4 4 4 4 4 5 30 4.29
W 23 5 5 5 5 5 5 5 35 5.00
X 24 4 4 5 5 4 5 4 31 4.43
Y 25 5 5 5 5 5 4 5 34 4.86
Z 26 4 4 4 4 5 4 4 29 4.14
AA 27 4 4 4 4 4 4 2 26 3.71
AB 28 4 4 5 5 5 4 3 30 4.29
AC 29 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
AD 30 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
AE 31 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
AF 32 4 4 4 3 4 4 2 25 3.57
AG 33 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
AH 34 4 4 4 4 4 4 4 28 4.00
AI 35 5 5 5 5 5 5 5 35 5.00
AJ 36 4 4 4 4 4 5 2 27 3.86
AK 37 5 4 4 4 4 4 2 27 3.86
AL 38 4 4 4 4 4 4 2 26 3.71
Jumlah 161 158 163 166 161 161 156
Rata-rata 4.24 4.16 4.29 4.37 4.24 4.24 4.11

85
Lampiran 2 (Transkrip Wawancara)

TRANSKRIP WAWANCARA
Dengan Iwan Rahmat (Pendamping UKM Center Sejuta Berdaya)

• Bagaimana gambaran umum tentang program Sejuta Berdaya?


UKM Center sejuta berdaya merupakan sebuah program peningkatan
kesejahteraan bagi keluarga kecil dan menengah, tentu sistemnya itu
perkelompok dan bergulir bukan bergilir. Kita ada sebuah grafik sebagai
panduan untuk peningkatan kesejahteraan. Filosofinya begini, kebutuhan
manusia atau kebutuhan orang pasti selalu meningkat. Ini adalah grafik versi
APU. Yang saya ingin katakan begini, ini adalah garis kebutuhan dasar
manusia. Kalau misalnya seseorang memiliki penghasilan yang kurang dari
kebutuhan dasar, inilah yang dinamakan miskin. Kebutuhannya tidak
berbanding sama dengan pendapatannya. Mereka tetap memiliki pendapatan
tetapi relatif kecil. Ini yang perlu kita cover. Ketika misalnya seperti ini, maka
dalam formulasi di Al-Azhar Peduli Ummat, di UKM Center Sejuta Berdaya,
ini adalah garis penyelamatan namanya. Pakai apa penyelamatannya? Pakai
dana ZIS (Zakat, Infaq, Sodaqoh). Mereka ini tidak kita pinjamkan, tapi kita
bantu, memang hak mereka. Yang seperti ini kita pakai dana ZIS. Jadi kita
tidak bicara tentang sebuah peningkatan kesejahteraan. Kita untuk UKM
Center minimal kebutuhan dan pendapatannya balance. Yang kita bidik
adalah orang-orang yang seperti ini. Ketika pendapatan dia ada tapi tidak
berkembang, nilainya tetap. Ini masuk dalam program UKM Center Sejuta
Berdaya melalui akad qardhul hasan. Yaitu pinjaman tanpa ada pengembalian
yang bertambah. Karena jelas ketika bicara tentang sejuta berdaya ini kan
sinergi dengan Gres!. Gres! itu apa? Gerakan ekonomi syariah. Masak bicara
gerakan ekonomi syariah tapi sistemnya menggunakan riba. Inilah yang kita
bidik, start kita dari sini. Lalu pertanyaannya begini, kalau UKM Center
Sejuta Berdaya mulai startnya dari sini, level dibawahnya siapa yang cover?.
Ini tetap ada yang mengcover, yaitu teman-teman dari layanan Zakat Pride.

86
Teman-teman dari bantuan langsung mustahiq yang ada di Masjid Agung Al-
Azhar. Itu memperioritaskan bagi keluarga yang levelnya belum layak untuk
diberdayakan, tapi saat itu adalah proses penyelamatan. Ini adalah jalur
penyelamatan, level diatasnya adalah level penguatan. Jangan bicara tentang
penguatan kalau levelnya adalah peyelamatan. Disinilah kita dampingi
kemudian sampai mereka pendapatannya terus naik. Ketika pendapatannya
bertambah, maka tingkat kesejahteraannya bertambah. Ketika pendapatannya
bertambah, maka akan berdampak terhadap yang lainnya juga. Setelah
pendapatannya terus meningkat maka masuk level pengembangan. Kalau
sudah sampai level pengembangan, akadnya bukan qardhul hasan lagi,
akadnya adalah bisnis atau tijarah. Kalau sebelumnya di level penguatan
akadnya qardhul hasan, ketika nanti sudah meningkat maka pinjaman
selanjutnya itu akadnya berubah menjadi bisnis, bagi-hasil. Mudharabah kah?
Musyarakah kah? Itu nanti teknis di lapangan. Artinya apa? Biar nanti
kelompok KSM itu hidup. Kalau selalu misalnya qardhul hasan, operasional
KSM bagaimana bisa tetap hidup?. Terus sampai di level keluarga ketahanan
ekonomi. Ini biasanya pendapatannya sudah cukup besar, ada investasinya.
Tapi level ini juga rawan. Sebagai contoh seseorang jual ayam bakar. Sudah
maju, beli kios satu. Tiba-tiba kiosnya terbakar. Kalau tidak ada strategi yang
lain, dia levelnya akan menukik, terjun bebas ke bawah. Kalau level
penyelamatan akadnya ZIS, level penguatan akadnya qardhul hasan, level
pengembangan akadnya bisnis, level ketahanan ekonomi melalui pihak
ketiga. Siapa pihak ketiga? Bank syariah. Kenapa bank syariah? karena KSM
sudah tidak mampu lagi mengcover kebutuhan dia untuk pinjaman. Setelah
memasuki level ketahanan ekonomi, anggota akan direkomendasikan ke
pihak ketiga yaitu bank syariah. Apa banknya? Terserah, yang dekat dengan
rumah apa?. Ini filosofi grafik dari kita.
Hingga saat ini ada 18 KSM yang sudah terbentuk. Tentu 18 KSM ini
punya plus-minus. Ada yang dari sisi sistem keuangannya lebih kuat. Ada
yang dari sisi simpan-pinjamnya lebih kuat. Ada yang dari sisi peningkatan
kesejahteraannya lebih kuat. Jadi hal yang wajar dan lumrah ketika 18 KSM

87
ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itu biasanya kembali
kepada daerah, kelompok dan karakter masyarakat itu sendiri.
• Kapan berdirinya sejuta berdaya?
Sejuta berdaya sebetulnya dilaunching bulan November 2013, tapi
untuk geliat pelaksanaannya relatif akhir desember dan awal januari 2014.
Setelah kita coba gelontorkan, kita assestment, kita kumpulkan masyarakat,
kita bantu, kita bentuk kelompok itu startnya mulai Desember 2013 hingga
saat ini, dengan pembentukan secara bertahap. Sampai sekarang pun masih
dilakukan pembentukan kelompok-kelompok baru.
• Apa tujuan sejuta berdaya?
Jadi filosofinya, dulu orang-orang BI berkumpul di sebuah naungan
bernama PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah). Nah PKES ini ingin
membuat sebuah program yang berdampak terhadap masyarakat dan
masyarakat itu semangat untuk berekonomi secara syariah, tapi bingung harus
bagaimana. Singkat cerita, diundanglah beberapa lembaga zakat untuk
audiensi dan presentasi terkait dengan konsep mereka seperti apa dalam
program penanggulangan kemiskinan yang tujuannya adalah untuk
mengurangi angka-angka kemiskinan yang sudah ada. Waktu itu, salah satu
yang hadir adalah Al-Azhar Peduli Ummat. Kemudian, singkat cerita,
konsep APU lah yang diterima, yang tadi saya sampaikan dalam bentuk
grafik. Kemudian APU sinergi dengan PKES, dibuatlah sebuah slogan
program bernama gres!. Dari gres! dibentuk program Sejuta Berdaya. Tujuan
Sejuta Berdaya adalah mendorong masyarakat yang di level prasejahtera atau
level mandiri berpenghasilan untuk mempunyai usaha yang lebih baik lagi
dan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan. Ketika mereka sudah
sejahtera, pinjamannya sudah lunas, maka akadnya diganti menjadi tijarah.
Kenapa tidak ke bank? Karena tujuan sederhananya adalah mendorong
masyarakat dari yang tidak bankable menjadi bankable. Kenapa? Karena
administrasi atau persyaratan di bank sangat ketat. Misalnya sebuah usaha
sangat visioner, tapi kalau tidak memenuhi persyaratan bank maka tidak bisa.
Tapi buat kita bisa, tanpa agunan kok kita. Tujuannya adalah bagaimana

88
mereka kesejahteraannya meningkat, menjadi bankable. Ketika sudah
bankable maka ketika datang ke bank bisa memenuhi persyaratan dari bank.
Dengan demikian, ketika sudah sampai di level ketahanan ekonomi bisa kita
rekomendasikan ke bank syariah. Itulah salah satu indikator keberhasilan kita.
Ketika level anggota naik, berarti indikator kita mampu mendorong tingkat
kesejahteraan masyarakat sekian persen, itu tujuannya. Sehingga masyarakat
beraktifitas, berusaha, berbasis dengan nilai-nilai syariah. Itulah yang kita
usung. Di KSM Jampang salah satunya, itu rentenir atau bank keliling itu
mulai sepi.
• Dari mana sumber dananya?
Sumbernya kita hasil sinergi dengan bank-bank syariah. Bank syariah
apa? Macam-macam. Positioningnya begini, ketika CSR bank syariah
mendonasikan misalnya 100 juta, itu yang kita gunakan tetap 100 juta. Lalu
pertanyaannya untuk operasionalnya dari mana? Untuk operasionalnya dari
APU. Dana CSR ini kita jadikan aset bergulir. Asumsinya waktu itu satu
orang satu juta untuk tahap awal. Tapi nanti besarannya fleksibel dan
tergantung dengan dinamika dan kemajuan masing-masing kelompok.
Donasinya berasal dari bank-bank syariah atau pihak-pihak ketiga, apakah
dari dana kebajikan, infaq atau dana hibah, itu sangat variatif.
• Apa akad pemberian dana tersebut dari bank syariah ke APU?
Akadnya itu biasanya lebih kepada infaq, ada juga hibah. APU
menyerahkan ke anggota akadnya hibah, tapi hibahnya itu untuk kelompok.
Dari APU Ke kelompok, baru ke anggota. Dari APU ke kelompok sifatnya
hibah, dari kelompok ke anggota sifatnya pinjaman kebajikan. Ketika sampai
ke kelompok, kata-kata hibah ini disembunyikan oleh pengurus kelompok.
Kenapa? Karena kalau kata-kata hibah terdengar oleh semua anggota, dana
tersebut tidak balik. Kedua memang kita dampingi secara intens, sehingga
mereka merasa bahwa kemajuan atau kendala-kendala dalam usaha mereka
tidak sendiri, ada rekan lain.

89
• Apa syarat-syarat untuk menjadi anggota suatu KSM?
Bicara prosedur syaratnya, pertama misalnya, dia punya cikal bakal
usaha. Jadi kalau misalnya ada masyarakat yang ingin bergabung tapi ketika
disurvei tidak punya usaha dan berkata bahwa akan memulai usaha ketika
mendapat pinjaman, yang seperti itu biasanya sulit untuk dikabulkan. Karena
usaha itu kan salah satu bagian dari keterampilan. Terkadang, melihat itu
tidak sama dengan praktik. Kalau misalnya memang mereka sangat perlu
untuk dibantu, itu kita pakai slot untuk layanan mustahiq, bantunya dengan
ZIS. Tapi intinya adalah sulit untuk menerima anggota yang tidak memiliki
cikal bakal usaha. Kedua, tentu administratif, mereka isi form. Kemudian
disurvei, lalu dianalisis. Baru diputuskan oleh pengurus yang didampingi oleh
pendamping lapangan. Ada yang diterima, ada yang perlu diklarifikasi lagi
beberapa hal, ada yang belum bisa diterima. Intinya adalah, sevisioner apapun
dia, sebagus apapun, ketika sudah dia terikat dengan pihak lain artinya dia
sudah punya hutang, maka sulit untuk bisa diterima. Kita katakan boleh
bergabung jika nanti pinjamannya sudah tuntas. Kalau misalnya pinjam di
dua tempat, sangat mungkin sistem gali lubang tutup lubang itu berlaku.
Pinjem di A untuk menutupi di KSM, pinjam disini jangan-jangan untuk
mengangsur di tempat lain. Dan kita sangat fleksibel. Fleksibelnya begini,
kenapa bank-bank perkreditan itu tidak masuk pertanian? Karena para
aksesornya menganggap bahwa usaha dalam bentuk pertanian tidak terlalu
produktif, tidak prospektif. Buktinya banyak yang macet. Ya wajar, ketika
seseorang pinjam misalnya 5 juta untuk tanam hortikultura misalnya cabai.
Cabai itu 3 bulan baru panen. Tiba-tiba kalau bank kan pinjam hari ini bulan
depan harus bayar angsuran. Bapak sudah panen atau belum kami tidak
peduli, harus tetap bayar angsuran. Akhirnya pihak bank ini tidak mau tahu.
Tapi di kita itu sangat fleksibel. Kita lihat ibu atau bapak usahanya apa,
angsurannya ini kita sesuaikan dengan tempo masa tanam. Ada anggota,
usahanya ternak ikan lele, ternak ikan lele biasanya siklusnya itu 2 bulanan.
Berarti dia bayar angsuran 2 bulanan. Yang warung-warung kelontong
biasanya siklusnya satu pekan. Tiap pekan bayar angsuran. Jadi tidak sama.

90
Inilah yang membedakan juga dengan bank-bank konvensional. Artinya kita
bersandar kepada apa usaha mereka. Bukan mereka harus mengangsur ke
kelompok dalam jumlah sekian dalam sebulannya.
• Bagaimana mekanime penyalurannya?
Penyalurannya secara umum ada tahapan-tahapan. Tapi secara umum
adalah teknik penyalurannya begini, lokasinya bisa kita cari di lapangan, bisa
juga kita direkomendasikan. Ada juga pihak bank yang bersinergi yang
memberikan donasi sekaligus merekomendasikan lokasi. Ketika sudah
ketahuan lokasinya, disurvei. Kemudian sudah ketahuan, data sudah
dikantongi, kita bicara kepada pihak-pihak yang nanti diproyeksikan sebagai
pengurus. Setelah oke, sudah bicara, kita setting, baru kita kumpul. Kita
kumpul barulah kita sosialisasikan. Setelah itu barulah proses pengguliran
berlangsung. Ketika sudah pengguliran atau pada saat kumpul sebelum
pengguliran, itu biasanya aturan-aturan kelompok kita bentuk. Kumpul
apakah seminggu? apakah dua minggu? apakah sebulan?. Hari apa? jam
berapa? Dimana?. Usahanya rata-rata A,B,C,D, berarti tawarannya adalah
angsurannya begini atau begitu. Berkaca kepada satu tahun selesai. Kenapa
satu tahun? Tujuannya supaya bergulir. Supaya yang lain juga merasakan.
Tapi prioritasnya adalah kalau si A itu masih belum berdaya tetap kita
dampingkan. Ketika misalnya aset kita terbatas untuk satu kelompok tetapi
yang meminjam banyak. Tetap yang diprioritaskan untuk mendapat pinjaman
adalah anggota yang lama. Kenapa? Karena dia levelnya dari prasejahtera ke
mandiri, ke pengembangan, ke ketahanan itu nyambung. Kalau kita langsung
ganti anggota baru agar semua merasakan, pertanyaannya yang selanjutnya
adalah berapa persen dari yang sudah didampingi menjadi berdaya?, itu kita
tidak bisa jawab. Tantangannya adalah sudah berapa persen yang terdorong
atau terdampak atau meningkat kesejahteraannya. Itulah yang selalu kita
usung.

91
Lampiran 3 (Kuisioner)

A. Data Responden
Petunjuk :
Isilah jawaban anda pada kolom yang sudah disediakan, serta berilah tanda
silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

No Pertanyaan Jawaban
1 Nama

2 Alamat

3 a. Laki-laki
Jenis kelamin
b. Perempuan
a. 10-20 tahun
b. 20-30 tahun
4 Usia c. 30-40 tahun
d. 40-50 tahun
e. 50-60 tahun
5 a. Kawin
Status pernikahan
b. Belum kawin
a. SD/MI/sederajat
b. SMP/MTs/sederajat
6 Pendidikan terakhir c. SMA/MA/sederajat
d. D1/D2/D3/ sederajat
e. D4/S1/S2/S3/sederajat
a. Perdagangan
b. Jasa
7 Jenis usaha c. Pertanian
d. Peternakan
e. Kerajinan dan industri kecil
a. ≤ Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
8 Penghasilan perbulan c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
e. ≥ Rp. 4.000.000
a. ≤ 6 bulan
Berapa lama menjadi b. 7 bulan – 12 bulan
9 anggota KSM Pelita c. 13 bulan – 18 bulan
Jampang Gemilang d. 19 bulan – 24 bulan
e. ≥ 24 bulan

92
B. Program Sejuta Berdaya
Petunjuk:
Isilah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada salah
satu jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-ragu (R)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)

No Pernyataan STS TS R S SS
Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
1 Ada peningkatan pada modal usaha 1 2 3 4 5
2 Ada perbaikan pada pendapatan usaha 1 2 3 4 5
Ada peningkatan produktivitas pada usaha
3 1 2 3 4 5
yang dijalankan
Ada perkembangan pada usaha yang
4 1 2 3 4 5
dijalankan
5 Ada perbaikan pada daya beli (konsumsi) 1 2 3 4 5
Ada peningkatan jumlah aset (kekayaan) 4 5
6 1 2 3
yang dimiliki
7 Ada peningkatan kemampuan menabung 1 2 3 4 5
Strategi Kesejahteraan (Welfare Strategy)
Ada perbaikan kemampuan untuk
8 1 2 3 4 5
memenuhi kebutuhan pangan
Ada perbaikan kemampuan untuk
9 1 2 3 4 5
memenuhi kebutuhan kesehatan
Ada perbaikan kemampuan untuk
10 1 2 3 4 5
memenuhi kebutuhan pendidikan
Ada perbaikan kemampuan untuk
11 1 2 3 4 5
memenuhi kebutuhan berlindung (rumah)
12 Ada penurunan tingkat kemiskinan 1 2 3 4 5
13 Ada penurunan tingkat pengangguran 1 2 3 4 5
Ada penurunan tingkat kepadatan 4 5
14 1 2 3
penduduk
Strategi Tanggap (Responsive Strategy)

93
Ada pelatihan keterampilan yang
15 1 2 3 4 5
dilaksanakan oleh Sejuta Berdaya
16 Ada pendampingan terhadap usaha yang 1 2 3 4 5
dijalankan oleh Sejuta Berdaya
Ada bantuan yang diberikan oleh Sejuta
17 Berdaya untuk mengatasi masalah-masalah 1 2 3 4 5
yang anda hadapi
Ada sarana dan prasarana yang disediakan
18 oleh Sejuta Berdaya untuk mendukung 1 2 3 4 5
kesejahteraan anda
Ada bantuan yang diberikan oleh Sejuta
19 Berdaya kepada anggota kelompok yang 1 2 3 4 5
terkena musibah
Ada penguatan aspek spiritual
20 (keagamaan) yang diberikan oleh Sejuta 1 2 3 4 5
Berdaya
Ada pembekalan teknologi yang diberikan
21 oleh Sejuta Berdaya sebagai penunjang 1 2 3 4 5
sarana dan prasarana
Strategi Terpadu atau Menyeluruh (Integrated or Holistic Strategy)
Ada perkumpulan anggota kelompok yang
22 rutin dilaksanakan sebagai wadah 1 2 3 4 5
silaturahmi
23 Ada sistem musyawarah dalam 1 2 3 4 5
pengambilan keputusan kelompok
24 Kegiatan kelompok selalu dilakukan secara 1 2 3 4 5
gotong-royong
25 Semua anggota selalu dilibatkan dalam 1 2 3 4 5
setiap kegiatan kelompok
Setiap anggota kelompok mendapat
26 1 2 3 4 5
perlakuan yang sama dan adil
Masyarakat diluar anggota kelompok
27 1 2 3 4 5
dilibatkan dalam setiap kegiatan kelompok
Anda menjadi lebih peduli terhadap
28 1 2 3 4 5
sesama anggota kelompok

94
C. Perkembangan Usaha Mikro
Petunjuk:
Isilah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada salah
satu jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-ragu (R)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)

No Pernyataan STS TS R S SS
Kondisi Saat Ini
Ada peningkatan volume penjualan pada
1 1 2 3 4 5
usaha yang dijalankan
2 Ada peningkatan jumlah aset yang dimiliki 1 2 3 4 5
Ada peningkatan produktivitas pada usaha
3 1 2 3 4 5
yang dijalankan
Ada peningkatan kemampuan/
4 1 2 3 4 5
keterampilan dalam menjalankan usaha
Ada peningkatan pendapatan pada usaha
5 1 2 3 4 5
yang dijalankan
Ada peningkatan modal pada usaha yang 4 5
6 1 2 3
dijalankan
Ada peningkatan jumlah tenaga kerja yang 4 5
7 1 2 3
digunakan

95
Lampiran 4 (Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas)

1. Hasil Uji Validitas

Hasil Uji Validitas Program Sejuta Berdaya (X)

Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria


Pernyataan 1 0,285 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 2 0,618 0,329 Valid
Pernyataan 3 0,567 0,329 Valid
Pernyataan 4 0,141 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 5 0,350 0,329 Valid
Pernyataan 6 0,221 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 7 0,335 0,329 Valid
Pernyataan 8 0,085 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 9 0,366 0,329 Valid
Pernyataan 10 0,299 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 11 0,515 0,329 Valid
Pernyataan 12 0,477 0,329 Valid
Pernyataan 13 0,498 0,329 Valid
Pernyataan 14 0,034 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 15 0,405 0,329 Valid
Pernyataan 16 0,526 0,329 Valid
Pernyataan 17 0,605 0,329 Valid
Pernyataan 18 0,339 0,329 Valid
Pernyataan 19 0,581 0,329 Valid
Pernyataan 20 0,740 0,329 Valid
Pernyataan 21 0,643 0,329 Valid
Pernyataan 22 0,645 0,329 Valid
Pernyataan 23 0,383 0,329 Valid
Pernyataan 24 0,447 0,329 Valid

96
Pernyataan 25 0,356 0,329 Valid
Pernyataan 26 0,555 0,329 Valid
Pernyataan 27 0,172 0,329 Tidak Valid
Pernyataan 28 0,119 0,329 Tidak Valid

Hasil Uji Validitas Kesejahteraan Masyarakat (Y)


Pernyataan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria
Pernyataan 1 0,661 0,329 Valid
Pernyataan 2 0,749 0,329 Valid
Pernyataan 3 0,731 0,329 Valid
Pernyataan 4 0,703 0,329 Valid
Pernyataan 5 0,686 0,329 Valid
Pernyataan 6 0,485 0,329 Valid
Pernyataan 7 0,678 0,329 Valid

2. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Uji Reliabilitas Program Sejuta Berdaya (X)


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,782 28

Hasil Uji Reliabilitas Kesejahteraan Masyarakat (Y)


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,753 7

97
Lampiran 5 (Hasil Asumsi Klasik dan Analisis Deskriptif)

1. Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
(Combined) 3,114 15 ,208 2,824 ,013

Kesejahteraan Between Linearity 2,391 1 2,391 32,530 ,000

Masyarakat * Groups Deviation


,723 14 ,052 ,703 ,749
Program Sejuta from Linearity
Berdaya Within Groups 1,617 22 ,074
Total 4,731 37

2. Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual

N 38

a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation ,25149531
Absolute ,108
Most Extreme Differences Positive ,108
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z ,667
Asymp. Sig. (2-tailed) ,765
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

3. Hasil Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics
Mean Std.
N Minimum Maximum Sum
Deviation

Sejuta Berdaya 38 4 5 161 4,23 ,280


Kesejahteraan
38 3,57 5,00 160,87 4,2334 ,35760
Masyarakat
Valid N (listwise) 38

98
Lampiran 6 (Hasil Uji Regresi Linier Sederhana)

1. Hasil Uji Koefisien Korelasi


b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 ,711 ,505 ,492 ,255
a. Predictors: (Constant), Program Sejuta Berdaya
b. Dependent Variable: Kesejahteraan Masyarakat

2. Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 ,711 ,505 ,492 ,255

a. Predictors: (Constant), Program Sejuta Berdaya


b. Dependent Variable: Kesejahteraan Masyarakat

3. Hasil Uji t
a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) ,389 ,635 ,612 ,544
1
Program Sejuta Berdaya ,909 ,150 ,711 6,065 ,000

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Masyarakat

4. Hasil Uji F
a
ANOVA

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
b
Regression 2,391 1 2,391 36,784 ,000
1 Residual 2,340 36 ,065
Total 4,731 37
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Masyarakat
b. Predictors: (Constant), Program Sejuta Berdaya

99
100
101
Lampiran 7 (Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing)

102
Lampiran 8 (Surat Permohonan Data/ Wawancara)

103

Anda mungkin juga menyukai