Anda di halaman 1dari 129

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT

INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

AI NURILMI
NIM. 1110046100076

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT


INDOIYESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

0leh:

Ai Nurilmi
NrM. 1110046100076
Dibawah Bimbingan:

Pembimbing

Pembimbing

II

fr. RR Tini Anssraeni. ST. M.Si

Dr. H. Abdul Malik MM


NrP.150183066

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UIN SYARIF HIDAYATUTLAH

JAKARTA
1435

Hl 2014 M

PENGESAIIAN PAMTIA UJIAN SKRIPSI


Skripsi yang berjudul "Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia
Pada Transaksi Letter Of Credif', telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program
Strata Satu

(S-l)

pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta,

Mei 2014

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

rP. 196808 121999031074

PA}TITIA UJIAN MT]NAQASYAH


1.

Ketua

Dr. Euis Amalia, M.Ag


NIP. I 97 I 07 0r 1998032002

2. Sekretaris : Mu'min Rauf MA


NrP. I 9700 41 61997

03

1004

3. Pembimbing I : Dr. H. Abdul Malik, MM


NIP. 150183066
4. Pembimbing

5. Penguji I

6. Penguji

II

II: h. RR Tini Anggraeni, ST, M.Si


ME
NrP. 19770530200701 1008

: Djaka Badranaya,

: Soffan Rizal, M.Si

NrP. 19760 430201101 I 002

ilt

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini sa1'a menl,atakan bahwa:

I.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata

di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang digunakan dalam penulisan

ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

sesuai

(UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku

di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

tv

ABSTRAK
MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT
INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT, adalah skripsi hasil karya
Ai Nurilmi, NIM 1110046100076. Pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435H/2014 M.
Skrispi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko kurs
valuta asing yang digunakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi Letter of
Credit (L/C). Manajemen risiko kurs valuta asing merupakan upaya perlindungan
terhadap kenaikan atau penurunan nilai tukar, agar bank dapat terjaga dari sisi
likuiditas dan tetap dapat mempertahankan eksistensinya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode analisis
deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of Credit dan aplikasi
manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat.
Indonesia pada transaksi letter of credit.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Bank Muamalat Indonesia memiliki
cara sendiri dalam mengatasi risiko kurs valuta asing yaitu dengan mengatur Net
Open Position (NOP). Manajemen risiko kurs valuta asing yang dilakukan tetap
mengedepankan prinsip syariah. Pada transaksi L/C akad yang digunakan adalah
kafalah bil ujrah dan untuk L/C yang pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa
bulan kemudian, Bank Muamalat melibatkan financing bank. Penggunaan financing
bank ini merupakan bagian dari risk transfer.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Valuta Asing, Letter of Credit


Pembimbing: Dr. H. Abdul Malik, MM dan Ir. Tini Anggraeni, ST, M.Si

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi


sang pemberi kehidupan, pencipta alam semesta yang telah memberikan nikmat dan
kemudahan, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK
MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT.
Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Semoga beliau dapat menjadi suri
tauldan bagi kita semua dan syafaatnya dapat tercurah kepada semua umatnya.
Kemudian, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Mumin Rauf, MA selaku sekretaris
prodi Muamalat.

vi

3. Bapak Dr. H. Abdul Malik MM, dan ibu Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si. selaku
dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, fikiran serta
tenaganya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh pihak bagian kemahasiswaan di Muamalat institute, Bapak Amiril Zulhaj
dan Bapak Muhammad Yusuf yang telah bersedia membantu penulis untuk
memperoleh dan bersedia menjadi narasumber.
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, semoga ilmunya bermanfaat dan bapak dan ibu selalu
mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
6. Ungkapan terimakasih, hormat, cinta dan kasih sayang penulis haturkan kepada
Ayahanda Bapak Hoerudin dan Ibunda Alm.Dedeh (Allahummaghfir lahaa
warhamhaa waaafihaa wafuanhaa). Kepada Papa terimakasih atas segala doa,
pengorbanan dan motivasi selama ini. Untuk Mama, kesabaran yang mama
contohkan menjadi pelajaran dalam kehidupan penulis khusunya dalam proses
penyusunan skripsi ini. Allahummagfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa
rabbayaani shagiraa. Kakak-kakakku tercinta, Karna Wijaya dan Bayu
Suprihartini, serta keponakanku M. Syafaat Yunadillah dan Afdhal Azka
Yunadillah.
7. Pamanku Drs.H.Encep Hidayat, MA, teteh Hj.Umiyati dan adikku Ulfa Fauziah
Hidayati,S.Sy terimakasih atas dukungan kepada penulis baik moril maupun
materil.

vii

8. Sahabat-sahabat terbaikku: Anggun Pradini dan Aam Mahmudah terimakasih


telah menjadi kawan dikala senang maupun susah dan telah banyak memotivasi
atas segala kendala yang dihadapi sejak awal kuliah hingga penyusunan skripsi
ini. Nurfie Ramadhani terimakasih atas doa dan motivasi yang diberikan. Rahma
Putri Islami yang telah berjuang bersama-sama dan banyak membantu dalam
penelitian penulis. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan
kebaikan yang lebih banyak.
9. Teman-teman Perbankan Syariah B 2010, yang telah mmeberikan warna
keceriaan selama kuliah. Canda tawa kalian akan selalu menjadi sebuah kenangan
yang tak terlupakan.

Jakarta, April 2014

Penulis

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .........................................................

iii

LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................

iv

ABSTRAK ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah .............................................

D. Tujuan Penelitian .......................................................................................

E. Manfaat Penelitian .....................................................................................

F. Review Studi Terdahulu .............................................................................

G. Sistematika Penulisan ................................................................................

10

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................

12

A. Manajemen Risiko .....................................................................................

12

1. Definisi Manajemen Risiko..................................................................

13

2. Risiko Pasar..........................................................................................

14

3. Manajemen Risiko Pasar ......................................................................

15

4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar .........................................................

17

B. Valuta Asing ..............................................................................................

18

ix

1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing......................................................

18

2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam ...................................

22

C. Letter of Credit (L/C) .................................................................................

26

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C.....................................

27

2. Mekanisme L/C ....................................................................................

30

3. Letter of Credit Syariah ........................................................................

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

33

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................

33

B. Jenis Penelitian ...........................................................................................

33

C. Sumber Data Penelitian ..............................................................................

35

D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................

35

E. Subjek-Objek Penelitian.............................................................................

37

F. Metode Analisis .........................................................................................

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS .......................................

40

A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs


Valuta Asing ..............................................................................................

40

B. Valuta Asing ..............................................................................................

43

1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia ...........

44

2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing .....................................................

46

C. Letter of Credit ...........................................................................................

48

1. Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia

48

2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia.....................................

50

3. Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia .................

56

4. Masalah pada L/C di Bank Muamalat Indonesia .................................

57

D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia....................

59

E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia 62


F. Analisis Transaksi Letter of Credit pada Bank Muamalat Indonesia ........

64

BAB V PENUTUP ..........................................................................................

67

A. Kesimpulan ................................................................................................

67

B. Saran ...........................................................................................................

68

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

69

xi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, interaksi antar negara di segala
bidang, terutama di bidang ekonomi tidak dapat dihindari. Pemenuhan kebutuhan
suatu negara tidak dapat dicover sepenuhnya dengan produksi negara itu sendiri.
Oleh karena itu adanya perdagangan internasional sangat membantu terpenuhinya
kebutuhan negara. Dengan melakukan perdagangan internasional, suatu negara
dapat berinvestasi ke luar negeri.
Pada perdagangan internasional, yang terjadi adalah transaksi antara
penjual dari satu negara dengan pembeli dari negara lain. Karena perdagangan
yang terjadi antar negara, maka tidak memungkinkan keduanya bertemu secara
langsung untuk bertransaksi secara tunai sebagaimana perdagangan yang terjadi
pada umumnya. Oleh karena itu ada beberapa masalah yang terjadi pada
perdagangan internasional ini. Pertama, penjual tidak akan mengirim barang
kepada pembeli, sebelum ada kepastian bahwa barang yang akan dikirim akan
dibayar. Kedua, pembeli tidak akan membayar barang akan dibelinya sebelum
ada kepastian bahwa barang tersebut akan benar-benar dikirim. Hal ini terjadi,
karena kedua belah pihak tidak ingin mengalami kerugian.
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas pada transaksi internasional,
maka Letter of credit merupakan sarana yang tepat untuk digunakan oleh para

eksportir dan importir. Dengan Letter of credit eksportir merasa terjamin karena
barang yang dikirimnya akan dibayar. Selain pihak eksportir, pihak importir juga
merasa terjamin bahwa barang yang dipesannya benar-benar dikirim dan
pengirimannya sesuai dengan pesanan.
Adanya fasilitas Letter of credit bukan berarti permasalahan kegiatan
perdagangan internasional berhenti sampai disitu. Dengan adanya perdagangan
internasional berarti jenis uang yang digunakan pun berbeda. Transaksi
perdagangan internasional ini melibatkan valuta asing. Valuta asing antar negara
memiliki nilai yang berbeda-beda. Mata uang negara maju nilainya lebih tinggi
dan lebih kuat daripada mata uang di negara-negara berkembang. Namun bukan
berarti mata uang negara berkembang tidak mungkin menguat, karena fluktuasi
nilai tukar dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut.
Ketika permintaan uang suatu negara mengalami peningkatan, maka nilai mata
uang negara tersebut akan menguat.
Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan
kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk
barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk
menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir)
maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.1 Oleh karena itu,
masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak hanya menjadi perhatian eksportir

Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007) h.123

dan importir saja, akan tetapi termasuk di dalamnya bank devisa yang melakukan
transaksi internasional.
Kondisi ekonomi yang yang tidak menentu, menyebabkan fluktuasi nilai
tukar yang tidak menentu pula, hal ini akan menetukan untung atau ruginya
kegiatan ekspor-impor dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Seperti bank
devisa yang menjadi Issuing Bank, advising bank ataupun nominated bank.
Untung atau ruginya kegiatan tersebut tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh
karena itu, untuk meminimalisir kerugian yang mungkin akan terjadi maka
dibutuhkan manajemen risiko.
Manajemen risiko telah berevolusi dan mengalami penyempurnaan dalam
periode yang panjang. Diawali dari konsep dasar asuransi untuk kemudian
berkembang dan menjadi disiplin tersendiri terlepas dan mandiri dari konsep
asalnya. Manajemen risiko telah dirasakan sebagai sebuah keharusan yang dapat
mengintegrasikan disiplin akuntansi, manajemen serta portofolio investasi.2
Foreign Exchange Risk adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank
sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari Foreign
exchange rates terhadap posisi FX bank.3
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, merupakan Bank Syariah yang
menjalankan kegiatan transaksi internasional. Bank Muamalat Indonesia
2
3

Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko (Jakarta: PT. Grasindo 2007) h.8


Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan
Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2006) h.133

menyediakan layanan Muamalat internasional banking. Pada layanan ini salah


satu produknya adalah Muamalat trade finance. Muamalat trade finance
menyediakan layanan jasa dan pembiayaan syariah untuk mendukung kelancaran
bisnis perdagangan nasabah, baik untuk transaksi perdagangan lokal maupun
international dan untuk transaksi L/C maupun non L/C. Pada layanan ini Bank Muamalat
Indonesia, pastinya menggunakan valuta asing sebagai alat transaksi. Fluktuasi nilai tukar
valuta asing pastinya menjadi pertimbangan bank untuk menentukan biaya yang akan
ditentukan agar tidak terjadi kerugian.

Untuk mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing, ada beberapa
teknik penanganan yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan teknik
hedging. Teknik penanganan dengan hedging belum digunakan oleh Bank
Muamalat sebagai bagian dari manajemen risiko kurs Valuta asing. Untuk
mengatasi risiko terhadap kurs valuta asing Bank Muamalat Indonesia
menggunakan cara lain selain dari teknik hedging.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, untuk mengetahui strategi
manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat untuk mengatasi fluktuasi
nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit. Maka penulis tertarik untuk
meneliti dan megkaji dalam skripsi yang berjudul MANAJEMEN RISIKO
KURS

VALUTA

ASING

BANK

TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

MUAMALAT

INDONESIA

PADA

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah:


1. Karena pada jenis transaksi L/C ussance memerlukan jangka waktu, maka
tidak menutup kemungkinan pada hari tersebut mata uang domestik akan
mengalami penurunan ataupun kenaikan nilai.
2. Pada L/C karena transaksi yang digunakan meliputi mata uang yang berbeda,
maka ancaman terhadap fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu perlu ada manajemen risiko untuk mengatasi masalah fluktuasi
valuta asing.
3. Meskipun Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang mengatur
tentang transaksi L/C, namun belum ada manajemen risiko secara khusus
untuk mengatasi fluktuasi valuta asing pada pembayaran Letter of credit.
4. Minimnya model dan instrumen pengendalian risiko pasar, dalam hal ini risiko
kurs valuta asing yang sesuai dengan karakteristik bank Islam. Selain itu,
berbagai literatur yang ada menggunakan pendekatan modifikasi dari berbagai
model dan instrumen yang umum telah digunakan di bank konvensional.
5. Manajemen risiko yang biasa digunakan untuk mengatasi valuta asing adalah

teknik hedging. Akan tetapi Bank Muamalat belum menggunakan hedging


sebagai manajemen risiko dalam mengatasi fluktuasi valuta asing.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah mengenai Strategi Bank
Muamalat Indonesia dalam mengatasi risiko kurs valuta asing pada transaksi
letter of credit. Manajeman risiko yang diteliti terfokus pada pengendalian risiko
dan menilai kesesuaiannya berdasarkan prinsip ekonomi Islam.
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing pada Bank Muamalat
Indonesia?
2. Bagaimana transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia?
3. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing Bank Muamalat
Indonesia pada transaksi letter of credit?
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tujuan


penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan pada Bank
Muamalat Indonesia
2. Mengetahui transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia
3. Mengetahui strategi manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat
Indonesia dalam mengatasi risiko fluktuasi kurs valuta asing pada transaksi
letter of credit

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis
Menambah wawasan bagi penulis tentang mekanisme Letter of credit, pihakpihak yang menggunakannya dan manajemen risikonya. Selain itu,
menumbuhkan keberanian penulis untuk menyampaikan gagasan dari masalah
yang berkembang.
2. Bagi dunia akademis
Menambah khazanah keilmuan tentang strategi manajemen risiko kurs valuta
asing untuk transaksi Letter of credit pada bank, selain dengan praktek
hedging sebagaimana yang biasa digunakan.
3. Bagi lembaga
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan saran untuk dapat
memilih strategi menajemen risiko pada transaksi yang berhubungan dengan
valuta asing. Dan bagi lembaga keuangan syariah, dapat menjadi sumber
informasi teknik manajeman risiko yang dapat digunakan dan sesuai syariah.
F. Review Studi Terdahulu
1. Identitas penelitian: Qurratul Ainy Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah
(Jakarta, 2012).
Judul Penelitian: Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian
Masalah Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi
Pembayaran L/C Ekspor Impor.

Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan untuk mengatahui strategi Bank


Syariah Mandiri dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul
pada L/C. Khususnya masalah discrepancies document dan masalah fluktuasi
nilai tukar. Untuk masalah fluktuasi nilai tukar Bank Syariah Mandiri
memberikan

fasilitas

forward

hedging

kepada

nasabahnya

dengan

menggunakan forward agreement.


Perbedaan: Objek penelitian adalah Manajemen risiko Bank Muamalat
Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar pada transaksi Letter
of credit, bukan dengan teknik hedging.
2. Identitas Penelitian: Siti Nurbaya, Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah
(Jakarta 2011)
Judul Penelitian:

Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)

No.34 dan 35 tentang Letter of credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah


(Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
Hasil Penelitian: Penelitian pada skripsi ini dilakukan hanya untuk
mengetahui kesesuain penerapan Letter of Credt ekspor-impor berdasarkan
fatwa DSN-MUI No. 34 dan 35 pada PT. Bank Muamalat Indonesia.
Penelitian pada skripsi ini dilakukan hanya untuk mengetahui kesesuain
penerapan Letter of Credt ekspor-impor berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 34
dan 35 pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

Perbedaan: Penelitian pada manajemen risiko kurs valuta asing pada Letter
of credit dan Tinjauan kesesuain manajemen risiko kurs valuta asing yang
digunakan berdasarkan prinsip ekonomi Islam
3. Identitas Penelitian: Nanik Indrawati, Skripsi Sarjana UIN Malang (Malang
2009)
Judul Penelitian: Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign
Exchange (FOREX) (Studi Pada PT. Victory International Futures Kantor
Cabang Malang)
Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan
mekanisme transaksi forex dan aplikasi manajemen risiko yang diterapkan di
PT. Victory International Futures kantor cabang Malang dalam bertransaksi
Forex. Manajemen risiko yang ada dan diberikan kepada investor yaitu
sebelum dan pada saat melakukan transaksi.
Perbedaan: pertama, Penelitian dilakukan Manajemen risiko kurs valuta
asing pada transaksi letter of credit, bukan pada investasi forex. Kedua,
Penelitian dilakukan pada manajemen risiko yang digunakan untuk
kepentingan bank.
4. Identitas Penelitian: Setiawan Budi Utomo, Agus Fajri Zam dan Iwan
Kurniawan, Jurnal Media Riset dan Manajemen FE Trisakti (Jakarta 2008).
Judul Penelitian: Analisis Kesesuaian instrumen hedge konvensional
terhadap prinsip syariah.

Hasil Penelitian: Pada penelitian ini menawarkan mudharabah dan


musyarkah sebagai pengembangan bentuk hedging untuk dapat digunakan
sebagai lindung nilai islami yang dapat diterima. karena konsep hedging yang
ada dan berkembang belum sesuai dengan syariah.
Perbedaan: Pengaturan open position dengan menganalisa hal-hal yang akan
terjadi yang berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan nilai valuta asing.
Dan pada transaksi L/C dengan melibatkan financing bank pada L/C jenis
ussance.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulisan dibagi menjadi
lima bab. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan bab yang membahas landasan teori, teori yang dibahas
merupakan teori-teori yang berkaitan dan mendukung penelitian. Yang meliputi
teori manajemen risiko, valuta asing, dan letter of credit.
Bab III merupakan bab yang membahas mengenai metodologi penelitian.
Pada bab ini hal-hal yang dibahas adalah mengenai Pendekatan Penelitian, Jenis
Penelitian, Sumber Data Penelitian, Teknik pengumpulan Data, Subjek-Objek
Penelitian, dan Metode Afnalisis.

10

Bab IV hasil penelitian dan analisis. Pada bab ini membahas tentang
gambaran hasil penelitian, penerapan manajemen risiko valuta asing yang
digunakan, jenis transaksi valuta asing yang tersedia, masalah fluktuasi nilai
tukar, pihak yang terkait pada transaksi L/C, mekanisme transaksi L/C di bank,
Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia dan masalah yang
dihadapinya. Pada bab ini dijelaskan pula keseuaian antara teori dan praktek, dan
keberhasilan manajemen risiko yang digunakan perusahaan.
Bab V merupakan penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran
yang relevan dari penelitian.

11

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Risiko
Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkolerasi secara linear
negative. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin
besar untuk dihadapi. Untuk itu, diperlukan upaya yang serius agar hubungan
tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada saat
risiko menurun.4 Maka dari itu manajemen risiko perlu diterapkan sebagai cara
untuk mengelola risiko.
Dalam ajaran Islam, konsep manajemen risiko pada hakikatnya sudah
banyak tertera dalam ayat-ayat al-Quran. Salah satunya adalah, Allah
memerintahkan agar manusia bertakwa kepada Allah dan memperhatikan apa
yang akan dikerjakannya, agar dirinya terpelihara dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 25:



Artinya: dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat
keras siksaan-Nya.
4

Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel
II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.5

12

1. Definisi Manajemen Risiko


Menurut Ferry N. Idroes Manajemen Risiko didefinisikan sebagai
suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi,
menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan
pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.5
Menurut Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Manajemen Risiko diartikan
sebagai berikut Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau,
dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.6
Menurut COSO, risk management (manajemen risiko) dapat diartikan
sebagai:
a process, effected by an entitys board of directors, management
and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise,
designed to identify potential events that may affect the entity, manage risk to
be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the
achievement of entity objectives.7
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
manajemen risiko merupakan metodologi yang digunakan perusahaan untuk
mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan sesuatu yang kejadiannya
5

Ibid, h.5
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), h.63
7
Ibid, h.66
6

13

tidak diharapkan, atau sesuatu yang diharapkan namun tidak terjadi. Maka
dari itu, kejadian yang tidak diharapkan tersebut dapat diantisipasi atau
bahkan dikendalikan dengan manajemen risiko.
2. Risiko Pasar
Yang dimaksud dengan risiko pasar (market risk) adalah risiko
kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya
pergerakan variable pasar (adverse movement) berupa suku bunga dan nilai
tukar. Risiko pasar ini mencakup empat hal, yaitu risiko tingkat suku bunga
(interest rate risk), risiko pertukaran mata uang (foreign exchange risk), risiko
harga (price risk), dan risiko likuiditas (liquidity risk)8.
Pengertian lain dari Market Risk adalah risiko kerugian yang diderita
bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance
sheet bank, akibat terjadinya perubahan market price atas assets bank, interest
rate dan foreign exchange rate, market volatility dan market liquidity.9
Risiko nilai tukar valuta asing (foreign exchange rate risk) timbul
apabila bank mengambil posisi terbuka (open position). Di saat bank berada
pada posisi beli (overbought position/long position), kerugian akan terjadi bila
nilai tukar mata uang local (currency base) cenderung naik (menguat), dan
sebaliknya pada saat bank berada pada posisi jual (oversold position/short
8

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2010)
Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan
Globalisasi Bisnis, h.130

14

position), kerugian akan terjadi apabila mata uang local cenderung turun
(melemah). Risiko nilai tukar valuta asing ini dapat ditekan dengan cara
membatasi atau memperkecil posisi, atau bahkan dapat dihindari sama sekali
bila bank selalu mengambil posisi squaire.10 Perubahan-perubahan yang
setiap saat terjadi atas kurs valas dan tingkat suku bunga bank inilah yang
dapat menyebabkan bank menderita kerugian yang tidak lain merupakan
penampakan market risk tersebut.11
3. Manajemen Risiko Pasar
Aktivitas manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh bank untuk
mengantisipasi risiko pasar adalah12:
a. Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk
membahas kondisi pasar dan menetapkan tindakan yang akan diambil
b. Membentuk satuan kerja manajemen risiko pasar untuk memantau
besarnya risiko pasar
c. Melakukan monitoring tingkat bunga dan nilai tukar yang berlaku di pasar
secara harian
d. Melakukan pengawasan terhadap pos-pos aktiva dan pasiva sesuai dengan
jatuh temponya (repricing date-nya)

10

Zainul Arifin, Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Azkia Publisher, 2009) h.264
Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan
Globalisasi Bisnis, h.144
12
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank , h.259-260
11

15

e. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap


kemungkinan terjadinya perubahan tingkat bungan pasar
f. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap
kemungkinan terjadinya perubahan nilai tukar pasar
g. Melakukan penyesuaian tingkat bunga kredit dan dana terhadap perubahan
tingkat bunga pasar sesegera mungkin setelah terjadi perubahan tingkat
bunga pasar
h. Melakukan squaring position sehingga posisi devisa netto berada pada
tingkat yang sekecil-kecilnya, hal ini dilakukan dengan monitoring posisi
devisa netto setiap saat (PDN intra day)
Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam tidak diperbolehkan
terlibat dalam transaksi spekulatif yang mengandung gharar dan maysir
(judi). Selain itu, bank Islam juga tidak diperbolehkan bertransaksi pada
produk yang mengandung riba, seperti instrumen berpendapatan tetap
(obligasi, SBI, SUN, deposito, dan sejenisnya). Artinya, jika bank Islam
benar-benar mematuhi prinsip syariah, sadar atau tidak sadar, mereka telah
melakukan mitigasi risiko pasar13.

13

Imam Wahyudi dkk, Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h.191

16

4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar14


a. Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang bertujuan
untuk:
1) Melindungi nilai keuntungan dalam denominasi FX dan atau biaya dan
kerugian dalam denominasi FX terhadap pergerakan yang berlawanan
dari FX currency rates.
2) Mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan pemilihan straregi
lindung nilai yang tepat terhadap penyediaan dana dan transaksi yang
mencakup eksposur risiko kredit dalam FX currencies.
3) Memprioritaskan pembentukan provisi dalam FX currencies yang
ekuivalen dalam jumlah mata uang domestic.
b. Aktivitas fungsional atau satuan kerja bank yang tidak memiliki limit
posisi FX currency tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi
dengan risiko FX currency, sehingga posisi yang tidak memiliki otorisasi
dapat segera diidentifikasi dan diatasi permasalahannya.
c. Pengendalian risiko nilai tukar yang tepat harus ditetapkan dan diterapkan
secara efektif dalam rangka memenuhi batasan dan persyaratan yang
diatur dalam ketentuan yang berlaku.

14

Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank , h.491-492

17

B. Valuta Asing
Valuta asing atau yang disingkat dengan kata valas secara bebas dapat
diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah di Negara lain. Dari pengertian tentang valas di atas
terdapat suatu hal yang relative yaitu kata di Negara lain. Jadi suatu mata uang
dikatakan sebagai valuta asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk
penduduk di Negara yang bukan Negara asal mata uang akan menyebut sebagai
valuta asing atau valas dan sebaliknya penduduk di Negara asal mata uang tidak
akan menyebutnya demikian15.
Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang yang
dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang Negara lain. Harga
tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan
untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran
tersebut adalah nilai tukar (exchange rate)16.
1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing
Jenis transaksi valuta asing pada umumnya dibedakan berdasarkan
jangka waktu antara tanggal transaksi (Deal Date) dengan tanggal valuta
(Value Date).

15

16

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2005) h.1
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, (Jakarta:
Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008) h.91

18

a. Transaksi Today (TOD)


Transaksi valuta asingdi mana tanggal penyerahan (Value Date) sama
dengan tanggal transaksi (Deal Date).
b. Transaksi Tomorrow (TOM)
Transaksi valuta asing di mana penyerahan (value date) satu hari kerja
setelah tanggal transaksi (deal date)17
c. Transaksi Spot
Transaksi valuta asing di mana tanggal penyerahan (Value Date)
dua hari kerja setelah tanggal transaksi (Deal Date).18 Menurut
Hanafi:2004 Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan
penyerahan dan pembayaran saat itu juga, meskipun dalam praktek
transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari kerja berikutnya. Misalnya
kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan atau ditutup pada tanggal
10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak tersebut dilakukan
pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus 2007 tersebut
kebetulan hari libur atau hari Sabtu maka penyelesaiannya adalah pada
hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value
date.19

17

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.39


Ibid, h.39
19
Juni Triyana,Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari
http://juni-triyana.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-transaksi-valas.html
18

19

d. Transaksi Forward
Transaksi Forward adalah suatu transaksi/kontrak pembelian atau
penjualan suatu valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal
valuta asing di masa yang akan datang dengan rate / harga yang ditentukan
sekarang (pada tanggal kontrak).20 Menurut Madura (2000:63) contoh
transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1
juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari
Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli
Mark Jerman untuk pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan
kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan kurs spot ini maka perusahaan
membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun perusahaan
belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan dapat
menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark
menurut kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui
berapa kurs spot 90 hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark,
perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark x 1.000.000
Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000.
akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang.
Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka

20

Bank Mandiri, Produk Trasury, artikel diakses pada 22 Maret


http://www.bankmandiri.co.id/article/312261278522.asp?article_id=312261278522

20

2014

dari

perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak forward dengan


menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang
dibutuhkan perusahaan sebesar $510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000
Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir
dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.21
e. Transaksi Swap
Transaksi swap diartikan sebagai pertukaran dua valuta dalam satu
periode tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal valuta spot
sekaligus penjualan kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang
(tanggal valuta forward) atau penjualan valuta di tanggal valuta spot
sekaligus pembelian kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang
(tanggal valuta forward).22 Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila
bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah
terhadap dolar pada kurs Rp.7.500 per dolar pada 1 Januari 1999. B
menempatkan US$1 Juta, A menempatkan Rp.7,5 miliar. Pada 30 Juni
1999 A membayar kembali US$1 Juta, B membayar kembali Rp.7,5
miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.23
f. Transaksi Options

21

Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html
22
Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.140-141
23
Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001) h.133

21

Kontrak options (opsi) member opsi/hak kepada pemegang options


untuk mengeksekusi atau tidak mengeksekusi kontrak options selama
periode waktu tertentu atau pada waktu jatuh tempo. Investor akan
menggunakan

(mengeksekusi)

haknya

apabila

menguntungkan.

Sebaliknya, penjual options tidak punya pilihan tetapi harus menjual atau
membeli instrumen keuangan sesuasi pilihan pemegang options. Oleh
karena itu, hak untuk membeli atau menjual instrumen keuangan pada
suatu harga tertentu memiliki nilai. Pemilik options harus membayar
sejumlah dana tertentu yang disebut premi (premium).24
Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 1999. A
memberikan hak kepada B untuk membeli dolar AS dengan kurs Rp.7.500
per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 1999, tanpa B berkewajiban
membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang
diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini
disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk
menjual tanpa B berkewajiban menjual disebut put option.25
2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam
Dilihat dari segi jenisnya, barang-barang yang termasuk kelompok
ribawi, sebagimana disebutkan dala hadi ada dua macam26:
a. Kelompok mata uang (nuqud), yaitu emas dan perak.
24

Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangn Lain, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009) h.26
Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, h.133
26
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013) h.266
25

22

b. Kelompok makanan, yaitu gandum, jagung, kurma dan garam.


Dari sini dapat dipahami bahwa illat diharamkannya riba dalam emas
dan perak adalah karena keduanya merupakan harga atau alat pembayaran.
Sedangkan untuk kelompok kedua, illat larangannya adalah karena barangbarang tersebut merupakan makan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
manusia. Dengan demikian, apabila illat tersebut terdapat pada mata uang
yang lain, selain emas dan perak maka hukumnya sama dengan emas dan
perak27. Oleh karena itu, jika ingin melakukan transaksi pertukaran mata uang
maka harus diperhatikan beberapa persyaratannya agar terhindar dari unsur
riba fadhl.
Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba
menurut jenisnya seperti seorang menjual salah satu dari dua macam mata
uang, yaitu mas dan perak dengan yang sejenis atau bahan maknan seperti
beras dengan beras, gabah dengan gabah dan yang lainnya, maka
disyaratkan28:
a. Sama nilainya (tamasul)
b. Sama ukurannya menurut syara, baik timbangannya, takarannya maupun
ukurannya
c. Sama-sama tunai (taqabudh) di majelis akad

27
28

Ibid, h.267
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat,(Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h.63

23

Penukaran valas merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk


membeli atau menjual valuta asing yang sama (single currency) maupun
berbeda (multy currency), yang hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh
nasabah. Akad yang digunakan adalah sharf, yaitu transaksi pertukaran antara
mata uang berlainan jenis. Landasan syariahnya adalah Fatwa DSN-MUI
No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli mata uang (al-sharf)29.
Mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional No. 28/DSNMUI/III/2002 beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk dibolehkannya
melakukan transaksi jual-beli mata uang adalah sebagai berikut:
a. Transaksi dilakukan bukan untuk kepentingan spekulasi.
b. Ada kebutuhan transaksi dan sebagai simpanan berjaga-jaga.
c. Untuk transaksi mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan
penyerahannya harus secara tunai (taqabudh).

d. Untuk transaksi mata uang berlainan jenis, maka harus dilakukan sesuai
dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan
harus dilakukan secara tunai.

Masih mengacu pada fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002,


jenis-jenis transaksi yang dibolehkan dan dilarang adalah:
a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing
(valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau
penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya
29

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010) h.90

24

adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap
sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari ) ( dan
merupakan transaksi internasional.
b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang
nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang
akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya
adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang
diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian
hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama
dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward
agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).
c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas
dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara
penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram,
karena mengandung unsur maisir (spekulasi).
d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah
unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.
hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi)30.

30

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang (AlSharf)

25

C. Letter of credit (L/C)


Pengertian secara umum L/C merupakan salah satu pernyataan dari bank
atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk menyediakan dan membayar
sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau
eksportir). L/C sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary
credit.31
Letter of credit dapat didefinisakan sebagai jaminan bersyarat yang
diberikan oleh bank yang menerbitkan L/C (issuing bank/opening bank) untuk
membayar wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam L/C dan mengacu pada UCP 500.32
Landasan dibolehkannya transkasi letter of credit dalam Islam, salah
satunya tertera pada surat al-Kahfi ayat 19:






Artinya: dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling
bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka:
sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada
(disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih
mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang
31
32

Kasmir, Manajemen Perbankan, h.123


Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), h.166

26

di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia
membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C
Dalam Transaksi letter of credit minimal terdapat 4 pihak yang terkait
pada transaksi L/C, empat pihak tersebut adalah:
a. Importir (pembeli), dalam transaksi L/C importer disebut sebagai
applicant, yaitu pihak pemohon penerbitan L/C
b. Issuing bank/opening bank, yaitu bank yang menerbitkan L/C
c. Paying/Negotiating bank, yaitu pihak yang meneruskan L/C kepada
penjual
d. Eksportir (penjual), dalam transaksi L/C importer disebut beneficier, yaitu
pihak penerima L/C
Menurut Hamdani (dalam Qurratul Ainy, 2012), pihak-pihak yang
terlibat dalam transaksi L/C baik langsung ataupun tidak langsug adalah
sebagai berikut:
Pihak pihak yang terlibat secara langsung:
a. Pembeli/importir
disebut juga applicant merupakan pihak yang memohon pembukaan L/C
dari bank.

27

b. Penjual/eksportir
disebut juga beneficiary merupakan pihak penerima L/C dan penerima
pembayaran.
c. Bank pembuka / penerbit L/C
disebut juga opening bank/issuing bank. Merupakan bank yang
membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiary melalui advising bank.
d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank. adalah bank yang
meneruskan L/C dan menegaskan kebenaran L/C tersebut kepada
eksportir.
e. Bank yang menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga confirming bank
adalah bank kedua, biasanya advising bank yang bertindak sebagai
confirming bank, yakni yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C
tersebut benar dan apabila importer atau opening bank tidak melakukan
pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya.
f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang
melakukan pembayaran kepada beneficiary/eksportir.
g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang
menyetujui untuk membeli wesel dari beneficiary/eksportir.
h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut
juga reimbursing bank. Penggunaan bank ketiga ini apabila antara bank
eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening.

28

Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung


a. Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barangbarang dagang dari eksportir dan mengatur pengangkutan barang-barang
tersebut dan juga menerbitkan Bill of lading (B/L) sebagai bukti bahwa
barang sudah dimuat di kapal.
b. Bea dan Cukai / Pabean. Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen
dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana
dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran. Bagi eksportir,
instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan
memberikan izin barang untuk dimuat di kapal.
c. Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang
yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan.
d. Badan-badan Pemeriksa, adalah badan yang ditunjuk pemerintah dalam
pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya.
e. Badan-badan Penelitian lainnya yang ditunjukan pemerintah untuk
mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barangbarang yang diperdagangkan.

29

2. Mekanisme L/C
Prosedur Ekspor-Impor dengan menggunakan L/C33
Prosedur ekspor-impor, dengn menggunakan L/C dimulai dengan
penandatanganan kontrak penjualan antara penjual dan pembeli. Berdasarkan
kontrak penjualan tersebut pembeli memohon kepada bank penerbit untuk
menerbitkan L/C kepada penjual (penerima) sebagai alat pembayaran untuk
membayar barang yang akan diekspor oleh penjual kepada pembeli. Bank
penerbit menerbitkan L/C kepada penjual langsung atau melalui bank penerus.
Dalam hal diterbitkan melalui bank penerus bank ini meneruskan L/C kepada
penjual. Penjual mempersiapkan barang dan pengapalannya serta dokumendokumen pengapalan.
Setelah barang dikapalkan melalui perusahaan pelayaran atau
perusahaan penerbangan, penjual mengajukan dokumen-dokumen pengapalan
kepada bank penegosiasi atau bank pembayar untuk mendapatkan
pembayaran hasil ekspornya. Bank penegosiasi atau bank pembayar atas dasar
dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran hasil ekspor kepada
penjual. Bank penegosiasi atau bank pembayar mengirim dokumen-dokumen
pengapalan dan meminta pembayaran kembali kepada bank penerbit selaku
pemberi kuasa. Bank penerbit atas dasar penerimaan dokumen-dokumen
pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penegosiasi atau

33

Ramlan Ginting, Letter of credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, )
h.30

30

bank pembayar secara langsung atau melalui bank pereimburs. Bank penerbit
menyampaikan dokumen-dokumen kepada pembeli dan meminta pembayaran
kembali kepadanya. Pembeli atas dasar dokumen-dokumen pengapalan
melakukan pembayaran kembali kepada bank penerbit.
Pembeli dengan dasar dokumen-dokumen pengapalan menyelesaikan
administrasi kepabeanan dengan kantor bea cukai dan melakukan pembayaran
pungutan impor untuk untung Negara melalui bank. Seterusnya pembeli
menghubungi agen perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan
melakukan penyerahan barang kepada pembeli.
3. Letter of credit Syariah
Pembiayaan L/C syariah pada umumnya dapat menggunakan beberapa
akad yaitu:
a. Pembiayaan L/C Impor34
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 34/DSNMUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Impor
adalah:
1) Wakalah bil ujrah
2) Wakalah bil ujrah dengan qardh
3) Murabahah
4) Salam atau Istishna dan Murabahah
34

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.252

31

5) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah


6) Musyarakah
7) Wakalah bil Ujrah dan Hawalah
b. Pembiayaan L/C Ekspor35
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 35/DSNMUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Ekspor
adalah:
1) Wakalah bil ujrah
2) Wakalah bil Ujrah dan Qardh
3) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah
4) Musyarakah
5) BaI dan Wakalah
Untuk L/C syariah, selain menggunakan akad-akad tersebut diatas,
dapat juga menggunakan akad kafalah bil ujrah. L/C yang menggunakan akad
kafalah bil ujrah ketentuannya telah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57
tahun 2007, tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.

35

Ibid, h.253

32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Indriarto (1999:26) dalam Indrawati (2009:53), studi kasus merupakan
penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan
kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.
Objek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas
tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam
mengenai subyek tertentu. Lingkup penelitian kemungkinan terkait dengan suatu
siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu yang memfokuskan pada
factor-faktor tetentu atau unsur-unsur dan kejadian secara keseluruhan.32 Maka
pada penelitian ini studi kasus dilakukan pada pada PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk, untuk mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing pada
transaksi Letter of credit.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigm, strategi, dan
implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang
32

Nani Indrawati, Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (Studi Kasus pada
PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Negeri Malang, 2009) h.53

33

dikembangkan sangat beragam. Sebab itu, tidak mengherankan jika terdapat


anggapan bahwa, Qualitative research is many thing to many people (Denzin
dan Lincoln, 1994:4).33
Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk
hitungan lain. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat,
dan perilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan social, atau hubungan timbal
balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun
analisisnya bersifat kualitatif.34
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.35 Deskriptif artinya adalah metode pencarian fakta yang bertujuan
untuk menggambarkan atau menganalisa hasil penelitian, tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesa.36 Maka dari itu, pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam
bentuk data deskriptif yang membahas tentang mekanisme mekanisme L/C dan

strategi manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah


fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.

33

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.20
Ibid, h.21
35
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004) h.3
36
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2002) h.45
34

34

C. Sumber Data Penelitian


Data kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi
dua: (1) data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan
diteliti (responden); (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga
atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan
lain-lain.37
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan pihak yang terkait pada transaksi letter of credit dan menangani dan
memantau kurs valuta asing, yaitu pada divisi L/C dan bagian treasury.
Kemudian data sekunder diperoleh dari arsip dokumen perusahaan berupa
transaksi letter of credit, fluktuasi kurs valas dan literatur kepustakaan dan
sumber informasi lainnya terkait dengan tema penelitian.
D. Teknik pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitain
kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok
adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth
interview.38 Pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai metode
diataranya

37
38

yaitu,

Penggunaan

bahan

dokumen,

Observasi/Pengamatan,

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56


Ibid, h.172

35

Wawancara, Penggunaan Pengalama Individu, Quetioner (angket), Penggunaan


Projektif test.39
1. Dokumentasi
Metode

ini

merupakan

suatu

cara

pengumpulan

data

yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah


yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
perkiraan.40 Pada studi dokumentasi, selain meliputi dokumen-dokumen yang
diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia, studi dokumentasi ini meliputi juga
studi kepustakaan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami teori
tentang manajemen risiko, valuta asing dan letter of credit. Selain itu
mengetahui peraturan fatwa DSN-MUI terkait transaksi L/C dan transaksi
valuta asing.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan
dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas
pertanyaan itu.41 Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang

39

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, (Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010) h.82
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.158
41
Ibid, h.127
40

36

terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya


tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.42
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
kepada narasumber dari Bank Muamalat Indonesia yang kompeten dan
berwenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara
(penulis). Kemudian jawaban dari narasumber atas pertanyaan seputar L/C
dan transaksi valuta asing yang diajukan oleh pewawancra dicatat atau
direkam agar jawaban yang dibutuhkan lengkap, tanpa ada kekurangan
ataupun kekeliruan.
E. Subjek-Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Objek pada
penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan penelitian ini
difouskan pada Strategi Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia untuk
menghindari fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.
F.

Metode Analisis
Adapun yang dimaksud dengan analisa data adalah serangkaian kegaiatan
mengolah seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuan baru
maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Dan cara mengemukakan
dan mengurai dalam proses analisa data dapat dilakukan secara kualitatif

42

S.Nasution, Merode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2002) h.73

37

maupun kuantitatif. Terhadap ini amat penting dan menentukan, kreatifitas


peneliti merupakan pangkal keberhasilan dalam menangkap berbagai aspek yang
merupakan objek studinya.43
Analisis data menurut patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar. Bogolan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses
yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan
oleh data.44
Pada penelitian ini untuk mengolah dan menganalisa data, digunakan
metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of
credit, dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan
Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit.
Mengelompokan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan
dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk

43
44

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, h.83


Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.91

38

menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data


bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaanpertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba
untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya
dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.45

45

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009) h.158

39

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta
Asing
Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs
naik dan kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position
khususnya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, untuk
memantau pergerakan kurs tersebut. Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi
seperti tahun lalu, yaitu ketika diperkirakan trend nya naik, maka open position
Bank Muamalat besar. Open untuk posisi devisa netto nya dibuat plus besar,
sehingga selain ada keuntungan transaksi ada juga keuntungan dari reval.
Laba/Rugi reval adalah laba/rugi dari selisih kurs yang diakibatkan dari
perbedaan kurs valuta tertentu pada periode tertentu sebesar Net Open Position
(NOP) yang dikelola. Contoh : NOP 3 April 2014 adalah USD 10 milyar, harga
USD 1 = Rp.11,300, bank pada posisi long. Pada 4 April 2014, closing pada
Rp.11,320 untuk setiap USD 1 dengan asumsi NOP tetap, maka ada potensi laba
revaluasi sebesar (11,320-11,300) x USD 10 milyar = Rp.200 juta. Laba reval
hanyalah potensi laba. Hal ini baru dapat dikatakan laba/rugi ketika ada eksekusi
(jual/beli) pada kurs tertentu. Disebut laba yaitu ketika jual lebih besar daripada
beli dan sebaliknya.

40

Mengenai penggunaan hedging untuk manajemen risiko kurs, bank


syariah masih terbatas dalam penggunaannya. Karena di Indonesia tidak seperti di
Malaysia. Jika ada transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring.
Misalnya bank memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini
dilakukan untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.
Hedging belum digunakan di Bank Muamalat Indonesia, namun masih
diolah dan diusahakan di BI. Karena jika tidak ada hedging risikonya besar,
namun konsep hedging jika dinilai dari sisi syariahnya masih harus dikaji ulang.
Karena di Indonesia ruang lingkupnya kecil jika dilihat dari bank itu sendiri.
Tidak seperti di Malaysia dilihatnya

industri secara keseluruhan. Untuk

mengatasi risiko kurs nialai tukar, karena bank tidak menggunakan hedging, maka
bank mempunyai analis sendiri yang memantau bagaimana pergerakan kurs dan
bagaimana open position yang harus dilakukan. Misalnya seperti saat ini,
kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem, maka bank cenderung
square dan PDN nya nol, karena hal tersebut dinilai lebih aman.
Penyediaan valuta asing pada Bank Muamalat digunakan untuk
likuiditas. Likuiditas yang dimaksud adalah untuk keperluan tertentu, misalnya
penarikan atau transfer nasabah, realisasi pembiayaan, dan lain lain. Transaksi
valuta asing jual/beli, diselesaikan pada hari itu juga untuk meminimalisir adanya
revaluasi tambahan dari NOP (Net Open Posisition) hari tersebut yang akan
tercatat pada esok harinya.

41

Untuk nasabah yang meminta pembayaran L/C untuk 3 bulan yang akan
datang, Bank Muamalat menggunakan financing bank. Sehingga ada yang
langsung membayar L/C tersebut, namun dengan harga tertentu. Karena bank
tidak menggunakan forward atau swap, maka L/C tersebut dijual lagi ke financing
bank. Financing bank adalah bank yang telah menjalin kerjasama trade finance
dengan Bank Muamalat, yang terikat dalam perjanjian dengan persyaratan
tertentu. Financing bank yang digunakan bisa financing bank syariah ataupun
konvensional, karena transaksi yang digunakan adalah jual-beli, sehingga tidak
ada kaitannya dengan bunga.
Keberhasilan Bank Muamalat Dari manajemen kurs, Bank Muamalat
Indonesia untuk tahun lalu dapat memperoleh laba reval di atas 60 Milyar.
Karena dari posisi itu analis ada view kedepannya akan terjadi seperti ini. Seperti
misalnya kemarin ketika Amerika ekonominya akan recover, ada isu dari
tapering, maka ada kemungkinan orang dananya kembali ke sana, maka bank
segera pegang posisi long. Ketika posisi long rupiah terus melemah. Misalnya
awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.10.400. Hal tersebut dilakukan bukan hanya
untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk menjaga dari sisi likuiditas.
Meskipun posisi bank pegang long, namun untuk transaksi tetap squaring, yaitu
beli satu jual satu.
Walaupun Bank Muamalat Indonesia menggunakan jenis manajemen
risiko kurs yang lain selain daripada hedging, namun Bank Muamalat tidak

42

khawatir akan kehilangan loyalitas nasabah. Karena nasabah emosional Bank


Muamalat Indonesia banyak, jadi nasabah melihatnya dari sisi kesyariahannya.
Selain itu mereka juga melihat dari sisi pricing yang diberikan. Pricing yang
diberikan kepada nasabah cukup menguntungkan dibandingkan dengan bank lain.
Misalnya dari segi investasi, Bank Muamalat memberikan pembiayaan kepada
mereka, lalu bagi hasil yang diberikan jika diekuivalenkan rate nya, jika untuk
deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau jika untuk pembiayaan, bagi hasil di
Bank Muamalat lebih rendah dari bank lain. Oleh karena itu nasabah tetap mau ke
Bank Muamalat. Jadi, nasabah yang memilih Bank Muamalat Indonesia ada yang
memilih secara rasional atau emosional.
B. Valuta Asing
Jenis mata uang yang diperjualbelikan di Bank Muamalat Indonesia ada
tujuh macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note
ada tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MYR
(Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar)
hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan
bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya
belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada permintaan jenis mata
uang tertentu bank bisa menyediakannya.
Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD
(Singapore Dollar), EUR (Euro), JPY (Japannese Yen) dan AUD (Australian

43

Dollar). Untuk mata uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang
umum, namun jika nasabah ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata
uang asing yang jarang seperti NOK (Norwey Krone) atau misalnya Peso, bank
bisa melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter
harus menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut.
Untuk 7 jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja,
asalkan cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa, jadi transaksi
dapat dilakukan di sana.
1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia
Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia di Bank Muamalat
Indonesia adalah transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat
sedang mencoba untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya
(underlying). Sebenarnya jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap
rencana saja. Jual beli tunda yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau
Spot. Karena TOM dan Spot termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak
hanya swap ataupun forward. Oleh karena jenis transaksi yang disediakan
Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD) maka transaksi hari
ini selesai hari ini juga, maksimal selesai jam 14.30.
Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada
Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan
berbeda, maka transaksi bisa sampai swap atau Forward. Untuk jenis

44

transaksi TOM atau SPOT itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana
cenderung lebih bebas dan terbuka.
Meskipun menurut fatwa DSN-MUI tentang sharf jenis transaksi spot
ditolerir dan boleh untuk digunakan, namun Bank Muamalat Indonesia tidak
menggunakannya. Karena kurs dalam dua hari pasti sudah berubah, jangankan
untuk dua hari, untuk satu hari saja kurs dapat berubah berkali-kali. Selain itu
DPS Bank Muamalat Indonesia sangat ketat dalam menerapkan peraturan
Bank Syariah.
Untuk transaksi valuta asing, Bank Muamalat menyediakan fasilitas
deposito dalam bentuk valuta asing. Bank Muamalat tidak khawatir nasabah
yang membuka deposito dalam bentuk valuta asing akan menggunakannya
untuk spekulasi. Karena deposito itu intinya untuk investasi, nasabah
menyertakan dananya ke bank untuk dapat digulirkan ke luar untuk
pembiayaan. Bank menganggapnya cenderung lebih ke investasi, bukan untuk
spekulasi. Jika untuk spekulasi biasanya orang yang melakukan jual kemudian
beli, lalu jual kemudian beli lagi. Misalnya rekeningnya kecil, beli sekarang
banyak, lalu ketika harga naik dijual. Jika transaksinya sering, misalnya tidak
sampai USD100.000, maka harus ada keterangan underlying nya. Jika hal
tersebut terjadi, maka nasabah tersebut akan ditegur, atau diberikan kurs
counter karena ia tidak memiliki underlying.

45

2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing


Sebenarnya, terdapat banyak faktor yang menyebabkan masalah
fluktuasi nilai tukar. Namun secara garis besar, faktor-faktor yang menjadi
perhatian adalah:
Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika,
Amerika yang paling berpengaruh karena USD merupakan mata uang yang
paling sering diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau
adalah berita-berita terkait ekonomi politiknya US. Misalnya seperti pada saat
ada pengumuman aka nada kenaikan suku bunga setelah masa tapering di
musim gugur, maka langsung ada respon. Dana langsung kembali semua ke
luar. Dollar menguat, emas turun dan minyak turun. Karena Nilai tukar satu
negara itu tidak bisa mempengaruhi negara lain, jadi bukan karena Amerika
menaikkan suku bunga lalu rupiah melemah, bukan karena itu. Karena
Amerika menaikkan suku bunga, maka dollar menguat. Selain itu, yang
dilihat adalah data ekonominya US, enployment nya, GDP nya, Trade
Balance nya, kebijakan suku bunga, dan dari kebijakan lain, yaitu kebijakankebijakan politiknya. Di sisi lain, ekonomi yang besar itu ada di Amerika,
Jepang, Cina, Eropa, maka hal itu juga diperhatikan.
Demand terhadap USD lebih dipengaruhi oleh dana asing yang keluar
atau masuk. Ketika ada kabar bunga Amerika akan dinaikkan, karena berita

46

ini credible maka mereka kembali ke luar. Oleh karena itu, yang paling
berpengaruh adalah dana asing yang masuk dan keluar.
Faktor Internal (dari dalam Indonesia): maka yang dilihat adalah berita
politik indonesia, kemudian ekonomi Indoenesia, GDP, dan trade balance
Indonesia. Selain itu kebijakan suku bunga atau jika ada lelang surat berharga
maka hal itu juga berpengaruh. Misalnya BI melelang surat berharga yaitu
SBI Syariah atau misalnya pemerintah melelang sukuk, maka hal itu bisa
berpengaruh. Tapi tergantung nominalnya, kalau nominalnya besar biasanya
dana asing masuk. Sehingga Rupiah akan menguat, karena permintaan
terhadap Rupiah banyak.
Berikut ini adalah rata-rata kurs Valuta asing per-bulan pada Bank
Muamalat Indonesia, Periode Januari 2013-Februari 2014

January 2013
February 2013
March 2013
April 2013
May 2013
June 2013
July 2013
August 2013
September 2013
October 2013
November 2013
December 2013
January 2014

USD
9,654.00
9,680.38
9,708.68
9,722.75
9,757.70
9,875.24
10,071.22
10,571.58
11,327.26
11,342.83
11,623.63
12,074.88
12,159.95

SAR
2,574.24
2,581.24
2,588.83
2,592.60
2,601.88
2,633.19
2,685.44
2,818.81
3,020.27
3,024.50
3,099.31
3,219.62
3,242.28

MYR
3,176.10
3,125.35
3,122.40
3,189.06
3,228.52
3,137.76
3,155.14
3,218.58
3,483.07
3,571.23
3,631.61
3,718.15
3,679.47

SGD
7,857.47
7,816.75
7,787.74
7,855.13
7,811.41
7,834.57
7,941.84
8,290.57
8,966.60
9,117.37
9,316.99
9,595.36
9,550.05

February 2014

11,919.35

3,178.20

3,601.95

9,411.17

47

January 2013
February 2013
March 2013
April 2013
May 2013
June 2013
July 2013
August 2013
September 2013
October 2013
November 2013
December 2013
January 2014
February 2014

EUR
12,829.20
12,939.90
12,588.26
12,648.16
12,670.39
13,033.27
13,178.02
14,065.27
15,123.35
15,483.30
15,691.15
16,546.14

AUD
10,139.32
9,985.26
10,039.61
10,099.71
9,654.15
9,307.37
9,233.76
9,537.41
10,515.05
10,793.63
10,833.91
10,848.34

JPY
108.54
103.97
102.50
99.51
96.76
101.48
101.11
107.69
114.18
116.09
116.15
116.74

2,626.39
1,859.39

10,758.47
10,691.93

116.84
116.82

C. Letter of credit
1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat
Indonesia
Umumnya terdapat empat pihak yang terkait dalam transaksi L/C,
yaitu ada buyer, seller, issuing bank sebagai bank penerbit dan advising bank
atau nominated bank yang ditunjuk oleh ekportir. Di samping partisi yang
umum tersebut, terkadang ada tambahan, yaitu pihak confirming bank.
Terkadang ada nominated bank yang bertindak sebagai confirming bank juga.
Confirming yang selain dari nominated bank ada, apabila L/C yang
dikeluarkan oleh issuing bank tidak membuat beneficiary nyaman, karena
beneficiary tidak begitu kenal dengan issuing bank, maka ia perlu meminta
kepada applicant supaya L/C nya ditambahkan konfirmasi dari bank yang

48

status kredibilitas atau rattingnya lebih tinggi dari issuing bank. Proses
pengalihan kredibilitas pada transaksi L/C ini terjadi apabila, seller kurang
percaya dengan buyer maka dia minta L/C, jadi buyer kredibilitasnya dicover
bank. Ketika issuing bank kredibilitasnya masih kurang dipercaya, maka ia
minta ditambahkan confirming bank. Sehingga ada peningkatan kredibilitas.
Jika sudah ada konfirmasi dari confirming bank, setelah itu barulah L/C dapat
diterima oleh beneficiary. Untuk confirming bank sendiri, biasanya
menerapkan fee. Biasanya besaran fee berkisar antara 1-2% dari nilai L/C.
Untuk biaya tambahan ini, ada negosiasi lagi antara applicant dan beneficiary.
Fungsi dari confirming bank adalah, jika issuing bank memang sudah
diragukan kredibilitasnya, dan sudah dibaca berdasarkan pengalamanpengalaman, bahwa bank tersebut tidak sanggup membayar, maka confirming
bank yang bertanggung jawab melakukan pembayarannya. Jadi confirming
bank berperan sebagai back up dari issuing bank. Jika issuing bank mampu
membayar, maka confirming bank dalam posisi yang aman bahkan untung,
karena confirming bank tersebut tetap mendapatkan fee. Namun jika issuing
bank tidak mampu membayar, barulah confirming bank yang menangani
pembayaran tersebut.
Untuk

mendapatkan

confirming

bank,

biasanya

bank

mau

mengkonfirmasi L/C dari issuing bank, jika issuing bank sudah menjadi
nasabah confirming bank tersebut. Nasabah di sini adalah, pihak yang sudah
diberikan line facility atau credit line, walaupun sifatnya non tunai. Ketika
49

diminta confirm, maka credit line dari issuing bank inilah yang akan
digunakan. Line Facility antar bank ini banyak kegunaannya, selain untuk
konfirmasi L/C bisa juga untuk kegiatan money market.
2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia
Mekasnisme transaksi L/C secara umum sama seperti bank lain.
Karena untuk transaksi internasional mengacu pada aturan main dari produk
ICC (International Chamber of Commerce). Untuk transaksi L/C digunakan
UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary) atau biasa dikenal
dengan UCP 600. Jadi, untuk mekanisme, pihak siapa saja yang terlibat,
tanggung jawab, hak, kewajiban dan sebagainya semua mengacu pada aturan
internasional tersebut. Namun, ketika terkait dengan fasilitas di perbankan,
maka nasabah/applicant yang akan diberikan L/C dia mesnggunakan jaminan
tunai 100 persen dari uang yang disiapkan untuk pembelanjaan impor, atau
nasabah sebenarnya memiliki dana untuk pembayaran tersebut namun dalam
cash flow yang belum selesai, sehingga ketika nasabah harus segera membuka
L/C maka nasabah membutuhkan fasilitas bank. Untuk mendapatkan fasilitas
bank ini, nasabah dapat menyediakan jaminan berupa assetnya (fixed asset),
bukan berupa uang. Jika nasabah menggunakan fixed asset sebagai jaminan,
pada diperkirakan L/C akan jatuh tempo pembayarannya dan nasabah telah
memperhitungkan cash inflow nya akan masuk, baru nasabah bisa membayar

50

L/C tersebut. Untuk sementara agar nasabah mendapatkan L/C dari bank,
maka nasabah terlebih dahulu menaruh fixed assetnya.
Mekanisme pembukaan L/C adalah, yang pertama nasabah datang
kepada AM (Accounting Manager) atau RM (Relationship Manager), setelah
itu dianalisa kebutuhannya, jika disetujui maka nasabah akan mendapatkan
fasilitas L/C. kemudian nasabah diminta untuk mengisi aplikasi permohonan
penerbitan L/C dan melampirkan kontrak kerjasama. Setelah itu semua
diajukan oleh AM plus memo persetujuan dari komite, diantar ke bagian
operational, kemudian nanti bagian operational yang akan melakukan
penerbitan L/C nya.
L/C sekarang, dikirim melalui swift, bukan dengan surat menyurat
seperti zaman dulu. L/C yang dulu menggunakan surat fisik, ditandatangani
pejabat bank, dimasukan ke amplop, kemudian dikirim kepada advising bank.
Kemudian seiring berjalannya waktu, L/C surat fisik dirubah dalam bentuk
teleks. Namun sekarang kedua jenis itu tidak digunakan lagi, karena sekarang
telah menggunakan swift. Swift adalah media komunikasi yang digunakan di
seluruh dunia oleh bank untuk kebutuhan financial. Pengiriman dari bank
satu Negara ke Negara lain, sudah dapat terkirim dalam hitungan detik. Untuk
tingkat keamanannya, sudah diatur dari lembaga swiftnya. Bahwa setiap
member swift akan diberikan swift code. Setiap swift code merupakan
identitas dari institusi atau bank tersebut.

51

Format dari pesan teks pada swift, sudah ada standar formatnya.
Sehingga L/C dari Negara manapun memiliki format yang sama. Pada L/C
yang digunakan adalah MT 700, MT 700 adalah Message Type 700 atau
pesan tipe 700 ini seluruh dunia sudah kenal bahwa tipe ini untuk L/C. MT
700 ini akan dikirim dari issuing bank kepada advising bank. Namun itupun
baru bisa terkirim jika antar bank sudah memiliki RMA (Relationship
Management Application). RMA adalah satu aplikasi dalam swift yang bisa
mempertemukan dua institusi ini. Jika belum ada RMA antar dua bank yang
hendak berhubungan, maka MT700 akan tertolak, meskipun kedua bank
tersebut sama-sama anggota swift. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dapat
membuka RMA antar issuing bank dan advising bank. Atau selain membuka
RMA dapat juga menumpang kepada koresponden bank lain yang sudah
mempunyai RMA dengan issuing bank. Karena tidak semua RMA dapat
diterima. Ketika bank menggunakan bank koresponden lain dalam penerbitan
L/C, maka bank koresponden tersebut dapat meneruskan L/C tersebut kepada
bank tujuan dari issuing bank. Penerusannya bisa menggunakan swift lagi,
atau dapat juga menggunakan mail. Jika menggunakan swift lagi MT 700 akan
berubah menjadi MT 710, yang berarti penerusan L/C. Untuk bank Muamalat
sendiri, sejak tahun 2006 bank Muamalat sudah menjadi member swift. Jadi
untuk mekanismenya, Bank Muamalat menggunakan swift untuk pengiriman
L/C nya.

52

Ketika Bank Muamalat berperan sebagai advising bank, saat bank


menerima L/C dari luar, bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksportir
agar eksportir segera menyiapkan barang-barang permintaan importir untuk
diekspor. Setelah barang dikirim, kemudian dokumen-dokumennya dikirim ke
Bank Muamalat untuk ditagihkan.
Dalam perbankan syariah, untuk L/C yang dibuka pada umumnya
menggunakan akad kafalah. Namun Sebenarnya secara idealnya L/C
menggunakan akad wakalah, karena bank hanya mewakilkan nasabah saja.
Uang sudah dipegang oleh bank, cash collateral 100 persen sudah dipegang
dananya, bank tinggal mengeluarkan L/C sebagai wakil dari nasabah tersebut,
jadi menggunakan wakalah. Tapi, karena nasabah adalah businessman,
mereka membutuhkan perputaran dana, maka nasabah sering tidak
memberikan uang cash kepada bank, jadi mereka hanya memberikan fixed
asset saja, sehingga cashnya masih bisa mereka putar untuk bisnisnya. Karena
seringnya nasabah menggunakan fixed asset sebagai jaminan, maka akad yang
digunakan tidak lagi dengan wakalah namun menjadi kafalah. Setelah
nasabah memberikan jaminan berupa fixed asset, lalu diproses seperti biasa,
seperti pembiayaan pada umumnya yaitu ada analisa, komite, sampai nanti
keluar fasilitasnya. Setelah fasilitas keluar, barulah Relationship Manager
(RM) atau Accounting Manager (AM) yang membantu nasabah mengurus
transaksi ini. Setelah mendapat persetujuan dari komite, kemudian nasabah
mengisi aplikasi untuk pengajuan L/C. Jika nasabah membutuhkan dana dari
53

bank untuk kebutuhan pembiayaan bisnisnya, maka AM akan memeriksa jenis


pembiayaan yang cocok untuk nasabah tersebut. Misalnya murabahah,
musyarakah, mudharabah atau yang lainnya. Namun pembiayaan yang
dikeluarkan tidak berbarengan dengan pengeluaran L/C, karena nanti
akibatnya dapat melampaui nilai plafond yang disediakan oleh bank. Maka
setelah

L/C

direalisasikan,

fasilitas

kafalahnya

harus

ditutup,

lalu

memunculkan fasilitas baru yaitu murabahah atau mudharabah. Setelah dana


cair, barulah dibuat settlement untuk L/C nya. Jadi jenis akad yang tersedia,
ada yang berupa kafalah saja, yaitu jika nasabah sudah mandiri dan siap dari
segi keuangannya. Atau jika nasabah menggunakan uang dari bank juga,
maka dari kafalah berubah menjadi murabahah, mudharabah ataupun
musyarakah. Akad-akad tersebut digunakan tergantung dari analisa marketing
dan kebutuhan dari nasabah.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini merupakan gambaran
mekanisme transaksi L/C:

54

Keterangan Gambar:
1. Importir/Applicant dan Eksportir/Beneficiary melakukan kesepakatan jual
beli dan pembayarannya dijamin dengan L/C.
2. Applicant datang kepada issuing bank untuk membuka L/C. permohonan
pembukaan L/C yang diajukan applicant kemudian dianalisa oleh RM atau
AM.
3. Antara issuing bank dan advising bank, keduanya merupakan anggota swift
dan sudah memiliki RMA (Relationship Management Application).
4. Setelah Issuing bank menyetujui pembukaan L/C kemudian issuing bank
mengirim L/C kepada advising bank melalui swift, dengan MT700.
5. Ketika advising bank sudah menerima L/C dari issuing bank, kemudian
advising bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksportir.
6. Setelah menerima dan mempelajari isi L/C, kemudian beneficiary
menyiapkan kemudian mengirim barang kepada importer/applicant.
7. Setelah beneficiary mengirim barang dan memeperoleh bill of lading (B/L)
dari perusahaan pengiriman barang. Kemudian B/L tersebut diserahkan
kepada advising bank disertai dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
pada L/C.
8. Setelah advising bank menerima B/L dari beneficiary kemudian
mencocokan dokumen-dokumen tersebut dengan L/C, setelah cocok
advising melakukan pembayaran kepada beneficiary.

55

9. Advising bank mengirim dokumen-dokumen tersebut kepada issuing bank


dan meminta penggantian pembayaran.
10. Issuing bank mengkafil kewajiban pembayaran applicant kepada
beneficiary, sebelum tanggal jatuh tempo.
11. Issuing bank menyerahkan dokumen-dokumen kepada applicant agar
applicant dapat mengambil barang dari perusahaan pengiriman barang,
dan meminta kepada applicant untuk membayar kewajibannya.
12. Applicant memenuhi membayar kewajibannya kepada issuing bank.
3. Sight dan Ussance pada Transaksi Letter of credit
Sight dan Ussance adalah jenis L/C. Nasabah memilih sight atau
ussance karena memiliki alasan tertentu. Sight adalah L/C yang diterbitkan
dan pada saat pengajuan dokumen untuk pembayaran, dari sejak bank
menerima dokumen sampai 5 hari kerja sesuai aturan UCP memeriksa
dokumen tersebut, pada hari kelima bank harus sudah memutuskan untuk
membayar atau menolak. Jika ada discreapancies atau penyimpangan tidak
sesuai antara dokumen dengan syarat dan kindisi L/C maka bank boleh
menolak. Akan tetapi apabila sesuai, bank wajib membayar.
Untuk L/C ussance, pada saat dokumen dipresentasikan, lima hari
sejak diterimanya dokumen itu bank memeriksa, maka pada maksimum hari
kelimanya bank sudah harus memutuskan mengaksep atau menolak. Jadi
bukan membayar atau menolak, seperti pada sight. Mengaksep artinya, bank

56

akan mengeluarkan pernyataan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dicek


dan sudah diaksep. Untuk masalah pembayarannya kapan, sesuai dengan term
dari L/C ketika pertama kali dibuka. Misalnya L/C dibuka dengan term
ussance 30 hari, ussance 60 hari atau ussance 90 hari. Meskipun begitu,
akseptasi tetap 5 hari, akan tetapi jatuh tempo bayarnya sesuai dengan pilihan
buyer dan seller pada saat kontrak.
Adanya perbedaan sight dan ussance, biasanya sight harganya lebih
murah sedangkan ussance lebih mahal, karena barang sudah diterima
sedangkan pembayarannya ditangguhkan. Oleh karena itu, baru-baru ini ada
yang dikenal dengan L/C UPAS. UPAS adalah Ussance Payable At Sight,
yaitu L/C dibuka secara ussance 6 bulan, tapi dapat dibayarkan dengan sight.
Maka ketika eksportir menerima L/C UPAS eksportir akan menerima
uangnya

segera,

karena

payable

at

sight.

Namun

bagi

importir,

pembayarannya adalah ussance. Untuk menjembataninya ini maka bank yang


akan menalangi, namun ada harga untuk applicant. Harganya dapat dihitung
dengan system murabahah, musyarakah ataupun mudharabah.
4. Masalah pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia
Masalah yang sering terjadi relative tidak ada, karena transaksi L/C
sudah dipagari dengan UCP. Jadi semua pihak sudah tunduk kepada UCP.
Terdapat 39 pasal dalam UCP yang mengatur transaksi L/C. Sehingga
transaksi L/C relative aman. Paling tidak masalah akan terjadi apabila sejak

57

awalnya memang sudah ada unsur tidak baik, yaitu terdapat unsure fraud.
Yaitu hanya ingin mencairkan kertas jaminan menjadi uang fisik, maka itu
bisa saja terjadi. Misalnya dengan membuat transaksi palsu atau bisnis palsu,
sehingga hanya sekedar dokumen, sedangkan barang tidak pernah ada akan
tetapi uang tetap keluar. Namun jika pada awalanya satu pihak ingin membeli
dan pihak lain ingin menjual, semuanya berjalan secara normal, maka
transaksi L/C akan berjalan mulus. Oleh karena itu standard dokumen pun
diatur dalam UCP.
Pada Bank Muamalat sendiri sejauh ini baik-baik saja, tidak ada
kendala. Hanya saja jika ada sengketa antara buyer dan seller, biasanya itu
semua terjadi di luar mekanisme L/C. Seperti misalnya nasabah merasa belum
menerima barang, maka itu bukan lagi kewajiban bank. Kewajiban bank
adalah pada dokumen, karena pada L/C sudah ada term and condition nya dan
sudah diatur lengkap. Jika term and condition dalam L/C sudah sesuai, maka
kewajiban bank adalah membayar. Jika ada masalah, maka masalah tidak lagi
menjadi urusan bank, dan nasabah memperdebatkannya di luar bank. Bank
tidak ada kewajiban untuk melakukan pengecekan langsung pada barang yang
dikirim, pengecekan yang dilakukan pada bank hanya dilakukan pada
dokumen saja, karena itu semua sudah diatur dalam UCP.
Dalam mengatasi keterlambatan pembayaran dari nasabah, karena
yang digunakan adalah valuta asing, jika kurs nya berubah maka bank akan
menggunakan kurs pada saat transaksi. Misalnya bank jatuh tempo bayar pada
58

tanggal satu sebesar USD 10.000, kemudian bank membayar USD 10.000
dengan kurs pada saat itu. Bank membayarnya dari rekening beban bank
Muamalat, atau dari tagihan, rupa-rupa dan lain sebagainya dan sudah
dikurskan. Namun utang nasabah terhadap bank tetap dalam bentuk dollar,
jadi nasabah masih berutang USD 10.000. Pada saat nasabah memiliki uang
rupiah, pada tanggal 10, maka uang rupiah tersebut harus dikonversi terlebih
dahulu dalam bentuk dollar sebanyak USD10.000.
D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia
Manajemen risiko pasar pada khusunya risiko kurs valuta asing untuk
bank syariah sangat terbatas.

Instrumen manajemen risiko yang ada dan

berkembang masih menggunakan instrumen konvensional yang di dalamnya


masih mengandung unsur-unsur yang tidak dibolehkan ada pada bank syariah.
Metode penanganan risiko kurs yang biasa digunakan adalah dengan hedging.
Meskipun hedging merupakan konsep yang biasa digunakan pada lembaga
keuangan konvensional, namun bukan berarti tidak ada sama sekali bank syariah
yang menggunakan hedging sebagai instrumen lindung nilai agar risiko pasar
yang dihadapi bank dapat teratasi, dan bank bisa mempertahankan eksistensinya.
Pada

manajemen risiko kurs valuta asing, Bank Muamalat Indonesia

memiliki cara tersendiri untuk mengendalikan kurs nilai tukar. Metode hedging
memang belum digunakan pada Bank Muamalat Indonesia, karena konsep
hedging masih diolah dan sedang dipersiapkan di BI untuk dapat digunakan di
59

Bank Muamlat Indonesia. Meskipun Bank Muamalat Indonesia belum


menggunakan hedging, bukan berarti bank tidak memiliki manajemen risiko kurs.
Pada hal ini Bank Muamalat memang telah menyiapkan metode manajemen
risiko tersendiri dengan cara memiliki analis khusus untuk menentukan open
position valuta asing. Jadi, meskipun tanpa menggunakan hedging bank tetap bisa
mengendalikan risiko yang akan terjadi. Sehingga bank tetap bisa mendapatkan
keuntungan dari transaksi valuta asing.
Strategi yang dibuat oleh analis dalam pengendalian posisi nilai tukar
memang tidak selamanya tepat. Salah prediksi pastinya pernah terjadi dalam
manajemen risiko kurs valuta asing ini. Akan tetapi, bukan berarti yang telah
menggunakan hedging dalam transaksi valuta asingnya lalu assetnya akan benarbenar terlindungi. Institusi yang menggunakan hedging dalam kegiatan
manajemen risikonya, awalnya juga telah memprediksikan bahwa kejadian yang
akan terjadi seperti ini. Namun ketika ternyata kenyataan berbanding terbalik
dengan prediksi awal, berarti ia juga akan kehilangan apa yang diharapkannya.
Misalnya seorang importir memiliki kewajiban berupa utang luar negeri dalam
bentuk USD untuk waktu tiga bulan yang akan datang, dan diprediksikan sampai
dengan tiga bulan ke depan rupiah akan melemah dan USD menguat. Kemudian
importir melakukan hedging secara forward untuk tiga bulan ke depan. Setelah
deal dengan harga yang ditentukan, ternyata pada saat jatuh tempo pembayaran

60

yaitu tiga bulan kemudian ternyata rupiah mengalami apresiasi, maka pada saat
itu sebenarnya importir mengalami kerugian.
Mengenai risiko, sesungguhnya dalam kehidupan manusia tidak dapat
terlepas dari risiko. Untuk mengatasi risiko nilai tukar memang dinilai lebih sulit
bagi lembaga keuangan Islam, karena cara perlindungan risiko yang ada dan biasa
digunakan adalah cara yang biasa digunakan pada lembaga keuangan
konvensional.

Kontrak mata uang berjangka dilarang karena di dalamya

mengandung unsur gharar, maysir dan riba. Oleh karena itu, diperlukan adanya
instrumen lindung nilai Islami terlepas dari maysir, gharar dan riba.
Manajemen risiko kurs yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia
meskipun bukan manajemen risiko yang biasa digunakan dan secara teori belum
ada pengembangannya, namun penggunaannya cocok digunakan pada bank
syariah. Pada transaksi letter of credit, untuk melindungi diri dari risiko kurs,
Bank Muamalat melibatkan pihak ketiga. Seperti menjual L/C impor yang
pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa hari kemudian kepada financing
bank. Konsep manajemen risiko secara syariah lebih menekankan kepada risk
sharing. Konsep risk sharing dalam perbankan syariah dapat diartikan dengan
risiko yang dihadapi bank syariah dapat disharing dengan bank lainnya. Namun
penjualan L/C impor pada financing bank yang digunakan Bank Muamalat
sebagai bagian dari manajemen risiko kurs valuta asing. merupakan bentuk dari
risk transfer bukan risk sharing, hal ini dilakukan karena Bank Mumalat belum

61

terlibat dengan hedging secara langsung, maka Bank Muamalat mentranfernya


pada financing bank.
Keberhasilan Bank Muamalat dalam mengatasi risiko kurs dinilai berhasil.
Dengan menerapkan strategi yang dibuat oleh analis pada pengaturan open
position. Hal ini terbuti pada, tahun lalu Bank Muamalat memperoleh laba reval
diatas Rp.60.000.000.000. Oleh karena itu para nasabah tetap percaya dan loyal
kepada Bank Muamalat. Selain itu, jika bank syariah benar-benar patuh terhadap
prinsip syariah, maka sebenarnya bank syariah telah melakukan mitigasi risiko
pasar, dan ini yang telah diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia.
E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia
Pengadaan transaksi jual-beli valuta asing pada bank syariah boleh
dilakukan asalkan memenuhi syarat jual-beli valuta asing sebagimana telah diatur
pada fatwa DSN-MUI Nomor 28 tentang jual-beli al-sharf. Pada transaksi jualbeli valuta asing harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam fatwa DSN-MUI
karena, uang adalah benda ribawi, jika ada ketentuan yang dipenuhi maka tidak
menutup kemungkinan di dalam transaksi tersebut akan mengandung unsur
maysir, gharar maupun riba. Dengan adanya transaksi valuta asing maka
kegiatan bisnis antar negara akan menjadi terbantu dan lebih lancar.
Untuk jenis transaksi pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamamalat
menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak bertentangan dengan prinsip syariah

62

dan peraturan yang berlaku. Hal ini terbukti, bahwa jenis transaksi valuta asing
yang tersedia di Bank Muamalat hanya transaksi today (TOD). Karena Bank
Muamalat sangat hati-hati dalam menerapkan jenis transaksi valuta asing, bahkan
transaksi spot saja yang menurut fatwa DSN-MUI dibolehkan, tidak diterapkan
pada Bank Muamalat Indonesia. Menurut fatwa dua hari pada transaksi spot
adalah waktu yang wajar untuk penyelesaian proses transaksi. Akan tetapi bagi
Bank Muamalat spot tergolong transaksi tunda, sedangkan transaksi tunda tidak
boleh dilakukan pada transaksi valuta asing.
Jenis mata uang yang disediakan pada Bank Muamalat hanya ada 7 jenis,
yaitu USD, SAR, MYR, SGD, AUD, EUR dan JPY. Bank Muamalat hanya
menyediakan jenis mata uang yang sering digunakan dan diminta oleh nasabah.
Meskipun hanya 7 mata uang yang biasa digunakan untuk transaksi, namun bukan
berarti bank tidak melayani transaksi valuta asing selain dengan tujuh mata uang
tersebut diatas. Bank tetap melayani apabila ada nasabah yang membutuhkan
jenis valuta asing lain, akan tetapi kurs nya tidak tersedia di counter, namun
cabang devisa harus bertanya langsung ke bagian treasury.
Jika diperhatikan, Bank Muamalat Indonesia lebih kepada bermain aman
pada transaksi valuta asing ini. Hal ini dilakukan agar bank tetap bisa melayani
kebutuhan nasabah tanpa risiko yang tinggi dan pastinya tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.

63

F. Analisis Transaksi Letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia


Sebagai bank devisa, Bank Muamalat Indonesia menyediakan fasilitas
L/C bagi nasabah untuk kemudahan dan jaminan transaksi ekspor-impor yang
akan dilakukan. Mekanisme transaksi yang digunakan Bank Muamalat sama
seperti bank lain pada umunya, yaitu sepenuhnya mengacu pada ketentuan
UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary) atau yang biasa
dikenal dengan UCP 600.
Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C pada Bank Muamalat sama
seperti bank lainnya, pada umumnya ada empat pihak yaitu, applicant, issuing
bank, beneficiary, dan advising bank. Namun terkadang bank Muamalat juga
melibatkan confirming bank, apabila ada permintaan dari beneficiary.
Untuk akadnya, Bank Muamalat menggunakan akad kafalah bil ujrah.
L/C dengan akad kafalah bil ujrah memiliki fatwa tersendiri, terpisah dari fatwa
L/C ekspor maupun impor. L/C dengan akad kafalah bil ujrah diatur dalam fatwa
DSN-MUI nomor 57 tahun 2007. Meskipun terspisah secara fatwa, namun
penerapan dengan akad kafalah ini tetap merujuk pada fatwa L/C ekspor maupun
impor. Syarat dan rukun pada penerapan akad kafalah bil ujrah ini merujuk pada
fatwa DSN-MUI nomor 11 tahun 2000 tentang kafalah.
Bank Muamalat menggunakan akad kafalah karena kebanyakan dari
nasabah menyediakan dana dalam bentuk jaminan fixed asset, bukan uang cash.

64

Hal ini dilakukan oleh nasabah karena kebutuhannya untuk memutarkan dana
cash yang dimilikinya. Sebenarnya dengan penggunaan akad kafalah ini nasabah
memiliki keuntungan karena ia diberikan kesempatan untuk memuatarkan dana
cash yang dimiliki.
Dari segi masalah, sejauh ini Bank Muamalat tidak ada masalah pada
transaksi L/C. Masalah yang terjadi biasanya masalah ketidaksesuaian barang
yang diinginkan

importir dan barang yang dikirim oleh eksportir. Namun,

masalah ini bukanlah masalah bank, karena bank tidak ada urusan dengan barang.
Tugas bank hanyalah dari segi pembayaran dan pengecekan dokumen saja. Ketika
dokumen sudah cocok namun ternyata barang yang dikirim berbeda maka itu
diluar tanggung jawab bank. Selain itu, masalah yang terjadi biasanya adalah
masalah kurs, karena kurs itu selalu berubah-ubah setiap waktu. Untuk hal ini
bank sudah memiliki cara tersendiri yaitu dengan cara melibatkan financing bank.
Atau selain itu, jika ada keterlambatan bayar dari nasabah maka bank mewajibkan
kepada nasabah untuk memenuhi pembayaran kewajibannya tersebut dengan
mengkonversi terlebih dahulu rupiah yang ia miliki, menjadi valuta asing yang
digunakan dalam pembayaran L/C dengan jumlah yang sama banyak pada saat
transaksi.
Perkembangan transaksi L/C yang tersedia di Bank Muamalat sudah sama
seperti bank lain pada umumnya. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Bank
Muamalat sebagai anggota swift. Dengan menjadi anggota swift, setidaknya bank

65

dapat melakukan penerbitan atau penerimaan L/C dengan lebih banyak bank.
Karena bank besar sudah menggunakan swift sebgai sarana pengiriman L/C. Dari
jenis L/C, Bank Muamalat juga telah mengembangkan jenisnya dengan
menyediakan L/C UPAS yang baru-baru ini disediakan sebagai jenis transaksi
L/C selain dari sight dan ussance.

66

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dan merujuk pada
hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal
berkut:
1. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia untuk mengatasi kurs valuta
asing pada posisi yaitu dengan mengatur NOP (Net Open Position)
sebagaimana yang telah ditentukan oleh analis berdasarkan kemungkinankemungkinan yang akan terjadi. Pada transaksinya Bank Muamalat
menggunakan squaring untuk menimilasir kenaikan atau penurunan kurs.
Jenis transaksi yang digunakan adalah Today (TOD)
2. Transaksi L/C pada Bank Muamalat Indonesia mengacu pada peraturan
UCPDC (Uniform Customs and Practice Documentary) atau yang biasa
dikenal dengan UCP 600. Untuk akadnya yang digunakan adalah akad
kafalah bil ujrah yang diatur pada fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007
tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.
3. Manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi L/C yang digunakan
adalah risk transfer yaitu dengan melibatkan financing bank.

67

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan diatas maka saran yang dapat
diberikan adalah:
1. DSN-MUI segera mengeluarkan fatwa mengenai manajemen risiko kurs yang
tepat untuk digunakan oleh bank syariah, agar dapat melindungi bank syariah
namun tetap terjaga dari sisi kesyariannya. Karena risiko kurs tidak dapat
dihindari oleh bank syariah.
2. Bank Muamalat Indonesia agar tetap menjaga jenis transaksi valuta asing
yang disediakan, karena transaksi yang disediakan sekarang sesuai dengan
prinsip syariah.
3. Bank Muamalat dapat menyediakan jenis mata uang valuta asing yang lebih
beragam. Sehingga ketika nasabah membutuhkan valuta asing selain dari
tujuh jenis valuta asing yang disediakan pada Bank Muamalat sekarang,
nasabah dapat membelinya dengan harga kurs counter.
4. Keberanian Bank Muamalat sebagai anggota swift untuk memfasilitasi
transaksi internasional seharusnya dapat diikuti oleh bank lain yang belum
menjadi anggota swift. Karena dengan menjadi anggota swift membuka
peluang pada bank untuk dapat saling terhubung dengan bank lainnya, dan
pastinya akan lebih banyak bank yang dapat saling berinteraksi. Selain itu,
dengan bergabung menjadi anggota swift, bank memiliki kesempatan untuk
dapat mengembangkan usahanya.

68

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi penelitian. Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010.
Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada 2006.
Arifin, Zainul. Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher, 2009.
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Basyaib, Fachmi. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Grasindo 2007.
Berlianta, Heli Charisma. Mengenal Valuta Asing. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2005.
Ginting, Ramlan. Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis. Jakarta:
Salemba Empat.
Idroes, Ferry N. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar
Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana, 2010.
Karim, Adiwarman Aswar. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2010.
__________. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press,
2001.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Mangani, Ktut Silvanita. Bank dan Lembaga Keuangn Lain. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2009.

69

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya, 2004.
Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah, 2013.
Nasution, S. Merode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2002.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar.
Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.
Rivai, Veithzal dan Rifki Ismail. Islamic Risk Management for Islamic Bank. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES,
2002.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2010.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2011.
Wahyudi, Imam dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Wawancara
Hasil wawancara pribadi dengan Amiril Zulhaj, Treasury Officer PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Jumat, 28 Maret 2014
Hasil Wawancara Pribadi dengan Muhammad Yusuf, Treasury & Internasional
Operation Department Head PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Senin, 21
April 2014
Jurnal
Utomo, Setiawan Budi dkk. Analisis Kesesuaian Instrumen Hedge Konvensional
Terhadap Prinsip Syariah. Jurnal Media Riset dan Manajemen Fakultas
Ekonomi Trisakti Vol.2 Jakarta, 2008.

70

Skripsi
Ainy, Qurratul. Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian Masalah
Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi
Pembayaran L/C Ekspor Impor. Skripsi sarjana Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Indrawati, Nani. Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange
(Studi Kasus pada PT. Victory International Futures Kantor Cabang
Malang). Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang,
2009.
Nurbaya, Siti. Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.34 dan 35
tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah (Studi Kasus
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Skripsi sarjana Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Website
Triyana, Juni,Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing, artikel diakses pada 22 Maret
2014
dari
http://juni-triyana.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-transaksivalas.html
Bank Mandiri, Produk Trasury, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari
http://www.bankmandiri.co.id/article/312261278522.asp?article_id=3122612
78522
Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html

71

I(EMENTERIAN AGAMA

uNrvERsrTAs rsLAM NEGERI (UIN)


SYARIF IIIDAYATULLAI{ JAKARTA
FAKULTAS SYARIAE DAN IIUI(UM

Jrn. rr. r-{ ruanda No. ss

cip.br

Jakarta 15{12

rndo*esia

Ir?Jff;i,ll,Ii;1"iLl3liJf*11i
vrusw : ffiv.ulnrl(Lac.lo E-tnall : !'rl;1fl?;.'r1l6r'"1,t#"".
Syaf_nU(Uln@yahOO.COn

Nornor : Un.O7 /F4/ PP.A1..7/ VgA / 2014


L"*p :1(satu) Berkas Proposal
Hal : Mohon Kesediaan rnenjadi Pembiurbing Skripsi

Iakarta,3 Maret 2014 M

1IqmadilAwal1435 H

Yang Terhormat,
Dr. H. Abdul Malik, MM
Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN jakarta
A s sabmuabiku m w ar ahnw

tullah

w ab ar ale

tuh

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarba


rnengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa:
Ai Nurilmi
Nama
11100461W076
NIM
Prodi/Konsentrasi
Muamalat/ Perbankan Syariah
Manajemcn Risiko Kurs Valuta Asitrg Bank Muamalat Indonesin
]udul Skripsi
pada Transaksi lztter of Credit
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan
penyemPurnaan
2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pecloman Penulisan Skripsi
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarta"
Demikianlah atas kesediaan saudara karni ucapkan terima kasih.
ut arahmatull

ahi w ab aralcatuh

tudi Muamalat (Ekonomi Islam)

Tembusan
Disampaikan dengan horrnat kepada:
l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum
2. Sekretaris Program Str.rdi Muamalat Fakultas Svariah dan Hukum
3. Arsip

I(EMENTERIAN AGAI\IA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI CUIN)


SYARTF IITDAYATULLAI{ JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Tetp. (62-21) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-21


Website : www.uin.ikt.ac.id E-rnail : syar_huke

iuanda No.95 CiputatJakarta 15412, lndonesia

Nomor
Lampiran
Hai

: Un.01/F4l KM.00.02/

Jakarta, 12Maret2074

loVo / ZMa

Permohonan Data/ Wawancara


Kepada Yth,
PT. Bank Muamalat Indonesia

di
TemPat
As s alamu'

qlaikum Wr'Wb'

Dekan Fakultas SYariah dan Hukum UIN SYarif HidaYatullah


Jakarta meneraugkan bahwa:
Ai Nurilmi
Nama
1110046100076
Nornor Pokok
Tempat/Tanggal Lahir
Sernester
Jurusan/ Konsentrasi

Jakarta, 11 SePtember 1990


Viii (cieiapan)
: Muamal at / Perbankan SYariah

Alamat

Rt.04 Rw.03
Jl.Delima,
Kec.Bojon gsari, DePok. 76517

Telp

0872a2522325

Kel.Curug

adalalrberrarnralrasiswaFakultasSyariahdulHukumUlNSyarif

judul:
UlJuyut"Uah Jakarta yang seclang menyusun skripsi clengan

-MANAIEMENRISIKoKURSVALUTAASINGBANKMUAMALAT
INDONESIAPADATRANSAKSILETTERoFCREDIT,,
Bapak/Ibu
Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, climohon kiranyamemperoleh
<lapat menerima yang bersangkutarr untuk wawancara serta
daia guna penulisan skripsi climaksucl'
itas kerlusama dan bantuanr-rya, karni ucapkan terima kasih.
Wassalnru,

a.n. DEI(AN,

Akademik

NIP. 19570312198s031003

Dl

Tembusan :
1. Dekan Fakultas Syariah clan Hukum UIN iakarta
2. Ka/Sekprodi Muamalat / Perbankan Syariah'

Muamalat
Institute
Your Sharia Business Partner

ta. :..
aryj r':ii*i:".

No. 347lMI A{G-02

/II

ABrv*

OL

Jakarta,24 Maret 2014 M


22 Jurnadal Uia i435I-I

I(epada Yth.
Bapak Yudistia Brilliano
Treasury Division Head
Bank Mua malat Indonesia

Perihal
Lampiran

: Permohonan I(onsultasi
: 1 lembar

llahi wabsrakatu

As salamtt' alaikum wara hnutu

Semoga

h.

Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran dan kemudahan

kepada kita semua dalam menjalankan amanah dan aktivitas sehari-hari. Amiin.

Dengan ini kami memberitahukan bahwa mahasiswa dengan data sebagai berikut :
Nama
: Ai Nurilmi
Asal Kampus
: IJIN Jakarta
Program/Jurusan
: Sl / Perbankan Syariah
Judul Skripsi
: Manajemen fusiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia
pada Transaksi ktter of Credit.

Bermaksud melakukan wawancara untuk memenuhi kebutuhan data penelitian. Kebijakan


mengenai kerahasiaan data dan informasi kami serahkan kepada pihak Treasury Division
Head. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, dapat menghubungi Sdr. Hayun di nomor
082817060822.

Demikian hal ini kami sampaikan untuk diketahui bersama. Atas kesediaan dan waktu luang
yang telah diberikan kami ucapkan terima kasih.
Wa

Billahi Taufiq Wal lfidayah.

Was s a I a a mu' al a i ku

w arah

matu

IIa a

hi

w a b a r o ka atu h.

QV

r-L "<^

MUAMALAT INSTITUTE

lsnaini Mufti Aziz


Executive Director
JAWABAN NARASUMBER
(Bank Mua:nalat)
B

ahwa perm oho. an kon sultasi Saudara./Saudari tersebut

Alasan
I Isulan

DAPAT

/ TIDAK * )

diterima.

waktu

Supervisor Narasumber

Mohon Jawaban ini di fax. ke Muarnalat Institute O2l. 5326735


Gd. Dana Pensiun Telkom Lt.2
Jl. Letjend. S. Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat
Telp (62-2 1) 532 67 11, Fax. (62-zL) S3Z 6735

www.m uam alat-institute.com

Narasumber

-l'r

-Li'; Muamalat Institute


d
?Wi;# Your Sharia Eusiness Padner
No. 348/N{I /MG-02 /IlU20l4

lui
22 lumadal Ula 1435 H

aka rta,24_A&.rel2Q_14

Kepada Yth.
Bapak M. Harris
National Operation Division Head
Bank Muamalat Indonesia

Perihal
Lampiran
A s s alomu'

: Permohonan l(onsultasi

I lembar

alai kum

w araltmatullalti w ab

arakatu h.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran dan kemudahan
altivitas sehari-hari. Amiin.

kepada kita semua dalam menjalankan amanah dan

Dengan ini kami memberitahukan bahwa mahasiswa dengan data sebagai berikut:

Nama
Asal Kpmpus
Prograin/Jurusan
Judul Skripsi

: Ai Nurilmi
: UlNJakarta

Perbankan Syariah
Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia
pada Transaksi Leuer of Credit.

: 51

: Manajemen

Bermaksud melakukan wa\{rancara untuk rnernenuhi kebutuhan data penelitian. Kebijakan


mengenai kerahasiaan data dan infonnasi kami serahkan kepada pihak National Operation
I)ivision Head. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, dapat menghubungi Sdr. Hayuu di
nornor 482817060822.

Demikian hal ini kami sampaikan untuk diketahui bersama. Atas kesediaan dan wallu luang
yangtelah diberikan kami ucapkan terima kasih.
Wa

Bittahi TauJiq

Wat Hidayatt

Was s a I a a mu' al a i kum w ar a h matul I aa

i w ab a ro kaatu

h.

# /<,,t-

MUAMALAT INSTITUTE

Executive Director
JAV/ABAN NARASUMBER
(Bank Muamalat)
B ahrva permohonan konsultasi S audaray'Saudari tersebut
Alasan :
Usulan

wakru

( DAPAT / TIDAK * )

Supervisor Narasumber

Mohon Jawaban ini di fax. ke Muamalat Institute OZl. 5326735


Gd. Dana pensiun Telkom Lt.2
Jl. Letjend. S. parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat
Telp (62-21) S3Z 6741, Fax. (62-21) S3Z 6735
www.m uam alat-ln stitute. com

diterima.

Narasumber

-','"-..i

'e*rr.'

*',,"t

. Muamalat
Institute
Your Sharia Euslness Partner

""

I-,ampin:n Surat llomor : 317ilt4l

/MG-02 /I1I/20I4

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

MANAJEMEN RISIKO I(URS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA


PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDTT.
Peneliti: Ai Nuriimi (Program Sarjana IJIN Jakarta)
. flruirit Zut[.^:i
Nama
lwaisurno office'
Jabatan
Unit l{erja
No. T'elp/HP

0867 - tlog- o97g

1. Bagaimana Bank Muamalat Indonesia melakukan risk manajemen Kurs Valuta Asing?
2. Apakah hedging pernah dilakuhan? Jika iya, bagaimana prosesnya? Jika tidak, mengapa

,
3.

dan bagaimana Bank mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar ini?

Bagimana keberhasilan Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi risikp fukfuasi kurs
valuta asing?

4.
5.

Apa saja hai yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar?


Jenis mata uzrng apa saja yang diperjual-belikan pada trasaksi

Al-Sharfdi Bank Muamalat

Indonesia?

6.

.Ienis transaksi apa saja yang disediakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi jual-beli

valuta asing?

7.

Rata-rata kurs valuta asing perbulan, periode September 2Q73

Februari 2014.

Gd. Dana Pensiun Telkom Lt.2


Jl. Letjend. S. Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat
Telp (62-21) s32 6711, Fax. (62-21) s32 673s

www.m uam alat-institute.com

HASIL WAWANCARA PAD A NATIONAL OPERATIONAL DIVISION


BANK MUAMALAT INIDONESIA
Nama

: Bapak Muhammad Yusuf

Jabatan

: Treasury & Internutional Operution Depurlment Heud

Waktu

: Senin,2l April2014

1. Akad apa yang digunakan BMI

pada produk L/C ekspor impor? mengapa

menggunakan akad tersebut?


Mekasnisme transaksi L/C secara umum sama seperti bank lain. Karena untuk
transaksi internasional mengacu pada aturan main dari produk ICC (International
Cambers

of Comers). Untuk transaksi L/C digunakan UCP 600. Jadi, untuk

mekanisme, pihak siapa saja yang terlibat, tanggung jawab, hak, kewajiban dan
sebagainya semua mengacu pada aturan internasional tersebut. Namun, ketika
terkait dengan fasilitas di perbankan, maka nasabah/applicant yang akan diberikan

LIC

dia mesnggunakan jaminan tunai 100 persen dari uang yang disiapkan untuk

pembelanjaan impor, atau nasabah sebenarnya memiliki dana untuk pembayaran

tersebut namun dalam cash Jlow yang belum selesai, sehingga ketika nasabah
harus segera membuka LIC maka nasabah membutuhkan fasilitas bank. Untuk
mendapatkan fasilitas bank

ini,

nasabah dapat menyediakan jaminan berupa

assetnya (fixed asset), bukan berupa uang. Jika nasabah menggunakanfixed asset
sebagai jaminan, pada diperkirakan

Llc

akan jatuh tempo pembayarannya dan

nasabah telah mernperhitungkan cash

inflov' nya akan masuk, baru nasabah bisa

membal'ar L/C tersebut. Untuk sementara agar nasabah mendapatkan L/C dari
bank, maka nasabah terlebih dahLrlu rnenaruh.y'-r-ed osselnya.

Dalam perbankan svariah. untuk LiC i,ang dibuka pada umumnya menggunakan

akad kafalah. Namun Sebenarnl,a secara idealnya

L/C menggunakan akad

v,akalah, karena bank hanya mewakilkan nasabah saja. Uang sudah dipegang oleh

bank, cash collateral 100 persen sudah dipegang dananya, bank tinggal
mengeluarkan

Llc

sebagai

wakil dari nasabah tersebut, jadi

menggunakan

wakalah. Tapi, karena nasabah adalah businessman, mereka membutuhkan


perputaran dana, maka nasabah sering tidak memberikan uang cash kepada bank,

jadi mereka hanya memberikan fixed asset

saja, sehingga cashnya masih bisa

mereka putar untuk bisnisnya. Karena seringnya nasabah menggunakan fixed

asset sebagai jaminan, maka akad yang digunakan tidak lagi dengan wakalah
namun menjadi kafalah. Setelah nasabah memberikan jaminan berupa fixed asset,

lalu diproses seperti biasa, seperti pembiayaan pada umumnya yaitu ada analisa,

komite, sampai nanti keluar fasilitasnya. Setelah fasilitas keluar,

barulah

Relationship Manager (RM) atau Accounting Manager (AM) yang membantu


nasabah mengurus transaksi

ini. Setelah mendapat

persetujuan dari komite,

kemudian nasabah mengisi aplikasi untuk pengajuan

Llc. Jika nasabah

membutuhkan dana dari bank untuk kebutuhan pembiayaan bisnisnya, maka AM


akan memeriksa jenis pembiayaan yang cocok untuk nasabah tersebut. Misalnya

murabahah, musyarakah, mudharabah atau yang lainnya. Namun pembiayaan

yang dikeluarkan tidak berbarengan dengan pengeluaran LlC, karena nanti


akibatnl,'a dapat melampaui nilai plafond yang disediakan oleh bank. Maka
setelalr

L/C direalisasikan, fasilitas kafalahnya harus ditutup, lalu memunculkan

fasilitas baru yaitu murabahah atau mudharabah. Setelah dana cair, barulah
dibuat settlement untuk LIC nya. Jadi jenis akad yang tersedia, ada yang berupa

kafaloh saja, yaitu jika nasabah sudah mandiri dan siap dari segi keuangannya.
Atau

jika

nasabah menggunakan uang dari bank juga, maka dari kafalah berubah

menjadi mr.rabahah, mudharabah ataupun musyarakah. Akad-akad tersebut


digunakan tergantung dari analisa rnarketing dan kebutuhan dari nasabah.

2. Siapa saja pihak yang terkait dalam transaksi

L/C?

Umumnya terdapat empat pihak yang terkait dalam transaksi

LlC, yaitu ada

buyer, seller, issung bank sebagai bank penerbit dan advising bank atau
nominated bank yang ditunjuk oleh ekportir.

Di

samping parlisi yang umum

tersebut, terkadang ada tambahan, yaitu pihak confirming bank. Terkadang ada
nominated bank yang bertindak sebagai confirming bank juga. confirming yang
selain dari nominated bank ada, apabila LIC yang dikeluarkan oleh issuing bank

tidak membuat beneficiary nyaman, karena beneficiary tidak begitu kenal dengan

issuing bank, maka

ia perlu

meminta kepada applicant supaya

Llc

nya

ditambahkan konfirmasi dari bank yang status kredibilitas atau rattingnya lebih

tinggi dari isstting bank.

Proses pengalihan kredibitas pada transaksi

terjadi apabila, seller kurang percaya dengan buyer maka dia minta

LIC ini

Llc,

jadi

buyer kredibilitasnya dicover bank. Ketika issuing bank kredibilitasrrya rnasih


kurang dipercaya, maka ia minta ditambahkan confirnting bank. Sehingga ada
peningkatan kredibilitas. Jika sudah ada konfirmasi dari confirnting bank, setelalt

itu barulah LIC dapat diterirna oleb beneficiary. Untuk confirming bank sendiri.
biasanya menerapkan fee. Biasanya besaran fee berkisar antara l-2o/o dari nilai

LlC. Untuk biaya

tambahan

ini, ada negosiasi lagi antara applicant

dan

beneficiary.

Fungsi dari confirming bank adalah, jika issuing bank memang sudah diragukan
kredibilitasnya, dan sudah dibaca berdasarkan pengalaman-pengalaman, bahwa
bank tersebut tidak sanggup membayar, maka confirming bank yang bertanggung

jawab melakukan pembayarannya. Jadi confirming bankberperan sebagai back up


dari issuing bank. Jlka issuing bank mampu membayar, maka confirming bank
dalam posisi yang aman bahkan untung, karena confirming bank tersebut tetap
mendapatkan
co

fee. Namun jika issuing bank tidak mampu membayar, barulah

nfir mi ng b ank y ang menangani pembayaran tersebut.

Untuk mendapatkan confirming bank, biasanya bank mau mengkonflrmasi L/C


dari issuing bank, jika issuing bank sudah menjadi "nasabah" confirming bank
tersebut. Nasabah

di sini adalah, pihak yang sudah diberikan line facility

atau

credit line, walatpun sifatnya non tunai. Ketika diminta confirm, maka credit line
dari issuing bankinilah yang akan digunakan. Line
kegunaannya, selain untuk konfirmasi

L/C

Facility

antar bank

ini banyak

bisa juga untuk money market.

3. Bagaimana Mekanism

LIC pada Bank Muamalat Indonesia?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. mekanisme pembukaan LIC adalah.

yang pertama nasabah datang kepada


kebutuhannya,

AM atau RM, setelah itu

dianalisa

jika disetujui maka nasabah akan mendapatkan fasilitas

LiC.

kemudian nasabah diminta untuk mengisi aplikasi permohonan penerbitan LIC


dan melampirkan kontrak kerjasama. Setelah itu semua diajukan oleh AM plus

memo persetujuan dari komite, diantar ke bagian operational, kemudian nanti


bagian operational yang akan melakukan penerbitan LIC nya.

L/C sekarang, dikirim melalui swift, bukan dengan surat menyurat seperti zaman
dulu. L/C yang dulu menggunakan surat fisik, ditandatangani pejabat bank,
dimasukan ke amplop, kemudian dikirim kepada advising bank. Kemudian
seiring berjalannya waktu, L/C surat fisik dirubah dalam bentuk teleks. Namun

sekarang kedua

jenis itu tidak digunakan lagi, karena

sekarang telah

menggunakan swift. Swift adalah media komunikasi yang digunakan


dunia

di

seluruh

oleh bank untuk kebutuhany'nancial. Pengiriman dari bank satu Negara

ke

Negara lain, sudah dapat terkirim dalam hitungan detik. Untuk tingkat
keamanannya, sudah diatur dari lembaga swiftnya. Bahwa setiap member swift
akan diberikan swift code. Setiap sv,iJt code merupakan identitas dari institusi atau
bank tersebut.

Format dari pesan teks pada .rrr'/r. sudah ada standar fbrmatnva. Sehingga L/C

dari Negara manapun merniliki format


adalah

MT 700, l\4T 700 adalali

van_q sarxa. Pada

N4essage

L/C yang

digunakan

Tipe 700 atau pesan tipe 700 ini

seluruh dunia sudah kenal bahwa tipe ini untuk LiC. lvlT 700 ini akan dikirim dari

issuing bank kepada advising bank. Namun itupun baru bisa terkirim

jika

antar

bank sudah memiliki RMA (Relationship l,[unogentent Application). RMA adalah


satu aplikasi dalam swift yang bisa mempertemukan dua institusi ini. Jika belum
ada

RMA antar dua bank yang hendak berhubungan, maka MT700 akan tertolak,

meskipun kedua bank tersebut sama-sama anggota swift. Oleh karena itu, untuk
mengatasinya dapat membuka

RMA

antar issuing bank dan advising bank. Atau

selain membuka RMA dapat juga menumpang kepada koresponden bank lain
yang sudah mempunyai RMA dengan issuing bank. Karena tidak semua RMA

dapat diterima. Ketika bank menggunakan bank koresponden lain dalam


penerbitan LlC, maka bank koresponden tersebut dapat meneruskan LiC tersebut
kepada bank tujuan dari issuing bank. Penerusannya bisa menggunakan swift lagi,

atau dapat juga menggunakan mail. Jika menggunakan swift lagi MT 700 akan
berubah menjadi

MT 710, yang berarti

penerusan

L/c. untuk bank Muamalat

sendiri, sejak tahun 2006 bank Muamalat sudah menjadi member swift. tadi untuk
mekanismenya, Bank Muamalat menggunakan swift untuk pengiriman

Llc

nya.

Ketika Bank Muamalat berperan sebagai advising bank, saat bank menerima LIC
dari luar, bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksporlir agar eksportir segera
menyiapkan barang-barang permintaan importer untuk diekspor. Setelah barang

dikirim. kemudian dokumen-dokumennya dikirim ke Bank Mr-ramalat untuk


ditagihkan.

4.

Masalah apa saja yang kerap terjadi pada transaksi L/C?


Masalah yang sering terjadi relative tidak ada, karena transaksi

L/C

sudah

dipagari dengan UCP. Jadi semua pihak sudah tunduk kepada UCP. Terdapat3g
pasal dalam UCP yang mengatlrr transaksi

L/C. Sehingga transaksi L/C relative

aman. Paling tidak masalah akan terjadi apabila sejak awalnya memang sudah ada

unsur tidak baik, yaitu terdapat unsure fraud. Yaitu hanya ingin mencairkan
kertas jaminan menjadi uang

fisik, maka itu bisa saja terjadi. Misalnya

dengan

membuat transaksi palsu atau bisnis palsu, sehingga hanya sekedar dokumen,
sedangkan barang tidak pernah ada akan tetapi uang tetap keluar. Namun

jika

pada awalanya satu pihak ingin membeli dan pihak lain ingin menjual, semuanya

berjalan secara normal. maka transaksi L/C akan berialan mulus. Oleh karena itu
standard dokumen pun diatur dalam UCP.
Pada Bank Muamalat sendiri sejauh
saja

jika ada sengketa

ini baik-baik saja, tidak ada kendala. Hanya

antara buyer dan seller, biasanya

itu semua terjadi di luar

mekanisme L/C. Seperti misalnya nasabah merasa belum menerima barang, maka

itu bukan lagi kewajiban bank. Kewajiban bank adalah pada dokumen,
pada

karena

LIC sudah ada term and condition nya dan sudah diatur lengkap. Jika term

and condition dalam L/C sudah sesuai, maka kewajiban bank adalah membayar.

Jika ada masalah, maka masalah tidak lagi meniadi urusan bank, dan nasabah

memperdebatkannya

di luar bank. Bank tidak ada kewajiban untuk

melakukan

pengecekan langsung pada barang yang dikirinr. pengecekan yang dilakukan pada

bank hanya dilakukan pada dokumen saja, karena itu semua sudah diatr"rr dalarn
UCP.

Dalarn mengatasi keterlambatan pembayaran dari nasabah, karena

yang

jika kurs nya berubah maka bank

akan

digunakan adalah valuta asing,

menggunakan kurs pada saat transaksi. Misalnya bank jatuh tempo bayar pada
tanggal satu sebesar USD 10.000, kemudian bank membayar USD 10.000 dengan
kurs pada saat itu. Bank membayarnya dari rekening beban bank Muamalat, atau

dari tagihan, rupa-rupa dan lain sebagainya dan sudah dikurskan. Namun utang
nasabah terhadap bank tetap dalam bentuk dollar,

usD 10.000. Pada saat nasabah memiliki uang

jadi

nasabah masih berutang

rupiah, pada tanggal 10, maka

uang rupiah tersebut harus dikonversi terlebih dahulu dalam bentuk dollar
sebanyak USD10.000.

5. Apa perbedaan

sight dan ussance?

Sight dan Ussance adalah jenis L/C. Nasabah memilih sight atau ussance karena

memiliki alasan tertentu. Sight adalah LIC yang diterbitkan dan pada

saat

pengajuan dokumen untuk pembayaran, dari sejak bank menerima dokumen


sampai 5 hari kerja sesuai aturan UCP memeriksa dokumen tersebut, pada hari

kelima bank harus sudah memutuskan untuk membayar atau menolak. Jika ada
discreapancies atau penyimpangan tidak sesuai antara dokumen dengan syarat

dan kindisi L/C maka bank boleh menolak. Akan tetapi apabila sesuai. bank r,vajib
membayar.

Untuk

L/c

Ltssance, pada saat dokurnen

dipresentasikan, lirna hari

sejak

diterirnanya dokumen itu bank merneriksa. rnaka pada nraksimum hari kelimani,a
bank sudah harus memutuskan mengaksep atau menolak. Jadi bukan membal,ar
atau menolak, seperti pada sight. Mengaksep artinya, bank akan mengeluarkan
pernyataan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dicek dan sudah diaksep.

Untuk masalah pembayarannya kapan, sesuai dengan term dari L/C ketika
peftama kali dibuka. Misalnya L/C dibuka dengan term ussance 30 hari, ussance
60 hari atau ussance 90 hari. Meskipun begitu, akseptasi tetap 5 hari, akan tetapi

jatuh tempo bayarnya sesuai dengan pilihan buyer dan seller pada saat kontrak.

Adanya perbedaan sight dan ussance, biasanya sight harganya lebih murah
sedangkan ussance

lebih mahal, karena barang sudah diterima

pembayarannya ditangguhkan. oleh karena itu, baru-baru


dengan

L/c UPAS. UPAS

sedangkan

ini ada yang dikenal

adalah (Jssance Payable At sight,

yaitl Llc dibuka

secara ussance 6 bulan, tapi dapat dibayarkan dengan sight.Maka ketika eksportir

menerima L/C UPAS eksportir akan menerima uangnya segera, karena payable at

sight. Namun bagi importer, pembayarannya adalah ussance.

Untuk

menjembataninya ini maka bank yang akan menalangi, namun ada harga untuk

applicant. Harganya dapat dihitung dengan system murabahah, musyarakah


ataupun mudharabah.

6.

Bagaimanakanah format formulir pembukaan LIC?

Untuk lormat formulir, semua bank memiliki format yang sama karena diatur

oleh Bank Indonesia. Tujuan bank Indonesia mengatur adalah agar Bank
Indonesia mengetahui factor-faktor yang harus dipagari untuk kebutuhan Bank
Indonesia dalam memantau transaksi di setiap bank.

10

HASIL WAWANCARA PAD A TREASARY DIVISION


BANK MUAMALAT INDONESIA

Amiril Zilhaj

Nama

: Bapak

Jabatan

: Treusury Officer

Waktu

1.

Jumat,28Maret2014

Bagaimana Bank Muamalat Indonesia melakukan risk management kurs


valuta asing?
Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs naik dan

kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position khususnya dalam
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, bagaimana pergerakannya.

Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi seperti tahun lalu, yaitu ketika
diperkirakan trendnya naik, maka Bank Muamalat open position nyabesar. Open

untuk posisi devisa netto n.va dibuat plus besar, sehingga selain ada keuntungan
transaksi adajuga keuntungan dari reval.

Untuk transaksinya, ini nyambung masalah hedging, bank syariah masih terbatas

dalam penggunaan hedging, karena kita tidak seperti

di Malaysi a. Jika

ada

transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring. Misalnya bank

memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini dilakukan
untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.

2.

Apakah hedging pernah dilakukan? Jika ya bagaimana prosesnva? Jika

tidak, mengapa dan bagaimana bank mengatasi masalah fluktuasi nilai


tukar ini?
Hedging belum digunakan di Bank Ivluanralat Indonesia. rlamun rnasih diolah dan
diusahakan di BL Karena

jika tidak

ada hedging

risikonl,a besar, nalnun dari sisi

syariahnya masih harus dikaji ulang. Karena di Indonesia dilihatnya scoop kecil

jika dari bank itu sendiri, tidak seperti di Malaysia dilihatnya industry
keseluruhan. Untuk mengatasi

secara

risiko kurs niali tukar, karena bank tidak

menggunakan hedging, maka bank mempunyai analis sendiri yang memantau


bagaimana pergerakannya dan bagaimana open

position yang harus dilakukan.

Misalnya seperti saat ini, kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem,
maka bank cenderung square dan PDN nya nol, karena hal tersebut lebih aman.

3. Bagaimana

bank mengatasi risiko nilai tukar, jika ada nasabah yang yang

meminta pemhayaran LIC untuk waktu 3 bulan yang akan datang?


Untuk nasabah yang meminta pembayaranLlC untuk 3 bulan yang akan datang,

kita gunakan financing bank. sehingga ada yang langsung membayar


namun at a discount. Karena

di kita tidak

makaLlC tersebut kita jual lagi

ke

menggunakan

forward

Llc

itu,

atau swap,

financing bank. Financing bank adalah Bank

yang telah menjalin kerjasama trade finance dengan Muamalat, yang terikat
dalam perjanjian dengan persyaratan teftentu.

Finctncing bank yang digunakan bisa .financing bank syariah ataupun


konvensional. karena kita transaksinl'a jual-beli. jadi tidak ada kaitannya dengan
bunga.

4. Bagaimana

keberhasilan Bank Nluamalat Indonesia dalam mengatasi risiko

kurs valuta asing?


Dari manajemen kurs itu sendiri Bank Muarnalat Indonesia untuk tahun lalu dapat
memperoleh laba reval

di

atas

kedepannya akan terjadi seperti

60M.

Karena dari posisi itu analis ada view

ini. Seperti misalnya kemarin ketika Amerika

ekonominya akan recover, ada isu dari tappering, rnaka ada kemungkinan orang
dananya kerlbali ke sana, maka kita segera pegang posisi long.Ketikaposisi long

rupiah terus melemah. Misalnya awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.i0.400,
namun tujuannya bukan hanya untuk gen itu, tetapijuga untuk menjaga dari sisi

likuiditas. Ketika posisi bank pegan g long, namun untuk transaksi tetap squaring,
yaitu beli satu jual satu.

5.

Apa saja yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar?


Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika, Amerika
yang paling berpengaruh karena

usD merupakan mata uang yang paling

sering

diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau adalah berita-berita

terkait ekonomi politiknya US. Misalnya seperti pada saat ada pengumuman dari
Hellen, dia akan menaikan suku bunga setelah masa tappering di musim gugur

ini, maka langsung respon. Dana langsung kembali semua. Dollar menguat, emas

turun dan minyak turun. Karena Nilai tukar satu Negara

itu tidak

bisa

mempengaruhi Negara lain. jadi bukan karena Arnerika menaikkan suku bunga

lalu rupiah melemah. bukan karena itu. Karena Amerika menaikkan suku bunga,
maka dollar rnenguat. Selain itu, yang dilihat adalah data ekonominya US,
enployntent ni,a. GDP nya, Trade Balance nya, kebijakan suku bunga, dan dari
kebijakan lain, 1'aitu kebijakan-kebijakan politiknya.

Di sisi lain, ekonomi yang

besar itu ada di Amerika, Jepang, Cina, Eropa, maka hal itu juga diperhatikan.

Demand terhadap USD lebih dipengaruhi oleh dana asing yang keluar atau
masuk. Contoh ekstremnya seperti kemarin, ketika PDIP mengumumkan Jokowi
rnenjadi presiden, dalam jangka waktu tidak sampai satu jam Rupiah turun lebih

dari 100 point dan IHSG langsung naik

3Yo.

Hal ini terjadi karena

ekspektasi

orang, ketika Jokowi jadi presiden, ketika hal itu diumumkan orang senang,
mereka senang karena kepercayaan pada Jokowi.

Sehingga, orang pegang dolar

Di luar pencitraannya dia bagus.

jual dollarnya beli rupiah, maka saat itu

rupiah

langsung turun 100 point. Seiring berjalannya waktu selama satu rninggu
kemudian, ada kabar bunga Amerika akan dinaikkan, karena berita

ini

lebih

credible maka mereka kembali ke luar. oleh karena itu, yang paling berpengaruh
adalah dana asing yang masuk dan keluar.

Faktor Internal (dari dalam Indonesia): maka yang dilihat adalah berita politik
indonesia, kemudian ekonomi Indoenesia, GDP, dan trade balance Indonesia.
Selain itu kebijakan suku bunga atau jika ada lelang surat berharga maka hal itu

juga berpengaruh. Misalnya BI melelang surat berharga yaitu SBI Syariah atau
misalnya pemerintah melelang sukuk, maka

hal itu bisa berpengaruh.

Tapi

tergantung nominalnya, kalau nominalnya besar biasanya dana asing masuk.


Sehingga Rupiah akan menguat, karena permintaan terhadap Rupiah banyak.
6.

Jenis mata uang apa saja yang diperjual-belikan pada transaksi at-shurf di
Bank Muamalat Indonesia?
Jenis mata uang yang diperjual belikan di Bank Muamalat Indonesia ada tujuh
macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note ada

tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MyR
(Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar)
hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan

bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya
belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada request tertentu bank
bisa mediakannya.

Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD (Singapore
Dollar), EUR (Euro), JPY (Japan Yen) dan AUD (Australia Dollar). untuk mata
uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang umum, namun jika
nasabah

ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata uang asing yang

jarang seperti

NoK (Norwey

Krone) atau misalnya Peso, bank

bisa

melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter harus
menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut. Untuk
7

jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja, asalkan

cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa,

dilakukan di sana.

jadi transaksi

dapat

7.

Jenis Transaksi apa saja yang disediakan Bank N{uamalat Indonesia pada
transaksi jual-beli valuta asing?
Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia

di Bank Iviuamalat Indonesia adalah

transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat sedang mencoba


untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya (underlying). Walau sebenarnya

jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap rencana

saja. Jual beli tunda

yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau SPOT. Karena TOM dan Spot
termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak hanya swap atauptnforward. Oleh
karena jenis transaksi yang disediakan Bank Muamalat Indoiiesia adalah transaksi

Today (TOD) maka transaksi hari selesai hari juga, maksimaljam 14.30.

Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada Bank Muamalat
cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan

di

sana berbeda, maka

transaksi bisa sampai Swap alau Forward.IJntukjenis transaksi TOM atau spot

itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana cenderung lebih bebas dan terbuka.
8.

Apakah ada nasabah yang mengajukan pembiayaan dalam bentuk valuta


asing? Jika ada lalu bagaimana pembayaran cicilannya?
Ada juga Nasabah yang mengajukan pembiayaan dalam bentuk valas, biasanya

USD. Nasabah yang mengajukan pinjaman menggunakan valas,

maka

pembayarannya pun harus menggunakan valas. Tapi tergantung juga, misalnya

pembiayaannya valas, sedangkan dia operasionalnya rupiah, berarti ketika dia


dropping berarti dia konversi ke rupiah dulu, nanti ketika dia mau bayar, dia beli

dolar lagi untuk ba1,ar angsuran. Beli dollarnva bisa di Bank Mualnalat atau di
bank lain. Atau misalnl'a jika operasionalny'a dollar. darr bialarrl'a dollar rnaka

tidak ada masalah, karena di sana tidak ada risiko kLrrs. \,laka tergantung dari
perusahaannya. Namun untuk pembavaran maka tetap harus menggunkan rnata

uang yang sarna (ketika diberikan pembial'aan). Narnun jika dia rnau ditransfer
dari rupiah ke dollar itu bisa, namun Kursnya beda dengan kurs colmter.

9. Bagaimana bank menentukan harga jual dan harga beli?


Harga

jual atau beli ditentukan oleh mayoritas harga market. Karena yang paling

pengaruh berita, ekspektasi orang seperti apa, maka nanti market akan bentuk
harga itu sendiri. Maka kita mengacu pada market. Kita ambil spread dari harga

market, misalnya kurs 1 1.400 beli, maka 1 1.410 jual. Misalnya kita ambil di 390-

420. Jadi kita beli di 390, maka kita jual lagi ke market 420. Trus kita dapet
spread 10 point. Itu juga misalnya ada nasabah ada yang mau beli dari kita, kita

beli di market 410, kita jual lagi di nasabah 420. Harya yang teretera di counter
itu counter rate, itu untuk transaksi rata-rata dibawah 10.000. dibawah ekuivalen
US$ 10.000. diatas US$.10.000 mereka bisa meminta special rate.
10. Dengan menyediakan deposito valas, apakah

BMI tidak khawatir terhadap

nasabah yang akan menggunakannya untuk spekulasi?


Deposito itu intinya untuk investasi, dia menyertakan dananaya ke kita untuk kita
bisa drive ke luar, untuk pembiayaan. Kita menganggapnya cenderung lebih ke
investasi, bukan untuk spekulasi. Kalo untuk spekulasi biasanya orang yang jualbeli jual-beli. Misalnya rekeningnya kecil, beli sekarang banyak, lalu ketika harga

naik diiual. Beberapa hal seperti itu pernah terjadi. namun kita tegur, karena dia
underlying n1'a tidak ada. Jika dia tlnasaksinya sering, misalnya tidak sampai
100.000, maka liarus ada keteran gan unclerll,ing n5,a itu apa. Jadi misalnya hari ini

50- 30. 50-30. dan untlerlying nva tidak ada. Yang seperti itu akan kita tegur, atau

kita berikan kurs counter.


11. Dengan

belum menggunakan hedging, apakah bank tidak kahwatir akan

kehilangan nasabah?
Walaupun belum menggunakan hedging, namun nasabah masih banyak yang
melakukan pembiayaan ke BMI. Karena nasabah emosional

memang mereka melihatnya dari sisi kesyariahannya,

BMI banyak, jadi

itu yang mereka

lihat.

Selain itu sama pricing kita juga. Pricing yang kita berikan ke mereka juga

lumayan dibandingkan dengan bank lain. Misalnya investasi, misalnya kita


berikan pembiayaan kepada mereka lalu bagi hasil yang diberikan ke kita itu kalo
diekuivalenkan ratenya itu kalo untuk deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau

kalau untuk pembiayaan bagi hasil kita lebih rendah dari bank lain. Makanya
mereka mau ke sini. Jadi nasabah yang memilih
rasional dan emosional.

BMI

ada yang memilih secara

[2.

Rata-rata kurs valuta asing perbulan, periode January 20l3-February 2014


USD

SGD

MYR

JPY

EUR

SAR

AUD

Jan-13

9,654.00

7,857 .47

3,176.10

108.s4

12,829.20

2,574.24

10.139.32

Feb-13

9,680.3 g

,816.7 5

3,125.35

103.97

12,939.90

2,581.24

9.985.26

Mar-13

9,708.69

7,787 .74

3,122.40

102.s0

12,588.26

2,588.83

10,039.61

Apr-13

9,722.75

7,855.1 3

3.1 89.06

99.51

12,648.16

2,592.60

t0,099.71

May-l3

9,757.70

,81t.41

3,228.52

96.76

12,670.39

2,601 .88

9,654.15

Jun-13

9,875.24

7,834.57

3,137.76

0l .48

13,033.27

2,633.19

9,307.37

Jul-13

t0,071.22

7,941.84

3,155.14

101.1

13,178.02

2,685.44

9,233.76

Aug-13

10,571.58

8,290.57

3,2

t07.69

14,065.27

2,81 8.91

9,537.41

Sep-13

11,327.26

8,966.60

3,483.07

l4.l

15,123.35

3,020.27

Oct-13

11,342.83

9,117.37

3,571.23

116.09

15,483.30

3,024.50

10,793.63

Nov-13

11.623.63

9.316.99

3.631.61

1l6.rs

15.69r.rs

3.099.31

10,833.91

Dec-13

12,074.88

9,595.36

3,718.15

116.74

r6,546.14

3,219.62

10,949.34

Jan-l4

12,l59.g5

9,550.05

3,679.47

I 16.84

2,626.39

3,242.28

10,758.47

Feb-l4

I1,919.35

9,411.17

3,601.95

116.82

1,859.39

3,178.20

l0,69l.g3

8.5 8

0,5 15.05

, ::--:

,., ,,

l,

.',

"-,..;;,,*',_"r.,*..

.,

'.-il'ffivlf

.;r,," i:Z *:f A:**-tr:;t; ffi *,rrli{:..i;1.,f ,&..?, i$li.i.g


Nation;ll Sharia Br;ard - trrdunerian Cr-rrrrrcil of Ulanla
Sckt',:1nti*(- : hlas-iiJ !stiqial Karcar i11 I'aman ''Vija'tr Kuriurri;r. Jtlkariri l,u;ai
Tc)p.(03 i J i45rl! 12 Fax i{)1t ) .1 +JiliJSe

l0l i0

rc

FATWA
DEWAN SYARI'AH NASIONAL
Nomor: 5 7/DSN-MUllV 12007
Tentang

LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN


AKAD KAFALAH BIL U.IRAH
a

^>

6,

jl

Dewan Syari'ah Nasional, setelah:

Menirnbang :

a. bahwa salah satu bentuk jasa Lembaga Keuangan Syari'ah (LKS)


adalah penyediaan fasilitas penjaminan transaksi perdagangan
luar negeri yang dilakukan oleh nasabah, yang dikenal dengan
istilah Letter of Credit (LlC);

b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan transaksi L/C tersebut, LKS


berkewajiban untuk menyediakan skema penjaminan yang
berdasarkan prinsip-prinsip syar' iah;

c. bahwa di antara prinsip syari'ah dalam menjalankan transaksi


tersebut adalah penggunaan akad kafal ah ;

d. bahwa agar kegiatan L/C tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip

syar'iah, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang


Letter Of Credit (L/C) dengan Akad Kafalah bil (Ijrah untul<
dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat

1. Firman Allah SWT; antara lain:

a. QS.al-Kahfi [18]:

;";i,i)"rt !ilt

6ea
1

19:

-,-s-<Jr

) tL(

fs-, r

ri

Jf :l

&:r.gA

t*G

;;".ili:, L r'r r.-tUu

"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota


dengan membawa uang perakmu ini. Dan hendaklah ia lihet
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia
membav,a makqnqn yang lebih baik bagimu, dan hendqklah ia

berlakr lentah lembut, dan janganlah

mencerilakan holntu kepada seseorongpLul

sekali-kali

".

b QS al-Qashash l28l:26:

'; ll
,s,*;)t -,,-l'u-*r :;
)

. o

i,-*::-r .:"i

.,..

U L*.1-t=1

'-'
"cJU

57 L/C Kclalah bil U1roh

"Solalt .\eot'cttlg ditt'i kecltro tt'crrtilu ilu bet"kata ; Hai al,ahliu


amhillqh io .rebogoi ot'ong rang beker.ict (poda kita), karenct
,se.sttttegttlttt.t;u ot'ung .t,ung puling ltuik kamu ambil unluk
beket'io Qtaclo kitct) qtloloh oronq rong ktrot lagi dipercat'a."

c.

QS. Yusuf

[2]:

";

(i;

72:

,r...

-L- ,! -*J; :U-*.lr

.r

.t

I .-^-2

t-

-.

-gsrli \J-\$

\-J

"Penrenr-penyenr ittr bersertr: 'Konti kehilqngon piala Roja;


dan barang siap(t yang dapat ntengentbalikannya, akan
memperoleh bahqn makanan (seberat) beban unta, dan aktt
menj amin terh adapnya. "

d. QS al-Ma'idah [5]: 2:
..

j.

i,.

.//
t;.Lil \'J c1i -t)\ ' )\, )o t,ia t/)6_i
.Jl J.JrJl J. \-*;Yt
V \:>-L; r J
-

"Dan tolong-ntenolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan

dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalant


(ntengerj akan) dosa dan pelan ggeran.
2. Hadis

"

Nabi s.a.w.; antara lain:

a. Hadis Nabi riwayat Bukhari dari Salamah bin Akwa':


-' \ * / ' '.
.-, ,*i;
. '":. . ?. ,, 6'lLa..,
-,..' '-)tt.o. . Jr-.
,l.-4J-c
it )2.-riJ, :i
-)-',
''
u
H
\:' I'
''r' /
'
j-"u
a
.
) _t
'_;i
(! :l.JU tJj, tE :JW
,^".
, , , a-:. ' /
,
.r.
'," :Jtt
,eL
,6';(

;)J-

;L f;

;t;
(e:r!u r;i a

:"

$ ,j*

z i. j..-:, i',.: " >


), -1o, ,..,ul
i. : co.ul
.*"i. ;r-.:
J_*;! q, _r1" :!:L! .l JU r.*(-:L-,
"rart dihadapkan kepada arrrt)Uot SAW jenaza, ,"oronr

laki-lqki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, 'Apakah


mempunyai utang?' Sahabat menjawab, 'Tidctk'. Maka,
beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah
lain, Rasulullah pun bertanya, 'Apakah ia mempunyai utang?'
Sahqbat menjawab,'Ya'. Rasulullah berkata,'sqlatkanlah
temanmu itu' (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu
Abu Qatadah berkata, 'Saya menjamin utangnya, ya
Rasulullah'. Maka Rasulullah pun mensalqtkan jenazah
tersebut. " (HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa').

ia

b. Hadis Nabi riwayat Imam Muslim, Abu Dar,vud, al-Tirmidzi,


dan Ibn Majah dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:

.4"t1 JJe

"Allah menolong hamba selama hamba


saudaranya."

Dcv'an Syat'iah Nasional M{JI

a.\J

menolong

-i7 L/C Kolalah bil

tljrah

c. Hadis Nabi riri'avat h.narn al-Tirrnidzi dan Ibn \{ajah


'Amr bin 'Auf al-Muzani. Nabi s.a.u'. bcrsabda:

dari

,,.
i. , ,, (,,
;',1
' i.i.,..
,- r;, . i.r
'.| orr ;-\
)')')-, _-'_-i \: _:_*;-;r _; ;1.- --^_-r
-"
' ' r j' l' -' t ': ) ';
,L'
.G(:- 'Gi'.f- (,.',
'J;- (,,
))--'t '-''t
). '-;:_.
?i
; -tt -,f
"''

"Pcrduntuiutt duput Ll;/ctkuktut cli uttlttt'ct kutntt muslimitr


ke.uuli pei'rlatttuictn .t Lrng tnengJtur'rtntkutt _\'ttug ltulul ttlau
tnettghalalkan )'ctng Jtat'attt; clclt kctunt nttrslintitt tet'ikal ilengan

syqrat-svarot mereka kecuali syorot yang mengharamkan


yang halal atatr menghalalkan ),ong horam. "
3. Kaidah fiqh:
o o :
.k--:r,

i.

*-

"Pada aorr*yo,

'

'

_D;

Ji

,n*u,

' / '

.-,i

)l Lu:'r ;>uuJi' -t' _i-.\,

bentuk'muamaleh

kecuali ctda dalil yang mengharamkannya. "

totet )ihk,t{rn
jt"t

'

s'i'
Jrs:Al

"Bahaya (beban berat) harus dihilangkan."

Memperhatikan

: l.

lain Mushthafa 'Abdullah alHamsyari sebagaimana dikutip oleh Syaikh 'Athiyah Shaqr,
dalam kitab Ahsan al-Kalam fi al-Fatawa wa al-Ahkam, jilid 5,
hal.542-543:
Pendapat para ulama, arfiara

.t* :)fi

"|"LJl

l-tt

\^s

'*-.a.J
LJI
'a)'

'-ilr (-i,rJl

--,t; Jb

)e

.t :l;1"i ;;;t1 Liil' Ju. ,cur,.-tY _F*lr IJ


:;i , ,1,. ,,. ...' ,. ,'-' :;,:.'L*s, .ilUs- el
9 ""; \ c4r 4J...-J1- cJL:;jt.>

,6\

n...

4i

'

Detratt Syoriah Iasionql

l{UI

4-JL5 r

57 L/C Kafalalt bil


.,

-.5 .Sot ;;:L"i)'t ,:L-lr. -t.Jt


,i

a,it

Ulralt

i u*(,, "e ;i(,

r-;l t',j;r
9t

"Letter of Crcdit (L/C) yang berisi ketetapan bahr,va bank berjanji


kr'pacla cksl.r611l1 ttntttk lneqtbayar hak-haknya (eksportir) atas

importir adalah bolch. Upah yang diterinta oleh bank sebagai


inrbalan atas pcncrbitan Lr'C adalah boleh. Hukum "boleh" ini
olch \lLrhsthafa a1-Harnsyari didasarkan pada karakteristik
muamalah LIC tersebut yang berkisar pada akad wakalah,
hawalah dan dhaman (kafalah). Wakalah dengan imbalan (fee)
tidak hararn: demikian juga (tidak hararn) har,valah dengan
inrhalan.

Adapun dhaman (kafalah) dengan imbalan oleh Musthafa alHamsyari disandarkan pada irnbalan atas jasa jah (dignity,
keu,ibawaan) yang menurut mazhab Syaf i, hukumnya boleh
Qav,az) walaupun menurut beberapa pendapat yang lain
hukumnya haram atau makruh. Musthafa al-Hamsyari juga
menyandarkan dhaman (kafalah) dcngan imbalan pada ju'alah
yang dibolehkan oleh madzhab Syaf i.
Mushthafa 'Abdullah al-Hamsyari juga beryendapat tentang bank
garansi dan berbagai jenisnya. Bank garansi adalah dokumen
yang diberikan oleh bank --atas permohonan nasabahnya-- yang
berisi jaminan bank bahr,va bank akan memenuhi kewajibankewajiban nasabahnya terhadap rekanan nasabah. Musthafa
menyatakan bahwa bank garansi hukumnya boleh. Bank garansi
tersebut oleh Musthafa disejajarkan dengan wakalah atau kafalah;
dan kedua akad ini hukumnya boleh. Dernikian juga penearnbilan
imbalan (fee) atas kedua akad itu tidak diharamkan.

2.

Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional MUI


l3 Jumadil Awal 1428 H. I 29 Mei 2007.

pada hari Rabu,

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama

FATWA TENTANG LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN


AKAD KAFALAH BIL UJRAH
Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan

a. Kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan

oleh

penanggung (k"fiD kepada pihak ketiga unruk memenuhi


kewajiban pihak kedua atau yang ditanegune Qnakftnrl 'anhu,
ashil);

b. L/C Akad Kafalah Bil Ujrah adalah transaksi

perdagangan

ekspor impor yang menggunakan jasa LKS berdasadran akad


Kafalah, dan atas jasa tersebut LKS rnempcroleir fec Qjrah).
Kedua

Ketentuan Hukum

Dewan Syariah Nasional MUI

57 L/C Kafalah bil

Ujrah

Transaksi L/C ekspor impor boleh mcnggunakan akad Kafalah bil


Ujrah.
Ketigu

Ketentuan Akad

Seluruh rukun dan syarat akad Kafalah Bil Ujrah dalam fatu,a ini
rnerujuk pada fatwa No. i l/DSN-MUVIV/2000 tentang Kafalah.

2. Penerapan akad Kafalah dalam transaksi L/C ekspor maupun


impor merujuk kepada fatwa No.34IDSN-MUVLX12002 tentang
Letter of Credit (L/C) Impor Syariah dan fatwa No.35/DSNMUI1IX12002 tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah.

3. Fee atas transaksi akad Kafalah harus disepakati dan dituangkan


di dalarn akad.
Keempat

Ketentuan Penutup
1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya

dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah atau Pengadilan


Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika


di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempumakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan

di

Pada Tanggal

:
:

Jakarta
13 Jumadil

30

Awal 1428 H
2001M

Mei

DEWAN SYARI'AH NASIONAL


MAJELIS ULA.MA INDONESIA
Ketua,

DRS.fH.}I.ICHWAN SANI

Dewan Syariah J',lasional MUI

.:

." .:'.,,:-'

' a

i"."

f,1.!'.

ri'./

.l;'..'

i.'

,:r

lrffiE"L?"4"I : i : i' 4 YAL:: ; ffi ,qf, :il :i-t-L ;" g Lii


National Shlria []o;r<l - lrrtloncsi*n Cr.luncil of Ulama
Sckr"ttari:rt I hlas-iici Ir;tiq13! Henial ij, Tan:-r.r 1$i.l:r;,a Kirsrnta. Jalr.artl Pur,at irJ]lil
I clr (()l i'r l.+5C']1j. lia:r (i)2 ll -1+.10t59

FATWA
DE\\/AN SYARIAH NASIONAL
Nomor: 34iDSN-MUIllXl21}2
fentang

LETTER OF CREDIT (L/C) IMPOR SYARI'AH


,

i,

. i,

"
f"=-Jl ,^>rJl dll p*-J

Dewan Syariah Nasional setelah.

bahlva salah satu bentuk jasa perbankan adalah


memberikan fasilitas transaksi impor yang dilakukan
oleh nasabah, yang dikenal dengan istilah Letter of

Menimbang

Credir (L/C) Impor;


b.

bahwa transaksi L/C

Impor

yang berlaku selama ini

belum sesuai dengan ketentuan syariah;


c.

bahwa agar mekanisme transaksi L/C lmpor tersebut


dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah, Dewan
Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa
mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.

Mengingat

1.

Firman Allah, QS. An-Nisa 14) :29


j

ji Yi''7'
r;s-"U y rpT
3tiJq'\& 6$i
rJr ki
'
"' \$;ri.o7'r*";'
.-

o . t

t /

)l

/ e

..

L;

"Hai orang yang berinlan, jangonlalt kanru menrukan


harta saudararnu dengan cerq yang bathil, kecuali
dengan cara perniagaan yang saling rele di antora
kalian ... ".
2.

Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: I

i*t\,

;;"ri

rlt

rnt

Q*)t:"

"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu..."


3.

Firman Allah, QS Al Kahfi

;",i 6t "W "ly'

[8]: l9

:f \tr. 'Li r$u


\Li "",'t';i \')"-ra1') Y
l'.rl,9,,* e*
A.

\ 1:-"-6-(t;

" Mako suruhlah salah seorang di antora kamu pergi ke


Dan
hendqklah ia lihot manakqh tnakanan yang lebih baik,
maka hendaklah ia membawa ntakanan yang lebih baik
bagimu, dan hendaklah ia berlaku lemah lentbut, dan

kota dengan membatva Ltang perakmu ini.

-ll

Letter o/ Crcdit (L/C) lmpctr S.torioh

.jangonlctlt sekoli-kali tnenceritokort ltalmtr kepodo


seseot'angpttn ".
4.

Fiman Allah. QS . Yusuf

.e +

21: ,r-;
.!

"sl ,,-;)r ;.i- .E3;r;r -u

" Jttclikottlctlt t*tr ltcttrLitttt'tnrun t?cgot'o ("\lr,sir).


Sesuttggttltrn'tt aku odilalt ot'clng l'otlg puttlui tttenjaga
5.

lagi bcrpcng-ilcu)tatt ".


Finnan Allah, QS . Al Baqarah l2l:283

i,, -i'i"::,'( '.+ijl


-".,
^lt -;^JJ 4:;1.1

' ii. "".


' 2, '
+Jt :;J ''t",,'' fs;"i
.{'' ,P
lYAr:6J\l ...it
o

" ... Maka jika sebagian kamu mempercq))ai sebagian


yang lain, hendqklah yang dipercayai itu menunaikqn
amanatnya dan hendaklqh ia bertqqv,,a kepada Allalt
Tuhannya... ".
6.

Firman Allah, QS. Al Qashash [2Bl:26

'cr"vt

-t ""

';

,:! i";=:*t U.i U fir-r-r Uu

(\t :,ra-eAt1 :;li L;lt

" Salah seorang riari kedua wanita itu turt ot, ; Uri
ayahku ambillah ia sebagai orang yqng bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang
yang kuat lagi dipercaya ".
Firman Allah SWT, QS. Yusuf

"; ,t^: L(s


.,i,

+o

t,o

*. c\>

ll2):72
j /

,Jl :JiJr ? (; r;; f)t,


o

*u:
" Penyeru-penyeru itu berseru : Kami kehilangan piala
raja, dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya,
akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta,
dan aku menjamin terhadapnya ".
Firman Allah SWT, QS.AI-Baqarah l2l:

27 5

(yvo :;,rr) ...r1r ??i;;t?ut'S-i


"...Allqh menghalalkan jual-beli dan
riba... "
9.

Firman Allah SWT, QS. Shad [38]: 24


te

"r+;';

menghar.amkqn

(,5 'ji:

,4, ,ul.At t
-rj, vt .4 e)" \
"7
L;
f;;, S;l
( Y t :u",)
i-1' J+, -a Ut
.

"

Dewan Syariah lVosiotnl II-L-l

...Dan sesurtggtthrryo t nboryoirn

iori uro,rg-orrlrg

34

Letter o/ Credir (L/C) lntpor Srariah

r'ctng bet'.t)'oriliat ittr sebagian clari met'eko bet.bttcrt :ctlint

kepada yong lain, kecuali orong yang berimon clctn


,
omal saleh, dan amat sedikitlalt nrcreka itti
.rl..n,l.S",:lokn,t

10.

Hadis Nabi SAW riu,ayat al-Thabranidari Ibn Abbas:

L;-i* lK
.sP -a.al
'r(

:'r'
J

\t'
\

...

a-b i
)i

^)-t

t I a -.

(Je--JYr

J +rru'

Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta


sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharib
nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni
lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika
persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus
menanggLtng risikonya. Ketika persyaratan yang
ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membolehkannya.

11.

Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib


!

' '

''
j*+ -X :Ju gL.r clr ;ut } i 3. ,t
: a{')\
=J'
y .-jJ Au, j, w, ,)->rrr-sr, ,,ti A.'&i

(a-*t.

;1

,lJJ)

C+

l{abi bersabda: Ada tiga hal yang mengandung Uurlrotr


jual beli tidqk secara tunai, muqaradhah (mudharabah),
dan mencampur gandum halus dengan jewawut
(gandum kasar) untuk keperluan rumah tangga, bukan
untuk dijual.
12.

Hadis Nabi riwayat'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah


dan Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

';;i';^iL r;i're-r
Barang siapa mempekerjakan

pnirrir,

beritahukqniah

upahn1,a.
13.

Hadis Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tinnidzi:

J l',Uj, nt J*r
.;
;-'J,*
\' '- cb "ijr5-?'\,';<; i'.'.''_a
,

(q*,lts.:11: yi ,t,,7"-^;ri
:.il

14.
Dewctn St,cu"iah No.sional MUI

)r',ii

eF,ft'f

I'labi s.a.w. menyerahkan satu dincu.kepcrcla Hakint bin


Hizqrn mtuk ntentbeli hew,an qurban.
Hadits riwayat Tirmizi dari 'Arnr bin 'Auf al-Muzani,

34

Letter of Credit (L/C) Impor Svariah

Nabi s.a.rv. bersabda:

iq *^il.i' J ";.r- 'ai^i


-r:i ,i \)G t'r '-i'-,.
U',\'>t)l .-3.t:l- ;; :-"l^ri(, v(.;i
?;

.\1(r';;i
"Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali petjanjian vang mengl'taramkan yang halal atatt
menghalalkan )tang haram; dan kaum muslimin terikat

dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang


ntengharantkan yang halal atau ruenghalalkan yang
ltqt'ant. "

15.

Kaidah Fiqih:
.

, ,t /

o.

.J

)e LJ).1-r 'll \1

a-L\1

)^

.,xtl1ir i

L-\1

'4^-;,

"Pacla clasarnyq, segola bentttk mLt'amalat 'boleh


dilakukctn kecuali ada dalil yang mengharamkannya. "

"Di

.(l J;;iai\ ','r*)ci.i


I
mana terdapat
di sana
kemaslahatqn,

terdapat

hukum Allah."

-_^1r

_gt'-*;;

"Kesulitan dapat menarik kemuclahan. "


,.
-.c t!. t.lir, .. ', "..::. !+Hr
:;;r')t
i ii.^.;

1:

"Keperluan dapat menduduki posisi dartn'qL "

t"h\..r6K JFt, Luli


"Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan
sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara'
(selama tidak bertentangan dengan syari'at). "
Memperhatikan

l.

Pendapat ulama tentang Wakalah bil-Ujrah


r

n ,

t/.

J- o!' i) ,F[ y-t) r\ dt{'}r --.,


d _W.i c,U-r2t _+JJ Jf, i--+ Jt.f l-:
0.], "!r
t(

r
1 , | ^t.4*\>-:
(_i--4)

,i

+l r\

!.r,- ,,
al5lt
55.t/

,
i,
t.,
1!i;...0)_"".c

.orrG)l 6-Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (V/85), Asy-syarkhasi


dalamTakmilah Fathul Qadir (Yl/2), Wahbah Al-Zuhaili
dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillotuhr,r (V/4058)
Dewan Syariah lr{asional M(JI

34

2.

Letter o/ Credit (L/C) Impor Syariah

Pendapat ulama bahr.va biaya dan ongkos yang


dikeluarkan untuk memperoleh barang diperhitLrngkan
sebagai harga perolehan barang (dintasukkan dalam
komponen rnodal). Wahbah Al-Zuhaili dalan al-Fiqh
al-Islami wo Adillatiltu (Y 3771) bcrkata:

. ' ,
--..'a
, r, i, i '- r r r-i
a,lJI
JI'.- anl
"t'J d.A; _5 ;+;LJt _*ti _H- t \,rj

9, , )i ;.e\ c,t:- * ,;^i ,;,u-;",-."*1i1


.1,

trWt...rullt
'"r,.

! ,-.
-ryl.Jt it,

3.

-r:r, JU.r

L"

.r'-

,i,

:lYl _-

^sV1 ri6.1 :U; o|Jr;


. ui t )
..ri,
,.,J [ "^-,-- -:lt) J'A

:..

)." .,::,.'
:' :;-': L':*

Fatwa-fatwa DSN-MUI mengenai Ijarah, Qardh,

Murabahah, Salam/Istishna', Mudharabah, Musyarakah,


dan Hawalah

4.
5.

Surat Direksi BMI Nomor 150/BMI/FSG1YII12}A2 rcrtanggal 11 Juii 2002 peihal pennohonan fatwa tentang
Skema Transaksi LC Impor dan LC Ekspor.
Pendapat peserta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 14
September 20021 7 Rajab 1423 H.

MEMUTUSKAN
Menetapkan

FATWA TENTANG L/C IMPOR SYARIAH

Pertama

Ketentuan Umum

1.

2.

Letter of Credir (LiC) Impor Syariah adalah surat


pemyataan akan rnerlbayar kepada Eksportir yang
diterbitkan oleh Bank untuk kepentingan Importir
dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan
prinsip syariah
L/C Impor Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan
akad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah,
Salam/Istishna', Mudharabah, Musyarakah,

dan

Hawalah.
Keduct

Ketentuan Akad
Akad untuk L/C Impor yang sesuai dengan syariah dapat
digunakan beberapa bentuk:

Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketenruan:


a. Importir harus rneniliki dana pada bank

sebesar

harga pernbayaran barang yang diirnpor;

b.

Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil


Ujrah untuk pengurusan dokumen-dokumen
transaksi impor;

c. Besar ujrah harus disepal<ati

di awal dan dinyatakan

dalarn bentuk nominal, bukan dalam


Dewco't Syarioh lVasional

MUI

bcntul<

34

Letter of Credit (L/C) Intltor St'orioh

proscntasc.

Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dcngan kctcntuan:


a. In-rportir tidak n-rentiliki dana cukup pacla bank
untuk perlbayaran lrarga barang r,ang diinrpor.

b. Importir dan Bank ntclakukarl akad \\'akalah bil


Ujrah untuk pcllgurusan dokun.rcn-dokumcn
transaksi irnpor;

c.

al'al dan dinl'atakan


dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk

Besar ujrah harus disepakati dr


prosentase;

d. Bank memberikan

J.

dana talangan (qardh) kepada


importir untuk pelunasan pembayaran barang irlpor.
Akad Murabahah dengan ketentuan:

a. Bank bertindak selaku

pernbeii yang mewakilkan


kepada importir untuk melakukan transaksi dengan
ekspor-tir;

b.
c.

Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan


oleh bank saat dokumen diterima (at sight) dan/atau
tangguh sampai dengan jatuh tempo (usance);
Bank menjual barang secara murabahah kepada
importir, baik dengan pembayaran tunai maupun
cicilan.

d.
4.

Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akan

diperhitungkan sebagai harga perolehan barang.


Akad Salam/Istishna'dan Murabahah, dengan ketentuan:

a.

Bank melakukan akad Salam atau Istishna' dengan


mewakilkan kepada importir untuk melakukan
transaksi tersebut.

b.

Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukan


oleh bank;

c. Bank menjual barang

secara murabahah kepada

importir, baik dengan pembayaran tunai maupun


cicilan.

d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank

akan

diperhitungkan sebagai harga perolehan barang.


5.

Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah,

dengan

ketentuan:

a.

Nasabah melakukan akad wakalah

bil

ujrah kepada

bank untuk rnelakukan pengurusan dokumen dan


pembayaran.

b. Bank

dan importir melakukan akad Mudharabah,


dimana bank bertindak seiaku shahibul mal

menyerahkan modal kepada importir sebesar harga


barang yang diimpor
6.

Dewan Svariah Nasional MUI

Akad Musyarakah dengan ketentuan:


Bank dan importir melakukan akad Musyarakah, dimana
keduanya rnenyertakan modal untuk melakukan kegiatan

34

Letter of Credit (L/C) Impor S)'crrinh

impor barang.

1.

Dalarn ha1 pcngirinran barang tclair terjadi. sedangkan


pcnrbll amn bclurn dilakukan, akad yang digunakan
aclalah:
t lt ,,-,,..,:a
,1ttct ttLttll

Wakalah bil Uirah dan Qardh dengan ketentuan:


a. Importir tidak niemiliki dana cukup pada bank untuk
pembavaran harea barang yang diirnpor;

b. hrportir dan Bank melakukan

akad Wakalah bil

Ujrah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi


impor;
Besar ujrah liarus disepakati di awal dan dinyatakan
dalarn bentuk nominal, bukan dalam bentuk

c.

proscntase;

d. Bank memberikan

dana talangan (qardh) kepada

nasabah untuk pelunasan pembayaran barang impor

Alternatif 2:
Wakalah bil Ujrah dan Hawalah dengan ketentuan:
a. Importir tidak rnemiliki dana cukup pada bank untuk
pembayaran harga barang yang diimpor;
b. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah untuk
pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor;
c. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan
dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk
prosentase;

d.

Hutang kepada eksportir dialihkan oleh importir


menjadi hutang kepada Bank dengan meminta bank
mernbayar kepada eksportir senilai baran-g y,ang
diimpor.

Ketiga

Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan

jika di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan, akan diubah


dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di

Tanggal

Jakarta

:
:

07 Rajab 1423 H.
14 September

2002M.

DEWAN SYARI'AH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,

w\_

'1<.H.M.A.

Dewan Syariah Nasional

Sekretaris.

$P,
=;.1'

Mahfudh '{*"*t':
!i$ai

INI

Prof. Dr. H.N{. Din Syamsuddin

'.":

' "',;

' 't "".


-!_jr.*. e'," -. : "r. r4.l

.,' ; **"" *'_., i - .,'. _- ;.,,, ;jx


National Sharia l]rrard - irrrionrsian C,-:urrcil r_:f Ulama
Stkretnriirl : lvlas-iic isti:lla! F.arrial il Tan:.r;: 11,'i.j:r',.a Kir:unla. Jai.arta ?ui;et ii.)ll{t
I cip (0? I ) :i45iir31 l:er (ij: I I i4{Ct39

,L:!X*1V,&,-? fui,":tr&.Xqg.le.,'

FATWA
DE WAr.\

Nomor:

YARI AH NASlOl.\ A L

3 5/

DSN-tr1Ul IX, 2002


Tentang

LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR SYARI'AH


.

ir,

.-"> Jl .,e
t,'.'
Y

r !1.

).

Jl alJl *r
\. .

Dewan Syariah Nasional setelah,

Menimbang

a.

bahwa salah satu bentuk jasa perbankan

adalah

memberikan fasilitas transaksi ekspor yang dilakukan


oleh nasabah, yang dikenal dengan istllah Letter ofCredit
(L/C) Ekspor;
b.

bahwa transaksi L/C Ekspor yang berlaku selama ini


tidak sesuai dengan ketentuan syariah;
bahwa agar mekanisme transaksi L/C Ekspor tersebut
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah, Dewan
Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa
mengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.

Mengingat

t.

Firman Allah, QS. An-Nisa

;i

gl:29

vr'.Y,
.pd!'.\5+*'l -<Gi r}ttit

lFT

-i.rl

k:l

ti

o;b.j iJaj

Cl I '9

lera
^i:/

"Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakan


harta saudaramu dengan cqro yang bathil, kecuali
O:.:fm cara perniagaan yqng saling rela di antara kalian
2.

Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]:

..
1-

t-tl. ." !, i t,- . o.i ., il-,


"
"
ri""t
kr't,
)Pu,\91\

Jl,

"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-qkad itu... "


Al-Kahfi[8] : 19

Firman Allah, QS.


tr

'-a
.
5';i 6:"W L4il, Jf :f .1ir_^s_rri r,.iitr
o"

o'
,,-i
".ii,, ..ii..;:'"'-'o'
ti;i I.> "..
d:-, J ',, ^K;'A; iGL
'J
-<, .l'r, Yi' .-rs*.-rq
.;r:'.\',
1

:;4-(t;

"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke


kota dengan membawa uang perakmtt ini. Dan hendaklah
ia lihat manakqh makanan yang lebih baik, makq
hendaklcth ie ntembawa makanan yang lebih baik bagimtr,
dqn hendaklah ia berlaku lemah lerubtrt, dan janganlah

35 Letter ofCredit (L/C) Ekspor Srot'iah

4.

sekoli-kali ntenceritakan halmtt kepada seseorangputl "


Firman Allah, QS. Yusuf [12] : 55

)s- i1:1
(oc

\r;

:.jr*:X)

"Jadikanlah aku hendaharav,an negat'a (Mesir).


Sesungguhnya aku ctdalah orang vang pandai menjaga

gi berpengctlantan ".
Firman Allah, QS . A1 Baqarah l2l:283
Ia

^-

i,l
orr,

,i.?.
I

,+;
--

i Ll (;t..,)z :<A _-i ip


*,
(Y Ar :;-rJ \

t...{.
x
o'.1
cjiL., ..d., J-Ul
I

-.,1

t.to'

- il

" ... Maka jika

sebagiqn komu menlpercayai sebagian


vang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
Tuhannya... ".
6.

Firman Allah, QS.


aa

r"t"e,-\

1.

Al

Qasshash 128) :26

-" ,? Jl ;,.*-::-l c-i U ui'-r!r i:-Ju


(\ I :rc-c;J\ ';\i L i\

"Salah seorang dari kedua wanita ftu burkoto , Uoi


ayahku ctmbillah ia sebagai orang yqng bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu
embil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat
!agi dipercaya".
Firman Allah SWT, QS. Yusuf ll2l:12

+ llj

"U,-

q Et* ll

t.

-U;t LG- rii flt,


'

uo .

y+:
" Penyeru-penyeru itu berseru : Kami kehilangan piala
raja, dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya,
akan memperoleh bahqn makanan (seberat) beban unta,
dan aku menjamin terhadapnya ".

8.

Firman Allah SWT, QS.AI-Baqarah[2]:275


..

.(',)t

i'r': l)t

"...Allah menghalalkan jual-beli dan

iut

"-F?s.

mengharantkan

riba... "

9.

Firman Ailah SWT, QS. Shad [38] : 24

:jrlr Vt :"X i' 'tt'"


.
Dev;an Syariah Nasional M[J]

,.-,s

'"'; 'it'"'

zc"

'

l-

-!"Ii; -'t-ll)t

-'

Li',

dl
l-l
l+Jl

35 Letter o/ Credit (L/C) Ekspor

"

Syat"iah

...Dan sesungguhnlta kebanvakan dat'i ot'qng-orang

1,ang bersyarikat ittt sebagian dori nrereka berbuat zalint

kepada 1,cutg lain, kecuali orong yang berintan clan


nt.engerjakan ontol sctleh, don omttt .sedikitloh met'eko ini

10.

Hadis Nabi SAW drvayat al-Thabrani dari Ibn Abbas:

rlir

:; ,tit u!*'is
', ., a.,
'
, .
.a .
t|,(s y J i \': \'-H y J-Ii:-, Y ti o*b )L L *,
.,,:

i.';^i

Jr*rr os! r:r ,-

-G

, ,
'::2 U.;
.:,t: .iri ,. $ F- \ s
,*',
,P
_w
f
'.i.:
t...i'.
ti,,
).
),'1or
ory;) ojBli *:
* nr ri- ".ur Ji-, ^b; d+
1-t*;!r

$,Mt

Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta


sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharib
nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni
lembah, sertct tidak membeli hewan ternak. Jika
persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus
menanggung risikonya. Ketika persyctratan yang
ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membolehkannya.
11.

Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

Nabi bersabda: Ada tiga hal yctng mengandung berkah:

jual beli tidak secara tunai,

muqaradhah (mudharabah),
dan mencampur gandum halus denganjewawut (gandum
kasar) untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk

dijual.
12.

Hadis Nabi riwayat 'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah


dan Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

';;i';rfi (ni'oVr ,
-Barang siapa metnpeketjakan

p"in,io,

beritahukqntah

upahnlta.

I3.

Hadis Nabi liwayat Abu Dawud dan Al-Tinnidzi:

:, --G -il 'r{, et l*:

o.1o ;ur
,j

')

.!- -

)r 3i

(5r" .it : : .l> yi ,t 1r1 -"*-J>\ *. '4 .5 ;tl ?(7


Dewon Syoriah iVasionql

MUI

35 Letter of Credit (L/C) Ekspor

Stariah

I{obi s.a.tt. nten)teraltkan satu dinar kepada Hakim bin


Hizont unhtk merubeli hewan qurban.

t1

Hadis rirvayat Tirrnizi dari 'Amr bin 'Auf al-Muzani, Nabi


s.a.r.l'. bcrsabda:
''
-r:i ,i !1a- i.-- uj: lf *^^[*r,'. :+ 1;; -, ;-Lri

.1. .i ". :,.


, -','.
1' tt." i.
ll "rLiii vx; ;'; u";
rr' ;_;ij:l(, u("i :,:

,o

.t3t-

S-.i

"Petjanjian boleh dilaktrkan di antara kaum muslimin


kecuali pejanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kauru muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
ruengharantkan yang halal atau ruenghalalkan yang
haram."
15.

Kaidah Fiqih:
,

); dji li

9J'

oz

..ri

)-! LU)l g>\,u.!r

&!'
'vts

"Padq dasarnya, segala bentuk mu'amalat

boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang nnengharamkannya. "


t /t
.j,. f-

t .. t / ,a /

f3;-i*-a^Jt

:fl

-,oi

f,

"Di mqna terdapat kemaslahatan, di sqnq terdapat


hukum Allah."

'-itt

l=^;; i:^ri

"Kesulitan dapat menarik kemudahan. "


,

;r'irrt il i J;

1;

o-

i;tlJr

"Keperluan dapat menduduki posisi darurat. "

t"i:t,..-r6K JFt, i-6i


"Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sqma
dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syqra' (selama
tidak bertentangan dengan syari' at). "

l.

Memperhatikan

Pendapat ulama tentang Wakalah bil-Ujrah

."I"

tY ,,*i t-n j rL ,Jk';\ U


jlt l*:
;C..
i'--1 c,g-rli
Jur

--,Jr

"4

g5l

Dewan Svariah Nasional

M[]I

r\

ailsrl

".-

CJt)

t)))...a)

rs

35 Letter o/ Creclit (LiC) Ekspor

2.

Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh

a. Bank melakukan

Svrriolt

dcn_qan kctentuan:

pengurusall dokurrcn-dokurncn

ekspor;

b.
c.
d.

Bank melakukan penagihan Q,ollt,t.tiori) kcpada bank


penerbit LIC (i.ssuing bunk):
Bank mer.nberikan dana talanqan (Qardh) kepada
nasabah eksportir sebesar harga barans ck-spor:
Besar ujrah harr.rs disepakati di au,al dan dinvatakan
dalam bentuk nominal. bukan dalam bentuk
prosentase.

e.

Pembayaran ujrah dapat diarnbil dari dana talangan

f.

Antara akad Wakalah bil Ujrah dan akad Qarclh, tidak


dibolehkan adanya keterkaitan (t a' a llu q).

sesuai kesepakatan dalam akad.

3. Akad

Wakalah

Bil Ujrah dan Mudharabah dengan

ketentuan:

a.
b.

Bank memberikan kepada eksporlir seluruh dana yang


dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang
dipesan oleh importir;
Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen
ekspor;

c.

Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank


penerbit L/C (issuing bank).
d. Pembayaran oleh bank penerbrt LIC dapat dilakukan
pada saat dokumen diterima (at sight) atau pada saat
jatuh tempo (usance);
e. Pembayaran dari bank penerbit LIC (issuing bctnk)
dapat digunakan untuk:

f.

Pembayaran ujrah;
Pengembalian dana mudharabah;
Pembayaran bagi hasil.

di awal dan dinyatakan


dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk

Besar ujrah harus disepakati


prosentase.

4.

Akad Musyarakah dengan ketentuan:


a. Bank memberikan kepada eksportir sebagian dana

b.

yang dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor


yang dipesan oleh importir;
Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen
ekspor;

c.

Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank


penerbit L/C (issuing bank);
d. Pernbayaran oleh bank penerbit LIC dapat dilakr.rkan
pada saat dokumen diterima (at sight) atau pada saat
jatuh ternpo (usance):
e. Pembayaran dari bank penerbit LIC (isstting bank)
dapat digunakan untuk:
- Pengembalian dana musvarakah;
- Pembayaran bagi hasil.
Dert'an Svcu'iah lVasional

l4[]I

35 Larter of O'cdir tL/C1 Ekspor Syorioh

5.

Akad Al-Bai' (Jual-beli) dan Wakalalr dengan kctcntuan:

a.
b.
c.

Bank membeli barang dari eksportir:


Bank menjual barans kepada importir 1,ang dirvakili
cksportir;
Bank membavar kepada eksportir setelah peneiriman
barans kepada importir:

d.
Ketiga

Perrbarraran oleh bank pener-bit LtC (is.suing honk)


dapat dilakukan pada saat dokumen diterirna (ot .sight)
atau pada saat jatuh tempo (u:rcrnce).

Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
jika di kernudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah
dan disempumakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di

Tanggal

:
:

Jakarta

07 Rajab
14 September

1423 H.
2002M.

DEWAN SYARI'AH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA

A. Sahal Mahfudh

DeY'an S),ariah \tctsional 11U:I

Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

':. J"''.

.'t_

,.

:-

rl

i,

,"', J* i..l . $, -

..

1.'_.,_t

j.:

#WI.J.! liii:f *'y.F.P.?,,L. il""i'i:{;q;.I:l i i: if ,{','.jl- llt { j il


National Sharia l]oard - lrrrloncsian C'-runcil r:f Ulan-ra
s*:kr-etirri:rt: i\Iasji<i ir;tiqla! [i^arr:al ij Tanl;il lf i.i:ri'ir Kir>urna. Ja]..arta
I cip (t)? I ) 14iD!31 l:a.i ii-rl ll -1-r{CI39

DE

\\/AN

Nomor:

SY

1^uri,3t

10ll{J

i-ATWA
ARI'AH l.\ A S lOr.\.A.L

28, DSN-trlLl L lIL 2002

Tentang

JUAL BELI NIA'IA UANG (AL-SHARI)

,:'St y-')t

".ur

,--*

Dewan Syari'ah Nasionai setelah,

Menimbang

a.

bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi


berbagai keperluan, seringkali diperiukan transaksi
jual-beli mata uang (al-sharfl, baik antar mata uang
sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis;

b.

bahwa dalam 'urf tijari (tradisi perdagangan) transaksi jual-beli mata uang dikenal beberapa bentuk

transaksi yang status hukumnya dalam pandang


qaran Islam berbeda antara satu bentuk dengan
bentuk lain;

c.

bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan


sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu
menetapkan fatwa tentang al-sharf untuk dijadikan
pedoman.

Mengingat

l.

Finnan Allah, QS. al-Baqarahl2l:275:


..

.tllr

rr: {t

"...Den Allah telah menghalalkan

?nt'1-7,

jual beli

dan

mengharamkan riba.... "

2.

Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dari


Abu Sa'id al-Khudri:
t.,t

-,

'.'

.'-

lJ' t^Jt :Jv &':


j\

tr',

,)i ,iur *
l

n'

j";; ti

a-.--cj 1>A j'l) .,r-6Jl ol;j) ,&l;

*
(oq--

jual beli
dilokukan atas dasar kerelaan
(antara kedua belah pihak)" (HR. al-Baihacli dan
Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh lbnu Hibban).
Rasulullah SAW bersabda, "sesungguhnya

itu hanya boleh

3.

Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi,


Nasa'i, dan ibn Majah, dengan teks Muslirn dari
'Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w. bersabda:

28 Jual Beli l,lotct Uottg

'r-A,, lq t)t, a^;i! 'tit: iJL,


-1
t,)a

I qr--,

( t-!
a ..

'

)v

JL;\I

t'

?.

r i.

._--sJl

,: ..

. ^-|L _jil 3-G :- jL-t l)lr c,L t_U,


--L&\L

-_L&ll

, -1

"(Juallah) emas dengan en1as, perak clengan peruk,


gandum dengan gandunt, q,a'ir dengon sycttil', ktn'ntcr
dengan kurma, dan garam dengan garatn (dengan
syarat hartrs) sama dan sejenis serta secan'a llrnai.
Jika .jenisnya berbeda, juallah selcehenclakntu jikct
dilakukan secara tunai. "
4.

Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu


Daud, lbnu Majah, dan Ahmad, dari Urnar bin
Khatthab, Nabi s.a.w. bersabda:

.,Lij.L"

to3.

Y!

"(Jual beli) emas dengan perak


(dilakukan) seczra tunai. "
5.

(; .:;!! i5rt'

,Or'rrriito

tun"uoti

Hadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa'id alKhudri, Nabi s.a.w. bersabda:
!.dtu

r.rai )1 Jr^i

)i,

;rlr, .j-rJr '-"=; !


,l 9/r, orTt tfi \') ,f Je eb-,

UG

'_.4r.

l.o* Y. ,_;

Yt

l,"i:i Yj _l:-

JG \ );

"Janganlah kamu menjual emas dengan

kecuali sama (nilainya) dan

;;
emas

jangonlah
menambahkan sebagian atas sebagian yang lain;
janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama

(nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian


atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual
emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan
yang tunai."
6.

Hadits Nabi riwayat Muslim dari Bara' bin 'Azib dan


Zaidbin Arqam:
ttt

alJl
'

J-*J e;#
,r-

,o,.

Li> ,---",sJL

"Rasulullah saw melarang ntettjuol per.ok'aurgon


emas secara piutang (tidak nmai).

D(\ron S.rarioh )losiotrol l\4UI

"

)8
1.

Jutrl Beli .\[ota

L'ottg

Hadits Nabi riu'avat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf alMuzani. Nabi s.a.w. bersabda:

"Perjonjian boleh dilahrkan di ontoro

kormt

muslimin kecuali pet'janjian yang ntenghat'amkon


yang halal atau menghalalkan yang harant; dan
kaum muslintin terikat dengan syarat-syarat mereka
kecuali s))arat ,,,ang mengharamkan rong helctl crtuu
ntenghalalkon vang haram. "
8.

Ijma.
Ulama sepakat (rjrna') bahwa akad al-sharfdisyari'atkan dengan syarat-syarat tefientu.

Memperhatikan

l.

Surat dari pimpinan Unit Usaha Syariah Bank BNI


Nomor: UUSl2l878.

2.

Pendapat peserta Rapat Pleno DSN pada hari Kamis,


tanggal 14 Muharram 1423 Hl28 Maret 2002lr/,..

MEMUTUSKAN
Menetapkan

FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG

,Periamcl

Ketentuan Umum
Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh
dengan ketentuan sebagai berikut:

a.
b.

Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)

Ada kebutuhan transaksi atau untuk

berjaga-jaga

(simpanan)

c.

Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang


sejenis maka nilainya harus sama dan ,i.u.u tunai (at-

d.

Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan


nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi

taqabudh).

dilakukan dan secara tunai.


Kedua

Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing


a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (va1as) untuk penyerahan pada saat
itu (over the coutter) atau penyelesaiannya paling
lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya

adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan


waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian
yang ticlak bisa dihindari (L J-l u-1; aan merupakan

Detvon Syariah Nasiotrtrl ].[L-]

28 Juol Beli .\,Io/ct L'curg 4


transaksi intcmasional.

b.

Transaksi Fonvard, yaitu transaksi pcmbcliau dan


penjualan valas yang nilainla clitu-tapkan puda -saat
sckarang dan dibcrlakukan untuk n akrr-r 1'ang akatr
datang. antara 2 x 24 jam santpai dcnsatr satu tahun.
Hukumnya adalah haranr, karr-na harga laug ciigunakan adalah harga yang dipcrjanjikan Qttutttt'udttlr) dan
pcnyeraharuya dilakukan di licniudian hari, padahal
harga pada r,vaktu penyerahan tcrscbut belurl tcntu
sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan
dalam bentuk forward ogreement untuk kebutuhan
yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c.

Transaksi Srvap, yaitu suatu kontrak pembelian atau


penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dcngan pernbelian antara penjualan valas yang

sama dengan harga forward. Hukumnya haram,


karena mengandung vnsur maisir (spekulasi).

d.

Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh


hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual
yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta
asing pada harga danjangka waktu atau tanggal akhir
tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung
unsur mai

ir

(spekulasi).

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan,

Ketiga

akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan

di

Tanggal

: Jakarta

: 14 Muhanam 1423 H.

DEWAN SYARI'AH NASIONAL


MAJELIS ULAMA INDONESIA
Sekretaris,

Mahfudh

Dev,an S),cn'iah Nasionctl MLJI

28 Maret

2002 M.

Credit (L/C) Ekspor St,arialt

.;tJL_\,1 ;<Ibnu Quclarnah dalam Al-ltughtti (V/85), ,tsy-Syarkhasi


dalarn Takmilah Farhul Qaclir (Yll2), Wahbah Al-Zuhaili
dalam al-Fic1h el-lslami we .4dillortiltu (V/4058)

2.

Pendapat para ulama renrang Al-Bai' (Jual-beli) dan


mer,vakilkan dalam iual-beli. Wahbah Al-Zuhaili dalam
al-Fiqh al-Islanti wa Adillatuhu (Y 4078) bcrkara:

j)- x ]r..J ,.t;,: g*i! 35lr Ui.


&-;l\ J-lt+ ,a*L c+;w Jf,l.r eur- r.i t*()
.r-P u
,ce.ilr ,o

3.

Fatwa-fatwa DSN-MUI mengenai ljarah,

Qardh,

Mudharabah, dan Musyarakah

4.
5.

Surat Direksi BMI Nomor 150/BMVFSGlYIIl2002


tanggal 11 Juli 2002 perihal permohonan fatwa tentang
Skema Transaksi LC Impor dan LC Ekspor.
Pendapat pesefta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 14
September 200217 Rajab 1423 H.

MEMUTUSKAN
Menetapkan

FATWA TENTANG L/C EKSPOR SYARIAH

Pertama

Ketentuan Umum

1.

2.
Kedua

Letter of Credit (I/C) Ekspor Syariah adalah surat


pernyataan akan merlbayar kepada Eksportir yang
diterbitkan oleh Bank untuk memfasilitasi perdagangan
ekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai
dengan prinsip syariah
LIC Ekspor Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan akad-akad: Wakalah bil Ujrah, eardh,
Mudharabah, Musyarakah dan Al-Bai'.

Ketentuan Akad :
Akad untuk L/C Ekspor yang sesuai dengan syariah dapat
berupa:

1.

Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:

a. Bank

melakukan pengurusan dokumen-dokumen

ekspor;

b.

c.

Dewan Syariah lVosi.onal MLII

Bank melakukan penagiltan (collectior) kepada bank


penerbit LIC (issuing bank), selanjutnya dibayarkan
kepada eksporlir setelah dikurangi ujrah;

Besar ujrah harus disepakati di ar,val dan dinyatakan


dalarn bentuk norninal, bukan dalam prosentase.

Anda mungkin juga menyukai