Skripsi
Oleh
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2021 M
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG
PELAKSANAAN ARISAN QURBAN
(Studi di Desa Purwodadi Kecamatan Gisting
Kabupaten Tanggamus)
Skripsi
Oleh
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2021 M
ABSTRAK
iii
Desa Purwodadi Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dengan
adanya tambahan dalam pengembalian peminjaman uang arisan
qurban di larang di dalam hukum Islam. Peminjaman uang arisan
qurban di Desa Purwodadi Kecamatan Gisting Kabupaten
Tanggamus dengan cara utang piutang dengan menarik tambahan
tidak boleh dilakukan, karena tambahan tersebut dipersyaratkan di
awal akad, demikian ini dilarang karena mengandung unsur riba
sehingga kegiatan tersebut bertentangan dengan hukum Islam.
iv
SURAT PERNYATAAN
v
MOTTO
viii
PERSEMBAHAN
ix
RIWAYAT HIDUP
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr,Wb.
xi
membimbing, serta memberikan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan segenap civitas akademika
UIN Raden Intan Lampung.
7. Kepala perpustakaan UIN Raden Intan Lampung dan
pengelolaanya yang telah memberikan informasi, data
referensi, dan lain-lain untuk membantu dalam menyelesaian
skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan Muamalah H yang turut
memberikan dukungan.
9. Teman-teman KKN Gisting yang telah memberikan banyak
pengalaman.
10. Teman-teman PPS kelompok 140 yang turut membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Anatasia Dedek Andayani, Dewi Agustina, Rini Sukmawati,
Rizka Kurniasari, sebagai sahabat yang selalu memberikan
semangat serta bantuan dalam menyelesaikan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung, semoga
Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya.
Hanya kepada Allah Swt penulis serahkan segalanya, mudah-
mudahan skripsi ini bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi
untuk para pembaca, Amiin. Demi memperbaiki hasil penelitian ini
selanjutnya penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun
dengan senang hati penulis akan menerimanya. Mudah-mudahan
skripsi ini dapat bermanfaat dalam pembangunan dan kemajuan
ilmu pengetahuan khususnya pada ilmu-ilmu syariah
Wasalamu‟alaikum, Wr, Wb.
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ........................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .............................................. 2
C. Fokus dan Sub Fokus Masalah .................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
G. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................ 5
H. Metode Penelitian ........................................................ 7
I. Sistematika Pembahasan .............................................. 12
xiii
B. Teori Riba
1. Pengertian Riba ...................................................... 28
2. Dasar Hukum Riba ................................................. 29
3. Jenis-Jenis Riba ....................................................... 32
4. Alasan Pembenaran Pengambilan Riba .................. 34
5. Sebab-Sebab di Haramkan Riba ............................. 35
6. Hal-Hal yang Menimbulkan Riba ........................... 36
7. Dampak Negatif Riba Segi Sosial Ekonomi............ 36
8. Hikmah Pengharaman Riba .................................... 38
C. Teori Qurban
1. Pengertian Qurban ................................................... 39
2. Dasar Hukum Berkurban ......................................... 41
3. Syarat-Syarat Qurban ............................................. 43
4. Tujuan Qurban ......................................................... 48
5. Jumlah Orang Dalam Setiap Berkurban ................. 49
6. Pembagian Qurban ................................................. 50
7. Hikmah Dalam Berkurban ...................................... 51
8. Pengertian Arisan Qurban ...................................... 53
9. Mekanisme Arisan Qurban ..................................... 53
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 81
B. Rekomendasi ............................................................... 81
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Rekomendasi
2. Daftar Pertanyaan Wawancara
3. Surat Keterangan Wawancara
4. Blangko Konsultasi
5. Hasil Turnitin
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk memudahkan pemahaman mengenai judul skripsi
dan supaya tidak menimbulkan kekeliruan atau kesalahan, maka
perlu dijelaskan secara singkat tentang istilah-istilah yang
terdapat dalam judul skripsi ini. Perihal judul skripsi yang
penulis angkat yaitu: “Tinjauan Hukum Islam Tentang
Pelaksanaan Arisan Qurban (Studi di Desa Purwodadi
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus)”. Kemudian
mengenai istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam judul skripsi
ini adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan adalah hasil meninjau, atau pandangan pendapat
(sesudah menyelidiki, atau mempelajari).
2. Hukum Islam adalah suatu pandangan yang dipandang dari
sudut agama atau syari‟ah baik berupa Al-Qur‟an, Hadist
Nabi Muhammad Saw, pendapat sahabat dan tabi‟in, maupun
pendapat yang dikembangkan di suatu masa dalam kehidupan
umat Islam.1
3. Arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang
yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi
diantara mereka untuk menentukan siapa yang
memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah
pertemuan secara berkala sampai semua anggota
memperolehnya.2
4. Arisan qurban adalah Pengumpulan sejumlah uang oleh
sekelompok orang setiap jangka waktu tertentu, kemudian
dilakukan penarikan undian untuk menentukan giliran siapa
yang berhak melaksanakan ibadah qurban pada tahun ini.
1
A.Rahman Rintouga, dkk, Ensiklopedia Hukum Islam (Jakarta: PT.Ictiar
Baru Heoven, 2003), 575.
2
Dista Pristiani dan Yuli Syafitri, Membangun Aplikasi Arisan Online
Berbasis Web Android , No. 3, 3 Oktober 2017, 178.
1
2
3
Jayusman,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ibadah Kurban Kolektif”,
Jurnal Al-Adalah, Vol. X, No. 4, (2012), 443.
3
1. Fokus Penelitian
a. Pada penelitian dalam skripsi ini terfokus pada praktik
arisan qurban di tinjau dalam Hukum Islamnya.
2. Sub Fokus Penelitian
a. Praktik Pelaksanaan arisan qurban di Desa Purwodadi
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
b. Tinjauan Hukum Islam tentang arisan qurban di desa
Purwodadi Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
4
Isti Nur Solikhah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Arisan
Qurban Jamaah Yasinan Dusun Candikarang, Desa Sardonoharjo, Kecamatan
Ngaglik, Kabupaten Sleman, 2010.
5
Rohmistun Faizah, Praktik Arisan Kurban dalam Tinjauan Hukum Islam
dan Hukum Adat di Jama‟ah Masjid Al-Munawwaroh Desa Bubutan Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Purworejo, 2014.
7
H. Metode Penelitian
6
Muhammad Asyqolani, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan
Kurban pada Jama‟ah Yasinan Al-Iklas Desa Kemukus Kecamatan Gombong
Kabupaten Kebumen, 2005.
7
Sutrisno Hadi, Metodologi Researc Jilid I (Yogyakarta: Andi Offset
1983), 190.
8
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Cet. Ke-II, 1998), 23.
8
9
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Renika Cipta,
2004), 165.
10
10
Koenjorodiningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), 46.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi IV (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 23.
12
Mo Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), 75.
11
6. Analisis Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat dianalisis
secara deskriptif. Deskriptif yaitu, “Suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif beberapa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat dimengerti”. 13 Analisa Kualitatif ini
dipergunakan dengan cara menguraikan dan merinci
kalimat - kalimat sehingga dapat ditarik kesimpulan yang
jelas tentang tinjauan hukum Islam tentang pelaksanaan
arisan qurban.
Sedangkan metode berfikir skripsi ini menggunakan
metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu
gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah
yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam membuat
kesimpulan tentang berbagai hal yang berkenaan dengan
permasalahan yang ada. Hasil analisis dituangkan di bab-
bab yang telah dirumuskan dalam sistematika pembahasan
yang panel.
12
I . Sistematika Pembahasan
Secara keseluruhan sistematika pembahasan dalam
skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu: Pertama, bagian awal
skripsi yang terdiri dari: sampul skripsi, halaman judul,
abstrak, pernyataan, persetujuan, pengesahan, motto,
persembahan, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:
Penegasan judul, latar belakang masalah, fokus dan sub
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian penelitian terdahulu, metode penelitian dan
sistematika pembahasan, ini adalah kerangka awal dalam
mengantarkan isi pembahasan ke bab selanjutnya.
Bab II berisikan tentang kajian teori yang berhubungan
dengan penelitian mengenai
adanya indikasi riba dalam arisan qurban di Desa Purwodadi
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Oleh karena itu
penelitian menggunakan tiga teori qard, teori riba dan teori
qurban. Selanjutnya bab III dalam skripsi ini berisikan tentang
deskripsi objek penelitian yang terdiri dari gambaran umum
lokasi penelitian, Pelaksanaan arisan qurban di Desa
Purwodadi Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dan
penyajian fakta dan data penelitian.
Kemudian dilanjutkan bab IV yang merupakan inti
pembahasan dalam penelitian di mana penelitian berharap
menentukan fakta-fakta dan data-data sebagaimana yang telah
di sajikan pada bab III yang terdiri dari 2 sub bab yang
pertama, Praktik arisan qurban di Desa Purwodadi Kecamatan
Gisting Kabupaten Tanggamus dan yang kedua Tinjauan
Hukum Islam tentang pelaksanaan arisan qurban di Desa
Purwodadi Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus,
Kemudian bab V yang meliputi kesimpulan dan rekomendasi
dan yang terakhir berisikan tentang daftar pustaka dan
lampiran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori Qard
1. Pengertian Qard
14
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Seti, 2001), 151.
15
Syaikh Shaleh bin Fauzan Al-Fauzan, Mulkhas Fiqh Panduan Fiqih
Lengkap Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2013), 99.
16
Ibid., 100.
13
14
17
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam WaAdillatuhu, Jilid V (Jakarta:
GemaInnsani, 2011), 374.
18
M.Yazid Afandi, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009),
137.
19
Gufron A.Mas‟adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT.Grafiando
Persada, 2002), 168.
15
16
20
Al-Thayyar, Ensikklopedi Fiqh Mu’amalah Dalam Pandangan 4 Mazhab
( Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif,2014), 165.
18
21
Ibid., 165-166.
22
Ibid., 168-169.
19
23
Ibid., 169-170.
24
Ibid., 170-171.
20
25
Ibid., 171-172.
21
26
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Sinar Grafika, 2010),
277.
22
27
Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar Abdullah bin Muhammad Al-
Muthlaq dan Muhammad bin Ibrahim, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam
Pandangan 4 Madzhab (Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, Cet-1, 2009), 168-169..
28
R.Abdul Djamali, Hukum Islam Berdasarkan Ketentuan Kurikulum
Konsorsium Ilmu Hukum (Bandung: CV. Mandar Maju, 1997), 165.
26
29
Abdul‟Azhim Jalal Abu Zaid, Fiqh Riba (Jakarta: Senayan Publishing,
2011), 326-332.
28
B. Teori Riba
1. Pengertian Riba
30
Edi Gunawan dan Rusdiyanto, Prosiding the 2nd Internasional Seminar on
Contemporary Islamic Issues: Contemporary Issues on Religion and
Multiculturalism (Manado: Fakultas Usulludin Adab dan Dakwah IAIN Manado,
2019), 254.
31
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001),
259.
29
32
Muh Zuhri, Riba Dalam al-Qur’an Dan Masalah Perbankan (Sebuah
Titikan Antisipasif) (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997), 57.
33
Ibid., 60.
30
3. Jenis-Jenis Riba
Secara umum dalam Islam riba dibagi menjadi dua
jenis yaitu riba yang berasal dari utang piutang dan riba yang
berasal dari jual beli. Riba yang berasal dari jual beli dibagi
menjadi dua yaitu riba fadhl dan riba nasi‟ah. Sedangkan riba
yang berasal dari utang piutang dibagi menjadi riba qardh dan
riba jahiliyah. Berikut ini adalah definisi dari jenis-jenis riba.
a. Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah tambahan yang diberikan atas
pertukaran barang yang sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda. Barang yang menjadi objek pertukaran ialah
termasuk dalam jenis barang ribawi. Dua pihak melakukan
transaksi pertukaran barang yang sejenis, namun satu
pihak akan memberikan barang ini dengan jumlah, kadar,
atau takaran yang lebih tinggi. Maka, kelebihan atas kadar
atau takaran barang ribawi yang dipertukarkan merupakan
riba.34
b. Riba Nasi‟ah
Riba Nasi‟ah merupakan penundaan pelimpahan
atau pengeluaran jenis barang ribawi yang dipertukarkan
dengan jenis ribawi lainnya. Riba jenis ini menimbulkan
akibat perbedaan atau penambahan nilai suatu barang yang
diserahkan saat ini dan diserahkan kemudian atau dapat
dipahami penambahan nilai suatu barang atau bisa juga
riba dengan memberikan kelebihan atas keterlambatan
seseorang dalam membayar utangnya dalam pihak lain.35
c. Riba Qardh
Larangan riba ini berdasarkan firman Allah Swt
dalam Q.S. Ar-Ruum [30]: 39):
34
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: PT. Kharisma Putra Utara, 2011),
14.
35
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Ekonomi Syariah ( Jakarta: PT Gramdia
Pustaka Utama, 2013), 729.
33
36
Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah (Jakarta: Mediakita, 2011),
18-19.
37
Zainuddin Ali, Hukum Perbankkan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika,
2010), 111.
34
39
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik
(Jakarta: Gema Insani, 2001), 54.
36
40
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Depok: Rajawali Pers, 2017), 58-61.
41
Sohari Sahrani dan Ruf‟ah Abdullah, Fikih Mu’amalah (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2002), 61.
42
Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah (Jakarta: Raja Ghafindo Persada, 2002),
57.
43
Ismail Nawawi, Fiqh Mu’amalah: Hukum Ekonomi, Bisnis dan Sosial
(Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010), 303.
37
44
Ismail Nuwawi, Fikih Mu’amalah Klasik Dan Kontemporer
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 178.
45
Ismail Nawawi, Fiqh Mu’amalah: Hukum Ekonomi, Bisnis dan Sosial
(Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010), 125.
46
Sohari Sahrani dan Ruf‟ah Abdullah, Fikih Mu’amalah (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2002), 51.
38
47
Ismail Nuwawi, Fikih Mu’amalah Klasik Dan Kontemporer (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2012), 74.
48
Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam Teori dan
Praktik (Jakarta: Kencana, 2008), 81.
39
C. Teori Qurban
1. Pengertian Qurban
49
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 467.
50
Jayusman,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ibadah Kurban Kolektif” .
Jurnal Al-Adalah, Vol. X, No.4, 2012.
51
Mulyana Abdullah, “Qurban: Wujud Kedekatan Seorang Hamba dengan
Tuhannya” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.14, No.1(2016), 109.
40
52
Ibid., 110.
53
Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (Dimsyiq: Dar al-
fikr, 1989 Cet. Ke-3), 594.
41
54
Jayusman,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ibadah Kurban Kolektif
(Jurnal Al-Adalah, Vol,.X, No.4, 2016), 437.
42
55
Wabah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4 (Jakarta: Gema
Insani, 2011), 255.
43
3. Syarat-Syarat Qurban
a. Syarat-syarat yang diwajibkan atau disunahkannya qurban
Agar qurban menjadi wajib (menurut pendapat
madzhab Hanafi) atau menjadi sunah (menurut pendapat
imam-imam madzhab selain Hanafiyah), maka disyaratkan
adanya kemampuan dari sipelaku untuk melakukan
qurban. Dengan demikian berkurban pada hari Idul Adha
tidaklah dituntut dari orangnya tidak mampu
melakukannya.
Menurut madzhab Hanafi, kemampuan yang
dimaksud adalah adanya kelapangan yang bersifat fitrah
(alami). 56 Adapun menurut mazhab Syafi‟i orang yang
disebut mampu dalam hal ini adalah yang memiliki uang
untuk membeli hewan qurban diluar kebutuhannya dan
kebutuhan orang-orang yang berada dibawah
tanggungannya selama hari raya Tasriq, yaitu selama
waktu pelaksanaan qurban. Sedangkan menurut madzab
Hambali orang yang disebut mampu adalah yang bisa
mendapatkan uang untuk membeli hewan qurban itu
sekalipun dengan berutang, asalkan orang itu yakin akan
bisa melunasinya kemudian hari.
b. Syarat Sahnya Berkurban
Jenis binatang yang sah untuk berkurban adalah
jenis binatang ternak yang dipelihara atau diternak untuk
dimakan dagingnya. Binatang tersebut meliputi empat
macam yaitu kambing, domba, sapi, kerbau dan unta.57
Untuk sahnya qurban di syaratkan hal-hal sebagai berikut:
1) Hewan yang akan dikurban itu terbebas dari cacat-cacat
yang nyata dan biasanya membawa pada berkurangnya
dagingnya atau timbulnya penyakit yang
membahayakan kesehatan orang-orang yang
memakannya. Dengan demikian, “tidak dibolehkan
berkurban dengan hewan yang buta parah sebelah
56
Ibid., 260.
57
T.Ibarim dan Darson, Penerapan Fikih (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2009), 8.
44
58
Wabah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4 (Jakarta: Gema
Insani), 361.
59
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Alensindo, 2017),
476.
60
Al-Qatni Said bin Ali bin Wahf, Ensiklopedia shalat menurut Al-Qur’an
dan As-sunnah (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2006), 510.
61
Ibid., 511.
45
63
Ibid., 263.
64
A.Hasan, Soal jawab Tentang Berbagai Masalah Agama, (Cet.Ke-1)
(Bandung: CV.Diponegoro Bandung, 1968), 317.
47
4. Tujuan Qurban
Tujuan ibadah qurban adalah pendekatan diri kepada
Allah. Hal ini sebagaimana pendapat Jayusman yang
mengatakan bahwa kata qurban, berasal dari kata qaraba
yang berarti dekat, sesuai dengan tujuan ibadah qurban yaitu
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
65
Wabah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4 (Jakarta: Gema
Insani, 2011), 262.
66
Ibid., 263.
49
6. Pembagian Qurban
Disunnahkan agar orang yang berkurban memakan
sebagian dari daging kurbannya, menghadiahkan sebagian
yang lain kepada para kerabat, dan menyedekahkan sebagian
yang lain lagi kepada orang-orang fakir. Daging qurban
hendaknya dibagikan kepada orang-orang yang hidupnya
sengsara dan orang-orang miskin dan orang yang
menyembelih memiliki hak untuk ikut menikmati dan yang
menyembelih memiliki hak untuk ikut menikmati daging
tersebut. Wajib menyedekahkan sebagian daging qurban
walaupun hanya kepada fakir. Ketentuan ini adalah pendapat
paling benar dalam mazhab Syafi‟i dasarnya adalah firman
Allah Swt, sebagai berikut:
67
Buya Yahya, Fiqh Qurban, Cirebon: Pustaka Al-Bahjah,t.t), 5-7.
51
69
Ibid.,15
53
70
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 69.
71
Khalid Al-Musyaiqih, Halal-Haram Muamalah Masa Kini (Klaten, Inas
Media, 2017), 70.
54
DAFTAR RUJUKAN
Al-Qur’an
Buku
Al-Qatni Said bin Ali bin Wahf, Ensiklopedia shalat menurut Al-
Qur’an dan As-sunnah Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i,
2006.
Sumber Jurnal
Wawancara