SKRIPSI
Oleh:
UMI KHOIRUN NISA
NIM: 101180064
Pembimbing:
Drs. Rahmadi, M.H.I
Dody Sulistio, M.H
Nim 101180064
Fakultas : Syariah
Alamat : Deaa Lambur II, Kec. Muara Sabak Timur, Kab. Tanjung Jabung
Timur, Jambi.
JABUNG T IMUR)” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme
dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan
yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara
ilmiah. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis siap mempertanggung
jawabkannya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
ii
Pembimbing I : Drs. Rahmadi, M.H.I
Pembimbing II: Dody Sulistio, M.H
Alamat : Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi
Jl. Jambi-Muara Bulian KM.16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31345 Telp. (0741) 582021
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di - Jambi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
MOTTO
و ِم ْن ُك ِ ّ ل َش ْي ٍء َخ َل ْق َنا َز ْو َج ْي
ِن لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َ ّ ك ُر ْو َن
Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
v
ABSTRAK
Nama Umi Khoirun Nisa NIM 101180064, Skripsi ini berjudul “TRADISI
BUBAKAN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA PERSPEKTIF AL-
‘ADAH MUHAKKAMAH (Studi Di Desa Lambur II, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur). Bubakan merupakan upacara adat yang dilaksanakan sebgai
pertanda bahwa pemangku hajat adalah orang yang baru pertama kali
melangsungkan hajat pernikahan. Dengan tujuan diberikan kelancaran, dari awal
acara akad nikah hingga kekek-nenek, dan dimudahkan dalam mencari rezeki.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada sang kuasa karena orang tua akan menikahkan
anak pertamnya dan mendapatkan mantu. Hal ini masih dilaksanakan karena
sebagai kepercayaan adat bahwa akan terjadi hal buruk jika tradisi ini tidak
dilaksanakan. Dalam hal ini peneliti ingin menyelaminya lebih jauh lagi tentang
bagaimana praktek Tradisi bubakan dalam perkawinan adat Jawa di Desa Lambur II
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif tipe kualitatif deskriptif, yang dalam proses penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data, melalui riset pustaka dan riset lapangan,
interview,observasi, dan penulisan yang disusun secara sistematis, dikaji, dan ditarik
sebuah kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dari
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwasannya secara garis besar penerapan
kaidah Al-‘Adah Muhakkamah pada tradisi bubakan sesuai dengan syariat dan
konsep kaidah tersebut. Hal itu dikarenakan tradisi itu sudah dilakukan cukup
lama,berlaku umum dan diterima sangat baik tentunya oleh masyarakat suku Jawa
di Desa Lambur II dan tidak bertentangan dengan prinsip hukum Islam yang
diterapkan syariat.
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirahim
dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Sujud
yang telah Allah berikan kepada saya sehingga pada akhirnya selesailah penulisan
Dengan ini saya persembahkan karya skripsi ini untuk yang tercinta kedua orang
tua saya, kepada ayahanda Nurrohman dan Ibunda Nuryati yang tanpanya saya
tidak akan bisa sampai di titik ini. Tetesan keringat dan peluh keduanya tak pernah
henti demi memenuhi kebutuhan anaknya sampai saat ini. Tidak ada balasan yang
terindah kecuali Syurga-nya Allah serta doa yang tak pernah putus untuk kedua
Tidak lupa pula saya ucapkan terimaksih untuk abang ku Khoirul Mustofa, mbak
ipar ku Rika Lestari, Mas Adib Mukarom, adikku Ahmad Magfur Rozikin, serta
mendoakan setiap usaha dan langkahku dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Teruntuk semua sahabat dan teman-teman ku yang tak bisa aku sebutkan satu
setiap perjuangan ku dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga saya ucapkan
terimaksih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi saya ini,
Aamiiin
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
Kemudian tak lupa penulis kirimkan sholawat teriring salam kepada nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah memberi kita petunjuk dari alam kejahilan menuju
alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini, yang disinari
dengan iman dan Islam. Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap
serana strata satu (S1) pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan
kejanggalan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
1. Bapak Ibuku dan keluarga tercinta yang telah tulus memberikan cinta kasih dan
sayangnya kepada penulis baik berupa meteril maupun spiritual, serta
memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asyari, MA. Ph.D, Sebagai Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
4. Bapak Agus Salim, S.Th.I., MA., M.IR., Ph.D sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kelembagaan
5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan
6. Bapak Dr. H. Ishaq, SH., M.Hum sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama.
7. Ibu Mustiah RH, S.Ag., M.Sy sebagai Ketua prodi dan Bapak Irsadunas Noveri,
SH., M.H. Sekretaris Prodi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Drs. Rahmadi,M.H.I selaku pembimbing I dan Dody Sulistio,M.H selaku
Pembimbing II.
9. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan / Karyawati
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN............................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN................................................iv
MOTTO..........................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................vi
PERSEMBAHAN...........................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..........................................6
D. Kerangka Teori.....................................................................8
E. Tinjauan Pustaka...................................................................11
F. Pendekatan Penelitian...........................................................13
G. Sistematika Penulisan...........................................................16
x
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Lambur II........................................................44
B. Letak Geografis Desa Lambur II..........................................47
C. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur II..............53
D. Visi dan Misi Desa Lambur II..............................................54
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................73
B. Saran.....................................................................................75
C. Penutup.................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR SINGKATAN
1. Hlm : Halaman
3. RT : Rukun Tetangga
xii
DAFTAR TABEL
Wilayah
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peraturan tersebut mereka laksanakan, mereka taati dan menjadi pedoman. Tata
bangsa yang ada memiliki berbagai adat kebiasaan dan tradisi yang sangat
hari. Kepercayaan ini memunculkan adanya satu sistem hukum yang mengatur
mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya. Hingga saat ini adat tersebut
manusia. Hal ini nyata adanya pada Al-Qur’an sebagai asal hukum pertama pada
1
Abdurrahman Misno BP, Metode Penelitian Hukum Islam, (Bogor: Pustaka AmmA).hlm 1
1
2
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.3 Yang mana hal demikian, biasanya tak pernah lepas dari campur tangan
dengan tradisi ataupun tata cara adat istiadat yang berkembang disuatu warga
antara jenis kelamin yang berbeda semesetinya seperti makhluk lainnya, tetapi
dan damai.
Didalam hukum Islam ada dua macam kaidah, yaitu yang pertama kaidah-
kaidah ushul fiqh yang kita temuka didalam kitab-kitab ushul fiqh, yang
2
Q.S Ar-Rum Ayat 21 Urutan ke 30
3
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2005). Hlm 9
3
dan Hadits. Kaidah yang kedua yaitu kaidah-kaidah fiqih, yaitu kaidah-kaidah
yang disimpulkan secara general dari materi fiqih dan kemudian digunakan pula
untuk menentukan hukum dari kasus-kasus baru yang timbul, yang tidak jelas
Oleh karena itu, baik kaidah ushul fiqih maupun kaidah-kaidah fiqih bisa
disebut sebagai metodologi hukum Islam, hanya saja kaidah-kaidah ushul sering
yang timbul didalam bidang kehidupan manusia. Adapun objek bahasan kaidah-
kaidah fiqih itu adalah perbuatan mukallaf itu sendiri, dan mapan yang tidak
Adat atau ‘urf ialah apa yang sudah terkenal dikalangan umat manusia dan
selalu diikuti, baik ‘urf perkataan maupun ‘urf perbuatan, ‘urf dan Adat dalam
pandangan ahli syari’at adalah dua kata yang sinonim (taraduf) berarti sama. 5
Yang mana adat ini berlaku di suatu masyarakat atau kelompok yang menjadi
banyak, berbeda wilayah maka berbeda pula adat dan tradisinya. Adat atau
tardisi di Desa Lambur II, Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini melakukan
bubakan sebelum pernikahan. Maka Dalam hal tersebut penulis akan membahas
tentang adat istiadat dan tata cara bubakan pada perkawinan adat jawa. Seperti
4
Dzauli, kaidah-kaidah fikih: kaidah-kaidah hukum islam dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang praktis, (Jakarta: Kencana, 2007), Hlm 4-5
5
Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm 77
4
yang sudah kita ketahui bahwa dalam ajaran islam tidak ada yang harus
pernikahan anak pertama atau anak terakhir. Maksudnya ialah, orang tua yang
kepada Allah, bahwa akan mengawali atau menerima mantu pertama. Bubakan
ini berasal dari kata mbubak yang artinya membuka, maksud dari yang dibuka
itu adalah pendewasaan sang anak dan ilmu pengetahuannya bahwa sang anak
mana dalam berumah tangga ini bukan lah hal yang bisa dipermainkan. Jadi,
sang anak ini akan diberi ilmu pengetahuan dengan cara adat bubakan ini
melalui simbol-simbol dan persyaratan dari tradisi bubakan tersebut. Yang mana
salah satu persyaratan dari tradisi bubakan ini adalah alat dapur, beras, tikar,
Bubak ini pun juga harus dilakukan pada bulan Rajab, Sya’ban, dan
Zulhijjah. Apabila dilakukan pada bulan selain itu maka orang jawa mengatakan
ora ilok (tidak bagus). Dan jika anak pertama tidak tepat pada bulan tersebut
maka bubak ini bisa dilakukan pada anak terakhir tetapi lebih mengutamakan
anak pertama. Jika memang waktu tidak memungkinkan baru bisa diganti oleh
anak yang terakhir, Dengan catatan sesuai dengan bulan yang ditentukan. Karna
masyarakat di Desa Lambur II percaya bahwa bubakan pada anak pertama ini
lah yang akan membuka pintu rezeki setelah berumah tangga atau menikah, dan
Sama halnya adat dan tradisi budaya Jawa, upacara bubak ialah hasil dari
tindakan atau sifat dari manusia yang lebih mengarah pada sistem religi jawa.
penting dan melingkupi setiap manusia ialah ketika seseorang itu lahir, menikah
hingga wafat. Ketiga peristiwa itu, selalu terdapat adat dan tradisi yang
Maka dari itu, adat dan tradisi pernikahan dipenuhi beraneka macam
suku jawa percaya bahwa apabila tidak melaksanakan tradisi Bubakan sebelum
mempercayai bahwa akan terjadi hal-hal tidak bagus pada pengantin serta
keluarga tersebut, misalnya rumah tangganya tidak akan tentrem atau terjadi
suatu yang tidak di inginkan. Serta masyarakat meyakini bahwa, jikalau upacara
bubak belum dilaksanakan, maka pintu rezeki baik si pengantin maupun orang
tuanya belum terbuka, dengan kata lain mempelai berdua akan sulit mencari
rezeki.
bagaimana tradisi Bubakan dalam pernikahan adat jawa dalam pandangan Al-
‘Adah Muhakkamah yang dilaksanakan oleh warga masyarakat Desa Lambur II.
Maka dari itu, penulis akan menkaji dalam sebuah judul skripsi yang berjudul
6
Timur)”.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
dicapai oleh penulis dalam penelitian ini, adapun yang menjadi tujuan
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
b. Kegunaan Praktis
Jabung Timur.
8
D. Kerangka Teori
1. Al-‘Adah Muhakkamah
dalam kata aturan hukum sering disebut sebagai urf atau adat. Walaupun
kesepakatan jumhur ulama, suatu adat atau urf dapat diterima jika
hukum). Secara bahasa, Al-‘adah diambil dari kata Al-‘aud atau Al-
mu’awadah yang artinya berulang. Oleh karena itu, secara Bahasa Al-
kebiasaan.
6
Muchlis, Usman, Kaidah-kaidah Istinbath Hukum Islam (Kaidah-kaidah Ushuliyah dan
Fiqhiyah). (Jakarta:PT RajaGarafindo Persada, 2002).hlm 210
9
dinilai sebagai hal yang lumrah dan mudah dikerjakan. Aktifitas itu telah
arti sesuatu adat yang bisa dijadikan sandaran penetapan atau penerapan
dengan perbuatan.
7
Satria Efendi, M.Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta:Kencana , 2005), Cet ke-3.hlm 153
8
Saiful Jazil, “Al-‘Adah Muhakkamah, ‘Adah dan ‘Urf sebagai metode Istinbath Hukum
Islam”, Porsiding Halaqoh Nasional dan seminar Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan keguruan ,
(Surabaya: UIN Sunan Ampel), hlm322
10
yang tidak diatur secara tekstual dalam al-Qur’an atau al-Hadis, maka
ketentuan hukum.9
menurut istilah para ulama adalah bahwa sebuah adat kebiasaan dan ‘urf
apabila tidak terdapat nash syar’I atau lafadz shorih (tegas) yang
bertentangan dengannya.
2. Living Law
Living Law merupakan aturan hukum yang hidup serta sedang aktual
reaktualisasi lagi. Living Law bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi
terus berubah dari waktu ke waktu. Living Law merupakan aturan hukum
yang hidup didalam masyarakat, bisa tertulis bisa juga tidak tertulis.
keputusan hukum, atau ilmu hukum tetapi itu ditemukan didalam warga
itu sendiri. Ehrlich beranggapan bahwa hukum itu adalah variable tidak
dari Negara.11
E. Tinjauan Pustaka
berusaha untuk melakukan analisis lebih awal terhadap pustaka atau karya
10
Cut Asmaul Husna TR.Pdf.abenta.files.worpress.com.penemuan-dan-pembentukan –
hukum-the-living-law-melalui-putusan-hakim.pdf, diakses pada tanggal 12 April 2021
11
http://nursuciramadhan.blogspot.com/2012/10/sejarah-lahirnya-sosiologi-hukum.html
diakses pada tanggal 13 April 2021
12
Tradisi Bubak Kawah Setelah Akad Nikah Perspektif Hukum Islam (Studi
12
Binti Kholifatur Rosyidah “Tradisi Bubak Kawah Setelah Akad Nikah Perspektif Hukum
Islam (Studi kasus di Desa Puncu Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri), Skripsi (STAIN Kediri
program studi Ahwal Al-Syakhsiyah 2017)
13
Sugeng Rawuh “Ragam Pandangan Tokoh Islam Terhadap Tradisi Bubakan Dalam
Perkawinan Adat Jawa di Desa Sendang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo” Skripsi (IAIN
Ponorogo Program Studi Ahwal Syakhshiyah 2018)
13
F. Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.
14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet.36, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm. 3-4.
15
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2017), hlm. 34-35.
14
Muhakkamah.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
judul penelitian.
3. Pengumpulan Data
a. Observasi
16
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika, 2013) Cet Ket-4. Hlm
106
15
b. Wawancara
konflik.17
c. Dokumentasi
Dalam
17
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Alfabeta, 2009), hlm 27
16
4. Analisi Data
dan apa yang dipelajari serta menentukan apa yang dapat diceritakan
mengkaji data apa yang merupakan cara untuk mencari dan menata
G. Sistematika Penulisan
ABSTRAK
DAFTAR ISI
yaitu: Profil Desa Lambur II kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang terdiri
dari Sejarah Desa Lambur II, Letak Geografis Desa Lambur II, Struktur
Organisasi Pemerintahan Desa Lambur II dan Visi serta Misi Desa Lambur
II.
terhadap tradisi bubakan dalam perkawinan adat Jawa di Desa Lambur II,
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Teori Perkawinan
1. Pengertian Perkawinan
perkawinan)18.
atau zawj yang menyimpan arti wati’ (hubungan intim). Artinya dengan
pasangannya.19
istilah adalah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikat diri
suatu hubungan kelamin antara keduanya sebagai dasar suka rela atau
18
Sudarto, Fiqih Munakahat, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2021), hlm. 11
19
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat, (Bandung :Pustaka Setia, 2001) hlm. 9
20
Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2001), Hlm 3
18
1
Pengertian nikah itu ada tiga, yang pertama adalah secara bahasa
itu menikah apabila saling membuahi dan kumpul antara yang satu
dengan yang lain, dan juga bisa disebut secara majaz nikah adalah akad
Abu Hanifah adalah Wati’ akad bukan Wat’ūn (hubungan intim). Kedua,
secara hakiki nikah adalah akad dan secara majaz nikah adalah Wat’ūn
dijelaskan dalam al-Qur’ān dan Hadith antara lain adalah firman Allah.
nikah adalah antara keduanya yakni antara akad dan Wati’ karena
(hubungan intim)21.
Dalam setiap perikatan akan timbul hak-hak dan kewajiban pada dua
Secara istilah, menurut Imam Syafi’i, nikah (kawin) yaitu akad yang
seorang pria dengan seorang wanita. Menurut Imam Malik, nikah adalah
yang ada pada diri seseorang wanita yang boleh nikah dengannya.23
satu unsur yang merupakan kesamaan dari seluruh pendapat, yaitu, bahwa
nikah itu merupakan suatu perjanjian perikatan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan.
22
Achmad Kuzairu, Nikah Sebagai Perikatan,(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1995), hlm.1-2
23
Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenandamedia Group, 2016), hlm
24
2
sayang, sesuai dengan sistem yang telah di tentukan oleh syari’at Islam.24
bersabda:
rukun dan damai. Pernikahan dilihat dari segi hukum merupakan suatu
24
Imam Sudiyat, Asas-asas Hukum Adat Bekal Pengantar, (Yogyakarta: Liberty, 1991)Hlm.
1-2
25
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1997)hlm. 3
26
Q.S An-Nisa ayat 21 Urutan ke-3
2
untuk hidup bersama menjadi suatu keluarga baru yang sah di mata
rumah tangga yang baru, tetapi pernikahan juga merupakan sesuatu yang
dalam segala hal, baik budaya, sosial, ekonomi dan lain sebagainya 27.
tujuan berikut:
َ َي ز َّوج
ي ا م ْ ع ش ر ش ب َ ط اع ك م ا ْ ل
ة َتَبا من ا ت من ال
َبا
ف
ء س
ْل
27
Artati Agoes, Kiat Sukses Menyelenggarakan Pesta Perkawinna Adat Jawa: Gaya
Surakarta dan Yogyakarta, (Jakarta: Granmedia Pustaka Umum, 2001) Hlm. 1
2
ص
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.29
ي ْ ب ِ دي ن
َ ظن جه َ َ وُقل ِلّ ْل ْ َ ي ضضن من َص
فُرو ن َل ْب رهن ي ف ؤ ن ْغ
و مٰ ت
ح و م
زي َن َت هن ِإ ََّل ظ م ْنها
ما هر
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari
padanya…..”.30
2
28
Muhammad Yunus Shamad, Hukum Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Vol 1, No.1 2017
29
Q.S. An-Nur Ayat 30 Urutan ke-24
30
Q.S. An-Nur. Ayat 31 Urutan ke-24
2
2. Hukum Perkawinan
diwajibkan tetapi juga tidak dilarang. Adapun dasar firman Allah dalam
a. Wajib
mampu menikah yang dilihat dari segi biaya hidup sudah mencukupi
b. Haram
31
Q.S. An-Nur Ayat 32 Urutan ke-24
2
c. Sunnah
d. Makruh
e. Mubah
alas alas-an yang mewajibkan segera nikah atau karena alasan yang
Secara istilah rukun adalah suatu unsur yang merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari suatu perbuatan atau lembaga yang menentukan sah
atau tidaknya suatu perbuatan tersebut dan ada atau tidaknya sesuatu itu.
keberadaan hukum tetapi ia berada diluar hukum itu sendiri. Sah yaitu
a. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan pernikahan, yang
seorang muslimah.34
33
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2010) Hlm.
46
34
Muhammad Yunus Shamad, Hukum Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Vol 1, No.1 2017
35
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2010) Hlm.
46
2
1) Beragama Islam
8) Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam satu masa.
1) Beragama Islam
b. Syarat Wali
Syarat yang kedua yaitu adanya wali, perkawinan tanpa wali tidaklah
1) Beragama Islam
36
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat,Hlm. 59
2
2) Adil
3) Baligh
4) Lelaki
5) Merdeka
1) Bapak/ayah kandung
6) Paman sekandung/seayah
8) Saudara kakek
37
Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992) Hlm. 602
3
c. Syarat Saksi
Menurut kebanya kan ulama dua orang saksi itu wajib ada bersama,
termasuk imam malik, akad nikah sah apabila didatangi oleh seorang
diumumkan.38
1) Islam
2) Lelaki
3) Baligh
4) Berakal
5) Merdeka
pekak)
38
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, Hlm. 64-65
3
10) Bukan tertentu yang menjadi wali (misalnya, bapa saudara lelaki
hanya menjadi saksi, maka perkawinan itu tidak sah karena dia
qabul. 40
1. Pengertian Bubakan
merupakan suatu hal yang sudah menjadi tradisi masyarakat adat jawa,
baik yang beragama Islam maupun non Islam, dan dalam masyarakat
39
Muhammad Yunus Shamad, Hukum Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Vol 1, No.1 2017
40
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2010), hlm.
45-46
3
pertama.41
2. Peralatan Bubakan
kelapa setangkep, kelapa satu butir, ayam yang masih kecil, cok bakal,
ketan, beras merah, dan dua butir telur; kendhil kedua berisi: buah-
buahan dan kue; kendhil ketiga berisi: kelapa muda berisi santan, dan
titipan wiji banyu suci purwitasari dari seorang laki-laki kepada istrinya,
hal ini yang nanti akan dipergunakan untuk dialog antara ayah dan ibu
berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa bisa lancar, baik rezeki untuk
putra yang sudah dewasa kepada ibunya, mengingat bahwa pada masa
3. Pelaksanaan Bubakan
perempuan dan anak pertama. Maka menurut tokoh masyarakat ritual ini
dan Allah Sang maha pencipta, Ini mengingatkan kita agar selalu
42
Suarno Pringggawidagda, Tata upacara dan wicara (penerbit kanisius angota ikapi 2006),
275
43
Sugeng Rawuh, “Ragam Pandangan Tokoh Islam Terhadap Tradisi Bubakan Dalam
Perkawinan Adat Jawa Di Desa Sendang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo”, Skripsi (IAIN
Ponorogo Program Studi Ahwal Syakhshiyah 2018).
3
agama yang kita anut, dan isi daringan kebak yang digendong si ibu
berisi : kacang kawak, kedelai kawak, semua serba kawak atau serba
Ini mempunyai arti Doa dan permintaan kepada yang maha kuasa
rumah tangga hingga usia tua. Setelah itu teua akan minta
imbalan yang punya hajat akan memberikan buah pisang dan uang.44
mu’awadah yang artinya berulang. Oleh karena itu, secara Bahasa Al-
44
Suwarna Pringgawidagda, Tata upacara dan wicara (Penerbit Kanisius Aggota ikapi
2006). 276
45
Muchlis, Usman, Kaidah-kaidah Istinbath Hukum Islam (Kaidah-kaidah Ushuliyah dan
Fiqhiyah).hlm 210
3
dinilai sebagai hal yang lumrah dan mudah dikerjakan. Aktifitas itu telah
arti sesuatu adat yang bisa dijadikan sandaran penetapan atau penerapan
Kata ‘Adah memiliki sinonim dengan ‘Urf. ‘Adah dan ;Urf keduanya
berasal dari kata bahasa arab dan sering dibicarakana dalam literature
Karim Zidan, istilah ‘Urf berarti sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu
46
Satria Efendi, M. Zein, Ushul Fiqh. hlm153
47
Saiful Jazil, “Al-‘Adah Muhakkamah, ‘Adah dan ‘Urf sebagai metode Istinbath Hukum
Islam”,hlm. 322
48
Samsul Munir Amin, Kamus Ushul Fikih, (Jakarta:Amzah,2009) cet ke-2. hlm 333
3
istiadat). Lebih jelasnya, ‘Urf adalah sesuatu yang telah dikenal oleh
sesuatu adat kebiasaan dan ‘urf itu bisa bisa dijadikan sebuah sandarac
untuk menetapkan hukum Syar’I apabila tidak terdapat nash syar;I atau
oleh para ulama sepanjang sejarah hukum Islam, hingga menjadi kaidah
sebagai berikut:
a. Surat Al-‘Araf(7):199
ُ ل ْي ن
ِ خ ِذ ا ْل َع ْف َو َو ْأ ُم ْر ِبا ْل ُع ْر ِف َو َا ْع ِر ْض َع ِن ا ْل َجا ِه ََ
49
Abdul Whab Khallaf, Ushul Fiqh (Jakarta: Rhineka Cipta, 2005),hlm 104
3
Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, baik pula disisi
Allah. Apa yang dipandang tidak baik oleh kaum muslimin, maka
tidak baik pula disisi Allah. (H.R Ahmad, Bazar, Thabrani dalam
Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas’ud)52
50
Q.S Al-‘Araf ayat 199 Urutan ke-7
51
Q.Q At-Thalaq (65):7 Urutan ke-65
52
Abu Abdullah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad Imam ahmad, (Beirut:Alam al-
Kutub, 1998) Cet.1 Juz 1,hlm 379
3
hukum yang berkaitan dengan ‘Urf atau ‘Adah antara lain berbunyi:
“Semua ketentuan syara yang bersifat mutlak, dan tidak ada pembatasan
di dalamnya, bahkan juga tidak ada pembatasan dari segi keabsahan,
amaka pemberlakuannya dijukan kepada urf”53
sah, baik Al-Qur’an maupun Sunnah dan dalil lainnya, juga berlaku dan
53
Rahmad Dahlan, Ushul Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2010), Hlm. 213
3
tidak berlaku untuk ikan. Oleh karena itu, jika ada orang yang
dua, yaitu:
melakukan kebalikan dari itu, maka orang itu dianggap aneh dan
ganjil.
Batak56.
dengan ‘Adah, karena dua kata itu pengertiannya sama, yaitu segala
55
Sapiudin Shiddiq, Ushul Fiqih, (Jakarta: Prenadamedia group, 2014) hlm. 99
56
Sapiudin Shiddiq, Ushul Fiqih,hlm 100
4
‘Urf sering dipahami sama dengan kata adat atau kebiasaan. ‘Urf
anatara keduanya:
1) Kata adat berasal dari bahasa arab, akar katanya: ‘ada, ya’udu
adat. Namun tidak ada pula tolak ukur yang pasti berapa kali hal
58
Faturrahman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah. (Banjarmasin:LPK,2015),hlm. 120
4
merupakan dua syarat untuk bisa disebut adat, yaitu terus menerus
c. Adat yang diakui adalah adat yang umumnya terjadi dikenal oleh
manusia bukan dengan yang jarang terjadi.
Contohnya, para ulama berbeda pendapat tentang waktu hamil
daya ikat seperti suatu syarat yang dibuat, meskipun tidak secara
tegas dinyatakan.
kenyataannya.
arti lain yang ditunjuk oleh adat kebiasaan. Contohnya, yang disebut
sebgai bandingan dari bagian hukum Islam yang lain, yaitu aspek
59
Dzauli, hlm 85-88
BAB III
Lambur itu sendiri belum diketahui begitu jelas makna dan artinya. Angka II
untuk itulah Desa Lambur II terbentuk menjadi suatu area pemukiman yang
pendatang dari Pulau Jawa (Suku Jawa) sekitar Tahun 1980-an, karena
Lambur II ini, kemudian disusul pula oleh berbagai Suku lainnya seperti:
Bugis, Melayu, Banjar, Batak, Padang, dan Kerinci dengan tujuan yang
berbeda-beda.60
sebagai Petani yang memerlukan lokasi tempat bertani serta tempat tinggal
yang dikarenakan populasi yang terjadi di Pulau Jawa semakin maju dengan
60
Wawancara Dengan Tika Karniati, Staf Keuangan , Desa Lambur II Kecamatan Muara
Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 15 Februari 2022
44
4
mengalami kenaikan dari priode kepriode seperti pada akhir Tahun 1980an
dan awla 1990an jumlah penduduk yang datang cukup banyak, sehingga
mulai Tahun 1990an jumlah pendatang semakin bertambah dan bahkan ada
nipah) yang dikepalai oleh seorang yang dengan KUPT (Kepala Unit
Lambur II. Setelah itu dilanjutkan oleh Munaris sebagai Pjs.Kepala Desa
yang menjabat selama 2 Tahun hingga akhirnya pada tahun 1989 Kepala
dikepalai oleh seorang yang disebut dengan Kepala Desa, maka pada tahun
61
Wawancara Dengan Tika Karniati, Staf Keuangan, Desa Lambur II Kecamatan Muara
Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 15 Februari 2022
4
sekarang masih tetap popular dengan sebutan Datuk. Sejak berdirinya Desa
Tabel 1.1
62
Wawancara Dengan Tika Karniati, Staf Keuangan, Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 15 Februari 2022
63
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Perkembangan Kepemimpinan Desa Batu Ampar, 15 Februari 2022
4
secara geografis Desa ini berada pada pinggir pantai Muara Sungai Batang
Hari dengan koordinat geografis, BT sampai BT, dan antara LS sampai LS.
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Desa Lambur II,
terdiri dari 25 RT dan 5 Dusun yang terbagi berdasarkan Blok dan jalur yang
telah ditentukan. Desa ini memiliki luas wilayah 2500 Ha atau 5 Km 2 yang
Tabel 1.2
Letak Geografis64
64
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Letak Geografis, 15 Februari 2022
4
Tabel 1.3
Jarak Desa65
1 Ke Kantor Camat 30 KM
penduduknya dari Pulau Jawa maka adat budaya dan tradisi Desa Lambur II
hajat yang berasal dari Pulau Jawa. Kawasan pemukiman Desa Sepucuk
Nipah meliputi luas lebih kurang 172 Ha (2,0%) dari luas total Desa. Secara
65
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Jarak Desa, 15 Februari 2022
4
penduduk untuk Desa ini. Kawasan pemukiman pusat atau biasa disebut juga
penduduk yang berlokasi di pusat Desa, dilalui oleh jalan utama desa yang
menghubungkan desa ini dengan desa Simbur Naik di Utara, dengan Desa
Lambur I di Selatan.
dikawasan area pertanian dan perkebunan kalau dilihat dari pusat Desa.
66
Wawancara Dengan Tika Karniati, Staf keuangan Desa Lambur II, Kecamatan Muara
Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 15 Februari 2022
5
pusat Desa dan pemukiman Dusun Pemberdayaan dan Dusun Masyarakat ini
adalah:
Tabel 1.4
Luas Wilayah67
NO Wilayah Luas
1 Perumahan/pemukiman 300 Ha
2 Sawah 50 Ha
3 Ladang/huma -
5 Kolam/tambak -
6 Sungai/kali -
7 Jalan -
8 Situ -
9 Pemakaman/Kuburan 1 Ha
10 Perkantoran 0,6 Ha
67
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Luas Wilayah , 15 Februari 2022
5
13 Bangunan Industri -
15 Bangunan peribadatan 1 Ha
17 Tanah pengangonan -
18 Lain-lain penggunaan 15 Ha
diatas permukaan laut, ditandai dengan permukaan tanah yang banyak dialiri
pasang surut air laut. Desa Lambur II beriklim tropis basah dengan curah
hujan rata-rata pertahun berkisar 500-1000 mililiter, suhu udara rata-rata 22-
27oC.
pangan, dengan potensi lahan yang dimiliki oleh Desa Lambur II sampai
dengan Tahun 2016seluas 120 Ha. Sektor Desa Lambur II dapat menjadi
palawija.
5
ke waktu. Selain terkait dengan fluktuasi harga berbagai jenis hasil pertanian
surut a ir laut.68
68
Wawancara Dengan Tika Karniati Staf Keuangan Desa Lambur II, Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 15 Februari 2022
5
Gambar 1.1
Kepala Desa
ANDI, S.E
Sekretaris Desa
AHMAD SUTRIS
KASI PEMERINTAHA
KASI KESEJAHTERAAN PELAYANAN KAUR KEUANGAN
ANDI, S.E AGUS PRIYADI KAUR UMUM DAN PRECANAAN
MARSID
NURAJI
STAF
KEUANGAN
TIKA K.R
SUKIDAN
69
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur II, 15 Februari 2022
5
Misi:
dan menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM dalam suasana yang
70
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Visi dan Misi Desa Lambur II, 15 Februari 2022
BAB IV
Lambur II
perempuan atau laki-laki dan anak pertama, maka menurut tokoh masyarakat
ini, adapun di Desa Lambur II, Tanjung Jabung Timur rangkaian pelaksaan
Bapak, Ibu dan dan pengantin akan di dudukkan di atas tikar berlapis
mori putih kemudian disaksikan para tetangga dan juga ketua adat atau
anak, dan orang tua, dan menjelaskan apa makna dari peralatan dari tradisi
saja ada doa memohon selamat ketika penutup71. Peralatan atau syarat yang
digunakan yaitu berisikan: pisang raja setangket, kelapa satu butir, ayam
ingkung, cok bakal, tikar yang masih baru, kain mori putih, buah-buahan,
71
Wawancara Dengan Bpk Junaidi Selaku Tokoh Agama di Desa Lambur II, Pada Hari
Minggu 20 Februari 2022
55
5
air , beras nasi biasa, beras ketan, peralatan dapur, seperti: sendok,
centong, teko, kuali, wajan, dan lain sebagainya. Sedangkan makna ataupun
maksud dari peralatan atau syarat yang digunakan tersebut yaitu pisang raja
dalam hal apapun, khususnya jika sudah berumah tangga itu dianjurkan
maka dari itu pisangnya setangkap saling mengikat. kain mori putih yang
menggambarkan bahwa putih itu suci bersih dan begitu juga dengan niat kita
pengantin sudah berumahtangga maka itu lah yang akan mereka gunakan
orang tuanya. Buah-buahan menggambarkan rasa dari buah itu sendiri yang
mana rasa dari buah itu berbagai macam ada yang manis dan ada yang
dikemudian hari, tidak ada kehidupan atau perjalanan hidup yang selalu
manis tetapi ada yang pahit juga. Beras biasa dan beras ketan yang memiliki
arti yaitu untuk kebutuhan makan si manusia itu sendiri dan modal/bekal
bagikan untuk warga yang menyaksikan tradisi bubakan ini. Adapun maksud
dari dibagi-bagikan itu adalah kita sebagai manusia itu harus mempunyai
72
Wawancara dengan Bpk Junaidi selaku tokoh Agama di Desa Lambur II, Pada hari Minggu
20 Februari 2022
5
sifat saling asah, asih, dan asuh kemudian memberikan contoh ke orang-
11
5
upacara atau adat yang dilaksanakan pada pernikahan anak pertama atau
anak terakhir. Maksudnya ialah, orang tua yang baru melangsungkan hajat
akan mengawali atau menerima mantu pertama. Bubakan ini berasal dari
kata mbubak yang artinya membuka, maksud dari yang dibuka itu adalah
pendewasaan sang anak dan ilmu pengetahuannya bahwa sang anak akan
mana dalam berumah tangga ini bukan lah hal yang bisa dipermainkan. Jadi,
sang anak ini akan diberi ilmu pengetahuan dengan cara adat bubakan ini
perkawinan khusus nya masyarakat suku Jawa masih sangat kental dan
masih menjadi tradisi yang harus dijalankan oleh setipa orang tua yang akan
mengungkapkan:
kebanyakan orang akan berfikir akan terjadi ini itu dan berfikir yang
aneh-aneh yang akan terjadi di kemudian hari, orang tersebut akan
takut dengan kepercayaan-kepercayaan itu sendiri. Biasanya akan ada
bala’ atau ada saja halangan kalau orang tersebut percaya tetapi tidak
melaksanakan tradisi tersebut”.73
mengungkapkan:
Jawa dan pelaku yang telah melaksanakan tradisi bubakan dan juga bpk
Anwar Rohim selaku tokoh agama sekaligus pelaku yang sudah pernah
tersebut mereka akan di takuti oleh kepercayaan mereka itu sendiri dan
berfikir jika nanti tidak melaksanakan nya akan terjadi ini itu untuk
kedepannya.
73
Wawancara dengan Sudarlan selaku masyarakat Jawa dan pelaku yang telah melaksanakan
tradisi, pada hari sabtu 19 Februari 2022
74
Wawancara dengan Anwar Rohim, selaku Tokoh Agama, Desa Lambur II. Pada hari kamis
17 Februari 2022
6
bahwa:
ini adalah supaya setiap orang yang melaksanakan tradisi ini selalu di
agama islam, hal tersebut dikatakan oleh bpk Junaidi selaku tokoh agama di
75
Wawancara dengan Bpk Sudarlan selaku masyarakat Jawa dan pelaku yang telah
melaksanakan tradisi, pada hari Sabtu 19 Februari 2022
76
Wawancara dengan Junaidi, selaku Tokoh Agama desa Lambur II, pada minggu 20
Februari 2022
6
kalau disatukan ya tradisi ini dibawa oleh sunan kalijaga dan tidak
menyalahi hukum Islam dan tidak bertentangan hukum Islam, ya
yang mau melaksanakan tradisi ini silahkan yang tidak juga tidak
apa-apa menurut kepercayaan masing-masing. Tetapi rata-rata
mayoritas masyarakat suku Jawa melaksanakan tradisi bubakan ini
supaya tidak ada keganjalan”.77
Dari hasil wawancara dengan bpk Junaidi dan bpk Anwar Rohim
Dari uraian diatas, dapatlah ditarik poin tentang faktor masyarakat Desa
Faktor tradisi/kebiasaan :
dilakukan turun temurun dari nenek moyang, bahkan hingga sampai saat
sebuah tradisi, karena masih terus dilakukan hingga saat ini.78 Meskipun
tidak ada data yang jelas mengenai kapan tradisi ini dimulai, tetapi
bubakan masih tetap dilaksanakan dari dahulu hingga sekarang pada saat
77
Wawancara dengan Anwar Rohim, Selaku Tokoh Agama di Desa Lambur II, pada Hari
Kamis 17 Februari 2022
78
Wawancara dengan Dukut Supriyanto selaku masyarakat suku Jawa di Desa Lambur II,
pada hari rabu 18 Februari 2022
6
dipercayai itu benar dan nyata. Yang mana sebagian masyarakat suku
tradisi tersbut aka nada hal-hal yang terjadi seperti halangan ataupun
bala’ di masa yang akan datang. Karena mereka berfikir jika tidak
melakukan tradisi tersbut akan terjadi ini itu, atau hal buruk. Dari kata-
melaksanakannya.
melakukan adat atau tradisi turun temurun dari nenek moyang seperti tradisi
dikota masih ada yang menggunakan tradisi tersebut tetapi tidak seperti di
bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan
6
aktual. Exitere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya
pertama, apa yang ada. Kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada), dan
ketiga adalah segala sesuatu itu ada. Berbeda dengan esensi yang
Desa Lambur II menggunakan tradisi bubakan ini sebagai bentuk suatu adat
yang harus dilakukan dan tidak bisa dihilangkan hingga dianggap bahwa
adat ini sangat penting oleh masyarakat suku Jawa di Desa Lambur II,
serta salah satu warga desa Lambur II yang melaksanakan tradisi bubakan
tersebut, bahwa:
“Tradisi bubakan ini dalam adat jawa termasuk Pentingnya itu lebih
penting atau lebih tinggi,bahwa kepercayaan orang jawa ini biasanya
wajib melaksanakan tradisi ini. Yang mana masyarakat desa lambur
II menganggap bahwa adat ini bisa mengalah-ngalahkan hukum dan
sangat umum dilaksanakan”.80
79
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2005)183
80
Wawancara dengan Anwar Rohim, selaku Tokoh Agama di Desa Lambur II, Pada Hari
Kamis, 17 Februari 2022
6
Hal itu sesuai dengan yang disampaikan oleh Mbah Kaelan seorang
sesepuh atau ketua adat di Desa Lambur II, bahwa sebagai masyarakat Jawa
Dari hasil wawancara dengan mbah Kaelan selaku sesepuh atau ketua
adat dan bpk Anwar Rohim selaku tokoh Agama di Desa Lambur II, karna
ini sangat penting dilakukan bahkan karna sudah terlalu percaya hingga
menjadi sebuah tradisi yang wajib atau tidak bisa ditinggalkan oleh orang
terhadap tradisi tersebut maka kalau bisa tradisi ini terus dilakukan dan
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bpk. Sudar selaku
81
Wawancara dengan Kaelan, Ketua Adat Desa Lambur II, pada hari Jum’at 11 Februari
2022
6
Maka hal ini juga disampaikan oleh Bpk Anwar Rohim selaku tokoh
bahwa:
Anwar Rohim di Desa Lambur II, bahwa keberadaan tradisi bubakan dalam
perkawinan adat jawa ini sendiri dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat Desa Lambur II. Selain melestarikan budaya Jawa bubakan ini
juga bentuk perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta karena akan
hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan
Selain penjelasan UUD 1945 dapat kita lihat dalam pembukaan UUD 1945
82
Wawancara dengan Sudarlan, selaku Masyarakat Suku Jawa sekaligus pelaku yang telah
melaksanakan tradisi, pada hari Sabtu 19 Februari 2022
83
Wawancara dengan Anwar Rohim, Selaku Tokoh Agama di Desa Lambur II, pada hari
Kamis, 17 Februari 2022
6
sangat besar asrtinya bagi hukum adat, karena hukum adat justru mempunyai
juga dinyatakan dalam Pasal 18B ayat 2 Undang-undang Dasar 1945 yang
tegas, dan tidak ada ketentuan khusus yang mengatur, akan tetapi hukum
adat secara tersirat dinyatakan dalam Pembukaan dan Penjelasan UUD 1945.
Muhakkamah
84
Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Refika, 2010)
Hlm. 104-105
85
Undang-undang Dasar Republik Indonesia dan Perubahannya, hlm 15
6
pertama atau anak terakhir. Yang mana tujuan dilaksanakan tradisi bubakan
ini adalah untuk pendewasaan sang anak, bahwa anak tersebut bukan lah
anak-anak lagi melainkan sudah dewasa karena sudah menikah, begitu juga
dengan orang tua nya yang sudah mempunyai menantu baru, tetapi orang tua
juga masih tetap membimbing sang anak walaupun sang anak sudah
dikatakan dewasa ataupun sudah menikah. Maka hal itu merupakan proses
dilakukan secara pribadi atau kelompok. Oleh karena itu, adat bisa juga
realitas yang rasional dan layak menurut penilaian akal sehat, norma tersebut
yang berlaku di Desa Lambur II, tidak bertentangan dengan hukum Islam,
dan juga tidak bertentangan dengan sandaran atau ketetapan hukum pada Al-
86
H.M Yahya Chusnan Manshur, Ulasan Nadhom:Qowaid fiqhiyyah Al- Faroid Al Bahiyyah,
cet 2 (Jombang: Pustaka Al-Muhibbin, 2011) Hlm. 91
6
bisa di permainkan maka dari itu pisangnya setangkap saling mengikat. Kain
mori putih yang menggambarkan bahwa putih itu suci bersih dan begitu juga
nantinya sang pengantin sudah berumahtangga maka itu lah yang akan
tinggal bersama orang tuanya dan menjadikan sang mempelai lebih mandiri.
Buah-buahan menggambarkan rasa dari buah itu sendiri yang mana rasa dari
buah itu berbagai macam ada yang manis dan ada yang masam ataupun
tidak ada kehidupan atau perjalanan hidup yang selalu manis tetapi ada yang
pahit juga. Beras biasa dan beras ketan yang memiliki arti yaitu untuk
Dengan demikian, Al-‘Adah atau ‘urf merupakan salah satu sumber dalam
‘Adah atau ‘Urf dapat dijadikan sandaran hukum adalah sebagai berikut:
Qur’an maupun hadis Nabi saw. Kerana itu, sebuah tradisi yang tidak
memenuhi syarat ini harus ditolak dan tidak bisa dijadikan pijakan
hukum bagi masyarakat. Nash yang dimaksud disini adalah nash yang
bersifat Qat’i (pasti), yakni nash yang sudah jelas dan tegas kandungan
lain.88
b. ‘Adah atau ‘Urf itu harus berlaku umum. Artinya, ‘Urf itu harus
pada daerah tertentu. Oleh karena itu, kalau hanya merupakan ‘Urf
hukum.
87
Saiful Jazil, Al-‘Adath Muhakkamah, ‘Adah dan ‘urf sebagai metode Istinbat Hukum Islam,
Porsiding Halaqoh Nasional dan Seminar Pendidikan Fakultas Trbiyah dan keguruan, (Surabaya: UIN
Sunan Ampel),hlm. 320
88
Husnul Haq, “Kaidah Al-‘Adah Muhakkamah dalam Tradisi pernikahan Masyarakat
Jawa”, Skripsi (IAIN Tulungagung Jawa Timur, 2017)
7
c. ‘Adah atau ‘Urf itu sudah berlaku sejak lama, bukan sebuah ‘Urf baru,
dalam hal ini contohnya adalah kalau ada seseorang yang mengatakan
demi Allah, saya tidak akan makan daging selamanya. Dan saat dia
kambing dan sapi, lalu lima tahun kemudian, ‘Urf masyarakat berubah
bahwa maksud daging adalah semua daging termasuk daging ikan. Lalu
orang tersebut makan daging ikan, maka orang tersebut tidak dihukumi
masalah). Jika sebuah ‘Urf berbenturan dengan tashrih, maka ‘Urf itu
tidak berlaku.89
berlaku di Desa Lambur II dianggap sebagai bentuk rasa syukur kepada allah
mencegah dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Karena pada dasarnya
menikah bukan lah hal yang dapat dipermainkan, tetapi harus dilaksanakan
89
Fatimah Tufik Hidayat, “Kaidah Adat Muhakkamah dalam pandangan Islam (sebuah
tinjauan soasiologi hukum), Jurnal Sosiologi USK, volume 9, nomor 1, (Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala. 2016), Hlm. 72-73
7
juga tidak terdapat praktik-praktik yang menyimpang dari syara’ atau ajaran
agama Islam seperti halnya menggunakan sesajen atau hal-hal yang lain
“Memang nak, dalam tradisi bubakan itu ada beberapa ala-alat atau
persyaratan yang harus dipersiapkan. Tapi itu hanya sebagai symbol-
simbol atau gambaran ilmu pengetahuan untuk orang tuanya dan
manten”.90
syukur kepada yang maha kuasa karena anak tersebut sudah dewasa dan
90
Wawancara dengan bapak Junaidi Selaku Tokoh Mayrakat di Desa Lambur II, Pada hari
Minggu 20 Februari 2022
7
selama proses akad nikah hingga pernikahan tersebut dipisahkan oleh maut.
Desa Lambur II, Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat. Bubakam dalam perkawinan adat Jawa pada
tangga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
prosesi upcara sesuai dengan adat Jawa. Bapak, Ibu dan dan pengantin
para tetangga dan juga ketua adat atau sesepuh. Ketua adat atau sesepuh
tangga, Kemudian menjelaskan apa kedudukan anak, dan orang tua, dan
dalam tradisi bubakan tidak terdapat tahlilan, hanya saja ada doa
73
7
hal yang masih dilaksanakan hingga sekarang yaitu: faktor tradisi atau
kebiasaan.
dalam perkawinan adat jawa ini sendiri dapat diterima dengan baik oleh
ini juga bentuk perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta karena
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dapat diterima dengan baik oleh
berumah tangga.
B. Saran
agar jangan meyakini sepenuhnya. Karena segala sesuatu itu datangnya dari
Allah. Mulai dari jodoh, rezeki dan maut hanya Allah sajalah yang
berikhtiar. Untuk tradisi bubakan dalam perkawinan adat Jawa ini cukup
adat serta budaya saja. Penggunaan tradisi bubakan dalam perkawinan adat
Jawa ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan adat yang ditinggalkan
oleh leluhur dan nenek moyang sebagai tanda menghormati kepada apa yang
telah menjadi adat terdahulu yang dilaksankan. Untuk masyarakat yang tidak
percaya akan adat ini boleh saja tidak melaksanakannya namun juga jangan
meremehkannya.
C. Penutup
Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia-
nya kepada kita semua khusus nya kepada penulis, atas ridho dan izin-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir karya ilmiah ini yang
sarjana strata satu (S1) . Shalawat beserta salam emoga dilimpahkan kepada
7
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan kita para pengikut
dan kelemahan penulis. Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-
dengan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca untuk karya ilmiah ini. Akhir kata
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdullah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Musnad Imam ahmad,
B. Literatur
Yogyakarta.1996
1995
Umum, 2001
Banjarmasin:LPK,2015
7
Group, 2016
AmmA
2002
2010
ikapi 2006
Liberty, 1991
2009
Wahhab Khallaf Abdul, Ilmu Ushul Fiqih, Semarang: Dina Utama, 1942
Refika, 2010
C. Peraturan Perundang-Undangan
pembentukan –hukum-the-living-law-melalui-putusan-hakim.pdf,
Sunan Ampel),
8
2020
No.1 2017
8
E. Lain-lain
Wawancara dengan Mbh Kaelan Ketua Adat Desa Lambur II, pada hari
Wawancara dengan bapak Anwar Rohim, Tokoh Agama Desa Lambur II,
Wawancara dengan Bapak Junaidi, Toko Agama di Desa Lambur II, pada
2022
Kantor Desa Lambur II, Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung
Februari 2022
http://nursuciramadhan.blogspot.com/2012/10/sejarah-lahirnya-sosiologi-
hukum.html
LAMPIRAN
Gambar 1.1 wawancara dengan Mbh kaelan, selaku ketua adat Desa Lambur II
Gambar 1.2 wawancara dengan Bapak Junaidi, selaku Tokoh masyarakat Desa
Lambur II
Gambar 1.3 Wawancara dengan Bapak Anwar Rohim, selaku tokoh masyarakat
Desa Lambur II
DAFTAR PERTANYAAN
Jawa?
Jawa?
Jawa?
6. Apa saja alat-alat atau persyaratan dan apa saja mkna dari alat tersebut?
7. Apakah ada hal yang akan terjadi jika tidak melaksanakan tradisi bubakan
8. Pesan apa yang dapat diambil dari tradisi bubakan dalam perkawinan adat
Jawa?
didalamnya, jika ada nilai-nilai Islam apa saja yang bisa diperoleh dari
10. Apa harapan anda kedepan mengenai pelestarian tradisi bubakan dalam
12. Bagaimana pendapat anda tentang tradisi bubakan dalam perkawinan adat
Islam?
DAFTAR INFORMAN
A. Identitas Diri
Alamat Asal : Desa Lambur II, Kec. Muara Sabak Timur, Kab.
No Telp/Hp 082280659171
Email : Nisaumi.nu@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Timur. 2018