Anda di halaman 1dari 8

ASPEK EPISTEMOLOGIS

(EPISTEMOLOGI ISLAM, SUMBER FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM,


PENDEKATAN STUDI FILSAFAT ISLAM)
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024

Dosen Pengampu:
Luthfin Mahamida
Disusun Oleh :
Joni Gunawan (201210198)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

MARET 2023
PEMBAHASAN

1. Epistemologi Islam
a. Hakikat Epistemologi Islam
Menurut etimologis, “epistemology” berasal dari kata Yunani episteme yang
mana memiliki makna pengetahuan maupun ilmu pengetahuan dan logos yang
mana memiliki makna pengetahuan juga.,1 dalam hal ini bermaksud membedah
lebih dalam tentang dirinya sendiri. Namun istilah epistemologi itu sendiri
terkadang maknanya menjadi filsafat ilmu. Oleh karena itu, epistemologi ini
berkecenderungan berdiri sendiri, merupakan sebagai cabang filsafat yang
berkaitan erat dengan hakikat dan lingkup pengetahuan. 2 Lalu perlu kita ketahui
bahwa tiap ilmu pengetahuan, dipandang dari sudut filsafat ilmu itu sendiri,
mempunyai tiang-tiang penyangga yang mana mampu memperkokoh
keberadaannya. Terdapat tiang penyangga ilmu antara lain ontologi,
epistemologi, serta aksiologi.
Kemudian ilmu dalam sudut pandang Islam merujuk kepada tiga aspek
yaitu:
1) Aspek Metafisika : dalam aspek ini dimuat oleh wahyu yang mana
mengungkap realitas yang Agung. Maksudnya dalam aspek ini manusia
mengetahui akan Tuhannya.
2) Aspek Humaniora Dan Studi-Studi yang Berkaitan: dalam aspek ini
berkaitan dengan konteks kehidupan manusia baik dari segi hubungannya
dengan aspek ruang dan waktu, psikologi, sosiologi, ekonomi, dan lain-lain.
3) Aspek material : dalam aspek ini berbicara perihal alam raya yang
diperuntukkan bagi manusia. 3
Maka dari itu, epistemologi dalam Islam bukan hanya tersentral pada
manusia (anthropocentric) semata, melainkan juga bersentral pada Allah
(theocentric) bahkan menjadi sumber pengetahuan dan kebenaran.4 Selanjutnya
dalam Islam sendiri , ilmu pengetahuan bukan hanya ditinjau dengan mengkaji
sumber dan metodenya saja, melainkan harus ditinjau juga pada aspek
askiologisnya. Oleh karena itu pengembangan ilmu pengetahuan bermanfaat

1
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 31.
2
Ibid.,
3
Ibid.,32.
4
Ibid.,

1
bagi kesejahteraan manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan Barat secara
epistemologis sekedar bersifat antroposentris.
b. Sumber Epistemologi Islam
Dalam kajian epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bersumber dari lima
sumber pokok yaitu:
1. Indra
Indra manusia telah diakui Al-Quran sebagai sumber pengetahuan. QS Al-
Nahl (16): 78 dengan tegas menyatakan bahwa manusia telah dianugerahi
Allah penglihatan, pendengaran, dan hati.
2. Akal
Sumber ini merupakan hal yang fundamental karena dalam realitanya
sebagai aspek penting yang menjadi sarana bagi manusia untuk
menggunakan akalnya untuk mengoptimalkan sebuah ilmu pengetahuan.
Hal ini juga telah termaktub dalam QS Al-Nahl (16): 11-12 .
3. Intuisi
Sumber ini berfungsi sebagai pelengkap pengetahuan akal untuk mencapai
terobosan-terobosan yang tidak bisa dicapai oleh akal. Terobosan ini
semata-mata merupakan pemberian Allah yang dilakukan melalui munajat
kepada-Nya5
4. Ilham
Cahaya Allah yang jatuh di atas nurani manusia secara bersih dan lembut,
yang mana dapat datang dengan sendirinya ataupun dengan permohonan
yang sungguh-sungguh.
5. Wahyu
Sumber normatif-doktriner yang mana berawal dari Firman Allah, yaitu Al-
Quran maupun sunnah Nabi.

Ilmu dalam Islam bertumpu pada kesadaran dan keimanan pada kekuasaan
Allah. Baik dilihat dari segi rasio maupun indra, tanpa disertai hidayah dan juga
cahaya Tuhan, tidak akan berfungsi dalam mewujudkan kemampuan untuk
berpikir, melihat, ataupun mengamati fenomena, untuk mewujudkan kebenaran

5
Ibid.,34.

2
yang maslahat, terlebih justru menyebabkan degradasi terhadap segi kehidupan
manusia.6

c. Tiga Ranah Kebenaran


Islam memperlihatkan tiga ranah kebenaran ilmu pengetahuan. Pengetahuan
yang mana bersumber dari:
1. Wahyu : menghasilkan kebenaran yang bersifat absolut (haqq al-yaqîn),
berasosiasi dengan pengetahuan tentang nilai (values) yang didapat melalui
wahyu (dan intuisi).
2. Rasio : menghasilkan kebenaran yang bersifat rasionalisme (’ilm al-yaqîn),
berasosiasi dengan pengetahuan terkait ide yang diperoleh melalui
kesimpulan rasional.
3. Indra : mengahasilkan kebenaran yang bersifat empirisme (’ain al-yaqîn).
berasosiasi dengan pengetahuan terkait fakta (facts) yang diperoleh melalui
persepsi ataupun observasi. 7
Konferensi Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam yang
diselenggarakan tahun 1977 di Makkah pula menentukan pembagian ilmu
pengetahuan dalam dua klasifikasi yaitu:
1. Perennial knowledge : Ilmu-ilmu abadi yang didapat melalui wahyu Al-
Quran dan Al-Sunnah.Dalam hal ini tentu kebenaran melalui wahyu
2. Acquired knowledge : Ilmu-ilmu yang didapat melalui pengetahuan
manusia, baik melalui pemikiran deduktif, induktif, atau gabungan
keduanya. 8 Dalam hal ini mencari kebenaran melalui pengetahuan ilmiah
atau sering kita sebut dengan metode ilmiah.9
2. Sumber Filsafat Pendidikan Islam
Sumber-sumber yang bisa dijadikan pegangan dan pedoman bagi filsafat
pendidikan Islam yaitu:
a. Sumber Normatif
Al-Quran menjadi sumber normatif filsafat pendidikan Islam yang pertama
dan utama yang mana merupakan hudan bagi kehidupan manusia. Sedangkan

6
Ibid.,35.
7
Ibid.,
8
Ibid.,36.
9
Ibid.,

3
Al-Sunnah menjadi sumber normatif yang kedua dan senantiasa berkontribusi
besar terhadap masalah pendidikan.
b. Sumber historis
Sumber historis bagi filsafat pendidikan Islam terdiri dari:
1) Hasil-hasil kajian ilmiah tentang watak manusia, tingkah lakunya, proses
pertumbuhannya, kemampuan-kemampuannya dan lain-lain.
2) Hasil-hasil kajian ilmiah dalam bidang pendidikan tentang proses belajar
manusia, dan berbagai ragam kajiannya yang mana tidak bertentangan
dengan semangat ajaran Islam.
3) Pengalaman-pengalaman keberhasilan kaum Muslim dalam bidang
pendidikan. Keterbukaan penerimaan terhadap pengalaman-pengalaman ini
akan berfaedah bagi perbaikan filsafat pendidikan Islam yang telah
direncanakan.
4) Prinsip-prinsip sebagai dasar filsafat politik Islam, ekonomi Islam, dan
sosiologi Islam yang diterapkan dalam masyarakat Muslim.
5) Nilai-nilai dan tradisi-tradisi sosial budaya masyarakat Muslim yang tidak
menghambat kemajuan dan perubahan. 10
3. Pendekatan Studi Filsafat Pendidikan Islam
a. Pendekatan Normatif atau Pendekatan Doktriner
Maksud dari pendekatan ini yaitu melaksanakan studi filsafat pendidikan
Islam dengan cara membangun, memadukan, dan merumuskan sebuah
spekulasi dalam filsafat pendidikan Islam dengan cara mencari dasar-dasar
doktrinal-teologisnya yang berasal dari wahyu Al-Quran atau Al-Sunnah.
b. Pendekatan Historis
Maksud dari pendekatan ini yaitu filsafat pendidikan Islam ditinjau
berdasarkan rangkaian dan rentang waktu yang telah terjadi di masa lampau.
Selanjutnya, di dalam pendekatan sejarah harus terdapat salah satu dari tiga
aspek rekonstruksi sejarah, antara lain pertama aspek asal-usul (origin), kedua
perubahan (change), ketiga perkembangan (development).

10
Ibid.,40.

4
c. Pendekatan Bahasa (Lingusitik)
Pendekatan bahasa atau lingusitik dimanfaatkan dalam studi filsafat
pendidikan Islam biasanya menekankan pada dua kategori, yaitu pertama,
analisis bahasa, kedua analisis konsep .
d. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual lebih mengarah kepada situasi dan kondisi yang
sosiologis-antropologis.
e. Pendekatan Filsafat Tradisional
Maksud dari pendekatan ini adalah filsafat pendidikan itu berupaya
meninjau aliran-aliran yang ada di dalamnya. Filsafat tradisional adalah filsafat
sebagaimana terdapat dalam sistem, jenis, serta aliran filsafat. 11
f. Pendekatan Filsafat Kritis
Pendekatan filsafat kritis berkarakter lebih kepada keilmuannya, bersifat
terbuka, dinamis, dan inklusif . Tidak tersekat-sekat dan tidak terkotak-kotak
oleh sebuah tradisi. Pendekatan ini memiliki tiga ciri utama yaitu:
1. Kajian filsafat senantiasa terarah pada perumusan ide-ide dasar
(fundamental ideas) terhadap objek persoalan yang sedang ditelaah
2. Perumusan ide-ide dasar untuk mewujudkan cara berpikir yang kritis
(critical thought).
3. Kajian filsafat bisa menciptakan sikap mentalitas dan kepribadian yang
mengedepankan kebebasan intelektual sehingga terbebas dari dogmatisme
dan fanatisme.12
g. Pendekatan Hermeneutik
Maksud dari pendekatan ini adalah dalam studi filsafat pendidikan Islam
dipergunakan untuk meninterpretasikan sebuah konteks yang berbicara
mengenai pendidikan.13
h. Pendekatan Perbandingan
Maksud dari pendidikan ini diharapkan mampu untuk menciptakan
konseptualisasi spekulasi filsafat pendidikan Islam yang mana merupakan
sintesis dari dua pemikiran yang berbeda.

11
Ibid.,43.
12
Ibid.,44.
13
Ibid.,46.

5
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, tentu kita semakin paham terkait
aspek epistemologis yang mana membahas tentang epistemologi Islam kemudian sumber
filsafat pendidikan islam dan juga pendekatan studi filsafat islam. Berbicara mengenai
epistemologi Islam sendiri merujuk secara etimologis, “epistemology” berasal dari kata
Yunani yakni ”episteme” yang mana memiliki makna pengetahuan maupun ilmu
pengetahuan dan logos sendiri memiliki makna pengetahuan pula. Maka dapat kita pahami
bahwasannya epistemologi yaitu suatu kajian ilmu pengetahuan mengenai pengetahuan
yang membedah lebih spesifik mengenai dirinya sendiri.
Kemudian berbicara mengenai sumber filsafat pendidikan islam sendiri diartikan
sebagai suatu pegangan atau pedoman dalam mengkaji sebuah filsafat pendidikan islam
tersebut. Adapun sumber sumber itu diantara nya sumber normatif, dan sumber historis.
Dan yang terakhir dari pembahasan di atas kita mengetahui kesimpulan dari
pendekatan studi filsafat islam bahwasannya untuk mencapai filsafat yang mana
mengalami pengembangan yang sedemikian rupa, terutama berkat bersentuhannya dengan
ilmu pengetahuan ilmiah, maka tak jarang filsafat mengadopsi metode-metode dari
pengetahuan ilmiah ini hal ini tidak terwujud jika tidak adanya pendekatan. Pendekatan-
pendekatan ini diantara nya pendekatan Normatif atau Pendekatan Doktriner, pendekatan
historis, pendekatan bahasa, pendekatan konstektual, pendekatan filsafat tradisional,
pendekatan filsafat kritis, pendekatan Hermeneutik, pendekatan perbandingan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Suharto, Toto. (2014). Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai