HAKEKAT ILMU
OLEH:
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu dan manusia merupakan suatu yang sangat erat kaitannya. Oleh karena itu
Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia menjadi manusia.
Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan
atau pun ilmu. Ilmu dan pengetahuan mempunyai hubungan yang sangat erat.
Sementara pengetahuan merupakan logika konseptual (conceptual logic),atau
sekumpulan ilmu-ilmu yang belum terhimpun dalam sebuah metode tertentu, sedang
ilmu secara sederhana bisa dimaknai sebagai semua pengetahuan yang terkonstruk
melalui beberapa metode-metode keilmuan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan
merupakan salah satu dari pengetahuan manusia yang harus benar-benar dihargai.
Untuk dapat menghargai ilmu pengetahuan tersebut, seseorang dituntut untuk
mengerti hakikat ilmu pengetahuan. karena ilmulah yang akan menunjukkan sebuah
kebenaran hakiki. Dari latar belakang diatas maka dalam pembahasan makalah ini
akan menjelaskan tentang hakikat ilmu pengetahuan dalam perspektif modern dan
islam (al-Qur’an dan Hadits).
RUMUSAN MASALAH :
1.Pengertian Ilmu ?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris: science; dalam
bahasa Arab: )الِع ْلـُمmemiliki pengertian “usaha-usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia”.
Pengertian secara ilmiah yang paling sering digunakan, ilmu adalah kumpulan
pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan
metode ilmiah. Pengetahuan merupakan akuisisi terendah yang diperoleh dari
rangkaian pengalaman tanpa melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif. Namun,
pada dasarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda. Perbedaan terlihat dari sifat
sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam perkembangannya, pengetahuan
dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai
perbedaan. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-
ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
B. Intrumen Meraih Ilmu
a) Rasionalisme
Aliran ini terlahir dari paham humanisme, yang mengatakan bahwa akal itulah alat
pencari dan pengukur pengetahuan. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan akal menangkap objek. Bapak aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650).
Akan tetapi, paham ini sudah ada jauh sebelumnya dia mencetuskan tentang paham
ini, yaitu orang-orang Yunani kuno, lebih-lebih pada Aristoteles
b) Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos dari kata empeiria, artinya pengalaman.
Manusia mengetahui pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman yang dimaksud
adalah pengalaman indrawi.121
Pengetahuan Indrawi bersifat parsial. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara
indera yang satu dengan yang lainnya, berhubungan dengan sifat khas fisiologis
indera dan dengan objek yang dapat ditangkap sesuai dengannya. Jadi pengetahuan
indrawi berada menurut perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ
tertentu. Jadi dalam aliran empirisme, sumber utama untuk memperoleh pengetahuan
adalah data empiris yang diperoleh dari panca indra.
c) Positivisme
Aliran ini merupakan lanjutan dari rasionalisme dan empirisme dalam filsafat
pengetahuan. Tokoh aliran ini ialah August Compte (1798-1857). Ia penganut
empirisme yang mengatakan bahwa indra itu amat penting dalam memperoleh
pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan
eksperimen.
Nah, dalam arti sederhananya filsafat ilmu itu adalah berfilsafat mengenai ilmu.
Artinya, seseorang yang berfilsafat harus mengkaji, mendalami, mengkritisi, dan
mempersoalkan atau mempermasalahkan tentang ilmu tersebut.
1.PENALARAN
Manusia mengetahui segala sesuatu yang ada di muka bumi ini karena
memiliki akal untuk melakukan penalaran. Tetapi, ada perspektif lain mengatakan
bahwa yang membuat manusia mengetahui segala ilmu pengetahuan adalah melalui
indera manusia bukan akal, seperti mata kita dapat mengamati, mata dapat
mendengar, tangan dapat meraba atau memegang. Dengan itu, manusia dapat
menyerap dan memperoleh suatu ilmu pengetahuan dan sampai pada pemikiran
penalaran. Jadi, segala sesuatu yang diketahui oleh manusia itu berasal dari indera
manusia (di luar dari diri manusia) bukan berasal dari dalam pemikiran manusia itu
sendir
Adapun tokoh-tokoh dalam sumber ini antara lain: Rene Descartes, Baruch Spinoza,
dan Gottfried Leibniz.
2. PENGALAMAN
3. OTORITAS
4. INTUISI
Sumber pengetahuan intuisi ini tidak didapat dari proses penalaran tetapi
bersifat ilhami. Tetapi, intuisi orang Islam (religius) dan Barat (non-religius) berbeda.
Kalau dari perspektif orang Islam, intuisi sama dengan wahyu yakni pengetahuan
yang diperoleh dari Tuhan kepada para nabi dan rasul-Nya, sedangkan dari perspektif
Barat, intuisi ini adalah suatu pengetahuan yang dianggap tiba-tiba muncul dari diri
seseorang karena seseorang tersebut memiliki keistimewaan kecerdasan yang
pengetahuannya itu sangat bermanfaat pada masa ke depannya.
Misalnya, ada manusia sedang bersantai dan merenung di danau, tiba-tiba ada buah
mangga jatuh ke tanah. Dan manusia tersebut tiba-tiba terfikir akan suatu ide lalu
menemukan jawaban terhadap kejadian tersebut, sehingga memiliki teori bahwa
kenapa, dan bagaimana buah mangga itu bisa jatuh ke tanah.
PENUTUP
KESIMPULAN