Anda di halaman 1dari 8

Ilmu dan Ma’rifah serta karakteristik antara keduanya

Disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester :

Epistimologi Islam

Dosen Pengampu :

Al-Ustadz Alfarid Fedro

Disusun Oleh:

Fatimah Wulan Purnamasari

Naura Iffatun Nabil

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

EKONOMI ISLAM 5

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

SAMBIREJO MANTINGAN NGAWI JAWA TIMUR

1442/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia menggunakan akal dalam


segala tindakannya, baik tindakan baik maupun buruk, jikalau dalam tindakan
buruk akal berfungsi namun hawa nafsu ikut berperan dalam tindakan tersebut.
Kita memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar kita setiap waktu, maka
wajar apabila kita mengenalnya dengan baik atau mengetahui cara
menggunakannya dengan baik dan benar. Mulai dari benda disekitar kamar,
seperti pensil, buku tulis, penggaris dan barang yang lainnya. Apakah kalian
pernah berfikir bagaimana bisa bend aitu ada dan tercipta serta siapakah yang
memberi nama-nama benda tersebut?.

Pada saat ini zaman yang sudah berkembang telah bertambah tehknologi
yang maju, seperti televisi, radio serta gadjet. Temuan yang ada telah melalui
banyak proses dan banyak perkembangan. Dalam tradisi islam, kita mengenal
banyak khazanah keilmuan, baik dalam kelompok ushul maupun furu’,
misalkan ‘ulum qur’an wal hadist, ilmu filsafat, ilmu tasawuf dan ilmu lainnya.
Dalam perkembangan yang ada harus menggunakan ilmu serta pengetahuan
dalam peradaban yang ada. Apabila sebuah ilmu atau pengetahuan hadir, harus
dapat merubah peradaban sekitarnya, seperti tekhnologi.

Dalam setiap yang di hadapi manusia haruslah manusia memiliki


pengetahuan agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinnya apabila
datang masalah kepadanya. Pengetahuan yang benar-benar ia kuasai agar
problem yang diselesaikannya bukan hanya miliknya namun juga milik orang
lain. Karena pengetahuan memiliki peran penting dalam setiap kegiatan
manusia. Pengetahuan yang dimiliki dapat dijelaskan serta dapat dilukiskan
bukan hanya dimiliki oleh diri sendiri. Apabila pengetahuan dapat dianalisis
serta menjadi kumpulan pengetahuan yang dapat diawasi akan menjadi suatu
ilmu.

Ilmu sudah termasuk dalam pengetahuan, namun tidak semua dari


pengetahuan merupakan ilmu. Ilmu pengetahuan lahir karena manusia yang
berkehendak dalam adanya sebuah ilmu pengetahuan. Karena setiap ilmu
pengetahuan pasti memiliki pakar yang akan mengembangkan ilmu tersebut.
Dalam tugas makalah ini akan membahas tentang ilmu dan ma’rifah serta
karakteristik antara keduanya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu

Istilah ilmu atau science merupakan suatu kata yang sering diartikan
dengan berbagai makna, atau mengandung lebih dari satu arti. Science dalam
arti sebagai naturan science, biasanya dimaksud dalam ungkapan “sains dan
teknologi”. Dalam kamus istilah ilmiah dirumuskan pengertian sebagai “the
study of the natural science and the application of the knowledge for practical
purpose”, yang artinya adalah penelaahan dari ilmu alam dan penerapan dari
pengetahuan ini untuk maksud praktis.

Seorang filsuf John G. Kemeny juga menggunakan ilmu dalam arti semua
pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah. Serta Charles
Singer merumuskan bahwa ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan.1

Ada tiga kemungkinan arti kata ilmu (science) yaitu :

a) Kata Science digunakan untuk menyatakan banyak lapangan ilmu pengetahuan,


seperti : geologi, biologi, psikologi, dsb.
b) Kata Science dapat digunakan untuk ilmu pengetahuan sistematik termasuk
teori, hipotesis dan aturan-aturan yang dirancang untuk sejumlah karya para
ilmuwan.
c) Digunakan untuk menandakan satu metode dalam memperoleh pengetahuan
yang objektif. Dalam hal ini digunakan istilah yang sama dengan scientific. 2

Objek dalam ilmu meliputi objek material dan objek formal. Objek material
adalah sesuatu yang dijadikan sasaran pppenyelidikan, seperti tubuh manusia
adalah objek material dalam ilmu kedokteran. Adapun objek formal adalah
cara pandang tertentu tentang objek material tersebut, seperti pendekatan
empiris dan eksperimen dalam ilmu kedoteran. Apabila sudah menjadi ilmu
pengetahuan, ilmu diklasifiikasiikan dengan perkembangan secara umum

1
Drs. H. Mohammad Adib, MA, Filsafat Ilmu Ontologi, Epistimologi, Aksiologi, dan
logika ilmu pengetahuan (Cet II; Yogyakarta ; Pustaka Pelajar ; 2011) hal.49
2
Rizqon H. Syah, Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam dimensi Transsendental (Cet.I ;
Bandung ; Fajar Media ; 2013) hal. 15
menjadi berbagai cabang : (i) Naturan sciences, seperti ilmu fisika, kimia,
astronomi, biologi, dan botani. (ii) social sciences, seperti ilmu ekonomi, ilmu
sosial, ilmu politik dan antropologi serta (iii) humanity sciences, seperti ilmu
Bahasa, agama, kesusastraan, kesenian dan filsafat.

Salah satu pendapat menyatakkan bahwa Ilmu lahir dari berbagai


pengembangan dan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai kegelisahan
akademik. Atas dasar problem atau masalah tersebut, para creator akan
melakukan suatu sikap untuk membangun metode-metode dan kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk melahirkan suatu penyelesaian kasus dalam
bentuk teori.

Menurut Jujun S. Suriasumantri, Pengertian ilmu adalah salah satu dari


buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Ilmu
merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Untuk menghargai ilmu
sebagai mana mestinya kita harus mengerti hakikat ilmu sebenarnya. Dapat
disimpulkan bahwa ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara
sistematis, konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.

Al-Attas menyatakan ilmu dapat diperoleh dengan empat jalan tempuh,


yaitu Panca Indera yang sehat, Khabar yang benar dan otoritatif, Akal yang
sehat dan Ilham. Maka dari itu Ilmu dari Allah yang sampai pada manusia
melalui empat jalan yang telah disebutkan ditanggapi oleh akal sebagai realitas
ruhani dalam kalbu manusia sekaligus yang mengendalikan proses setiap
mmanusia.

B. Pengertian Ma’rifah

Menurut Bahasa Ma’rifah berasal dari Bahasa Arab yang menurut lafadznya
terambil dari fi’il ‘arafa- ya’ rifu yang berarti mengenal, atau mengetahui.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa Ma’rifah berarti
Pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa ma’rifah bisa berarti pengenalan,
pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Jadi ma’rifah sama dengan ilmu dan
pengetahuan.

Menurut Istilah sebagaimana telah diuraikan bahwa ma’rifah dalam arti


lafadz sama dengan pengetahuan atau ilmu, dengan hasil pengetahuan adalah
hasil, putusan atau pendapat yang diperoleh dari persesuaian antara tahu dan
obyeknya. Pengetahuan yang dipergunakan orang terutama dalam kehidupan
sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk sedalam-dalamnya dan seluas-
luasnya tanpa mengetahui sebab demikian dan apa sebab sesungguhnya.

Tidak semua orang bisa mendapatkan ma’rifah. Datangnya, ma’rifah


karena adanya kesungguhan, kerajinan, ketaatan, kepatuhan, dan kepatuhan
mengabdikan diri sebagai hamba Allah dalam beramal secara lahiriyah sebagai
pekerjaan yang disebut ibadah kepada Allah.3

Ma’rifah memisahkan diri dari ilmu karena ilmu membahas tentang segala
sesuatu yang hanya berkisaran pada alam semesta. Ilmu hanya membahas
tentang sesuatu yang berbilang sedangkan ma’rifah membahas tentang benda-
benda yang tunggal. Apabila ilmu membahas tentang benda-benda yang nyata,
ma’rifah membahas tentang hal-hal yag ghaib. Maka dalam mendapatkannya
Sebagian manusia menggunakan akal maka yang paling penting adalah
menggunakan hati sanubari atau dzauk. Beberapa pendapat pemuka islam
tentang Ma’rifah :

a) Menurut Prof. Dr. Hamka mengatakan bahwa, “Ma’rifah adalah kumpulan


ilmu pengetahuan, pengalaman, perasaan, amal ilmu dan ibadah. Kumpulan
dari ilmu, filsafat dan agama. Kumpulan dari mantiq (logika), Keindahan
(estetika) dan cinta”
b) Menurut Dr. Harun Nasution : “Ma’rifah berarti mengetahui tuhan dari dekat
sehingga sanubari dapat melihat tuhan”. Beliau mengemukakan bahwa ada tiga
macam pengetahuan tentang Tuhan : - pengetahuan awam, - pengetahuan
Ulama, dan - pengetahuan Sufi
c) Mustafa Zahri mengatakan bahwa “ Ma’rifah adalah ketetapan hati
mempercayai akan wujudnya zat yang wajib wujudnya yang bersifat dengan
segala kesempurnaan dan jauh dari kekurangan.
d) Menurut Abu Bakar Muhammad Al-kalabadzi “ Ma’rifah ialah menetapkan
Ke-Esaan Allah SWT dengan apa yang nyata diantara sifat-sifatnya.

3
Adriansa, Ma’rifah Dalam Pandangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, 2013
Maka dari itu, sesuai dengan uraian yang ada diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa ma’rifah harus memiliki landasan, disertai dengan usaha
yang sungguh-sungguh, baik melalui indera yang kemudian diolah oleh otak
atau akal maupun melalui perasaan yang semua itu bertitik tolak dari wahyu
Allah SWT. Dengan demikian ma’rifah merupakan ilmu khusus yang bertujuan
mendapatkan pengenalan atau pengetahuan yang sungguh-sungguh tentang
Allah SWT.

C. Cara Mencapai Ma’rifah Dalam Islam

Jika sekiranya Allah tidak ada, pastilah tidak ada persoalan bagi manusia
untuk berma’rifah kepada-Nya dan hati manusia takkan terdorong untuk
mencari-Nya. Akan tetapi karena Allah memiliki sifat wujud yang artinya ada
tentu ia akan memperkenalkan diri-Nya. Dan cara yang dipergunakan-Nya
berbeda dengan cara manusia memperkenalkan dirinya.
Hamzah Ya’kub menjelaskan bahwa Allah SWT memperkenalkan diri
dengan tiga cara, yaitu
a. Wahyu : Tuhan mengirimkan utusan (Rasul) baik malaikat maupun
manusia yang membawa pesan dari Tuhan untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia. Pesan Tuhan ditulis dalam Al-Qur’an yang
menjadi pedoman bagi umat beragama.
b. Hikmah : Tuhan menganugerahkan kebijaksanaan dan kecerdasan
berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Tuhan dengan
memperhatikan alam sebagai bukti-bukti hasil ciptaan yang Maha
Kuasa.
c. Fitrah : Sejak manusia lahir, ia telah membawa tabiat tentang adanya
yang Maha Kuasa di atasnya, karena ia jelas merasa terbatas kekuatan,
kemampuan dan umurnya. Kesadaran akan kelemahan diri inilah yang
memberitahukan bahwa adanya sesuatu yang Kuasa yang membatasi itu.

D. Karakteristik ilmu dan Ma’rifah


a) Karakteristik Ilmu
Antara ilmu dan ma’rifah terdapat perbedaan, namun perbedaan tersebut tidak
banyak. Ilmu memiliki definisi yang menjadi bahan perdebatan yang melibatkan
tidak sedikit dari pemikiran muslim. Namun, fakta tersebut mengukuhkan betapa
dalam peradaban Islam, ilmu mendapatkan perhatian yang tiada bandingnya
dalam peradaban lain.

b) Karakteristik Ma’rifah

Dalam Islam, pembahasan mengenai tujuan oleh Ma’rifah tidak dapat


dipisahkan dari tujuan hidup manusia itu sendiri, karena ma’rifah dalam
pandangan islam tidak lain daripada usaha mengenal hidup dan tujuan hidup
manusia.

Anda mungkin juga menyukai