PENDAHULUAN
Hakikat penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang
kegiatan berfikir dan bukan karena perasaan, meskipun kata pascal, hatipun
mempunyai ciri-ciri, pertama logika , adalah suatu pola berfikir yang secara luas.
Dengan pola yang bersifat Jamak (plural) dan bukan tunggal (singular).
Kedua ciri penalaran adalah bersifat analitik proses berfikir ( berfikir yang
menyandarkan kepada suatu analisis dan kerangka berfikir yang digunakan untuk
munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti
spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van
Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang
jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-
tidaknya dapat ditentukan. Implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984),
adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain
serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu
terapan atau praktis. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi
perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu
mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant (dalam Kunto
Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang
tepat. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya Ilmu
komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa
filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu
PEMBAHASAN
memiliki kaitan yang sangat kuat. Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit
dibedakan oleh sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat
tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak
berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada
pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
sederhana.
dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia
yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat
diamati oleh pancaindrea manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu
Dari beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli di atas dapat
konfrehensif, konsisten, dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah
dilakukan. Dan berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda
belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan
pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode,
dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi
kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena
kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian
pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Agar lebih jelas, ilmu dapat dianalogikan seperti sapu lidi yakni sebagian lidi
yang sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga
menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di
pohon kelapa, di pasar, dan tempat lainnya yang belum tersusun dengan baik.
ilmu pengetahua dapat didefinisikan sebagai seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
sederhana apa itu pengetahuan namun yang menjadi masalahnya tidak semua
Karena sebenarnya, pengetahuan itu timbul karena manusianya sendiri yang mencari
tahu. Ilmu kadang memiliki makna sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang setelah
proses mental dan psikologis yang bersifat subyektif. Oleh karena itu, pengetahuan
tidak lain merupakan gambaran subyektif tentang suatu kenyataan. Menurut mereka,
b. Empirisme
radikal adalah David Hume. Dia berpendapat bahwa ide-ide dapat dikembalikan
c. Positivisme
d. Praktisme
Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Willian James, John Dewey, dan C.S. Pierce.
Menurut aliran ini, hakikat pengetahuan terletak dalam manfaat praktisnya bagi
bahwa yang penting adalah pengaruh sebuah ide atau pengetahuan bagi sebuah
masyarakat.
dugaan, perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat. Oleh
1) Mitos
2) Wahyu
benar.
Pengetahuan yang telah mapan dan ada sering digunakan oleh pemimpin atau
Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau salah. Dengan prasangka orang
sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang keliru. Cara ini hanya berguna
5) Intiusi
Merupakan salah satu kegiatan berfikir tertentu yang non analitik, tidak
6) Penemuan kebetulan
Merupakan serangkaian percobaan asal atau coba-coba saja yang tidak didasari
b. Pengetahuan ilmiah
sudah lebih sempurna karena telah mempunyai dan memenuhi syarat tertentu dengan
logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta.
Namun pada dasarnya, manusia memperoleh pengetahuan dari empat sumber yakni
antara lain John Locke, Barkeley, David Hume. Para penganut aliran empirisme
tentu saja menentang kaum rasionalis yang begitu memberikan tempat dan
kecil saja. Yang lebih menentukan adalah pengalaman indra. Akal hanya
merupakan tempat penampungan yang secara positif menerima apa yang diterima
indra. John Locke, filsuf Inggris, misalnya menyebut manusia dengan tabula rasa
(papan yang kosong). Di atas papan yang kosong inilah dicatat pengalaman-
rasionalisme tidak menyangkal peran indra, tetapi mengatakan bahwa peran indra
sangat kecil. Yang lebih aktif justru rasio. Mereka mengatakan, pengetahuan
manusia sebenarnya sudah ada lebih dulu dalam rasio berupa kategori-kategori.
Ketika indra manangkap objek, maka objek-objek yang ditangkap itu hanya
dicocokkan saja dengan kategori yang sudah ada lebih dulu dalam rasio. Jadi
Johanes Scotus, Avicenna, dan para filsuf modern seperti Rene Descartes, Spinoza,
Leibniz, Fichte, Hegel. Plato, Galileo Galilei dan Leonardo Da Vinci juga
proses penalaran tertentu. Tanpa melalui proses berpikir berliku-liku tiba-tiba saja
dia sudah sampai disitu. Paham ini diajarkan oleh Henri Bergon, sering filsuf
perantara simbol. Pengetahuan seperti ini dinyatakan dalam simbol, yakni bahasa.
diperoleh dengan cara ini bersifat tidak langsung. Sebaliknya pengetahuan intuitif
pengalaman dan pengetahuan yang lengkap bagi orang yang mengalaminya. Tapi,
alhasil pengetahuan jenis ini bersifat subyektif, sebab hanya dialami oleh orang
intuisi, yakni penglihatan langsung. Pada pengalaman itu orang seperti melihat
diskursif bersifat nisbih dan parsial. Jelaslah, bahwa sifat pengetahuan dalam
intuisionisme lebih subyektif dibanding pengetahuan rasionalis dan empiris yang
lebih objektif.
yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi atau Rasul). Melalui wahyu, manusia
oleh manusia.
Ilmu pengetahuan secara umum dapat memiliki tiga fungsi yang paling utama yaitu:
bentuk yaitu:
sejumlah kasus yang jelas, sehingga hanya dapat memberi kepastian (tidak
Fungsional: Ilmu dapat menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem
secara keseluruhan.
b. Meramalkan (Prediction), Ilmu harus dapat menjelaskan faktor sebab akibat suatu
peristiwa atau kejadian, misalnya apa yang akan terjadi jika harga naik.
harga.
2.5 Syarat Ilmu Pengetahuan
b. Objektif
Harus sesuai dengan objek yang dikaji dan didukung oleh fakta empiris
c. Metodik
Pengetahuan diperoleh dengan cara cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati
dan terkontrol
d. Sistematik, berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu sistem yang
satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga merupakan
e. Berlaku umum atau universal, pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana
saja atau disebut universal, yaitu dengan tata cara dan variabel eksperimentasi
baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan
Keberadaan ilmu pengetahuan terbentuk dari hukum secara khusus dan teori
yang lebih umum, baik dalam rumusan hukum maupun teori dan melibatkan unsur
pengalaman. Hukum adalah korelasi antara dua konsep atau lebih yang dekat
kaitannya dengan hal yang teroservasi. Hukum mencerminkan urusan sistematik
suatu pengalaman dan berfungsi untuk memberikan pengalaman baru menurut pola
yang beraturan dan dapat dinyatakan dalam bentuk grafik, persamaan atau ekspresi
verbal tentang interrelasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
hukum, teori memiliki generalisasi yang jauh lebih luas dan komprehensif.
disusun dari hasil penangkapan (encoding) pertanda alam dan fenomena sosial
melalui metode survei atau eksperimen. Konsep-konsep ini mempunyai ciri-ciri yang
berbeda dari bahan mentahnya (data) oleh karena objek pengamatan dapat bersifat
organik dan omni-objektif, dan sudah siap untuk masuk ke fase penjelasan tentang
fenomena yang sedang ditinjau. Penjelasan tersebut bukan sekedar daftar konsep
yang berhasil dirumuskan tetapi merupakan kaitan langsung antara dua atau lebih
konsep yang memiliki tingkat keterkaitan. Kualitas teori yang dirumuskan oleh
peramalannya.
konsep yang menyusun teori. Jika ini dipenuhi, maka teori tersebut memiliki
validitas seperti yang telah diperhatikan oleh teori-teori yang telah lahir sebelumnya.
Hasil lainnya, tercapai simplitas (kebersahajaan), suatu teori yang dicirikan oleh
jumlah minimal asumsi yang dijadikan dasar penyusunan. Kriteria ketiga berkenan
data yang diketahui dan sifat koherensi dan komprehensifnya dibandingkan teori-
teori lain yang tersedia. Semua rumusan teori bersifat tentatif dan tidak kebal untuk
fenomena alam dan sosial yang secara alamiah menurut sunatullah, tidak akan habis
3.1 Kesimpulan
3. Ada dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan non ilmiah dan pengetahuan ilmiah.
4. Ilmu pengetahuan secara umum dapat memiliki tiga fungsi yang paling utama
yaitu menjelaskan fenomena alam sekitar, meramalkan peristiwa yang terjadi, dan
3.2 Saran
Kami merasa bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan sehingga bagi para
pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu
http://www.iyasyusuf.asia/2013/04/konsep-dasar-ilmu-pengetahuan.html
http://mulaidengankanan.blogspot.co.id/2012/03/makalah-ilmu-pengetahuan.html
http://meiisya.blogspot.co.id/2012/04/makalah-ilmu-pengetahuan.html