Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayahnyalah sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas tentang “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL)” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Tugas ini saya buat dalam rangka memperdalam pemahaman serta menjadi
tugas mengenai mata kuliah “Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA)” oleh
Yth: Ibu Rista Masry S.T, M.T.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas “Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan (AMDAL)” ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan,
bahasa, ataupun penulisannya. Oleh kerena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah
“Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA)”, guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi saya untuk menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ambon, Oktober 2017

Masitha Tabah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................ 5


I.2 Tujuan Masalah ........................................................................... 6
I.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 7
I.4 Batasan Masalah.......................................................................... 7
I.5 Metode Penulisan ........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Lingkungan Hidup .................................................... 8


II.2 Unsur-Unsur Lingkungan Hidup................................................. 8
II.3 Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) .
..................................................................................................... 9
II.4 Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL .................................. 10
II.5 Tujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) ................................................................................. 11
II.6 Tata cara Pelaksanaan AMDAL................................................ 11

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Profil Proyek ............................................................................. 16


III.2 Upaya Konservasi Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA)
dengan Saluran Air Negeri Rumahtiga ..................................... 16
III.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap
saluran air Rumahtiga ............................................................... 17

iii
BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan ............................................................................... 19


IV.2 Saran .......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya terdapat
berbagai macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan hidup juga
merupakan penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan hidup semua
makhluk hidup yang ada. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia
dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.

Pada dasarnya semua usaha dan pembangunan menimbulkan dampak


dikemudian hari. Perencananaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan
sudah harus memuat perkiraan dampak yang penting dikemudian hari, guna
dijadikan pertimbangan apakah rencana tersebut perlu dibuat penanggulangan
dikemudian hari atau tidak. Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana
dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, guna mencapai
tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan
bangsa Indonesia. Pembangunan tersebut dari masa kemasa terus berlanjut guna
memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat.

Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani di karenakan


adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya
masalh mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi
yang terjadi di berbagai daerah

Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis


mengenai dampak tehadap lingkungan. Meningkatnya intensitas kegiatan
penduduk dan industri perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan
lingkungan di banyak daerah antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah

5
yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar
yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan
pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunnya kemampuan


lingkungan yang disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan
terjadinya dampak negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu
perencanaan dengan mempertimbangkan lingkungan. Hal ini kemudian digariskan
dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Anlisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan Pemerintah ini kemudian
diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 dan
terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Negeri Rumahtiga merupakan sebuah negeri adat pada kecamatan Teluk


Ambon, di kota Ambon yang sedang melaksanakan pembangunan negeri, salah
satunya yaitu pembangunan saluran air. Pembangunan maupun perbaikan saluran
aiar terjadi pada seluruh Negeri Rumahtiga yang mencakup perumahan penduduk,
pasar maupun gedung-gedung sekitar lainnya, dibangunnya saluran air ini juga
memilik dampak tersendiri dikarenakan saluran air tersebut bermuara langsung
pada laut sekitar.

I.2 Tujuan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk tugas ini ialah:

Untuk mengetahui bagaimana itu AMDAL dan bagaimana AMDAL dari


proyek yang diamati, serta untuk menegtahui konservasinya terhadap sumber daya
air.

6
I.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari tugas ini ialah:
 Bagaimanakah AMDAL dari proyek yang diamati?
 Bagaimanakah konservasi terhahadap proyek yang di tinjau?

I.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari tugas ini ialah:

Batasan tempat untuk tugas ini mencakup pada Negeri Rumahtiga yang
terdapat di RW 15, kecamatan Teluk Ambon, Ambon, Maluku.

I.5 Metode Penulisan


Adapun metode yang diguakan dalam pembuatan tugas ini ialah:

Metode yang dipakai dalam penulisan tugas ini adalah metode survey
lapangan sekaligus wawancara dengan masyarakat sekitar, serta metode pustaka,
dimana dalam penulisan makalah dengan mempelajari dan mengumpulkan data
yang bersumber dari buku maupun internet.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Lingkungan Hidup


Menurut Pasal 1 butir (1) Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat
dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan
dapat mempengaruhi hidupnya (Siahaan, 2004).

II.2 Unsur-Unsur Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup disebut juga dengan lingkungan hidup manusia (human
environment). Istilah ini biasa dipakai dengan lingkungan hidup. Bahkan sering
kali dalam bahas sehari-hari disebut sebagai lingkungan. Berdasarkan definisi-
definisi di atas, maka pengertian lingkungan hidup itu dapat dirangkum dalam
suatu rangkain unsur-unsur sebagai berikut (Siahaan, 2004):
1. Semua benda, berupa manusia, hewan, tumbuhan, organisme, tanah, air,
udara, rumah, sampah, mobil, angin, dan lain-lain. Keseluruhan yang
disebutkan ini digolongkan sebagai materi, sedangkan satuan-satuannya
sebagai komponen. Materi menurut ilmu lingkungan hidup ialah segala
sesuatu yang berada pada suatu tempat serta pada suatu waktu.
2. Daya, disebut juga dengan energi. Daya atau energi ialah sesuatu yang
memberi kemampuan untuk menjalankan kerja. Energi dapat dibagi

8
dalam tiga jenis, yaitu energi yang berasal dari matahari, energi dari
panas bumi, dan energi yang berasal dari reaksi nuklir.
3. Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi. Keadaan memiliki ragam-
ragam yang satu sama lainnya ada yang membantu kelancaran
berlangsungnya proses kehidupan lingkungan.
4. Perilaku atau tabiat.
5. Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada. Ruang adalah suatu
bagian dimana berbagi komponen-komponen lingkungan hidup bisa
menempati dan melakukan proses lingkungan hidupnya. Dengan
demikian, ruang terdiri dari unsur-unsur berbagai ekosistem seperti
ekosistem hutan, ekosistem pantai, ekosistem kota, ekosistem
permukiman, ekosistem daerah aliran sungai (DAS) dan seterusnya.
6. Proses interaksi disebut juga saling mempengaruhi, atau biasa pula
disebut dengan jaringan kehidupan.

II.3 Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Mengenai Dampak Lingkungan , Pasal 1 butir (1) menyatakan: “Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha atau kegiatan”. Dalam AMDAL terdapat dua jenis batasan tentang dampak,
yaitu:
1. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara
kondisi lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diprakirakan
akan ada setelah ada pembangunan.
2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara
kondisi lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya

9
pembangunan dan yang diprakirakan akan ada dengan adanya
pembangunan tersebut.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai


dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL
dirumuskan sebagai suatu analisis mengenai dampak lingkungan hidup dari suatu
proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari
pembangunannya (Suratmo, 2002).

II.4 Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL


Hampir semua bidang lingkungan hidup pada saat ini telah diatur dengan
berbagai Undang-Undang (UU). Undang-Undang (UU) ini sekaligus menjadi
landasan bukan saja untuk peraturan-peraturan perundangan yang akan dibuat,
tetapi juga untuk perundangan yang lahir sebelumnya. Pembangunan
berkelanjutan dan keberlanjutan ekologi dapat dicapai memerlukan adanya norma
hukum (perundang-undangan), yaitu UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup. Landasan hukum pelaksanaan AMDAL di Indonesia, antara
lain (Suratmo, 2002):
1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006
tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan AMDAL.

10
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang
pedoman penyusunan AMDAL.
5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 299
Tahun 1996 tentang pedoman teknis kajian aspek sosial dalam
penyusunan AMDAL.

II.5 Tujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bertujuan untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta menekan pencemaran
sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Tujuan studi AMDAL
adalah mengidentifikasi rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan
dampak penting, mengidentifikasi komponen atau parameter lingkungan yang
akan terkena dampak penting, melakukan prakiraan dan evaluasi dampak penting
sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan. Studi AMDAL diharapkan
usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola
sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup. Proses AMDAL
kemudian menjadi wajib dilakukan bagi setiap rencana usaha dan atau kegiatan
yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak penting (Mukono, 2005).

II.6 Tata cara Pelaksanaan AMDAL

Langkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap


pelingkupan, tahap analisis, dan tahap perencanaan pengendalian. Semua harus
dilakukan berurutan karena hasil suatu langkah akan mempengaruhi arah langkah
selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu selesai, rancangan kegiatan akan dinilai
kelayakan lingkungannya.Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan
dalam prosedur AMDAL yang terdiri dari (Suratmo, 2002):

11
1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL
adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan
dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.Ketentuan apakah
suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak
dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
11 Tahun 2006 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan AMDAL.
2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL
wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum
pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan
oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.Tata
cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal
Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
3. Proses pelingkupan (scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis)
yang terkait dengan rencana kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk
menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting
terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan
lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkaiti dengan rencana
kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah
dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi
bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.

12
4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan
dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari
di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kembali dokumennya.
5. Kesepakatan KA-ANDAL
Hasil penilaian KA ANDAL adalah Surat Kesepakatan KA ANDAL
yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan ANDAL, RKL
dan RPL.
6. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada
KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).
Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada
Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama
waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di
luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki
atau menyempurnakan kembali dokumennya.
7. Persetujuan kelayakan lingkungan
a. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan diterbitkan oleh:
1) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai
pusat;
2) Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi provinsi;
dan
3) Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi
penilai kabupaten/kota.
b. Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:
1) Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan; dan

13
2) Pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang
diajukan oleh warga masyarakat.

Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau


kegiatan. Namun demikian, dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila
kagiatan fisik utama suatu rencana usaha atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya keputusan kelayakan
lingkungannya.
Dalam hal dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa, maka Pemrakarsa
dapat mengajukan dokumen AMDALnya kepada instansi lingkungan yang
bertanggung jawab untuk dikaji kembali, apakah harus menysun AMDAL baru
atau dapat mempergunakan kembali untuk rencana kegiatannya.Keputusan
kelayakan lingkungan dinyatakan batal apabila terjadi pemindahan lokasi atau
perubahan desain, proses, kapasitas, bahan baku dan bahan penolong atau terjadi
perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau sebab lain
sebelum usaha atau kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan.
Apabila Pemrakarsa kegiatan hendak melaksanakan kegiatannya kembali
maka Pemrakarsa wajib mengajukan perubahan pada Menteri/ Gubernur/ Bupati/
Walikota sesuai kewenangannya untuk diputuskan apakah diwajibkan untuk
membuat AMDAL baru atau membuat adendum ANDAL, KL, dan RPL; atau
mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan. Penetapan keputusan
perubahan tersebut akan dibuat dalam suatu pengaturan mengenai kriteria
perubahan yang lebih rinci.
Izin lingkungan adalah izin yang wajib dimiliki setiap orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. Izin Lingkungan diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi:
1. Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;

14
2. Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
3. Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.

Kriteria yang menentukan adanya dampak besar dan penting ditetapkan


berdasarkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh sebab itu,
kriteria tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga tidak bersifat ilmitatif. Prosedur pengambilan keputusan
sebagaimana tersebut di atas tidak dapat dipisahkan dari tujuan AMDAL sebagai
salah satu ketentuan hukum, dari ketentuan hukum tersebut AMDAL merupakan
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan ini untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Penjelasan Pasal 7 ayat 2
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL menyatakan :
“Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan bagian dari proses perizinan
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup. Izin merupakan suatu instrumen yuridis preventif.
Oleh karena itu, keputusan kelayakan lingkungan hidup berdasarkan hasil
penilaian analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan
hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup, sebagaimana telah diterbitkan
oleh instansi yang bertanggungjawab wajib dilampirkan pada permohonan izin
melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup”. AMDAL merupakan salah satu syarat perizinan
dalam sistem hukum lingkungan Indonesia bagi orang atau kelpompok yang akan
mendirikan suatu perusahaan atau industri, khususnya yang mempunyai dampak
besar dan penting terhadap lingkungan.

15
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Profil Proyek

Kegiatan pembangunan saluuran air Negeri Rumahtiga, kec Teluk Ambon,


Ambon, Maluku.

Kegiatan : Pembangunan saluran air

Volume : 100 M

Lokasi : RW 15

Anggaran : Rp. 116.224.300

Sumber dana : Dana desa T.A 2017

Waktu : 2 (dua) bulan

Pelaksana : TPK & Masyarakat

Penanggung jawab : Tim pelaksana kegiatan (TPK)

III.2 Upaya Konservasi Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) dengan


Saluran Air Negeri Rumahtiga

Upaya konservasi terhadap sumber daya air dengan adanya saluran air
negeri rumahtiga antara lain:

16
 Adanya pembersihan dan penggalian saluran air yang lama sehingga
semua kotoran, penyumbatan, serta sedimentasi menjadi bersih
sehingga air dapat mengalir dengan lancar.
 Dinding saluran dibuat bertingkat karena adanya beda tinggi antar jalan
dan bagian pasar rumahtiga, untuk mencegah kemiringan dan tumpahan
air jika terjadi volume berlebih ketika terjadi musim penghujan.
 Dinding saluran dibuat kokoh dengan berbagai campuran agregat
sehingga mengurangi dampak longsor jika terjadi volume berlebih
ketika terjadi musim penghujan.

III.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap saluran


air Rumahtiga

Dari hasil survey langsung terhahap proyek yang ditinjau yaitu saluran air
sepanjang 100 M, pada RW 15 Negeri Rumahtiga, ditemukan beberapa dampak
dari adanya saluran air tersebut terhadap lingkungan sekitar.

Adapun hasil yang diperoleh dari survey tersebut ialah sebagai berikut:

 Saluran air pada RW 15 merupakan saluran air yang melewati pasar dan
perumahan penduduk, posisi tersebut mengakitbatkan saluran air ini
sangat rentan menjadi tempat pembuangan sampah yang sembarangan,
sehingga dapat menyumbat jalannya air, dan menimbulkan aroma yang
tidak sedap, sehingga tidak baik terhadap kesehatan
 Saluran air tersebut, berhulu langsung ke laut tanpa adanya penyaring
sampah maupun residu lainnya, hal ini sangatlah buruk karena sampah
yang terbawa oleh saluran air tersebut jatuh dan masuk langsung ke laut

17
 Residu sampah yang terbawa oleh saluran air juga mengandung bahan-
bahan lain seperti batu, tanah, dan pasir sehingga menyebabkan
sedimentasi pada laut
 Material galian yang digali pada saat pembuatan kembali saluran air
menyebabkan adanya timbunan disekitar saluran, hal ini menyebabkan
penyempitan jalan pada gang-gang yang dilewati saluran tersebut,
sehingga lebih sulit untuk berkendara jika melewati area tersebut

18
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
 Adapun AMDAL terhadap proyek yang ditinjau ialah:
 saluran air rentan menjadi tempat pembuangan sampah
sembarangan, sehingga dapat menyumbat jalannya air, dan
menimbulkan aroma yang tidak sedap, sehingga tidak baik
terhadap kesehatan
 Saluran tersebut langsung berhulu ke laut tanpa adanya penyaring
sampah maupun residu lainnya, sehingga sampah yang terbawa
oleh saluran air tersebut jatuh dan masuk langsung ke laut
 Residu sampah yang terbawa oleh saluran air juga mengandung
bahan-bahan lain seperti batu, tanah, dan pasir sehingga
menyebabkan sedimentasi pada laut
 Material galian menyebabkan adanya timbunan disekitar saluran,
sehingga menyebabkan penyempitan jalan pada gang yang dilewati
saluran tersebut, sehingga lebih sulit untuk berkendara jika
melewati area tersebut
 Upaya konservasi terhadap sumber daya air ialah:
 Adanya pembersihan dan penggalian saluran air yang lama
sehingga semua kotoran, penyumbatan, serta sedimentasi menjadi
bersih sehingga air dapat mengalir dengan lancar.
 Dinding saluran dibuat bertingkat karena adanya beda tinggi antar
jalan dan bagian pasar rumahtiga, untuk mencegah kemiringan dan
tumpahan air jika terjadi volume berlebih ketika terjadi musim
penghujan.

19
 Dinding saluran dibuat kokoh dengan berbagai campuran agregat
sehingga mengurangi dampak longsor jika terjadi volume berlebih
ketika terjadi musim penghujan.

IV.2 Saran

Untuk saluran-saluran air yang berhulu langsung kelaut, sebaiknya dipasang


penyaring sampah pada ujung salurannya sehingga sampah-sampah tidak masuk
dan mengotori laut

20
DAFTAR PUSTAKA

https://jonikoidriss.wordpress.com/2013/07/02/analisis-mengenai-dampak-
lingkungan-amdal-pada-pasar-teluknagaanalisis-mengenai-dampak-lingkungan-
amdal-pada-pasar-teluknaga/ (diakses pada 11 Oktober 2017)

http://nadia-nadianadia.blogspot.co.id/2013/07/maklah-amdal.html?m=1 (diakses
pada 19 oktober 2017)

21

Anda mungkin juga menyukai