Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Kelas A
PENDAHULUAN
2
Karenanya potensi konflik akan mungkin terjadi. Karena itu seyogya nya
ANDAL mencakup pula usaha untuk mengatasi, atau paling tidak
memperkecil konflik tersebut seperti dengan mengembangkan metode
perundingan (negotiation) (Carpenter, 1983; Dostson,1983; dan John, 1986).
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Dasar Penetapan Dampak
Untuk penetapan penting tidaknya dampak lingkungan akibat
dilaksanakan suatu rencana usaha atau kegiatan perlu juga diperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal
22 ayat 2 menyatakan bahwa “dampak penting suatu usaha atau kegiatan
ditentukan oleh faktor-faktor berikut dibawah ini. Sedangkan untuk penetuan
besaran dan bobot kepentingan didasarkan pada metode terukur, empiris,
analogi maupun pemaham dan kesepakan para ahli yang dikaitkan dengan
tujuh faktor berikut:
1) Besaran jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/ atau kegiatan
2) Luas wilayah penyebaran dampak
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak
5) Sifat kumulatif dampak
6) Berbaliknya atau tidak berbaliknya dampak
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
8) Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara
sebagai landasan kebijakan tentang Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL)
5
a. Tahap pertama ialah melakukan identifikasi dampak yang terjadi
pada komponen lingkungan. Berbagai metode telah
dikembangkan untuk memudahkan identifikasi atau penyaringan
komponen mana yang akan terkena dampak dan mana yang
tidak.
b. Tahan kedua ialah pengukuran atau perhitungan dampak yang
akan terjadi pada komponen lingkungan tersebut
c. Tahapan ketiga ialah penggabungan beberapa komponen
lingkungan yang sangat berkaitan, kemudian dianalisis dan
digunakan untuk menetapkan refleksi dari dampak komponen-
komponen sebagai indicator menjadi gambaran perubahan
lingkungan atau dampak lingkungan
6
Gamber 2.1 Gambaran dampak lingkungan yang merupakan selisih keadaan
lingkungan tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan
proyek ( T1: waktu proyek dibangun), (T2 : waktu dari dampak
yang diduga)
a. Pendugaan Keadaan Lingkungan Tanpa proyek
7
diperkecil, sedangkan peraturan kajian dampak lingkungan sering menuntut
informasi tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Jika keadaan lingkungan yang belum banyak digunakan manusia dan
tidak ada atau sedikit rencana pengubahan lingkungan di masa-masa yang
akan datang maka pendugaan relatif lebih mudah. Namun, untuk daerah yang
sudah berkembang dan untuk waktu dekat dan waktu lama sudah banyak
rencana pembangunan lain, maka makin sulit melakukan pendugaan dan
makin banyak memungkinkan membuat kesalahan. Sehingga sulit menduga
secara detail untuk jangka panjang (Finsterbusch dan Wolf, 1977).
Secara umum dan garis besar perkembangan keadaan atau kualitas
lingkungan tanpa proyek secara hipotesis dapat disajikan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Keadaan kualitas lingkungan yang apabila tanpa proyek makin
lama
akan makin meningkat kualitasnya.
8
Gambar 2.3 Keadaan kualitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke
waktu apabila tidak ada proyek dibangun
Gambar 2.4 Keadaan lingkungan yang sekalipun tidak ada proyek yang
dibangun
makin lama akan makin buruk
b. Pendugaan Keadaan Lingkungan dengan Proyek
Keadaan lingkungan dengan adanya pembangunan suatu proyek secara
garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga (Suratmo,2004), yaitu:
1. Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun proyek
pada waktu t1
2. Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek pada
waktu t1
3. Keadaan lingkuingan ang relative tifak berubah sekalipun dibangun
proyek pada waktu t1
Untuk mempermudah gambaran dampak suatu proyek pada lingkungan,
dapat diambil keadaan lingkungan yang relatif stabil tanpa banyak perubahan
dari waktu ke waktu, sehingga secara hipotetis akan terjadi keadaan sebagai
berikut:
9
Gambar 2.5 Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun
proyek pada waktu t1
Gambar 2.6 Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun pada
waktu t1.
10
ada proyek yang pada jangka pendek memberikan dampak negatif atau hampir
tak berubah tetapi dalam jangka panjang memberikan dampak positif yang
besar atau keadaan yang sebaliknya. Kenyataan ini dapat dilihat dalam
proyek-proyek rehabilitasi seperti proyek penghijauan dan proyek reboisasi,
sehingga grafiknya menjadi sebagai berikut :
Gambar 2.8 Dampak negatif pada jangka pendek tetapi memberikan dampak
positif untuk jangka panjang
Gambar 2.9 Dampak positif pada jangka pendek tetapi untuk jangka Panjang
proyek tersebut memberikan dampak negatif
Keadaan inilah yang menyebabkan diperlukan pendugaan dampak suatu
proyek untuk jangka pendek dan jangka panjang. Lingkungan masih dapat
dibagi lagi menjadi tiga kelompok aspek atau komponen besar sebagai
berikut:
a. Komponen fisik dan kimia
b. Komponen biologi
c. Komponen sosia1dan ekonomi
Tiap kelompok lingkungan tersebut terdiri dari berbagai komponen
lingkungan yang lebih kecil, sedangkan setiap proyek biasanya memberikan
dampak positif pada suatu komponen tetapi dapat memberikan dampak negatif
11
pada komponen lain. Gambaran hipotetis tersebut akan berubah menjadi
berikut :
2) Model matematik
3) Model fisik
4) Model eksperimental
No
Langkah-Langkah Keterangan
.
1 Tentukan lingkungan yang akan dibuat Gunakan uraian proyek menurut lokasinya
modelnya. Uraikan karakteristik dan pelingkupan sebagai petunjuk;
lingkungan utama dan dampak yang akan tentukan data dasar minimum yang
diprakirakan akan muncul. diperlakukan; pilih metode yang sesuai
12
untuk mengumpulkan masing-masing jenis
data dasar.
Pemilihan metode dilakukan untuk
masing-masing dampak
a. Pilih seorang atau beberapa pakar
dan beri keterangan secukupnya
Pilih metode prakiraan yang sesuai;
tentang permasalahan yang ada
a. Metode informal
b. Pilih model yang ada
b. Metode prakiraan cepat,
2. c. Pilih model yang ada atau buat
c. Metode matematik,
model ad hoc
d. Metode fisik, atau
d. Pilih model fisik yang ada atau
e. Metode eksperimental.
buat model khusus
e. Pilih jenis model dan rancangan
eksperimen yang sesuai. Jika ada,
gunakan eksperimen baku.
a. Minat petunjuk pakar yang telah
diminta untuk melakukan
prakiraan,
b. Petunjuk terdapat dalam publikasi
PCP dan WHO 1982,
Kumpulkan data khusus yang diperlukan
3. c. Petunjuk data khusus yang
oleh masing-masing metode.
diperlukan terkandung dalam
persamaan model. Cari keterangan
tambahan dalam literatur,
d. Data yang diperlukan untuk
membuat model.
Pada metode informal, minta kepada pakar
untuk menerangkan dasar-dasar dari hasil
yang mereka peroleh (pengalaman,
4. Uji validitas metode persamaan dengan kejadian yang serupa,
model konsepsi, model matematik)
bandingkan hasil dengan observasi di
lapangan.
13
5. Sempurnakan model dan lakukan revalidasi Lakukan uji ulang.
Oleh karena dampak yang diduga ini terjadi pada waktu mendatang maka
harus dipertimbangkan adanya ketidakpastian. Untuk menjamin presisi
pendugaan dampak dan menanggulangi ketidakpastian ini maka perlu
diketahui adanya kesesatan atau kesalahan yang berasal dari bebarapa sumber.
Sumber kesalahan dapat dimungkinkan berasal dari hal-hal berikut ini :
Tipe alpha error adalah kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan
penarikan kesimpulan. Dari pendugaan terhadap dampak seluruh komponen
lingkungan yang telah dilakukan harus disimpulkan komponen apa saja yang
terkena dampak cukup besar. Pada saat penarikan kesimpulan bila terjadi
kesalahan, maka kesalahannya ini disebut Alpha Error.
Tipe kesalahan ini terjadi pada saat menentukan hipotesis yang diajukan.
Dalam pemikiran pakar mengenai suatu komponen lingkungan tertentu pasti
telah ada hipotesis tentang dampak yang mungkin akan timbul. Dalam
memutuskan dampak yang sesuai dengan hipotesis, biasanya akan terjadi
kesalahan.
14
Kesalahan dalam pendugaan dampak tipe ini, disebabkan oleh karena tidak
baiknya dalam menentukan unit cuplikan. Dengan unit cuplikan yang salah
maka data dan informasi tentang kondisi lingkungan dan deskripsi tentang
rona lingkungan juga salah. Akibatnya dalam pendugaan dampak juga terjadi
kesalahaan. Misalnya dalam memprediksi dampak terhadap kualitas air laut
akibat kebocoran minyak dari depot di pantai, apabila sampel air yang diambil
hanya di bagian kedalam tertentu dan air permukaan justru tidak diambil
sampelnya, maka cara pengambilan sampel yang demikian menjadi sumber
kesalahan dalam menentukan dampak. Karena pada umumnya minyak berada
di permukaan air.
Tipe kesalahan ini biasanya terjadi pada saat pendugaan dampak sosial
ekonomi. Pada hakekatnya pendapat suatu kelompok masyarakat sering
berbeda dengan pendapat individu. Apabila dilaksanakan pengamatan dalam
kelompok saja kemungkinan terjadi kesalahaan karena sifat-sifat individual
tidak diketahui, sementara itu bila diamati sifat dan persepsi sering sekali tidak
sesuai dengan persepsi berdasar kelompok. Oleh karenanya perlu didapatkan
informasi secara kelompok dan Informasi individual. Setelah data dan
informasinya dinilai telah memenuhi syarat kemudian baru dilakukan
prakiraan dampak.
Tipe kesalahan ini terjadi karena keterangan atau data yang diperoleh
berdasarkan pada pengamatan yang ulangan cuplikannya tidak memenuhi
syarat. Pada suatu Amdal hal ini sering terjadi karena metode penelitian secara
ilmiah diabaikan.
15
Secara garis besar langkah-langkah dalam prakiraan dampak lingkungan
adalah:
16
4. Mempelajari pola penyebaran dari bahan pencemar yang dikeluarkan oleh
aktivitas usaha/kegiatan; untuk itu perlu diketahui data meteorologi,
hidrologi, dan lainnya.
b. Aspek Biologis
17
1. Mengidentifikasi hal-hal yang merupakan masalah kritis dan sensitif bagi
masyarakat setempat dan hal-hal tersebut akan berbeda dengan tempat
lain. Maka haruslah diketahui hal-hal tersebut karena dampak yang akan
terjadi pada hal yang kritis dan sensitif akan selalu dinilai dampak besar.
5. Pada aspek ini belum banyak model matematika yang digunakan untuk
analisis mengenai dampak lingkungan. Apabila tidak memungkinkan
menyajikan data dalam bentuk kuantitatif, maka dapat pula disajikan
dalam bentuk kualitatif.
1. Mengidentifikasi kebudayaan.
18
4. Nilai-nilai yang unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan, dan
lain sebagainya.
6. Nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat yang tidak terlihat sering
terkena dampak pertama sebelum dampak lain terjadi, dan karena sulit
untuk melihat dan menduga sering anggota tim melupakan, misalnya adat
istiadat, kepercayaan, hubungan di dalam keluarga atau masyarakat dan
perilaku lainnya.
19
Dibuat secara komprehensif dari dampak setiap komponen,sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif,mengingat adanya
dampak langsung dan tidak langsung dan hubungan yang tak terpisahkan
antara komponen-komponen lingkungan(Suratmo2004).
BAB III
20
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, hal yang dapat disimpulkan mengenai paper tentang
Prakiraan Dampak Lingkungan adalah :
1. Prakiraan dampak lingkungan adalah suatu proses untuk menduga atau
memperkirakan respon atau perubahan suatu parameter lingkungan
tertentu akibat adanya kegiatan tertentu, pada perspektif ruang dan
waktu tertentu.
2. Dampak lingkungan sendiri merupakan selisih antara keadaan
lingkungan tanpa proyek dengan lingkungan denga proyek. Besar
perubahan yang timbul pada setiap komponen lingkungan dapat
diprakirakan dengan menggunakan metode prakiraan dampak secara
formal dan metode prakiraan secra non-formal.
3. Langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan untuk aspek
kimia, biologis, sosial ekonomi dan sosial budaya secara umum adalah
sama. Tetapi detail dari tiap-tiap langkah berbeda atau ada hal-hal
yang khusus untuk tiap aspek karena adanya ciri-ciri khusus yang
dimiliki untuk tiap-tiap aspek.
4. Terdapat 4 aspek dalam hal-hal khusus untuk pendugaan dampak
limgkungan. Aspek tersebut yaitu, aspek fisika dan kimia, aspek
biologi, aspek sosial ekonomi dan aspek sosial budaya.
5. Penyajian dampak lingkungan adalah suatu penyajian,perkiraan,atau
perhitungan yang disajikan secara terbuka yang bertujuan untuk
mengetahui dampak apa saja yang dapat terjadi apabila dilakukan
perubahan atau pembangunan terhadap suatu lingkungan baik itu
dampak positif dan dampak negatif.
3.2 Saran
Dalam suatu pembangunan (proyek) hendaknya pemrakarsa (pemilik
proyek) hendaknya memprakirakan dampak negatif maupun dampak positif
yang mungkin akan terjadi di masa yang akan mendatang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Miller, G.Y. 2000. Living in the environmen, Principles, Connection & Solution.
9th Edition. California: Wadsworth Publishing Company.
Rau J.G. & Wooten, D. C. 1980. Environmental Impact Analysis Handbaok. New
York: . Me.Graw-Hill Book Company.
22