Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN

PRAKIRAAN DAMPAK LINGKUNGAN


Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Kajian Dampak Lingkungan dengan dosen pengampu Dr. Ir. Wayan Diara,M.S

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

1. Hartati Tri Tunggal Jayanti (1706551008)


2. Febita Safera Putri (1706541015)
3. Wahid Ardiansyah (1706541052)
4. K.Gangga Widya Heryanthi (1706541056)
5. Bayu Rachmadya (1706541109)
6. Devin Ronaldo Naidu (1706541115)

Kelas A

KONSENTRASI ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amdal adalah singkatan daari analisis mengenai dampak lingkungan.


Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai
dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada Iingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Amdal sendiri merupakan sebuah kajian dampak positif dan negatif
suatu kegiatan atau usaha terhadap dampak lingkungan hidup yang nantinya
akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam memutuskan kelayakan suatu
kegiatan atau proyek bagi lingkungan. Dalam AMDAL sendiri terdapat 3
dokumen yang dimuat, yaitu KA-ANDAL, RKL, dan RPL.

Dampak lingkungan hidup adalah perubahan pada lingkungan hidup


(bersifat + atau -) yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Oleh
karena itu dampak lingkungan tidak sama dengan perubahan lingkungan yang
direncanakan yang merupakan tujuan atau sasaran pembangunan. Hal ini di
perhitungkan untuk komponen-komponen fisik biotis dan sosial ekonomi
budaya dan kesehatan masyarakat . Dampak terhadap lingkungan biasanya
berpengaruh pada kesejahteraan dan atau kesehatan manusia. Supaya analisis
dampak tersebut dapat dipercaya, maka dampak hipotetisnya ditentukan
terlebih dahulu. Sedangkan keadaan lingkungan tidak selalu tetap (statis),
melainkan selalu berubah seiring dengan waktu yang berjalan. Perubahan ini
dapat bersifat daur, acak maupun dengan kecenderungan tertentu.

Perubahan yang bersifat daur dapat berjangka pendek, musiman dan


berjangka panjang oleh karena itu di perlukan suatu perkiraan dampak untuk
meminimalisir kemungkinan dan dampak negatif yang mungkin terjadi.
Penilaian dampak merupakan pertimbangan nilai (value judgment) dan karena
itu bersifat subyektif, meski penilaian itu dilakukan oleh pakar sekalipun.

2
Karenanya potensi konflik akan mungkin terjadi. Karena itu seyogya nya
ANDAL mencakup pula usaha untuk mengatasi, atau paling tidak
memperkecil konflik tersebut seperti dengan mengembangkan metode
perundingan (negotiation) (Carpenter, 1983; Dostson,1983; dan John, 1986).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud prakiraan dampak lingkungan ?
2. Bagaimana prinsip dasar penetapan dampak lingkungan ?
3. Bagaimana metode yang digunakan dalam memprakirakan dampak
lingkungan?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan ?
5. Apa saja hal-hal khusus dalam prakiraan dampak lingkungan ?
6. Bagaimana penyajian prakiraan dampak lingkungan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami prakiraan dampak lingkungan.
2. Mengetahui dan memahami prinsip dasar penetapan dampak
lingkungan.
3. Mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam
memprakirakan dampak lingkungan.
4. Mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam melakukan
pendugaan dampak lingkungan.
5. Mengetahui dan memahami hal-hal khusus dalam prakiraan dampak
lingkungan.
6. Mengetahui dan memahami cara menyajikan prakiraan dampak
lingkungan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prakiraan Dampak Lingkungan


Dampak lingkungan hidup dapat diartikan sebagai perubahan yang
dialami oleh suatu komponen lingkungan tertentu pada ruang dan waktu
tertentu sebagai akibat adanya kegiatan tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat
alami, seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, semburan gas beracun dari
kawah dan lain sebagainya, yang pada dasarnya mengakibatkan perubahan
yang cukup mendasar pada lingkungan disekitarnya (Kementerian Lingkungan
Hidup, 2009). Selain itu, kegiatan yang menimbulkan dampak juga dapat
disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti pembangunan industri, pupuk,
pembangunan waduk atau pembangunan pemukiman transmigrasi. Dalam
proses AMDAL dampak lingkungan yang dikaji adalah dampak lingkungan
yang akan timbul akibat adanya kegiatan yang direncanakan oleh manusia,
yang dalam hal ini sering disebut sebagai proyek pembangunan.
Prakiraan dampak lingkungan adalah suatu proses untuk menduga atau
memperkirakan respon atau perubahan suatu parameter lingkungan tertentu
akibat adanya kegiatan tertentu, pada perspektif ruang dan waktu tertentu,
Prakiraan munculnya sesuatu dampak pada hakekatnya merupakan jawaban
dari pertanyaan mengenai besar perubahan yang timbul pada setiap komponen
lingkungan sebagai akibat dari aktivitas pembangunan (UNEP, 1988).
Pendugaan dampak dapat dilakukan terhadap setiap komponen atau
parameter lingkungan. Misalnya air limbah Bungan pabrik, akan
mempengaruhi kualitas air dan menimbulkan dampak pada perairan dan akan
berdampak pula terhadap kondisi ekonomi masyarakat nelayan. Untuk
memberi gambaran kuantitatif tentang dampak terhadap parameter limgkungan
tertentu biasanya dipergunakan teknik-teknik permodelan matematis, model
fisik, model sosial budaya, model ekonomi dan pertimbangan keahlian atau
"professional judgement" (Canter, 1977).

4
2.2 Dasar Penetapan Dampak
Untuk penetapan penting tidaknya dampak lingkungan akibat
dilaksanakan suatu rencana usaha atau kegiatan perlu juga diperhatikan
peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pasal
22 ayat 2 menyatakan bahwa “dampak penting suatu usaha atau kegiatan
ditentukan oleh faktor-faktor berikut dibawah ini. Sedangkan untuk penetuan
besaran dan bobot kepentingan didasarkan pada metode terukur, empiris,
analogi maupun pemaham dan kesepakan para ahli yang dikaitkan dengan
tujuh faktor berikut:
1) Besaran jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/ atau kegiatan
2) Luas wilayah penyebaran dampak
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak
5) Sifat kumulatif dampak
6) Berbaliknya atau tidak berbaliknya dampak
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
8) Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara
sebagai landasan kebijakan tentang Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL)

Masing-masing faktor tersebut diatas memiliki kriteria dampak penting


dari segi ukuran, standar tertentu atau prinsip-prinsip tertentu. Ukuran dampak
penting digunakan untuk menilai apakah suatu rencana usaha/ kegiatan dapat
menimbulkan dampak penting atau tidak.
Menyadari bahwa potensi dampak yang ditimbulkan sebagai bentuk
konsekuensi dari kegiatan usaha / pembangunan, yang terus dikembangkan
maka perlunya upaya dalam pengendalian dampak mulai sekarang. Maka
untuk menetapkan suatu dampak terdapat 3 tahapan yaitu:

5
a. Tahap pertama ialah melakukan identifikasi dampak yang terjadi
pada komponen lingkungan. Berbagai metode telah
dikembangkan untuk memudahkan identifikasi atau penyaringan
komponen mana yang akan terkena dampak dan mana yang
tidak.
b. Tahan kedua ialah pengukuran atau perhitungan dampak yang
akan terjadi pada komponen lingkungan tersebut
c. Tahapan ketiga ialah penggabungan beberapa komponen
lingkungan yang sangat berkaitan, kemudian dianalisis dan
digunakan untuk menetapkan refleksi dari dampak komponen-
komponen sebagai indicator menjadi gambaran perubahan
lingkungan atau dampak lingkungan

2.2.1 Prinsip Dasar Pendugaan Dampak


Pada pengukuran dampak lingkungan yang akan terjadi di masa yang
akan datang besarnya akan ditentukan oleh waktu atau lamanya dampak
terjadi. Perlu diperjelas untuk jangka waktu berapa lama dampak tersebut akan
diduga, untuk waktu yang berbeda tentu dampaknya akan berbeda besarnya.
Umumnya digunakan istilah jangka pendek dan jangka panjang misalnya
dampak waktu 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun yangyang akan datang
tentu hasilnya akan berbeda, maka lebih baik dibahas terlebih dahulu prinsip
daasar pengukuran dampak (Rau dan Wooten, 1980).
Dampak lingkungan sendiri merupakan selisih antara keadaan
lingkungan tanpa proyek dengan lingkungan denga proyek. Dengan demikian
pendugaan atau prakiraan sebenarnya harus dilakukan dua kali, yaitu dengan
keadaan lingkungan tanpa proyek dan pendugaan keadaan lingkungan dengan
proyek (Suratmo,2004). Sehingga secara sederhana pengertian tersebut dapat
digambarkan dalam grafik pada Gambar 2.1

6
Gamber 2.1 Gambaran dampak lingkungan yang merupakan selisih keadaan
lingkungan tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan
proyek ( T1: waktu proyek dibangun), (T2 : waktu dari dampak
yang diduga)
a. Pendugaan Keadaan Lingkungan Tanpa proyek

Pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek di masa yang akan datang


dilakukan berdasarkan keadaan lingkungan saat penelitian. Keadaan
lingkungan saat penelitian atau studi disebut sebagai Rona Lingkungan Awal
atau Environmental baseline atau Environmental setting.

Pekerjaan pendugaan pada keadaan lingkungan di masa yang akan


datanng memerlukan keahlian yang tinggi dan juga banyak faktor lingkungan
yang harus diketahui karena dalam pendugaan ini harus sesuai dengan
dinamika dari lingkungan tempat studi (Miller, 2000). Alat yang dapat
membantu mempermudah pendugaan adalah informasi mengenai sejarah atau
kecenderungan perkembangan lingkungan di daerah tersebut. Sehingga perlu
mengumpulkan data dan informasi keadaan lingkungan pada waktu-waktu
yang lalu secara lengkap (data runtunan) di semua aspek (fisika-kimia, biologi
dan sosial-ekonomi). Kemudian dilakukan ekstrapolasi atau mengembangkan
ke masa yang akan datang. Pendugaan untuk jangka waktu makin lama atau
makin panjang akan makin sulit atau makin terbuka lebih banyak kesalahan
yang lebih besar. Makin dekat atau jangka pendek kesalahan akan makin dapat

7
diperkecil, sedangkan peraturan kajian dampak lingkungan sering menuntut
informasi tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Jika keadaan lingkungan yang belum banyak digunakan manusia dan
tidak ada atau sedikit rencana pengubahan lingkungan di masa-masa yang
akan datang maka pendugaan relatif lebih mudah. Namun, untuk daerah yang
sudah berkembang dan untuk waktu dekat dan waktu lama sudah banyak
rencana pembangunan lain, maka makin sulit melakukan pendugaan dan
makin banyak memungkinkan membuat kesalahan. Sehingga sulit menduga
secara detail untuk jangka panjang (Finsterbusch dan Wolf, 1977).
Secara umum dan garis besar perkembangan keadaan atau kualitas
lingkungan tanpa proyek secara hipotesis dapat disajikan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Keadaan kualitas lingkungan yang apabila tanpa proyek makin
lama
akan makin meningkat kualitasnya.

Sebenarnya di alam tidak ada perkembangan keadaan lingkungan yang


berbentuk garis lurus, tetapi lebih berbentuk gelombang. Secara hipotesis,
penggunaan data dan informasi pada saat studi sebagai keadaan lingkungan di
waktu akan datang sehingga seolah-olah lingkungan tidak berubah, jelas tidak
benar, kecuali kalau dinamika keadaan lingkungannya relatif stabil seperti
Gambar 2.3. Begitu pula apabila pendugaan dampak hanya jangka pendek,
misalnya tidak lebih dari 5 tahun, maka kesalahan penggunaan rona
lingkungan pada saat studi sebagai keadaan lingkungan di masa yang akan
datang tanpa proyek akan berkurang kesalahannya.

8
Gambar 2.3 Keadaan kualitas lingkungan yang tidak berubah dari waktu ke
waktu apabila tidak ada proyek dibangun

Gambar 2.4 Keadaan lingkungan yang sekalipun tidak ada proyek yang
dibangun
makin lama akan makin buruk
b. Pendugaan Keadaan Lingkungan dengan Proyek
Keadaan lingkungan dengan adanya pembangunan suatu proyek secara
garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga (Suratmo,2004), yaitu:
1. Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun proyek
pada waktu t1
2. Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek pada
waktu t1
3. Keadaan lingkuingan ang relative tifak berubah sekalipun dibangun
proyek pada waktu t1
Untuk mempermudah gambaran dampak suatu proyek pada lingkungan,
dapat diambil keadaan lingkungan yang relatif stabil tanpa banyak perubahan
dari waktu ke waktu, sehingga secara hipotetis akan terjadi keadaan sebagai
berikut:

9
Gambar 2.5 Keadaan lingkungan yang makin merosot setelah dibangun
proyek pada waktu t1

Gambar 2.6 Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun pada
waktu t1.

Gambar 2.7 Keadaan lingkungan yang relatif tidak berubah sekalipun


dibangun proyek pada waktu t1.
Keadaan lingkungan stelah diadakannya proyek juga dapat mengalami
perubahan baik secara negative maupun positif. Gambaran hipotetis tersebut
tampak sederhana, sebenarnya dalam kenyataannya lebih kompleks. Misalnya

10
ada proyek yang pada jangka pendek memberikan dampak negatif atau hampir
tak berubah tetapi dalam jangka panjang memberikan dampak positif yang
besar atau keadaan yang sebaliknya. Kenyataan ini dapat dilihat dalam
proyek-proyek rehabilitasi seperti proyek penghijauan dan proyek reboisasi,
sehingga grafiknya menjadi sebagai berikut :

Gambar 2.8 Dampak negatif pada jangka pendek tetapi memberikan dampak
positif untuk jangka panjang

Gambar 2.9 Dampak positif pada jangka pendek tetapi untuk jangka Panjang
proyek tersebut memberikan dampak negatif
Keadaan inilah yang menyebabkan diperlukan pendugaan dampak suatu
proyek untuk jangka pendek dan jangka panjang. Lingkungan masih dapat
dibagi lagi menjadi tiga kelompok aspek atau komponen besar sebagai
berikut:
a. Komponen fisik dan kimia
b. Komponen biologi
c. Komponen sosia1dan ekonomi
Tiap kelompok lingkungan tersebut terdiri dari berbagai komponen
lingkungan yang lebih kecil, sedangkan setiap proyek biasanya memberikan
dampak positif pada suatu komponen tetapi dapat memberikan dampak negatif

11
pada komponen lain. Gambaran hipotetis tersebut akan berubah menjadi
berikut :

Gambar 2.10 Proyek yang menghasilkan dampak positif pada


komponen lingkungan tertentu tetapi juga memberikan
dampak negatif pada komponen lingkungan lainnya

2.3 Metode Prediksi Dampak Lingkungan

Soemarwoto (1989) mengklasifikasikan prakiraan dampak menjadi 2 (dua)


metode, yaitu metode formal dan metode informal. Metode formal merupakan
metode prakiraan dampak yang terdiri atas:

1) Model prakiraan cepat

2) Model matematik

3) Model fisik

4) Model eksperimental

Metode informal dilakukan dengan intuisi, pengalaman dan analogi proses


pelaksanaan prakiraan dampak yang dikutip dari Environmental Resources
Limited (1984) oleh Soemarwoto (1989) adalah seperti berikut:

No
Langkah-Langkah Keterangan
.
1 Tentukan lingkungan yang akan dibuat Gunakan uraian proyek menurut lokasinya
modelnya. Uraikan karakteristik dan pelingkupan sebagai petunjuk;
lingkungan utama dan dampak yang akan tentukan data dasar minimum yang
diprakirakan akan muncul. diperlakukan; pilih metode yang sesuai

12
untuk mengumpulkan masing-masing jenis
data dasar.
Pemilihan metode dilakukan untuk
masing-masing dampak
a. Pilih seorang atau beberapa pakar
dan beri keterangan secukupnya
Pilih metode prakiraan yang sesuai;
tentang permasalahan yang ada
a. Metode informal
b. Pilih model yang ada
b. Metode prakiraan cepat,
2. c. Pilih model yang ada atau buat
c. Metode matematik,
model ad hoc
d. Metode fisik, atau
d. Pilih model fisik yang ada atau
e. Metode eksperimental.
buat model khusus
e. Pilih jenis model dan rancangan
eksperimen yang sesuai. Jika ada,
gunakan eksperimen baku.
a. Minat petunjuk pakar yang telah
diminta untuk melakukan
prakiraan,
b. Petunjuk terdapat dalam publikasi
PCP dan WHO 1982,
Kumpulkan data khusus yang diperlukan
3. c. Petunjuk data khusus yang
oleh masing-masing metode.
diperlukan terkandung dalam
persamaan model. Cari keterangan
tambahan dalam literatur,
d. Data yang diperlukan untuk
membuat model.
Pada metode informal, minta kepada pakar
untuk menerangkan dasar-dasar dari hasil
yang mereka peroleh (pengalaman,
4. Uji validitas metode persamaan dengan kejadian yang serupa,
model konsepsi, model matematik)
bandingkan hasil dengan observasi di
lapangan.

13
5. Sempurnakan model dan lakukan revalidasi Lakukan uji ulang.

Prakiraan dampak dengan melakukan


Gunakan metode untuk memprakirakan
6. ekstrapolasi hasil yang didapat dari model
dampak
dan observasi.
Uraikan arti hasil dalam konteks keadaan
lingkungan proyek; sebutkan limitasi hasil
7. Berinterpretasi pada prakiraan
karena penyederhanaan model
dibandingkan dengan keadaan aktual.
Sumber: Environmental Resources Limited, 1984 dalam Soemarwoto
(1989).

Oleh karena dampak yang diduga ini terjadi pada waktu mendatang maka
harus dipertimbangkan adanya ketidakpastian. Untuk menjamin presisi
pendugaan dampak dan menanggulangi ketidakpastian ini maka perlu
diketahui adanya kesesatan atau kesalahan yang berasal dari bebarapa sumber.
Sumber kesalahan dapat dimungkinkan berasal dari hal-hal berikut ini :

1) Type of One Error (Alpha Error)

Tipe alpha error adalah kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan
penarikan kesimpulan. Dari pendugaan terhadap dampak seluruh komponen
lingkungan yang telah dilakukan harus disimpulkan komponen apa saja yang
terkena dampak cukup besar. Pada saat penarikan kesimpulan bila terjadi
kesalahan, maka kesalahannya ini disebut Alpha Error.

2) Type of Two Error (Beta Error)

Tipe kesalahan ini terjadi pada saat menentukan hipotesis yang diajukan.
Dalam pemikiran pakar mengenai suatu komponen lingkungan tertentu pasti
telah ada hipotesis tentang dampak yang mungkin akan timbul. Dalam
memutuskan dampak yang sesuai dengan hipotesis, biasanya akan terjadi
kesalahan.

3) Type of S Error (Subject Error)

14
Kesalahan dalam pendugaan dampak tipe ini, disebabkan oleh karena tidak
baiknya dalam menentukan unit cuplikan. Dengan unit cuplikan yang salah
maka data dan informasi tentang kondisi lingkungan dan deskripsi tentang
rona lingkungan juga salah. Akibatnya dalam pendugaan dampak juga terjadi
kesalahaan. Misalnya dalam memprediksi dampak terhadap kualitas air laut
akibat kebocoran minyak dari depot di pantai, apabila sampel air yang diambil
hanya di bagian kedalam tertentu dan air permukaan justru tidak diambil
sampelnya, maka cara pengambilan sampel yang demikian menjadi sumber
kesalahan dalam menentukan dampak. Karena pada umumnya minyak berada
di permukaan air.

4) Type of G Error (Group Error)

Tipe kesalahan ini biasanya terjadi pada saat pendugaan dampak sosial
ekonomi. Pada hakekatnya pendapat suatu kelompok masyarakat sering
berbeda dengan pendapat individu. Apabila dilaksanakan pengamatan dalam
kelompok saja kemungkinan terjadi kesalahaan karena sifat-sifat individual
tidak diketahui, sementara itu bila diamati sifat dan persepsi sering sekali tidak
sesuai dengan persepsi berdasar kelompok. Oleh karenanya perlu didapatkan
informasi secara kelompok dan Informasi individual. Setelah data dan
informasinya dinilai telah memenuhi syarat kemudian baru dilakukan
prakiraan dampak.

5) Type of R Error (Replication Error)

Tipe kesalahan ini terjadi karena keterangan atau data yang diperoleh
berdasarkan pada pengamatan yang ulangan cuplikannya tidak memenuhi
syarat. Pada suatu Amdal hal ini sering terjadi karena metode penelitian secara
ilmiah diabaikan.

2.4 Langkah-Langkah dalam Pendugaan Dampak

Secara garis besar langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan


untuk aspek kimia, biologis, sosial ekonomi dan sosial budaya adalah sama.
Tetapi detail dari tiap-tiap langkah berbeda atau ada hal-hal yang khusus untuk
tiap aspek karena adanya ciri-ciri khusus yang dimiliki untuk tiap-tiap aspek.

15
Secara garis besar langkah-langkah dalam prakiraan dampak lingkungan
adalah:

1. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang diduga akan


terkena dampak. Hal yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah
dalam identifikasi komponen-komponen atau aspek lingkungan apa
yang akan terkena dampak dan aktivitas dari proyek mana yang akan
menimbulkan dampak dengan menggunakan berbagai metode.
2. Langkah kedua yaitu menghitung besaran dari dampak yang akan
terjadi, sehingga dapat disajikan secara kuantitatif atau kualitatif.
Dampak dapat disajikan dalam skala kecil maupun skala besar.
3. Langkah ketiga adalah evaluasi atau analisis serta pembahasan dari
dampak kelompok-kelompok yang akan menjadikan bentuk yang
mendekati pendugaan dampak lingkungan. Dalam langkah ini anggota
kelompok menggunakan ilmu pengetahuan yang ada dan keahlian
yang dimilikinya untuk melakukan evaluasi atau dampak komponen-
komponen.
4. Langkah terakhir adalah menyusun strategi-strategi yang akan
diusulkan untuk mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan
dampak positif serta rencana pemantauannya.
2.5 Hal-Hal Khusus dalam Pendugaan Dampak

a. Aspek Fisika dan Kimia

Hal-hal khusus yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi sumber, macam, dan bahan pencemar dari tiap aktivitas


usaha/kegiatan.

2. Mengidentifikasi sumber-sumber pencemar dari aktivitas usaha/kegiatan


lainnya yang telah mengeluarkan bahan pencemar dan jumlah yang sama
pula.

3. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan yang akan terkena


dampak bahan pencemar tersebut.

16
4. Mempelajari pola penyebaran dari bahan pencemar yang dikeluarkan oleh
aktivitas usaha/kegiatan; untuk itu perlu diketahui data meteorologi,
hidrologi, dan lainnya.

5. Membandingkan dan membahas hasil perhitungan dampak dengan baku


mutu yang berlaku.

6. Menghitung besarnya dampak dengan menggunakan berbagai model


matematika. Perlu dipertimbangkan bahwa tiap unsur atau paramater di
dalam mempunyai nilai akibat yang berbeda terhadap besarnya pencemar
yang diterima.

b. Aspek Biologis

Hal-hal khusus yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dampak terhadap spesies langka, spesies yang akan


punah, dan yang dilindungi undang-undang.

2. Mengidentifikasi pola pengelolaan yang dilakukan dan apabila mungkin


pola pengelolaan secara historis pada lingkungan buatan.

3. Mempelajari bentuk ekosistem, tipe-tipe vegetasi, dan suksesi alam yang


sedang terjadi, karena tiap kehidupan di alam selalu membentuk
masyarakat.

4. Mengidentifikasi timbulnya dampak tidak langsung. Dampak pada aspek


biologis banyak terjadi melalui dampak tidak langsung dari aktivitas
usaha/kegiatan disamping dampak langsung. Misalnya perubahan tata
guna tanah, perubahan pemukiman, perubahan mata pencaharian, dan lain
sebagainya.

5. Menghitung besarnya dampak dengan menggunakan berbagai model


matematika.

c. Aspek Sosial Ekonomi

Hal-hal khusus yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

17
1. Mengidentifikasi hal-hal yang merupakan masalah kritis dan sensitif bagi
masyarakat setempat dan hal-hal tersebut akan berbeda dengan tempat
lain. Maka haruslah diketahui hal-hal tersebut karena dampak yang akan
terjadi pada hal yang kritis dan sensitif akan selalu dinilai dampak besar.

2. Mengidentifikasi dan mengelompokkan komponen-komponen dalam


aspek ini dalam kategori baik, marginal, kritis, dan sensitif. Penilaian
dampak pada komponen yang berbeda keadaannya akan berbeda pula.

3. Mengidentifikasi dampak tidak langsung dengan cermat. Dampak tidak


langsung juga dapat besar pada aspek sosial ekonomi, baik yang datang
dari aspek fisik, biologi, maupun sosial budaya.

4. Mempelajari dampak yang terjadi secara berurutan. Misalnya


meningkatnya pendapatan akan menimbulkan peningkatan gizi makanan,
kemudian akan meningkatkan kesehatan dan juga meningkatkan
permintaan akan barang, pendidikan, dan jasa lainnya. Dampak pada satu
komponen sosial ekonomi juga akan menimbulkan dampak pada
hubungan antar manusia sehingga menimbulkan perpindahan mata
pencaharian, perpindahan tempat, pemukiman, mobilitas, dan lain
sebagainya.

5. Pada aspek ini belum banyak model matematika yang digunakan untuk
analisis mengenai dampak lingkungan. Apabila tidak memungkinkan
menyajikan data dalam bentuk kuantitatif, maka dapat pula disajikan
dalam bentuk kualitatif.

d. Aspek Sosial Budaya

Hal-hal khusus yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebudayaan.

2. Menentukan nilai-nilai yang mempunyai arti penting dari sudut penting


yaitu sudut lokal, nasional, dan internasional.

3. Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dari sudut ekologi, geologi, ilmu


pengetahuan, dan lainnya.

18
4. Nilai-nilai yang unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan, dan
lain sebagainya.

5. Ancaman pada nilai-nilai peninggalan tersebut biasanya karena


dihancurkan, rusak, kebanjiran atau tenggelam. Nilai-nilai tersebut perlu
dipertahankan.

6. Nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat yang tidak terlihat sering
terkena dampak pertama sebelum dampak lain terjadi, dan karena sulit
untuk melihat dan menduga sering anggota tim melupakan, misalnya adat
istiadat, kepercayaan, hubungan di dalam keluarga atau masyarakat dan
perilaku lainnya.

7. Apabila ada saran dalam pengendalian dampak negatif. Pada suatu


peninggalan yang mempunyai nilai budaya sebaiknya diberikan penilaian
mengenai besarnya biaya.

2.6 Penyajian Dampak Lingkungan

Penyajian dampak lingkungan adalah suatu penyajian,perkiraan,atau


perhitungan yang disajikan secara terbuka yang bertujuan untuk mengetahui
dampak apa saja yang dapat terjadi apabila dilakukan perubahan atau
pembangunan terhadap suatu lingkungan baik itu dampak positif dan dampak
negatif. Hal ini dilakukan agar ketika dilakukannya sebuah perubahan
terhadap suatu lingkungan dapat dikaji terlebih dahulu dampak apa saja yang
akan terjadi,berikut beberapa hal yang harus di perhatikan dari beberapa
penyajian dampak lingkungan :

 Dampak Tiap Komponen Lingkungan

Dampak tiap komponen kehidupan dapat menjadi hal yang harus di


perhatikan dalam melakukan pembangunan atau perubahan terhadap suatu
lingkungan hal ini harus dilakukan agar kita dapat mengetahui secara
detail apa dampaknya terhadap komponen-komponen lingkungan

 Membuat Pembahasan Dampak Lingkungan

19
Dibuat secara komprehensif dari dampak setiap komponen,sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih komprehensif,mengingat adanya
dampak langsung dan tidak langsung dan hubungan yang tak terpisahkan
antara komponen-komponen lingkungan(Suratmo2004).

 Memisahkan dampak yang terjadi dalam perbedaan karun waktu yang


dapat di bagi ke dalam:
1. Dampak sementara
2. Dampak yang terjadi pada periode waktu yang panjang
3. Dampak yang terjadi pada periode waktu yang panjang
 Dampak yang penting untuk di bahas khusus adalah dampak yang
menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat kembali atau
irrefesible impact.Dampak kepada komponen atau lingkungan yang tidak
dapat pulih kembali di masa depan merupakan dampak yang sangat
penting untuk di pertimbangkan dalam memberikan izin pada proyek
tersebut.
 Sering pula disajikan khusus mengenai dampak negative yang tidak dapat
dihindari sekalipun akan diusahakan cara untuk mengurangi besarnya
dampak (Suratmo,2004).

BAB III

20
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, hal yang dapat disimpulkan mengenai paper tentang
Prakiraan Dampak Lingkungan adalah :
1. Prakiraan dampak lingkungan adalah suatu proses untuk menduga atau
memperkirakan respon atau perubahan suatu parameter lingkungan
tertentu akibat adanya kegiatan tertentu, pada perspektif ruang dan
waktu tertentu.
2. Dampak lingkungan sendiri merupakan selisih antara keadaan
lingkungan tanpa proyek dengan lingkungan denga proyek. Besar
perubahan yang timbul pada setiap komponen lingkungan dapat
diprakirakan dengan menggunakan metode prakiraan dampak secara
formal dan metode prakiraan secra non-formal.
3. Langkah-langkah dalam pendugaan dampak lingkungan untuk aspek
kimia, biologis, sosial ekonomi dan sosial budaya secara umum adalah
sama. Tetapi detail dari tiap-tiap langkah berbeda atau ada hal-hal
yang khusus untuk tiap aspek karena adanya ciri-ciri khusus yang
dimiliki untuk tiap-tiap aspek.
4. Terdapat 4 aspek dalam hal-hal khusus untuk pendugaan dampak
limgkungan. Aspek tersebut yaitu, aspek fisika dan kimia, aspek
biologi, aspek sosial ekonomi dan aspek sosial budaya.
5. Penyajian dampak lingkungan adalah suatu penyajian,perkiraan,atau
perhitungan yang disajikan secara terbuka yang bertujuan untuk
mengetahui dampak apa saja yang dapat terjadi apabila dilakukan
perubahan atau pembangunan terhadap suatu lingkungan baik itu
dampak positif dan dampak negatif.

3.2 Saran
Dalam suatu pembangunan (proyek) hendaknya pemrakarsa (pemilik
proyek) hendaknya memprakirakan dampak negatif maupun dampak positif
yang mungkin akan terjadi di masa yang akan mendatang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkugan Hidup

Finsterbusch, K. & Wolf. 1977. Methodology of Social Impact Assesssment.


Pennsylvania: Hutchingon & Ross Ine.

Miller, G.Y. 2000. Living in the environmen, Principles, Connection & Solution.
9th Edition. California: Wadsworth Publishing Company.

Rau J.G. & Wooten, D. C. 1980. Environmental Impact Analysis Handbaok. New
York: . Me.Graw-Hill Book Company.

Rizal. Reda. 2016. Studi Kelayakan Lingkungan (AMDAL,UKL-UPL dan SPPL)


Buku Ajar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan
Nasional”Veteran”- Jakarta

Soemarwato, O. 2003, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Suratmo, FG. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

22

Anda mungkin juga menyukai